Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRAKTEK ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Oleh: Kelompok G-1 1. 2. 3. 4. 5. Lilyana Cynthia Santoso Angelina Santoso Melya Stevie Pramudita W 1080849 1080868 1080869 1080870 1080871 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2008 DAFTAR ISI
Halaman

Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i ii Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Pendahuluan 1.1 Tinjauan Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.2 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.3 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Metode Kerja 2.1 Sarana. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2 Prosedur. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Praktikum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 5

5 6 6 10 14 16 Daftar Pustaka Lampiran : 1. Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi 2. Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah 3. Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi 4. Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah 5. Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah 6. Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah 7. Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan pustaka 1.1.1 Denyut Nadi Denyut nadi sendiri merupakan pelonggaran dan penyempitan dari arteri yang terjadi setiap detak jantung ventrikel kiri sehingga tercipta sebuah gelombang tekanan. Denyut nadi dari orang sehat berkisar antara 70-76 denyut/detik pada saat posisi orang tersebut dalam keadaan istirahat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi selain dari posisi tubuh yang berubah ialah perasaan seseorang. Denyut nadi arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 meter per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri. Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh darah dan sirkulasi. 1.1.2 Tekanan darah Setiap manusia memiliki tekanan darah dalam memberlangsungkan kehidupan. Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah paada seluruh permukaan yang tertutup yaitu dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari aksi pemompaan jantung yang memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sisitim peredaran darah tertutup karena ada perbedaan gradien tekanan anatar ventrikel kiri dan atrium kanan.

Tekanan ventrikular kiri berubah dari 120 mmHg saat sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80 mmHg, tekanan diastole tetap dipertahankan dalam arteri karena adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100mmHg. Perubahan tekanan sirkulasi sistemik yaitu darah mengalir dari ........... (dengan tekanan 100mmHg menuju arteri dengann perubahan tekanan dari 100 mmHg sampai 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke ......... (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju ke vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg). Faktor-faktor yang memepengaruhi tekanan darah: Curah jantung Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). Tahanan perifer terhadap aliran darah Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu yaitu: Viskositas darah Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadapa aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang. Panjang pembuluh Semakin panjang pembuluh semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Radius pembuluh Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat ke empatnya. Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat 16 kali lipat dan tekanan darah akan turun. Jika radius pembuluh dibagi 2, seperti yang terjadi pada vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat 16 kali lipat dan teanan darah akan naik. Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahann radius pembuluh darah.

Dari kontraksi dan relaksasi yang dilakukan jantung, aliran darah yang masuk ke dalam arteri mengakibatkan tekanan darah naik dan turun pada setiap detak jantung, sehingga tekanan darah dapat diukur dan terbagi atas dua bagian yaitu: 1. Tekanan sistolik adalah tekanan darah dalam puncak kontraksi ventricular. 2. Tekanan diastolic adalah yaitu tekanan saat ventrikel jantung berelaksasi. Pengaturan tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan saraf, yaitu pusat vasomotorik pada medula otak yang mengatur tekanan darah, pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor yang mengatur curah jantung. Selain dipengaruhi oleh pengaturan saraf, pengaturann tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan kimia dan hormonal. Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya hormon medula adrenal, hormon antideuretik dan oksitosin, angiotensin, berbagai amina dan peptida dan prostaglandin. Tekanan darah yang diukur secara tidak langsung dapat melalui metode auskultasi dengan menggunakan sphygmomanometer. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk menghentikan aliran darah arteri brachial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb memompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brachial dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi bunyi korotkoff yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh darah tertutup. Tekanan darah rata-rata paada pria dewasa muda adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah pada wanita dewasa muda biasanya lebih kecil 10mmHg dari tekanan darah pria dewasa muda. Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibanding dengan yang diukur dengan metode auskultasi. Dengan stetoskop kita dapat mendengar denyut jantung normal yang biasanya dideskripsikan sebagai lub,dub,lub,dub.... Bunyi lub dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikular (A-V) pada permulaan sistole, dan bunyi dub dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonaris) pada akhir sistole. Bunyi lub disebut bunyi jantung yang pertama, dan dub sebagai bunyi jantung kedua karena siklus normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistole ketika katup A-V menutup. Penyebab bunyi jantung adalah getaran pada katup yang tegang segera setelah penutupan bersama dengan getaran darah yang berdekatan,

dinding jantung, dan pembuluh-pembuluh jantung. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah untuk mempelajari dan mengetahui oengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. BAB II METODE KERJA 2.1 Sarana Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Stopwatch 2. Sphygmomanometer (tensimeter) 3. Stethoscope 4. Bangku 5. Metronom 2.2 Prosedur 2.2.1 Memeriksa Denyut Nadi 1. Membaringkan manusia coba (MC) terlentang tenang 2-3 menit di meja periksa/tempat tidur dengan kedua lengan diletakkan di samping tubuh. 2. Memeriksa denyut nadi Arteri radialis dextra dengan ujung jari II-III-IV yang diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain, longitudinal di atas Arteri radialis tersebut. Kemudian menentukan frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur atau tidak). 2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah secara Palpasi 1. Membaringkan manusia coba terlentang, lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di samping tubuh. 2. Memasang manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau terlalu longgar), sekitar 3 cm di atas fossa cubiti. 3. Meraba dan merasakan denyut Arteri radialis dextra. 4. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu memompakan udara ke dalam manset. Pada suatu saat denyut Arteri radialis dextra menghilang (tak teraba). Kemudian meneruskan memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut Arteri radialis dextra tadi mulai menghilang. 5. Mengeluarkan udara dari manset secara perlahan dan berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam). Mencatat tinggi air raksa pada manometer dimana denyut Arteri radialis teraba kembali. Ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi. 2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah secara auskultasi 1. Manusia coba tetap berbaring terlentang dengan manset

tetap terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di samping tubuh. 2. Menentukan letak Arteri Brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti, kemudian meletakkan diafragma stetoskop di atas Arteri brachialis dextra tersebut. 3. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset. Akan terdengar suara bising Arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Pada suatu saat suara bising tersebut akan menghilang (tak terdengar). Meneruskan memompa sampai tinggi air raksa dalam amnometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi daripada titik di mana suara bising Arteri Brachialis dextra tadi mulai menghilang. 4. Mengeluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan, maka anda akan mendengar suara-suara Korotkoff I V. Tekanan udara dimana terdengar Korofkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi, sedangkan tekanan dimana terdengar Korofkoff IV atau V menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. 2.2.4 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah 1. a. Memilih 1 manusia coba (MC1) b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 1 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.1. c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 1 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point 2.2.1. d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data. 2. Membaringkan MC 1 terlentang selama 2-3 menit, kemudian menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya. 3. Menyuruh MC 1 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masingmasing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya. 4. Menyuruh MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturutturut) selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya. Bila di dalam tiga akali pengukuran secara berturut-turut terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit. 2.2.5 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah 1. a. Memilih 1 mahasiswa coba (MC 2) b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.2. c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 2 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point 2.2.2. d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data. 2. Menyuruh MC 2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian memeriksa frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga akli berturut-turut). Memcatat frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan sistolik dan diastolik, selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya. 3. Dengan manset tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan manset dengan skala manometer dilepas), MC 2 melakukan latihan fisik dengan cara Step Test (naik turun bangku) 20 kali/menit selama 2 menit dengan dipandu oleh irama metronom yang disetting pada frekuensi 80 ketukan per menit. 4. Setelah fase test berakhir, menyuruh MC 2 segera duduk, memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darahnya masing-masing satu kali. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir. 5. Meneruskan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke-3, menit ke-5, menit ke-7, dst) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan. Untuk setiap interval, pengukuran frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah hanya diukur satu kali. BAB III HASIL PRAKTIKUM Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik (auskultasi) Tekanan Diastolik (auskultasi) Berbaring terlentang 1. 67 2. 64 3. 66 Mean = 65,67 1. 100 2. 100

3. 100 Mean = 100 1. 70 2. 68 3. 73 Mean = 70,33 Duduk 1. 72 2. 81 3. 77 Mean = 76,67 1. 90 2. 85 3. 82 Mean = 85,67 1. 60 2. 60 3. 59 Mean = 59,67 Berdiri 1. 78 2. 86 3. 71 Mean = 78,33 1. 90 2. 98 3. 101 Mean = 96,33 1. 68 2. 70 3. 65 Mean = 67,67 Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi Denyut Nadi Tekanan Darah secara Palpasi Tekanan Darah secara Auskultasi 1. 64 kali per menit 2. 56 kali per menit 3. 64 kali per menit 82 80 81 100/70 100/69 100/60

Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah


Jumlah denyut Posisi tubuh Posisi tubuh Tekanan

Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik (auskultasi) Tekanan Diastolik (auskultasi) Pra latihan 1. 67 2. 64 3. 79 Mean = 70 1. 98 2. 98 3. 96 Mean = 97,33 1. 64 2. 68 3. 56 Mean = 62,67 P a s c a Menit ke-1 82 110 55 Menit ke-3 78 102 52 Menit ke-5 72 101 54 Menit ke-7 70 100 60 Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah BAB IV PEMBAHASAN
Jumlah denyut Waktu Waktu Tekanan

Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisi tubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat berbaring berbeda dengan denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat

duduk maupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi dan tekanan darahnya juga berbeda. Denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikum merupakan denyut nadi dan tekanan darah yang terendah dibandingkan pada posisi duduk dan berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan keadaan istirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun. Pada praktikum yang kami lakukan pada saat manusia coba berbaring denyut nadi yang diperoleh 65,67 kali per menit, pada saat duduk denyut nadi yang diperoleh 76,67 kali per menit, sedangkan pada saat berdiri denyut nadi yang diperoleh 78,33 kali per menit. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar denyut nadi yang dihasilkan. Pada saat berdiri dihasilkan denyut nadi paling besar karena berdiri memerlukan energi yang lebih besar dan juga pada saat berdiri dipengaruhi gaya gravitasi yang memperlancar aliran darah sehingga semakin banyak denyut yang dihasilkan. Pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah baik di sistole maupun diastole dapat terlihat pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat berbaring didapatkan tekanan darah 100/70,33 mmHg, pada saat duduk 85,67/59,67 mmHg, sedangkan pada saat berdiri 96,33/67,67 mmHg. Data tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal tersebut mungkin dikarenakan pada saat berbaring manusia coba bergurau, berbicara, bergerak-gerak, kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi, pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar. Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Pengaruh aktivitas utbuh terhadap denyut nadi dapat ditunjukkan melalui hasil praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat pra latihan didapatkan denyut nadi 70 kali per menit. Pada saat setelah aktivitas naik turun kursi, pada saat menit ke satu didapat denyut nadi 82 kali per menit,pada saat menit ke tiga 78 kali per menit, pada saat menit ke lima 72 kali per menit, dan pada saat menit ke tujuh diperoleh denyut nadi 70 kali per menit. Dari data yang kami peroleh terlihat bahwa denyut nadi manusia coba pada saat setelah aktivitas bertambah kemudian berangsur-angsur turun hingga kembali ke normal setelah menit ke tujuh. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa pada saat beraktivitas jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena itu, setelah selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali ke normal karena kebutuhan oksigen telah terpenuhi. Aktivitas tubuh sangat mempengaruhi tekanan darah baik sistole maupun

diastole. Pada praktikum yang telah kami lakukan didapatkan data pada saat pra latihan tekanan darah 97,33/62,67 mmHg, pada saat menit ke satu 110/55 mmHg, pada saat menit ke tiga 102/52 mmHg, pada saat menit ke lima 101/54 mmHg, dan pada menit ke tujuh 100/60 mmHg. Hasil yang telah kami peroleh tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat aktivitas tubuh yang dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi, pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar, dan juga irama naik turun kursi tidak sesuai prosedur. BAB V KESIMPULAN Berikut kesimpulan yang dapat kami peroleh dari percobaan yang telah kami lakukan: Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai denganposisi tubuhnya, yakni berbaring, duduk dan berdiri. Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yang dilakukan. Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turun setelah beristirahat. Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan. DAFTAR PUSTAKA Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Marieb, Elaine N. 1994. Essentials of Human Anatomy & Physiology. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc. Sloane, Ethel. -. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai