AIR
Air merupakan kandungan penting dalam banyak bahan termasuk bahan dasar herbal). Semua bahan herbal mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda. Banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut.
Molekul air terdiri dari satu atom oksigen yang berikatan dngan dua atom hidrogren. Perbedaan elektronegativitas antaera H dan O mengakibatkan sisi H molekul air bermuatan + dan sisi O bermuatan Air sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan pangan.
Kandungan air dalam bahan herbal ikut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan tersebut. Selain merupakan bagian dari suatu bahan herbal, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan-bahan tertentu atau alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannya.
Sumber air : Air permukaan (air danau, sungai, bendungan, air hujan) Air dalam tanah (sumur, artesis) Kualitas air untuk keperluan ada 3 faktor : 1. Sifat fisik : warna, bau, rasa, kekeruhan. 2. Sifat kimia : padatan dan gas terlarut, pH, kesadahan 3. Kandungan mikroba : alga, bakteri patogen, bakteri bukan patogen
Jenis air :
1 Air bebas, yaitu air yang terdapat dalam ruangruang antar sel dan inter-granular, dan pori-pori yang terdapat dalam bahan. 2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan koloid makromolekuler seperti protein, pektin, pati, selulosa. Air juga terdispersi diantara koloid tsb dan merupakan pelarut zat yang ada dalam sel. Ikatan air dengan koloid merupakan ikatan hidrogen. 3. Air dalam keadaan terikat kuat, yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar diuapkan dan air ini tidak membeku jika disimpan pada 0C
Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membentu terjadinya proses kerusakan pada bahan, misal proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Air bukan merupakan parameter yang absolut untuk dapat dipakai meramalkan kecepatan terjadinya kerusakan bahan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara sekitarnya, maka kadar air ini disebut kadar air seimbang.
- Kelemahan cara thermogravimetri : 1. Bahan lain selain air ikut menguap bersama dengan uap air misal alkohol, asam asetat, minyak atsiri dll. 2. Terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh : gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dll. 3. Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan
Bahan yang telah dikeringkan contoh simplisia, serbuk rempah mudah menyerap air (higroskopis), sehingga bahan tsb selama pendinginan sebelum penimbangan selalu ditempatkan dalam eksikator atau dessikator yang diberi zat penyerap air/uap air (kapur aktif, asam sulfat, silika gel, alluminium oksida, kalium khlorida, kalium hidroksida, kalsium sulfat, barium oksida). Silika gel yang digunakan sering diberi warna untuk mendeteksi apakah bahan tersebut sudah jenuh dengan air atau belum, bila sudah jenuh akan berwarna merah muda an bila dipanaskan menjadi kering berwarna biru.
2. Metoda Destilasi (Thermovolumetri) - Prinsip : menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang digunakan : Toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen, xylol. - Cara : memberikan zat kimia sebanyak 75- 100 ml pada sampel (kandungan air 2-5 ml), dipanaskan sampai mendidih.
Uap air dan zat kimia tsb diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung yang disebut Dean Stark atau Sterling Bidwell. 3. Metoda Kimiawi, ada beberapa penentuan kadar air : a. Cara titrasi Karl Fischer, adalah dengan mentitrasi sampel dengan larutan iodin dalam metanol. Reagen lain yang digunakan dalam titrasi ini : sulfur dioksida dan firidin. Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan iodin sulfur dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik. Titrasi Karl Fisher digunakan untuk penentuan kadar air dalam alkohol, eser-ester, senyawa lipida, lilin, tepung gula, pati madu dan bahan-bahan kering.
b. Cara kalsium karbid : berdasarkan reaksi antara kalsium karbid dan air menghasilkan gas asetilin. Cara ini untuk menentukan kadar air dalam tepung, sabun, kulit, biji vanili, air buah
c. Cara asetil khlorida : berdasarkan reaksi asetil khlorida dan air menghasilkan asam yang dapat dititrasi menggunakan basa. Asetil khloroda yang digunakan dilarutkan dalam toluol dan bahan didispersikan dalam piridin, reaksinya : H2O + CH3COCl CH3COOH + HCl cara ini untuk menentukan kadar air dalam : bahan minyak, mentega, margarin, rempah-rempah, dan bahan yang berkadar air rendah.
4. Metoda Fisis, ada beberapa cara penentuan kadar air : a. Berdasarkan tetapan dielektrikum b. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistansi c. Berdasarkan resonansi nuklir magnetik (NMR = Nuclear Magnetic resonance)
LEMBAR KERJA
Metode : Oven Prinsip : Kehilangan bobot pada pemanasan 105C dianggap sebagai kadar air yang terdapat pada contoh Acuan :SNI 01 2891 1992 butir 5.1, Cara uji makanan dan minuman
LANGKAH KERJA
Panaskan botol timbang dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam Dinginkan dalam eksikator selama jam Timbang dan catat bobotnya Ulangi sampai diperoleh bobot konstan
Timbang contoh sebanyak 1 2 gram pada botol timbang tertutup yang telah didapat bobot konstannya Panaskan dalam oven pada suhu 105C selama 3 jam Dinginkan dalam eksikator selama jam Timbang botol timbang yang berisi contoh tersebut. Ulangi pemanasan dan penimbangan hingga diperoleh bobot konstan
Perhitungan : (Wo + Ws) - Wi % Air = X 100 Ws Wo = berat botol timbang kosong (gram) Wi = berat botol timbang + sampel setelah pengeringan (gram) Ws = berat sampel (gram)
SELAMAT PRAKTIKUM