Anda di halaman 1dari 28

Penulis : Nanang Wahyudi A.H.

[1]
I. PendahuIuan
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun
sebuah peradaban, khususnya peradaban yang slami. Bahkan, ayat
pertama[2] diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan.
Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan slam dan membangun
peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai
dari sebuah rumah kecil "Darul Arqom sampai membentang ke seberang
benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia
di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah
peradaban yang membanggakan bagi umat slam, Madinah Al Munawarah.
Sejarahpun mencatat banyak Negara yang memperkokoh bangsanya
ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan dengan upaya membangun
pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir sebuah generasi yang
diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu
pengaruh kuat terhadap kemajuan atau kegemilangan sebuah peradaban.
Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan
hangat bagi para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin
disadari pentingnya dalam melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa
disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima teori ilmiah empiris
sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka disadari atau tidak
berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisis dalam Al
Qur'an dan Sunnah[3]. Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus
dapat diamati oleh panca indera. Sebuah teori yang belum bisa dibuktikan
secara empiris tidak bisa dijadikan dasar dalam menyusun sebuah teori
termasuk didalamnya teori pendidikan. Padahal, Al Qur'an yang diwahyukan
melalui Nabi Muhammad SAW, dari masa ke masa selalu berkembang
pembuktian terhadap mukjizat lmiahnya, mulai dari masa lampau sampai
masa yang akan datang. Menyesuaikan dengan kemampuan manusia dalam
membaca mukjizat tersebut[4]. Dalam Surat Al-An'am ayat 38:
. Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, Kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan."
Ditegaskan juga dalam ayat lain, yaitu surat An Nahl ayat 89
. kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri."
&ntuk itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar bagi para
muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut Al Qur'an dan Al
Sunnah. Konsep dasar yang perlu untuk dikaji berawal dari definisi atau
pengertian pendidikan yang disandarkan pada Al Qur'an dan As Sunnah[5].
II. Pengertian Pendidikan daIam Pandangan AIQur'an dan As Sunnah
Sangat penting jika di awal kita memastikan pengertian pendidikan yang
didasarkan pada Al Qur'an dan As Sunnah. Karena berangkat dari
pengertian inilah akan menjadikan pondasi yang akan menyangkut konsep
bangunan pendidikan itu sendiri. stilahpun akan memberikan pemahaman
yang utuh, mengingat istilah tidaklah bebas nilai akan tetapi sarat akan nilai-
nilai yang mengikutinya[6]. Dalam hal pendidikan, bersandar pada Al Qur'an
dan Hadith dikenal beberapa istilah yang dianggap mewakili pengertian
tersebut. Hal ini disebabkan istilah pendidikan tidak disebutkan secara
langsung dalam Al Qur'an dan Al Hadith[7]. Sebenarnya, banyak istilah yang
dianggap mendekati makna pendidikan, diantaranya Al Tansyi'ah, al Islah, Al
Ta'dib atau al Adab, Al Tahzib, Al Tahir, Al Tazkiyyah, Al Ta'lim, Al Siyasah,
Al Nash wa Al Irsyad dan al Akhlaq[8] bahkan sumber lain menambahkan
dengan istilah at Tabyin dan at Tadris[9]. Namun, dalam persidangan dunia
pertama mengenai pendidikan islam pada tahun 1977, menegaskan bahwa
pendidikan didefinisikan sebagai Al Tarbiyah, Al Ta'lim dan Al Ta'dib secara
bersama-sama[10].
.1
Tarbiyah
Konsep tarbiyyah ( ) merupakan salah satu konsep pendidikan slam yang
penting. Perkataan tarbiyyah" berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari fi'il
(kata kerja) seperti berikut :
a. #abba, yarbu yang berarti tumbuh, bertambah, berkembang.
b. #abbi, yarba yang berarti tumbuh menjadi lebih besar, menjadi lebih
dewasa
.. #abba, yarubbu yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus dan
mendidik[11], menguasai dan memimpin, menjaga dan memelihara[12]
Melalui pengertian tersebut, konsep tarbiyyah merupakan proses mendidik
manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang
lebih sempurna. a bukan saja dilihat proses mendidik saja tetapi
merangkumi proses mengurus dan mengatur supaya perjalanan kehidupan
berjalan dengan lancar[13].
Berdasarkan penafsiran pada surat Al Fatihah ayat 2,
"Segala puji bagi Allah, #abb[14] semesta alam" .
Terdapat penafsiran terhadap ayat tersebut yaitu Allah itu Pendidik
semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-
Nya. Allah mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai
pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan
senjata kepada makhluk itu guna kesempurnaan hidupnya masing-
masing.[15]
Selain daripada Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi
pendidik berdasarkan firman Allah[16]:
an rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan u.apkanlah: ahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah
mendidik Aku waktu ke.il".
Walaupun ayat ini dalam beberapa tafsir banyak menitikberatkan
pembahasan pada kewajiban anak terhadap orang tua, namun kata "Rabba
yang diartikan mendidik memberikan pembentukan istilah darinya yaitu
tarbiyyah yang berarti diartikan sebagai pendidikan.
Kata Al #abb juga berasal dari kata tarbiyyah yang berarti mengantarkan
sesuatu kepada kesempurnaan dengan bertahap atau membuat sesuatu
untuk mencapai kesempurnaannya secara bertahap[17].
Didalam Al Qur'an, kata rabba diartikan mengasuh seperti pada surat Al
Syu'ara, ayat 18
ir'aun menjawab: ukankah kami Telah mengasuhmu di
antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan
kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu."


kan proses tarbiyah terhadap Nabi, sehingga ungkapan tersebut lebih
menegaskan pada proses pengasuhan atau membesarkan.
Penggunaan kata tarbiyah, secara bahasa juga banyak digunakan oleh
masyarakat Arab untuk makhluk hidup selain manusia (hewan dan
tumbuhan) yang membawa maksud memelihara, memelihara dan
menernak[20].
Al Jauhari mengatakan bahwa tarbiyah dan beberapa bentuk lainnya
secara makna memiliki arti memberi makan, memelihara; yakni dari akar
kata ghadza atau ghadzw yang mengacu kepada segala sesuatu yang
tumbuh seperti anak-anak, tanaman dan sebagainya.
Tentu saja dari makna tersebut dan didasarkan pada penjelasan lainnya
memberikan pengertian bahwa istilah tersebut mencakup pada segala hal
yang bisa ditumbuhkan, dipelihara dan dikembangkan tidak hanya terbatas
pada manusia, padahal seperti yang telah ditunjukkan Al Attas bahwa
pendidikan dalam arti slam adalah sesuatu yang khusus untuk manusia.
Menurut Al Attas, secara semantik istilah tarbiyah tidak tepat dan tidak
memadai untuk membawakan konsep pendidikan dalam pengertian slam,
sebagaimana dipaparkan[21] :
1. stilah tarbiyah yang dipahami dalam pengertian pendidikan
sebagaimana dipergunakan di masa kini tidak bisa ditemukan dalam
leksikon-leksikon bahasa Arab besar.
2. Tarbiyah dipandang sebagai pendidikan, dikembangkan dari
penggunaan Al Qur'an dengan istilah raba dan rabba yang berarti
sama, tidak secara alami mengandung unsur-unsur esensial
pengetahuan, intelegensi dan kebajikan yang pada hakikatnya
merupakan unsur-unsur pendidikan yang sebenarnya.
3. Jika sekiranya dikatakan bahwa suatu makna yang berhubungan dengan
pengetahuan disusupkan ke dalam konsep rabba, maka makna
tersebut mengacu pada pemilikan pengetahuan dan bukan
penanamannya.
Dari beberapa penjelasan tersebut proses tarbiyah tidak mencakup
langsung keterlibatan ilmu sebagai aspek penting dalam pendidikan.
Tarbiyyah lebih menekankan pada proses memberikan kasih sayang.
Walaupun tentu saja proses pengasuhan dan kasih sayang merupakan
bagian yang sangat penting dalam pendidikan.
Tarbiyyah sebagai proses pengembangan (penumbuhan) diri sebagai
pengembangan potensipun sangat diperlukan dalam proses pendidikan
meskipun bersifat materi. Keahlian dan ketangkasan fisik sangat diperlukan
disesuaikan untuk mengoptimalkan potensi masing-masing yang dididik,
apalagi untuk menghadapi kondisi kehidupan modern yang semakin
kompleks, namun setidaknya hal tersebut tidak mempersempit atau
mengaburkan dari proses atau konsep utama pendidikan dalam islam itu
sendiri.
Firman Allah,
" Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi ..

Ta'Iim
Perkataan ta'lim ( ) pula dipetik dari kata dasar 'allama (( =, yu'allimu ( - )
dan ta'lim (-)
Dalam surat Al Jum'ah ayat 2,
ia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
#asul di antara mereka, yang memba.akan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensu.ikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata"
Dalam surat yang diturunkan di Madinah tersebut menggunakan
yu'allimu, yang merupakan salah satu kata dasar yang membentuk istilah
ta'lim. Yu'allimu diartikan dengan mengajarkan, untuk itu istilah ta'lim
diterjemahkan dengan pengajaran (instru.tion)[22].
Dari ayat tersebut juga bisa dimaknai bahwa Rasulullah juga seorang
mu'allim[23], hal ini memperkuat sungguh dari beliau adanya
keteladanan[24], termasuk bagaimana seharusnya menjadi seorang
muallim[25]. Bahkan hal tersebut merupakan nikmat Allah bagi orang-orang
mukmin, sebagaimana firmanNya[26],
Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang
yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang
#asul dari golongan mereka sendiri, yang memba.akan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka,
dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan
Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata".
Dalam surat yang lain[27], Allah berfirman,
Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu #asul diantara kamu
yang memba.akan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensu.ikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."
Dari 2 ayat tersebut juga didapatkan penggunaan yu'allimu yang diartikan
mengajarkan dan membentuk kata ta'lim yang berarti bisa diartikan sebagai
pengajaran.
'. padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya
syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat[78] di negeri abil yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan: Sesungguhnya kami Hanya .obaan (bagimu), sebab
itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua
malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat men.eraikan
antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. dan mereka itu (ahli
sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun,
ke.uali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
emi, Sesungguhnya mereka Telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir, kalau mereka Mengetahui."
Diriwayatkan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi SAW beberapa
kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan mengenai isi
Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu mereka
menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan terhadap
mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang ini lebih mengetahui
daripada kita tentang apa yang diturunkan kepada kita. Di antara masalah
yang ditanyakan kepada Nabi SAW ialah tentang sihir[28].
Allah SWT. berfirman[29],
'Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu #asul diantara
kamu yang memba.akan ayat-ayat kami kepada kamu dan
mensu.ikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui."
Allah SWT. berfirman[30],
Yang Telah mengajarkan Al Quran".
Allah SWT. berfirman[31],
an kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan
bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain
hanyalah pelajaran dan Kitab yang memberi penerangan."
Allah SWT. berfirman[32],
.. Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang
mengajarkan sihir kepadamu Maka kamu nanti pasti benar-benar
akan mengetahui (akibat perbuatanmu); Sesungguhnya Aku
akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan
Aku akan menyalibmu semuanya".
Allah SWT. berfirman[33],
".. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan
sihir kepadamu sekalian. . ".
Allah SWT. berfirman[34],
Musa erkata kepada Khidhr: olehkah Aku mengikutimu
supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara
ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?"
Allah SWT. berfirman[35],
"Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan
kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku
sebahagian ta'bir mimpi. .
Allah SWT. berfirman[36],
"Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah
mereka, Maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan
mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu Hanya suatu
keinginan pada diri Ya'qub yang Telah ditetapkannya. dan
Sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, Karena kami Telah
mengajarkan kepadanya. akan tetapi kebanyakan manusia tiada
Mengetahui.
Allah SWT. berfirman[37],
". dan (juga karena) Allah Telah menurunkan Kitab dan hikmah
kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Allah SWT. berfirman[38],
".. akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya.
Allah SWT. berfirman[39],
"Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, hikmah, Taurat
dan njil.
Al Kitab pada ayat tersebut ada yang menafsirkan dengan
pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-
kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan njil[40].
Allah SWT. berfirman[41],
.. Kemudian apabila kamu Telah aman, Maka sebutlah Allah
(shalatlah), sebagaimana Allah Telah mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui."
Allah SWT. berfirman[42],
. an dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
. Mereka menjawab: Maha Su.i Engkau, tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada
Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi
Maha ijaksana."
Dari dua ayat tersebut, M. Tholib memberikan pengertian bahwa ketika
malaikat enggan mematuhi perintah Allah SWT untuk bersujud kepada
Adam dengan alasan mereka merupakan makhluk yang baik[43], sedangkan
manusia merupakan makhluk yang masih dipertanyakan kebaikannya, maka
Allah SWT memberikan keistimewaan kepada Adam dengan
memberitahukan nama-nama benda yang terdapat dihadapan Adam.
Setelah itu Allah SWT memperlihatkan benda-benda tersebut kepada para
Malaikat agar mereka menyebutkan nama-namanya, ternyata Malaikat tidak
dapat menyebutnya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak tahu nama-
namanya walaupun mereka melihat benda-benda tersebut, sebab mereka
tidak diberitahu oleh Allah SWT nama-nama benda itu. Para Malaikat
dengan jujur menjawab bahwa mereka tidak tahu, mereka pun menjelaskan
alasannya yaitu belum diberitahu oleh Allah SWT. Adam as kemudian
diperintahkan oleh Allah SWT menyebutkan nama-nama benda yang telah
Allah SWT beritahukan dihadapan para Malaikat, para Malaikat menyadari
kekurangannya dihadapan Adam as dan disaksikan oleh Allah SWT.
Selanjutnya Thalib mengatakan bahwa Ta'lim memiliki arti
memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu[44].
Allah SWT. berfirman[45],
" Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau,
dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah
(As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
Allah SWT. berfirman[46],
"Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan
yang akan diberikan kepadamu melainkan Aku Telah dapat
menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai
kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang
diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. .
Allah SWT. berfirman[47],
"Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?. Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan
(buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang Telah kamu ajar
dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa
yang Telah diajarkan Allah kepadamu([399]. Maka makanlah dari
apa yang ditangkapnya untukmu[400], dan sebutlah nama Allah atas
binatang buas itu (waktu melepaskannya)[401]. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.
Sedangkan penggunaan 'allama () juga didapatkan pada
hadith[49], Rasulullah bersabda,
arang siapa yang mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh
pahala orang yang mengamalkannya"
Dalam hadith lain[50], Rasulullah bersabda,
"Diantara amal dan kebaikan yang menyusul seseorang sesudah
matinya adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarluaskan, .
Sa'ad bin Abu Waqqash r.a berkata:
- = -' _ - -' . ~ , ' ~ ' - ~ ` - ' -
+ ~ - ' ~ ~ -' ~ ~'
Kami mengajar anak-anak kami riwayat hidup #asulullah
SA . Seperti kami mengajarkan satu surat dari Al Qur'an "
Kata dasar yuallimu terdapat di beberapa firman Allah SWT.[51] Yaitu
an emikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi
Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir
mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu
dan kepada keluarga Ya'qub, ."
stilah Mu'allim atau pengajar yang berarti orang yang melakukan
pengajaran, juga di munculkan dalam hadith[52], Nabi Muhammad SAW.
bersabda,
~`' '~ -' _-'~ '-' -' ='= '~='
~'`' .'`~' , _-'-' -'-=' , + -' ='~
' -' ~
Ajarkanlah mereka untuk ta'at kepada Allah dan takut berbuat
maksiat kepada Allah serta suruhlah anak-anak kamu untuk
menaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan.
Karena itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka "
Dalam hal ini ungkapan (~=') diberikan kepada orang tua yang berlaku
sebagai mu'allim sedangkan pelajarnya (muta'allim) atau yang diajari adalah
anak-anaknya.
&mar ibn Khatab[53] berkata:
.-=' _= '`- ' -~ ='-' -'~' ~`' '~=
'`
"Ajarkanlah memanah dan berenang kepada anak-anak kamu,
dan suruhlah mereka melompat keatas kuda dengan sekali
lompatan"
Rasulullah bersabda[54],
' ' - ' '-= - '~- '-~=~~ .=~ ~
-' .-~ _ ~-'=~'
"arang siapa masuk masjid kami ini untuk tujuan
mengajarkan kebaikan atau untuk belajar, maka dia
bagaikan orang berperang di jalan Allah"
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda[55],
_' -' _ `' '--~' _ -' -~ - .= ~ '~
'--~' _ -' -~ - -=' .-' - -=' _
Tidaklah seseorang mengajarkan Al Qur'an kepada anaknya
di dunia ke.uali ayahnya pada hari kiamat dipakaikan mahkota
surga. Ahli surgamengenalinya dikarenakan dia mengajari
anaknya Al Qur'an di dunia"
Dalam hadith lain, Rasulullah bersabda
- ~ - ~ -' .`~ ' - -' ~
'~ . _ =- _-- '~~ ~=~ -'= .`~ '
elajarlah Al Qur'an, lalu ba.alah. Sesungguhnya perumpamaan Al
Qur'an bagi orang yang mempelajari, memba.a dan beribadah
malam dengannya bagaikan tempat yang dipenuhi minyak kesturi
yang semerbak bau harumnya di setiap tempat"
Juga sabda beliau[56],
~ = -' ~ -=
Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan
mengajarkannya"
Dalam hadith ini secara lengkap disebutkan &ngkapan ta'alim ( ),
sedangkan ilmu yang dipelajari adalah Al Qur'an serta disebutkan pihak
yang mengajarkannya.
Kemudian, kepada sahabat Rasulullah bersabda[57]
-' -' ~ - -' - ~ - _ _~=' '~
+-~= --~' +-= - `' +-- -~'~-
-' -~ -`~' + -= ~=' -~-= ~-
Sekelompok masyarakat tidak berkumpul di masjid
mempelajari kitab Allah dan bertadarrus diantara mereka,
ke.uali turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi
rakhmat, dikerumuni malaikat dan Allah membanggakan
mereka kepada makhluk hidup disisinya"
Ta'lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan
kognitif semata-mata[58]. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta'lim
hanya mengedepankan proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar
(mu'alim) dan yang diajar (muta'alim). Misalnya pada surat Yusuf, ayat 6,
berarti ilmu pengetahuan yang dimaksud, diajarkan atau dialihkan kepada
Nabi adalah tabir mimpi. Sedangkan pada surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang
dimaksud adalah ilmu berburu.
Ta'lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu menjadi tahu[59].
Dari perkataan Sa'ad bin Waqash, memberi makna anak-anak yang tidak
tahu tentang riwayat Rasulullah, diajarkan sehingga menjadi tahu[60].
Namun, istilah ta'lim dari beberapa ayat diatas menunjukkan bahwa ilmu
yang bisa untuk dialihkan meliputi semua ilmu termasuk diantaranya sihir.
Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan
pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian slam tentu saja harus
mengarah pada manusia yang lebih baik, sesuai peran dan fungsinya
didunia ini menurut Al Qur'an dan As Sunnah.
.3
-~

Ta'dib
Ta'dib ( ) berasal dari kata addaba (- ~), yuaddibu (- ~-) dan ta'dib
(-~).
Ta'dib sebagai istilah yang paling mewakili dari makna pendidikan
berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadith dikemukakan oleh Syed Naquib Al
Attas[61]. Al Attas memaknai pendidikan dari hadith,
_ - ~ ~= ' _ _ - ~
"Tuhanku (Allah) telah mendidikku dengan pendidikan yang terbaik
Addaba ( - ~) diterjemahkan oleh Al Attas sebagai mendidik, yang
menurut bnu Manzhur merupakan padanan kata allama dan oleh Azzat
dikatakan sebagai cara Tuhan mengajar Nabi-Nya sehingga Al Attas
mengatakan bahwa mashdar addaba (yakni ta'dib) mendapatkan rekanan
konseptualnya di dalam istilah ta'lim.
Selanjutnya Al Attas menyampaikan[62],
Dalam pendefinisian kita tentang 'makna', kita katakan bahwa 'makna'
adalah pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuat sistem.
Karena pengetahuan terdiri dari sampainya, baik dalam arti hushul dan
wushul, makna di dalam dan oleh jiwa, maka kita definisikan
'pengetahuan' sebagai pengenalan tempat-tempat yang tepat dari
segala sesuatu di dalam penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini
membawa kepada pengenalan tentang tempat yang tepat dari Tuhan
dalam tatanan wujud dan keperiadaan. Agar pengetahuan bisa
dijadikan 'pengetahuan', kita masukkan unsur dasar pengakuan di
dalam pengenalan, dan kita definisikan kandungan pendidikan ini
sebagai pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari
segala sesuatu di dalam keteraturan penciptaan sedemikian rupa,
sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepriadaan.
Kemudian kita definisikan pendidikan, termasuk pula proses
pendidikan, sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan dalam manusia tentang tempat-tempat
yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan.
Hadith tersebut memperjelas bahwa sumber utama pendidikan adalah
Allah. Sehingga pendidikan yang beliau peroleh adalah sebaik-baik
pendidikan. Dengan demikian dalam pendangan filsafat pendidikan slam.
Rasulullah merupakan pendidik utama yang harus dijadikan teladan[63].
Dalam hadith lain, Prof. Abdullah Nasih &lwan[64], mengambil hadith
yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali r.a. untuk menjadi dasar penting
terhadap pendidikan Al Qur'an untuk anak, bahwa Rasulullah bersabda:
, .' - = ` ` _ = ~ ` ' ~ : - . = - - = ,
-' ` . - -' = . = _ -' ' ~ =
- - -- - - - _ ~ = ` . = `
idiklah[65] anak-anakmu dalam tiga hal: men.intai Nabimu,
men.intai keluarga nabi, dan memba.a Al Qur'an. Maka
sesungguhnya yang memba.a Al Qur'an berada dalam naungan
Nya, bersama para Nabi dan orang-orang Su.i"
Sebenarnya istilah ta'dib sudah sering digunakan oleh masyarakat arab
pada jaman dahulu dalam hal pelaksanaan proses pendidikan. Perkataan
adab dalam tradisi arab dikaitkan dengan kemuliaan dan ketinggian pribadi
seseorang[66].
Dalam hadit lain[67], Rasulullah bersabda:
+'~' '-~=' ~`' ' ~
idiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baik"
-~ -=' -- ~`' '~=
Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan didiklah mereka"
_'- ~-- ' ~ -= -~ .=' - ~- `
Seorang yang mendidik anaknya itu lebih baik daripada
bersedekah satu sha"
'~' '-~=' ~`' '~' +
Muliakan anak-anak kalian dengan adab yang baik"
~~' ~=- ~' ~=- ~'' _= ~' = ~
iantara yang menjadi hak seorang anak atas orang tuanya adalah
memperbagus adabnya dan menamakannya dengan nama yang baik"
~ .-' '~ ~' .=- '~ ~= -~'
Tidak ada suatu pemberian yang lebih utama yang diberikan
oleh seorang ayah kepada anaknya, ke.uali adab yang baik"
_'~' - -= - `' , ,~`' -= ='~- _ ~~-
- ~ --~ ~ _ '~' , = .= --~ _~ _ '~'
~' , `-' _= -- -~ ~= _ '~'
-' , -' = -~ ~= ~ _ '~' , -~- ~= `
==- =~ = = ~ ~ .' , ~ -' ~='
=`' _ '+'~= '--~' _ =-
Seorang anak diselamati pada hari ketujuh dari kelahirannya,
diberi nama dan dihilangkan penyakitnya (di.ukur rambutnya).
Jika sudah menginjak usia enam tahun, maka ia diberi
pendidikan. Jika sudah menginjak usia sembilan tahun, maka
ia dipisahkan tempat tidurnya. Jika sudah menginjak usia
tigabelas tahun maka ia harus dipukul bila tidak mau
mengerjakan sholat dan puasa. an jika telah menginjak
enambelas tahun, maka ayahnya boleh mengawinkan, lalu
memegang anaknya itu dengan tangannya dan berkata
padanya:'Aku telah mendidikmu, mengajarmu dan
mengawinkanmu'. Aku berlindung kepada Allah dari fitnah
(yang disebabkan ulah)mu di dunia dan dari adzab yang
(disebabkan) fitnah itu di akhirat"
.
Dalam persidangan kedua tentang pendidikan slam di slamabad, Al Attas
menegaskan konsep ta'dib dalam pendidikan dengan mengemukakan
gagasan, yaitu:
"Ta'dib already includes within its conceptual structure the element of
knowledge, instruction (ta'lim), and good breeding (tarbiyyah) so that
there is no need to refer to the concept of education in the slam as
tarbiyyah-ta'lim-ta'dib all together. Ta'dib is then the precise and
correct term to denote education in the slamic sense[68]
Hal tersebut untuk memberikan penekanan terhadap konsep yang telah
ditetapkan pada sidang sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya
kesatuan antara ta'lim, tarbiyah dan ta'dib. Padahal menurut pendapat beliau
bahwa ta'dib sudah meliputi tarbiyyah dan ta'lim. Sehingga tidak dibutuhkan
penyatuan atau penggunaan konsep ketiganya secara bersamaan.
Konsep ta'dib dalam pendidikan menjadi sangat penting diketengahkan,
mengingat semakin terlihatnya gejala keruntuhan akhlak di kalangan umat
slam bukan dikarenakan mereka tidak mempunyai ilmu pengetahuan , tetapi
karena mereka telah kehilangan adab[69]. Tindak kejahatan, korupsi,
penyalahgunaan kekuasaan, pembunuhan dan hal lain justru banyak
dilakukan oleh pihak-pihak yang mengenyam proses pendidikan. Proses
bertambahnya ilmu pengetahuan seakan-akan tidak berbanding lurus
bahkan tidak berhubungan dengan peningkatan akhlak yang mulia atau
keimanan para mudarist.
Dari hadist tersebut juga ditekankan akan kewajiban dan hal yang utama
bagi orangtua untuk memberikan pendidikan yang baik dan menjadi hak
setiap anak untuk mendapatkannya. Disebutkan pula bahwa hak untuk
mendapatkan pendidikan diperoleh sejak usia dini sampai menikahkannya.
Dr. Abdullah Nashih &lwan memberikan penjelasan terhadap hadits-
hadits tersebut bahwa[70]:
"para pendidik terutama ayah dan ibu, mempunyai tanggung jawab besar
dalam mendidik anak dengan kebaikan dan dasar-dasar moral. Mereka
bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak sejak kecil untuk berlaku
benar, dapat dipercaya, istiqomah, .
Selanjutnya dalam bukunya tersebut beliau menjelaskan tentang perilaku-
perilaku dan penyimpangan tercela yang harus dihindarkan oleh anak
sebagai subjek didik.
. Penutup
Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasar pada Al Qur'an dan As
Sunnah yang tepat akan menjadi sangat penting, karena akan
mempengaruhi konsep pendidikan khususnya pendidikan dalam pengertian
slam. Pengertian pendidikan akan mendasari tujuan, metode sampai pada
kurikulum pendidikan itu sendiri.
Mengadopsi seluruh istilah atau menggabungkannya sebagai upaya
untuk mengakomodasi saja tidaklah cukup, mengingat strukturnya dan
penekanannya akan berbeda. Apabila ta'dib adalah istilah yang paling
mewakili pendidikan dalam islam, maka adab akan menjadi stressing dalam
pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya pada pendidikan agama saja.
Walaupun demikian tarbiyyah dan ta'lim merupakan istilah yang memilki
kaitan erat langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan
diri dan pengajaran adalah bagian penting dalam pendidikan untuk mencapai
tujuan manusia sebagai hamba Allah.

,19,7!:89,,
Abdullah, Abdurrahman Saleh, DR. 2007. Educational Theory a Quranic
Outlook, Terj. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Abu Arrad, Saleh Ali. 2007. Attarbiyyat al-Islamiyyat. al-Mustalah wa al-
Mafhum. http:\saaid.net/Doat/arrad/17.htm. |23 March 2007|.
Abu Halim Tamuri. 2006. Pengajaran dan Pembelajaran yang Berkesan. Buku
Panduan Kursus Peningkatan Kurikulum Pendidikan Syariah Islamiah
2006. Hlmn. 34-35. Putrajaya: Bahagian Kurikulum Pendidikan Islam
dan Moral, KPM.
Al Attas, Syed Muhammad Naquib, 1980, The Concept of Education in Islam. A
Framework an Islamic Philosophy of Education. Kuala Lumpur: ISTAC.
Al Attas, Syed Muhammad Naquib, 1977, Aims and Obfectives of Islamic
Education: Jeddah: King Abdul Aziz University.
Al-Maliki, M Alawi, ProI. DR. 2002. Prinsip-prinsip Pendidikan Rasulullah.
Jakarta: Gema Insani Press.
El-Muhammady, Abdul Halim. 1986. Peranan Guru dalam Pendidikan Islam.
Jurnal Pendidikan Islam 1 (4): 1-8.
Hammam, Hasan bin Ahmad Hasan, 2007. Perilaku Nabi SAW Terhadap Anak-
anak. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Jalaluddin, ProI, 2001, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja GraIindo Persada
Thalib, M, Drs. 1996. Pendidikan Islam Metode 30 T. Bandung: Irsyad Baitus
Salam.
Ulwan, Abdullah Nashih, ProI. 2002. Tarbiyatul Aulad fil Islam. Terf. Drs.
Jamaludin Miri, Lc. Jakarta: Pustaka Amani.
Wahyudi, M Jindar. 2006. Nalar Pendidikan Qurani. Yogyakarta: Apeiron
Philotes.
Wan Mohd Nor Wan Daud. 1998. The Educational Philosophy and Practice of
Syed Muhammad Naquib Al-Attas. An Exposition of The Original
Concept of Islami:ation. Kuala Lumpur: ISTAC.

|1| Disampaikan untuk memenuhi tugas kuliah studi Al Qur'an, Magister
studi slam &MS
|2| Surat Al Alaq ayat 1
[3] Abdullah, Abdurrahman Saleh,Educational .,21
[4] Al-Qattan, diambil dari http://layananquran..om/plq/index.php
|5| Konsep dasar pemahaman terhadap pengertian pendidikan akan
berpengaruh terhadap tujuan,materi,metode dan konsep kelanjutannya
baik pelaksanaan dan evaluasi yang mungkin belum dibahas lebih jauh di
makalah ini
[6] Zarkazy,Hamid Fahmi, disampaikan dalalm pelatihan pemikiran dan
peradaban islam yang diselenggarakan oleh RM Jawa Timur,2006
|7| Dr. Saleh bin Ali Abu Arrad, 2007,Al Tarbiyyat Al slamiyat:Al Mustalah
wa Al Mahfum
|8| Arifien, Mohd Zainul disampaikan dalam makalahnya yang bertajuk:
konsep ta'dib dalam pendidikan islam,2
|9| Wahyudi,Jindar M,2006,Nalar Pendidikan slami,52
|10| Syed Muhammad Naquib Al Attas,1977,Aims and Objectif in islamic
education
[11] bn Manzur, isan al-Arab, Dar al-Misriyah, Mesir, hlm.145
|12| Wahyudi,Jindar M,2006,Nalar Pendidikan slami,52
[13] Ahmad, ABH,Sejarah pendidikan Rasulullah .,8
[14] Rabb berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan
Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali
kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin
(semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai
jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-
tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua
alam-alam itu
|15| Tafsir DEPAG R, diambil dari soft Al Qur'an "Al Bayan
[16] QS. al-Isra' ayat 24
|17| Al Raghib,al sfahani, mu'jam al mufradat...,189
|18| Syed Naquib Al Attas, Konsep Pendidikan .,1980
|19| Disampaikan pula bahwa "Apabila Tuhanlah yang menciptakan,
memelihara, menjaga, memberi, mengurus dan memiliki tindakan-
tindakan yang menyebabkan Tuhan sebagai ar-Rabb
[20] Hasan Langgulung,1987
[21] Al Attas, Konsep Pendidikan, 1980, hal. 65
[22] Kata At Ta'lim merupakan isim masdar dari kata kerja ya'lamu-ta'lamu
yang berarti mengajar, sesuai kamus Al Munawwir:Arab ndonesia,154
[23] Ad Duweisy,Muhammad Abdullah,Al Mudarris wa muharat Al
Tawjih,terj:Menjadi guru yang sukses dan berpengaruh,2005,hal18.
[24] QS. Al Ahzab, ayat 21
[25] Seorang sahabat, Muawiyah bin Al Hakam As Sulami
r.a,mengungkapkan "Aku korbankan bapak dan ibuku untuknya, aku tidak
melihat seorang guru sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik
pengajarannya dari dia
[26] QS. Al mran, ayat 164
[27] QS. Al Baqarah, ayat 151
|28| Diriwayatkan oleh bnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah
[29] QS. Al Baqarah, ayat 151
[30] QS. Ar Rahman, ayat 2
[31] QS. Yasin, ayat 69
[32] QS. As Syu'ara, ayat 49
[33] QS. At Thaha, ayat 71
[34] QS. Al Kahfi, ayat 66
[35] QS. Yusuf, ayat 101
[36] QS. Yusuf, ayat 68
[37] QS. An Nisa', ayat 113
[38] QS. Ali mran, ayat 17
[39] QS. Ali mran, ayat 48
[40] Diantaranya lihat pada Tafsir Al Jallalain dan DEPAG R
[41] QS. Al Baqarah, ayat 239
[42] QS. Al Baqarah, ayat 31
|43| QS. Al Baqarah, ayat 30
|44| Thalib,M, 1996, Pedidikan slami ., hal 16
[45] QS. Al Baqarah, ayat 129
[46] QS. Yusuf, ayat 37
[47] QS. Al Maidah ayat 4
[48]Maksudnya: binatang buas itu dilatih menurut kepandaian yang diperolehnya dari
pengalaman; pikiran manusia dan ilham dari Allah tentang melatih binatang buas dan
cara berburu.
[49] Diriwayatkan bn Majah dari Sahal bin Muadz bin Anas dari Bapaknya
[50] Diriwayatkan bn Majah,Baihaqi dan Khuzaimah dari Abu Hurairah
[51] QS. Yusuf, ayat 6
[52] Diriwayatkan Oleh Tirmidzi dan Darimi dari Abu &mamah Al Bahili r.a
|53| Dr. Abdullah Nasih &lwan, Tarbiyatul aulad fi islam, terjemahan,hal
129
|54| HR. bn Majah
|55| HR. Thabarani
|56| HR. Bukhari
|57| HR. Muslim
[58] Prof. Wan Muhammad Daud,2005
|59| QS. Al Baqarah, ayat 239
|60| .
~ - = -' _ - -' . ~ , ' ~ ' - ~ ` - ' - + ~ - ' ~
-' ~ ~'
|61| Syed Naquib Al Attas adalah pemikir dari Malaysia yang sangat
dikenal karena gagasan slamisasi pengetahuan
[62] Al Attas, Konsep Pendidikan .., hal 61
|63| Jalaluddin, Prof, 2001,Teologi Pendidikan
|64| Dalam kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam, 1994
|65| Penerjemahan "Addibuu menjadi Didiklah juga dilakukan
Drs.Jamaluddin Mirri,Lc dalam menerjemahkan hadith tersebut pada buku
Tarbiyatul Aulad fil Islam, jilid 2
|66| Arifien, Mohd Zainul,Konsep Ta'dib dalam pendidikan slam
|67| Diriwayatkan oleh bn Majah
|68| Syed Muhammad Naquib Al Attas, 1980 menyampaikan melalui
makalahnya yang bertema The .on.ept of edu.ation in Islam :A
framework for an Islami. philosophy of edu.ation.
|69| ibid
|70| &lwan, AN,prof, Tarbiyatul Aulad ., hal 198

Anda mungkin juga menyukai