Anda di halaman 1dari 38

RESUME MATERI - MATERI KIMIA I

Oleh : AJI RAHMAT DARMAWAN NIM : 115.110.031

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN VETERAN YOGYAKARTA 2011

TEORI ATOM

Perkembangan Konsep ilmiah awal (postulat): semua benda dapat dipecah menjadi partikel-2 yang tidak dapat dibagi lagi Filosofi Yunani Democritus (460370 SM ) : partikel-2 bergerak tetap dan dapat bergabung menjadi gabungan stabil Diduga sifat tertentu dari suatu bahan diakibatkan oleh perbedaan: ukuran, bentuk, dan susunan partikel Teori Atom Dalton Melanjutkan dan memperdalam teori Antoine Lavoisier (AL) Ada 2 percobaan yang mendasari teori Dalton : Penemuan tentang pembakaran Proses yang berkaitan dengan pembakaran (menyertai)

Dalam pembakaran oksigen dari udah bergabung dengan benda yg mengalami perubahan Hg(l) + O2(g)HgO2(l) merah Ditemukan (AL) hukum kekekalan massa total

Hukum Perbandingan tetap / tertentu: senyawa kimia tidak peduli dari mana asalnya atau caranya dibuat, selalu mempunyai komposisi yang sama, yaitu : perbandingan - perbandingan massa yang sama dari unsur-unsur pembentuknya. Contoh: karbonat alam atau buatan mempunyai komposisi tertentu dan tetap.

Hukum Perbandingan Kelipatan adalah jika dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, perbandingan massa dari unsur pertama dengan unsur kedua merupakan bilangan yang sederhana,menurut Dalton metana mempunyai rumus CH2 dan etilen CH. (rumus benar berdasar pengetahuan sekarang CH4, metana etilen, C2H4)

Anggapan-anggapan dalam Teori Atom Dalton:

1. Semua benda terbentuk dari atom. 2. Atom - atom tak dapat dibagi/dipecah lagi menjadi bagian lain. 3. Atom - atom tak dapat dicipta atau dihancurkan. 4. Atom - atom dari unsur tertentu adalah identik 1 dengan yang lain dalam ukuran, massa, dan sifat-sifat lain, namun berbeda dari atom unsur lain. 5. Perubahan kimia mrpkn penyatuan atau pemisahan dari atomatom yang tak dapat dibagi. Kesalahan Teori Atom JJ Thomson Atom tersusun atas partikel yang lebih sederhana yangg disebut elektron (massa elekt = 9,1096x10-28 g dan muatan listrik = -1,6022x10-19 coulomb) Muatan positip menyebar (partikel ) Dapat melalui medan listrik yang lemah ( tidak belok ). Pembelokan dan pemantulan ( mengagetkan ) dapat terjadi bila muatan positif, massa terpusat inti. Inti, muatan dan massanya tinggi dapat membelokan.

Teori Atom Rutherford

Sebagian besar massa dan semua muatan positif terpusat pada daerah sempit inti atom, sebagian atom merupakan ruang kosong. Besarnya muatan pada inti berbeda untuk atom yang berbeda, nilainya nilai numerik bobot atom. Di luar inti harus terdapat electron yang jumlahnya = satuan muatan inti.

Teori Atom Niels Bohr Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya

menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah: Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Sinar Katoda Michael Faraday, lempeng logam (katoda dan anoda), dihubungkan dengan sumber listrik negative dengan tegangan beberapa ribu volt, tekanan dihampakan (<<) Sifat-sifat sinar katoda : 1. Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik (aliran listrik adalah penting). 2. Sinar katoda berjalan dalam garis lurus. 3. Sinar tersebut bila membentur gelas atau benda tertentu lainnya akan menyebabkan terjadinya fluoresensi (mengeluarkan cahaya). Dari fluoresensi inilah kita bisa melihat sinar, sinar katoda sendiri tidak tampak. 4. Sinar negatif 5. Sifat-sifat dari sinar katoda tidak tergantung dari bahan elektrodanya (besi, platina dsb.) Sinar Kanal Sifat-sifat sinar kanal: 1. Partikel-partikelnya dibelokkan oleh medan listrik dan magnit dan arahnya menunjukkan bahwa muatannya positif. katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnit; sehubungan dengan hal itu diperkirakan partikelnya bermuatan

2. Perbandingan muatan dan massa (e/m) sinar positif lebih kecil daripada elektron. 3. Sinar positif tergantung pada sifat gas dalam tabung. Perbandingan terbesar dimiliki oleh gas hidrogen. Untuk gas lain e/m merupakan pecahan integral (mis. , 1/20 dari hidrogen). 4. Perbandingan e/m dari sinar positif yang dihasilkan bila gas hidrogen ada dalam tabung adalah identik dengan e/m untuk gas hidrogen yang dihasilkan melalui air. Sinar X Beberapa sifat sinar X ini diantaranya :
1. Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan magnit. 2. Mempunyai daya tembus yang sangat besar terhadap suatu benda.

3. Sifat-sifat

ini

menunjukkan

bahwa

sinar

adalah

radiasi

elektromagnetik dengan panjang gelombang ~1. Unsur Radioaktif dan Radiasi Ernest Rutherford membuktikan adanya dua jenis radiasi, sinar alfa dan sinar beta. Sinar mempunyai kekuatan ionisasi besar tetapi daya tembusnya terhadap materi rendah. Sinar ini dapat ditahan oleh kertas biasa. Sinar ini adalah partikel yang membawa 2 satuan dasar muatan + dan mempunyai massa identik dengan He (Sinar = ion He2+). Sinar b sebaliknya memiliki kekuatan ionisasi rendah dan daya tembus besar. Sinar ini dapat melewati lempeng alumunium setebal 3 mm. Sinar ini memiliki partikel bermuatan negatif dengan e/m sama seperti elektron. Bentuk radiasi ketiga mempunyai daya tembus sangat besar dan tidak dibelokkan oleh medan listrik dan magnit. REM ini dikenal dengan sinar gamma ( ). Inti Atom

Inti Atom adalah sebagian dari massa dan muatan (+) sebuah atom berpusat pada daerah yang sempit, penjelasan inti atom yang lain telah disampaikan pada teori atom rutherford. Inti mengandung sejumlah proton yang sama dengan nomor atomnya dan sejumlah partikel netral yang disebut neutron agar sesuai dengan massa atom. Proton dan Neutron
Moseley : mencoba unsur/senyawa yang berbeda-beda. Panjang gelombang sinar X bervariasi tergantung bahan sasarannya Hubungan panjang gelombang dengan persamaan matematis setiap unsur dapat ditetapkan dengan suatu bilangan bulat Nomor Atom, identik dengan muatan inti Rutherford. Mengembangkan satuan dasar bermuatan positif proton ( hasil studi jalur lintasan partikel melalui udara). Konsep dari aturan inti, mengandung: Sejumlah proton yang sama dengan nomor atomnya. Sejumlah partikel netral yang disebut neutron, untuk menyesuaikan dengan massa sebuah atom.

Perkembangan radioaktivitas :

Ditemukan sinar X ditemukan radioaktivitas. Lempeng fotografi dibungkus kertas hitam tebal, kristal (uranium dan kalliumdisulfat) ditempatkan diluar kertas dijemur. Terik matahari \ Kertas texpose Mendung /

Sinar matahari bukan penyebab fluoresensi; radiasi dipancarkan secara terus-menerus oleh kristal radioaktivitas.

IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antara molekul dengan cara sebagai berikut: a). Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron. b). Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom. IKATAN ION Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis. Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam IKATAN KOVALEN

Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.

Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan

akhirnya bersama.

terbentuk

pasangan

elektron

yang

dipakai

secara

Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron). elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia itu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2

Ada 3 jenis ikatan kovalen: 1. Ikatan kovalen tunggal Contoh: Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2 2. Ikatan kovalen rangkap dua Contoh: Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 3. Ikatan kovalen rangkap tiga Contoh: Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2 4. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. IKATAN VAN DER WAALS Gas mempunya l sifat bentuk dan volumenya dapat berubah sesuai tempatnya. Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah. Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat. Pada keadaan ini jarak antara molekulmolekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik menariknya relatif lebih kuat. Gaya tarik menarik antara molekul - molekul yang berdekatan ini disebut gaya Van Der Walls. Ikatan Van Der Waals adalah ikatan yang berlaku akibat kedudukan kumpulan kimia yang berdekatan. PENULISAN STRUKTUR LEWIS

Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antara atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk

menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan, semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet). Kadangkadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C,N,O,P dan S). PENGECUALIAN KAIDAH OKTET Spesies elektron ganjil, jika jumlah elektron valensi d idalam struktur lewis adalah ganjil maka ada 2 kesimpulan tentang strukturnya. Aturan ini berlaku untuk kelompok-elemen utama,terutama karbon , nitrogen, oksigen, dan halogen, tetapi juga untuk logam seperti natrium atau magnesium. In simple terms,molecules or ions tend to be most stable when the outer most electron shells of their constituent atoms contain eight electrons. Dalam terminologi sederhana, molekulatau ion cenderung paling stabil saat terluar kulit electron atom konstituen mereka memuat delapan elektron. BENTUK MOLEKUL Bentuk Molekul Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan. Pertindihan antara dua subkulit s tidak kuat,oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s-s relative lemah.

Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p" terkonsentrasi pada arah tertentu.

IKATAN LOGAM Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom logam mempunyai sedikit elektronvalensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. IKATAN HIDROGEN Merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N,O,danF yang memiliki pasangan elektron bebas. IKATAN DENGAN NON LOGAM Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, gaya tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb. F = Q1.Q2/k.r F R k : Gaya tarik menarik atau tolak menolak : Jarak antara partikel 1 dan2 : Konstante dielektrik Q1 dan Q2 : Muatan partikel1 dan2

Bila Q1 dan Q2 bermuatan sama,maka keduanya akan tolak menolak, sebaliknya bila Q1 dan Q1 Bermuatan berlawanan akan terjadi tarik menarik.

TEORI ORBITAL MOLEKUL Setiap baris dalam diagram orbital molekul menggambarkan sebuah orbital molekul yang terisi oleh elektron. Orbital molekul ini mencakup seluruh molekul. Diasumsikan bahwa electron akan terisi pada orbital molekulsama seperti elektron terisi pada orbital atom dengan mengikuti aturan aufbau, kaidah Hund, serta larangan Pauli. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan diagram orbital molekul untuk molekul diatomk adalah Linear Combination of Atomic Orbitals approach. Tujuan dari teori orbital molekul adalah untuk menjelaskan orbital, diagram orbital, dan konfigurasi elektron dengan cara yang sama untuk menjelaskan hal tersebut pada atom.

STOKIOMETRI
Hukum-hukum yang mendasari stokiometri: 1. Hukum kekekalan massa dari Lavoiser Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap atau sama. Contoh: 14 gram besi bereaksi dengan 8 gram belerang akan terbentuk 22 gram besi belerang. 2. Hukum perbandingan tetap dari Proust Tiap-tiap senyawa mempunyai perbandingan massa unsur yang tetap. Contoh: perbandingan massa besi : belerang = 7:4 pada senyawa FeS 3. Hukum perbandingan berganda dari Dalton Jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan, maka perbandingan massa unsur yang satu dengan yang lainnya tertentu yaitu berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat. 4. Hukum perbandingan volume dari Gay Lussac Pada reaksi gas, yang bereaksi berbanding sebagai bilangan mudah dan bulat asal diukur pada tekanan dan temperatur yang sama 5. Hukum Avogadro

Banyak atom dalam satu mol suatu unsur sama dengan banyaknya molekul dalam satu mol l senyawa = L partikel disebut bilangan avogadro yang besarnya 6,0225 x 10 6. Hukum Boyle-Gay Lussac Untuk gas dengan massa tertentu, maka hasil kali volume dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam kelvin adalah tetap. P1V1 / T1 = P2V2 / T2 Hubungan mol dengan massa Mol = gram/ar atau gram/mr Hubungan mol dengan jumlah partikel Mol = jumlah partikel / bilangan avogadro Hubungan mol dengan volume Keadaan standar (STP) Mol = volume (L) / 22,4 Bukan dalam keadaan STP P.V = n.R.T dengan R= 0,082 liter atm/mol k Pada sembarang keadaan n1/n2 = V1/V2 dengan n adalah mol dan v adalah volume (L) BILANGAN AVOGADRO DAN KONSEP MOL
Bobot atom dapat dihitung dengan membandingkan massa dari sejumlah besar atom dari satu jenis dan sejumlah atom yang sama dari berat atom baku, C. Jumlah atom yang diambil adalah jumlah atom yang terdapat dalam 12,00000g C. Jumlah ini yang nilainya adalah 6,0225 x 10 dan disebut Bilangan Avogadro(N). 1 mol suatu unsur (misal: Na) = 6,0225 x 10 atom 1 mol suatu senyawa(misal: H2O) = 6,0225 x 10 molekul 1 mol suatu ion(misal: Cl- ) = 6,0225 x 10 ion Mol suatu unsur= gram / masa atom (MA) Mol suatu senyawa= gram / masa rumus (MR)

RUMUS EMPIRIS

Yaitu rumus kimia yang paling sederhana yang menyatakan jumlah relatif setiap atom yang terdapatdalam senyawa itu, misalnya CH2O, CH dsb. RUMUS MOLEKUL Suatu zat menunjukkan jumlah atom yang sebenarnya terdapat dalam satu molekul itu, misalnya C2H6, C6H12O6, P4O10 dsb. Unsur yang tidak membentuk molekul dinyatakan dengan lambang unsur, misalnya Ca, Sr, Na, Fe dsb. SENYAWA KIMIA Senyawa kimia adalah zat yang tersusun oleh dua atau lebih unsur-unsur, sehingga merupakan kombinasi lambang yang disebut rumus kimia.

RUMUS KIMIA Rumus kimia adalah kumpulan atom atom terkecil dimana arumus dapat terbentuk. SENYAWA ION KOVALEN

Penamaan senyawa ion biner Untuk penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu unsur bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran 'ida'.

Senyawaion walaupun terdiri dari ion positif dan ion negatif tetapi secara keseluruhan bermuatan nol

SENYAWA BINER KOVALEN

Penamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur non-logam.

Mula-mula dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif , misalnya kita tuliskan HCl bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan mempergunakan : mono (1), di (2), tri (3), tetra (4), penta (5), heksa (6), hepta (7), okta (8), nona (9), deka (10), ....

ANALISIS PENGABUAN Pembakaran 0,2 gram contoh senyawa yang mengandung C, H dan O, yaitu vitamin C menghasilkan 0,2998 gram CO2 dan 0,0819 gram H2O. Bagaimana rumus empiris vitamin C. Tentukan % susunan unsur unsure vitamin C. Langkah: Cari mol C dari gram CO2 yang diketahui, C dalam CO2 hanya 1 atom. Cari gram C dari mol C yang diperoleh. Cari mol H dari gram H2O yang diketahui, H dalam H2O ada 2 atom, sehingga harus dikalikan 2. Cari gram H dari mol H yang diperoleh. Cari gram O, dengan cara: gram sampel gram C gram H. DarigramOdicarimolO Susun mol mol C,H dan O menjadi rumus empiris.

TINGKAT OKSIDASI Tingkat oksidasi adalah bilangan yang menyatakan banyaknya elektron pada suatu atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Beberapaaturandalamtingkatoksidasi 1. Unsur yang ada dalam keadaan bebas di alam memiliki bilangan oksidasi 0 (nol),seperti Gas mulia(He,Ne,Ardst),logam Cu,Fe,Ag,Pt dan lainnya. 2. Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul atau satuan rumus adalah 0 ( nol), untuk sebuah ion jumlahnya sama dengan muatan ion itu.

3. Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul atau satuan rumus adalah 0( nol), untuk sebuah ion jumlahnya sama dengan muatan ion itu. 3. Logam - logam pada golongan IA bermuatan positif satu (+1) dan logam-logam pada golongan IIA bermuatan positif dua (+2). 4. Bilangan oksidasi atom H, postif satu (+1) kecuali dalam senyawa hidrida, atom H berikatan dengan logam seperti NaH: Natrium hidrida,BaH2 : Barium hidrida, dalam senyawa ini atom memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1), fluor (-1). 5. Bilangan oksidasi atom Oksigen adalah negatif dua (-2), Ada beberapa pengecualian dimana bilangan oksidasi adalah positif dua (+2) pada molekul F2O, memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1) terdapat pada molekul H2O2 dan Na2O2. 6. Atom-atom yang berada pada Gol VIIA Halogen memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1). Golongan VIA memiliki bilangan oksidasi negatif dua (-2). Golongan VA memiliki bilangan oksidasi negatif tiga (-3).

PENAMAAN SISTEMATIKA Untuk menyatakan perbedaan rumus dan nama nama senyawa, dalam hal ini kita tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur tersebut. Ada dua sistem penulisan yang umum dipergunakan : 1. Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM STOCK). 2. Penamaan dengan sistem akhiran 'O' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran 'i' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.

LARUTAN
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagianbagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskopoptis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. KELARUTAN Kelarutan terbagi tiga, yaitu larutan jenuh, larutan tak jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yangdiperlukan untuk adanya kesetimbangan antara solute (zat terlarut) yang terlarut dan yang tak terlarut.Jika jumlah solute yang

terlarut kurang dari kelarutannya,maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated). Jika jumlah solute yang terlarut lebih banyak darikelarutannya, makalarutannya disebut lewat jenuh (supersaturated) KONSENTRASI LARUTAN
a. Molaritas (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam

setiap liter larutan.

b. Molalitas (m) Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam

setiap kilogram (1000 gram)pelarut.

c. Normalitas(N)

Normalitas

menyatakan

jumlah

ekuivalen

zat

terlarut dalam setiap liter larutan.

Massa

ekivalen

adalah

massa

zat

yang

diperlukan

untuk

menangkap atau melepaskan1 mol elektron dalam suatu reaksi (reaksiredoks)

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah ionion yang terdapat di dalam larutan tersebut.

Pada elektroda negatif (katoda)

ion positip menangkap elektron

(terjadireaksireduksi), sedangkan pada elektroda positip (anoda) ion negatif melepaskan elektron (terjadireaksioksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit adalah senyawa yang dalam larutan berair akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit kuat -senyawa yang larutannya merupakan penghantar listrik yang baik NaCl(s)Na+(aq) + Cl-(aq) NaCl terdisosiasi 100 % membentuk ion dalam larutan. Elektrolit lemah -senyawa yang larutannya merupakan penghantar listrik yang lemah. CH3COOH(l) CH3COO-(aq) + H+(aq)CH3COOH terdisosiasi sekitar 5 % membentuk ionionnyadalam larutan. Non elektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak menghantarkan arus listrik. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-matahanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasizatterlarut). a) Penurunan tekanan uap P = P - P P = P. Xt P = P. Xp Keterangan P: tekanan uap jenuh larutan P: tekanan uap jenuh pelarut murni P: penurunan tekanan Xt: fraksi mol terlarut Xp: fraksi mol pelarut murni

b) Penurunan titik beku Tf = Tf - Tf Tf = m.kf.i Keterangan Tf: penurunan titik beku Tf: titik beku pelarut murni dengan nilai 0 Tf: titik beku terlarut m: molalitas kf: ketetapan titik beku zat i: faktor van holf

c) Penurunan titik didih Tb = Tb - Tb Tb = m.kb.i Keterangan Tb: penurunan titik didih Tb: titik didih pelarut murni dengan nilai 100 Tb: titik didih terlarut m: molalitas kb: ketetapan titik didih zat i: faktor van hol d) Tekanan osmotik P.V = n.R.T P = n/V.R.T = n/V.R.T = M.R.T = M.R.T.i Keterangan : tekanan osmotik

M: molaritas R: ketetapan gas dengan nilai 0,082 L atm/ mol k T: suhu dalam kelvi i: faktor van holf VISKOSITAS Gaya tarik menarik antar molekul yang besar dalam cairan menghasilkan viskositas yang tinggi. Koefisien viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada aliran bentuknya cairan. teratur. Viskositas cairan Semakin tinggi yang partikelnya besar dan suhu cairan, semakin kecil berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan viskositasnya.

KESETIMBANGAN
Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama. Dimana dapat berubah karena faktor luar/gangguan dari luar misalnya konsentrasi, temperatur, dan tekanan-volume. Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan, dimana zat zat yang terlibat dalam reaksi hanya berada dalam satu fasa. Kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan, dimana zatzat yang terlibat dalam reaksi terdapat lebih dari satu fasa. PERGESERAN KESETIMBANGAN 1. Perubahan konsentrasi Jika suatu zat ditambahkan ke dalam sistem yang setimbang, kesetimbangan akan bergeser ke arah sisi yang lain. Jika zat

dikurangi

dari

sistem

yang

setimbang,

kesetimbangan

akan

bergeser ke arah sisi tempat zat itu diambil. 2. Perubahan suhu Peningkatan suhu suatu campuran kesetimbangan menyebabkan pergeseran kearah reaksi endoterm. Penurunan suhu menyebabkan pergeseran kearah reaksi eksoterm. 3. Perubahan tekanan (hanya berpengaruh untuk gas) Jika tekanan pada campuran kesetimbangan yang melibatkan gas ditingkatkan reaksi bersih akan berlangsung ke arah yang mempunyai jumlah mol gas lebih kecil begitupun sebaliknya. 4. Peranan katalisator Katalisator dapat mempercepat reaksi tetapi tidak memperngaruhi pergeseran kesetimbangan. TETAPAN KESETIMBANGAN Kc Untuk reaksi umum, aA + bB + gG + hH + Rumus tetapan kesetimbangan berbentuk [G] [H] / [A] [B] Pembilang adalah hasil kali konsentrasi spesies-spesies yang ditulis disebelah kanan persamaan (*G+, *H+ ) masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien dalam persamaan reaksi yang setara (g, h ). Penyebut adalah hasil kali konsentrasi spesiesspesies yang ditulis disebelah kiri persamaan ([A]. [B] ..) juga setiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (a, b, ). TETAPAN KESETIMBANGAN TEKANAN PARSIAL Untuk kesetimbangan yangmelibatkan gas, tekanan parsial dapat digunakan untuk menggantikan konsentrasi

Kp digunakan dimana tekanan parsial diungkapkan dalam satuan atmosfir. Secara umum Kp=Kc, maka

ng adalah jumlah mol gas hasil reaksi dikurang dengan jumlah mol gas pereaksi PERSAMAAN VANT HOFF

Log K2/K1 = H/2,303 R (T2 T1 / T1T2)


K2 dan K1 adalah tetapan kesetimbangan pada suhu kelvin. H adalah entalpi (kalor) molar standar dari reaksi.

SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA


HUKUM BERKALA DAN TABEL BERKALA SIFAT SIFAT HUKUM BERKALA Sifat -sifat hukum berkala melibatkan sifat yang di kenal sebagai volume atom yang dimana bobot atom suatu unsur dibagi dengan rapatannya. Volume atom ( oleh meyer) menggambarkan keteraturan berdasarkan bobot atom. TABEL BERKALA MENDELLEV

TABEL BERKALA - MODERN BENTUK MEMANJANG Tabel berkala modern berbentuk panjang denganciri-ciri: Baris mendatar berdasarkan kenaikan nomor atom dinamakan periode Kolom-kolom tegak dinamakan golongan atau famili. Periode pertama terdiri dari 2 unsur, periode kedua dan tiga 8 unsur, periode keempat dan kelima 18 unsur. Periode keenam adalah periode yang panjang terdiri dari 32 unsur.

KONFIGURASI ELEKTRO DAN TABEL BERKALA Konfigurasi Elektrona dalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energike aras energi yang lainnya dengan emisi atau absorpsi sehingga tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom. elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari persamaan mekanika kuantum, terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya. ATURAN OKTET Setiap gas mulia (kecuali Helium) mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Dengan Konfigurasi ns np .Konfigurasi ini merupakan susunan yang stabil. Semua atom apabila memeperoleh susunan. Elektron seperti gas mulia, dikatakan telah memenuhi oktet. Aturan mengenai kestabilan struktur dengan 8 elektron jika atomatom berikatan dengan atom-atom lain. Aturan oktet tidak berlaku untuk atom H karena atom H hanya dapat dikelilingi oleh 2 elektron LOGAM DAN NON LOGAM Kereaktifan Unsur-unsur Logam, makin ke bawah makin mudah bereaksi Sebaliknya, untuk unsur-unsur bukan logam. berikatan dengan atom lain, berusaha

Titik Leleh & Titik Didih Unsur-unsur Logam, makin ke bawah titik leleh & titik didihnya makin rendah Sebaliknya, untuk unsur-unsur bukan logam.

Jari Jari Atom

Pada gambar di atas anda bisa melihat bahwa semakin ke bawah Golongan, jari-jari atom semakin meningkat. Faktor faktor yang mempengaruhi jari-jari atom: 1. Keragaman ukuran atom dalam satu golongan pada tabel berkala. Semakin banyak kulit elektron dalam suatu atom (makin bawah letak suatu unsur dalam satu golongan pada tabel berkala) makin besar ukuran atom itu 2. Keragaman ukuran atom dalam satu periode pada tabel berkala. Jari-jari atom menurun dari kiri ke kanan dalam satu periode. 3. Keragaman ukuran atom dalam deret transisi. Terdapat penurunan tajam dalam ukuran dua atau tiga atom pertama tetapi sesudah itu ukuran atom hanya berubah sedikit dalam deret transisi ENERGI IONISASI Didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepaskanelektron terluar suatu atom. Energi ionisasi << = mudah melepas elektron Energi ionisasi >> = sukar melepas elektron

Kecenderungan Energi Ionisasi Pertama Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang paling lemah ikatannya dari masing-masing satu mol atom gas untuk menghasilkan satu mol ion gas yang bermuatan tunggal.

Energi ionisasi pertama semakin ke bawah Golongan semakin berkurang. AFINITAS ELEKTRON Afinitas elektron adalah perubahan entalpi H yang terjadi apabila sebuah atom netral dalam fase gas menerima sebuah elektron dari jarak tak terhingga. Misal: Cl(g)+ e-Cl-(g)EA = -3,615 Ev ELEKTRONEGATIVITAS

Elektronegativitas : suatu ukuran yang memberikan kemampuan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Keelektronegatifan >> = mudah menangkap eKeelektronegatifan << = sukar menangkap eSebagai patokan kasar, logam mempunyai elektronegativitas

kurang dari 2, Metaloid kira-kira sama dengan 2 dan bukan logam lebih besar dari 2

Semua unsur pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah. Perhatikan bahwa keelektronegatifan akan berkurang semakin ke bawah golongan sehingga atom-atom semakin berkurang gaya tariknya . SIFAT SIFAT MAGNETIK Jika berinteraksi dengan medan magnetik, akan ditolak oleh medan.Disebut Diamagnetisme. Jika di tarik oleh Medan Magnetik.Disebut Paramagnetisme(Diamagnetisme yang lemah). PENGGUNAAN TABEL BERKALA UNTUK MEMBANDINGKAN SIFAT - SIFAT

ATOM

TERMODINAMIKA

Termodinamika mempelajari hubungan bermacam-macam bentuk tenaga dalam suatu system. Yaitu mempelajari hubungan antara panas dan bentuk energi lain (kerja). Ilmu ini hanya mempelajari hubungan antara tenaga awal dan akhir dari system tersebut. Fungsi termodinamika : Dapat menduga apakah suatu reaksi akan berlangsung atau tidak Apabila reaksi itu berlangsung, dapat dicari kondisi yang bagaimana yang dapat memaksimumkan produk Kelemahan termodinamika : Tidak dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan reaksi yang berlangsung Jumlah tenaga mutlak dalam suatu system tidak dapat diketahui, yang dapat diketahui ialah perubahan tenaga yang dialami oleh system. Tenaga dinyatakan dengan satuan kerja (SI) = joule (usaha yang terbentuk apabila gaya sebesar 1 newton bekerja dalam jarak 1 meter) 1 joule = 1 newton x 1 meter Kerja adalah suatu proses / bentuk transformasi energi dari suatu system ke system lainnya. Banyaknya kerja yang terlibat dalam suatu proses akan sangat bergantung pada bagaimana prose situ berlangsung. Walaupun keadaan awal dan akhir proses sama tetapi banyaknya kerja yang dibebaskan system akan berbeda, tergantung pada bagaimana cara yang ditempuh system untuk mmenuju keadaan akhir. Panas terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Energi panas selalu berpindah dari system panas ke system dingin. (molekul-molekul pada system bersuhu tinggi akan kehilangan energi kinetic dan suhunya akan menjadi lebih rendah). Panas merupakan factor ekstensif yang tergantung

pada jumlah zat. Sedangkan energi merupakan factor intensif yang tidak tergantung oleg jumlah zat. Jumlah panas bergantung pada suhu, jenis zat dan banyaknya zat. Satuan panas = joule = 0,239 kalori. Hukum Termodinamika I Hukum ini disebut juga hukum kekekalan energi. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila suatu energi hilang akan timbul energi dalam bentuk lain yang jumlahnya sama

E = q + W
Keterangan: q ( + ) energi diserap sistem W ( + ) system dikenai kerja q ( - ) energi dilepas sistem W ( - ) system melakukan kerja E : perubahan energi dalam system q : kuantitas panas E hanya tergantung keadaan awal dan akhir dari system, tetapi q dan w tergantung dari jenis perubahan yang terjadi.

ENTALPI (HEAT CONTENT) Merupakan kandungan panas dari suatu system. Besarnya entalpi :

H = E + PV
Entalpi diukur dengan calorimeter. Besarnya perubahan entalpi dari system :

H = H2 H1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan : H, E atau q positif, artinya system memperoleh tenaga W > 0 : kerja dilakukan oleh system W < 0 : kerja dilakukan terhadap sistem

KAPASITAS PANAS Yaitu banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanyak 1oC (1 K) Panas dapat diserap pada volume tetap (Cv) dan tekanan tetap (Cp)

Cv =

ETv

Cp = HTp Cp = R + 32R =
52R

Cara teliti Cp dan Cv adalah fungsi temperatur dan dapat ditulis :

Cp = a + bT + cT H = H2 H1 = a (T1-T2) + b2 (T2-T1) + c3 (T2-T1)


KERJA EKSPANSI GAS Kerja karena perubahan tekanan-volume oleh suatu gas, adalah : W = v1v2P dv P merupakan tekanan yang melawan gas. Bila dV = 0, berarti volume gas tetap, w = 0. bila P = 0, berarti gas dikembangkan ke dalam vakum, juga di sini w = 0. Ini disebut pengembangan bebas.

E = q - w
Untuk dV = 0 Atau = 0 jadi E = q V2 > V1 : kerja dilakukan oleh gas (ekspansi). V2 < V1 : kerja dilakukan terhadap gas (kompresi). EKSPANSI ISOTERMAL DAN ADIABATIS GAS IDEAL Pengembangan gas ideal pada T tetap, disebut ekspansi isothermal. Untuk gas ideal, E = f (T) jadi bila T tetap, maka E = 0. E = q w

T tetap --- q = w = v1v2P dv


dv

P tetap --- q = w v1v2P

Pengembangan gas ideal, dimana tidak terjadi penyerapan panas, disebut pengembangan adiabatic Bila system ini melakukan kerja,energi dalam turun, dengan sendirinya temperature turun. P1P2 = V1V2pangkat =CpCv

SIKLUS CARNOT Siklus carnot terdiri atas 4 tingkatan, yaitu : Tingkat 1 : ekspansi isothermal Pengambilan panas sebanyak Q2 dari reservoir panas pada T2. Terjadi ekspansi isothermal yang reversible dari V1-V2. Kerja dilakukan oleh gas W1 Tingkat 2 : ekspansi adiabatic Ekspansi adiabatic reversible dari V2-V3 selama ini Q = 0. Gas melakukan kerja W2 dan temperature turun dari T2 ke T1 Tingkat 3 : kompresi isothermal pada T1 Kompresi reversible pada temperature T1 dari volume V3-V4. Kerja dilakukan gas W3, panas Q1 diberikan oleh system sebesar Q1 kepada reservoir dingin pada T1 Tingkat 4 : kompresi adiabatic Kompresi adiabatic reversible V4 ke V1. Temperatur naik dari T1 ke T2. Kerja yang dilakukan gas W4, Q = 0 Hukum Termodinamika II Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Hukum Pertama termodinamika mengaruh ke pengenalan tentang energi dalam, U. Ini merupakan fungsi keadaan yang memungkinkan kita mengkaji apakah suatu perubahan diperbolehkan: perubahan yang bisa terjadi hanya energi-dalam sistem-terisolasinya tetap sama.

Hukum yang memberi petunjuk tentang perubahan spontan, yaitu Hukum Kedua termodinamika, dinyatakan dalam fungsi keadaan lain, yaitu entropi. S. Pada Hukum Kedua entropi digunakan mengenali perubahan spontan di antara perubahan-perubahan yang diperbolehkan ini: Hukum Kedua : entropi suatu sistem yang terisolasi bertambah selama ada perubahan spontan.

Stot 0
S = 0 untuk proses reversibel (isotermal dan non isotermal) S > 0 untuk proses ireversibel (isotermal dan non isotermal) Proses bebas dari tak gas) reversibel adalah (seperti proses pendinginan spontan, hingga mencapai proses itu

temperatur yang sama dengan temperatur lingkungan dan pemuaian sehingga disertaidengan kenaikan entropi. Kita dapat menyatakan bahwa proses ireversibel menghasilkan entropi, sedangkan proses reversibel adalah perubahan yang sangat seimbang, dengan sistem dalam keseimbangan dengan lingkungannya pada setiap tahap. Setiap langkah yang sangat kecil disepanjang - jalannya bersifat reversibel, dan terjadi tanpa menyebarkan energi secara kacau, sehingga juga tanpa kenaikan entropi: proises reversibel tidak menghasilkan entropi, melainkan hanya memindahkan entropi dari satu bagian sistem terisolasi ke bagian lainnya. Proses-proses reversible, selalu berjalan sangat lama. Ini berarti bahwa proses-proses yang terjadi pada waktu yang pendek, berupa proses ireversible dan tentu saja diikuti dengan kenaikan entropi dari sistemnya sendiri atau sistem dan sekitarnya. Hukum termodinamika II dapat diformulasikan sebagai berikut: Semua proses-proses yang terjadi di dalam alam bertendensi terjadi dengan kenaikan entropi.

Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan. Kita semua mengamati mobil hal di ini. Sebagai pasir, contoh, Anda jika tidak Anda akan

meninggalkan

sebuah

padang

menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan mesinnya rusak. Proses yang sama berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat. Hukum ini juga dikenal sebagai "Hukum Entropi". Entropi adalah selang ketidakteraturan dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu keadaan yang teratur, tersusun dan terencana menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak terorganisir. Hukum termodinamika II berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, ?Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".

Hukum termodinamika II dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar". Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar. Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekulmolekul gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatan bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau dalam arti, pernyataan pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2". Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan

parameter kekacauan adalah, pers. (1):

S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati. Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah

molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers. (2):

W1 = c V
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):

w = w1N = (cV)N
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar. Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan gambaran termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam entropi hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana maksimum secara

termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan. Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadangkadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu vakum

setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum kedua termodinamika memperlihatkan arah peristiwa-peristiwa yang paling mungkin, bukan hanya peristiwa-peristiwa yang mungkin.

Anda mungkin juga menyukai