Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tomat termasuk keluarga besar sonalaceae. Keluarga ini terdiri tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamiah diciptakan untuk membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Pada saat ini buah tomat telah mempunyai kedudukan yang baik, walaupun belum merata dalam menu atau gizi masyarakat. Tanaman tomat merupakan tanaman daerah tropis. Berarti tanaman tomat membutuhkan banyak sinar matahari agar pertumbuhannya baik. Daya tumbuhnya cukup mengesankan. Bilamana masih menyimpan zat-zat makanan dan cukup air, serta lingkungannya yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhannya, tomat dapat tumbuh terus hingga mencapai ketinggian 13 meter dalam waktu 1 tahun, berbunga dan berbuah terus. (Rismunandar, 2001). Berdasarkan data hasil survei produksi tanaman sayuran di Indonesia tahun 1991 yang dilaporkan Balai Pusat Statistika, untuk luas pertanaman tomat adalah 93,436 Ha. Dengan produksi 235,265 ton atau rata-rata 5,24 ton/Ha. Hasil ini dinilai masih relatif sangat rendah (Hartati, 2000). Rendahnya produksi tanaman tomat dapat disebabkan oleh penggunaan kultivar yang peka terhadap penyakit, mutu benih rendah, teknik bercocok tanam yang kurang tepat dam keadaan lingkungan yang tidak menunjang pertumbuhan secara optimal. (Hartati, 2000). Salah satu penyakit yang penting pada family solanaceae adalah penyakit busuk lunak (soft rot). Penyakit ini menyerang baik dilapangan maupun di penyimpanan (pasca panen). (Delfiani,2003).

Masalah penyakit busuk lunak ini meningkat karena pencucian umbi atau buah terutama pada saat musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah bakteri E.

carotovora yang termasuk pada family Entherobacteriaceae. Mempunyai bentuk batang yang berflagela peritrich (tidak bergerak) dan termasuk pada bakteri gram negatif (Delviani, 2003). Jenis bakteri ini termasuk pada bacterium tangkai pendek yang tumbuh subur pada kondisi hangat dan lembab. Termasuk pada penyakit tular tanah (soilborne disease)( Delviani, 2003). Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui patogen penyakit busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman tomat (Lycoversicum esculentum Mill). Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumtera Utara, Medan Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tumbuhan Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Class Ordo Genus Famili Spesies: : : : : : : : Plantae Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Solanales Solanaceae Lycopersicum
Gambar 1. Buah Tomat yang tidak terserang penyakit Busuk Lunak. Sumber: http://www.google.com/imgn/blogku-854785473857/@!

Lycopersicum esculentum Mill

(Anonymousa, 2011) Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman 60-70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah dilapisan atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah (Anonymousa, 2011). Batang tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Bagian yang masih mudah berambut biasa dan ada yang berkelenjar, mudah pata, dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan. Tanaman tomat dibiarkan melata dan cukup rimbun menutupi

tanah. Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu (Rismunandar, 2001). Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang menyirip besar terhadap sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau, dan berbulu (Anonymousb, 2011). Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat yang warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama (Anonymousc, 2012). Buah tomat adalah buah buni, selagi masih mudah berwarna hijau dan berbulu serta relative keras, setelah tua berwarna merah mudah, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relative lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Anonymousb, 2011) Biji tomat pipih, berbulu, ringan dan diselimuti daging buah, warna bijinya putih kekuningan dan kecoklatan. Biji tomat umumnya digunakan untuk

perbanyakan tanaman. Setiap gram berisi antara 200-500 biji, tergantung varietasnya. Biji berkecambah setelah ditanam 5-10 hari, keeping terangkat ke atas (tipe epigeal) langsung memanjang dan berwarna hijau (Anonymousa, 2011). Syarat Tumbuh Iklim Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh benih rendah. Curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750-1.250 mm per tahun. Curah hujan tidak menjadi faktor penghambat dalam penangkaran benih tomat di musim kemarau jika kebutuhan air dapat

dicukupi dari air irigasi, namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya. iklim yang basah akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi

bunganya berkurang, dan didaerah pegunungan akan timbul penyakit daun yang dapat membuat fatal pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran). Walaupun tomat tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat

tumbuh subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu baik di dataran tinggi maupun dataran rendah dalam musim kemarau, tomat memerlukan penyiraman atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya

(Rismunandar, 2001). Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25-300C. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24280 C. Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian

juga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Sewaktu musim hujan, kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang bakteri dan cendawan cenderung tinggi. Karena itu, jarak tanamnya perlu diperlebar dan areal pertanamannya perlu dibebaskan dari segala jenis (Anonymousb, 2011). Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman tomat sekurangkurangnya 10-12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi alias kekurangan cahaya matahari akan berdampak negative, misalnya umur panen menjadi lemas, tanaman tumbuh meninggi, dan tanaman lebih gampang terkena cendawan (Anonymousa, 2011). Tanah Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol, latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen yang mencukupi di sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan besi (Anonymousb, 2011). Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, gulma

dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai dapat dipanen (Anonymousb, 2011). Biologi Penyakit Sistematika penyakit tanaman family Solanaceae busuk lunak

(Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies: : : : : : : Bacteria Proteobacteria Gammaproteobacteria Enterobacteriales Enterobacteriaceae Erwinia
Gambar 2. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora Sumber: http://www.google.co.id/imgres? q+bakteri+erwinia+carotovora

Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.

(Avandy, dkk, 2011) Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satusatunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae. Bakteri ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga dapat melalui lubang alami 2010). Pathogen busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar. Suhu merupakan factor utama (Hardyanto,

yang menentukan pathogenesis beberapa bakteri busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. dapat berkembang baik pada suhu diatas 220C yaitu pada daerah iklim hangat (Hardiyanti, 2010). Gejala Serangan Penyakit busuk lunak tergolong penyakit yang serius. Gejala serangan ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna kecoklatan di permukaan daun (Iswanto, 2001; Hakim, 2010). Bercak-bercak kecil berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk (Hakim, 2010). Gejala serangan Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada waktu pengangkutan (pasca panen) daripada dilapangan. Gejala awal pada daun segar terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada serangan lanjut, daun yang terinfeksi melunak, berlendir dan mengeluarkan bau yang khas 1998). Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman family Solanaceae adalah Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Ciri khas bakteri tersebut terlihat dari sel bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran (1,52,0) x (0,6-0,9) micron, umumnya membentuk rangkaian sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak menggunakan flagella yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagella peritrichous). Bakteri bersifat
Gambar 3. Gejala busuk lunak pada tomat Sumber : http://www.tnau.agritech.portal.com 0

(Sagala,

gram negative. Suhu optimal untuk perkembangan bakteri adalah 17 C pada kondisi

kelembapan rendah dan suhu yang rendah maka perkembangan bakteri akan terhambat (Hakim, 2010). Udara lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu mempercepat pembusukan jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini, berakibat tanaman akan mati. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada didataran tinggi (Sagala, 1998). Pengendalian Pengendalian penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran masih dikhususkan pada sanitasi dan kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman dibersihkan dari sekitar gudang penyimpanan dan dinding gudang harus didisinfeksi dengan larutan yang mengandung formal dehida atau tembaga sulfat. Kemudian hanya menyimpan hasil panen yang sehat saja. Jaringan sakit atau yang terinfeksi harus segera dibuang dan dibakar. Hasil panen sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan kelembapan dalam gudang dijaga tetap rendah untuk mencegah terjadinya infeksi. Suhu diatur sekitar 40C untuk menghambat perkembangan bakteri jika terjadi infeksi baru. Pengendalian terhadap penyakit busuk lunak ini antara lain : (Sagala, 1998) 1. Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum menanam. 2. Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindari kelembaban yang terlalu tinggi, terutama dimusim hujan. 3. Pada waktu pemeliharaan tanaman sejauh mungkin dihindari terjadinya luka yang tidak perlu khususnya pada waktu menyiang. 4. Pengendalian pasca panen dilakukan dengan :

10

a. Mencuci tanaman dengan air yang mengandung kloroks.

b. Mengurangi terjadinya luka dalam penyimpanan dan pengangkutan. c. Menyimpan dalam ruangan yang cukup kering, mempunyai ventilasi cukup, sejuk dan difumigasi sebelumnya.

PERMASALAHAN Penyakit busuk lunak pada tanaman famili Solanaceae disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Ciri khas bakteri tersebut terlihat dari sel bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran (1,5-2,0) x (0,6-0,9)

11

micron, umumnya membentuk rangkaian sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak menggunakan flagella yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagella peritrichous). Bakteri bersifat gram negatif. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satusatunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae. Bakteri ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga dapat melalui lubang alami. Gejala awal pada daun segar terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Penyakit busuk lunak tergolong penyakit yang serius. Gejala serangan ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna kecoklatan di permukaan daun. Bercak-bercak kecil berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman muda saja tanaman dewasa juga diserang oleh penyakit ini dan bahkan pasca panen pun penyakit ini masih menyerang hasil panen seperti buah pada tomat dan umbi pada kentang dan khususnya pada tanaman berfamili solanaceae.

PEMBAHASAN Untuk mencegah agar tomat yang akan ditanam pada lahan yang sebelumnya terserang bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lahan tersebut harus disanitasi agar pengaruh bakteri tersebut hilang. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) yang menyatakan bahwa perlu dilakukannya

12

Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum menanam. Agar hasil pasca panen pada gudang penyimpanan tidak terserang oleh penyakit busuk lunak perlu dilakukan sanitasi dengan kultur teknis yakni mensinfeksi dinding gudang penyimpanan dengan formal dehida atau tembaga sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) pengendalian penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran masih dikhususkan pada sanitasi dan kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman dibersihkan dari sekitar gudang penyimpanan dan dinding gudang harus didisinfeksi dengan larutan yang mengandung formal dehida atau tembaga sulfat. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak memberikan kerugian pada dataran rendah daripada di dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) yang menyatakan bahwa Udara lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu mempercepat pembusukan jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini, yang berakibat tanaman akan mati. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada didataran tinggi Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyerang jaringan tanaman seperti akar, umbi, batang, daun, dan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Hardiyanti (2010) yang menyatakan bahwa Bakteri pathogen busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar.

13

Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satusatunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Hal ini sesuai dengan literatur Hardyanto (2010) yang menyatakan bahwa Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan


1. Penyakit busuk lunak pada tanaman famili Solanaceae disebabkan oleh

bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.


2. Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. memiliki gejala serangan

yaitu terdapat bercak berair pada daun segar dan pada buah terdapat bercakbercak hitam.

14

3. Pengendalian Intensitas serangan penyakit dapat dilakukan dengan cara

sanitasi pada lahan bekas terserang penyakit busuk lunak dan sanitasi pada gudang.
4. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyebabkan

kerugian pada tanaman tomat dan famili solanacea lainnya yakni pada masa pra-panen dan pasca panen.
5. Salah satu penyebab kendala pengendalian penyakit ini adalah suhu, iklim

dan ketinggian tempat. Saran Kedepannya diharapkan agar pengendalian Penyakit Busuk Lunak (Erwnia

carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman famili Solanaceae khususnya tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) agar lebih

mengutamakan sanitasi pada lahan bekas tanaman yang terserang penyakit ini dan pada gudang penyimpanan hasil panen.

Anda mungkin juga menyukai