Anda di halaman 1dari 35

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

WEDGE

HAL: 44

CAM Cam didasarkan pada prinsip wedge lurus (straight wedge); sebab gerakan, sudut dan titik acuan pada bidang inklinasi bergerak dalam gerakan yang relative dengan arah berbeda. Dengan wedge gerak lurus (loose atau sliding), sebagai contoh, gerakan bidang inklinasi bias horizontal, tetapi gerakan titik acuan kea rah vertical jika titik tersebut dihentikan dari gerakan horizontal.Sehingga gayanya akan berubah arah. Bidang inklinasi bergeser sepanjang titik (atau permukaan) dan menyebabkan sudut wedge menekan /mendorong bidang inklinasi tersebut naik atau turun. Cam tersebut juga bekerja dengan gerakan dan sudut wedge dengan gerakan putar. Efek dari gerakan tersebut sama. Kerja pencekaman dilakukan oleh peningkatan tekanan secara perlahan oleh permukaan cam atau gerakan antar beda kerja secara tidak langsung. Kerja pencekaman tidak langsung maksudnya, tekanan pencekaman mungkin dipastikan melalui klem pengungkit (lever clamp). Cam dianggap sebagai perangkat pencekam yang bekerja cepat. Cam tersebut tidak cocok digunakan untuk fixture yang memiliki getaran, kecuali jika dijamin aman tidak terjadi pembukaan yang tidak dikehendaki. Sebaiknya cam dibuat dari baja dengan

perlakuan case hardening. Permukaan fungsional harus dipoles (jika secara teknis, metode gerinda tidak mungkin). Perangkat pencekam yang termasuk kelompok cam antara lain: Wedge putar (cup-cam), yang bekerja tegak lurus terhadap bidang gerak. Cam eksentrik (exentric cam), yang bekerja pada bidang gerak. Cam spiral (spiral cam), yang bekerja pada bidang gerak.

1. Wedge Putar (Cup-Cam) Cam ini diputar dan menyebabkan lereng permukaan putaran ini dipindahkan ke arah tegak lurus secara relative terhadap permukaan gerak rotary/putar. Hal ini sama dengan gerakan ulir. Istilah cup cam dideskripsikan sebagai tipe: terlihat seperti mangkok yang sudutnya dibuat rata. Lereng (slope) atau garis cam dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni lereng curam untuk mempercepat dan lereng landai untuk pencekaman aktual. Baik cam tunggal maun ganda dapat digunakan.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

WEDGE

HAL: 45

Label cam dapat dibatasi dengan sudut aktif maksimum 1000, tetapi sudut aktif maksimum cam tunggal secara teoritis dapat trbuka 1360, Tetapi dala praktik sudut tersebut lebih kecil dengan alasan praktis operasi. Sudut pengunci tidak boleh lebih dari 50. Cam ganda digunakan untuk mentransfer gaya yang lebih besar. Berdaarkan pengalaman, gesekan cam ganda

bertambah sebab bidang aktifnya duakali lebih besar dibanding cam tunggal. Pengungkit cekam untuk operasi, biasanya dibuat lebih panjang daripada perangkat pencekam ulir biasa. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penanganan/pemegangan bagian cam yang curam. Pada gambar 04-023 ditunjukkan bagaimana menentukan panjang lever ,L, yang diperlukan. l juga dipandang sebagai gesekan, dimana l digunakan untuk menghitung momen bending teoritis. Q adalah berat aktif dan P adalah gaya yang diterapkan pada saat operasi cam. S adalah langkah dan X adalah sudut wedge. Jika diameter cam lebih besar, maka momen gesek adalah S : l melekat secara langsung dengan pproporsi Q diasumsikan tetap. Contoh: Q = 20 kg, l = 100, S = 5. Sekarang S diubah menjdi 10, Q tetap sehingga l menjai 200 sehingga (100 : 5 =200 : 10).

Cam Eksentrik (Eccentric Cam) Jika pada pencekaman wedge lurus dilakukan dengan gerak lurus dan beraturan dari bidang inklinasi dan sudut wedge, maka sedikit berbeda. Gerakan dari cam eksentrik berputar dan sudut wedge bervariasi. (lihat gambar 1-025). Pada titik X sebagai contoh adalah 0 dan pada titik W lebih tinggi. Sehingga berkurangnya antara titik-titik tersebut kea rah maju adalah U ke nol. Sudut wedge dapat dibuat di sembarang posisi. Posisi tersebut antara C-EC- dan beberapa titik yang dinginkan pada garis lintasan eksentrik. Sudut wedge maksimum tidak boleh lebih dari 500.45 (tangen 0,1) untuk menjamin terjadinya selflocking). Berdasarkan gambar tersebut, e : r = 0,1. Meskipun sudut antara X dan U 1800, tetapi sudut tersebut tidak sepenuhnya berguna. Kira-kira 300 di masing-masing sisi (Y-Z dan Y-U) memberikan pengaruh wedge yang begitu kecil, sehingga kemungkinan kecil untuk menambah kecepatan baian tersebut. Dengan demikian sudut tersebut mengurangi sudu aktif. Jika sudut aktif 50.45 maka sudut pada Y dan Z secara berturut-turut dikurangi 20. 52. Pada kenyataannya, cam eksentrik disarankan sekitar 1200 dari area aktive saja. Jika sebuah cam dihitung berdasarkan kenyataan,maka:

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

WEDGE

HAL: 46

Pitch (puncak) antara Z dan Y (S-s) = 0.19 r jika e : r = 0,1. Contoh: Cam eksentrik yang akan dibuat, diketahui jarak puncak (pitch) antara Z dan Y = 5,7 mm. e : r = 0,1. Berapa besar r dan e? Penyelesaian: R = 5,7/0,19 = 30 mm, e = r/10 = 30/10 = 3 mm Cam Spiral (Spiral Cam) Spiral cam lebih popular dari pada eccentric cam disebbkan adanya beberapa pengembangan dari pencekam jenis spiral cam tersebut. Tidak seperti eccentric cam, sudut aktifnya spiral cam dapat membesar menjadi 1800, sehinga tidak ada resiko tambahan pada operasinya. Lagi pula, sudut wedge hanya berbah sedikit. Perubahan terbesar dari sudut tersebut terjadi pada jarak terpendek dari titik sumbu. Lihat gambar 1-026. Selflocking dijamin pada setiap posisi jika sudut wedge maksimum tidak lebih dari 50.45 (tange 0.1). Garis cam bertambah secara berangsur dan beraturan. Untuk menghitung radius nominal dapat digunakan rumus sebagai berikut: S x 360 r= tan x 2 x

Dimana: S = langkah, = sudut wedge, = sudut slope aktif Contoh: Diketahui sudut wedge = 50, sudut slope aktif = 1500, langkah = 4 mm, Maka: 4 x 360 r= 0.0875 x 6,28 x 150 = 17,5 mm

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-023 ROTATING WEDGE (CUP-CAM)

HAL: 47

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-024 APLIKASI ROTATING WEDGE

HAL: 48

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-025 ECCENTRIC CAM

HAL: 49

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-026 SPRIRAL CAM

HAL: 50

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-027 APLIKASI CAM

HAL: 51

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

TOGGLE CAM

HAL: 52

Pencekam Tuas (Toggle Cam) Perangkat pemcekaman tipe ini banyak ditemukan pada aplikasi di bidang perakitan dan fixture pengelasan, khususnya perakitan bodi mobil, pesawat ringan, dan sejenisnya. Toggle tidak begitu popular di kalangan fixture pemesinan. Maksimum penekanan terletak pada satu sisi saja dan terjadi di titik mati. Perangkat ini dapat dioperasikan dengan cepat dari posisi loading ke unloading. Toggle tersebut memerlukan fleksibelitas untuk titik tertentu. Kekakuan toggle yang terlalu tinggi tidak dapat dioperasikan dengan baik, karena tidak dapat menimbulkan efek selflocking. Hanya pada posisi yang melebihi titik batas dapat menjamin selflocking. Dari

beberbagai jenis mekanisme toggle beberapa kebebasan yang berada di kanan atau kiri tergantung kreativitas perancang. Gambar 1-028 menunjukkan dua rancangan toggle yang sangat dasar dan sederhana.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-028 TOGGLE CLAMP

HAL: 53

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

EQUALIZERS

HAL: 54

BAGIAN VII EQUALIZERS Equaizer digunakan untuk mendistribusikan beban tunggal ke beberapa titik benda kerja. Biasanya beban didistrbusikan sama dalam perbandingan sama denga raso 1 :1. Namun kadangkadang juga untuk aplikasi dengan rasio lain. Untuk mengetahui perbedaan antara pencekam (clamping) dengan pendistribusi beban (equalizer), maka dapat dikonsepkan sebagai berikut: Clamping digunakan untuk mempercepat pencekaman benda kerja, sedangkan equalizing

berguna untuk mendistribusikan gaya pencekaman pada sustu perbandingan yang konstan menjadi beberapa titik objek yang dicekam. Equalizer digunakan, dengan mengutamakan kecepatan dalam menghubungkannya dengan pencekaman, bertujuan untuk mendistribusikan tekanan langsung. Tetapi, distribusi tekanan secara tidak langsung juga mungkin digunakan, misalnya unbut merupakan equalizer sederhanatuk penggunaan locator tertentu. Dalam kasus ini equalizer bukan seperti yan dikenal sebelumnya. Jika dua benda kerja dengan tinggi sama dicekam dengan mengikat dengan ulir maka hal tersebut merupakan tipe equalizer sederhana (dan pencekaman pada saat yang sama). Jika hal tersebut benar, maka ada beberapa centralizer yang dapat melengkapi equalizer. Suatu contoh, sebuah V-block siku-siku yang memgang sebuah silinder akan memusatkan dan

mendistribusikan beban pencekaman. Dengan contoh tersebut diharapkan pembaca tidak bingung untuk memahami istilah centralizer dan equalizer yakni dengan memahami dengan jelas dasar perbedaannya. Fungsinya keduanya mungkin tampak berbeda,meskipun mungkin sering terlihat sama sebab keduanya menggunakan linkage. Centralizer menekan benda kerja pada posisi yang dikehendaki. Centralizer tersebut mengontrol gerakan dan posisi titik lokasi. Equalizer menekan pada posisi keseimbangan tertentu melalui benda kerja oleh gaya pencekaman. Equalizer tersebut akan mengatur dengan sendirinya sesuai dengan kondisi permukaan saat itu, yang mempertimbangkan pengaruh ketidak rataan permukaan. Pengaturan dengan sendirinya sangat mungkin, sebab equalizer dibuat

mengambang. Keberadaan equalizer pada satua arah pada kebebasan terkecil diperlukan. Lihat gambar 1-029.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

EQUALIZERS

HAL: 55

Siatem yang tidak popular adalah equalizer tipe goyang (rocker) yang ditunjukkan pada gambar 1-030 dan 1-031. plunger. Equalizer hanya dapat bekerja dengan baik dan layak, jika perangkat tersebut dibuat dengan rancangan dan manufacturing yang hati-hati. Hati-hati artinya perangkat tersebut dibuat dengan keyakinan, bahwa dapat diterapkan dalam arah yang berbeda-bda. Efek mengambang adalah inti dan oleh sebab itu efek tersebut harus bekerja dalam keseragaman yang sama untuk setiap posisi yang dikehendaki dan meyakinkan. Biasanya perancang kesulitan untuk melakukan evaluasi kemungkinan gesekan, pengaruh cuaca, atau kondisi lain. Perancang harus yakin untuk mengakomodasi/memperhatikan variasi dimensi yang tampak menonjol, khususnya kasus kekasaran permukaan equalizer (misalnya coran). Equalizer tersebut tidak boleh rusak pada permukaannya pada saat premachining benda kerja. Gerakan pengunci spiral (twisting locking) tidak boleh ada gangguan pada kedudukan akhir benda kerja dan equalizer. Ringkasan penerapan: Equalizer digunkan untuk situasi sebagai berikut: Untuk mendistribusikan satu gaya pencekaman secara seragam pada dua atau lebih titik benda kerja. Untuk mendistribusikan satu gaya pencekaman secara merata di atas benda erja. Untuk mencekam benda kerja pada permukaan yang kasar atau ketinggia (kontur permukaan) yang tidak sama. Untuk memusatkan (centering) dan mencekam satu atau beberapa benda kerja. Untuk meluruskan gaya pencekaman dengan locator. Gambar 0-032, 1-033 menunjukkan equalizer jenis ball, pegas, wedge and

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

1-029 CENTRALIZER, EQUALIZER

HAL: 56

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

1-030 MECHANIICS OF ROCKER EQUALIZER

HAL: 57

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-031 EQUALIZER, LOCATOR, ROCKER

HAL: 58

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-032 EQUALIZER

HAL: 59

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-033 FIXTURE BODY

HAL: 60

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

FIXTURE BODY

HAL: 61

BAGIAN VIII BODI FIXTURE (FIXTURE BODY) Ada empat perbedaan dasar tipe fixture body yang digunakan, yakni: Bodi cor (cast body) Bodi lasan (welded body) Bodi rakitan (Build up body) Bodi pejal (Solid body) Gambar 1-034 menunukkan keempat jenis bodi tersebut. Kanal U sederhana merepresentasikan penggunaan fixture body. Telah ditunjukkan, bahwa sustu fixture diharapkan cukup rigid (kaku) untuk menjamin stabilitas dimensi benda kerja. Pada saat yang sama fixture harus ringan. Untuk mengombinasikan dua faktor tersebut tidak selalu mudah. Mungkin faktor rigiditas dapat dipenuhi, sedangkan aspek ringan yang tidak mengurangi rigiditas biasanya dipikirkan setelah perancangan. Faktor mana yang diutamakan tergantung pada faktor-faktor lain di luar kedua faktor tersebut. Bodi Tuangan (Cast Body) Memproduksi bodi jenis ini memerlukan sebuah model untuk setiap bentuknya. Untuk alasan tersebut banyak fiture besar atau kecil tidak dibuat dari cor. Untuk bodi yang besar, pembuatan model menjadi mahal. Untuk bodi yang kecil nilainya tidak seimbang dengan tambahan investasi yang dikeluarkan. Untuk beberapa bodi yang seragam/sama diperlukan pengecoran dengan menghitung investasi tambahan yang dikeluarkan. Bodi hasil coran sering tidak efektif digunakan pada kondisi temperature tinggi karena akan berubah bentuk/memuai. Bodi coran juga kurang elastic dibanding tipe lain. Dalam kasus tertentu bodi coran dapat dibuat dengan material aluminium. Solusi ini dapat diaplikasikan, misalnya untuk jig bor. Bodi tersebut dapat dilengkapi dengan pengarah bor dari logam yang keras.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

FIXTURE BODY

HAL: 62

Bodi Hasil Lasan (Welded Body) Metode ini digunakan secara luar untuk memproduksi bodi fixture. Bodi ini dapat menggunakan plat sederhana. Pengelasan tidak begitu mahal untuk diasembling. Las istrik sering digunakan untuk keperluan ini. Dalam kebanyakan kasus, memerlukan sedikit metode pemesinan untuk finishing. Bodi untu fixture yang dilas memerlukan perlakuan strees relief annealing sebelum dimesin. Ukuran bodi dapat dilas meskipun sering ukurannya kurang tepat.

Body rakitan (Build up Body) Dalam kasus tertentu apabila tidak tersedia fasilitas las atau pada bagian tertentu harus dirubah, maka disarankan untuk merakit fixture. Hal ini dilakukan dengan penguliran atau dengan menambahkan bagian-bagian tertentu. (doweling). Fixture ini mungkin kurang kaku dibanding hasil coran atau lasan, tetapi sering dapat diterima. Bodi dengan build up biasanya lebih mahal dibanding lasan.

Bodi Pejal (Solid Body) Sangat jarang body fixture dibuat dengan hanya satu potong/bagian pejal, kecuali untuk kasus jig bor yang kecil. Dalam kasus ini, tentu saja, sangat kaku dan dimensinya stabil. Tetapi, penggunaannya terbatas, sebab bodi dengan ukuran besar menjadi lebih mahal dan terlalu berat.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-034 FIXTURE BODY

HAL: 63

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

FIXTURE LOCATION IN MACHINING TABLE

HAL: 64

BAGIAN IX RAGAM PENEMPATAN FIXTURE Penempatan Fixture Pada Meja Mesin Meskipun penempatan jig dan fixture ini merupakan aspek yang penting, namun sering diabaikan dalam praktik. Akibat pengabaian ini sering ditemukan ketika akan mulai melakukan eksekusi pekerjaan, misalnya penempatannya tidak dirancang dengan baik, ketidak akuratan sliding block, T-slot di meja mesin berubah bentuk atau baut yang kebulatannya tidak sesuai. Kejadian yang sering muncul ini harus dipikirkan karena hubungannya dengan waktu, yang berarti akan menyebabkan harga yang dibayar oleh pelanggan menjadi lebih mahal. Dalam hal ini menjadi tangung-jawab perancang untk membantu menurunkan biaya tersebut Gambar 1-035 memperlihatkan solusi yang baik dak tidak baik dalam penempatan fixture di meja msin. Saran praktis yang diajukan adalah mengefrais slot dengan toleransi H7 menjadi ukuran sesuai alur plat dasar. Biasanya dengan menggunakan mesin dengan akurasi yang normal, ukuran slot (h7) akan tepat masuk ke alur meja mesin. Slot dan sliding block distandarkan. Demikian juga, slot mesin pada plat dasar dapat dijadikan acuan (lihat gambar 1-035 A dan D). Solusi seperti diperlihatkan pada gambar 1-035 A dan C harus dihindari.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-035 CENTERING THE FICTURE ON THE MACHINE

HAL: 65

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

EJECTOR

HAL: 66

BAGIAN X EJECTOR Ejector sering direkomendasikan apabila sudut tajam (burr) terjadi selama pemesinan. Sudut tajam dapat menahan/melekatkan komponen, oleh sebab itu harus dilepas dengan tenaga. Alasan lain, ejector diperlukan apabila komponen kecil pada salah satu setting diproses. Dengan kata lain, ejector berfungsi untuk mengeluarkan benda kerja dari cavity, locator atau pencekam benda kerja. Untuk produksi masal, perangkat ini akan meningkatkan efisiensi. Ada dua kategori ejector, yakni: Ejector otomatis (self acting ejector) Ejektor yang memrlukan control (Controlled ejector)

Ejector otomatis, dalam kebanyakan kasus, bekerja dengan menggunakan pegas , oleh sebab itu, tekanan pencekaman menjadi cukup tinggi untuk melawan tekanan ejector dan benda kerja. Setelah membebaskan tekanan pencekaman, komponen dikeluarkan (ejected) secara otomatis. Controlled Ejector, biasanya dioperasikan degan batang pengungkit ulir. Dalam kasus khusus tekanan udara diperlukan. Ejector dengan Kontrol tidak bekerja secara tiba-tiba ketika tekanan cekam dibebaskan. Pengeluaran benda kerja aktual adalah langkah yang tidak dapat disahkan dari operator.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-036 EJECTOR

HAL: 67

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

FIXTURE LOCK

HAL: 68

BAGIAN XI PENGUNCI FIXTURE (FIXTURE LOCK) Sejauh ini sudah banyak perancang yang mengembangkan jig dan fixture pada bagian pengunci dan pengaman untuk perangkat ini selama bekerja. Beberapa pengembangan trsebut (disajikan pada gambar 1-038) adalah sebagai berikut: Pengunci snap (Lock snap): Pengait diputar ke belakang untuk membuka, pegas tekanan mengunci kait pengaman pada posisi tertutup. Pengunci mata ulir (Eye-Screw Lock): Untuk membuka, pertama pemegang dilepas secara terpisah dan kemudian, kemudian ditarik ke belakang. Perangkat ini sering diaplikasikan. Pengunci eksentrik (Eccented lock): Pengunci yang bagus, tetapi mahal. Pengunci putar (swivel lock): Memprioritaskan untuk membuka pemegang dengan memutar kea rah samping kira-kira 600 hingga900, kemudian tutup dapat dinaikkan. Pengunci sendi (Socket pin lock): Tipe pengunci yang sangat sederhana, tidak mahal, dan bebas gangguan dalam oprasi. Gerendel (latch lock): Operasinya sama seperti pengunci eksentrik. Solusi elgan. Pen gunci wedge putar (Rotating wedge lock): Perangkat ini memiliki sifat mengunci yang sangat baik dengan ketirusan 50.45' mampu mengunci sendiri. Pengunci bola dengan beban pegas (Spring loaded ball lock): Perangkat ini dioperasikan jika perangkat sliding harus tetap berada di tempat. Untuk tujuan penguncian yang nyata tidak cocok.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-037 FIXTURE LOCK

HAL: 69

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

DRILLING JIG

HAL: 70

BAGIAN XII JIG BOR (DRILLING JIG) Jika bicara tentang jig, maka kebanyakan kasus jig pada bor harus dibayangkan. Jig merupakan suatu perangkat yang pengarah alat potong (cutting tool) selama proses pemesinan berlangsung. Kadang-kadang komponen ditempatkan secara tidak layak diantara plat jig dan sebagainya. Pengarah aktual untuk perkakas potong (bor, reamer, countersink-drill, counterbordrill) biasanya agar akurasi penempatan dan presisi dalam diameter lubang terjaga menggunakan selubung baja yang dikeraskan. Dalam banyak kasus, potongan baja ini bebentuk bulat dan disebut drill bush. Pada kasus yang jarang, drill bush ini menggunakan plat segitiga. Drill bush tersebut dikerjakan dengan gerinda permukaan halus dan dan sangan rapat antar satu dengan yang lain. Ada banyak variasi drill bush, seperti disajikan dalam gambar 1-039 dan 1-040. Drill bush ini biasanya dipres secara rapat ke dalam plat baja karbon medium. Pengembangan penggunaan drill bush adalah sebagai berikut: Mudah untuk melakukan pemesinan secara akurat, sebab bentuknya bulat. Jarak antar center pada plat baja karbon menengah (mild steel plate) dapat dibuat akurat, baik dengan jig pengeboran maupun mesin frais dengan pertolongan pengukur geser (slip gauge). Jarak center tidak akan bergeser, sebab tidak ada perlakuan panas yang dilakukan. Untuk kasus bush yang sudah lama digunakan dapat digunakan ulang dengan cepat serta biaya murah. Drill bush dibuat dari baja perkakas paduan,untuk ukuran bor 15 mm, kirakira ukuran drill bush dibuat sedikit dia atas mata bor untuk mengakomodasi pergerakan bor. Untuk ukuran diameter bor lebih besar 15 mm, drill bush diterapi case hardening dan dasar bush diperlukan. mata bor harus dapat bergerak bebas di dalam lubang bush. Kelebihan ukuran lubang bush tergantung sepenuhnya pada toleransi yang dikehendaki. Normalnya tidak boleh lebih dari 0,1 mm. Sekarang dapat disimpulkan, bahwa drill bush sangat penting dalam pembuatan lubang yang memrlukan keakuratan berulang. Tentu saja, bush harus di-setting dengan jig body.

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

DRILLING JIG

HAL: 71

Sebuah drill jig mungkin dapat terdiri dari satu atau beberapa bush. Tetapi, juga dapat menjadi perangkat yang rumit akibat tuntutan pemesianan komponen, misalnya yag

memrlukan setting pada segala sisi. Hal ini memberi kebebasan designer untuk berkreasi. Tentu saja, aspek ekonomi harus diperhatikan. Kadang-kadang lebih ekonomis membuat tiga jig sederhana dibanding satu jig yang rumit untuk pekerjaan yang sama. Untuk meutuskan apayang harus dilakukan, berkaitan dengan pembuatan jig, tergantung pada jumlah dan kualitas komponen yang akan dibuat. Berdasarkan uraian di atas, drilling jig dapat diklasifikaskan menjadi tiga kelompok, yakni: Jig plat (plate jig), pada gambar 1-041. Jig terbuka (open jig), pada gambar 1-042dan 1-044. Jig tertutup (closed jig) tipe kotak, pada gambar 1-43

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-038 DRILL BUSHES

HAL: 72

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-039 DRILL BUSHES

HAL: 73

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-040 DRILL BUSHES

HAL: 74

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-041 PLATE JIG

HAL: 75

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-042 OPEN DILLING JIG

HAL: 76

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-043 CLOSED DILLING JIG

HAL: 77

D3 TEKNIK MESIN FT-UM

GAMBAR 1-044 INDEXING DILLING JIG BUILT UP

HAL: 78

Anda mungkin juga menyukai