Anda di halaman 1dari 9

Tato:Antara Memperindah dan Menyakiti Tubuh

Jauh sebelum ditemukan alat-alat kosmetika modern, masyarakat

primitif/masyarakat tradisional telah mengenal konsep merias tubuh. Salah satu fungsi dari seni rias adalah untuk mempercantik dan memperindah tubuh sesuai dengan konsep kecantikan dan keindahan masing-masing masyarakat.

Tato/merajah tubuh tubuh (suku Dayak, Mentawai, Papua, Aborigin, Afrika, Mesir, Romawi), telinga panjang (suku Dayak), leher panjang (orang asli pedalaman Thailand), meruncingkan gigi (suku Mentawai) adalah beberapa contoh dari tradisi memperindah tubuh. Tradisi tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan memperindah tubuh, tetapi juga berfungsi untuk menunjukkan status sosial, bagian dari religi serta bentuk penghargaan masyarakat. Membuat tato dapat diartikan melukis/menghias tubuh dengan cara menusuk-nusukkan jarum atau sejenisnya dengan gambar/motif/pola tertentu pada bagian lengan, telapang tangan, betis, paha, punggung, bibir atau tempat-tempat lain pada tubuh manusia yang tidak mengeluarkan darah (dalam jumlah besar) kemudian memberikan pewarna/tinta pada bekas tusukan. Seni lukis tubuh dengan tato sudah dikenal sejak ribuan tahunyang lalu pada masyarakat Mesir. Tujuan pembuatan tato pada tubuh merupakan sarana berkomunikasi dengan serangga-serangga kecil. Dengan melukis serangga pada kaki, tangan dan peti mumi diharapkan sang arwah akan akrab dengan serangga dikehidupan lain. Seni ini berkembang sampai ke Yunani, Persia dan Arab. Sekitar 2000 sebelum masehi tato masuk ke daratan Asia sampai seluruh dunia. Setelah menyebar, fungsi tato antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Suku Aztek di Amerika Selatan memakai tato pada saat melakukan upacar religi. Bangsa Romawi menggunakan tato untuk memberikan cirri pada para budak dan pelaku kriminal. Orang-orang kepulauan Hawaii memakai tato untuk menjaga keselamatan diri. Bagi masyarakat tradisional Mentawai, tato memiliki banyak mana, tanda dan symbol. Derajat seseorang sebagai kepala suku, hulubalang, atau rakyat biasa

Muhammad Faisal Affandi | 1

dapat dilihat dari tato di tubuhnya. Tidak hanya itu, tato juga bisa menunujukkan kesukuan seseorang, berapa jumlah keluarganya, serta prestasi yang dicapainya. Goresan-goresan tato di tubuh mencerminkan bentuk jantan, kuat, berani dan erat kaitannya dengan unsur kepercayaan untuk memperoleh keselamatan dan kerukunan dalam keluarga dan masyarakat. Perkawinan dapat terlaksana, manakala kedua pengantin di tato secara memadai di seluruh tubuhnya. Sayangnya mentato tubuh ini mulai menghilang sejak pemerintah melarang tradisi ini ditahun 1970-an. Sekarang ini, masyarakat Mentawai yang bertato di badannya adalah orang-orang yang telah berusia 40 tahun ke atas. Bagi suku Dayak Kalimantan, tato/parung/betik tidak dapat dibuat secara sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato, baik pilihan gambarnya, struktur social orang yang ditato maupun penempatan tatonya. Bagi suku Dayak, secara religi tato memiliki makna yang sama, yaitu sebagai `obor` dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian setelah kematian. Masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya tato di tubuh menggambarkan bahwa orang tersebut sudah sering mengembara. Setiap kampung memiliki motif tato yang berbeda, karenanya banyaknya tato menunjukkan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung. Jarakantar kampung bisa ratusan kilometer. Kalangan bangsawan (paren) Dayak Kenyah biasanya memakai batik burung enggang, burung yang dikeramatkan di Kalimantan. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan lebih detail, dibanding yang dipakai untuk golongan menengah (panyen). Bagi suku Dayak yang bermukim di perbatasan Kalimantan dan serawak Malaysia, tato di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suka menolong atau mengobati. Semakin banyak tato di tangannya, menunjukkan orang tersebut semakin banyak menolong dan semakin ahli dalam pengobatan. Bagi Dayak Iban, kepala suku dan keturunannya biasanya membuat motif `dunia atas` atau sesuatu yang hidup diangkasa. Sub-suku lainnya pemberian tato dikaitkan dengan tradisi keberanian memenggal (mengayau). Semakin sering mengayau, motif tatonyapun semakin khas dan istimewa. Tato untuk sang pemberani di medan perang ini Muhammad Faisal Affandi | 2

biasanya ditempatkan di pundak kanan. Di pundak kiri jika seseorang memiliki keberanian yang `biasa`. Menurut Simon Devung (Ahli Dayak dari Universitas Mulawarman Samarinda) pemberian tato yang dikaitkan dengan mengayau ini, dulunya sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan suku kepada orangorangyang perkasa dan banyak perjasa. Tato tidak hanya untuk kaum laki-laki, tetapi juga untuk kaum perempuan. Tato pada kaum laki-laki lebih bermakna pemberian penghargaan dan penghormatan, pada perempuan lebih mengarah pada aspek religius. Jika penempatan tato pada laki-laki bisa disekujur tubuh, pada perempuan hanya pada kaki dan tangan. Pembuatan tato pada tangan dan kaki dipercaya bisa terhindar dari pengaruh dari pengaruh roh-roh jahat dan selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Pada sub-suku tertentu pembuatan tato terkait dengan harga diri perempuan, sehingga dikenal istilah tedak kayaan. Perempuan tidak bertato dianggap lebih rendah derajatnya dibanding dengan yang bertato. Pada suku Dayak Kayan, terdapat tiga macam tato untuk perempuan, yaitu: (a) tedak kassa, meliputi seluruh kaki dan dibuat setelah dewasa, (b) tedak usuu, tato yang dibuat pada seluruh tangan, (c) tedak hapii, tato yang dibuat diseluruh paha. Sementara itu pembuatan tato bagi perempuan suku Dayak Kenyah dilakukan saat usia 16 tahun atau setelah menstruasi pertama melalui upacara adat di sebuah rumah khusus. Selama pembuatan tato semua laki-laki dilarang keluar rumah. Seluruh anggota keluarga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi perempuan yang sedang di tato maupun keluarganya. Pilihan motif tato bagi perempuan lebih terbatas. Motif yang lazim dipakai seperti motif gambar paku hitam yang berada di sekitar ruas jari yang disebut song irang atau tunas bamboo, yang melintang di belakang buku jari disebut ikor. Tato di pergelangan tangan bergambar wajah macan disebut silong lejau. Perempuan yang memiliki bagian paha menunjukkan status sosialnya yang tinggi dan biasannya dilengkapi gelang dibagian bawah betis. Motif tato di bagian paha biasanya menyerupai silong lejau. Bedanya dengan tato di tangan terdapat garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge. Tato sangat jarang ditemukan pada bagian lutut, meskipun ada juga laki-laki dan perempuan yang mentato pada Muhammad Faisal Affandi | 3

bagian lutut sebagai tanda bagian akhir pembuatan tato di badan. Tato di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi-jadian yang disebut tuang buvong asu. Proses pembuatan tato tradisional dengan mengguanakan duri buah jeruk yang panjang dan untuk warnanya memakai jelaga dari periuk yang berwarna hitam. Selain tato, tradisi menghias tubuh yang khas pada laki-laki dan perempuan Dayak adalah bertelinga panjang, meskipun tidak semua suku Dayak memiiki tradisi ini. Dayak Iban, Kayan, Taman, Punan serta suku-suku di pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu adalah suku yang mengenal tradisi telinga panjang. Tradisi pembuatan telinga panjang dikaitkan dengan penggolongan pelapisan sosial seseorang di masyarakat. Dayak Kayan, pembuatan telinga panjang menunjukkan orang tersebut berasal dari kalangan bangsawan, tetapi juga untuk membedakan dengan perempuan yang dijadikan budak karena kalah perang atau perempuan yang tidak mampumembayar hutang. Orang-orang yang berada di hulu sungai Mahakam, telingan panjang digunakan sebagai identitas untuk menunjukkan umur seseorang. Bayi yang baru lahir di beri manik-manik yang cukup berat. Setiap tahunnya jumlah manik-manik akan ditambahkan sesuai dengan pertambahan umurnya. Tujuan lain dari pembuatan telinga panjang adalah untuk melatih kesabaran. Masyarakat Dayak Kayan memiliki cara memanjangkan telingan dengan cara memberi pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang atau bentuk gasing ukuran kecil. Dengan pemberat semacam ini, telinga akan memanjang beberapa sentimeter. Dayak Iban dan Dayak Taman, tidak memberi pemberat pada telinga untuk memanjangkan telinga. Apalagi perempuan Dayak Taman memanjangkan telinga hanya untuk identitas kewanitaannya. Adanya stigma yang ditunjukkan pada masayarakat suku Dayak yang bertato, bertelinga panjang serta memasang gigi emas sebagai masyarakat primitif, ketinggalan jaman dan tidak modern menjadikan tradisi ini mulai ditinggalkan oleh kaum muda. Tubuh bertato, bertelinga panjang dan bergigi emas hanya ditemukan pada orang-orang yang lebih berusia 50 tahun ke atas. Sementara kaum muda dayak mulai meninggalkan tradisi mentato tubuh, remaja-remaja di kota justru beramai-ramai mentato tubuhnya. Pada masyarakat Muhammad Faisal Affandi | 4

tradisional, tato sebagai system tanda status seseorang, pada masyarakat modern sebagai bentuk seni berlawanan. Pembuatan tato pada tubuh laki-laki dan perempuan kota, baik yang permanen maupun temporer telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Penempatan tatopun bisa dimana saja seluruh anggota tubuh. Bahkan bagian tubuh yang vital sekalipun. Tujuannya semata-mata untuk emngikuti tren dan mode. Tidak jarang pembuatan tato pada masyarakat modern hanya untuk kesenangan (tatto for fun). Dari segi motif tato modern telah mengenal beberapa motif, seperti: (a) motif bunga, symbol feminin, (b) motif tribal atau celtic, symbol maco dan kejantanan, (c) heart shape, symbol symbol temperamen tinggi, (d) motif flag series, symbol patriotisme, (e) motif matahari, biasa di gambar di pusar, (f) simbol Cina, dst. Dari jenisnya, tato modern dikelompokkan ke dalam dua jenis, tato permanen dan tato temporer. Tato permanen adalah jenis tato yang tidak bisa hilang atau tidak bisa dihapus dari tubuh si pemakai, kecuali melalui operasi kulit. Tato permanen cara pembuatannya dengan menggunakan jarum dan tinta khusus tato. Bagi pengguna tato, harus berpikir panjang sebelum memutuskan untuk memakai tato permanen. Semangat seni tato permanen menuntut keberanian, karena tato akan ditanggung seumur hidup. Tato temporer adalah tato yang hanya bisa bertahan untuk beberapa hari, minggu atau bulan. Tato temporer dapat dibagi lagi dalam beberapa jenis, tato henna, tato tinta, tato tempel, dan tato gliter. Tato henna, berbahan dasar tumbuhan henna (sejenis semak yang hidup di daerah panas, dulu berkembang di india) yang sudah mengering dengan daya tempel sekitar satu bulan. Tato tinta berbahan dasar tinta dengan pilihan warna yang beragam. Tato ini termasuk jenis yang paling laku, karena mirip tato permanen. Hanya mampu bertahan sekitar dua minggu. Tato tempel atau tato sticker merupakan jenis tato temporeryang paling murah, cara memperolehnya gampang dan cara penggunannyapun juga mudah. Tato gliter, tato berbahan dasar bubuk gliter yanf bersparkling ini biasanya dikenakan pada saat menghadiri pesta. Kaya warna dan sangat fun. Dilain sisi tato sebagai seni tato juga memberikan efek penyakit atau masalah kesehatan. Dan dapat memberikan negatif pada konsep sehat. Karena tato Muhammad Faisal Affandi | 5

dilakukan di kulit, maka terdapat kemungkinan untuk mengalami infeksi kulit ataupun komplikasi lainnya akibat tindakan tato tubuh tersebut. Resiko kesehatan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut : 1. Reaksi alergi Bahan pewarna yang digunakan pada tattoo, terutama warna merah dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi pada kulit. Akibatnya akan timbul rasa gatal di area tubuh yang ditattoo. Hal ini bahkan dapat berlangsung selama beberapa tahun setelah tattoo tubuh tersebut dibuat. 2. Infeksi kulit Membuat tato tubuh juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bakteri lokal di area tubuh yang dibuat tato. Gejala yang dirasakan bila terjadi infeksi adalah kemerahan, bengkak & rasa sakit serta adanya nanah di tempat tato tersebut berada. 3. Masalah kulit lainnya Kadang benjolan yang disebut dengan granuloma dapat timbul di setira area tubuh yang di tattoo dengan warna, terutama warna merah. Membuat tato juga dapat menimbulkan tumbuhnya jaringan di sekitar tato yang disebut dengan keloid. 4. Penyakit menular Bila peralatan yang digunakan untuk membuat tato terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi penyakit, maka penyakit tersebut juga dapat masuk kedalam darah. Penyakit yang dapat menular melalui darah antara lain adalah hepatitis B, hepatitis C, tetanus, serta infeksi HIV yang dapat menyebabkan AIDS. 5. Komplikasi saat MRI Meskipun jarang terjadi, tato atau make-up permanen dapat menyebabkan timbulnya rasa terbakar atau bengkak saat dilakukan pemeriksaan dengan MRI (magnetic resonance imaging). Pada beberapa kasus, pigmen pada tato juga dapat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan saat MRI. Masalah sosial yang timbul pada tato.

Muhammad Faisal Affandi | 6

Tato sudah ada dalam ribuan tahun sejarah dalam banyak macam desain, yang dibuat untuk berbagai alasan. Di hampir seluruh dunia, tato sudah digunakan sebagai tanda agama, kewajiban/ritual suku, pengalaman perang, tahanan dan penjara, untuk menolak roh jahat, untuk menjaga kesehatan, untuk mengingatkan/ menghormati seseorang/tempat/peristiwa (dll). Tato khas suku Dayak dan Mentawi yang mendapat tato dalam ritual dan untuk tanda tahap kehidupan dalam suku serta sebagai bentuk merias tubuh bagi perempuan yang menginjak dewasa. Walaupun sekarang, sikap garis keras tentang orang bertato tidak (secara terbuka) ada lagi, dalam beberapa kaum baik pemerintahan, bisnis, dan lain lain, orang bertato masih dianggap dengan kacamata negatif. Bentuk diskriminasi yang terjadi di luar negeri tidak jauh beda dengan yang terjadi di Indonesia, terutama di lapangan kerja. Pada suku Mentawai juga berfungsi kamuflase selama masa perburuan. Dalam perkembangannya, tato diberi sebagai prestasi dari hasil berburu binatang atau manusia. Tato pada masyarakat Mentawai berupa garis-garis pada dada dan punggung laki-laki tertentu menunjukkan bahwa ia pernah melakukan pemenggalan kepala manusia. Serta toto bagi mereka juga berfungsi sebagai jimat, symbol keseburan dan kekuatan dalam melawan berbagai penyakit, kecelakaan, bencana alam, dan gangguan setan.Walaupun tato berfungsi untuk kepercayaan adat mereka dilain sisi juga menimbulkan efek kesehatan pada kulit. Untuk merubah pola pikir masyarakat suku tidak mudah dengan membalikkan telapak tangan, perlu adanaya tindakan pendidikan kesehatan yang dapat merubahnya tetapi tidak

menghilangkan aspek budaya pada suku tersebut. Selain itu tato juga disimbolkan dengan kriminalitas. Secara fenomenologi, tubuh adalah kreasi personal. Produk budaya yang dimiliki secara sah oleh individu, namun terkadang menemui batas-batas. Hal ini langsung berkaitan dengan kebebasan berekspresi individu yang terkadang juga dibatasi,

dikendalikan, diregulasikan, bahkan dilarang oleh pihak yang berwenang. Michel Foucault menyatakan dalam analisisnya mengenai kekuasaan yang bekerja dalam tubuh bahwa jiwa (psyche, kesadaran, subyektivitas, personalitas) adalah efek dan instrument dari anatomi politik. Tubuh adalah bagian instrumen Muhammad Faisal Affandi | 7

negara. Hal ini berakibat pada berbagai kegiatan fisik yang dikaitkan erat dengan dengan nilai-nilai ideologi dan politisasi sebuah negara. Dalam hal ini Foucault mencontohkan bagaimana seorang tentara berdiri, gerak tubuh anak sekolah, bahkan model hubungan seksual. Kontrol regulatif negara meliputi populasi, kelahiran, kematian, dan tingkat kesehatan. Biopower bertujuan untuk kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas. Ia didukung dengan normalisasi (penciptaan kategori normal-tidak normal) dan wacana ilmu pengetahuan modern, terutama kedokteran, psikiatri, psikologi, dan kriminalogi. Pada era tahun 1960-1980an orang bertato kehilangan hak terima sebagai PNS dan ABRI. Orang bertato juga mengalami kesulitan dalam mencari Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisisan. Pemerintah menganggap bahwa tato merupakan stempel dari tindak yang tidak baik dan jahat.

Muhammad Faisal Affandi | 8

DAFTAR PUSTAKA Pujileksono, Sugeng. (2006). Petualangan antropologi: sebuah pengantar ilmu antropologi. Malang: UMM press Ihromi, T.O. (1999). Pokok-pokok antropologi budaya. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=6&submit.x=5&submit.y=23&submit= next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fjdkv%2F2008 %2Fjiunkpe-ns-s1-2008-42400214-11096-tato-chapter2.pdf diakses pada tanggal 18 November 2011 jam 21.20 WIB

Muhammad Faisal Affandi | 9

Anda mungkin juga menyukai