Anda di halaman 1dari 8

Sel Elektrolisis

2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 1

Sel Elektrolisis : Pengaruh Suhu Terhadap H, G dan S
Selasa, 22 April 2014
Raisa Soraya*, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini
Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014
ABSTRAK
Sel elektrolisis adalah proses penggunaan energi listrik agar reaksi kimia nonspontan
terjadi.Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu larutan elektrolit
terhadap H, G dan S. G adalah energi bebas gibbs. H adalah perubahan entalpi dalam
reaksi dan S adalah perubahan entalpi sistem. Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia
sama dengan penurunan energy gibbs. Sesuai dengan pendapat joule bahwa energy gibbs
(kalor) yang dihasilkan berbanding lurus terhadap kuadrat arus dan resistensi. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar arusnya, maka energy gibbs yang
dihasilkanpun akan semakin besar pula. Elektroda yang digunakan adalah C dan Cu. C
bertindak sebagai anoda dan Cu bertindak sebagai katoda. G = H - TS. Apabila nilai
G < 0 = proses spontan, G = 0 = proses reversibel, G > 0 = proses tak terjadi. Reaksi
pada percobaan ini berjalan spontan karena nilai G = -3,04 x 10
5
J/mol.

Kata kunci: Sel eletrolisis, Elektroda C, Elektroda Cu, H, G dan S.

INTRODUCTION
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak dan dapat ditempa. Ia melebur pada
1038C. Karena potensial elektrodanya positif, (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu
2+
), ia tak
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 2

larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa
larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga:
3Cu + 8HNO
3
3Cu
2+
+ 6NO
3
-
+ 2NO + 4H
2
O
Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga:
Cu + 2H
2
SO
4
Cu
2+
+ SO
4
2-
+ SO
2
+ 2H
2
O, (Vogel. G.Svehla.1985)
Elektrolit adalah suatu zat yang dapat menghasilkan ion-ion dalam larutan, yang
ditunjukkan dengan sifat larutannya yang dapat menghantarkan listrik. Berdasarkan daya
hantarnya, elektrolit diklasifikasikan ke dalam elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Klasifikasi
lain yang didasarkan pada struktur adalah elektrolit sebenarnya (sejati) dan elektrolit
potensial sebagai elektrolit Elektrolit sejati dalam keadaan murninya terdiri atas ion-ion.
Garam-garam pada umumnya merupakan elektrolit sejati kristal NaCl, CuSO
4
, atau MgS
terdiri dari ion positif dan ion negatif. Jika kristal ion dilarutkan dalam suatu pelarut, ikatan
antar ion putus dan ion-ionnya masuk ke dalam larutan sebagai ion tersolvasi. Pada keadaan
tersebut, setiap ion dikelilingi oleh suatu lapisan yang terdiri dari beberapa molekul pelarut
yang ikut bersama-sama dengan ketika ion tersebut pindah (bergerak). Jika pelarutnya air
maka solvasinya disebut hidrasi,(Sri Mulyani.2007).
Perubahan entropi sistem ditambah lingkungannya (yaitu perubahan entropi total S)
ditunjukkan sebagai kriteria apakah suatu proses berlangsung spontan reversibel atau tidak
mungkin.
S > 0 reaksi spontan
S= 0 reaksi reversibel
S < 0 tidak mungkin
Meskipun S merupakan kriteria umum untuk menguji suatu spontanitas atau
ketidakmungkinan suatu proses, ia masih membutuhkan perhitungan perubahan entropi untuk
lingkungan maupun sistem. Akan leih baik bila kita mempunyai fungsi keadaan yang dapat
memprediksi keadaan dari suatu proses dalam sistem tanpa peru melakukan perhitungan
ekspisit untuk lingkungan. Untuk kasus khusus yang membahas suatu proses pada suhu dan
tekanan tetap, terdapat suatu fungsi keadaan, yang disebut dengan energi bebas gibs, dan
dilambangkan dengan G(247)
Energi gibs didefinisikan sebagai G = H- TS
Sehingga S =
G
T

Karena suhu absolut T selalu positif S dan G harus mempunyai tanda yang
berlawanan untuk proses yang terjadi pada T dan P tetap. Sehingga
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 3

G < 0 = proses spontan
G = 0 = proses reversibel
G > 0 = proses tak terjadi
Perubahan energi bebas gibs memberikan kriteria untuuk spontanitas dari setiap proses
yang terjadi pada suhu dan tekanan tetap. Untuk memprediksi apakah suatu reaki kimia
berlangsung spontan pada nilai T dan P tertentu, kita tinggal menentukan G pada keadaan
yang sama tersebut. Untuk berbagai jenis reaksi kimia dilakukan secara sistematis dengan
menentukan energi bebas dalam keadaan standar. Energi-Bebas-Keadaan-Standar, perubahan
energi bebas gibs untuk suatu reaksi kimia yang dilakukan pada suhu tetap adalah:
G = H - TS , dimana H adalah perubahan entalpi dalam reaksi dan S adalah
perubahan entalpi sistem,(David W. Oxtoby. 2001).
Sel elektrolisis tersusun atas elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).
Pada aoda terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Ada dua tipe
elektroda, yakni elektroda innert dan reaktif. Bila elektroda beruapa eletroda innert, reaksi
oksidasi sangat bergantung pada jenis anion yang ada dalam larutan, sebaliknya bila anoda
merupakan elektroda reaktif maka elektroda itu akan larut. Karbon merupakan salah satu
elektroda innert yang paling murah dibandingkan dengan elektroda lainnya. Pemakaian
karbon aktif sebagai elektroda telah banyak digunakan, baik hanya sebatas sebagai research
maupun skala industri. Karbon memiliki sifat-sifat antara lain, tahan terhadap medium asam
maupun basa, ukuran pori dan luas muka spesifik dapat dikontrol, bersifat innert, mudah
ditempeli dengan logam, memiliki luas muka spesifik yang relatif tinggi, dan mudah
diperoleh dengan harga relatif murah,(Anonim).
Peristiwa elektrolisis terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan
senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang dapat
menghantarkan arus listrik melaluli larutan.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam cenderung melepaskan elektron
(memiliki energi ionisasi yang kecil). Sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung
menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan besar).
Deret volta merupakan urutan logam-logam (ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan
potensial elektroda standarnya:
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg,Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 4

Semakin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam terebut semakin
mudah teroksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan suatu logam dalam deret volta, maka
logam tersebut semakin mudah tereduksi.
Untuk menentukan berat zat yang dihasilkan pada proses elektrolisis, digunakan hukum
faraday, yaitu W = E x F
W= berat zat hasil elektrolisis
E= massa ekuivalen zat elektrolisis
F= jumlah arus listrik
E =
Ar (Mr )
v
atau E=
Ar (Mr )
n

Ar= massa atom relatif
Mr= massa molekul relatif
n= jumlah elektron yang terlibat, (Achmad Suyuty).

MATERIAL AND METHOD

Alat dan bahan:
Neraca digital
Pipet tetes
Gelas kimia
Powe supply
Multimeter
Pembakar spiritus
Termometer
Statif dan ring
Kaki tiga dan kawat kasa
Stopwatch
CuSO4 0,1 M
Elektroda C dan Cu
Korek
Kabel
Tisu
Amplas
Prosedur kerja:
1. Bersihkan masing-masing elektroda dengan mengamplas dan mencelupkannya atau
membilasnya dengan akuades.
2. Keringkan dan timbang.
3. Masukkan larutan CuSO
4
0,1 M sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia 100 mL.
4. Rangkai alat percobaan dan atur power supply pada tegangan 3 Volt.
5. Pasang elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda kemudian masukkan
kedalam larutan CuSO
4
0,1 M.
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 5

6. Lakukan elektrolisis selama 2 menit pada suhu 30C dan amati perubahannya.
7. Catat arus pada elektrolisis 30C.
8. Matikan power supply,cuci elektroda Cu dengan air lalu keringkan dengan dan
timbang dengan neraca digital.
9. Lakukan langkah yang sama dengan suhu 50C dan 70C.

RESULT AND DISCUSSION
No Suhu (T) Kuat Arus (I) Tegangan (V) Waktu (t) Massa Cu
Sebelum
Massa Cu
Sesudah
1 30C 0,64 A 3,43 V 2 Menit 3,8473 gram 4,0038 gram
2 50C 0,75 A 3,27 V 2 Menit 3,9035 gram 4,0145 gram
3 70C 0,71 A 3,27 V 2 Menit 3,9987 gram 4,0234 gram

Persamaan reaksi
Reaksi di Anoda: 2H
2
O 4H
+
+ O
2
+ 4e
-

Reaksi di Katoda: Cu
2+
+ 2e
-
Cu
Perhitungan
G = -n F Esel
Esel = Ered - Eoks
Esel = 0,337 v (-1,229 v) = 1,567 v
G = -2 mol e- /mol x 96500 C /mol e- x 1,576 v
G = -3,04 x 10
5
J/mol

S 30C = nF /
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/30 C)
= 10138,9 J/mol
S 50C = nF /
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/50 C)
= 6083,36 J/mol
S 70C = nF /
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/70 C)
= 4345,25 J/mol
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 6

H 30C = G + T.S
H = -3,04 x 10
5
+ 30 x 10138,9
H = 167 J
H 50C = G + T.S
H = -3,04 x 10
5
+ 50 x 6983,36
H = 168 J
H 70C = G + T.S
H = -3,04 x 10
5
+ 70 x 4345,25
H = 167,5 J
Pembahasan
Pada percobaan sel eektrolisis pengaruh suhu terhadap berat yang dihasilkan pada
elektroda Cu semakin bertambah beratnya. setelah dialiri arus listrik dalam jangka waktu 2
menit elektoda diangkat lalu ditimbang dengan neraca analitik, setelah ditimbang elektroda
Cu diamplas kembali dan dibilas dengan air. Hal ini dilakukan karena untuk mensterilkan
endapan yang terdapat pada elektroda Cu.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif, dan dikenal sebgai oksidator atau agen oksidasi. Senyawa-
senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai
reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen pereduksi,(Achmad Suyuty). Logam Cu pada
deret volta terletak pada posisi sebelah kanan, berarti logam Cu semakin mudah tereduksi dan
bertindak sebagai katoda. Elektroda C merupakan elektroda innert, ia mengalami reaksi
oksidasi dan bertindak sebagai anoda. Elektroda C adalah elektroda innert yang lebih murah
harganya dibandingkan dengan elektroda innert lainnya (Pt, Au).
Dalam termodinamika sel elektrokimia, Willard Gibbs mengatakan bahwa panas yang
dihasilkan (kalor) merupakan perubahan bentuk dari kerja yang dilakukan sel. Kerja yang
dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum
di luar kerja, -PV. Secara umum, penurunan energi Gibbs dirumuskan G = -n F Esel. Suatu
reaksi dikatakan spontan jika G < 0, E > 0 dan tidak spontan jika G > 0, E < 0.
Menurut Willard Gibbs, perubahan entropi dan perubahan entalpi dapat dihitung
menggunakan rumus S = nF / dan H = G + T.S. Pada praktikum ini logam Cu
sebagai katoda mengalami pelepasan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri
teroksidasi. Oleh karena ia mendonorkan elektronnya, ia juga disebuut sebagai penderma
eektron. Hal ini menunjukkan bahwa katoda mengalami reduksi. Di dalam sel elektrolisis
Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 7

terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia. Elektrolisis termasuk cabang ilmu dari
elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektrok-elektron bebas dari suatu
logam kepada komponen di dalam larutan.
Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energy gibbs.
Sesuai dengan pendapat joule bahwa energy gibbs (kalor) yang dihasilkan berbanding lurus
terhadap kuadrat arus dan resistensi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
semakin besar arusnya, maka energy gibbs yang dihasilkanpun akan semakin besar pula.

CONCLUSION
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan:
1. Reaksi berlangsung spontan dengan G sebesar 3,04 x 10
5
J/mol.
2. H pada suhu 30C yaitu 167 J, pada suhu 50C H sebesar 168 J dan pada suhu
70C H sebesar 167,5 J
3. S pada suhu 30C yaitu 1,0138 J/mol lalu pada suhu 50C S sebesar 6083,36 J/mol
dan pada suhu 50C S sebesar 4345,25 J/mol.

REFERENCE LIST

Oxtoby, David W. 2001. Prinsi-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid Satu.
Jakarta: Erlangga.
Mulyani,Sri dan Hendrawan. 2007. Kimia Fisika II. Bandung: UPI PRESS
Vogel. G.Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimakro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
Anonim, tanpa tahun. Jurnal Sel elktrolisis.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Isana%2520Supiah%2520YL.,%2520Dra.,%252
0M.Si./Sel%2520elektrolisis.pdf+&cd=6&hl=id&ct=clnk. diakses pada tanggal 27 April
2014 pukul 08:30 WIB.
Suyuty, Achmad. tanpa tahun. Studi Eksperimen Konfigurasi Komponen Sel
Elektrolisis untuk Memaksimalkan pH larutan dan Gas Hasil Elektrolisis Dalam Rangka
Peningkatan Performa dan Reduksi SOx - NOx Motor Diesel.


Sel Elektrolisis
2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika II Page 8


LAMPIRAN

Bentuk rangkaian

Anda mungkin juga menyukai