Anda di halaman 1dari 100

2009

Laporan
Pembangunan Berkelanjutan

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

DAFTAR ISI

Daftar Isi
1

Dari Redaksi

3
5

Pengantar Chief Executive Officer



Tentang Laporan Ini

13

6
Tujuan Pembuatan Laporan
7
Pendekatan Sistem Laporan
8
Penilaian Laporan
8
Pedoman Dasar
8
Lingkup Laporan
8
Verifikasi Independen
8
Penghargaaan 2009

Tentang KPC

39

14 Pemilihan Serta Evaluasi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris


14 Manajemen KPC
16 Strategi dan Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan
18 Keterlibatan Pemangku Kepentingan
21 Proses Penambangan Kami
22 Operasi Pertambangan Kami
23 Produksi Batu bara Kami
30 Pasar Batu bara
31 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
35 Benefit Karyawan
36 Penyediaan dan Pemantauan Lahan
36 Rencana Pasca Tambang

Kualitas Produk Kami
39
39
40
40

ii

Tanggung Jawab Terhadap Produk


Kepuasan Pelanggan
Program Komunikasi Pemasaran
Pelanggaran Privasi Konsumen

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

DAFTAR ISI
41

Tata Kelola Perusahaan


42
43
43
43
43
44
44

Penanggung Jawab Pembangunan Berkelanjutan


Monthly Board Meeting
Executive Committee
HSE Forum
HRCR Forum & HR Network
Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Forum MSH-CSR (Multi Stakeholder for Corporate Social Responsibility)

45

Kinerja Ekonomi

49

45 Kontribusi Bagi Pembangunan Ekonomi Nasional


45 Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi
45 Keterlibatan Supplier
47 Dampak KPC terhadap Perekonomian di Sekitar Tambang

Kinerja Sosial

50 Peningkatan Ekonomi Masyarakat


54 Membangun Harmoni
58 Pelestarian Alam dan Budaya

61 Kinerja Lingkungan
62
62
62
62
62
63
66
66
67
69
69
70
71
71
74

Kebijakan Lingkungan
Tanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan
Pelatihan
Pemantauan dan Tindak Lanjut
Indikator Lingkungan
Kebutuhan Air untuk Produksi dan Air Minum
Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Areal Reklamasi
Relokasi Orangutan
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan Air Asam Batuan
Pengelolaan Kualitas Udara dan Pemantauan Emisi Udara
Pengelolaan Gas Rumah Kaca
Pengelolaan Limbah
Total Biaya Pengelolaan Lingkungan

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

iii

DAFTAR ISI
75

Kinerja Perburuhan

83

75 Sumber Daya Manusia


78 Hubungan Industrial
80 Pelatihan dan Pengembangan
81 Peluang Berkarir
81 Penilaian Kinerja Karyawan
81 Program Retensi Karyawan
82 Menarik Orang-orang Berpotensi
82 Program Beasiswa Bagi Anak Karyawan

Kinerja Hak Asasi Manusia

85
91

iv

83 Tindakan Diskriminasi
83 Buruh Anak
83 Kerja Paksa
83 Praktek Pengamanan
84 Penduduk Pribumi
84 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Referensi Silang GRI

Daftar Singkatan

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

DARI REDAKSI

Dari Redaksi
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dewasa
ini menjadi bagian yang wajib dilaksanakan oleh
perusahaan. Seperti yang tercantum dalam UU
Republik Indonesia No.40/2007, pemerintah mengatur
dengan tegas bahwa perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Kami masih tetap konsisten untuk melakukan audit


eksternal yang dilakukan oleh badan verifikasi dan
sertifikasi independen yaitu SGS Indonesia untuk
menjaga tingkat akurasi, akuntabilitas, dan transparansi
laporan ini. Masukan dari SGS atas laporan tahun
sebelumnya kami laksanakan untuk meningkatkan
kualitas laporan.

Sebagai perusahaan batu bara kelas dunia, KPC


telah melaksanakan tanggung jawab ini dan secara
berkala melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan
sosialnya dalam suatu laporan tahunan yaitu Laporan
Pembangunan Berkelanjutan. Tahun 2010 ini, KPC
mengeluarkan Laporan Pembangunan Berkelanjutan
2009 yang merupakan laporan yang ke-7.

Secara singkat bisa dikatakan bahwa Laporan


Pembangunan Berkelanjutan 2009 ini adalah
rangkuman dari kegiatan operasi perusahaan,
pengawasan, serta evaluasi dalam satu tahun. Kami
sadar bahwa penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan laporan di masa
yang akan datang sangat kami harapkan.

Membuat Laporan Pembangunan Berkelanjutan


tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Secara
konsisten tim pembuat laporan ini terus melakukan
perbaikan-perbaikan baik dalam segi kualitas isi
maupun tampilan laporan itu sendiri. Tim yang telah
dibekali pengetahuan mengenai Pembangunan
Berkelanjutan dan standard Global Report Initiatives
(G3) adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh KPC.
Selama tiga tahun terakhir ini, Laporan Pembangunan
Berkelanjutan KPC mendapatkan penghargaan dalam
ajang ISRA (Indonesian Sustainability Reporting Award).
Bentuk penghargaan ini tidak hanya mencerminkan
kualitas laporan yang telah dibuat oleh KPC tetapi
juga sekaligus menjadi motivasi bagi KPC untuk secara
konsisten melakukan serta melaporkan tanggung
jawab sosialnya.

Kritik, saran serta pertanyaan mengenai data dan


informasi yang kami sajikan, mohon disampaikan ke:
Divisi External Affairs & Sustainable Development
PT.Kaltim Prima Coal
Gedung M2 Mine Site
Sangatta, Kutai Timur,
Kalimantan Timur 75611
INDONESIA
Telp. +62 549 521451
Fax. +62 549 521701
Website: www.kaltimprimacoal.co.id (3.4)
Selamat membaca,

Redaksi

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

PENGANTAR CHIEF EXECUTIVE OFFICER

Pengantar
Chief Executive Officer
Para pemangku kepentingan yang kami hormati,
Dunia kita saat ini semakin dihadapkan pada tantangan
besar berupa perubahan iklim, akibat pemanasan
global. Salah satu penyumbang pemanasan global
adalah pemakaian energi berbahan bakar fosil, seperti
batu bara, minyak bumi, gas alam dan lainnya.
Pada sisi lain, standar hidup masyarakat dunia terus
berubah dan menuntut kualitas kehidupan yang lebih
baik setiap harinya. Kondisi ini tidak diimbangi dengan
inovasi teknologi yang mampu menggantikan energi
berbahan bakar fosil, sehingga kebutuhannya makin
tinggi setiap tahunnya.
Dalam situasi ini, PT.Kaltim Prima Coal (KPC) berusaha
untuk memanfaatkan cadangan batu bara yang ada
di wilayah Kabupaten Kutai Timur, namun dengan
semaksimal mungkin tidak dengan merusak kehidupan
di masa yang akan datang. Dalam semangat itu, KPC
berusaha untuk menerapkan praktek pertambangan
yang baik (good mining practice), meluncurkan
berbagai program pelestarian lingkungan, efisiensi
pemakaian energi dan lainnya.
Tantangan yang tidak kalah hebatnya adalah kondisi
perekonomian dunia yang fluktuatif, yang berimbas
pada kenaikan harga produksi, menurunnya
permintaan pasar, dan rendahnya harga jual batu
bara. Pada sisi lain, perusahaan juga harus mampu
memberikan nilai tambah yang signifikan kepada
pemegang saham, karyawan dan pemerintah berupa
pembayaran royalti dan pajak.
Untuk mengimbangi hal itu, KPC melakukan berbagai
langkah penghematan dengan mengoptimalkan

(1.1; 1.2)

peran dari Divisi Business Improvement, memperluas


jaringan pasar dan meningkatkan kualitas layanan
kepada pembeli.
Pada tingkat lokal, tingkat harapan dan ketergantungan
perekonomian masyarakat terhadap perusahaan
masih tinggi. Hal itu bisa dilihat dari performa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Kutim yang menunjukkan angka dominant berasal
dari sektor tambang, yakni sekitar 80 % nilai PDRB.
Untuk menurunkan tingkat ketergantungan itu
dan menciptakan masyarakat yang mandiri pasca
tambang, KPC merumuskan kebijakan pembangunan
berkelanjutan masyarakat yang berorientasi pada
peningkatan kapasitas masyarakat, mendorong
pertumbuhan ekonomi non tambang dan
menciptakan sumber daya manusia untuk masa depan
Kutai Timur.
Sebagai perusahaan tambang batu bara, KPC terus
melakukan operasional perusahaan untuk memasok
batu bara termal kelas dunia. Meski demikian,
perlindungan tenaga kerja dari sisi keamanan dan
kesehatan kerja menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari operasional KPC. KPC juga tetap menjalankan
usahanya dengan mematuhi hukum yang berlaku di
Indonesia, tata nilai yang dikandung masyarakat dan
nilai-nilai internasional seperti kepatuhan terhadap
HAM, Global Compact, Millenium Development Goals
(MDGs) dan nilai-nilai lainnya.
Pada tahun 2009, terjadi beberapa hal penting untuk
menjadi pengalaman yang berharga yang harus kita
perhatikan agar dalam menghadapi tahun kerja 2010
yang akan datang, kita dapat memperbaiki serta
meningkatkan kinerja kita di semua bidang sehingga
mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

PENGANTAR CHIEF EXECUTIVE OFFICER


Dalam bidang Keselamatan Kerja, kinerja tahun 2009
ini merupakan yang terburuk sepanjang tiga tahun
terakhir ini. Dalam tahun ini telah terjadi sebanyak 32 LTI
dan salah satunya telah mengakibatkan kematian. Hal
ini menjadikan tingkat kekerapan kejadian kecelakaan
yang mengakibatkan kehilangan jam kerja (LTIFR)
sebesar 0,56. Untuk itu saya mengingatkan kembali
agar kita selalu mengutamakan keselamatan dalam
melakukan setiap pekerjaan, bekerja lebih keras lagi
untuk menciptakan lingkungan bekerja yang aman
bagi seluruh karyawan. Hindari melakukan jalan pintas
dan melanggar ketentuan dasar dari keselamatan kerja.

ini, yang berdampak langsung terhadap turunnya


harga jual batu bara akibat turunnya permintaan,
upaya-upaya efisiensi dan penghematan harus kita
lakukan dengan terus menerus. Perusahaan telah
membentuk tim-tim kecil untuk mempelajari dan
merekomendasikan perbaikan di berbagai bidang,
dalam rangka efisiensi dan penghematan biaya operasi.
Penghargaan terhadap kinerja tim-tim ini patut kita
sampaikan karena langkah-langkah perbaikannya
telah berhasil menurunkan biaya operasi dalam tahun
2009 ini. Tentunya hal ini harus terus kita lanjutkan di
tahun yang akan datang.

Dalam hal produksi, kendala utama seperti cuaca


yang sulit untuk diperkirakan, keterlambatan tibanya
peralatan yang dipesan serta rendahnya ketersediaan
alat produksi telah mengakibatkan pencapaian
produksi pemindahan tanah penutup maupun batu
bara di bawah rencana yaitu masing-masing -2%
untuk pemindahan tanah penutup dan -5 % untuk
produksi batu bara. Sedangkan penjualan total dalam
tahun 2009 ini adalah 38,8 juta mt, atau -5% di bawah
rencana penjualan (41 juta mt), dengan harga rata-rata
USD $ 63/mt (20% di bawah rencana US $ 79/mt). Hal
ini mengakibatkan keuntungan yang diperoleh dalam
tahun 2009 ini jauh di bawah yang telah direncanakan.

Kegiatan penting lainnya dalam tahun 2009 ini adalah


proses penyusunan AMDAL untuk peningkatan
produksi menjadi 70 juta ton per tahun yang telah
berjalan sesuai dengan rencana. Kita harapkan dapat
dipresentasikan serta mendapat persetujuan Komisi
AMDAL pada paruh pertama tahun depan. Perusahaan
juga telah menyelesaikan dan mempresentasikan
kepada pemerintah laporan rencana strategis dan
rencana penutupan tambang. Seperti tahun-tahun
sebelumnya perusahaan juga telah melaksanakan
kewajibannya membuat dan mempresentasikan
RKTTL dan RKAB untuk tahun 2010, yang telah
dilaksanakan pada minggu pertama bulan Desember
2009. Semua hal tersebut di atas dapat tercapai berkat
dukungan semua pihak, untuk itu atas nama pimpinan
perusahaan saya sampaikan terima kasih.

(EC 2)

Rendahnya harga jual batu bara ini tidak lepas dari


pengaruh krisis ekonomi dunia, yang tentunya
berakibat menurunnya permintaan batu bara dari
negara-negara pembeli seperi Jepang dan lainnya.
Hal lain yang telah mengganggu dan mengakibatkan
turunnya volume penjualan dalam tahun ini adalah
kerusakan pada OLC (Overland Conveyor) akibat logam
yang telah mengikis belt conveyor sepanjang hampir 3
km. Upaya perbaikan telah dilakukan dengan sangat
optimal, dan untuk itu terima kasih kepada semua
pihak terkait dalam upaya perbaikan ini atas semua
kerja kerasnya.
Menghadapi situasi ekonomi dunia yang terkena krisis

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Semua target itu tentunya harus kita capai dengan cara


yang aman, sehingga kita bisa membuktikan bahwa
KPC selain menjadi tambang terbesar juga merupakan
tambang dengan lingkungan kerja teraman bagi
seluruh karyawannya.

Terima kasih,

Endang Ruchijat
Chief Executive Officer

TENTANG LAPORAN INI

TENTANG LAPORAN INI

(3.3)

Laporan ini merupakan Laporan Pembangunan


Berkelanjutan ke-7 PT.Kaltim Prima Coal. Setiap
tahunnya, PT.KPC melaporkan kegiatan pembangunan
berkelanjutan dengan mengacu kepada standar
Global Report Initiative. Penggunaan standar ini sangat
membantu pelaporan yang memenuhi prinsip-prinsip
transparansi, sustainability, dan kejelasan (clarity) atas
segala aspek kegiatan yang dilakukan PT.KPC di bidang
ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Program-program kegiatan tersebut tidak hanya


semata-mata sebagai pemenuhan persyaratan
AMDAL 2005 di bidang sosial dan ekonomi, tetapi
juga merupakan upaya proaktif tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT.Kaltim
Prima Coal. Dalam pelaksanaannya, program kegiatan
disesuaikan dengan rencana strategis jangka panjang
demi kelangsungan hidup masyarakat sekitar tambang
menjelang rencana penutupan tambang tahun 2021.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan PT.Kaltim Prima


Coal memaparkan kinerja operasional tambang batu
bara serta komitmennya. Selain itu, dalam laporan ini,
dipaparkan juga bagaimana perusahaan memberikan
manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan melalui
kemitraan dengan pemangku kepentingan khususnya
adalah masyarakat di sekitar tambang.

Tiga kunci pokok keberlanjutan meliputi manfaat kegiatan


ekonomi yang dipertimbangkan sebagai konsekuensi
dari hubungan sosial serta dampak lingkungan yang akan
muncul; kedua, dalam mempergunakan sumber daya,
perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan serta
harapan dari generasi yang akan datang; dan yang ketiga,
pemerintah, para pelaku industri serta berbagai anggota
masyarakat harus bergerak bersama dalam rangka
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Kinerja operasional tercermin melalui penerapan


prinsip-prinsip good corporate governance serta
praktek operasional tambang yang secara konsisten
mengacu kepada standar keselamatan dan kesehatan
kerja yang tinggi. Selain itu, perusahaan juga
memegang komitmen untuk menjalankan program
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan
dengan secara aktif melaksanakan kegiatan sesuai
perencanaan.

SDR 2003
GRI 2002
Level 1

Dengan terus menerapkan standar keselamatan,


kesehatan kerja, lingkungan, dan kesehatan masyarakat
yang tinggi serta menjalin kemitraan dengan pemerintah
dan masyarakat lokal, KPC mencoba untuk menciptakan
pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang.
Berikut ini adalah 6 Laporan Pembangunan Berkelanjutan
yang telah dihasilkan oleh KPC. (3.2)

SDR 2004
GRI 2002
Level 1
Score 33%

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG LAPORAN INI

SDR 2005
GRI 2002
Level 2
Score 45%

SDR 2006
GRI 2003 (G3)
Level 2
Score 82,5%

SDR 2007
GRI 2006 (G3)
Level 2
Score 91%

SDR 2008
GRI 2006 (G3)
Level 2
Score 93%

Laporan Berkelanjutan 2009 PT. KPC mengacu pada


standar GRI 2006 (G3) yang peringkat pencapaiannya
terus ditingkatkan. Hal ini membuktikan bahwa
PT. Kaltim Prima Coal terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas laporan pembangunan
berkelanjutannya.

ketepatan (Accuracy),menyeluruh (Completeness),


serta reliabilitas (Reliability) merupakan prinsip yang
kami gunakan untuk menampilkan informasi dalam
laporan ini. Melalui proses internal dan external audit
yang kami lakukan, memberikan jaminan bahwa ketiga
prinsip tersebut ada dalam laporan ini.

Pada laporan ini, akan ditunjukkan GRI standard


disclosure yang digunakan pada halaman-halaman
tertentu untuk mempermudah pembaca mengetahui
indikator dalam GRI yang ditampilkan dalam laporan
ini.

Pemenuhan bagian-bagian penting yang disyaratkan


dalam Indikator Parameter yang terdapat dalam
GRI G-3 tetap dilakukan dalam laporan kali ini. Staf
perusahaan yang ditunjuk telah mendapatkan
pelatihan mengenai GRI standar turut serta dalam
penyusunan laporan ini. Selain itu, KPC mengirimkan
12 kontributor data laporan ini dalam pelatihan CSRS
(Certified Sustainability Reporting Specialist) yang
diselenggarakan oleh NCSR (National Center for
Sustainability Reporting). Hal ini memperkokoh tim
penyusun Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009
PT.Kaltim Prima Coal dan mendapat dukungan tinggi
dari manajemen perusahaan.

Tujuan Pembuatan Laporan


Laporan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan
komitmen dan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial
perusahaan kepada para pemangku kepentingan
serta masyarakat secara transparan. Dengan adanya
laporan ini diharapkan para pemangku kepentingan
bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan
terbuka mengenai segala kegiatan pembangunan
berkelanjutan di PT.Kaltim Prima Coal.
Laporan ini juga menampilkan capaian serta
perubahan yang terjadi selama tahun 2009. Prinsip

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Agar laporan ini dapat menyajikan data yang akurat


dan terpercaya, maka seperti tahun sebelumnya kami
telah meminta pihak luar yang berkompeten untuk
menguji keabsahan isi laporan ini.

TENTANG LAPORAN INI


Pendekatan Sistem Laporan (3.11)
Laporan pembangunan berkelanjutan kali ini masih
menekankan pada pelaporan kinerja program
dalam mencapai pembangunan berkelanjutan
serta keterlibatan pemangku kepentingan dalam
pembangunan tersebut. Data yang disyaratkan dalam






Pengumpulan data kinerja tahun 2009


Data yang dikumpulkan harus diverifikasi oleh
manajer untuk memastikan ketepatannya
Tim redaksi menganalisa data dan menyusun
draft laporan
Draft laporan diedit oleh Penanggung Jawab
Redaksi
Laporan yang telah diedit dikirimkan kembali
ke kontributor
Pengeditan final dilakukan
Internal audit dilakukan dipimpin oleh
Specialist Reporting yang bersertifikat
sebagai assuror dari NCSR (National Centre for
Sustainability Reporting)
Temuan dari internal audit ditindak lanjuti
sebagai bahan draft final laporan
Laporan diserahkan kepada independent
assuror untuk diaudit

indikator GRI akan tetap disampaikan dalam bentuk


statistik.
Struktur Laporan Berkelanjutan (3.5)
Laporan pembangunan berkelanjutan ini disusun
dengan tahapan sebagai berikut:

Departemen terkait menyediakan data


unjuk lingkungan, sosial dan keuangan

Penulisan laporan

Pengeditan laporan

Pengecekan akurasi

Pengeditan final

Audit Internal

Draft Final

Audit Eksternal

Laporan Akhir

Yang Kami Laporkan adalah: (3.1; 3.6)



Kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
disyaratkan dalam indikator GRI. Laporan tahun
ini mencoba menampilkan semua indikator yang
ada dalam GRI standar.

Perubahan-perubahan yang terjadi selama tahun
2009.

Kegiatan yang bersifat operasional yang
disyaratkan dalam indikator GRI.

Kegiatan operasional yang memenuhi kepatuhan
perundang-undangan atau ketentuan lainnya.

Indikator tambahan (additional indicator) yang
ada dalam GRI.

Indikator yang ada dalam Sustainability Reporting
Guidelines & Mining and Metal Sector Supplement
RG Version 3.0/MMSS Final Version.

GRI indicator

KPC Sustainable
Development
Report
KPC Objectives
& Targets

Monthly
Report

Quarterly
Report

Internal

External
(Limited)

External
(stakeholder)

Scale of issues related to KPC Operation

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG LAPORAN INI


Penilaian Laporan
Laporan tahun ini diaudit berdasarkan penilaian
laporan tingkat 2 (dua) oleh pihak independen guna
meningkatkan keandalan dari laporan kami. Penilaian
laporan tingkat 2 (dua) ini mencakup:
1. Evaluasi atas ketepatan laporan
2. Analisa gap terhadap koridor GRI
3. Penilaian dengan sistem skor dan persentasenya
terhadap persyaratan GRI
Kami juga melaporkan tindakan perbaikan yang
diminta tim auditor pada laporan tahun sebelumnya.
Seperti pelengkapan semua indikator GRI, penampilan
pemangku kepentingan dan masukannya, serta
penekanan pada isu global.
Kami meyakini bahwa laporan ini berada di GRI 2006
dengan level A+.

Pedoman Dasar (3.8; 3.9)


Laporan ini dibuat dengan mengacu kepada Sustainability
Reporting Guidelines & Mining and Metal Sector
Supplement RG Version 3.0/MMSS Final Version. Selain itu,
data dan perhitungan dalam laporan ini sesuai dengan
hasil audit internal maupun eksternal perusahaan.

Rujukan terhadap pemenuhan pedoman GRI dapat


dilihat pada halaman 81-86.

Lingkup Laporan (3.7)


Laporan ini melaporkan semua aspek kinerja
operasional dalam wilayah penambangan KPC serta
perubahan-perubahan yang kami alami selama
tahun 2009, mencakup pembangunan berkelanjutan,
kondisi keuangan serta hasil produksi. Akan tetapi,
kinerja lingkungan kontraktor KPC belum dilaporkan
dalam laporan ini. Seperti yang telah kami sampaikan
sebelumnya bahwa dalam laporan kali ini mengacu
kepada Sustainability Reporting Guidelines & Mining
and Metal Sector Supplement RG Version 3.0/MMSS
Final Version.

Verifikasi Independen
Isi laporan ini telah diverifikasi oleh SGS Indonesia. SGS
merupakan perusahaan pelopor dalam bidang inspeksi,
pengujian, serta verifikasi yang beroperasi di 140 negara.
Dalam laporan kali ini pernyataan verifikasi mereka akan
akurasi serta transparansi laporan ini kami cantumkan
pada halaman terakhir.

Penghargaan 2009 (2.10)


Bidang Lingkungan Hidup

Sertifikat Proper Hijau Propinsi untuk Site Bengalon (24 Juni 2009)
Sertifikat Proper Emas Propinsi untuk Site Sangatta (24 Juni 2009)

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG LAPORAN INI



Aditama Pengelolaan Batuan Penutup dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal
Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)
Aditama Pengelolaan Pengendalian Erosi dan Sedimentasi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)

Aditama Pemantauan Lingkungan Pertambangan dari Departemen of Energi dan Sumber Daya Mineral,
Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)
Aditama Pengelolaan Pembibitan dari Departemen of Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal
Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG LAPORAN INI



10

Aditama Pengelolaan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dari Departemen of Energi dan Sumber Daya Mineral,
Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)
Aditama Pengelolaan Kegiatan Sarana Penunjang dari Departemen of Energi dan Sumber Daya Mineral,
Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)

Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Terbaik dari Departemen of Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat
Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi (Desember 2009)

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG LAPORAN INI


Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Penghargaan dari Bupati Kutai Timur sebagai Perusahaan Pelaksana Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terbaik Tingkat Kabupaten Kutai Timur tahun 2009 (12 Februari 2009)
Best OHS Founder from Kutai Timur Regent (Februari 2009)
KPC Team (termasuk 2 orang dari PTDH, masing-masing 1 orang dari Thiess, PAMA and ISOS) meraih trofi juara
ke-dua untuk kategori Warehouse Fire Search dalam IFRC ke-12 (Juli 2009)

KPC mendapatkan Penghargaan Kecelakaan Nihil (untuk 8.854.561 jam kerja bebas LTI periode 6 April 31
Desember 2008) dari Menakertrans (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi). (14 Oktober 2009)

Penghargaan Utama Keselamatan Pertambangan tahun 2009, dari Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan
Panas Bumi. (3 Desember 2009)

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

11

TENTANG LAPORAN INI


Bidang Pembangunan Masyarakat

12

Penghargaan Kepedulian Sosial Nasional 2009 dengan predikat platinum untuk Program Pergizi (Program
Edukasi dan Rehabilitasi Gizi) dari Departemen Sosial Indonesia.
The Best Sustainability Report Overall in ISRA (Indonesian Sustainability Reporting Award) 2009 dari IAMI (Ikatan
Akuntan Manajemen Indonesia), INA (Indonesian Netherlands Associations), dan NCSR (National Centre for
Sustainability Reporting).
The Best Sustainability Report untuk kategori A (Agriculture, Plantation, Mining and Basic Industry, and
Chemicals Companies) dalam ISRA 2009.
Commendation for Sustainability Reporting; Assurance Practices dalam ISRA 2009.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG KPC

TENTANG KPC

MANAJEMEN PT. KALTIM PRIMA COAL

Foto dari kiri ke kanan baris depan (pertama) : R. Utoro Endang Ruchijat Ashok Mitra
Foto dari kiri ke kanan baris kedua : Khudori M Sumali Herlan Siagian Frank Sinatra Dasril Huzainsyah Akma
Foto dari kiri ke kanan baris ketiga : M. Rudy Richard Schloss Shane Bennet Bartley Hopkins Imanuel Manege Pratikto

KPC merupakan perusahaan tambang batu bara


yang terletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan
dengan akta No 28 tanggal 9 Maret 1982 dan mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuai dengan
Surat Keputusan No Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 30 Juli 1982 No 61 Tambahan Nomor
967. Sejak awal beroperasi pada tahun 1992, KPC
merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki
oleh British Petroleum International Ltd (BP) dan Conzinc
Rio Tinto of Australia Ltd. (Rio Tinto) dengan pembagian
saham masing-masing 50%. Berdasarkan Akta No. 9
tanggal 6 Agustus 2003 dan Bukti Pelaporan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C-UM. 02
01.12927 tertanggal 11 Agustus 2003, saham KPC yang
dimiliki oleh BP dan Rio Tinto telah dialihkan kepada
Kalimantan Coal Ltd. dan Sangatta Holding Ltd, dan yang

selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan


Akta Notaris No 3 tanggal 18 Oktober 2005, PT.Bumi
Resources Tbk telah mengakuisisi saham Kalimantan Coal
Ltd dan Sangatta Holding Ltd. Berdasarkan akta notaris No
34 tanggal 4 Mei 2007, pemegang Saham PT.Kaltim Prima
Coal mengalihkan 30% sahamnya kepada Tata Power
(Mauritius) Ltd. (2.6)
Berdasarkan Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan
Pertambangan Batu bara (PKP2B) yang ditandatangani
pada tanggal 8 April 1982, pemerintah memberikan izin
kepada KPC untuk melaksanakan eksplorasi, produksi
dan memasarkan batu bara dari wilayah perjanjian
sampai dengan tahun 2021. Wilayah perjanjian PKP2B
ini mencakup daerah seluas 90.938 ha di Kabupaten
Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

13

TENTANG KPC
Pemilihan Serta Evaluasi Dewan Direksi
dan Dewan Komisaris (4.2)
Pemilihan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Secara umum, kualifikasi yang digunakan
dalam penentuan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
adalah senioritas, latar belakang pendidikan, serta
pengalaman kerja.
Evaluasi kinerja Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dengan melihat kinerja perusahaan di bidang
ekonomi, sosial, lingkungan, serta keselamatan dan
kesehatan kerja.

Dalam jajaran Dewan Direksi, Dewan Komisaris


dan Pemegang saham, KPC tidak memiliki pihak
independen, yang tidak memiliki financial interest
terhadap perusahaan. (4.3)

Manajemen KPC (2.3; 4.1; 4.7)


Operasional tambang kami didukung oleh tim
manajemen yang terdiri dari para profesional yang
ahli dan sangat kompeten di bidangnya masingmasing serta mempunyai pengalaman lebih dari
sepuluh tahun. Tidak ada anggota manajemen yang
merupakan anggota independen. Adapun susunan
tim manajemen kami adalah sbb:

2008

Chief Executive Officer


Chief Operating Officer
Chief Financial Officer
GM Mining Development Division
GM Human Resources Division
GM External Affairs & Sustainable Development
Division
GM Contract Mining Division
GM Marketing Division
Expansion Project Coordinator
GM Mining Operation Division
GM Health, Safety & Environment Division
GM Mining Support Division
GM Processing and Infrastructure Division
GM Supply Chain Division
Head of Project Expansion Team
GM Business & Performance Improvement

14

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

2009

Endang Ruchijat
R. Utoro
Ashok Mitra
Shane Bennet
Tulus Siregar (Act)

Endang Ruchijat
R. Utoro
Ashok Mitra
Shane Bennet
Khudori

Harry Miarsono

Huzainsyah Akma

M. Rudy
Herlan Siagian
Yulianti Subian
Frank Sinatra
Khudori
Richard Schloss
M. Sumali
Pratikto
Bartley Hopkins
Dasril

M. Rudy
Herlan Siagian
Yulianti Subian
Frank Sinatra
Imanuel Manege
Richard Schloss
M. Sumali
Pratikto
Bartley Hopkins
Dasril

Manager
Pit J

Manager
Coal Mining

Manager Project
Management
& Evaluation

Manager Project
Government
Relations

Manager
Industrial
Relations

Manager
Coal Technology

Manager
External
Relations

Manager
Learning &
Dev. Services
Manager
Contract Mining
Pama & FBS

Manager
Occupational
Health & Safety

Manager
Strategic
Planning

Manager
Contract Mining
TCl

Manager
Sales Operations

Manager
Land
Empowerment

Manager
Compensation &
Benefit

Manager
Mine Planning
(Acting)

Manager
Mine
Optimisation

Manager
Pit Hatari

Manager
Pit Bintang

Manager
Mining
Services

Manager

Manager
Environment

Manager
Contract Mining
(PT DH-Bengalon)

Manager
Marketing

Manager
Community
Empowerment

Manager
Human
Resources

Manager
Geology

General Manager
Mining
Operations

Socio Political
Advisor

General Manager
Health, Safety &
Environmental

General Manager
External Affairs
& Sustainable Dev.

General Manager
Human Resources
(Acting)
General Manager
Contract Mining

Chief Operating Officer

General Manager
Mining
Development
General Manager
MARKETING

Secretary to CEO

CHIEF EXECUTIVE OFFICER

BOARD OF
DIRECTORS

BOARD OF
COMMISSIONERS

Head of Project
Expansion Team

General Manager
Business &
Performance
Improvement

Manager
Risk & Asset
Management

Manager
Civil and
Bengalon
Development

Manager
Maintenance
Services

Manager
Contract
Maintenance

Manager
Maintenance
Sysem (Acting)

Manager
OL C-Stock Pile
Ship Loader Duplication
Projects

Manager
Power Station Project &
Electrical Support (Acting)

Manager
in Pit OLC &
Crushers Project

Manager
Procurement
Expansion

Manager
Treasury

Manager
Infrastructure
Support Project

Manager
Acounting & Tax

Manager
Coal Terminal
OLC & Power

Manager
Haul Truck
Maintenance

Manager
Operation
Analysis

Manager
Equipment and
Workshop facilities
Expansion

Manager
Coal Terminal
Processing Plant

Manager
Heavy Equipment
Maintenance

General Manager
Finance

General Manager
Processing &
infrastructure

Chief Operating Officer

General Manager
Mining Support

AUDIT COMMITEE

Organization Structure

Manager
Supply

Manager
Logistics

General Manager
Supply Chain

Manager
Business Analyst

Manager
Audit

TENTANG KPC

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

15

TENTANG KPC
Profil Perusahaan hingga 31 Desember 2009 (2.1; 2.8; 2.9; EC 1)
38.758.082 ton
Prima: 1,3 %
Pinang: 56,3 %
Melawan: 42,5 %

Jenis perizinan

Perjanjian Karya Pengusahaan


Pertambangan Batu bara (PKP2B
Kontrak No.J2/Ji.D4/16/82)

Batu bara terjual

Tanggal penandatanganan

8 April 1982

Net sales

USD 2.158,81 juta

Tahapan kegiatan

Operasi produksi (SK Penciutan


Produksi No.940.K/20.01/DJP/1999
Tanggal 24 Desember 1989)

Royalti yang dibayarkan


pada tahun 2009

USD 309,82 juta

Bahan galian

Batu bara

Total tax payment

USD 568,29 juta

Masa berlaku

30 tahun sejak disetujui tahap


produksi (1 Januari 1992)

Dana untuk pasokan


barang

USD 810.220.038,78

Luas

90.938 ha (D4KW 96PB0363)

Dana untuk penggunaan


jasa

USD 134.016.037,98

Lokasi/Alamat Kantor Pusat

PT.Kaltim Prima Coal, Mine Site


Building, Sangatta, Kabupaten Kutai
Timur, Kalimantan Timur (2.4)

Employee wages and


benefits

USD 90,07 juta

Community expenditure
commitment

USD5.000.000

Pemilik Saham

32,4 % PT. Sitrade Coal


30 % Bhira Investments Limited
13,6 % PT. Bumi Resources
9,5 % Sangatta Holding Limited
9,5% Kalimantan Coal Limited
5 % Kutai Timur Energi

Contractor Cost

USD 775.576.993

Biaya lingkungan

USD 23.380.952

Tenaga kerja

Karyawan permanen (3.941)


Karyawan fixed term (1.032)

Sumber: Financial Statements With Independent Auditors Report for the Year Ended December 31, 2009 and Data from Supply Department

Strategi dan Pendekatan Pembangunan


Berkelanjutan (4.11; SO1)
Motto Tidak Hanya Menambang merupakan
inspirasi bagi pelaksanaan program pengembangan
masyarakat berkelanjutan di PT.Kaltim Prima Coal yang
tergambarkan hingga kegiatan pasca tambang. Motto
ini juga telah menjadi pendekatan di bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang dilakukan perusahaan.
Hal ini membuktikan bahwa operasional tambang
KPC tidak hanya mengambil sumber daya alam yang
tak terbarukan, akan tetapi juga melakukan usahausaha mitigasi lingkungan serta meningkatkan sumber
daya terbarukan dengan menjaga hubungan baik
dengan para pemangku kepentingan. Hal itu dilakukan
dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dan
lembaga masyarakat serta pemerintah, selain itu juga
menumbuhkan iklim usaha dan budaya kerja yang

16

lebih baik bagi masyarakat di area sekitar operasi


tambang KPC.
Tingkat ketergantungan masyarakat Kutai Timur
terhadap sektor tambang batu bara yang masih cukup
tinggi (sebesar 86,17 %) merupakan persoalan yang
mendapat perhatian dari KPC. Hal ini membuat visi
KPC untuk menjadi pemasok utama batu bara termal
kelas dunia tidak sebatas hanya pada produksi batu
bara untuk pemenuhan permintaan dunia, tetapi juga
pelaksanaan tanggung jawab sosial secara aktif dalam
hal melestarikan lingkungan serta meningkatkan
kemandirian ekonomi lokal.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Sebagai bukti nyata pelaksanaan tanggung jawab


sosialnya, KPC memprakarsai program-program yang
mendukung kemandirian ekonomi lokal yang selaras
dengan program penutupan tambang. Dengan

TENTANG KPC
pelaksanaan program yang terarah, masyarakat
diharapkan lebih mandiri pada tahun 2025 dan tidak
tergantung pada sektor tambang semata. Oleh karena

itu konsep pengembangan ekonomi lokal diarahkan


kepada prinsip kemitraan, partisipasi masyarakat, dan
pemberdayaan.

2005 - 2010

2010 - 2015

2015 - 2020

2021 - 2025

Studi pengembangan
pertanian

Implementasi studi
pengembangan pertanian

Pengembangan pertanian

Pengembangan industri
pertanian

Pelatihan intensif
Studi Perikanan

Pemanfaatan lahan
rehabilitasi

Industri perikanan
Pelayanan/jasa

Pelayanan/jasa

Indentifikasi lahan

Pengembangan Pertanian

Pengembangan teknologi
agribisnis

Pengembangan ekspor
agribisnis

Tambang 65%

Tambang 50%

Tambang 35%

Tambang 5%

Non Tambang 35%

Non tambang 50%

Non tambang 65%

Non tambang 95&

Studi tata ruang


Analisa potensi

Rencana Strategis Jangka Panjang Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan KPC

Sampai dengan tahun 2010, KPC akan melakukan


identifikasi lahan dan tata ruang serta kajian
pengembangan pertanian dan perikanan baik di
daerah bekas tambang maupun di luar tambang.
Kajian dan studi ini dilaksanakan untuk menjajaki
kemampuan daya dukung lingkungan dan mencari
potensi pengembangan sumber daya alam yang
terbarukan.
KPC masih menjadi partisipan UNGC pada tahun 2009
ini. Hal ini merupakan salah satu bentuk dari keterlibatan
KPC dalam isu-isu global. Lebih dari pada itu, KPC juga
masih terus melakukan dukungan terhadap MDGs
melalui program-program Tanggung Jawab Sosialnya.
Untuk menjadi mitra pembangunan bagi masyarakat
serta pemerintah, KPC, melalui organisasi-organisasi
publik yang ada, ikut ambil bagian dalam menentukan
kebijakan-kebijakan publik. Organisasi-organisasi
tersebut adalah KONI (Komite Olah raga Nasional
Indonesia), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI),
Kamar Dagang dan Industri (KADIN), BUN (Bakrie Untuk
Negeri), ALPINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), dan
forum Multi Stakeholder Corporate Social Responsible
(MSH-CSR). Selain itu KPC juga anggota aktif dari
Corporate Forum on Community Development (CFCD),
Indonesia Business Link (IBL), Forum Reklamasi Lahan
Bekas Tambang (FRLBT), Indonesian Mining Association
(IMA), PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan
Indonesia), serta Asosiasi Pertambangan Batu Bara
Indonesia (APBI). (SO 5)

Sehubungan dengan Program Business Improvement


di KPC, Business Improvemnet Division telah
melembagakan business improvement di KPC serta
telah berhasil menjalankan sebanyak 3 gelombang
(cycle) Proyek Business Improvement.
Improvement yang dilakukan tetap fokus kepada
pengurangan unit costs, peningkatan produktivitas,
dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
fokus kepada keselamatan serta aspek sumberdaya
manusia. (2.9)
Sampai dengan akhir tahun 2009, KPC Business
Improvement telah menghemat $41,78 juta dari
rencana $ 103,95 juta. Penghematan terbesar
didapatkan terutama dari Proyek Coal Trucking dan
Proyek Peningkatan Output melalui Trans-shipment,
Proyek Fuel Efficiency, dan Proyek Peningkatan utilitas
alat muat (Liebherr 996 dan Hitachi EX3500/EX3600).
Sampai dengan cycle 3 ini, beberapa rencana yang
telah tercapai antara lain adalah:
Mengembangkan visi dan misi divisi business
improvement, menetapkan rencana strategis,
melengkapi struktur organisasi dan memilih metode
yang sesuai untuk mendapatkan komitmen dari pihak
manajemen.
Melakukan pilot project yang dilakukan dalam 2
gelombang. Masing-masing terdiri dari 6 proyek. Proyek
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

17

TENTANG KPC
yang dipilih adalah yang mempunyai dampak terbesar
dalam organisasi. Semua pilot project yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik bahkan beberapa proyek
yang melebihi mandat yang diberikan dan dapat
dilakukan dalam batas waktu yang diberikan. Pilot
project yang dilakukan juga terbukti tidak mengganggu
normal operation dan mendapatkan feedback yang
positif dari anggota tim improvement dan manajemen.
Roll out Business Improvement Program dan
membangun
infrastruktur
untuk
menjamin
keberlanjutan dari improvement yang dilakukan.
Sebelum roll out, manajemen sepakat untuk menunjuk
apa yang disebut sebagai Business Improvement
Champion. Business Improvement Champion adalah
wakil divisi yang bertanggung jawab memonitor dan
mengarahkan business improvement di divisi masingmasing. Pada saaat roll out ini, Business Improvement
melibatkan lebih banyak orang dan memerlukan peran
aktif dari sponsor (General Manager) dan Manager Area
dimana improvement dilakukan. Selain itu, beberapa
yang dilakukan adalah komunikasi yang gencar kepada
karyawan dan penghargaan yang sesuai untuk personel
yang terlibat proyek improvement. Roll out yang
merupakan Improvement gelombang 3 ini dipilih 16
proyek yang melibatkan sekitar 120 personel business
improvement yang melibatkan hampir semua divisi.
Saat ini Business and Performance Improvement
Division sedang berada pada tahap yang lebih lanjut
yaitu meyakinkan Business Improvement membudaya
di KPC. Untuk melakukan perubahan budaya, sebagai
manajemen, pertama kita perlu menciptakan
lingkungan yang aman dan prduktif bagi para operator.
Untuk melakukan hal tersebut diperlukan perubahan
perilaku dengan cara membuat semua orang peduli
terhadap lingkup kerja dan keselamatan diri dan rekan
sejawat.

dan Pembangunan Berkelanjutan yang ditandatangani


oleh Presiden Direktur KPC. Dalam kebijakan tersebut
secara tidak langsung tertuang komitmen KPC untuk
membantu masyarakat dalam menemukan jawaban
atas persoalan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat di daerah sekitar operasional
tambang dan juga generasi yang akan datang. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat
lokal serta kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Dalam kegiatan operasionalnya, KPC berupaya untuk
melibatkan para pemangku kepentingan perusahaan.
Dengan melibatkan pemangku kepentingan, KPC
secara terus menerus menjawab kebutuhan pemangku
kepentingan yang terkini dengan melakukan
perubahan-perubahan
ataupun
penyesuaianpenyesuaian ke arah yang lebih baik. Jalinan kerja sama
dilakukan dengan pendekatan yang berbeda sesuai
dengan kepentingan perusahaan dan para pemangku
kepentingan.
Interaksi dengan para pemangku kepentingan
dilakukan untuk saling memahami permasalahan
ekonomi, sosial, lingkungan yang berdampak
terhadap proses penambangan. KPC selalu berupaya
untuk menjalin interaksi itu melalui beberapa cara.
Masyarakat lokal (tokoh agama/tokoh masyarakat/
pemuda): dengan melakukan pemetaan sosial,
studi dampak sosio-ekonomi dan lingkungan,

Di masa yang akan datang, disamping mengerjakan


proyek-proyek besar dengan target penghematan
besar, akan banyak lagi proyek yang sifatnya area based
project yang melibatkan karyawan pada level terendah,
dan lebih fokus pada house keeping, meningkatkan
safety area dan mempermudah pekerjaan karyawan.

Keterlibatan Pemangku Kepentingan


Sejak tahun 2007, KPC mempunyai kebijakan K3L
(Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup)

18

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KPC yang diwakili salah satu stafnya mengikuti pertemuan anggota


UNGC (United Nation Global Compact) pada bulan Desember
2009. Ini merupakan salah satu bentuk keterlibatan KPC dengan
pemangku kepentingan dan isu-isu global.

TENTANG KPC

Kebijakan K3L dan Pembangunan Berkelanjutan (4.8)

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

19

TENTANG KPC
forum konsultasi, pengembangan tenaga kerja lokal.
Pengusaha lokal: pelatihan, konsultasi bisnis dengan
Kadin, Hipmi, dan kontraktor lokal. Akademisi:
Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR,
penelitian/studi, seminar/diskusi, konsultasi dengan
Untag Samarinda, Unmul, ITB, UGM, IPB, dan ANU.
Lembaga penelitian: kegiatan penelitian dan
konsultasi di bidang pengembangan pertanian dengan
Balitjestro, Puslit Koka, Balitro(Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Aromatik). LSM (baik lokal, nasional maupun
internasional): kerja sama dalam pengembangan
masyarakat, pelayanan kesehatan seperti dengan
PMI, Pusdakota, Indonesian Business Link, GTZ,
Wawasan, Interplast Australia dan Selandia Baru, Uplift
International, PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan
Usaha Kecil) Bandung. Lembaga donor internasional:
kerja sama dalam pengembangan wilayah dengan
Ford Foundation, British Council, Unicef, World Bank,
International Chamber of Commerce, dan AusAID.
Pemerintah (baik kabupaten, propinsi maupun
pusat): Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Subdit Pemberantasan Penyakit Menular Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, konsultasi dengan dinas-

dinas terkait di Pemkab dan Pemprop, departemen


terkait seperti ESDM dan KLH. Kontraktor/supplier:
Proses tender dan kontrak, review kinerja dengan
custodian, pengenalan K3, audit ISO 14001, OHSAS
18001, konsultasi dan diskusi. Pembeli (customers):
site visit untuk proposal pembelian (Request for
Proposal/RFP), persyaratan batu bara, proses tender,
analisa pasar. Karyawan: evaluasi kinerja, sosialisasi
GCG, komunikasi ISO14001, safety, OHSAS 18001,
kegiatan sosial dan olah raga, program pendidikan dan
kesehatan, konsultasi dengan serikat pekerja/serikat
buruh. Investor: mengundang untuk site visit, dan
melakukan road show di negara-negara pembeli. (4.13)
Menyadari arti pentingnya keterlibatan para
pemangku kepentingan dalam operasional KPC, maka
berbagai forum komunikasi formal dan informal tetap
dibangun dan dijalankan bersama. Melalui pertemuanpertemuan tersebut terjalin komunikasi informasi yang
efektif dan efisien sehingga harapannya visi dan misi
strategis KPC dalam hal pembangunan masyarakat
yang berkelanjutan mencapai sasarannya. Forum
komunikasi dengan para pemangku kepentingan
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pemangku kepentingan PT. Kaltim Prima Coal dan Keterlibatannya (4.4; 4.14; 4.16; 4.17)
No
1

Pemangku Kepentingan
Tokoh lokal, agama dan
masyarakat sekitar kegiatan
pertambangan

Pendekatan Komunikasi
Forum toga tomas dan
partisipatif

Frekuensi
3 bulan sekali atau
jika diperlukan

Hasil
Silaturahmi, sosialisasi program CSR, tenaga
kerja lokal, sosialisasi tentang pengelolaan
air di tambang.

Pemerintah kabupaten

Tim Kemitraan

4 bulan sekali atau


jika diperlukan.

Rumusan program Comdev 2009, rumusan


mekanisme pelaksanaan kegiatan, system
monitoring, evaluasi dan pelaporan,
penyusunan program Pembangunan
berkelanjutan, dan jalinan
kerjasama antar dinas yang ada di pemkab
untuk membantu menjalankan programprogram yang telah tersusun.

Pemerintah pusat

Informal meeting

tergantung
kebutuhan

- Persetujuan Pemerintah Pusat mengenai


perizinan
- Pembahasan Perpu

Kontraktor pertambangan

Forum KPC-Contractor
HRCR (Human Resources &
Community Relations)

2 bulanan

Serikat pekerja

Pembahasan PKB

2 tahun sekali

- Program magang
- Standard Recruitment Procedure
- Sinergi program pemberdayaan
Masyarakat
Perubahan
tunjangan
perumahan,
tunjangan makan, dan penghargaan masa
kerja.

Forum Coal Trans

tahunan

20

Pembeli

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Mendapatkan informasi terbaru mengenai


pasar batu bara dunia serta melakukan
kegiatan penjualan.

TENTANG KPC
Berdasarkan definisi pemangku kepentingan, KPC
menentukan pemangku kepentingan berdasarkan
kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aktivitas KPC. Berdasarkan
pendekatan komunikasi dan frekuensi komunikasi
yang dilakukan, maka secara garis besar para
pemangku kepentingan dikelompokkan menjadi
tokoh masyarakat, pemerintah lokal, pemerintah
pusat, kontraktor pertambangan, serikat pekerja, dan
pembeli. Para pemangku kepentingan ini memiliki
pengaruh yang sangat penting bagi kelangsungan
operasional KPC. Itulah sebabnya dengan masingmasing kelompok, KPC melakukan pertemuan dan
komunikasi yang terus ditingkatkan sehingga terdapat
kualitas hubungan yang lebih baik lagi serta sinergis
dengan isu-isu berkelanjutan demi kepentingan
semua pihak. (4.15)

Proses Penambangan Kami


Secara garis besar, operasi penambangan PT. Kaltim
Prima Coal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tahap
persiapan penambangan, penambangan, dan pasca
penambangan. Tahap persiapan penambangan diawali
dengan kegiatan survei eksplorasi. Kegiatan eksplorasi
ini meliputi pemetaan lapangan, pengukuran struktur
geologi, pengambilan sampel singkapan, pemboran
eksplorasi, logging geofisika, dan penaksiran cadangan.
Setelah melalui tahap survei eksplorasi, dilakukan
permodelan geologi dari data eksplorasi yang telah
diperoleh dengan menggunakan software tambang
(Minex Software 4.1-G) untuk melakukan perhitungan
cadangan. Setelah mengetahui data cadangan batu
bara, dibuatlah rencana penambangan. Selanjutnya
adalah perhitungan cadangan secara lebih detil
dengan melibatkan analisis ekonomi menggunakan
Minex Software versi 4.1-G yang kemudian akan
dibuat suatu desain pit, timbunan tanah penutup,
jalan tambang dan sistem drainase yang optimal
untuk merencanakan suatu tahapan penambangan
yang memberikan hasil jumlah tanah penutup yang
akan dipindahkan dan batu bara yang diperoleh. Pada
tahap ini juga dihitung jumlah tanah pucuk yang
dipindahkan, rencana area rehabilitasi dan jumlah
peralatan tambang yang diperlukan.
Tahap berikutnya adalah tahap penambangan atau
tahap produksi. Tahap produksi diawali dengan
kegiatan penebangan dan pemotongan pohon

serta pemindahan tanah pucuk. Sebelum kegiatan


pembukaan lahan dimulai, dilakukan kegiatan
identifikasi dan dokumentasi flora dan fauna yang ada
di daerah tersebut. Beberapa jenis spesies tanaman
penting dikoleksi sebagai bibit tanaman bagi kegiatan
rehabilitasi nanti. Tanah pucuk akan dipindahkan ke
lokasi penyimpanan yang sudah disiapkan atau bisa
langsung digunakan untuk rehabilitasi area timbunan
yang sudah permanen. Setelah melalui tahap
penebangan pohon dan pemindahan tanah pucuk,
selanjutnya dilakukan pemboran dan peledakan tanah
penutup. Tanah penutup yang sudah diledakkan
kemudian akan dimuat oleh shovel dan backhoe
yang akan diangkut oleh truk untuk ditimbun di lokasi
timbunan yang sudah direncanakan. Tanah penutup
yang mengandung asam/PAF (Potential Acid Forming)
dan yang tidak mengandung asam/NAF (Non Acid
Forming) akan ditimbun secara terpisah di lokasi yang
sudah direncanakan. Tanah penutup dengan kategori
NAF akan ditimbun di lokasi timbunan yang sudah
permanen untuk kemudian dilakukan rehabilitasi.
Sedangkan tanah penutup dengan kategori PAF
akan ditimbun di lokasi timbunan sementara. Proses
ini dilakukan dengan menggunakan kontrol sistem
elektronik (sistem Dispatch) untuk memonitor dan
mengontrol alokasi masing-masing tipe tanah
penutup (PAF dan NAF).
Setelah tanah penutup dipindahkan, batu bara yang
sudah terbuka akan ditambang oleh beberapa alat
muat yang khusus memuat batu bara. Untuk batu

Gambar 2. Bagan Alur Operasi PT.Kaltim Prima Coal

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

21

TENTANG KPC
bara dengan ketebalan lebih dari 2 meter dilakukan
proses peledakan terlebih dahulu. Batu bara kemudian
diangkut oleh truk langsung menuju lokasi peremukan
(crusher) atau ditimbun sementara di lokasi
penyimpanan batu bara (stockpile batu bara) sesuai
dengan kualitas batu bara. Di crusher, batu bara akan
diremuk sesuai ukuran yang sudah ditetapkan. Pada
tahap ini juga dilakukan proses pencucian untuk batu
bara kotor. Batu bara yang sudah mengalami reduksi
dan siap jual selanjutnya akan diangkut menggunakan
ban berjalan (belt conveyor) menuju ke lokasi timbunan
batu bara di pelabuhan Tanjung Bara (Coal terminal).
Seiring dengan peningkatan produksi, pengangkutan
batu bara juga menggunakan coal trucking dari
stockpile batu bara di CPP ke stockpile Batu bara di
Port stockpile dengan jumlah yang terbatas. Batu bara
siap jual selanjutnya akan dimuat ke dalam kapal untuk
dikirim ke para pelanggan (customer).

Setelah proses penambangan selesai, tidak berarti


area bekas penambangan ditinggalkan begitu saja.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan,
PT. KPC memiliki program rehabilitasi yang bertujuan
untuk mengembalikan lahan ke kondisi aman,
stabil, dan produktif. Rehabilitasi dilakukan secara
bertahap. Program rehabilitasi meliputi perencanaan,
pemindahan
tanah
sebelum
penambangan,
penempatan batuan penutup, pembentukan akhir,
penempatan tanah pucuk, pembangunan sarana
pengendali air (drainage), penanaman, perawatan, dan
pemantauan.

Operasi Pertambangan Kami (2.5; MM 2)


Usaha pertambangan batu bara PT.Kaltim Prima
Coal pada tahun 2009 dioperasikan oleh KPC sendiri

Gambar 3. Peta Area Kuasa Penambangan PT.Kaltim Prima Coal

dalam hal ini Divisi MOD dan beberapa kontraktor


pertambangan. Beberapa lokasi pit yang dioperasikan
langsung oleh KPC di tahun 2009 adalah pit Bendili,
pit J, Big AB, Kenari, Kasela, dan Inul KWest. Sedangkan
pit-pit yang dioperasikan oleh kontraktor adalah Pit A
Bengalon Area oleh PT.Darma Henwa, Pit Pelikan, dan
Kangguru oleh PT.Pama Persada, Pit Melawan, Belut,
Beruang, Mustahil dan Khayal oleh PT.Thiess. Dalam

22

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

operasinya, KPC tidak pernah bekerja sama dengan


artisanal and small scale mining (ASM). (MM 8)
Berdasarkan
Perjanjian
Karya
Pengusahaan
Pertambangan PKP2B, pemerintah memberikan izin
kepada KPC untuk melaksanakan eksplorasi, produksi
dan pemasaran batu bara di wilayah seluas 90.938 ha
sampai tahun 2021 di Kabupaten Kutai Timur, Propinsi

TENTANG KPC
penerangan (lighting plant dan lighting tower), dozer,
grader serta alat alat pendukung lainnya. Sarana
pendukung lainnya yang kami gunakan dalam operasi
penambangan kami antara lain 6 unit alat pemecah
batu (crusher) dan beberapa pond yang dibangun untuk
keperluan pengelolaan air (water management) yaitu
Tiung, Meranti, Mahoni, AB103 dan Meruya.

Dalam operasinya, KPC tidak pernah terlibat dengan artisanal and


small scale mining (ASM).

Kalimantan Timur, Indonesia (lihat gambar). (MM 1)


Produksi pemindahan tanah penutup KPC di tahun 2009
adalah 444.221 Kbcm yang berada di bawah rencana
produksi yaitu 457.362 Kbcm. Penurunan produksi
tanah penutup yang 3% di bawah rencana terjadi antara
lain disebabkan oleh keterlambatan kedatangan alat
produksi baru. Selain itu produktivitas yang rendah karena
ketersediaan fisik alat-alat produksi dan kekurangan
alat pendukung juga memberi kontribusi dalam
ketidaktercapaian target produksi 2009. (MM 3)
Produksi pemindahan tanah penutup yang lebih
rendah dari rencana tahun 2009 tentunya berpengaruh
pada perolehan batu bara di tahun tersebut. Rencana
perolehan batu bara PT. KPC tahun 2009 adalah 43.573
kt sedangkan realisasi yang terjadi adalah 40.268 kt. Hal
ini dapat disebabkan oleh rendahnya produksi tanah
penutup sehingga mengakibatkan rendahnya batu
bara yang bisa ditambang. Selain itu, ketersediaan fisik
alat angkut batu bara yang rendah juga mengakibatkan
angka aktual batu bara tertambang berada dibawah
rencana. Hal lain yang mempengaruhi adalah curah
hujan pada bulan FebruariApril yang berada di atas
perkiraan.
Untuk mendukung operasi penambangan kami, ada
beberapa tambahan peralatan baik yang bergerak
dan tidak bergerak yg kami operasikan selama tahun
2009 ini seperti alat gali, alat angkut (truk), alat gali
kapasitas kecil (PC 750, PC300, PC200), pompa, sarana

Pada tanggal 6 Juni 2009, Divisi Mining Operation


mencapai 8 juta jam kerja aman tanpa LTI (Lost Time
Injury). Pencapaian ini merupakan rekor pertama kali di
KPC. Selain pencapaian tersebut, KPC melakukan tiga
kali percobaan pengurangan debu (dust suppression)
yang bertujuan untuk mengurangi kadar debu dalam
tambang. Langkah ini diambil untuk memenuhi
peraturan pemerintah terkait paparan debu di tambang
dan untuk mengurangi potensi kecelakaan akibat
kurangnya jarak pandang akibat debu (visibility). Pada
audit sertifikasi bulan Juli 2009 dan November 2009,
MOD berkontribusi besar terhadap dipertahankannya
sertifikasi KPC dalam bidang OHS yaitu sertifikasi OHSAS
18001 dan bidang enviro yaitu sertiikat ISO 14001. Tidak
ada temuan minor maupun major pada audit sertifikasi
tersebut.

Produksi Batu bara Kami (2.2)


Batu bara yang diproduksi oleh PT KPC diklasifikasikan
ke dalam beberapa kelas berdasarkan kualitasnya.
Batu bara yang siap jual terbagi menjadi Prima, Pinang
dan Melawan. Batu bara Prima adalah batu bara kelas
terbaik yang bermutu tinggi. Batu bara kelas berikutnya
adalah jenis Pinang yang terbagi menjadi beberapa
spesifikasi berdasarkan nilai kalori. Kelas batu bara
yang ke-3 adalah Melawan yang dibagi lagi dengan
spesifikasi yang berbeda menjadi 2 tipe yaitu Melawan
A dan Melawan B.
Batu bara Prima termasuk salah satu batu bara bermutu
tinggi yang diperdagangkan di pasar internasional.
Batu bara ini merupakan batu bara bitumin yang
sangat mudah menguap (volatile) dengan nilai kalor
yang tinggi, kandungan abu yang sangat rendah,
kandungan sulfur yang sedang, dan total kelembaban
yang relatif rendah. Batu bara Prima juga merupakan
salah satu jenis batu bara yang mengkilat dengan
kandungan vitrinite yang tinggi.
Batu bara Pinang serupa dengan Batu bara Prima,

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

23

TENTANG KPC
namun jenis ini memiliki kadar kelembaban yang lebih
tinggi dan energinya lebih rendah. Sementara itu,
Batu bara Melawan merupakan batu bara sub-bitumin
yang sangat bersih dengan kandungan sulfur,abu
yang sangat rendah. Batu bara Prima dan Melawan
Tabel 2. Kualitas Batu bara Prima

24

diproduksi di pit Sangatta, sedangkan Batu bara Pinang


dihasilkan di pit Sangatta maupun pit Bengalon.

Tabel 3. Kualitas Batu bara Melawan

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Untuk melihat kualitas masingmasing tipe batu bara


berikut tabel kualitas batu bara. (PR 3)

TENTANG KPC
Tabel 4. Kualitas Batu bara Pinang

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

25

TENTANG KPC
Tabel 4. Kualitas Batu bara Pinang

26

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG KPC
Tabel 4. Kualitas Batu bara Pinang

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

27

TENTANG KPC
Tabel 4. Kualitas Batu bara Pinang

28

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TENTANG KPC

Produksi pemindahan tanah penutup KPC di tahun 2009 adalah 444.221 Kbcm

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

29

TENTANG KPC
Pasar Batu bara

Penjualan Batu Bara


berdasarkan Produk Tahun 2009

Penjualan batu bara KPC tahun 2009 mencapai


38.758.082 ton.

Prima
1.26%

Tabel 5. Penjualan Batu bara


No

Jenis Batu bara

1
2
3

Pinang
Melawan
Prima
Total

Penjualan Batu bara


2008
2009
23.512.371 ton 21.805.291 ton
11.772.783 ton 16.465.971 ton
487.169 ton
486.820 ton
35.772.323 ton 38.758.082 ton

Melawan
42.48%
Pinang
56.26%

Grafik 1. Penjualan batu bara berdasarkan produk

Tabel 6. Penjualan batu bara berdasarkan wilayah (2.7)


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Penjualan Batu bara

Wilayah Penjualan

2009

2008

Jepang
Eropa
Taiwan
India
Indonesia
Korea
Cina
Malaysia
Thailand
Filipina
Chili
Pakistan
Hong Kong
USA
Italia

10.033.998 ton
5.529.058 ton
4.972.814 ton
3.842.868 ton
3.332.973 ton
1.863.617 ton
127.561 ton
1.700.578 ton
1.291.308 ton
842.617 ton
430.418 ton
176.315 ton
1.628.198 ton
-

8.132.604 ton
2.951.503 ton
4.763.369 ton
3.210.078 ton
3.419.350 ton
2.161.408 ton
8.092.209 ton
1.587.204 ton
458.900 ton
950.475 ton
1.829.792 ton
116.436 ton
1.084.754 ton

Total

35.772.323 ton

38.758.082 ton

Sumber data: Business Analyst

Korea
5.6%
Thailand
1.2%

Jepang
21.0%

Malaysia
4.1%

USA
0.3%

Italia
2.8%
Indonesia
8.8%

Taiwan
12.3%

India
8.3%
Hong Kong
4.7%

30

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Eropa
7.6%

Other
23.8%

Filipina
2.5%
Cina
20.9%

TENTANG KPC

Penjualan batu bara KPC tahun 2009 mencapai 38.758.082 ton

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LA 8)


KPC berkomitmen untuk selalu menjaga kesehatan
dan keselamatan karyawannya. Berbagai aturan telah
diberlakukan guna mencapai tujuan tersebut. Ada 11
tipe pekerjaan yang memiliki potensi resiko fatal telah
diidentifikasi serta ditinjau ulang baik dari standard,
petunjuk pelaksanaan, kriteria audit dan pelatihannya
berdasarkan OHSAS 18001. Aturan baku standard
keselamatan kerja yang dikenal dengan istilah Golden
Rules sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir.
Dalam pelaksanaan di lapangan sejumlah karyawan
bertugas setiap hari secara langsung khusus
menangani persoalan kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan. Tercatat 284 karyawan (koordinator K3
dan petugas K3) atau 1,39 % dari total 20.297 karyawan
KPC dan kontraktor yang terlibat dalam tugas ini. Selain
itu terdapat 118 karyawan KPC sebagai perwakilan
keselamatan dan kesehatan kerja yang tersebar pada

setiap divisi dan departemen operasional tambang.


Penanganan K3 juga merupakan bagian tanggung
jawab dari staff manajemen lini. (LA 6)
Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sepanjang tahun 2009 diwarnai dengan terjadinya
kecelakaan fatal pada tanggal 22 Oktober 2009, yang
menimpa seorang operator truk yang terjatuh dari
ketinggian (2,5m) ketika menuruni anak tangga untuk
menyelamatkan diri setelah truk yang dioperasikannya
terbakar saat akan membuang material.
Pada tahun 2009, tingkat kekerapan kejadian
kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja
(LTIFR) sebesar 0,56 (2009) per 1.000.000 jam kerja atau
12% di atas nilai ambang batas maksimal yang telah
ditetapkan untuk tahun 2009 yakni 0,50. Angka ini
meningkat dibandingkan dengan yang terjadi pada
tahun 2008 yaitu 0,23. Tren peningkatan ini bisa dilihat
pada grafik berikut.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

31

TENTANG KPC
Grafik 3. Tingkat kekerapan kejadian kecelakaan (LTIFR) (LA 7)
Prima Nirbhaya/NOSA
Implementation

3.50
Nilai Ambang Batas LTIFR 2009 : 0,50

39

3.00

35

2.86
2.59

FPE & New Golden


Rules Implementation
2.43

2.31

2.50

29

25

No. of LTI

23

LTI
22
19

1.51

20

2.00

LTIFR

18

1.50

1.36

12

12

1.00

1.11
0.93
0.76

0.75
0.56

0.45
0.27 0.23

L TIFR (per 1,000,000 Jam Kerja)

36

0.50

0.00

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber Data: Departemen Occupational Health, and Safety

Dari 32 kecelakaan yang mengakibatkan LTI, 9


kecelakaan terjadi di KPC dan 23 kecelakaan terjadi di
kontraktor. Penyebab kecelakaan bervariasi, sebanyak
50% (16 dari 32) berhubungan dengan jalan pintas
(shortcut) dan/atau pelanggaran aturan/prosedur
keselamatan. Sementara itu, injury rate yang tidak
menyebabkan LTI adalah 2,4. Sebanyak 137 kejadian
terjadi tanpa mengakibatkan LTI.
Pengukuran tingkat kepatuhan terhadap persyaratan
Elemen Pencegahan Kecelakaan Fatal (Fatality

Pengecekan kendaraan dengan speed gun untuk memastikan setiap pengemudi


mematuhi batas kecepatan yang berlaku. Ini merupakan salah satu penerapan golden
rules di KPC

32

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Prevention Element) dilakukan oleh Bagian Audit


Keselamatan Kerja KPC sebanyak 85 kali pada tahun
2009. Pengukuran yang dilakukan di berbagai wilayah
kontraktor dan departemen KPC ini meningkat
dibandingkan dengan yang dilakukan pada tahun 2008
yaitu sebanyak 59 kali. Selain itu, peningkatan yang
cukup pesat terjadi pada Prinasa (Program Observasi
Perilaku) oleh jajaran manajemen dan praktisi K3. Dari
15.353 Prinasa di tahun 2008, meningkat menjadi
21.919 di tahun 2009. Target tahun 2009 yang hanya
16.790 terlampaui sebanyak 30,5%. Fokus Prinasa
yang berhubungan dengan Elemen Pencegahan
Kecelakaan Fatal pada tahun 2009 sebanyak 17.571
atau 80,1% dari total Prinasa yang telah dilakukan.
Masih terjadinya kecelakaan kerja serius atau berakibat
kehilangan jam kerja mendorong KPC untuk terus
melakukan berbagai program pelatihan terkait dengan
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal
itu dilakukan untuk membantu karyawan beserta
keluarganya dalam mencegah terjadinya kecelakaan.
Jenis pelatihan yang dilaksanakan antara lain HSE
Induction, Job Safety Analysis, Human Element (Fatigue
Management untuk karyawan), Fatigue Management
for Spouse, Change Management, Accident Investigation
(Basic dan Advance), Safety Risk Assessment, Safety
Inspection, CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation), First
Aid, Conducting Safety Talks, Awareness untuk Working

TENTANG KPC
peralatan rescue baru dan melakukan pergantian
peralatan yang sudah lama antara lain penambahan
3 buah perahu karet, 1 perangkat peralatan hidrolik
untuk mengeluarkan korban, peralatan evakuasi
ketinggian, dan lainnya.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap pencegahan
kecelakaan, KPC juga melakukan penambahan personel
rescue/fire fighter sebanyak 12 orang yang telah
diberikan pelatihan dasar rescue/fire fighting. Selain
itu, KPC melakukan pelatihan Leadership Rope Rescue
dan GPS bagi personel Emergency Response Team KPC
dengan mendatangkan pelatih dari International Fire
and Rescue Dynamics, Australia selama 6 minggu.
Sementara itu hasil kesimpulan dari tim program
rehabilitasi kerja (pimpinan klinik perusahaan dan
perwakilan perusahaan) memutuskan bahwa selama
tahun 2009 tidak ada karyawan yang sakit akibat
pekerjaan yang ditanganinya.

Aturan Baku atau Golden Rules selalu ditekankan kepada setiap


karyawan KPC maupun kontraktornya. Salah satunya adalah dengan
poster seperti ini.

at Heights, Working Near Water, Electrical Safety dan


Confined Space, Escort Training, Working at Height for
Workers, Fire Extinguisher, Fire Warden, Prinasa, dan
Prinutama.

Jumlah peserta pelatihan K3L selama tahun 2009


mencapai 41.123karyawan (52,8 % dari total peserta
semua jenis pelatihan), dengan jam pelatihan
115.245 (24.9 % dari total jam semua jenis pelatihan).
Perbandingan jumlah pelatihan K3L sejak 2000 hingga
2009 dengan semua jenis pelatihan yang telah
dilaksanakan ditunjukkan dalam grafik di bawah ini.
Selama kurun waktu tersebut terlihat bahwa komitmen
perusahaan terhadap pelatihan K3 bagi karyawan
sangat tinggi. (LA 8)

Di samping pelatihan, KPC juga melakukan berbagai


upaya kampanye keselamatan dan kesehatan antara
lain: pesan keselamatan harian melalui Radio GWP
100,2 FM, Buletin Warga Sehat dan Selamat, Safety
Alert, Spanduk K3, perlombaan (melukis, menulis dan
foto) dan seminar dalam rangka memperingati Bulan
K3 Nasional 2009 dan lain-lain.
Pada tahun 2009, KPC melakukan pengadaan 3 mobil
ambulance baru. 2 diantaranya ditempatkan di Pos
P3K Pit AB dan Lubuk Tutung, sedangkan 1 ambulance
lainnya untuk menggantikan ambulance yang lama.
Hal ini bisa mengurangi waktu tempuh bagi tim
paramedic jika terjadi kecelakaan di areal-areal tersebut.
Selain ambulance, KPC juga mengadakan beberapa

Penggunaan PPE (Personal Protection Equipment) yang benar akan menunjang kinerja
karyawan dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

33

TENTANG KPC
Grafik 4. Jumlah peserta training K3L tahun 2000-2009

Sumber Data: Departemen Occupational Health, and Safety

Untuk karyawan dan kontraktornya, pada tahun 2009


ini KPC melalui Departemen Occupational Health
and Safety memberikan penyuluhan dan pelatihan
mengenai program pemeliharaan pendengaran
yang bekerja di area bising. KPC juga memberikan
penyuluhan dan sosialisasi Hepatitis B dalam kaitannya
dengan penentuan kelayakan kerja karyawan kepada
dokter dan penyedia layanan Medical Check Up di
Sangatta, bekerja sama dengan CMO (Chief Medical
Officer) dari ISOS. Inspeksi Food Hygiene di kantin
perusahaan maupun kantin sekolah juga dilakukan
untuk mengontrol kualitas makanan.
Info mengenai kesehatan dan keselamatan kerja juga
disampaikan dalam bentuk Buletin Warga Sehat dan

Grafik 5. Jumlah jam pelatihan K3L tahun 2000-2009

Sumber Data: Departemen Occupational Health, and Safety

Untuk mendapatkan dukungan dari seluruh jajaran


karyawan KPC dalam berbagai program K3, maka
beberapa hal penting yang berkaitan dengan K3
telah dicakup di dalam Perjanjian Kerja Bersama Prima
Perkasa antara Manajemen PT. KPC dan Serikat Pekerja
/ Serikat Buruh. (LA 9)
Sebagai pencegahan timbulnya penyakit baik yang
disebabkan oleh lingkungan kerja maupun pola hidup
karyawan, KPC melakukan beberapa program. Salah
satunya adalah monitoring potensi bahaya kesehatan
di tempat kerja seperti kebisingan, kadar debu,
penerangan, ventilasi, tekanan panas, kandungan
gas beracun, dan getaran di alat berat. Selain itu
penyuluhan dan pelatihan mengenai pengendalian
keletihan diberikan kepada istri pekerja shift. (LA 8)

34

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Gambar 4. Contoh poster sebagai sarana sosialisasi serta penyuluhan


mengenai kesehatan di tempat kerja

TENTANG KPC
Selamat yang terbit setiap 2 bulan serta artikel dan
poster-poster yang berisi kampanye atau promosi
kesehatan.
Semua anggota Satuan Pengamanan (Security) KPC
disyaratkan mengikuti Pendidikan Dasar (DIKSAR)
yang diadakan oleh Polda dimana dalam kurikulum
pelatihan tersebut terdapat pelajaran tentang hak-hak
asasi manusia. Sebanyak 495 orang atau 98 % dari 505
anggota Satuan Pengamanan di Group4 dan Global
Arrow telah mengikuti Pendidikan Dasar (DIKSAR).
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun
lalu yang hanya 90,3%. (HR 3, HR 8)

Benefit Karyawan (4.5; EC 3; LA 3)


Dalam operasinya di tahun 2009, dana yang dikeluarkan
oleh KPC untuk karyawan mengalami kenaikan menjadi
USD 90,07 juta dibandingkan dengan tahun lalu yang
sebanyak USD 78,13 juta. Dana tersebut dialokasikan
untuk pembayaran gaji karyawan, bonus, Tunjangan
Hari Raya Keagamaan, pengobatan, akomodasi,
perumahan, tunjangan kerja bergilir, Jaminan Hari Tua,
pension, dan benefit lain untuk karyawan.
KPC mendasarkan penentuan kompensasi pada
kompetensi dan kinerja karyawan. Semakin tinggi
kompetensi dan kinerja karyawan kompensasi yang
diterima karyawan juga semakin meningkat. Selain
itu, salah satu benefit dimana keterlibatan karyawan
sangat tinggi dan menjadi perhatian semua pihak
di lingkungan perusahaan adalah diberlakukannya
Safety Voucher. Benefit ini sebagai pendorong,
pengingat dan pemacu semua karyawan akan
pentingnya keselamatan kerja baik diri sendiri,
rekan kerja maupun lingkungan kerjanya. Benefit ini
diberikan dalam kinerja pencapaian jam kerja aman
dan selama tidak terjadi kecelakaan fatal. Pemberian
safety voucher diberlakukan kepada karyawan
maupun tenaga kerja kontraktor yang diawasi secara
langsung oleh pengawas KPC yang memenuhi syarat
dengan besaran/nilai bonus yang sama.
Penentuan remunerasi karyawan didasarkan kepada
kinerja perusahaan dan survei penggajian dimana
setiap tahun perusahaan melakukansalary survey
dengan perusahaan sejenis. Baik dengan bantuan
konsultan maupun dengan membandingkan langsung
ke perusahaan tambang sekelas (benchmarking).

Semakin baik kinerja perusahaan, maka remunerasi


yang diterima karyawan juga akan meningkat. Dalam
menjaga internal equity , perusahaan memberikan
besar kecilnya remunerasi yang diterima karyawan
sesuai dengan tingkat tanggung jawab karyawan
dalam perusahaan.
Dibandingkan dengan Upah Minimum Sektor Kabupaten
Kutai Timur (UMSK) untuk sektor batu bara sebesar Rp
1.387.500,- (satu juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu
lima ratus rupiah) pada tahun 2009 KPC memberikan gaji
minimum kepada karyawan sebesar Rp 1.637.000,- (satu
juta enam ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah )atau 18%
lebih tinggi dari UMSK. Jika dibandingkan dengan upah
minimum kabupaten sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) KPC memberikan 64% lebih tinggi. Sementara
jika dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi
Kalimantan Timur sebesar Rp. 955.000,- (sembilan ratus
lima puluh lima ribu rupiah), KPC telah memberikan gaji
kepada karyawan perusahaan sebesar 71% lebih tinggi.
Gaji minimum tersebut telah naik 8,9% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.502.000,-.
(EC 5)

Bagi karyawan yang telah mencapai usia pensiun,


perusahaan akan memberikan manfaat pensiun sesuai
dengan peraturan dana pensiun KPC masing-masing
iuran pasti untuk karyawan yang diterima sebelum
1Juli 2007 yang dikelolah oleh Dana Pensiun KPC dan
manfaat pasti bagi karyawan yang diterima setelah
tanggal 1 Juli 2007 yang pengelolaannya diserahkan ke
pihak ketiga. Selain itu karyawan yang telah mencapai
usia pensiun normal juga akan diberikan bonus masa
kerja, bantuan pemulangan ke tempat penerimaan
atau maksimal biaya transportasi ke Jakarta dengan
kapal laut kelas 3, dan uang pisah masing-masing 2 kali
upah pokok untuk masa kerja dibawah 5 tahun, 3 kali
upah pokok untuk masa kerja antara 5 tahun sampai
dengan kurang dari 10 tahun dan 4 kali upah pokok
untuk masa kerja 10 tahun ke atas.
Benefit lain yang dapat diterima oleh karyawan adalah
cuti tahunan sebanyak 16 hari kalender. Dimana
perusahaan menyediakan uang cuti (Annual Leave
Premium) sebesar 225% dari upah pokok dan uang
tambahan sebesar Rp 750.000,- (PKB, artikel 41).
Transport cuti (Leave Fares) diberikan kepada karyawan
permanen dan tanggungan yang sah, sedangkan
pegawai status kontrak hanya diberikan untuk yang
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

35

TENTANG KPC
bersangkutan saja. Demi alasan keamanan, efektifitas
dan efisiensi waktu dan bahan bakar, perusahaan juga
menyediakan bus antar jemput karyawan dari dan
ke tempat kerja, demikian juga dengan anak-anak
karyawan disediakan jemputan dari dan ke sekolah
perusahaan. (EN 7; EN 29)
Mengingat keterbatasan daya tampung sekolah
yang dikelola oleh Perusahaan maka sebagian kecil
anak karyawan bersekolah di sekolah-sekolah umum.
Sebagai wujud kepedulian Perusahaan atas kondisi
tersebut Perusahaan memberikan bantuan pendidikan
bagi anak-anak karyawan yang bersekolah di luar
sekolah perusahaan sesuai pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Bantuan Pendidikan untuk anak karyawan
Tingkat Pendidikan
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Umum
Universitas

Bantuan per tahun


Rp. 1.000.000,Rp. 1.250.000,Rp. 1.500.000,Rp. 3.250.000,-

Penyediaan dan Pemantauan Lahan (MM 6; MM 7)


Penyediaan lahan untuk kegiatan tambang
merupakan sebuah tahapan yang sangat penting di
KPC. Jika lahan tidak dapat disediakan sesuai dengan
waktunya, maka aktivitas tambang akan terhambat.
Perluasan operasional tambang diawali dengan
proses penyediaan lahan dengan jalan melakukan
proses pembebasan lahan dari penguasaan dan atau
penggarapan lahan masyarakat di dalam area konsesi,
sebagaimana pelaksanaan amanat dalam PKP2B
(perjanjian Kontrak Pertambangan Batu bara) dan
Undang-undang nomor 11 tahun 1967 tentang pokokpokok pertambangan.
Pendekatan proses pembebasan dilakukan secara
musyawarah dan mufakat sesuai dengan SOP
(Standard Operating Procedure) pembebasan
lahan untuk mendapatkan kesepakatan nilai ganti
rugi maupun dalam proses penyelesaian sengketa
pertanahan, namun ada juga dilakukan penyelesaian
permasalahan melalui proses hukum bilamana proses
secara musyawarah maupun mediasi pemerintah tidak
menemukan titik temu penyelesaian.
Sepanjang tahun 2009, KPC telah membebaskan
lahan seluas 8.327,08 Ha dari target seluas 4,509.71

36

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Ha. Kinerja pembebasan lahan di 2009 lebih besar


dari tahun 2008 yang seluas 3.952,14 Ha. Hal ini terjadi
untuk kepentingan perluasan tambang dan sarana
pendukungnya.
Program pemantauan dilakukan dengan pihak pihak
terkait seperti polisi dan security terhadap lahan yang
sudah dibebaskan. Pemantauan rutin ini bertujuan
untuk mencegah timbulnya konflik dan klaim atas
lahan oleh masyarakat di masa yang akan datang.
Pemantauan ini juga akan mendeteksi secara dini
upaya-upaya pihak yang tidak bertanggung jawab atas
timbulnya penambangan tanpa izin (PETI).
Relokasi dan atau Resettlement merupakan salah satu
alternatif pilihan dalam rangka pengelolaan dampak
operasional tambang secara langsung yang diterapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis,
ekonomis, sosial, lingkungan budaya dan lainnya
yang diperoleh dari study study yang dilakukan baik
secara langsung oleh Perusahaan maupun melalui
pihak ke tiga (konsultan) yang dipercaya mampu dan
bisa diterima tidak hanya oleh perusahaan akan tetapi
dapat diterima juga oleh pemerintah setempat dan
masyarakat.

Resettlement
Segading
merupakan
program
pengelolaan dampak lingkungan yang tengah
dikerjakan oleh ESD dimana secara kewilayahan
lokasi masyarakat Dusun Segading Desa Keraitan
akan terisolir pada saat tambang di Pit B dan C mulai
beroperasi. Resettlement Segading ini direncanakan
akan memindahkan kurang lebih 57 kepala keluarga
ke tempat yang telah dipilih dan disetujui bersama.
Study rencana program segading resettlement ini
dilakukan baik secara langsung oleh KPC maupun
dilakukan oleh pihak ketiga dalam hal ini salah
satunya adalah dilakukan oleh Grahatma. Keterlibatan
Pemerintah dalam proses resettlement ini merupakan
hal yang paling penting, tidak hanya sekedar sebagai
legalisasi namun juga turut mendampingi warga
masayarakatnya untuk menerima program. (MM 5; MM 9)

Rencana Pasca Tambang (MM 2; MM 10)


Pada akhir bulan Juni 2009, KPC telah menyampaikan
laporan Rencana Penutupan Tambang (RPT) ke
Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batu bara
dan Panas Bumi, Departemen ESDM Jakarta. Rencana
Penutupan Tambang PT.KPC ini disusun dalam rangka

TENTANG KPC
pemenuhan persyaratan Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral No.18 Tahun 2008 tentang
Reklamasi dan Penutupan Tambang.
KPC menyadari bahwa penutupan tambang
merupakan suatu hal yang pasti terjadi dari suatu
operasi penambangan. Untuk tetap menjamin
bahwa penutupan tambang dapat dilakukan
dengan baik maka diperlukan proses perencanaan
penutupan tambang yang baik. Prinsip ini sejalan
dengan komitmen yang tertuang dalam Kebijakan
Pembangunan
Berkesinambungan,
Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan PT.KPC.
Sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
kegiatan penutupan tambang diupayakan menjamin
keberlanjutan taraf hidup masyarakat yang berdiam di
sekitar lokasi penambangan PT.KPC dan keberlanjutan
pembangunan daerah Kutai Timur. Untuk itu penutupan
tambang perlu direncanakan dengan sebaik mungkin
dengan perencanaan yang terintegrasi dalam setiap
tahap kegiatan pertambangan dan tentunya dengan
melibatkan para pemangku kepentingan.

Beberapa hal yang akan dilakukan dalam proses


penutupan tambang adalah reklamasi, pemantauan
lingkungan, rehabilitasi lahan, remediasi material
berbahaya, pembongkaran fasilitas tambang, dan
program pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun 2009, beberapa program pasca tambang
sudah mulai dilakukan. Dalam rangka rehabilitasi lahan,
KPC melanjutkan studi pemanfaatan air void (kolam)
pasca tambang dan studi desain restorasi ekosistem
lahan bekas tambang telah dilakukan. Sementara itu,
KPC juga meneruskan program PESAT (Pengembangan
Peternakan Sapi Terpadu). Hal ini akan dijelaskan dalam
bab lain dalam laporan ini.
Program-program RPT tersebut telah disampaikan
kepada Pemerintah Daerah dan KPC telah mendapat
rekomendasi persetujuan dari Bupati Kutai Timur
dengan surat no. 1104/Distamb-1.1/X/2009 tertanggal
14 Oktober 2009.

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

37

TENTANG KPC

38

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KUALITAS PRODUK KAMI

KUALITAS PRODUK KAMI


Tanggung Jawab Terhadap Produk
Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk
menghasilkan produk yang aman, pemantauan
terhadap kualitas produk merupakan komponen
yang sangat penting dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan serta kontrol terhadap proses
penambangan, penyediaan batu bara, serta proses
pengangkutan. Quality Control Team memonitor
proses tersebut selama 24 jam untuk memastikan tidak
adanya produk yang tidak berkualitas.
Walaupun survei pelanggan tidak dilakukan oleh KPC
pada tahun 2009 ini, tidak adanya keluhan dari customer
mengenai adanya dampak negatif dari penggunaan
produk merupakan suatu indikasi kepuasan
pelanggan KPC. Selain itu intensitas pelanggan yang
terus memperpanjang kontrak pembelian menjadi
sebuah indikasi bahwa produk kami aman digunakan.
Kepercayaan pelanggan ini juga tidak lepas dari
prestasi KPC yang terus mempertahankan sertifikasi
OHSAS 18001 di bidang kesehatan dan keselamatan
kerja dan ISO 14001 di bidang lingkungan pada
tahun 2009 ini. Oleh karena produk KPC adalah batu
bara, maka pengemasan produk secara khusus tidak
dilakukan. (PR 5; EN 27)

Kepuasan Pelanggan
Pelanggan KPC sebagian besar merupakan perusahaan
pembangkit listrik. KPC memiliki produk-produk
dan mutu yang cukup cocok dengan semua desain
pembangkit tenaga listrik di seluruh dunia. Dengan
adanya lokasi pelabuhan dan ongkos angkut KPC yang
lebih rendah dibanding produsen batu bara lainnya,
serta dikarenakan letak Indonesia yang strategis,
merupakan salah satu faktor kepuasan pelanggan.
KPC diakui sebagai salah satu pemasok batu bara yang

(PR 1; PR 2; PR 3; MM 11)

dapat diandalkan dengan harga bersaing. Mutu dan


ukuran sumber daya batu bara dan kemampuannya
untuk memuati armada angkutan besar dari terminal
kelas dunia yang dimilikinya membuat KPC mampu
memiliki portfolio yang berbeda untuk kontrak berkala.
Inilah yang menjadi tulang punggung bisnis KPC.
KPC memberikan perhatian kepada layanan purna jual
melalui :
1. Pengelolaan Manajemen Kualitas dan Kuantitas
Batu bara
2. Pemasaran teknis yang mendukung pelanggan.
Coal Technology Department KPC memberikan
bantuan teknis kepada konsumen akhir dalam
penanganan dan pembakaran batu bara dan
secara aktif terlibat dengan konsumen guna
menjamin agar mutu batu baranya memenuhi
syarat.
Bagian Manajemen Kualitas Batu bara merupakan
bagian dari keseluruhan operasional KPC. Beberapa
target yang telah ditetapkan bagi manajemen mutu
batu bara meliputi:
1. Optimasi jadwal produksi dan permintaan
2. Optimasi sumber daya,dan
3. Menjamin semua pengiriman kepada konsumen
sesuai spesifikasi
Oleh karena produk kami berupa batu bara, kami tidak
melakukan labeling pada produk kami secara khusus.
Akan tetapi, konsumen mendapatkan informasi produk
sesuai dengan permintaan mereka. Pada tahun 2009,
tidak terjadi pelanggaran atas penyediaan informasi
produk yang kami lakukan. Hal ini terjadi karena
bagian pemasaran KPC mengirimkan sampel kepada
pembeli sesuai persyaratan kontrak penjualan dan
juga mengirimkan sampel kepada pihak independen,
jika diminta oleh konsumen. Sampel produk KPC juga
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

39

KUALITAS PRODUK KAMI


dikirim ke surveyor yang memiliki reputasi dunia untuk
memenuhi sumber data yang dapat diandalkan guna
memperoleh mutu dari masing-masing produk. (PR 4)
Berikut ini adalah diagram lengkap:

GEOLOGICAL MODELS

Bore Core Quality Data


In Situ Quality & Quantity

PIT DESIGNS

Mine Plan
Quality & design Cut Offs for Saleable Coal

ROM MODEL

As Mined Quality & Quantity


Production Schedules

MINING
PRODUCT COAL

STOCKPILING+BLEND

LOADING TO VESSEL

Selective Mining Practices


Clean Coal Production
Crushed Coal Quality & Quantity
Sampled and Tested on Hourly Basis
Quality Control feedback to Mining Operations
Stockpile Management Practices
Blend to meet Contractual Specifications
Properly Blended Product Coal
Independent Inspection Company
Sampling & Testing
Draught Survey
Certificates of Analysis & Weight

harga setiap tahun. Komunikasi dijalin melalui email,


faksimile, telepon, dan kunjungan ke lokasi. Pada tahun
2009, tidak terjadi pelanggaran mengenai komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh KPC.
Kehadiran sebagai peserta di dalam lokakarya
dan konferensi atau menjadi pembicara dapat
mendukung upaya Pemasaran KPC dalam menjual
dan mempromosikan produk-produk KPC ke seluruh
dunia.
KPC selalu hadir dalam setiap pertemuan Coaltrans
yang diadakan beberapa kali dalam setahun. Untuk
tahun 2009, KPC menghadiri Coaltrans China, Coaltrans
Bali, Coaltrans Australia, dan Coaltrans London.
Penjualan sebagian besar dilakukan dengan cara
Free on Board (FOB), Cost and Freight (CNF/CFR),
Cost, Insurance and Freight (CIF) dan kadang dengan
Delivered ex Ship (DES).

Pelanggaran Privasi Konsumen (PR 8; PR 9)


Program Komunikasi Pemasaran (PR 6; PR 7)
Tim Pemasaran KPC tetap berkomunikasi dan
melakukan kunjungan konsumen seperti yang
diminta. Dengan kunjungan, Bagian Pemasaran
KPC dapat membina hubungan yang baik dengan
konsumen dan juga para calon konsumen. Untuk para
konsumen jangka panjang, dilakukan pula negosiasi

Hingga saat ini belum pernah terjadi keluhan dari


konsumen sehubungan dengan pelanggaran privasi
konsumen. Telah dibuat sistem guna melindungi
privasi konsumen. Confidentiality Agreement
senantiasa merupakan salah satu klausul dalam sales
contract master dengan pihak konsumen. Sampai
saat ini tidak pernah terjadi pelanggaran terhadap
perjanjian tersebut.

Kepercayaan pelanggan tidak lepas dari prestasi KPC yang terus mempertahankan sertifikasi OHSAS 18001 di bidang kesehatan dan keselamatan kerja dan ISO
14001 di bidang lingkungan pada tahun 2009 ini.

40

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

TATA KELOLA PERUSAHAAN

TATA KELOLA PERUSAHAAN


Sebagai anak perusahaan PT. BUMI Resources Tbk,
KPC mendukung dan menerapkan Good Corporate
Governance (GCG) melalui penerapan Pedoman
Perilaku. Pedoman Perilaku yang disahkan oleh
Presiden Komisaris dan Presiden Direktur melalui
surat keputusan No.739//BR-BOD/IX/06 tanggal 20
September 2006 ini menjabarkan nilai-nilai utama dan
norma perilaku yang menjadi dasar bagi perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Semua supplier
ataupun kontraktor yang bekerja di KPC juga diwajibkan
untuk mengikuti Pedoman Perilaku tersebut yang di
dalamnya terdapat klausul-klausul hak asasi manusia.
(4.6; 4.8; HR 1)

Empat nilai utama perusahaan yang secara


berkesinambungan akan dilaksanakan adalah bekerja
dengan penuh integritas, mengutamakan keunggulan,
bersikap secara profesional dan mengutamakan
keselamatan dan lingkungan serta mematuhi hukum
dan peraturan yang berlaku. Salah satu yang ditanamkan
dalam bersikap integritas adalah menolak keras
adanya korupsi, kolusi dan nepotisme, salah satunya
dengan cara menghindari benturan kepentingan. KPC
sendiri tidak pernah melakukan suatu tindakan yang
berhubungan dengan kegiatan anti-competitive, antitrust, dan monopoli. Tidak memberikan donasi kepada
partai politik juga merupakan salah satu cara untuk
menghindari benturan kepentingan yang dilakukan
oleh KPC.
Guna memudahkan pemahaman karyawan dalam
memahami nilai dan etika perusahaan, diciptakan
maskot GCG yaitu Mr. SPIRIT yang melambangkan
komitmen yang tinggi terhadap Semangat, Profesional,
Independen, Rajin, Integritas, dan Tanggung Jawab.
Untuk mengawasi penerapan Pedoman Perilaku
di lingkungan PT.Bumi Resources Tbk dan anak

(4.1; 4.4; SO 6; SO 7)

perusahaannya, Dewan Komisaris


dan Direksi membentuk Komite
Pedoman Perilaku. Komite
tersebut
beranggotakan
perwakilan
dari
PT.Bumi
Resources Tbk., PT.Arutmin
Indonesia dan PT.KPC dengan
masa keanggotaan 2 tahun dan dapat
ditunjuk kembali maksimal untuk periode
berikutnya atau sesuai kebutuhan.
Pengawasan
penerapan
Pedoman
Perilaku dilakukan melalui Speak Up
System, yang dikelola oleh pihak ketiga
yang independen. Speak Up System
memudahkan karyawan dan pihak eksternal untuk
melaporkan pelanggaran Pedoman Perilaku dengan
cara yang terstruktur, independen dan terjamin
kerahasiaannya. Setiap laporan pelanggaran Pedoman
Perilaku baik yang melibatkan karyawan maupun
manajemen senior akan ditindaklanjuti dengan
investigasi atas laporan yang diterima. Sanksi terhadap
pelanggar akan ditetapkan sesuai dengan peraturan
perusahaan yang berlaku.
Melalui Speak Up System ini pelapor juga akan
mendapatkan status tindak lanjut dari pelanggaran
yang dilaporkannya. Kinerja Speak Up System dievaluasi
dan dilaporkan setiap bulan kepada Divisi Internal
Audit, Direksi dan Dewan Komisaris melalui Komite
Audit BUMI. Sejak bulan Maret 2008-April 2009, tercatat
73 laporan diterima melalui Speak Up System.
Sejak diluncurkan pada tanggal 25 April 2008, Sosialisasi
Pedoman Perilaku dan Speak Up System dilakukan
oleh Komite Pedoman Perilaku serta masing-masing
bisnis unit. Untuk PT.KPC, sosialisasi telah dilakukan
kepada 4.450 karyawan atau 89,48 % dari total 4.973

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

41

TATA KELOLA PERUSAHAAN


karyawan. Karyawan yang belum mengikuti sosialisasi
adalah karyawan yang pada waktu sosialisasi sedang
tidak masuk kerja dikarenakan sakit, perjalanan dinas,
cuti, izin, dan beberapa alasan lain. Untuk membantu
sosialisasi, poster mengenai Speak Up System
dipasang di tempat-tempat strategis supaya karyawan
bisa mengetahui mengenai sistem tersebut. (HR 3; SO 3)

Selain Speak Up System, sejak 30 April 2008 perusahaan


juga menerapkan Sistem Manajemen Resiko Korporat
(Enterprise Risk Management) dengan tujuan agar
perusahaan mampu mengidentifikasi dan mengelola
resiko dengan mengembangkan sistem pengelolaan
dan pengawasan resiko yang handal. Hal ini dilakukan
dengan cara menanamkan kegiatan manajemen
resiko yang mendukung keseluruhan koordinasi
dan penyelarasan, serta membuat rencana spesifik
untuk menangani resiko yang signifikan. Salah satu
bagian dari Sistem Manajemen Resiko Korporat
yang telah dilakukan adalah Fraud Risk assessment di
bidang cash management, procurement dan supply
chain untuk mengidentifikasi praktek-praktek yang
mengindikasikan kemungkinan terjadinya korupsi.
(SO 2)

Disamping itu sebagai kegiatan rutin, KPC juga


melakukan Risk Assessment (RA) untuk divisi-divisi
berikut: Mining Operation Division (MOD), Supply Chain
Division (SCD), Marketing, Finance, Mining Service
Division (MSD), Accounting and Tax, dan Processing
and Infrastructure Division (PID). Hasil dari RA adalah
Risk Register, Risk Map, dan Mitigation Plan.
Evaluasi efektivitas proses manajemen resiko,
pengendalikan dan tata kelola perusahaan dilakukan
oleh divisi internal audit yang memberikan jasa
assurance dan konsultasi yang independen dan
obyektif untuk memberikan nilai tambah dan
membantu manajemen dalam mencapai sasarannya
melalui pendekatan yang sistematis dan terarah. Para
auditor internal mengacu pada Standar Internasional
untuk Praktik Profesional Audit Internal (International
Standards for the Professional Practice of Internal
Auditing) yang diterbitkan oleh Institute of Internal
Auditors (IIA), termasuk memenuhi Kode Etik Audit
Internal yang juga dikeluarkan oleh IIA.
KPC memiliki strategi tata kelola dan tata laksana
operasional di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

42

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Hal ini dilakukan untuk mengamankan perusahaan


dari pelanggaran karyawan yang mengakibatkan
kecelakaan kerja, konflik kepentingan, serta menjaga
kinerja perusahaan di bidang lingkungan dan sosial.
Di dalam dokumen kebijakan perusahaan untuk
pembangunan yang berkelanjutan, tampak jelas
bagaimana perusahaan akan menjalankan visi dan misi
untuk ketiga hal di atas.
Kerangka yang kami miliki untuk memenuhi tata
laksana dan tata kelola perusahaan yang baik meliputi
kepatuhan pada hukum dan undang-undang
(legal compliance), kebijakan pembangunan yang
keberlanjutan (sustainable development policy), good
corporate governance dan kode etik (GCG dan COC),
perencanaan target tahunan dan tolok ukurnya,
prosedur, pedoman dan perangkatnya, audit dan
inspeksi, risk management, pelatihan dan kepedulian
(training and awareness), penugasan, annual
performance review, management review, pengakuan
dan penghargaan.
Untuk menjalankan komitmen tersebut maka KPC
memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan
masing-masing tanggung jawab di bidang ekonomi,
sosial dan lingkungan. Selain itu, KPC juga memiliki
sebuah sistem yang jelas untuk memantau jalannya
operasional tambang yang memenuhi ketiga cakupan
bidang di atas, serta proses pengambilan keputusan
oleh manajemen yang mengarah kepada kerangka
acuan tersebut.

Penanggung
Jawab
Berkelanjutan

Pembangunan

Dalam rangka ketatalaksanaan perusahaan, KPC


memiliki organisasi yang bertanggung jawab
menjalankan prinsip keberlanjutan yakni:
Divisi External Affairs & Sustainable Development
bertanggung jawab menjalankan mandat
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Divisi HSE memiliki tanggung jawab untuk


menjaga kinerja lingkungan dan keselamatan kerja
di lingkungan perusahaan serta menjaga mutu
lingkungan sekitar operasi tambang agar tetap sesuai
dengan standar yang ditetapkan di dalam undangundang lingkungan maupun persyaratan AMDAL.
Divisi HR menjaga tata laksana perusahaan

TATA KELOLA PERUSAHAAN


berlangsung sesuai dengan peraturan perusahaan.

Divisi Finance selain menjaga kondisi keuangan


perusahaan juga melakukan risk analysis tahunan
untuk mengantisipasi setiap kegiatan di setiap
divisi perusahaan agar sesuai dengan kerangka
aturan ekonomi perusahaan. Pemantauan
kinerja ekonomi juga dilakukan melalui kegiatan
audit keuangan setiap 4 bulan sekali dan audit
governance yang selalu ditinjau setiap tahun.
Divisi Supply Chain Development yang mengelola
ketersediaan barang dan jasa bagi perusahaan
baik secara lokal, regional, nasional maupun
internasional. Hal ini termasuk juga bagaimana
setiap kegiatan bisnis perusahaan dianalisa sebaik
mungkin agar sesuai dengan target pencapaian
tahunan baik di bidang produksi tambang, maupun
pengeluaran perusahaan baik untuk kepentingan
operasional di lingkungan internal perusahaan
maupun pengembangan masyarakat.

Monthly Board Meeting (4.10)


Pertemuan Board of Directors dan Commissioners
diadakan sebulan sekali. Pertemuan ini meninjau
kembali kinerja perusahaan dibandingkan dengan
perencanaannya. Pertemuan ini juga membahas
proposal di luar rencana bisnis.
Annual business untuk tahun 2010 disetujui oleh BoD
pada tahun 2009. Perencanaan tersebut disiapkan
dengan masukan dari semua divisi di KPC. Sekarang
ini, annual business plan telah menjadi dasar untuk
membandingkan kinerja perusahaan perbulannya.

Executive Committee (4.9)


Seluruh GM KPC melaksanakan rapat rutin yang
dipimpin oleh CEO pada setiap dua minggu sekali
melalui forum rapat Exco (Executive Committee)
untuk membahas seluruh aspek yang terkait kegiatan
operasional tambang dari semua segi termasuk
perencanaan, status saat itu, serta kebijakan dan hal-hal
penting yang patut dibicarakan untuk pengambilan
keputusan atau penentuan kebijakan. Secara rutin
forum rapat ini memahami permasalahan kegiatan
tambang yang dialami dari tingkat paling bawah
hingga tingkat paling tinggi.
Selain rapat ini juga khusus untuk kegiatan yang

terkait erat dengan kegiatan produksi melaksanakan


rapat mingguan yang dipimpin oleh COO. Rapat ini
membahas pokok persoalan di divisi tambang, support
tambang, proses batu bara, proyek ekspansi, masalah
ketenagakerjaan, serta isu eksternal yang berhubungan
dengan pembebasan lahan yang akan ditambang, serta
hubungan dengan instansi pemerintah atau masyarakat.
Rapat eksekutif juga dilakukan oleh komite kontrak
(Contract Committee) yang terdiri dari CEO, COO, CFO,
GM SCD, GM ESD, GM Finance dan Manajer Supply
khusus untuk membahas tender proyek strategis yang
dilakukan perusahaan.

HSE Forum
Berbagai aspek kesehatan dan keselamatan kerja
dibicarakan secara rutin dalam berbagai forum
pertemuan baik di KPC maupun kontraktornya.
Pertemuan dengan para karyawan umumnya diadakan
harian atau mingguan oleh para pengawas masingmasing, terutama di berbagai divisi dan departemen
operasional. Para koordinator safety di seluruh divisi
atau departemen berperan aktif dalam menyiapkan
topik, materi atau penyampaian pesan-pesan, prosedur
dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
forum-forum tersebut.
Aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja juga
merupakan bagian yang dibahas dalam berbagai
forum pertemuan rutin para pengawas dan pimpinan.
Di divisi-divisi operasional seperti Mining Operation,
Mining Support dan Processing & Infrastructure juga
diadakan pertemuan bulanan yang melibatkan para
manajer departemen, kontraktor dan koordinator
safety. Secara berkala juga diadakan pertemuan safcon
(safety contractor) yang melibatkan pimpinan dan
koordinator safety dari seluruh kontraktor KPC.

HRCR Forum & HR Network


Forum ini dibentuk oleh KPC bersama para
subkontraktornya pada tahun 2004. Pembentukan
forum ini didasari pada kesamaan permasalahan isu
mengenai koordinasi KPC dengan kontraktornya
menyangkut ketenagakerjaan, hubungan industrial,
community development. Forum ini di adakan
setiap dua bulan dengan pembahasan materi sesuai
kesepakatan dari Forum dan peserta.
Forum jejaring HR tidak hanya dilaksanakan dengan
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

43

TATA KELOLA PERUSAHAAN


para subkontraktor namun juga dengan perusahaan
tambang lainnya yang dikenal dengan the Big-4 yakni
KPC, FMI, INCO, NNT yang di dalamnya terakomodasi
seluruh masalah seputar ketenagakerjaan.

Sistem
Manajemen
Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan
(Health, Safety, and Environment
Management System)
Sistem ini merupakan panduan bagi KPC dalam
mengelola semua isu yang berkaitan dengan
pengelolaan kesehatan, keselamatan kerja, dan
lingkungan. Sistem ini merupakan peningkatan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Prima
Nirbhaya dengan menggabungkan aspek Sistem
Manajemen Lingkungan ke dalamnya. Sistem ini
dibangun dengan menerapkan prinsip perencanaan,
pelaksanaan, pengecekan dan tinjauan (Plan-DoCheck-Action/P-D-C-A) secara efektif dan efisien.
Secara berkala sistem ini diperbarui dan ditinjau
kembali sejalan dengan kegiatan perusahaan.
Beberapa standar yang menjadi acuan dalam sistem ini
adalah: ISO14001 dan OHSAS18001.
Pelaksanaan dan pemantauan program yang
mengacu kepada kedua standar di atas juga dilakukan
melalui kegiatan audit dan inspeksi demi tercapainya
peningkatan yang terus menerus (continuous
improvement).

Forum MSH-CSR (Multi Stakeholder for


Corporate Social Responsibility)
KPC merupakan salah satu anggota forum ini dan
aktif dalam pelaksanaan program pengembangan
masyarakat. Forum ini dibentuk oleh Bupati Kutai Timur
pada tahun 2006 melalui SK Bupati nomor 71/02.188.45/
HK/III/2006. Melalui forum ini KPC memaksimalkan cara
pengelolaan dana pengembangan masyarakat yang
dialokasikan USD 1,5 juta dari seluruh dana comdevnya setiap tahun. Pengelolaan forum ini juga dibarengi
dengan pertemuan KPC dengan anggota sekretariat
forum secara rutin termasuk perencanaan program,
pelaksanaan program, serta pemantauan dan evaluasi
program. Melalui forum ini KPC memberikan masukan
berupa pedoman kebijakan, prosedur kerja serta
kontrol program atau proyek yang maksimal.
Pada tahun 2009, Forum MSH-CSR telah menyelesaikan
proses presentasi dan asistensi kepada seluruh
proponennya. Mekanisme ini sekaligus merupakan
bentuk familiarisasi prosedur persetujuan proposal yang
diajukan masyarakat. Lebih daripada itu, mekanisme
ini lebih mempertajam kemampuan masyarakat atau
proponen di dalam perencanaan programnya.
Secara bulanan, pemantauan dilakukan oleh tim Forum
MSH-CSR untuk melihat seberapa jauh perkembangan
program yang telah berjalan. Mekanisme ini juga
memberi arahan bagi perusahaan untuk melihat
bahwa dana bantuan yang diberikan benar-benar
dimanfaatkan sesuai kepentingannya.

KPC bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, LSM, serta perusahaan lain dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pemantauan program CSR melalui Forum MSH-CSR

44

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA EKONOMI

KINERJA EKONOMI
Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan,
KPC mengeluarkan dana investasi sebesar USD 56,1
juta pada tahun 2009. Dana tersebut digunakan untuk
bidang infrastruktur, pembelian alat-alat berat, dan
lain-lainnya.

pemerintah Republik Indonesia, sedangkan untuk


pajak tahun 2009 mencapai USD 568,29 juta. Jumlah
yang tidak sedikit ini tidak lepas dari peran serta
pemerintah yang telah memberikan pelayanan yang
baik bagi operasional perusahaan.

Kontribusi Bagi Pembangunan Ekonomi


Nasional (EC 9)

Terhitung sejak tanggal 13 September 2006, KPC


dan perusahaan lain yang tergolong dalam PKP2B
generasi pertama, telah dibebaskan dari pembayaran
pajak ekspor. Dalam menjalankan kegiatan
pertambangannya selama ini, KPC tidak menerima
bantuan keuangan secara langsung dari Pemerintah,
baik Pemerintah Pusat maupun Daerah. (EC 4)

Peran serta KPC dalam pembangunan ekonomi di


Indonesia tidak hanya sebatas pada kegiatan CSR saja.
Pada tahun 2009, KPC membayar royalti batu bara
sebesar USD 309,82 juta untuk tahun 2009 kepada

45
45
35
30
25
20
15
10
5
0

2004

2005

2006

Batubara tertambang 14.96 14.33 13.49 15.91 18.26 16.38 22.13

1998

1999

2000

2001

2002

2003

28.3

38.21 36.34 37.46 40.27

Batubara terjual

14.57 14.01 13.25 15.64 17.19 16.61 21.38 27.53

Royalti

41.13 20.43

44

67.5

34.9

2007

2008

2009

400
350
300
250
200
150
100
50
0

juta USD

juta ton

Grafik 6. Produksi, Penjualan, dan Royalti Batu bara pertahun

39.72 35.77 38.76

64.52 55.05 90.61 146.96 189.5 228.95 349.15 309.82

Batubara tertambang

Batubara terjual

Royalti

Sumber data: Data dari Business Analyst KPC

Pengaruh
Produksi

Curah

Hujan

Terhadap

hal ini memberikan pengaruh kepada pencapaian


produksi pemindahan tanah penutup dan batu bara.

Pengaruh cuaca yang sulit untuk diperkirakan akibat


adanya pemanasan global tidak berdampak secara
langsung terhadap keuangan perusahaan. Akan tetapi

Selain itu, produktivitas alat-alat produksi juga menurun


disebabkan alat tidak dapat bekerja secara optimal
di saat curah hujan yang tinggi. Perubahan produksi
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

45

KINERJA EKONOMI
batu bara ini berdampak kepada pendapatan dari hasil
penjualan.

Keterlibatan Supplier
Selama tahun 2009, operasional KPC telah didukung
oleh baik kontraktor dan supplier lokal, nasional,
maupun luar negeri. Dana yang telah dikeluarkan
untuk pasokan barang sepanjang 2009 adalah sebesar
USD 810.220.038,78, sedangkan dana yang digunakan
untuk penggunaan jasa sebesar USD 134.016.037,98.

seperti yang tertuang dalam Sistem Pengelolaan


Kontraktor dan Kontrak. Beberapa persyaratan yang
berhubungan dengan aspek hak asasi manusia adalah
adanya perjanjian kerja setiap karyawan kontraktor,
terdaftarnya karyawan kontraktor dalam keanggotaan
Jamsostek, pernyataan gaji minimum karyawan beserta
komponen gaji, dan beberapa persyaratan lainnya.
Untuk kedepannya, KPC akan lebih menekankan aspek
hak asasi manusia dalam pemilihan kontraktornya.
Grafik 7. Jumlah pemasok barang tahun 2008 dan 2009

KPC sangat bertanggung jawab terhadap kontraktor


karena kontraktor merupakan perluasan dari tenaga
kerja KPC. Jika pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
tidak dikelola secara efektif, KPC berpotensi untuk
menghadapi risiko-risiko yang penting dari perspektif
komersial, teknis, dan K3L. Untuk menanggulangi
risiko-risiko tersebut, KPC telah menciptakan Sistem
Pengelolaan Kontraktor dan Kontrak atau yang biasa
disingkat menjadi CMS (Contract and Contractor
Management System) .
Tujuan dari Sistem Pengelolaan Kontraktor & Kontrak
secara mutlak adalah untuk memastikan bahwa
semua pekerjaan yang dikontrakkan dilakukan oleh
kontraktor yang berkompeten, sesuai spesifikasi,
terjangkau anggaran dan tanpa insiden, sesuai dengan
persyaratan KPC dalam hal K3L, teknis dan komersial.
Hal ini dicapai dengan memastikan bahwa kontrak dan
kontraktor terkait dikelola secara efektif.
KPC berkomitmen untuk menjunjung prinsip saling
percaya dengan para supplier. Semua kontraktor dan
supplier harus menandatangani Code of Conduct dan
General Condition yang di dalamnya terdapat klausul
hak asasi manusia. Penandatanganan harus dilakukan
oleh pimpinan tertinggi organisasi tersebut dan mereka
harus mematuhi apa yang terdapat dalam dokumen
tersebut. Bagi KPC, adalah sebuah hal yang penting
bahwa supplier dan mitra bisnis KPC juga menjunjung
prinsip ini. Adanya penerapan standar keselamatan,
serta tidak mempekerjakan anak di bawah umur sesuai
dengan undang-undang yang berlaku, merupakan
kriteria yang diterapkan oleh KPC dalam menjalin kerja
sama dengan para supplier dan mitra bisnis KPC. (HR 2)
Semua kontraktor yang menjadi kontraktor KPC
diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan

46

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

Grafik 8. Jumlah pemasok jasa tahun 2008 dan 2009

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

KINERJA EKONOMI
Grafik 8. Jumlah pemasok jasa tahun 2008 dan 2009

Tabel 9. Komposisi supplier dalam pengadaan jasa


tahun 2009
Wilayah Pemesanan Jasa
Lokal Kutim
Lokal Kaltim
Nasional
Luar Negeri
Total Pembelian Jasa dan
Contract Service

Total (dalam USD)


23.339.944,42
22.510.508,22
76.516.538,13
11.649.047,21
134.016.037,98

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

Grafik 11. Pembelian Jasa

Tabel 8. Komposisi supplier dalam pengadaan barang


tahun 2009
Wilayah Pembelian Barang
Lokal Kutim
Lokal Kaltim
Nasional
Luar Negeri
Total Pembelian Barang

Total (dalam USD)


6.679.335,34
16.693.462,66
428.230.798,34
358.616.442,43
810.220.038,77

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

Grafik 10. Pembelian Barang Domestik dan Impor

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

Sumber: Data dari Departemen Supply KPC

KPC mempunyai komitmen untuk mengembangkan,


meningkatkan dan memberdayakan perekonomian
lokal, dan meningkatkan peran serta masyarakat
sekitar tambang untuk ikut menjadi pemasok
keperluan barang dan jasa yang bisa diandalkan.
Departemen Supply telah membentuk subsection
LBD atau Local Business Development. Gagasan local
business development ini dicetuskan pertama kali oleh
divisi ESD pada awal tahun 2007 yang kemudian secara
bersama-sama dikembangkan dengan Departemen
Supply secara lebih intensif pada kuartal ke-4 tahun
2007. Sistem dan mekanisme yang lebih terstruktur
telah diperdalam secara bersama dengan melakukan
studi banding ke perusahaan-perusahaan yang telah
memiliki sistem ini sebagai acuan pelaksanaan. Prakarsa
local business development ini menjadi sangat penting
karena sekaligus membuktikan kepedulian KPC kepada
pengembangan ekonomi lokal masyarakat yang pada
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

47

KINERJA EKONOMI
akhirnya bisa membawa kesejahteraan masyarakat di
sekitar perusahaan. Upaya lain yang dilakukan adalah
meningkatkan pembelanjaan di lokal Kutai Timur yang
tahun ini meningkat sebanyak 3 %. (EC 6)
Departemen Supply juga mempunyai aturan-aturan
baku dalam proses tender. KPC mengundang supplier/
kontraktor dalam pengadaan barang dan jasa untuk
menjaga kredibilitas, keadilan, dan kepercayaan para
pemasok barang/jasa. Hal ini sesuai dengan aturan
Departemen Supply yang tertuang di dalam SOP
(Standard Operation Procedures). Namun, jika ada
keperluan yang sangat mendesak, end user bisa
menunjuk langsung supplier/kontraktor dengan
melengkapi waive to tender document yang harus
sepengetahuan pimpinan divisi dan mendapat
persetujuan Chief Executive Officer selama nilainya
dibawah USD 500,000.00. Jika nilai kontrak di atas
nilai tersebut, maka harus mendapat persetujuan dari
komite kontrak.

Dampak KPC terhadap perekonomian


sekitar tambang
Peran kegiatan pertambangan KPC terhadap ekonomi
Kutai Timur masih sangat menonjol. Berdasarkan
data BPS Kabupaten Kutai Timur tahun 2009, sektor
pertambangan pada Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) mencapai 86,17 %.
Selain itu, dengan bertambahnya karyawan KPC,
secara tidak langsung memberikan dampak terhadap
perekonomian sekitar tambang. Dengan mengacu pada
hasil studi CSSR tahun 2007, setiap satu juta rupiah upah
dan gaji pekerja KPC dapat membentuk pendapatan
di Kutai Timur sebesar 2,4234 juta rupiah. Hal ini juga
didukung oleh survei yang dilakukan oleh Universitas
17 Agustus 1945 pada tahun 2008, bahwa pendapatan
rata-rata responden yang berada di lingkungan sekitar
tambang mencapai Rp 2.880.603/bulan.
Untuk tahun 2009, tidak ada survei maupun penelitian
serupa, sehingga survei dan penelitian yang tahun
sebelumnya dijadikan acuan bertambahnya dampak
perekonomian yang ditimbulkan oleh KPC.

Wilayah kota Sangatta yang terus berkembang ini masih


sangat bergantung kepada sektor pertambangan

Setiap satu juta rupiah upah dan gaji pekerja KPC dapat membentuk pendapatan di Kutai Timur
sebesar 2,4 juta rupiah

48

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA SOSIAL

KINERJA SOSIAL
Proses penambangan batu bara disadari bisa
menimbulkan dampak sosial kepada masyarakat sekitar
tambang. Berdasarkan studi Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) KPC, dampak sosial itu bisa berupa
hilangnya potensi pendapatan masyarakat karena
alih fungsi lahan pertanian, dan menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat karena debu, kebisingan, getaran,
dan penurunan kualitas air dan lingkungan. Dampak
sosial lain yang bisa ditimbulkan, adalah hilangnya mata
pencaharian langsung dan tidak langsung berkaitan
dengan penambangan batu bara KPC.
KPC melalui Divisi External Affairs and Sustainable

(4.12; SO 1)

Development (ESD), merumuskan dan menjalankan


berbagai program, untuk menanggulangi dampak
tersebut. Program yang dijalankan berupa program
peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan
derajat sosial, serta dukungan terhadap pelestarian
alam dan budaya.
Dalam pelaksanaan program tersebut, KPC mengacu
pada prinsip Triple Bottom Line, yaitu ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Prinsip Triple Bottom Line ini secara
tegas dirumuskan dalam visi dan misi Divisi External
Affairs and Sustainable Developement sebagaimana
tertuang dalam bagan berikut.

VISI & MISI


Divisi External Affairs and Sustainable Development
PT Kaltim Prima Coal

VISI

Menjadi mitra dalam pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Misi-1
Menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemangku
kepentingan (stakeholder)
berdasarkan prinsip saling percaya
dan saling menghargai

Pengembangan
Agribisnis

Pengembangan
KUKM

Kesehatan
Masyarakat

Misi-2
Mendorong pertumbuhan
perekonomian lokal yang saling
menguntungkan untuk menuju
masyarakat yang mandiri dan sejahtera

Pendidikan dan
Pelatihan

Peningkatan
Infrastruktur

Misi-3
Menjaga tatanan masyarakat
dengan memelihara kelestarian
alam dan budaya

Pelestarian
Alam & Budaya

Peningkatan Kapasitas
Pemerintah & Masyarakat

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

49

KINERJA SOSIAL
Visi dan misi tersebut dijabarkan lagi melalui tujuh
program pemberdayaan masyarakat KPC, yang tujuan
akhirnya adalah terciptanya kemandirian masyarakat
pasca tambang. Hal ini akan membuat masyarakat
sudah mampu untuk melakukan kegiatan ekonomi
berbasis pada sumber daya yang terbarukan di akhir
kontrak KPC dengan pemerintah (PKP2B).

Peningkatan Ekonomi Masyarakat


Dalam menjalankan program peningkatan ekonomi
masyarakat, KPC secara berkesinambungan mendorong
kemandirian, melibatkan partisipasi masyarakat, serta
menggali sumber daya yang terbarukan dan berjangka
panjang.
Selain itu, program peningkatan ekonomi juga
diarahkan untuk membangun sinergi dengan program
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, mendukung
pencapaian pembangunan millenium (Millenium
Development Goals) kategori 1 yaitu pemberantasan
kemiskinan, dan diselaraskan dengan program
penutupan tambang KPC. (4.12)
Cakupan wilayah yang diprioritaskan adalah pada
daerah di sekitar tambang, yakni Kecamatan Sangatta
Utara, Sangatta Selatan, Bengalon dan Rantau Pulung.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan obyektif,
KPC melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi,
lembaga penelitian, LSM, lembaga donor internasional,
dan lainnya.
Sedangkan untuk menyerap aspirasi masyarakat secara
tepat dan akuntabel, KPC menempatkan tenaga-

tenaga Pendamping Wilayah (PW) di masing-masing


desa pada empat kecamatan tersebut. Pemantauan
pelaksanaan program dilakukan melalui mekanisme
survei terhadap masyarakat, dan pertemuan rutin
dengan masyarakat.
Dalam tahun 2009, progam peningkatan ekonomi
masyarakat berfokus pada kegiatan agribisnis dan
UMKM, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan
jumlah dan kapasitas kontraktor lokal dalam rantai
pasokan usaha KPC dan sub kontraktornya.
Pengembangan Agribisnis
KPC memandang, sektor agribisnis merupakan
satu peluang usaha jangka panjang yang mampu
menciptakan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan
bagi Kabupaten Kutai Timur. Hal itu didukung dengan
ketersediaan lahan yang cukup luas dan daya dukung
iklim tropis, yang mana Kutai Timur berada di daerah
garis katulistiwa. Selain itu, program pengembangan
agribisnis juga merupakan bentuk dukungan terhadap
grand strategy pembangunan Kabupaten Kutai Timur,
yakni, Gerakan Daerah Pengembangan Agribisnis
(Gerdabangagri). (4.12)
Pada tahun 2009, program agribisnis berfokus pada
tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan
peternakan. Sebanyak 2.718 orang mendapat manfaat
secara langsung dari program-program agribisnis yang
dikembangkan KPC. Mereka umumnya berasal dari
keluarga yang berada di wilayah sekitar tambang KPC,
yakni Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan,
Bengalon dan Rantau Pulung.

Tabel 10. Program Agribisnis Tahun 2009


No
1

50

Program

Bentuk Kegiatan

Penerima Manfaat

Lokasi (Kecamatan)

Budidaya jeruk

Distribusi sebanyak 29.888


bibit jeruk dan pembukaan
lahan baru seluas 309 ha

659 orang (60


kelompok tani)

Rantau Pulung

Pengembangan kakao

Temu petani Kakao seluruh


Kutai Timur, identifikasi
potensi produksi kakao

296 petani (15


kelompok tani)

Rantau Pulung

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA SOSIAL

Pengembangan nilam

KPC bersama dengan


Pemerintah Daerah
Kutai Timur dan Komite
Pechole Borneo melakukan
pendampingan kegiatan
agribisnis nilam serta
melakukan pengembangan
sms-gateway.

2000 orang (dalam


mata rantai agribisnis
nilam)

Sangatta Utara,
Sangatta Selatan,
Rantau Pulung dan
Bengalon

Perikanan air tawar

Pendampingan kelompok
dan pemberian stimulan
berupa 299.500 ekor bibit
ikan dan pakan sebanyak
6.000 kg.

208 orang

Bengalon dan
Rantau Pulung

Peternakan sapi
terpadu

Pemagangan masyarakat
lokal, pembangunan
kandang sapi untuk
kapasitas 110 ekor sapi, unit
biogas, kebun rumput 4 Ha,
pembelian 11 ekor sapi.

14 orang

Sangatta

Sementara itu, dalam rangka mendukung program


nasional, swasembada daging pada tahun 2015,
KPC mengembangkan peternakan sapi terpadu
sebagai salah satu program agribisnis. Program ini
memanfaatkan lahan bekas tambang, setelah melewati
uji penelitian Teknik Pengembangan Tanaman
Penutup Tanah pada Lahan Paska Tambang Batu bara
sebagai Pastura yang dilakukan oleh dosen Universitas
Mulawarman.
Sebagai bentuk tindak lanjut, KPC bekerja sama
dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), merencanakan
pengembangan sapi dengan kapasitas sampai
dengan 110 ekor di lokasi bekas Pit Surya, D2 Murung.
Dalam tahun 2009, sebanyak 11 ekor sapi dari jumlah
yang direncanakan telah didatangkan. Dalam tahun
yang sama, KPC menyelesaikan sebagian besar
pembangunan sarana dan prasarana pendukung
peternakan sapi, seperti pembangunan kandang sapi,
pembuatan saluran drainase, pembangunan sarana
pengolahan limbah, penanaman dan pemeliharaan
rumput raja (king grass) untuk pakan sapi, dan
pembangunan lookout.
Untuk mendukung percepatan pengembangan di
tingkat masyarakat, kegiatan pemagangan tahap 1 telah
mulai dilakukan. Peserta magang adalah masyarakat
putus sekolah yang tidak terjaring dalam pasar tenaga

Program budidaya jeruk ini telah melibatkan 60 kelompok tani di Kutai Timur yang
beranggotakan lebih dari 600 orang petani

kerja sektor tambang KPC. Rencananya, para lulusan


magang inilah yang nantinya mengembangkan sapi
di luar wilayah tambang. Karena itu, setelah dinyatakan
kompeten dalam budidaya sapi, mereka diberikan
bekal berupa anakan sapi, dari kandang D2 Murung.
Sebagai kelanjutan dari dukungan terhadap
swasmbada daging dan dukungan terhadap grand
strategy pembangunan Kutai Timur Gerdabangagri,
KPC menjalin kerja sama dengan IPB dalam program
Beasiswa Utusan Daerah. Dalam tahun 2009, KPC
memberikan 4 beasiswa penuh kepada pelajar di
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

51

KINERJA SOSIAL

Pengembangan agribisnis perikanan terutama dititik beratkan di wilayah Bengalon


yang cukup dekat dengan sungai dan laut

4 penerima beasiswa penuh ke Institut Pertanian Bogor (dari kiri ke


kanan): Yusi Ariska, Yudha Yaniari Satriya Putri, Rangga Lawe Sandjaya,

Kutai Timur, untuk mengikuti kuliah program S1


di IPB. Jurusan yang menjadi pilihan adalah Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pangan, Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Teknologi Industri Pertanian,
dan Ilmu Gizi.

untuk SMP, 30 beasiswa untuk SMA, 30 beasiswa D3/


S1, 20 beasiswa program S2 dan dua beasiswa untuk
S3. Program beasiswa ini juga merupakan bentuk
dukungan terhadap Millenium Development Goal
kategori 2, yaitu tercapainya pendidikan dasar universal
dan dukungan terhadap program Pemerintah Kutai
Timur Kutim Cemerlang. (4.12)

Menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) Bagi


Kemajuan Ekonomi Masa Depan
Sesuai komitmen perusahaan untuk menyediakan
peluang ekonomi masa depan yang tidak bergantung
pada sumber daya tambang, KPC menggelar
berbagai program pendidikan. Untuk tujuan itu,
KPC menyediakan beasiswa setiap tahunnya bagi
masyarakat dari jenjang SMP, SMA, D3/S1, S2 dan S3.
Dalam tahun 2009, total beasiswa yang diberikan,
mencapai 122 beasiswa, terdiri dari 30 beasiswa

Selain beasiswa, KPC juga menggelar berbagai


pelatihan bagi guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Kabupaten Kutai Timur. Dalam tahun
2009, pelatihan yang digelar adalah pelatihan KTSP
dan Training of Trainer (TOT) Pendidikan Gizi dan
Kesehatan Anak Sekolah. Program lainnya dalah
Celoteh Pendidikan, yakni, program Talk Show di
Radio yang digelar sekali seminggu, dengan tema
pendidikan, kesehatan, lingkungan dan lainya.

Fajriati Sunia, salah seorang penerima beasiswa dari KPC yang meraih IPK tertinggi di
STPMD APMD Yogyakarta

KPC terus memberikan beasiswa kepada pelajar di Kutai Timur untuk


menciptakan tenaga kerja yang handal di bidangnya

52

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA SOSIAL
Pengembangan UMKM dan Kontraktor Lokal
Salah satu program peningkatan ekonomi masyarakat
sekitar tambang KPC adalah peningkatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) baik yang berhubungan
dengan agribisnis maupun tidak. Tujuan utama dari
program ini adalah turut membantu Pemerintah
dalam melakukan pengembangan dan percepatan
perekonomian berdasarkan sumber daya yang
terbaharukan sebagai bagian dari strategy persiapan
penutupan tambang.
Dalam tahun 2009, kegiatan UMKM berupa pelatihan
dan pendampingan ekonomi masyarakat pedesaan
oleh Yayasan Bioma di Sangatta Selatan dan pelatihan
serta pendampingan kegiatan usaha masyarakat
(pelatihan perbengkelan) oleh Yayasan Maritim Borneo
di Teluk Pandan. Kegiatan lainnya berupa bantuan
modal usaha koperasi Nurussaadah di Sangkulirang,
bantuan modal usaha KUB Kerupuk Rantau Pulung,
bantuan dana pembinaan dan modal kerja Koperasi
Maloy Sangkulirang.

kewirausahaan mandiri kepada pelajar SMP, SMA dan


Perguruan Tinggi di Kutai Timur dan Kaltim.
Program ini bekerja sama dengan lembaga nirlaba
Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan merupakan
kelanjutan dari program yang sama sejak tahun
2003 lalu. Saat ini sembilan sekolah dilibatkan dalam
program PJI. Bentuk programnya adalah simulasi bisnis
global, pendirian perusahaan siswa, pendampingan
manajemen perusahaan siswa dan berbagai pelatihan
manajemen usaha kepada para siswa. Secara berkala
program dipantau langsung baik oleh KPC maupun
oleh Direktur Operasional Prestasi Junior Indonesia.
Pembangunan Infrastruktur (EC 8)
KPC meyakini, ketersediaan infrastruktur merupakan
salah satu kunci bagi peningkatan ekonomi yang
bermuara pada terciptanya kemandirian masyarakat.
Pada tahun 2009, KPC telah membangun beberapa
sarana infrastruktur sebagai dukungan untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi lokal dan
penguatan kapasitas pemerintah dan masyarakat.

Beberapa jenis produk seperti produk olahan makanan,


produk kerajinan anyaman rotan, produk aneka tas
berbahan baku sampah plastik serta produk berbahan
baku limbah kertas koran juga terus dikembangkan
melalui pendampingan kelompok-kelompok usaha.
Dalam rangka membantu pemasaran atas produkproduk tersebut, KPC juga secara intensif melakukan
promosi dalam berbagai event baik internal maupun
keluar Sangatta dengan melibatkan dampingan
kelompok-kelompok usaha.
Selain itu, KPC juga melibatkan kontraktor lokal skala
kecil dan menengah dalam tender-tender untuk
berbagai pekerjaan yang ada di KPC. Dalam tahun
2009, perusahaan telah melibatkan 30 kontraktor lokal
untuk 49 pekerjaan infrastruktur masyarakat. Pekerjaan
yang dilakukan antara lain, perbaikan jalan Sepaso
Timur, perbaikan jalan KPPS I, perbaikan jalan KPPS II,
pembangunan kandang sapi D2 Murung, perawatan
jalan ADM Sangatta-Rantau Pulung dan lainya.
Dalam design jangka panjang sesuai dengan
rencana penutupan tambang tahun 2021, KPC juga
menyiapkan langkah menuju kemandirian masyarakat,
melalui penyiapan pelaku bisnis yang handal. Program
yang diluncurkan adalah pendidikan dan pelatihan

Jalan Soekarno-Hatta yang menghubungkan Road 9 ke kawasan kantor pemerintah


Bukit Pelangi, dan Flyover Soewandi yang menghubungkan jalan Soekarno-Hatta
dengan Jalan Raya Bengalon merupakan pekerjaan infrastruktur besar yang telah
diselesaikan KPC pada tahun 2009
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

53

Infrastruktur yang dibangun dalam tahun 2009, antara


lain, perbaikan jalan ADM yang menghubungkan
Rantau-Pulung dan Sangatta sepanjang 29 km,
perbaikan jalan Sepaso Timur sepanjang 1850 m,
perbaikan jalan akses ke kantor Desa Rantau Pulung
sepanjang 800 m.
Selain itu, terdapat dua pekerjaan jalan yang
cukup besar yang telah diselesaikan di tahun
2009 ini. Pertama adalah Jalan Soekarno-Hatta
yang menghubungkan Road 9 ke kawasan kantor
pemerintah Bukit Pelangi, dan Flyover Soewandi yang
menghubungkan jalan Soekarno-Hatta dengan Jalan
Raya Bengalon. Pembangunan kedua jalan ini tidak
hanya meningkatkan aspek keamanan pengguna
jalan tetapi juga aksesibilitas ke Bukit Pelangi, serta
tumbuhnya peluang ekonomi baru di sepanjang jalan
tersebut.

Membangun Harmoni Sosial


Dalam operasional tambangnya di Kabupaten Kutai
Timur, KPC selalu menjalin hubungan yang harmonis
dengan semua pemangku kepentingan dan selalu
menjaga tatanan sosial masyarakat setempat. Untuk
hal itu, perusahaan mendorong sistem komunikasi
berdasarkan prinsip saling percaya dan saling
menghargai, meningkatkan kualitas masyarakat melalui
program kesehatan, dan memberikan dukungan untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah.

Penanganan Keluhan dan Komunikasi Eksternal


Dalam menjalankan operasi perusahaannya, KPC
dituntut untuk mematuhi aturan yang berkaitan
dengan kelayakan tambang. Salah satu aturan yang
diamanatkan dalam AMDAL 2005 adalah pengelolaan
keluhan masyarakat akibat aktivitas tambang.
Kepatuhan KPC ini diatur dalam Rencana Pengelolaan
Lingkungan Sosial.
KPC melalui Departemen Community Empowerment,
melakukan proses komunikasi melalui pertemuan toga
tomas, pertemuan formal/informal dari program yang
dijalankan. Selain itu, secara spesifik mengelola keluhan
masyarakat yang berkaitan dengan isu lingkungan,
bencana alam, dan konflik sosial. Selain itu, KPC juga
melakukan koordinasi dan fasilitasi bagi kelancaran
proses monitoring sosial bekerja sama dengan instansi
pemerintahan terkait dan pemerintah lokal kecamatan di
masing-masing wilayah. Pengelolaan tersebut mencakup
pemecahan pertentangan atau persinggungan dan
kekecewaan masyarakat akibat aktivitas tambang KPC.
Untuk menangani keluhan kritikal, KPC masih tetap
menggunakan Sistem Umpan Balik Masyarakat
(Community Feedback System) yang tertuang dalam
memo Ref. M004/ESD/VII/06. Penanganan isu-isu
ini dilakukan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP)
ESDMS/DOC/SOP/ESD/CFS/002
sebagai panduan pelaksanaan teknis.

Grafik 12. Komposisi Keluhan Tahun 2009

Komposisi Keluhan Tahun 2009

Ju
Ag li
u
Se stus
pt
em
be
Ok r
to
b
No er
ve
m
De ber
se
m
be
r
Ju
m
la
h

Ja

nu
a
Fe ri
br
ua
ri
M
ar
et
Ap
r il
M
ei
Ju
ni

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Sumber: Data dari Departemen Community Empowerment

54

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Sangatta
Bengalon
Jumlah

Seperti yang terlihat pada grafik di atas, terjadi 16


keluhan di tahun 2009. Dibandingkan dengan tahun
2008 dengan 17 keluhan, di tahun 2009 ini terjadi
penurunan jumlah keluhan. Dari 16 keluhan yang

terjadi, permasalahan yang paling banyak adalah


konflik sosial. Umumnya konflik sosial disebabkan oleh
permasalahan tenaga kerja lokal, isu masyarakat lokal
dan pengelolaan dana pengembangan masyarakat.

Grafik 13. Komposisi Keluhan Berdasarkan Kriteria Tahun 2009


Komposisi Keluhan Berdasarkan Kriteria tahun 2009

Udara
Air
Blasting
Pengaruh Kebisingan
Bencana Alam

Ja

n
0
Fe 9
b
0
M 9
ar
0
Ap 9
r
0
M 9
ei
0
Ju 9
n
09
Ju
l
Ag 09
st
0
Se 9
p
0
Ok 9
t
0
No 9
v
0
De 9
s
0
Ju 9
m
la
h

Conflict Sosial

Sumber: Data dari Departemen Community Empowerment

Permasalahan mengenai air dan udara, menurun


menjadi sebanyak tiga keluhan dibandingkan dengan
tahun 2008 sebanyak tujuh keluhan. Dari 16 keluhan
yang muncul, semuanya berstatus closed. Walaupun
demikian, proses pemantauan di lapangan tetap
berlangsung untuk memperbaharui status dan
perkembangan isu di masyarakat.

Selain itu, KPC juga memberikan pemahaman kepada


masyarakat, bahwa pengelolaan lingkungan telah
dilakukan dengan baik melalui program monitoring
oleh Departemen Environment. Komunikasi mengenai
tata-cara dan hasil dari pengelolaan lingkungan
tersebut, dapat juga meningkatkan pemahaman
masyarakat akan kinerja perusahaan dalam mengelola
lingkungannya.

Pada periode tahun 2009 ini, tidak terjadi pemogokan


maupun blokade dari masyarakat. Tetapi terdapat
potensi menuju blokade yang terlihat dan muncul
unjuk rasa dari Forum Masyarakat Bengalon. Tahun
2009, keluhan paling banyak berasal dari wilayah
Kecamatan Bengalon yang jumlahnya sebanyak 10
keluhan, semenatara wilayah Sangatta sebanyak enam
keluhan. (MM 4)
Pada tahun 2009 ini dapat disimpulkan bahwa masalah
pengelolaan dana pengembangan masyarakat menjadi
salah satu sumber potensi konflik dan keluhan dari
masyarakat, terutama berbedanya pemahaman
masyarakat terhadap masalah pengelolaan dana
masih belum tepat. Oleh karena itu, KPC terus menerus
mengembangkan mekanisme sosialisasi dan informasi
kepada masyarakat mengenai sistem pengelolaan dana
pengembangan masyarakat dan hasil dari program
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Tahap I RSUD Sangatta telah dikerjakan oleh KPC, sedangkan Tahap II akan
dirampungkan pada tahun 2010
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

55

KINERJA SOSIAL
dn penyakit menular lainnya), terus dilanjutkan pada
tahun 2009 ini. Bersama Dinas Kesehatan Propinsi
Kalimantan Timur dan Dinas Kesehatan kabupaten
Kutai Timur dan PPTI, telah mengadakan kegiatan
pencegahan HIV/AIDS di masyarakat, berupa Zero
Survey pada 250 orang di lokalisasi Kampung Kajang,
Sangatta dan Segadur, Bengalon.

Pembangunan Taman Intai Lanal (Taman Pesawat) sebagai salah satu kontribusi KPC
bagi keindahan dan keasrian lingkungan di kawasan Bukit Pelangi dan Sangatta

Peningkatan Kesehatan Masyarakat


Dalam mengatasi dampak kesehatan yang mungkin
timbul akibat aktifitas tambang, KPC melakukan upayaupaya di bidang pemeliharaan dan pemantauan
lingkungan yang bisa dilihat pada bagian Kinerja
Lingkungan laporan ini. Selain itu, KPC melalui
Departemen Community Empowerment melakukan
program peningkatan kesehatan masyarakat. di
Kabupaten Kutai Timur.

Secara berkala tim mengadakan pemeriksaan IMS


(Infeksi Menular Seksual) di klinik yang berada di dua
lokalisasi tersebut, dan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat umum termasuk mahasiswa, anak sekolah
dan ibu rumah tangga. Selain itu, KPC juga tetap
melanjutkan program pengendalian penyakit menular,
TB (Tuberkulosis). Dalam tahun 2009, dilakukan
penyuluhan di masyarakat dalam rangka hari TB
Sedunia dengan menggandeng institusi kesehatan
seperti PPTI, PMI (Palang Merah Indonesia) Kutim dan
YSB (Yayasan Sangatta Baru).
Untuk meningkatkan derajat sosial dan meningkatkan
kepercayaan diri para penderita bibir sumbing dan
memulihkan pasien luka bakar di Kalimantan Timur,
KPC melanjutkan program Senyum dan Harapan, yakni
operasi bibir sumbing dan luka bakar. Dalam tahun
2009, program rutin sejak tahun 1993 itu berhasil
memulihkan 75 orang. Sebanyak 57 orang pasien bibir
sumbing dan 18 orang pasien luka bakar.

Program ini sekaligus menjadi dukungan terhadap


Millenium Development Goals, khususnya pada
kategori 4 Menurunkan Kematian Anak dan kategori 5
Meningkatkan Kesehatan Ibu. Kedua kategori MDGs
tersebut terlihat pada program PERGIZI (Program
Edukasi dan Rehabilitasi Gizi Anak Balita). (4.12)
Pada tahun 2009, program ini telah mengintervensi
sebanyak 103 anak yang teridentifikasi mengalami gizi
buruk dan gizi kurang, di 12 Posyandu sekitar tambang
KPC. Intervensi gizi itu berupa program peningkatan
status gizi, dengan cara memberikan pengetahuan
kepada ibu mereka dan memberikan makanan
tambahan serta vitamin. Program intervensi gizi yang
berjalan selama 24 minggu ini dimonitor secara teratur
oleh Kader Posyandu dan Petugas Puskesmas.
Secara konsisten, kepedulian KPC terhadap isu
kesehatan global yang terkait erat dengan program
MDGs pada kategori 6 (memerangi HIV/AIDS, Malaria

56

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Senyum Alwa dan Salma menghiasi wajah mereka, kedua anak


kembar ini merupakan peserta Program Interplast KPC yang telah
menjalani beberapa kali operasi bibir sumbing

KINERJA SOSIAL
Dalam program ini, KPC menggandeng berbagai
lembaga, antara lain Interplast Australia/Selandia Baru,
Pemerintah Daerah Propinsi Kaltim, Rumah Sakit Umum
Kanudjoso Djatiwibowo, Pemerintah Kota Balikpapan.
Program kemanusiaan ini mendapat dukungan
finansial dari perusahaan-perusahaan seperti Trakindo
Utama, PAMA Persada Nusantara, Thiess Contractor
Indonesia dan BHP Billiton.

(Water Treatment Plant) di beberapa tempat, yaitu


Singa Geweh, Sepaso Selatan, Sekerat, dan Rantau
Pulung. Setiap program air bersih disesuaikan dengan
kondisi ketersedian sumber air bersih dan tidak
mendapatkan program yang sama dari Pemerintah
(PDAM). KPC bekerja sama dengan penyedia
WTP memberikan bantuan dana untuk alat WTP,
pendampingan organisasi untuk manajemen teknis,
pengelolaan dan keuangan. Pada setiap pelaksanaan
program, KPC selalu mendorong masyarakat untuk
melakukan sharing atas program ini dan memastikan
kemandirian menjadi tujuan akhir program. (EC 8)

Dampak keberadaan kegiatan operasional KPC bagi


masyarakat dan lingkungan dimonitor melalui survei
kesehatan dan lingkungan yang melibatkan 600 rumah
tangga dengan 1.652 responden yang diwawancari
untuk mengetahui aspek kesehatan terutama yang
terkait dengan isu kesehatan secara global seperti
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria, demam Berdarah, air
bersih dan perilaku kesehatan masyarakat. Sementara
itu aspek lingkungan dilakukan monitor dampak
debu, ledakan tambang dan vibrasi, kualitas air dan
udara. Rekomendasi survei disampaikan ke divisi dan
departemen terkait untuk ditindaklanjuti.

Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Pemerintah


Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan
pemerintahan desa hingga kecamatan, KPC
melaksanakan
program-program
community
development yang berhubungan dengan hal itu.
Peningkatan kapasitas tersebut akan membantu
pelaksanaan peran dan tugas mereka masing-masing.
Sementara itu komitmen KPC untuk memberikan
kesempatan lebih luas kepada tenaga kerja lokal
tertuang di dalam surat Managing Director (ref
L-051/MD-ESD5-2/VII/06) yang ditujukan bagi KPC
dan subkontraktornya. Komitmen ini menunjukkan
kepedulian KPC terhadap pengembangan sumberdaya
manusia di Kutai Timur.

Peningkatan kesehatan masyarakat perlu didukung


oleh fasilitas infrastruktur kesehatan yang baik. Oleh
karena itu, KPC berkomitmen untuk membangun
rumah sakit daerah yang bisa digunakan secara luas
untuk masyarakat di Kutai Timur. Pada bulan Maret 2009,
KPC menyelesaikan tahap I Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sangatta. Bangunan terdiri dari dua gedung
yaitu Gedung Utama dan Gedung Unit Gawat Darurat
(UGD). Bangunan yang bernuansa modern ini terletak
di Jalan Soekarno-Hatta yang mengubungkan Road 9
dan Bukit Pelangi. Pada 2010, KPC akan menyelesaikan
tahap II yaitu Sewage Treatment Plant, Ground
Reservoir, Kamar Mayat, Dapur, Ruang Cuci, pekerjaan
landscaping, koridor, selasar, dan ruang VIP. (EC 8)

Dalam penerimaan tenaga kerja non pengalaman,


sejak tahun 2005 KPC mengacu ke Surat Keputusan
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Timur Nomor:
562/973-PLK/Disnaker/VII/2005 yang mengatur sistem
penerimaan berdasarkan Scoring System. Kandidat
dengan skor tertinggi akan mendapatkan prioritas
utama untuk dilakukan seleksi penerimaan kemudian
menyusul skor yang ada dibawahnya. (EC 7)

Pada tahun ini juga, KPC telah membangun 4 WTP

Tabel 11. Skor tempat kelahiran dan pendidikan


RING

LOKASI

RING I

SKOR
Tempat lahir

SD

SMP

SMA

SANGATTA DAN BENGALON

40

30

15

15

RING II

KUTAI TIMUR

30

20

10

10

RING III

KALIMANTAN TIMUR

20

10

RING IV

LUAR KALIMANTAN TIMUR

10

Sumber: Data dari Departemen Community Empowerment

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

57

KINERJA SOSIAL
Program operator trainee pada tahun 2009 terbagi
menjadi 9 tahap termasuk 1 tahap khusus. Sebanyak
2.811 peserta dipanggil untuk mengikuti psikotes,

Tahap
1
2
3
4
5
6
7
8
9 (khusus)
Total

tetapi hanya 1.258 yang mengikuti psikotes, dan


536 diantaranya lulus psikotes. Dari jumlah tersebut
sebanyak 361 lulus Medical Check Up dan berhak
untuk bekerja di KPC.

Tabel 12. Jumlah peserta program operator trainee


Jumlah (2008)
Jumlah(2009)
20
17
29
56
37
31
55
21
33
73
81
38
11
141
361

Sumber: Data dari Departemen Community Empowerment

Selain program operator trainee, juga dilakukan


perekrutan untuk program mechanic trainee dengan
sistem perkerutan yang menggunakan sistem skoring.
Pada tahun 2008, sebanyak 827 orang yang mengikuti
tes seleksi mulai dari psikotes sampai medical tes. Dari
jumlah tersebut terserap sebanyak 113 orang untuk
mengikuti kelas mechanic traininee.
Program mekanik yang dimulai dari tahun 2007, telah
terekrut peserta magang ini menjadi karyawan KPC
sejumlah 77 orang untuk menjadi mekanik dan 26
orang untuk menjadi operator.

Pelestarian Alam dan Budaya


KPC tetap menunjukkan konsistensinya dalam
menjaga tatanan masyarakat melalui pelestarian alam
dan budaya di Kutai Timur dan wilayah lainnya di
Kalimantan Timur. Salah satu hal yang dilakukan adalah
Kampanye Kesadaran dan Kepedulian Orangutan
di tiga kecamatan, yaitu Rantau Pulung, Bengalon
dan Sangatta, pada 25 November 2009. Kampanye
ini bekerja sama dengan tim dari Borneo Orangutan
Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi dan
Sumber Daya Alam (BKSDA). Kampanye ini dilakukan
karena adanya beberapa laporan dari daerah Bengalon
dan Rantau Pulung, bahwa di sejumlah lokasi
ditemukan Orangutan yang masuk ke areal kebun
masyarakat. Selain itu, hal ini juga merupakan bentuk
perhatian KPC kepada spesies terancam menurut daftar
merah IUCN (International Union for Conservation of
Nature). (4.12)

58

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Sebagai bagian dari program kampanye yang


merupakan kegiatan utama dari Mitra Taman Nasional
Kutai, dimana KPC merupakan salah satu anggotanya,
perusahaan telah melakukan inisiasi pengembangan
ekowisata di wilayah Taman Nasional Kutai. Survei
potensi telah dilakukan dan sejumlah pertemuan
telah dilakukan dengan masyarakat Dusun Kabo Jaya
sebagai lokasi pertama yang akan dikembangkan. Uji
coba dalam memandu rombongan wisatawan telah
dilakukan pada bulan November dan Desember 2009,
dengan melakukan pelayanan paket wisata kepada
beberapa grup wisatawan lokal dan mancanegara.
Survei dan pendampingan dilakukan bekerja sama
dengan Balai Taman Nasional Kutai, CIFOR, PILI dan
BIKAL. Website ekowisata juga telah diluncurkan,
sebagai bagian dari tahap sosialisasi keberadaan
kegiatan ini.
Dalam rangka mendukung Pemerintah Kutai Timur
dalam menanggulangi masalah persampahan,
Program Gerak Bersemi (Gerakan Bersih, Sehat dan
Mandiri), yang dimulai sejak tahun 2008, masih terus
dilanjutkan. Program Gerak Bersemi bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat
agar ikut mengelola kebersihan Kota Sangatta.
Pendampingan di tiga wilayah percontohan Triple
E (Eco-Waste Management Model, Eco-Health
Community Model, Eco-Enterprise Business Model)
terus dilakukan. Program ini bekerja sama dengan
Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum,
Kader dan LSM Pusdakota, Surabaya. Pembentukan

KINERJA SOSIAL
wilayah percontohan dengan model Triple E
dimaksudkan, agar ketiga wilayah ini dapat menjadi
percontohan bagi wilayah pemukiman lainnya dalam
melakukan pengorganisasian pengelolaan sampah,
mulai dari sumbernya. Ketiga wilayah tersebut adalah
Gang Mushola (Desa Teluk Lingga), Margo Santoso
(Desa Sangatta Utara) dan Gunung Teknik (Desa
Sangatta Selatan). Diharapkan akan terjadi replikasi
model di wilayah permukiman lainnya, sehingga
jumlah sampah yang terkelola akan terus meningkat.
Sejumlah 50 unit RAM (Rotary Active Microorganism)
atau komposter telah dibuat oleh bengkel lokal,
dengan memanfaatkan drum plastik bekas yang
berasal dari tambang sebagai bagian dari program
3R (Reduce, Reuse, Recycle). Masing-masing wilayah
percontohan mendapatkan 10 unit sebagai sarana
pendukung Model Triple E.

kelompok masyarakat, pemerintah, serta kontraktor


KPC, sedangkan pada hari ke-dua diadakan seminar
dengan tema Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Sangatta.
Dalam bidang pelestarian budaya, KPC melalui Forum
MSH-CSR memberikan bantuan pembuatan lamin
adat dayak oleh Bapemas di Kaliorang, dan pembuatan
rumah layak huni suku Dayak Basaf oleh Dinas
Kesejahtreaan Sosial di Sandaran.
Dalam bidang kebudayaan, KPC turut mendukung
acara kebudayaan setempat baik secara langsung
maupun tidak langsung. KPC melalui Forum MSH-CSR
juga memberikan bantuan pembuatan Lamin Adat
Dayak oleh Bapemas di Kaliorang, dan pembuatan
Rumah Layak Huni suku Dayak Basaf oleh Dinas
Kesejahtreaan Sosial di Sandaran.

Untuk meningkatkan pemanfaatan sejumlah sampah


non organik, selain plastik yang telah lebih dahulu
berkembang, telah dilakukan pelatihan Pengelolaan
Limbah Kertas Koran Bekas Menjadi Kerajinan pada
tanggal 20-24 Desember 2009. Program ini bekerja
sama dengan SEMESTA Recycling, Yogyakarta. Sebagai
rencana tindak lanjut, beberapa peserta pelatihan ini
akan diseleksi untuk mendapatkan pelatihan lebih
lanjut. Mereka diharapkan dapat menghasilkan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan
souvenir hari Lebaran.
Untuk menjaga semangat kader Gerak Bersemi dan
meningkatkan jumlah masyarakat yang peduli terhadap
persoalan lingkungan di Sangatta, KPC telah melakukan
beberapa rangkaian kegiatan. Pada tanggal 26 April 2009,
KPC menyelenggarakan peringatan Hari Bumi dengan
menggelar beberapa acara yaitu jalan sehat, penanaman
pohon, dan beberapa lomba yang bertemakan
lingkungan dan penyerahan bantuan berupa sebuah
truk untuk pengangkutan sampah dan tiga buah
tricycle kepada UPTD KPP (Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman). Pada kesempatan tersebut juga dilakukan
penandatanganan prakarsa bersama pemodelan Triple
E di tiga wilayah percontohan dilakukan oleh perwakilan
komunitas dari tiga wilayah, Bupati Kutai Timur, KPC dan
Kementrian Lingkungan Hidup.
Sementara itu pada tanggal 26-27 Juni 2009, dalam
rangka peringatan Hari Lingkungan digelar berbagai
lomba dan pameran yang melibatkan berbagai
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

59

Pengembangan agribisnis kakao terus ditingkatkan dengan mendorong partisipasi aktif petani melalui pelatihan dan pertemuan rutin

60

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA LINGKUNGAN

KINERJA LINGKUNGAN
Bentuk komitmen KPC untuk terus memperbarui
kinerja sistem K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan) diwujudkan dengan menetapkan
parameter indikator kinerja lingkungan seperti tertera
pada tabel 13. Indikator kinerja lingkungan ditetapkan
setiap tahun berdasarkan suatu penilaian terhadap
dampak penting dari kegiatan penambangan serta
peraturan lingkungan yang berlaku. Indikator tersebut
meliputi pencapaian kegiatan rehabilitasi daerah bekas
tambang, kualitas air, kualitas udara dan pengelolaan
limbah/sampah dan hydrocarbon. Upaya perbaikan
terus dilakukan untuk setiap parameter sebagai
komitmen dari manajemen KPC untuk memenuhi
ketentuan di dalam peraturan lingkungan yang ada.
Untuk mengukur kinerja lingkungan dilakukan
pemantauan (baik secara internal maupun eksternal

(EN 26)

oleh laboratorium terakreditasi) terhadap parameter


kualitas air, kualitas udara, pencapaian target
reklamasi, dan pengelolaan hidrokarbon dan limbah.
Parameter lingkungan yang dipantau dan frekuensi
pemantauannya mengacu kepada RKL-RPL Amdal dan
peraturan pemerintah yang berlaku. Evaluasi terhadap
pencapaian sasaran yang dijabarkan dalam bentuk
tingkat kepatuhan dilakukan setiap tahun dalam
forum management review yang merupakan salah
satu persyaratan dari Standar ISO 14001. Manajemen
KPC selanjutnya menetapkan rencana perbaikan
kinerja lingkungan pada setiap parameter indikator
untuk tahun mendatang. Dengan demikian kinerja
lingkungan akan terus diperbaiki dari tahun ke tahun
untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal
sehingga dampak lingkungan dari operasional dapat
dikendalikan. (4.12)

Tabel 13. Tingkat kepatuhan terhadap peraturan Lingkungan Tahun 2009


No

Parameter

1.
2.

Area Reklamasi (ha)


Kualitas Air
TSS (%)
pH (%)
Mn (%)
Fe (%)
Kualitas Udara
Emisi cerobong PLTU (%)
Konsentrasi Debu Total (TSP)
Getaran Tanah dan Getaran
Suara

3.

Realisasi 2007
230,00

Pencapaian Tingkat Kepatuhan


Realisasi 2008 Rencana 2009
439,58
450

Realisasi 2009
451,11

99
100
90
97

100
100
100
100

95
95
100
100

100
100
100
100

100
100

100
100

100
100

100
100

100

100

100

100

Sumber : data hasil pengukuran internal dan eksternal laboratorium

Sehubungan
dengan
rencana
KPC
untuk
meningkatkan produksi batu bara hingga 70 juta ton
per tahun, KPC telah mendapatkan persetujuan atas

Studi Kelayakan peningkatan produksi dari Direktorat


Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batu bara
dengan surat no. 2771/30.01/DBM/2008 tertanggal 9
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

61

KINERJA LINGKUNGAN
Desember 2008. Dengan disetujuinya studi kelayakan
dan dalam rangka memenuhi ketentuan PP No.27
Tahun 1999, maka KPC melakukan revisi AMDAL untuk
peningkatan produksi hingga 70 juta ton per tahun.
KPC telah memulai proses penyusunan revisi AMDAL
untuk produksi 70 juta ton per tahun sejak triwulan
pertama 2009. Kegiatan-kegiatan terkait dengan revisi
AMDAL yang dilaksanakan selama tahun 2009 adalah
sebagai berikut:
Sosialisasi/konsultasi publik terkait rencana revisi
Amdal kepada para perwakilan masyarakat, pihak
Eksekutif dan Legislatif yang ada di Kabupaten Kutai
Timur serta pemerhati lingkungan di Sangatta dan
Bengalon yang difasilitasi oleh Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Kutai Timur. Sosialisasi telah
dilakukan pada triwulan pertama dan triwulan
kedua 2009 berturut-turut yaitu di kecamatan
Sangatta Utara pada tanggal 16 Maret 2009, di
kecamatan Bengalon pada tanggal 18 Maret 2009,
di kecamatan Sangatta Selatan pada tanggal 5
Mei 2009, dan di kecamatan Rantau Pulung pada
tanggal 19 Juni 2009.
Menyampaikan dan mempresentasikan Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL
pada tanggal 14 April 2009, bertempat di kantor
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur.
Persetujuan KA Andal telah diperoleh melalui surat
dari Kepala Badan Lingkungan Hidup Kutai Timur no.
529/660.1/2.1/LH/V/2009 tertanggal 18 Mei 2009,
perihal Persetujuan KA Andal Peningkatan Kapasitas
Produksi Batu bara Hingga 70 Juta Ton/Tahun
PT.Kaltim Prima Coal di Kec. Sangatta, Kec. Rantau
Pulung dan Kec. Bengalon Kabupaten Kutai Timur.
Pada triwulan ketiga dan keempat 2009, KPC
melanjutkan proses penyusunan Dokumen AMDAL
dibantu oleh Tim Konsultan LAPI ITB dan pihak
lainnya sebagai narasumber. Direncanakan pada
triwulan pertama 2010, revisi dokumen AMDAL
dapat disampaikan dan dipresentasikan ke Komisi
Amdal Kabupaten Kutai Timur untuk persetujuan.

Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan yang merupakan penjabaran
dari komitmen KPC dalam pengelolaan lingkungan
dikeluarkan pada 1 Desember 1998. Kebijakan tersebut
kemudian mengalami penyempurnaan seiring
dengan pemenuhan kewajiban yang disyaratkan
dalam standar ISO 14001. Kebijakan termutakhir

62

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

mencakup pengelolaan kesehatan dan keselamatan


kerja serta lingkungan (K3L), kebijakan pembangunan
berkesinambungan, dan kebijakan keamanan yang
ditandatangani oleh Presiden Direktur pada tanggal 1
September 2009.
Mengingat kegiatan penambangan menyebabkan
perubahan bentang alam, maka keanekaragaman
hayati (biodiversity) dan reklamasi menjadi isu
penting. Oleh karenanya, dalam pernyataan kebijakan
lingkungan, KPC menekankan komitmen untuk
menjaga keanekaragaman hayati dan mengembalikan
lahan bekas tambang menjadi areal yang stabil, aman
dan produktif.

Tanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan


Secara struktural pengelolaan lingkungan dilakukan
oleh Departemen Environment, dimana departemen
ini menginduk kepada Divisi Health Safety Environment
& Security. Namun demikian secara tanggung jawab
pengelolaan lingkungan melekat pada masing-masing
divisi. Sesuai dengan Kepmen 555.K/26/M.PE/1995-1,
maka secara fungsional yang bertanggung jawab atas
terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundangundangan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan) adalah Kepala Teknik Tambang.

Pelatihan
Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan
keterampilan karyawan, KPC mengembangkan
beberapa program pelatihan lingkungan yang
dilakukan secara in-house. Pelatihan tersebut meliputi
materi EMS ISO 14001 dan aspek lingkungan penting
(hidrokarbon, limbah, dan reklamasi yang mencakup
kualitas air, pengelolaan air asam tambang, dan
revegetasi). Sejumlah 241 orang telah mengikuti
pelatihan-pelatihan tersebut selama tahun 2009.
Ketentuan untuk membuat serta mengembangkan
kebutuhan pelatihan untuk setiap pemegang posisi/
jabatan di KPC diatur dalam MSE 2.03 (Selection,
Training, Competency & Authorisation).

Pemantauan dan Tindak Lanjut


Kegiatan pemantauan kinerja lingkungan dilakukan
secara internal untuk mengukur pencapaian tujuan
dan sasaran lingkungan. Pemantauan yang dilakukan

KINERJA LINGKUNGAN
meliputi pemantauan parameter kunci terhadap
pemenuhan baku mutu lingkungan, audit, inspeksi,
dan pengamatan visual. Prosedur pemantauan diatur
dalam MSE 3.01 HSE performance measurement and
monitoring. Sementara untuk frekuensi dan lokasi
pemantauan yang terkait dengan parameter kunci
diatur dalam dokumen AMDAL. Pemantauan yang
sifatnya inspeksi dan audit dilakukan dengan merujuk
daftar ERA (Environmental Risk Assessment). Selain
program pemantauan terhadap parameter kunci,
berbagai inspeksi dan audit juga dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada tahun
2007, telah dimulai program audit integrasi (limbah,
hidrokarbon dan Sistim Manajemen Lingkungan) di
seluruh unit kerja di wilayah KPC dan kontraktor, dan
selama tahun 2009 telah dilakukan audit integrasi
terhadap 32 unit kerja (workshop). .
Bilamana dalam kegiatan pemantauan ditemukan
adanya ketidaksesuaian baik terhadap sistem, prosedur
dan baku mutu, maka akan diterbitkan CPAR (Corrective/
Preventive Action Request). Aturan penerbitan dan
siklus penyelesaiannya ditetapkan dalam MSE 3.2
Investigation, Nonconformity, Corrective Action &
Preventive Action.
Selain itu, KPC juga diaudit oleh pihak independent
dalam kaitannya dengan pemeliharaan sertifikasi
EMS ISO 14001. KPC mendapat sertifikasi dari SGS
pada tanggal 24 September 2004. Sertifikat ke-dua
diterbitkan pada tanggal 24 September 2007 dan
berlaku hingga 23 September 2010. Audit surveillance
ISO 14001 telah dilakukan oleh SGS pada tanggal 12-15
Oktober 2009, merekomendasikan bahwa sertifikat ISO

14001 untuk KPC tetap dapat dipertahankan.


Kinerja pengelolaan lingkungan di KPC juga diaudit
oleh pemerintah baik Pemerintah Pusat (Kementrian
Lingkungan Hidup dan Direktorat Jenderal Mineral
Batu bara & Panas Bumi) maupun Pemerintah Daerah
(Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur
dan Kabupaten Kutai Timur). Selama sepuluh tahun
berturut-turut sejak tahun 2000 hingga 2009 KPC
telah mendapat penghargaan Sertifikat Emas dari
penilaian PROPER Batu bara untuk wilayah Kalimantan
Timur untuk areal tambang Sangatta, sedangkan
areal tambang Bengalon mendapat penghargaan
Sertifikat Hijau pada tahun 2008 dan 2009. Hasil
penilaian PROPER tingkat nasional yang dilakukan
oleh KLH untuk kurun waktu Januari 2008 hingga
Maret 2009, memberikan peringkat HIJAU kepada
KPC. Pada bulan Desember 2009, KPC juga mendapat
enam (6) penghargaan Aditama dari Dirjen Mineral,
Batu bara dan Panas Bumi, Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral untuk kategori: pemantauan
lingkungan pertambangan, pengelolaan reklamasi
lahan bekas tambang, pengelolaan batuan penutup,
pengelolaan pembibitan, pengelolaan kegiatan sarana
penunjang, dan pengelolaan pengendalian erosi dan
sedimentasi.

Indikator Lingkungan
Dalam menjalankan operasi penambangan, KPC
membutuhkan beberapa jenis material untuk
keperluan bahan peledak, bahan untuk pencucian
batu bara, dan pelumas untuk alat berat, sebagaimana
tercantum dalam Tabel 14. (EN 1)

Tabel 14 . Konsumsi Material untuk Operasi Penambangan Tahun 2009


No

Jenis Material

Penggunaan

Satuan

Jumlah
2008

1.
2.
3.
4.
5
6.

Amonium Nitrat
Magnetite
Flocculant
Lime
Lime
Oli (lubricating oil)

Bahan peledak
Pencucian batu bara
Pencucian batu bara
Pencucian batu bara
Pengapuran air asam
Pelumas

Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
kL

2009

91.081
620
25,8
195
1.036
4.157

119.844
1.460
61,2
325
2.787
5.128

Sumber : Ellipse System Departemen Supply PT.KPC

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

63

KINERJA LINGKUNGAN
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, KPC
mengoperasikan 2 unit PLTU (pembangkit listrik tenaga
uap) berkapasitas masing-masing 5 MW sebagai
pembangkit listrik utama, dan beberapa genset (diesel
generator) pendukung sebagai cadangan apabila PLTU
mengalami gangguan, perawatan berkala atau terjadi
kerusakan, dan apabila pemakain listrik lebih besar dari
daya PLTU. Produksi listrik keseluruhan tahun 2009
adalah 101.997 MWh (lihat Tabel 16). Listrik tersebut
digunakan untuk kebutuhan operasi tambang KPC
di Sangatta yang meliputi proses pengolahan dan
pencucian batu bara, pengiriman batu bara dari
tambang sampai ke kapal, seluruh perkantoran dan
perumahan. Dengan pengoperasian PLTU dan diesel
generator tersebut, KPC dapat memenuhi kebutuhan
listrik internal sehingga tidak membeli atau menjual
ke pihak luar. Tambang Bengalon dioperasikan oleh
PT. Darma Henwa, dan belum dilakukan perhitungan
produksi listrik oleh genset yang dioperasikan di areal

tambang Bengalon selama tahun 2009.


Pada tahun 2009, KPC berinisiatif untuk melakukan
konservasi energi berupa program penghematan
listrik (lihat tabel 15) di KPC fixed plants dan bangunanbangunan utama di areal KPC serta bangunanbangunan pendukung operasi KPC. Selain bertujuan
untuk mengurangi konsumsi energi listrik, program
ini juga merupakan salah satu upaya KPC dalam
menanggulangi dampak pemanasan global serta
perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. (EN 5; EN 7)
Salah satu hal yang dilakukan pada tahun 2009 adalah
pemasangan timer AC di gedung C8. AC otomatis
akan mati setelah jam kerja. Selain itu, KPC juga telah
mempersiapkan program lain yang akan dilakukan
pada tahun 2010. Beberapa program yang telah
disiapkan untuk dilaksanakan pada tahun 2010 bisa
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 15. Rencana Program Konservasi Energi 2010


No

Program

Perkiraan Konservasi Energi


(KWH/tahun)

Penginstalan KWH Meter

Kampanye penghematan energi listrik

Penginstalan timer untuk beberapa Pusat Penyejuk Udara

657.000

Penginstalan photocell switch pada sitem pencahayaan di


beberapa area workshop dan fixed plants

588.322

Penggantian semua lampu di areal bangunan KPC dengan


lampu hemat energi secara bertahap

525.600

Pembuatan SOP (Standard Operational Procedure) untuk


mematikan lampu yang tidak digunakan di camp karyawan
KPC.

481.800

Pengurangan lampu untuk area yang berlebihan cahaya

Melakukan tinjauan ulang terhadap proses desain teknis untuk


memastikan bahwa konservasi energi menjadi pertimbangan
penting dalam proses desain teknis.

Melakukan tinjauan ulang terhadap OTP (Objective, Target,


Program) KPC untuk memastikan sudah mencakup perhatian
terhadap konservasi energi listrik.

10

Mengganti window type AC dengan split AC secara bertahap


Total konservasi energi

Sumber: Data dari Divisi Processing and Infrastructure

64

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

14.016

17.987
2.284.725

KINERJA LINGKUNGAN
Sumber energi lain yang digunakan selain listrik
adalah bahan bakar minyak (solar dan pertamax), yang
digunakan untuk menggerakkan peralatan operasional

KPC dan kontraktor (kendaraan ringan, alat berat di


tambang, bus karyawan, dll). Konsumsi bahan bakar
minyak tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Konsumsi Energi Langsung dan Tidak Langsung Tahun 2007-2009 (EN 3)
Produksi Listrik (MWh)
No

Energy

Sumber

1.

Listrik

2.
3.

Konsumsi Bahan Bakar

2007

2008

2009

PLTU
KPC

68.069,2

60.931,2

68.736

Listrik

Genset

34.256,64

36.298,77

Listrik

PLN

Nil

Nil

2007

Jenis
bahan
bakar

2008

2009

41.119,6
(ton)

37.686
(ton)

42.553,5
(ton)

Batu bara

33.261,14

9.384,5
(kL)

9.924,55
(kL)

9.040,53
(kL)

Solar

Nil

Nil

Nil

Nil

Sumber: data produksi listrik PLTU dan genset, Departemen Coal Terminal OLC & Power PT.KPC

Tabel 17. Konsumsi Bahan Bakar Minyak Tahun 2007-2009 (EN 4)


No

Jenis

Konsumsi Bahan Bakar (L)


2007

1.
2.

Solar
Pertamax

2008

2009

420.521.491 L

530.255.451 L

518.468.664 L

682.037 L

607.711 L

564.557 L

Sumber: Ellipse System Departemen Supply PT. KPC

Meningkatnya jumlah kendaraan berdampak pada


meningkatnya konsumsi bahan bakar. Untuk itu KPC
telah melakukan upaya efisiensi (penghematan)
khususnya dalam hal penggunaan bahan bakar
solar pada alat-alat berat, yang telah dimulai sejak
tahun 2008, melalui beberapa program antara lain:
meningkatkan kontrol dan sosialisasi penghematan
bahan bakar melalui pelatihan dan aplikasi SOP yang
terkait (SOP Mematikan Mesin Pada Saat Tidak produktif
dan SOP Menjaga Match Factor (Keseimbangan) TruckShovel Pada Operasional yang Optimum). Selama
tahun 2009, jumlah solar yang bisa dihemat mencapai
11,79 juta liter. (EN 5; EN 6; EN 7)
Sehubungan dengan konsumsi bahan bakar solar dan
oli yang cukup tinggi, KPC telah memiliki prosedur
dan tim untuk penanggulangan tumpahan solar atau
oli (oil spill response team) sejak tahun 2004 sehingga
proses penanganan tumpahan dapat dilakukan
dengan segera. Sebagai tambahan, pada setiap
bengkel telah dilengkapi dengan oil spill kit sebagai
peralatan tanggap darurat apabila terjadi tumpahan di
area bengkel. Kejadian tumpahan hidrokarbon (solar

dan oli) telah terjadi lima kali selama tahun 2009 di


dalam areal bengkel, stasiun bahan bakar dan di dalam
areal tambang, dengan perkiraan total tumpahan
+ 13.117 liter. Namun semua tumpahan tersebut dapat
diisolasi dan dilakukan pembersihan sehingga tidak
ada tumpahan yang keluar dari areal tambang. (EN 23)

Pemanfaatan ban bekas untuk drop structure

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

65

KINERJA LINGKUNGAN
Kebutuhan Air untuk Produksi dan Air
Minum
Kebutuhan air bersih dan air minum dipenuhi dari

air sungai dan sumur bor yang diolah di instalasi


pengolahan air atau WTP (Water Treatment Plant).
Jumlah air yang dihasilkan dan digunakan selama
tahun 2008-2009 tertera pada tabel 18. (EN 8; EN 9)

Tabel 18. Produksi dan Konsumsi Air Tahun 2008-2009


No

2008
Volume (m3)

Keterangan

2009
Volume (m3)

1.

Pengambilan Air Permukaan & Air Tanah (sebagai air baku)

Air Sungai Sangatta (diambil di Papa Charlie)

2.420.330

2.478.422

Air permukaaan dan Sumur Bor Tanjung Bara

517.424

619.189

Total Pengambilan Air Baku

2.937.754

3.097.611

2.

Total Air Baku Diolah (Pre Treatment)

2.200.056

2.478.422

3.

Pengolahan Air Minum (WTP)

WTP Swarga Bara

1.651.110

1.762.181

WTP Tanjung Bara

434.846

438.860

Total Produksi Air Minum

2.085.956

2.201.041

4.

Total Konsumsi Air Minum

1.997.365

2.102.992

Sumber: data produksi air bersih Departemen Infrastruktur PT.KPC

Untuk tujuan konservasi penggunaan air, maka


proses pencucian batu bara di CPP menggunakan air
dari kolam pengendap secara daur ulang (recycle).

Kegiatan penyiraman jalan tambang dan areal CPP


juga menggunakan air yang berasal dari kolam
pengendap.

Tabel 19. Air untuk Proses Pencucian Batu bara Secara Daur Ulang (EN 2; EN 10)
Debit Air yang
Debit Air yang
Debit Air yang keluar
masuk ke
di-daur ulang
Batu bara dicuci
Tahun
ke kolam pengendap
pencucian
(Recycle)
(ton)
(m3/jam)
(m3/jam)
(m3/jam)
2007
280
210
89,1
1.081.679

Air yang di-recycle/


ton batu bara
(m3/ton)
0,372

2008

280

210

89,1

1.130.642

0,356

2009

280

210

89.1

1.130.124

0,401

Sumber: data air pencucian CPP, Departemen Coal Processing Plant PT.KPC (perhitungan debit air masuk dengan pendekatan kapasitas pompa;
perhitungan debit air yang keluar ke kolam dan yang di daur ulang dengan flow meter).

Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan


Bekas Tambang (EN 11; MM 1)
Dalam rangka peningkatan produksi batu bara, area
seluas 1.492 hektar telah dibuka untuk kegiatan
penambangan termasuk daerah penimbunan batuan
penutup selama tahun 2009. Volume tanah (soil) yang
telah dipindahkan untuk kepentingan reklamasi di areal
tambang Sangatta selama tahun 2009 sebanyak 14.389
kbcm, dan dari areal tambang Bengalon sebanyak

66

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

1.442 kbcm. Penimbunan batuan penutup dilakukan di


dalam lubang tambang (metode backfilling) dan di luar
lubang tambang. Metode backfilling ini telah banyak
dilakukan pada saat ini karena merupakan alternatif
paling efisien dan hemat dalam sekuen penambangan,
sehingga selalu dijadikan alternatif pertama bilamana
situasi dan kondisinya memungkinkan. Selama tahun
2009 sebanyak 238.130 kbcm batuan penutup telah
ditimbun di dalam lubang tambang (backfill) dari
rencana 200.976 kbcm (18% diatas rencana). Status

KINERJA LINGKUNGAN
(tanaman lokal, non lokal, buah dan Dipterocarpaceae),
serta komoditas khusus yaitu karet dan sawit.
Sebuah unit Hydroseeder digunakan untuk kegiatan
penyemprotan lereng dengan campuran biji, pupuk,
mulsa, perekat dan kompos, untuk membentuk
permukaan lereng yang stabil dan mengurangi
terjadinya erosi. Reklamasi dengan cara penyemprotan
oleh hydroseeder telah mencapai luas areal 74,47
hektar selama bulan Januari hingga Desember 2009.

Program Pengelolaan Keanekaragaman


Hayati di Areal Reklamasi (EN 12; EN 13; EN 14; EN
25; MM 2)
Analisa kualitas air di Laboratorium Lingkungan

penggunaan lahan sampai akhir tahun 2009 dapat


dilihat pada Tabel 20. Sesuai Surat Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1.K/40.00/
DJB/2007 tanggal 1 Januari 2007 tentang penciutan
wilayah seluas 22 ha, maka luas area konsesi menjadi
90.938 ha dari luas sebelumnya 90.960 ha.
Tabel 20. Penggunaan Lahan untuk Kegiatan
Pertambangan KPC
No
1.
2.
3.
4.

Area
Area konsesi (ha)
Area terganggu (ha)
Area infrastruktur
Area reklamasi (ha)

Luas (ha)
90.938
14.124,68
348,34
3.732,97

Sumber: data reklamasi Departemen Lingkungan PT.KPC

Reklamasi lahan bekas tambang di Sangatta dan


Bengalon selama tahun 2009 (Januari-Desember
2009) mencapai total luas 451,1 hektar, diatas rencana
reklamasi tahun 2009 seluas 450 hektar. Tanaman yang
digunakan untuk reklamasi adalah tanaman lokal,
tanaman non lokal, tanaman buah dan tanaman hutan
hujan tropis (Dipterocarpaceae). Tanaman komoditi
juga ditanam di areal reklamasi yaitu kelapa sawit dan
karet. Proyek penanaman kelapa sawit hingga akhir
tahun 2009 seluas 33,68 hektar, berada di areal Belut,
Melawan, dan Taman Rusa, sedangkan penanaman
karet di areal Belut dengan total luas 63,63 hektar.
Proyek penanaman sawit dan karet ini dimaksudkan
dalam rangka penelitian pemanfaatan lahan pasca
tambang dalam bidang perkebunan. Pemeliharaan
tanaman di areal reklamasi juga dilakukan secara rutin
selama tahun 2009. Luas areal pemeliharaan tanaman
mencapai luas 724,8 hektar, meliputi tanaman reklamasi

Kami menyadari bahwa penambangan terbuka akan


mengakibatkan perubahan rona awal lingkungan
termasuk punahnya keanekaragaman hayati. Untuk
mempertahankan keanekaragaman hayati, KPC
mengembangbiakkan tanaman lokal dan langka di
kebun pembibitan (nursery) seluas 3 hektar di areal
Tango Delta, yang selanjutnya akan ditanam di areal
reklamasi. Selain itu KPC juga bekerjasama dengan
penyedia bibit khususnya bibit tanaman lokal di
Bengalon yakni Koperasi Mitra Tani Bengalon sebagai
bagian dari upaya pengembangan masyarakat.
Tahapan reklamasi yang dilaksanakan terbagi dalam 3
tahapan yaitu: penanaman tanaman penutup untuk
mengurangi erosi, penanaman tanaman cepat tumbuh
untuk membentuk naungan (canopy), dan penanaman
tanaman hutan hujan tropis (rainforest species).
Selain upaya tersebut, secara khusus sejak 2006, KPC
telah menetapkan suatu daerah reklamasi bekas
tambang di D2 Surya dengan luas 22 Ha sebagai
daerah arboretum. Hingga akhir tahun 2009 terdapat
110 spesies tanaman yang telah ditanam di lokasi
arboretum, yang terdiri dari tanaman lokal (asli), non
lokal, buah-buahan dan jenis Dipterocarpaceae.
Untuk
menjamin
terlaksananya
pengelolaan
keanekaragaman hayati, kami telah memiliki SOP
(Standard Operating Procedure)
pengelolaan
keanekaragaman hayati. Ruang lingkup SOP
tersebut adalah mengelola aspek flora dan fauna
dari beberapa tahapan kegiatan yaitu: survei flora
dan fauna prapenambangan (untuk mengetahui
keanekaragaman flora dan fauna yang dijadikan
dasar untuk menyiapkan jenis bibit), pembibitan,
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

67

KINERJA LINGKUNGAN
Tree Height: untuk melihat anakan alami
Subplot: untuk melihat tegakan dengan diameter
kurang dari 20 cm
Primary Plot: untuk pohon dengan diameter lebih
dari 20 cm

penanaman, pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi


keberhasilan reklamasi di areal reklamasi bekas
tambang Untuk menjaga keanekaragaman jenis flora,
telah diupayakan untuk menanam sekitar 30 jenis
tanaman pada setiap lokasi reklamasi.

Kegiatan pemantauan (monitoring) flora dan fauna


dilakukan oleh Departemen Lingkungan mengikuti
jadwal monitoring yang terbagi dalam 2 kelompok
yaitu Initial monitoring (umur tanaman 1, 3, 9, dan 12
bulan), dan Long Term Monitoring (3, 6, 9, dan 12 tahun).
Hasil kegiatan pemantauan selain untuk mengetahui
perkembangan areal reklamasi juga memberikan
informasi jenis-jenis flora yang mampu tumbuh dan
berkembang biak dengan baik di area reklamasi, dan
informasi jenis-jenis fauna yang hadir untuk sekedar
singgah ataupun menetap dan berkembang biak
di areal reklamasi. Parameter pemantauan pada
Initial monitoring lebih ditekankan kepada bertahan
atau tidaknya tanaman sebagai dasar perlakuan
yang perlu dan sesuai diberikan pada areal tersebut
seperti pemupukan, pembebasan gulma maupun
penyulaman. Dalam analisis selanjutnya juga dihitung
Indeks Shanon yang ada di areal reklamasi. Indeks
Shanon ini menunjukkan tingkat keanekaragaman
jenis baik antar jenis maupun jumlah tiap jenis dan
dominasinya. Pemantauan selama tahun 2009 untuk
initial monitoring dilakukan pada 22 lokasi sesuai umur
tanaman. Rata-rata jumlah tanaman sebanyak 436 tiap
hektar, dengan rata-rata index keanekaragaman 1.08.

Dari data yang diperoleh kemudian dibandingkan


dengan standar yang merupakan rata-rata kondisi
tegakan di areal reklamasi PT.KPC pada tingkat umur
tertentu untuk mengetahui kondisi area termasuk
timpang, pulih atau lengkap. Salah satu area yang
dipantau pada tahun 2009 adalah DS 2, dengan hasil
pemantauan termasuk pada kategori pulih dengan
nilai 89,88, artinya jika areal tersebut tidak mengalami
gangguan yang berarti maka akan mengalami
suksesi alami yang baik karena komponen penyusun
tegakannya sudah tersedia lengkap pada saat umur
pemantauan.

Pemantauan pada long term monitoring dilakukan


pada 4 tingkat plot yaitu:
Understory: untuk melihat penutupan permukaan
tanah oleh vegetasi

Fasilitas kebun pembibitan (Nursery)

68

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Dalam rangka Rencana Penutupan Tambang, telah


dilakukan studi oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam
Departemen Kehutanan. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendesain tata ruang kawasan paska tambang
KPC yang telah bervegetasi dalam bentuk zonasi
dan mendesain restorasi vegetasi di masing-masing
zonasi untuk meningkatkan fungsi dan manfaat
ekosistem. Studi telah dimulai pada triwulan keempat
2008 hingga triwulan pertama 2009, dan dilanjutkan
dengan kerjasama untuk strategi implementasi zonasi
di lapangan.
Selain di daerah reklamasi bekas tambang, KPC
melakukan pula survei keanekaragaman hayati di
daerah perairan (sungai) yang terpengaruh oleh
kegiatan penambangan setiap dua tahun sesuai
dengan persyaratan AMDAL KPC. Pemantauan biota
perairan dilakukan di semua sungai dan anak sungai
di Sangatta dan Bengalon yang terpengaruh oleh
kegiatan penambangan. Kegiatan pemantauan
tersebut telah dilakukan pada triwulan ketiga dan
keempat 2009 oleh konsultan dari Universitas
Mulawarman Samarinda. Beberapa hal penting yang
diperoleh dari survei tersebut adalah:
Jumlah biota perairan yang tertangkap selama
pengambilan sampel di wilayah perairan Sangatta
sebanyak 633 ekor, diantaranya 623 ekor ikan
berasal dari 17 family dengan 32 spesies, sisanya
non ikan seperti udang dan kepiting. Spesies ikan

KINERJA LINGKUNGAN

otek ( Batrachocephalus min) merupakan spesies


ikan yang jumlahnya paling banyak tertangkap
yakni 201ekor.
Jumlah biota perairan yang tertangkap selama
pengambilan sampel di wilayah perairan Bengalon
sebanyak 398 ekor diantaranya 369 ekor ikan
berasal dari 14 family dengan 33 spesies, sisanya
non ikan seperti udang dan ketam. Spesies ikan
otek (Batrachocephalus mino) merupakan spesies
ikan yang jumlahnya paling banyak tertangkap
yakni 66 ekor.
Jenis plankton yang paling banyak ditemukan di
DAS Sangatta dan DAS Bengalon adalah dari kelas
Bacciallriophyta dengan prosentase kehadiran 46
47%, sedangkan jenis benthos yang paling tinggi
kelimpahannya berasal dari kelas gastropoda
(Pleurocera acula)
Hasil analisis logam berat biota dari seluruh lokasi
penelitian masih dibawah konsentrasi maksimum
yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan National Research Council (NRC) sehingga
masih dalam keadaan aman untuk dikonsumsi oleh
manusia.

Relokasi Orangutan (EN 15)


Orangutan yang merupakan satwa khas Kalimantan
yang masuk dalam IUCN Red List dengan kategori
endangered, ada kalanya ditemukan di daerah
kegiatan penambangan. Memperhatikan sifat keendemikkannya, KPC berusaha secara maksimal untuk
memindahkan Orangutan yang ditemukan di lokasi
penambangan ke lokasi yang lebih aman. Relokasi
Orangutan tersebut bekerja sama dengan Balai
Konservasi Sumber Daya Alam setempat dan BOSF
(Balikpapan Orangutan Survival Foundation), sebuah
yayasan penyelamat Orangutan yang bertempat
di Samboja Balikpapan. Untuk mendukung

program relokasi Orangutan, KPC memiliki tempat


penampungan sementara Orangutan sebelum
dilepasliarkan kembali. Jumlah Orangutan yang telah
dipindahkan selama tahun 2009 sejumlah 4 ekor, yang
dipindahkan ke hutan Melawan.

Pengelolaan Kualitas Air


Sebagaimana dipersyaratkan di dalam AMDAL 2005
dan juga standar pengelolaan lingkungan pada
operasi penambangan, maka seluruh air keluaran dari
kegiatan penambangan dikelola melalui kolam-kolam
pengendap (lihat Tabel 26) agar tetap memenuhi baku
mutu. Setiap keluaran dipantau secara rutin untuk
mengetahui kualitas airnya.
Untuk memastikan pemenuhan standar kualitas air
yang keluar dari kegiatan penambangan memenuhi
baku mutu, maka upaya pengelolaan terus dilakukan
seperti pengerukan sedimen dengan kapal keruk (KK)
dan ekskavator lengan panjang, serta pembangunan
kolam pengendap baru. Pengerukan sedimen selama
tahun 2009 dilakukan oleh 2 kapal keruk, yaitu KK LP068
(beroperasi di kolam CPP, Sisi Danau, Kedapat, dan Keny
J) dan KK LP125 (beroperasi di kolam Lower Murung
dan Melaso). Sebuah ekskavator lengan panjang (long
arm excavator) telah dioperasikan di Kolam Tango
Delta pada Triwulan I 2009 untuk membersihkan
lumpur (sedimen), sehingga akan mengurangi beban
sedimentasi ke kolam Sisi Danau.
KPC memiliki komitmen untuk membangun kolam
pengendap terlebih dahulu sebelum kegiatan
penambangan atau penimbunan dilakukan di
suatu lokasi. Untuk itu beberapa kolam pengendap
baru telah dibangun selama tahun 2009 sebagai
persiapan perluasan areal penambangan. Kolam
pengendap Pelikan West (Pewe) dan kolam AB103

Gambar 7. Pengerukan sedimen di kolam CPP

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

69

KINERJA LINGKUNGAN
telah selesai dibangun pada Triwulan I 2009. Kolam
AB103 selanjutnya menggantikan kolam AB Far North
sebagai kolam pengendap terluar. Pada Triwulan III
2009 telah selesai dibangun kolam Meruya (untuk
menampung aliran dari Pit Melawan sisi Barat) dan
kolam Tiung (untuk menampung aliran dari Pit Inul
dan Pit K West) di areal tambang Sangatta. Sebagai
kolam pengendap terluar, kedua kolam tersebut
juga telah diajukan sebagai titik penaatan kualitas air.
Inspeksi oleh BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kutai
Timur ke kolam Meruya dan Tiung telah dilakukan
pada bulan November 2009. Pada Triwulan IV 2009
juga berlangsung pembangunan kolam pengendap
baru Meranti dan Mahoni, yang akan menampung
aliran dari Pit Mustahil. Di areal tambang Bengalon juga

telah dilakukan pembangunan kolam baru Apokayan


(di bagian hilir kolam New Pond) pada Triwulan IV
2009. Kolam-kolam pengendap baru tersebut
selanjutnya akan diajukan sebagai titik penaatan
kualitas air.
Penetapan titik penaatan kualitas air diperoleh melalui
ijin dari Bupati Kutai Timur. Berdasarkan SK Bupati Kutai
Timur No. 188.4.45/225/HK/V/2009, KPC mendapat
pembaruan izin untuk pembuangan limbah cair dari
air limpasan tambang, yaitu sejumlah 11 titik penaatan
seperti tertera pada Tabel 21 dibawah ini. Air keluaran
dari kolam pengendap selanjutnya akan mengalir ke
perairan umum (sungai dan laut). (EN 21)

Tabel 21. Titik Koordinat Pembuangan Air Limpasan Tambang


Titik Penaatan Tahun 2008
Lokasi Sangatta
1
MSW02
2
Melaso
3
WQ06
4
WQ27D
5
WQ33
6
AB Far North
7
Keny J
8
WQ19
Lokasi Bengalon
9
NWD02
10
New Pond
11
Kelawitan

Titik Penaatan Tahun 2009

1
2
3
4
5
6
7
8

Lower Melaso
WQ06
WQ27D
WQ33
AB 103
Keny J
WQ19
Pewe (Pelikan West)

Sungai Sangatta
Sungai Sangatta
Sungai Sangatta
Sungai Sangatta
S. Pinang Bengalon
Sungai Kenyamukan
Laut Tanjung Bara
Sungai Sangatta

9
10
11

NWD02
New Pond
Kelawitan

Sungai Lembak
Sungai Lembak
Sungai Lembak

Studi pemanfaatan air void (kolam) paska


tambang (EN 14)
Dalam rangka Rencana Penutupan Tambang, telah
dilakukan suatu studi oleh tim peneliti dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada
triwulan keempat 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis kondisi kualitas dan kuantitas
air kolam paska tambang yang akan terbentuk pada
akhir masa penambangan di tahun 2021. Sejumlah
kolam besar yang akan terbentuk setelah kegiatan
penambangan berakhir pada tahun 2021 akan dikaji
dengan cara membandingkannya dengan 2 kolam
yang telah ada yaitu kolam Sangatta North dan kolam
Surya. Hasil studi tersebut antara lain menyatakan

70

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Badan Air penerima

bahwa kualitas air kolam Sangatta North dan kolam


Surya memenuhi baku mutu air kelas 1 berdasarkan PP
82/2001, yaitu untuk peruntukan air baku air minum.
Potensi air hujan yang cukup besar di wilayah Sangatta
dan keberadaan kolam-kolam yang tersisa dapat pula
berfungsi sebagai penampungan air bagi keperluan air
minum, pertanian, industri dan perkebunan, disamping
potensi air sungai di sekitarnya. Pada triwulan keempat
2009 telah dilakukan penyiapan infrastruktur untuk
memberdayakan kolam Sangatta North sebagai kolam
untuk wisata perairan.

Pengelolaan Air Asam Batuan


Pengelolaan air asam batuan dilakukan dengan cara

KINERJA LINGKUNGAN
pengapuran baik secara manual maupun dengan
alat neutramill, di beberapa kolam pengendap di
areal tambang Sangatta dan Bengalon. Pengapuran
secara manual di areal tambang Sangatta dilakukan
di Pit Pelikan dan Khayal untuk memperbaiki kualitas
air dari areal tersebut yang selanjutnya akan mengalir
ke kolam Lower Melaso, serta di kolam Tango Delta
untuk menjaga kualitas air yang mengalir ke kolam Sisi
Danau. Demikian pula pada kolam-kolam pengendap
di Bengalon dilakukan pengapuran baik secara manual
(di inlet kolam Kelawitan, inlet kolam NWD2 dan inlet
kolam New Pond) maupun dengan alat semi otomatis
(di outlet kolam Kelawitan dan outlet kolam New
Pond) untuk menjaga kualitas air. Pengapuran dengan
menggunakan neutramill statis dilaksanakan di kolam
Keny J Pit J secara terus menerus selama tahun 2009.
Sebuah neutramill dinamis juga ditempatkan di kolam
Keny J untuk membantu proses pengapuran apabila
diperlukan. Di kolam pengendap Bengalon, sebuah
neutramill juga dioperasikan secara bergantian di kolam
Kelawitan dan kolam NWD2.
Klasifikasi dan pemisahan batuan penutup dilakukan
berdasarkan pada potensi pembentukan asam batuan,
yaitu dengan analisa geokimia NAG (Net Acid Generation)
yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan KPC. Analisa
geokimia NAG dilakukan pada percontohan (sample)
batuan yang berasal dari areal eksplorasi (diamond core
atau geology drill chips), lubang peledakan (blast holes)
dan areal penumpukan akhir sebelum reklamasi (final
dump). Sebanyak 101.107 sampel batuan telah dianalisa
NAG sepanjang tahun 2009.

Pengelolaan
Kualitas
Udara
dan
Pemantauan Emisi Udara (EN 16; EN 17; EN 20)
Upaya pengelolaan kualitas udara yang timbul dari
kegiatan penambangan dilakukan dengan beberapa
cara yaitu : penyiraman jalan tambang dengan truk
air; penanaman pohon di daerah industri; sistem
penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi
pabrik pemrosesan batu bara (CPP) menggunakan
air dan bahan kimia vinasol; serta perawatan stasiun
pembangkit listrik dan cerobong PLTU. Pemantauan
kualitas udara ambien dilakukan setiap enam bulan
dilokasi pemukiman masyarakat di Sangatta &
Bengalon, dan menunjukkan hasil memenuhi baku
mutu selama tahun 2009.

Hasil pemantauan emisi udara dari cerobong PLTU dan


cerobong genset juga memenuhi baku mutu selama
tahun 2009. PLTU dan genset merupakan sumber
energi utama yang digunakan KPC dalam penyediaan
listrik, sehingga merupakan sumber emisi utama. Selain
PLTU, KPC juga mengoperasikan insinerator untuk
memusnahkan limbah terkontaminasi hidrokarbon
(filter dan majun) serta limbah klinis. Hasil pemantauan
emisi udara dari cerobong insinerator juga memenuhi
baku mutu selama tahun 2009.

Pengelolaan Gas Rumah Kaca (EN 18; EN 19)


Dalam pengadaan peralatan baru (khususnya truk
dan alat berat lainnya), KPC telah membeli alat yang
telah memenuhi standar emisi EPA (Environmental
Protection Agency) Tier 1 dan Tier 2. Beberapa unit/alat
yang telah dibeli pada tahun 2009 yaitu: sebanyak 5 unit
truk Liebher T282 dan 26 unit truk Euclid EH4500 yang
telah memenuhi standar emisi Tier 1, serta sebanyak
3 unit Komatsu HD785 telah memenuhi standar
emisi Tier 2. KPC telah melakukan upaya-upaya untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca, namun belum
melakukan perhitungan terhadap pengurangan emisi
gas rumah kaca.

Pengelolaan Limbah (EN 22)


Limbah (sampah) umum yang berasal dari areal
perumahan dan areal industri KPC dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di areal dumping Hatari East.
Limbah kertas yang berasal dari kantor-kantor,
dikumpulkan dan diolah sebagai bahan baku kompos.
Kegiatan pengomposan dilakukan di Nursery KPC.
Selain dari kertas, bahan baku kompos juga berasal
dari sampah basah dari dapur di mess karyawan.
Kompos yang dihasilkan digunakan sebagai campuran
media tanam, baik didalam pot maupun penanaman
di areal reklamasi. Limbah kertas yang berasal dari
perkantoran juga dimanfaatkan sebagai mulsa (mulch)
yang kemudian dicampur dengan bahan lain seperti
biji, pupuk dan perekat, kemudian digunakan pada
kegiatan penyemprotan lereng oleh alat Hydroseeder.
Ban bekas dari alat berat (truk) dimanfaatkan untuk
pembuatan sistem drainage (drop structure) di areal
reklamasi. Selama tahun 2009, sejumlah 834 ban bekas
telah dimanfaatkan di areal reklamasi Panel 4 Dump,

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

71

KINERJA LINGKUNGAN
Panel 8 Dump, Mentari Dump; dan di lokasi jalan di
Sangatta North, C North, Dump 570.

oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Pihak ketiga


yang dimaksud adalah pengolah limbah B3 berada di
Indonesia yang telah mendapat izin dari KLH untuk
melakukan pengolahan sebagian jenis limbah atau
semua jenis limbah dari penghasil. KPC tidak melakukan
pengiriman limbah B3 ke luar negeri. Jumlah limbah B3
yang dikelola selama tahun 2009 tercantum pada tabel
di bawah ini. (EN 24)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari


kegiatan operasional KPC dikelola dengan mengikuti
peraturan pemerintah yang berlaku. Limbah B3 yang
dikirim ke pihak ketiga dimaksudkan untuk diolah
lebih lanjut sesuai dengan izin yang telah ditetapkan
Tabel 22. Jumlah Limbah B3 Yang Dikelola Tahun 2009
No

Kategori

Jenis Limbah

Lokasi

Satuan

Jumlah Timbulan

Pengolahan

B3

Pelumas Bekas

Liter

Sangatta

8,008,420.00

dimanfaatkan secara internal +


dikirim pihak III

Bengalon

833,029.00

8,841,449.00

Ton

Total Pelumas
Bekas

B3

Barang
Terkontaminasi

insinerasi + dikirim pihak III

Sangatta

409.89

Bengalon

77.64

Total Barang
Terkontaminasi

487.53

B3

Filter Beroli

Ton

insinerasi + dikirim pihak III

Sangatta

346.21

Bengalon

61.05

Total Filter Beroli

Hose Beroli

Ton

B3

407.26

dikirim pihak III

Sangatta

359.00

Bengalon

5.18

Total Hose Beroli

Battery Bekas (Aki)

Ton

B3

364.18

dikirim pihak III

Sangatta

105.75

Bengalon

20.79

Total Battery Bekas


(Aki)

126.54

B3

Grease Bekas

Ton

dikirim pihak III

Sangatta

59.20

Bengalon

5.56

Total Grease Bekas

64.76

Ton

10.25

dikirim pihak III

B3

Hidrogen
Peroksida

72

B3

Abu Insinerator

Ton

17.44

dikirim pihak III

B3

Lumpur beroli

M3

1,052.58

Bioremediasi

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA LINGKUNGAN
10

B3

Abu Batu bara :

Ton

Pemanfaatan

Fly Ash

6,976.00

Bottom Ash

1,376.20

Total Abu Batu


Bara

8,352.20

11

B3

Medik

Ton

3.83

insinerasi

12

B3

Toner Bekas

Ton

0.11

dikirim pihak III

13

B3

Limbah Kimia

Ton

3.69

dikirim pihak III

M3

18,218.00

dikirim ke TPA

14
Non B3
Sampah Umum
Sumber: neraca limbah PT. KPC

Pelumas bekas (used oil) yang dihasilkan oleh KPC


dimanfaatkan untuk bahan bakar pembantu dalam
peledakan (ANFO-emulsi) dengan komposisi yang
diizinkan 80% pelumas bekas dan 20% solar baru, sesuai
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no.
560 tahun 2008. Selama tahun 2009 jumlah timbulan

pelumas bekas sebanyak 8.841.449 liter yang berasal


dari KPC dan kontraktor. Dari jumlah tersebut sebanyak
3.536.072 liter (40%) digunakan sebagai campuran
bahan peledak, dan sisanya dikirim ke pengelola berijin
sebanyak 5.305.377 liter (60%). (EN 2)

Grafik 14. Penggunaan Pelumas Bekas


600,000

Pelumas Bekas (L)

500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
Jan-10

Feb-10

Mar-10

Apr-10

Mei-09

Jun-10

Jul-10

Agst-09

Sep-10

Okt-09

Nov-10 Des-09

Bulan

Pelumas Bekas ke Pengelola

Pelumas Bekas untuk Peledakan

Sumber: database penggunaan pelumas bekas, Departemen Lingkungan PT.KPC

Abu batu bara (fly ash dan bottom ash) sisa pembakaran
dari PLTU dikumpulkan di areal penyimpanan limbah
B3 di Tanjung Bara. Limbah abu batu bara tersebut
selanjutnya akan dimanfaatkan secara internal sebagai
campuran bahan dasar jalan (road base) sesuai ijin
dari Kep MENLH No.403 Tahun 2007. Implementasi
pemanfaatan abu batu bara untuk bahan dasar jalan
telah dilakukan pada tahun 2008, namun selama tahun
2009 tidak ada pemanfaatan abu batu bara.
Pengelolaan limbah terkontaminasi hidrokarbon
dilakukan dengan cara pembakaran (insinerasi) pada
insinerator yang terletak di Sangatta North Dump, sesuai

ijin Kep MENLH no. 789/2008. Limbah yang diijinkan


untuk dibakar adalah limbah filter oli bekas, majun
yang terkontaminasi oli, dan limbah medis dari klinik
perusahaan. Abu hasil insinerasi selanjutnya dikirim ke
pengelola limbah berizin.
Tanah terkontaminasi minyak dari seluruh bengkel
khususnya dari fasilitas interceptor diolah secara
biologi menggunakan bakteri Petrophylic. Kegiatan
pengolahan tanah terkontaminasi minyak tersebut
dilakukan di areal BTU (Biological Treatment Unit)
yang terletak di Sangatta North Dump, sesuai ijin Kep
MENLH no. 318/2006. Sehubungan dengan telah
berakhirnya izin pengolahan tanah terkontaminasi

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

73

KINERJA LINGKUNGAN
minyak di BTU pada tanggal 8 September 2009, maka
pada bulan Agustus 2009 KPC telah mengajukan surat
permohonan perpanjangan izin kepada Kementrian
Negara Lingkungan Hidup, yang hingga akhir tahun
2009 masih dalam proses.

Total Biaya Pengelolaan Lingkungan (EN 30)


Total biaya yang dikeluarkan untuk program
pengelolaan dan pemantauan lingkungan selama
tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Total Biaya Pengelolaan Lingkungan

1
2

PROGRAM

Biaya (USD)

Pengelolaan Lingkungan Umum


Reklamasi dan Revegetasi
- Penanaman dan pemeliharaan tanaman
- Pengelolaan dan pengangkutan tanah, pembuatan drainase
- Pemeliharaan armada reklamasi
Pemantauan lingkungan
- Pemantauan kualitas air dan udara
- Pengelolaan sedimen
- Pembangunan kolam
- Pengelolaan air asam tambang
Pengelolaan limbah dan hidrokarbon
TOTAL

870,499
1,983,529
9,266,724
7,193,232
552,849
403,492
2,535,931
396,396
178,300
23,380,952

Sumber data: laporan pembiayaan, Departemen Akunting KPC

Komitmen perbaikan secara berkelanjutan dalam hal


pengelolaan lingkungan telah ditunjukkan melalui kinerja
KPC dalam pengelolaan lingkungan tahun 2009. Data
hasil pemantauan kualitas air dan udara telah memenuhi
baku mutu yang ditetapkan pemerintah, serta target
reklamasi lahan telah tercapai. Oleh sebab itu, sepanjang

Analisa geokimia NAG di Laboratorium Lingkungan

74

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

tahun 2009 KPC tidak mendapat sanksi administratif


terkait dengan pelanggaran baku mutu. Hal ini
merupakan wujud komitmen pemenuhan kebijakan
lingkungan yang akan terus dilaksanakan dalam setiap
tahapan operasional KPC. (SO 8; EN 28)

KINERJA PERBURUHAN

KINERJA PERBURUHAN
Sumber Daya Manusia (LA 1; LA 13)

Tidak ada karyawan paruh waktu yang bekerja di KPC.

Di tahun 2009, KPC mempekerjakan 4.973 karyawan,


yang terdiri dari 4.959 karyawan Indonesia dan 14
karyawan asing. Berdasarkan status kekaryawanan,
untuk karyawan Indonesia terdapat 3.927 karyawan
permanen dan 1.032 karyawan kontrak, sedangkan
seluruh karyawan asing adalah karyawan kontrak.

Jumlah karyawan tahun 2009 meningkat menjadi 4.973


karyawan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yaitu 4.347. Distribusi karyawan berdasarkan tingkat
jabatan, tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan
jenis kelamin bisa dilihat sebagai berikut.

Grafik 15. Distribusi karyawan berdasarkan tingkat jabatan

K 2
18

J
H-I

54
154

F-G
D-E

768

429

B
A

808
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Sumber data: Divisi Human Resource

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

75

KINERJA PERBURUHAN
Grafik 16. Distribusi karyawan berdasarkan tingkat pendidikan

Sumber data: Divisi Human Resource

Tabel 24. Distribusi karyawan berdasarkan status


kepegawaian
Status
Permanen
Kontrak (fixed-term)
Total

Jumlah
3.941
1.032
4.973

Divisi Mining Operation merupakan divisi yang


mempunyai komposisi karyawan terbanyak, ini sesuai
dengan inti bisnis KPC yaitu sebagai perusahaan
tambang batu bara terbuka yang mengoperasikan
banyak armada dan operator kelas dunia. Komposisi
karyawan masing-masing divisi bisa dilihat sebagai
berikut.

Tabel 25. Distribusi karyawan berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah
4.624
349
4.973

Grafik 17. Komposisi karyawan berdasarkan divisi

Sumber data: Divisi Human Resource

76

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA PERBURUHAN
Dalam penerimaan tenaga kerja, komposisi daerah
penerimaan terbesar adalah di Sangatta di mana KPC
menjalankan operasi pertambangannya. Sementara
itu, jika dilihat dari komposisi umur maka jumlah

terbesar adalah karyawan berumur antara 30-40


tahun sebanyak 1.780 karyawan. KPC juga mempunyai
karyawan asing sebanyak 14 atau sebesar 0.28 % dari
total karyawan.

Grafik 18. Komposisi karyawan berdasarkan daerah penerimaan (point of hire)

Sumber data: Divisi Human Resource

Grafik 19. Komposisi karyawan berdasarkan umur

Sumber data: Divisi Human Resource

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

77

KINERJA PERBURUHAN
Tabel 26. Komposisi karyawan Indonesia dan Asing
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Business Perf. Improvement


CEO
CFO
COO
Contract Mining
Development
Dir of Finance
Head of Project Exp.Team
ESD
Finance
HSE
Human Resource
Information Technology
Marketing
Mining Operation Division
Mining Support Division
Processing & Inf Div
Project Expansion Team
Supply Chain Divison
Technical Director
Total

Hubungan Industrial (4.4)


Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang digunakan pada
tahun 2009 adalah PKB periode 2009-2011 yang telah
ditandatangani oleh wakil manajemen dan pengurus
serikat pekerja/buruh dan disahkan oleh Dirjen
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Depnakertras pada tanggal 22 Mei 2009
di Jakarta. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode Juli
2009 Juni 2011 tersebut menjadi payung dimana hak
dan kewajiban karyawan tercantum didalamnya sesuai
status hubungan kerjanya. Beberapa poin perubahan
yang tercantum dalam PKB yang baru tersebut seperti
uang makan, uang perumahan, penghargaan masa
kerja, santunan kematian dan beberapa penyesuaian
atas aturan ketenagakerjaan.
Seluruh karyawan KPC termasuk level manajerial diatur
hak dan kewajibannya dalam Perjanjian Kerja Bersama.
Tim PKB periode 20092011 berjumlah 22 orang
yang terdiri dari 9 orang mewakili manajemen dan 13

78

Komposisi Karyawan
Indonesia
Asing
9
0
7
0
1
1
2
0
33
0
244
2
1
1
1
0
105
0
37
0
102
0
53
0
23
0
57
2
2.739
0
1.006
5
290
0
103
2
145
0
0
1
4.959
14

Divisi

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

orang mewakili SP/SB. Hal-hal yang belum dijabarkan


secara detail dalam PKB dijelaskan lebih rinci di
dalam Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia (KSDM),
Buku Panduan Staff (Staff Handbook), Kode Etik,
Tata Kelola Perusahaan, dan prosedur operasional
lainnya.
Prosedur serta notifikasi berhubungan dengan
perubahan operasional perusahaan juga telah diatur
dalam pasal 13.2 PKB dimana tercantum jika ada rencana
perubahan yang berhubungan dengan operasi secara
signifikan akan dilakukan pemberitahuan kepada
seluruh karyawan minimal 7 (tujuh) hari sebelumnya
(PKB Pasal. 13.2).
a.

Sosialisasi Program
Komunikasi secara reguler dilakukan baik kepada
para atasan, staff admin, maupun kepada seluruh
karyawan dalam rangka mensosialisasikan
kebijakan atau peraturan perusahaan. Sosialisasi
poin-poin perubahan dalam PKB 2009-2011 telah

KINERJA PERBURUHAN
selesai dilakukan kepada seluruh karyawan pada
tanggal 23 Juni 2009.
b. Serikat Pekerja/ Serikat Buruh (LA 4; HR 5)

Perusahaan mengakui keberadaan Serikat
Pekerja/Buruh (SP/SB) termasuk melibatkan
mereka dalam perundingan Perjanjian Kerja
Bersama secara setara sesuai aturan yang berlaku.
Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS) juga telah lama
terbentuk dimana pengurus dan anggotanya
terdiri dari wakil manajemen dan wakil SP/SB.

Saat ini perusahaan membina 6 (enam) Serikat
Pekerja / Serikat Buruh masing-masing Korps
Pegawai Pertambangan Batu Bara (KORPPRA),
Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan
(SP-KEP), Federasi Pertambangan dan Energi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE-SBSI),
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI),
Serikat Pekerja Keadilan (SPK), dan Serikat Pekerja
Mining Support Division (SP-MSD) dengan
keanggotaan seperti dalam tabel berikut:

pemutusan hubungan kerja (mengundurkan diri,


pensiun, dsb) pada tahun 2009 adalah sebanyak
117 orang. Bagi karyawan yang mengajukan
pengunduran diri maka sesuai dengan UU 13
Ketenagakerjaan dan PKB yang berlaku, maka
surat pengunduran diri harus disampaikan kepada
atasan minimum 1 bulan sebelumnya. Selain
itu, jika terjadi perubahan jadwal kerja karyawan
maka akan diberitahukan tujuh hari kalender
sebelumnya, kecuali adanya keadaan darurat.
Grafik 20. Turnover karyawan berdasarkan umur

Tabel 27. Serikat buruh dan jumlah anggota


Serikat Pekerja / Buruh
KORPPRA
SP-KEP
SBSI
PPMI
SPK
SP-MSD
NON SERIKAT
Total Karyawan

Jumlah Anggota (orang)


1050
1205
806
250
663
172
827
4.973

Dari data diatas, terlihat bahwa 83,3 % karyawan


bergabung dengan serikat pekerja/buruh, sedangkan
16,6 % karyawan tidak tergabung di dalamnya.
c. Layanan konsultasi karyawan

Layanan konsultasi kepada karyawan dilakukan
setiap saat baik oleh para atasan di masingmasing tempat kerja maupun yang dilakukan
oleh staff HRD kepada karyawan tertentu yang
dirasa membutuhkan. Secara reguler para atasan
juga melakukan coaching dan councelling kepada
para bawahan sesuai kebutuhan.

Grafik 21. Turnover karyawan berdasarkan gender


6

111

Grafik 22. Turnover karyawan berdasarkan tempat penerimaan

b. Jumlah turnover karyawan (LA 2; LA 5)



Jumlah karyawan KPC yang mengalami

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

79

KINERJA PERBURUHAN
Grafik 33. Total Hari Absen Karyawan (LA 7)

Pelatihan dan Pengembangan


Sebagai pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap karyawan, KPC berkomitmen untuk terus
mengembangkan sumber daya manusianya agar
mampu bertahan dan bersaing dalam bisnis dunia
yang begitu cepat berubah terutama di industri
pertambangan. KPC menyadari bahwa untuk menjadi
pemain kelas dunia dibutuhkan sumber daya manusia
yang kompeten, tangguh, profesional dan mempunyai
standar etika yang tinggi dalam setiap aktivitasnya di
perusahaan.

Sumber daya manusia sebagai aset penting perusahaan


diharapkan mampu menjawab tantangan perusahaan
ke depan dengan memberikan kinerja terbaiknya
dalam bidang manajerial dan teknis. KPC memberikan
pelatihan dan pengembangan bagi karyawan guna
meningkatkan dan menyegarkan keahlian dan
pengetahuan karyawan. Selama tahun 2009, berbagai
macam program pelatihan diberikan kepada karyawan
KPC dengan total 356.252 jam pelatihan. Selain itu, KPC
juga memberikan program pelatihan kepada karyawan
perusahaan kontraktor KPC, dengan total 99.498 jam
pelatihan.

Tabel 28. Pelatihan yang diikuti oleh karyawan KPC tahun 2009 (LA 10)
No

Kategori

Karyawan KPC
Peserta
1143

Jam
8092

4897

72546

Karyawan Kontraktor
Peserta
49

Total

Jam
1141

Peserta
1192

Jam
9233

33

1944

4930

74490

General

Management and
Commercial

Health, Safety,
Environment

12283

40913

28431

73216

40714

114129

Equipment
Operation

16755

174419

5665

14769

22420

189188

Equipment
Maintenance

6899

57534

832

8428

7731

65962

Engineering

224

2748

224

2748

42201

356252

35010

99498

77211

455750

Total

80

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA PERBURUHAN
Untuk mengembangkan para sarjana baru, KPC
menjalankan Program Pengembangan Sarjana Baru
(Graduate Development Program/GDP). Para peserta
program mendapatkan berbagai pelatihan manajerial
dan teknis, serta menjalani rotasi di berbagai area yang
relevan dengan bidang mereka. Contoh program rotasi
karyawan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 29. Area rotasi graduate Mining Engineering
Area rotasi untuk graduate
Mining Engineering

Perkiraan
Durasi

Pit Technical

9 bulan

Long Term Planning

6 bulan

Drilling and Blasting

6 bulan

Rehabilitation Project

3 bulan

Dispatch/Reporting

4 bulan

Contract Mining

4 bulan

Penilaian Kinerja Karyawan (LA 12)


Semua karyawan KPC mendapatkan performance
appraisal setiap tahunnya. Penilaian kinerja karyawan
dilakukan setiap akhir kuartal untuk karyawan nonstaf, dan setiap akhir tahun untuk karyawan staf. Hasil
dari penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar
kebijakan dan keputusan perusahaan dalam mengelola
sumber daya manusianya antara lain adalah :
1. Pelatihan dan pengembangan (manajerial dan
teknis)
2. Perencanaan karir
3. Remunerasi dan kebijakan-kebijakan lain yang
berhubungan dengan karyawan

4 bulan

Coal Technical

dibuka dan diumumkan melalui media internal KPC


maupun eksternal melalui harian tertentu.

Pelatihan Masa Persiapan Pensiun (LA 11)


Program pelatihan ini diberikan bagi karyawan dan
istrinya untuk mempersiapkan diri secara fisik &
mental dalam menghadapi masa pensiun
dan membekali mereka dengan ketrampilan
maupun pengetahuan dalam mengelola kesehatan
dan gizi, hubungan keluarga yang harmonis,
konsultasi psikologi dan mengelola keuangan
mereka. Pelatihan ini juga memberikan pengetahuan
praktis tentang kewirausahaan, disamping itu ada
kunjungan lapangan 1 hari penuh untuk melihat-lihat
serta memberi wawasan dan berbagi pengalaman
dengan para pensiunan KPC yang sudah merintis
usaha. Jumlah peserta yang mengikuti program
MPP 15-19 Juni 2009 ada 19 pasang suami/istri
(38 peserta) dengan waktu pelatihan selama 5
hari penuh dengan jumlah jam sebanyak 40 jam.

Program Retensi Karyawan


Dalam menghargai seluruh kontribusi dan kinerja
karyawan serta dalam usaha mempertahankan
karyawan unggul agar tetap berkarya dan berkontribusi,
perusahaan mengambil beberapa inisiatif berikut:
1. Pengembangan jalur karir fungsional melalui
program Dual Career Ladder.
2. Pemberian berbagai pelatihan yang menunjang
para karyawan untuk bekerja dengan efektif,
seperti Fundamental Leadership serta HR for NonHR Professionals.
3. Pengembangan sistem kompetensi, yang
memungkinkan
implementasi
pengelolaan
sumber daya manusia berbasis kompetensi di KPC.

Peluang Berkarir
KPC memberikan kesempatan yang sama kepada
seluruh karyawan untuk berkarir sesuai dengan
bidang, kualifikasi dan pengetahuannya. Karyawan
yang memiliki kesesuaian kualifikasi dengan pekerjaan
tersebut dapat melamar dan mengikuti serangkaian tes
melalui seleksi internal. Lowongan pekerjaan tersebut

Sebagai pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan, KPC


berkomitmen untuk terus mengembangkan sumber daya manusianya agar mampu
bertahan dan bersaing dalam bisnis dunia yang begitu cepat berubah terutama di
industri pertambangan

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

81

KINERJA PERBURUHAN
4.

Pemberian pinjaman lunak program kepemilikan


rumah di luar daerah operasi perusahaan.

Menarik Orang-orang Berpotensi


Dalam mencari dan menyeleksi calon karyawan,
KPC menempuh berbagai upaya. Metode yang biasa
dipakai adalah memasang iklan di media, bekerjasama
dengan pusat karir universitas, dan memanfaatkan
layanan head hunter.
Metode lain untuk menarik orang-orang berpotensi
adalah:
1. Memberikan kesempatan Kerja Praktik (KP) dan
Tugas Akhir (TA) kepada mahasiswa dari jurusanjurusan yang relevan dengan bisnis KPC.
2. Memberikan beasiswa kepada mahasiswa
berprestasi dari jurusan-jurusan yang sesuai
dengan bisnis KPC untuk menempuh tahun
terakhir pendidikan mereka.
3. Bekerja sama dengan beberapa universitas
ternama untuk mendeteksi calon-calon lulusan
terbaik.

Program Beasiswa Bagi Anak Karyawan


Program beasiswa ini telah berlangsung sejak tahun
2003 hingga sekarang. Beasiswa ini khusus diberikan
kepada anak karyawan yang sudah ada pada tingkat
perguruan tinggi. Program ini secara rutin dibuka
setiap tahunnya. Bagi para peserta yang memenuhi
syarat dan lolos dalam seleksi akan mendapatkan uang
beasiswa sebesar Rp. 6.000.000/semester selama max
8 semester.
Hingga saat ini KPC sudah memberikan beasiswa
kepada anak karyawan sebanyak 83 orang. Pada
awalnya pemberian beasiswa ini hanya untuk 11
orang saja setiap tahunnya, tetapi sejak tahun 2009
jumlahnya ditingkatkan menjadi 19 orang per tahun.
Beasiswa ini tidak hanya diberikan kepada anak-anak
karyawan yang bersekolah didalam negeri tetapi juga
yang bersekolah diluar negeri.
Program ini diciptakan dengan tujuan untuk
memotivasi anak-anak para karyawan agar berprestasi
selain juga sebagai salah satu cara untuk memberikan
apresiasi terhadap kinerja/ kontribusi para karyawan.

Pelatihan di luar maupun di dalam lingkungan KPC dilakukan untuk meningkatkan dan menyegarkan keahlian serta pengetahuan karyawan.

82

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

KINERJA HAK ASASI MANUSIA

KINERJA HAK ASASI MANUSIA


Di setiap aspek kegiatan operasi perusahaan, KPC
selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 45 pasal 28, kebebasan
berkumpul dan berserikat diberikan kepada seluruh
karyawan dengan membentuk beberapa serikat
pekerja dan serikat buruh yang ada di lingkungan
perusahaan sebagai wadah komunikasi dan sarana
menyampaikan aspirasi.
Seluruh karyawan baik laki-laki maupun perempuan
mendapatkan hak yang sama untuk keselamatan,
kesehatan dan lingkungan, peluang karir, pelatihan
dan pengembangan, rotasi dan mutasi, menduduki
jabatan tertentu di perusahaan, serta benefit dari
perusahaan.
Menjadi suatu keharusan bagi para kontraktor dan
supplier yang terlibat dalam kerja sama dengan KPC
untuk mematuhi peraturan ketenagakerjaan dan
standar keselamatan, kesehatan dan lingkungan yang
ada di KPC. Hal tersebut tertuang di dalam setiap
klausal perjanjian kontrak kerja sama antara kontraktor
dan supplier dengan pihak KPC. Dengan demikian
secara tidak langsung hak-hak karyawan setiap
perusahaan yang terkait menjadi rekanan KPC juga
akan terlindungi.

Tabel 30. Rasio antara gaji dasar pria dan wanita


berdasarkan kategori karyawan (LA 14)
Non Staff
Staff

1 : 0,87
1 : 0,91

Kegiatan keagamaan sangatlah didukung oleh


perusahaan dalam meningkatkan kualitas karyawan
dalam hidup beragama. Beberapa fasilitas peribadatan
yang di bangun oleh perusahaan adalah Masjid Al
Kautsar, Al Ikhlas, Baiturrahman, An Nur, Al Falah, Gereja
Oukimene & Gereja Katholik, Pura di Bumi Etam sebagai
tempat peribadatan pemeluk agama Hindu. Hari besar
keagamaan dirayakan oleh pemeluk agama masingmasing dan perusahaan membantu memberikan
fasilitas serta donasi, serta ijin meninggalkan tempat
kerja pada hari-hari keagamaan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan tuntunan agamanya.
Buruh Anak (HR 6)
Selama
menjalankan
bisnisnya,
KPC
tidak
mempekerjakan pekerja di bawah 18 tahun. Aturan
internal perusahaan secara tegas menyatakan bahwa
usia minimal yang dapat diterima sebagai karyawan
adalah minimal berusia 18 tahun.

Tindakan Diskriminasi (HR 4)

Kerja Paksa (HR 7)

Sebagai operator tambang batu bara kelas dunia,


KPC tidak membedakan karyawan dari segi agama,
suku, maupun jenis kelamin. Proses seleksi karyawan
didasarkan pada kualitas, kompetensi dan pengalaman
kandidat sehingga karyawan perempuan memperoleh
benefit yang sama dengan karyawan laki-laki. Hingga
akhir tahun 2009 tidak ada insiden yang diakibatkan dari
tindakan diskriminatif di KPC. Atas alasan perbedaan
jumlah antara karyawan pria dan wanita serta masa
kerja maka terdapat perbedaan dalam gaji dasar antara
karyawan pria dan wanita seperti Tabel 30 berikut:

Sejak awal operasinya hingga akhir tahun 2009, KPC


tidak pernah melakukan pemaksaan pekerjaan kepada
karyawan tertentu. Pemberian tugas selalu mengacu
kepada aturan ketenagakerjaan yang berlaku termasuk
ketika hendak mempekerjakan karyawan di luar jam
kerja normalnya (overtime).

PT. Kaltim Prima Coal

Praktek Pengamanan
Sebanyak 495 orang atau 98 % dari 505 anggota
Satuan Pengamanan di Group4 dan Global Arrow

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

83

KINERJA HAK ASASI MANUSIA


telah mengikuti Pendidikan Dasar (DIKSAR) dimana
dalam kurikulum pelatihan tersebut terdapat pelajaran
tentang hak-hak asasi manusia. Jumlah ini meningkat
dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 90,3%.
Berkaitan dengan tindak korupsi, sepanjang tahun
2009, tidak ada tindakan korupsi yang dilakukan oleh
karyawan KPC. (SO 4)
Penduduk Pribumi (HR 9)
Hingga akhir 2009, tidak pernah terjadi insiden ataupun
kekerasan dari pihak KPC terhadap masyarakat di sekitar
operasi tambang perusahaan. Hubungan baik selalu
dibina melalui berbagai program kemasyarakatan
yang diorientasikan untuk memberikan kesejahteraan
masyarakat sekitar tambang.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesepakatan resmi antara KPC dengan perwakilan
serikat berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja tercantum dalam PKB 2007-2009, yaitu :
Hak dan Kewajiban
Perusahaan dan karyawan tunduk pada UndangUndang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Sebelum
menandatangani kesepakatan kerja, perusahaan akan
meminta calon karyawan untuk menjalani pemeriksaan
kesehatan pra kerja pada fasilitas kesehatan milik
perusahaan atau rumah sakit yang ditunjuk. Perusahaan
juga melaksanakan pemeriksaan kesehatan berkala
sesuai dengan peraturan pemerintah dan standar
untuk masing-masing jenis pekerjaan. Karyawan
berkewajiban untuk menjalani pemeriksaan kesehatan
secara rutin. Seluruh lini manajemen berkewajiban
untuk menyebarluaskan Peraturan dan Prosedur
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Aturan Standar
dan prosedur. Perusahaan tunduk pada tindakan
disiplin sesuai dengan Disciplinary Action Guidelines
yang ada di perusahaan.
Layanan Kesehatan
Perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan berupa
Klinik bagi karyawan dan keluarganya dan Sangatta
dan menjalin kerja sama dengan beberapa Rumah
Sakit ternama di luar daerah operasi.

84

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Peralatan Perlindungan Pribadi (PPE)


Dalam usaha memberikan perlindungan kepada
karyawan selama menjalani pekerjaannya, perusahaan
menyediakan peralatan pelindung sesuai dengan
standar kesehatan dan keselamatan kerja. Seluruh
karyawan wajib menggunakan dan memelihara
peralatan keselamatan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Peralatan keselamatan tersebut harus
digunakan oleh karyawan, tidak boleh disalahgunakan
dan dipindahtangankan kepada pihak yang tidak
berhak. Seorang karyawan berhak menolak untuk
mengerjakan pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja
perusahaan termasuk kelengkapan PPE.
Kecelakaan Kerja
Semua karyawan wajib melaporkan setiap kecelakaan
kerja yang dialaminya kepada atasannya begitupun
para atasan berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi
diwilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Petugas
keselamatan termasuk dokter perusahaan wajib
membantu mengumpulkan data yang diperlukan,
sehingga petugas dari benefit section dapat membuat
laporan ke Kantor Tenaga Kerja, PT.JAMSOSTEK, dan
Group Life Insurance dalam waktu kurang dari 48 jam.
Sakit di Tempat Kerja
Perusahaan menyediakan klinik yang dikelolah secara
profesional bagi karyawan yang sakit di tempat kerja.
Karyawan yang karena penyakitnya tidak bisa bekerja
pada posisi semula akan ditempatkan pada posisi/
pekerjaan yang tidak melanggar batasan yang telah
ditetapkan oleh Dokter. Pengaturan ijin sakit maupun
ijin sakit berkepanjangan diberlakukan bagi karyawan
yang karena penyakitnya tidak bisa bekerja. Pemutusan
Hubungan Kerja karena alasan kesehatan dilakukan
setelah ada putusan dokter yang menyatakan
bahwa karyawan tersebut sudah tidak bisa kembali
bekerja dengan tetap mengikuti aturan yang berlaku
khususnya hak-hak karyawan yang diputus hubungan
kerjanya karena alasan kesehatan.

REFERENSI SILANG GRI

REFERENSI SILANG GRI

(3.12)

Indeks ini mengacu pada indikator pokok Global Report Initiative (GRI).

GRI

1. STRATEGY AND ANALISIS




Sepatah kata CEO
1.1

Dampak utama, Risiko, Peluang Utama
1.2
2. PROFIL ORGANISASI


Nama Organisasi
2.1

Merk, Jasa Utama
2.2

Struktur Operasional
2.3

Lokasi Kantor Pusat
2.4

Negara-negara Tempat Operasi
2.5

Bentuk Badan Hukum
2.6

Pasar yang dilayani
2.7

Skala Organisasi
2.8

Perubahan Signifikan
2.9

Penghargaan yang diperoleh
2.10
3. PARAMETER LAPORAN

PROFIL LAPORAN

Periode Laporan
3.1

Laporan Sebelumnya
3.2

Siklus Pelaporan
3.3

Titik Kontak
3.4
LINGKUP DAN BATAS LAPORAN

Menentukan Isi Laporan
3.5

Batas Laporan
3.6

Batas Lingkup Laporan
3.7

Dasar Pelaporan
3.8

Ukuran, Perhitungan
3.9

Uraian
3.10


Perubahan dibanding Laporan sebelumnya
3.11
INDEKS ISI GRI
TABEL PENUNJUK LOKASI STANDAR

Pengungkapan dalam Laporan
3.12
JAMINAN

Praktek Jaminan
3.13

Halaman

3
3
16
23
14
16
22
13
26
16
16
8-12

7
5
5
1
7
7
8
8
8
Dikeseluruhan
laporan
7

81-86

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

85

REFERENSI SILANG GRI


4. PENYELENGGARAAN, KOMITMEN DAN KETERLIBATAN


Struktur, Komite
4.1

Pemisahan Chair/CEO
4.2

Anggota Independent
4.3

Mekanisme untuk Rekomendasi kepada manajemen
4.4

Hubungan antara kompensasi dan kinerja
4.5

Konflik Kepentingan
4.6

Kualifikasi Dewan
4.7

Nilai Sosial Lingkungan Ekonomi
4.8

Prosedur Pemantauan Kinerja
4.9

Proses Evaluasi Dewan Direksi
4.10
KOMITMEN PADA INISIATIF DARI LUAR

Pendekatan Kesiagaan
4.11

Ketangguhan Prinsip
4.12

Keanggotaan
4.13
KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemangku kepentingan yang terlibat
4.14

Mengidentifikasi Pemangku kepentingan
4.15

Keterlibatan Pemangku kepentingan
4.16

Hasil Keterlibatan
4.17
5. PENDEKATAN MANAJEMEN DAN INDIKATOR

KINERJA EKONOMI

EKONOMI : PENGUNGKAPAN TENTANG
PENDEKATAN MANAJEMEN

Pengungkapan tentang Pendekatan Manajemen Ekonomi
INDIKATOR KINERJA EKONOMI
ASPEK : KINERJA EKONOMI

Hasil Nilai Ekonomi
EC1

Risiko Keuangan Akibat Perubahan Iklim
EC2

Cakupan Program Tunjangan
EC3

Bantuan Keuangan dari Pemerintah
EC4
ASPEK : KEBERADAAN PASAR

Rasio-rasio Upah Awal
EC5

Pemakaian Pemasok Lokal
EC6

Pemakaian Tenaga Kerja Lokal
EC7
ASPEK : DAMPAK EKONOMI TIDAK LANGSUNG

Dampak Investasi Lokal
EC8

Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC9
6. LINGKUNGAN

LINGKUNGAN : PENGUNGKAPAN TENTANG
PENDEKATAN MANAJEMEN

PTPM Lingkungan
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN
ASPEK : BAHAN

Bahan yang Digunakan
EN1

Pemakaian Input Daur Ulang
EN2
ASPEK : ENERGI

Energi Langsung yang digunakan
EN3

Energi Tidak Langsung yang Digunakan
EN4

86

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

14
14
14
20, 41,78
35
41
14
19, 41
43
43
16
49,50,52,56,58,61
20
20
21
20
20

16
4
35
45
35
48
57
53, 57
45

63
66, 73
65
65

REFERENSI SILANG GRI



Penghematan Energi
EN5

Energi Produk yang Dihemat
EN6

Pengurangan Penggunaan Energi tidak Langsung
EN7
ASPEK : AIR

Penarikan Air
EN8

Sumber Air yang Terpengaruh
EN9

Pemakaian Ulang Air
EN10
ASPEK : KEANEKARAGAMAN HAYATI

Lahan keanekaragaman hayati
EN11

Dampak terhadap keanekaragaman hayati
EN12

Pemulihan habitat
EN13

Strategi keanekaragaman hayati
EN14

Spesies yang dilindungi
EN15

ASPEK : EMISI, PEMBUANGAN DAN LIMBAH

Gas rumah kaca tidak langsung, langsung
EN16

Gas rumah kaca tidak langsung
EN17

Pengurangan gas rumah kaca
EN18


Emisi pengurangan ozon
EN19

NOx, SOx, lain-lain
EN20

Pembuangan air
EN21

Jumlah limbah
EN22

Tumpahan yang signifikan
EN23

Limbah berbahaya
EN24

Dampak pembuangan air
EN25
ASPEK : PRODUK DAN JASA

Mengurangi dampak produk
EN26

Reklamasi produk terjual
EN27

ASPEK : KEPATUHAN

Pelanggaran terhadap Undang-undang Lingkungan
EN28

ASPEK : TRANSPORTASI

Dampak lingkungan yang signifikan berasal dari transportasi
EN29
ASPEK : KESELURUHAN

Pengeluaran untuk perlindungan lingkungan
EN30
7. PRAKTEK TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN

YANG LAYAK

PRAKTEK TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN
YANG LAYAK : PTPM

PTPM Praktek Tenaga Kerja
INDIKATOR KINERJA PRAKTEK TENAGA
KERJA DAN PEKERJAAN YANG LAYAK
ASPEK : TENAGA KERJA

Total angkatan kerja
LA1

Pergantian di kalangan karyawan
LA2

Tunjangan karyawan
LA3
ASPEK : TENAGA KERJA/HUBUNGAN
MANAJEMEN

Cakupan daya tawar kolektif
LA4

Jangka waktu peringatan
LA5

64, 65
65
36, 65, 64
66
66
66
66
67
67
67, 70
69
71
71
71
71
71
70
71
71
72
67
61-72
39
74
36
74

75
79
35

79
79

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

87

REFERENSI SILANG GRI


ASPEK : KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

Komite K3
LA6

Tingkat cidera dan kecelakaan
LA7

Serangan penyakit serius
LA8

K3 Trade Union
LA9
ASPEK : PELATIHAN DAN PENDIDIKAN

Rata-rata jam pelatihan
LA10

Program Manajemen Ketrampilan
LA11

Kaji Ulang Resmi
LA12
ASPEK : KESERAGAMAN DAN PELUANG YANG
SETARA

Indikator keragaman
LA13

Perbandingan gaji antara pria/wanita
LA14
8. HAK ASASI MANUSIA

HAK ASASI MANUSIA : PENGUNGKAPAN
TENTANG PENDEKATAN MANAJEMEN

TPTM Hak Asasi Manusia
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA
ASPEK : PRAKTEK INVESTASI DAN PENGADAAN

Investasi yang sesuai Hak Asasi Manusia
HR1

Penyaringan pemasok
HR2

Waktu Pelatihan Hak Asasi Manusia
HR3
ASPEK : NON-DISKRIMINASI

Insiden diskriminasi
HR4
ASPEK : KEBEBASAN BERSERIKAT & DAYA
TAWAR KOLEKTIF

Risiko Daya Tawar Kolektif
HR5
ASPEK : TENAGA KERJA DI BAWAH UMUR/
ANAK-ANAK

Risiko Tenaga Kerja di bawah umur
HR6
ASPEK : KERJA PAKSA

Risiko Kerja Paksa
HR7
ASPEK : PRAKTEK KEAMANAN

Pelatihan Tentang Keamanan
HR8
ASPEK : HAK-HAK WARGA PRIBUMI

Pelanggaran atas hak-hak warga pribumi
HR9
9. SOSIAL
SOSIAL : PENGUNGKAPAN TENTANG
PENDEKATAN MANAJEMEN

TPTM Masyarakat
INDIKATOR KINERJA SOSIAL
ASPEK : SOSIAL

Dampak terhadap Sosial
SO1
ASPEK : KORUPSI

Risiko korupsi
SO2

Pelatihan anti korupsi
SO3

Tanggap korupsi
SO4
ASPEK : KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik dan lobbying
SO5

88

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

31
32, 80
31, 33, 34
34
80
81
81

75-77
83

41
46
35, 42
83

79

83
87
35
84

49-59
42
42
84
17

REFERENSI SILANG GRI



Kontribusi politik
SO6
ASPEK : PERILAKU ANTI PERSAINGAN

Peradilan Monopoli
S07
ASPEK : KEPATUHAN

Denda atas ketidakpatuhan pada hukum
SO8
10. TANGGUNG JAWAB PRODUK

TANGGUNG JAWAB PRODUK : PENGUNGKAPAN
TENTANG PENDEKATAN MANAJEMEN

TPTM Tanggung jawab produk

INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB PRODUK

ASPEK : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KONSUMEN

Penilaian Keselamatan Produk
PR1

Ketidakpatuhan terhadap kesehatan dan keselamatan produk
PR2

SPEK : PENCANTUMAN LABEL PRODUK DAN JASA

Pencantuman label info produk
PR3

Pencantuman label ketidakpatuhan
PR4

Kepuasan konsumen
PR5

ASPEK : KOMUNIKASI PEMASARAN

Program Komunikasi Pemasaran
PR6

Ketidakpatuhan terhadap Komunikasi Pemasaran
PR7

ASPEK : PRIVASI KONSUMEN

Pelanggaran Privasi Konsumen
PR8

Pelanggaran terhadap perjanjian
PR9
11. SEKTOR TAMBANG DAN LOGAM


INDIKATOR TAMBAHAN UNTUK SEKTOR TAMBANG DAN LOGAM

ASPEK: BIODIVERSITY

Jumlah tanah (dimiliki atau disewa, dan dikelola untuk

aktifitas produksi atau penggunaan ekstraktif ) yang terganggu

atau direhabilitasi.
MM 1

Jumlah dan presentasi seluruh area yang memerlukan rencana

pengelolaan biodiversity menurut criteria tertentu, dan jumlah

(persentase) area dengan perencanaan.
MM 2

ASPEK: EMISI, EFFLUENT, DAN LIMBAH

Jumlah overburden, bebatuan, tailing, dan endapan serta


resiko terkait.
MM 3

ASPEK: TENAGA KERJA/MANAGEMENT RELATION

Jumlah pemogokan dan penghentian kegiatan yang lebih

dari satu minggu.
MM 4

ASPEK: HAK WARGA PRIBUMI

Jumlah kegiatan yang berada atau berdekatan dengan teritori

warga pribumi, dan jumlah serta persentase kegiatan atau daerah

dimana ada perjanjian resmi dengan masyarakat asli/pribumi.
MM 5

ASPEK: KOMUNITAS

Jumlah dan deskripsi perselisihan yang terkait dengan penggunaan

lahan, dan hak komunitas local serta warga pribumi.
MM 6

Penjelasan mengenai mekanisme yang digunakan untuk

mengatasi perselisihan yang menyangkut penggunaan lahan,

hak komunitas local dan warga pribumi serta hasilnya.
MM 7

41
41
74

39
39
24, 39
40
39
40
40
40
40

23, 66

22, 36, 67

23z

55

36

36

36

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

89

REFERENSI SILANG GRI



ASPEK: Pertambangan artisanal dan skala kecil

Keterlibatan perusahaan dalam ASM (Artisanal and

Small-scale Mining)
MM 8

ASPEK: PEMINDAHAN TEMPAT TINGGAL

Lokasi dimana terjadi pemindahan tempat tinggal,

jumlah keluarga, dan bagaimana pengaruhnya dengan

kehidupan mereka.
MM 9

ASPEK: RENCANA PENUTUPAN

Jumlah dan persentase daerah operasi dengan rencana

penutupan.
MM 10

ASPEK: TANGGUNG JAWAB TERHADAP PRODUK

Program dan kemajuannya yang berhubungan dengan

tanggung jawab terhadap produk
MM 11

90

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

22

36

36

39

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR SINGKATAN
Singkatan

Kepanjangan

AMDAL
ANU
APBI
API
B3
BOSF
BPMT
BPPT
BTU
CE
CEO
CFCD
CMS
COC
COO
CPAR
CPP
CSSR
DRD
EPA
ERA
ESD
FKPL
FOB
FPE-SBSI
FRA
GCG
GERDABANGAGRI
GM
GPL
GRI
GWP
HKTI
HR
HRCR
HRD
HSE
IBL
IPB
ITB
K3

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan


Australian National University
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia
Asosiasi Pertambangan Indonesia
Bahan Berbahaya dan Beracun
Borneo Orangutan Survival Foundation
Blok Penggandaan Mata Tempel
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Biological Treatment Unit
Community Empowerment
Chief Executive Officer
Corporate Forum on Community Development
Contract and Contractor Management System
Code of Conduct
Chief Operating Officer
Corrective/Preventive Action Request
Coal Processing Plant
Center for Strategic Study of Resources
Dewan Riset Daerah
Environmental Protection Agency
Environmental Risk Assessment
External Affairs and Sustainable Development
Forum Komunitas Peduli Lingkungan
Free On Board
Federasi Pertambangan dan Energi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
Fraud Risk Assessment
Good Corporate Governance
Gerakan Daerah Pembangunan Agribisnis
General Manager
Griya Prima Lestari
Global Report Initiative
Gema Wana Prima
Himpunan Kelompok Tani Indonesia
Human Resource
Human Resources and Community Relations
Human Resource Division
Health, Safety, and Environment
Indonesia Business Link
Institut Pertanian Bogor
Institut Teknologi Bandung
Kesehatan, Keselamatan Kerja

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

91

DAFTAR SINGKATAN
K3L
KADIN
KNPI
KONI
KORPPRA
KPC
KSDM
KSU
KUKM
LBD
LKS
LTIFR
MDGs
MEI
MOD
MSD
MSH CSR
NAF
NAG
NCSR
PAD
PAF
PDRB
PID
PKB
PKP2B
PPMI
PW
RUPS
SCD
SDR
SGS
SML
SOP
SPK
SP-KEP
SP-MSD
STIPER
THR
TNK
TPA
UGM
UMSK
UNGC
Unmul
WTP

92

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan


Kamar Dagang dan Industri
Komite Nasional Pemuda Indonesia
Komite Olah raga Nasional Indonesia
Korps Pegawai Pertambangan Batu Bara
Kaltim Prima Coal
Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia
Koperasi Serba Usaha
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
Local Business Development
Lembaga Kerja Sama
Lost Time Injury Frequency Rate
Millennium Development Goals
Morphoe Edaphic Index
Mining Operation Division
Mining Service Division
Multi-Stakeholder for Corporate Social Responsibility
Non Acid Forming
Net Acid Generation
National Centre for Sustainability Reporting
Pendapatan Asli Daerah
Potential Acid Forming
Pendapatan Domestik Regional Brutto
Processing and Infrastructure Division
Perjanjian Kerja Bersama
Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia
Pendamping Wilayah
Rapat Umum Pemegang Saham
Supply Chain Division
Sustainable Development Report
Societe Generalle de Surveillance
Sistim Manajemen Lingkungan
Standard Operating Procedure
Serikat Pekerja Keadilan
Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan
Serikat Pekerja Mining Support Division
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Tunjangan Hari Raya
Taman Nasional Kutai
Tempat Pembuangan Akhir
Universitas Gajah Mada
Upah Minimum Sektor Kabupaten
United Nations Global Compact
Universitas Mulawarman
Water Treatment Plant

UMPAN BALIK
Umpan Balik
Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009 PT. Kaltim Prima Coal
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk membaca laporan pembangunan berkelanjutan kami ini. Kami
sangat menghargai perhatian dan apresiasi Bapak/Ibu/Sdr terhadap laporan kami ini.
Untuk meningkatkan pelayanan kami dan pengembangan laporan pembangunan berkelanjutan yang akan
datang, maka kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner berikut serta mengirimkannya
kembali kepada kami. Kami sangat mengharapkan pemikiran, saran, dan kritik dari Bapak/Ibu/Sdr.

Pernyataan
1.

Laporan ini memberikan informasi yang bermanfaat mengenai kebijakan, dampak, dan penyelenggaraan
PT.Kaltim Prima Coal dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam konteks pembangunan yang
berkelanjutan.

SS
2.

S
S
S

RR

TS

STS

RR

TS

STS

TS

STS

Informasi yang ada pada laporan ini cukup lengkap.

SS
5.

STS

Laporan ini mudah dimengerti.

SS
4.

TS

Laporan ini menyediakan suatu gambaran dan rangkuman mengenai kinerja PT.Kaltim Prima Coal yang sejalan
dengan usaha pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

SS
3.

RR

RR

Laporan ini layak/dapat dipertanggungjawabkan.

SS

RR

TS

STS

SS

RR

TS

STS

Setuju

Ragu-Ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Sangat Setuju

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

93

6.



7.



8.



9.


Informasi yang berguna adalah :


a.
b.
c.
Informasi yang kurang berguna adalah:
a.
b.
c.
Saran mengenai isi, desain, layout, dll.
a.
b.
c.
Informasi yang dapat ditambahkan:
a.
b.
c.

Profil Anda
Nama
:
Umur dan jenis kelamin :
Institusi/Perusahaan
:
Jenis institusi/perusahaan

O Pemerintah

O LSM

O Industri
O Masyarakat

O Media
O Lain-lain

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk meluangkan waktu mengisi lembar feedback ini.

Mohon agar formulir ini dapat dikirim kepada kami.


External Affairs & Sustainable Development
PT.Kaltim Prima Coal
M2 Building, Mine Site
Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur
Indonesia
Telp. 62 549 52 1451 Fax. 62 549 52 1701

94

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

95

96

Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2009

Anda mungkin juga menyukai