Anda di halaman 1dari 26

Askep Spondilosis

Abror Shodiq Click to edit Master subtitle style

5/26/12

Pengertian

Spondylosis merupakan kondisi dimana terjadi perubahan degeneratif pada sendi intervertebralis antara corpus dan diskus. Spondylosis merupakan kelompok osteoarthritis yang juga dapat menghasilkan perubahan degeneratif pada sendi-sendi sinovial sehingga dapat terjadi pada sendi-sendi 5/26/12

Pengertian

Spondylosis lumbal merupakan gangguan degeneratif yang terjadi pada corpus dan diskus intervertebralis, yang ditandai dengan pertumbuhan osteofit pada corpus vertebra tepatnya pada tepi inferior dan superior corpus. Osteofit pada lumbal dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri pinggang karena ukuran osteofit 5/26/12

Pengertian

Spondylosis lumbal seringkali merupakan hasil dari osteoarthritis atau spur tulang yang terbentuk karena adanya proses penuaan atau degenerasi. Proses degenerasi umumnya terjadi pada segmen L4 L5 dan L5 S1. Komponen-komponen vertebra yang seringkali mengalami spondylosis 5/26/12 adalah diskus intervertebralis, facet

Anatomi Tulang Belakang

5/26/12

Anatomi Tulang Belakang

5/26/12

5/26/12

5/26/12

5/26/12

5/26/12

Gambar an Foto Rx

5/26/12

Etiologi

Spondylosis lumbal muncul karena adanya fenomena proses penuaan atau perubahan degeneratif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini tidak berkaitan dengan gaya hidup, tinggi-berat badan, massa tubuh, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol (Bruce M. Rothschild, 2009). Spondylosis lumbal banyak pada usia

5/26/12

Etiologi

Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan spondylosis lumbal adalah (Ann Thomson et al, 1991) :
a.

Kebiasaan postur yang jelek Stress mekanikal akibat pekerjaan seperti aktivitas pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat, twisting dan membawa/ memindahkan barang. Tipe tubuh

b.

5/26/12

c.

Etiologi

Ada beberapa faktor yang memudahkan terjadinya progresi degenerasi pada vertebra lumbal yaitu (Kimberley Middleton and David E. Fish, 2009) :

Faktor usia

5/26/12

Beberapa penelitian pada osteoarthritis telah menjelaskan bahwa proses penuaan merupakan faktor resiko yang sangat kuat untuk degenerasi tulang khususnya pada tulang vertebra.

Manifestasi Klinis

Spondylosis lumbal umumnya menimbulkan nyeri dan kekakuan gerak pada regio lumbal, khususnya muncul pada pagi hari. Nyeri dapat bersifat menjalar baik ke dorsal paha maupun ke daerah kaki. Rasa nyeri dan kekakuan dapat menyebabkan spasme pada otot erector spine sehingga membatasi 5/26/12 gerakan pada lumbal.

Patofisiologi

Perubahan degeneratif pada segmen gerak dapat dibagi kedalam 3 fase kemunduran yaitu
1.

Fase disfungsi awal (level I) :

proses patologik kecil yang menghasilkan fungsi abnormal pada komponen posterior dan diskus intervertebralis. Kerusakan yang terjadi pada segmen gerak masih bersifat sementara (reversible).

2.

Fase instabilitas intermediate (level II) :


fase ini menghasilkan laxitas (kelenturan

5/26/12

Pemeriksaan Radiologis

X-ray, CT scan, dan MRI digunakan hanya pada keadaan dengan komplikasi.1 Pemeriksaan densitas tulang (misalnya dual-energy absorptiometry scan [DEXA]) memastikan tidak ada osteofit yang terdapat di daerah yang digunakan untuk pengukuran densitas untuk pemeriksaan tulang belakang. 5/26/12

MRI

5/26/12

Penatalaksanaan

Pengobatan konservatif

Pengobatan ini terdiri dari analgesik dan memakai korset lumbal yang mana dengan mengurangi lordosis lumbalis dapat memperbaiki gejala dan meningkatkan jarak saat berjalan Fisioterapi

Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan yaitu laminektomi diindikasikan jika terapi konservatif 5/26/12

5/26/12

Penatalaksanaan Fisioterapi

Meliputi :

Short Wave Diathermy (SWD)

Diathermy merupakan aplikasi energi elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang terutama digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh. Diathermy juga dapat digunakan untuk menghasilkan efek-efek nonthermal.

William Flexion Exercise

5/26/12

William flexion exercise adalah program latihan yang terdiri atas 7 macam gerak yang menonjolkan pada penurunan lordosis lumbal

Askep
1.

Anamnesa Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga

2.

Pemeriksaan Fisik Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan penyebaran nyeri, parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi leher, bahu dan 5/26/12

Diagnosa Keperawatan yang Muncul


1.

Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual

2.

3.

4.

Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, 5/26/12 prognosis dan tindakan pengobatan.

Intervensi
1.

Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang memperberat. Tetapkan skala 0 10. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang.

Gunakan logroll (papan) selama 5/26/12 melakukan perubahan posisi

Intervensi
2.

Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus

Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif

Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah 5/26/12 rehap perubahan posisi. Periksa

Than ks

5/26/12

Anda mungkin juga menyukai