Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IBU BERSALIN DENGAN


KOMPLIKASI HIPERTENSI (PRE EKLAMSI)

1. ANTENATAL CARE (ANC)
A. DEFINISI
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal
merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan
kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa pelayanan antenatal ialah suatu
upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani
secara memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti
yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas
Puskesmas.

B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberikan ASI secara eksklusif


6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
dapat tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

C. ADAPTASI FISIOLOGIS ORGAN-ORGAN TUBUH SELAMA KEHAMILAN
Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis organ-organ tubuh pada masa
kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala
yang berasal dari janin dan plasenta.
a. Adanya human chorionic gonadotropic (HCG) dalam urine
b. Masalah gastrointestinal
Mual dan muntah (4-6 minggu)
Morning Sickness
Anoreksia
Saliva berlebihan
Tidak tahan terhadap baubau tertentu
c. Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi
d. Perubahan janin
Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan
tangan
e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
f. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering buang air kecil
g. Kardiovaskuler
Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus,
posisi jantung pada bagian kiri atas
Kardiak output
- Denyut jantung meningkat


- Nadi meningkat 10-15 x /menit
- Filtrasi ginjal meningkat
- transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volume 10 cc
Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
j. Vagina
Peningkatan vaskularisasi
Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
k. Respirasi
Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya
carbon dioksida dari janin ke ibu
Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuluskeletal
Relaksasi persendian
Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
Perubahan postural
- Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
- Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada
terdsorong kedepan
m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.
2) Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Uterus
- uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
- dinding uterus tipis dan lunak


- fetus dapat di palpasi pada abdomen
- uterus jadi bentuk ovale
- Adanya kontraksi braxton his
b. Serviks
- terus memanjang
- Adanya mucous plag
- Sel otot hipertropi
- Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
- Sel otot hipertropi
- Mukosa tebal
- Adanya lorchea
- PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
- Duktus dan alveoli hipertropi
- areola dan putting membesar
- Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
- volume darah meluas
- Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
- Output meningkat 30-50 %
- stroke volume meningkat
- tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
- Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
f. Sistem respiratory
- Oksigen dalam darah meningkat
- Pernafasan lebih dalam
- volume darah stabil
- Kebutuhan oksigen meningkat
- Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan
sulit/sesak nafas
g. Sistem Urinary
- Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
- udema fisiologis pada kandung kemih


- frekuensi berkemih menurun
- Dilatasi ginjal dan ureter
- Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
- Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
- Aliran plasma renal meningkat
- Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam
air meningkat
h. Sistem muskuloskeletal
- Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
- Kram pada kaki
i. Sistem integumen
- Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
- adanya linianigra
- vaskuler adanya palmar eritema
- rambut menjadi lebih halus
- Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gigi: Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
- Esofagus dan gaster: Kapasitas lambung menurun, sekresi asam
hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
- Liver: Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin.
- Pankreas: Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi
pada sel-sel beta, Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus
gestasional.
- Intestinal: Pengosongan lambung meningkat, Absorbsi nutrien dan
air meningkat
k. Sistem endokrin
- Pituitary: Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon,
Prolaktin meningkat.
- Tiroid: Vaskularisasi meningkat, Meningkatnya T3 dan T4, BMR
meningkat.
- Paratiroid: Hiperplasia, sekresi hormon meningkat.


- Adrenal: Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat,
Level kortisol meningkat, Level aldesteron meningkat
l. Plasenta: Fungsi utuh dan komplek.
3) Trimester ketiga (28 minggu kehamilan berakhir / 38-42 minggu)
a. Sistem reproduksi
- Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi broxon hicks semakin jelas.
- Servik
Effousment, pengeluaran mukosa.
- Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
- Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
- COP meningkat 40 %
- volume darah ibu meningkat 30 50 %
- HR meningkat 15 kali/menit
- Stroke volume meningkat
- Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung
c. Sistem pernafasan
- Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
- Iga-iga ekspansi
- Kebutuhan oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
- Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
- Frekwensi miksi meningkat
- Kosentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem musculoskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
- Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
- Rambut tipis dan rontok
- Kuku cepat tumbuh dan mudah patah


g. Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
- Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
- Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
h. Sistem endokrin
- Pituitary: Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
- Tiroid: BMR meningkat
i. Plasenta: Fungsi maksimal

D. PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.
Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara
lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata
pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron
pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi
tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan
akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih
kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai
dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan
vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi
kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai
tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh
plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar),
pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin
(hCG) digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic
somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik
akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan
berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi


sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat
diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar
sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai
terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari
payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi
pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit
payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea
mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum
adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area
atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi
normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap
dan berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama

1. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.


Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada
beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh
darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan
payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali
pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang
lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi.
Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang
berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.



g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air

2. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm
setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar
dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus
selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa
kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar
dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran
cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat
dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir
dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang
setelah bayi lahir.


e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh
darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai
dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada
wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi
petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan
kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin
jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat
diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak
sehingga dapat menimbulkan jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir
40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang


menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas
pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim
yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah
ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan
merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim
yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi
turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan
pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang,
karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.




f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil,
dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

E. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan Well being
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
Ambivalence sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
c. Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.



d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.
f. Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai Bentuk komunikasi yang rutin.
g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
h. Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya


e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain

F. JADWAL PEMERIKSAAN ANTENATAL
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan pelayanan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, ketentuan
waktu sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester pertama = K
1

2. Minimal 1 kali pada trimester kedua = K
2

3. Minimal 2 kali pada trimester ketiga = K
3
& K
4

Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan, seperti mual, muntah,
keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain frekuensi
pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam sumber lain juga disebutkan interval kunjungan pada pemeriksaan
prenatal yaitu setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke-28, kemudian setiap 2-3
minggu sekali sampai minggu ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.

G. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL
Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan
Antenatal 7T, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan


2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
6. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria
7. Temu wicara/ (konseling) dalam rangka persiapan rujukan

H. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau
operasi caesar)
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
Riwayat hipertensi
Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg


Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau
mati, bila mati umur berapa & penyebabnya
Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan

Menentukan Taksiran Persalinan
Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi






b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a. Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi,
dan pernapasan
Oedema
TB
BB
Reflek
Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,
golongan darah dan urine rutin
b. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Kepala dan leher
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting
susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan
pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut,
linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae
gravidarum, & bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 1998)
Leopold 1



Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
Konsistensi fundus

Leopold 2

Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold 3

Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk
atau masih goyang
Leopold 4

Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa
dan berapa jauh janin sudah mask pintu atas
panggul

Mengukur usia kehamilan dengan TFU:
TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan
bising usus





2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III
untuk menentukan keadaan panggul

Pemeriksaan Antenatal Ulangan
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan
pemeriksaan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan
antenatal pertama. Kunjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi
kompliaksi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran, dan mendeteksi
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan bagi ibu
hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda
bahaya, keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-
kekhawatiran lain
Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk
mendeteksi kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin,
menghitung taksiran BB janin
Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin,
pemeriksaan laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi

Ringkasan Penilaian dan Penanganan Ibu Hamil
Variabel Penilaian & Penanganan
Kunjungan
I
Kunjungan
II
Kunjungan
III
Kunjungan
IV
1. Penilaian antenatal:
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Riwayat sosial
Pemeriksaan umum

Pemeriksaan kebidanan (luar)
Pemeriksaan kebidanan
(dalam)












-
-
-
jika ada
indikasi

-



-
-
-
Jika ada
indikasi

-



-
-
-
Jika ada
indikasi





Pemeriksaan laboratorium Jika ada
indikasi
Jika ada
indikasi
Cek Hb &
periksa
lab lain
jika ada
indikasi




2. Penanganan:
Pemberian Tetanus Toksoid
Pemberian tablet tambah
darah
Konseling umum

Konseling khusus

Perencanaan persalinan
Perencanaan penanganan
komplikasi

Sesuaikan

90 hari



Jika ada
indikasi
-


Sesuaikan



Memperku
at
Jika ada
indikasi
-


Sesuaikan



Memperkuat

Jika ada
indikasi



Sesuaikan



Memperku
at
Jika ada
indikasi



c. Diagnosa
Setelah dilakukan anamesa & pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan
diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
Hamil atau tidak
Primi atau multigravida
Usia kehamilan
Janin hidup atau mati
Janin tunggal atau kembar
Letak anak
Anak intra atau extrauterin
Keadaan jalan lahir
Keadaan umum penderita




d. Prognosa
Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose.
Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan
lahir spontan atau sulit dan berbahaya.
e. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan. Berikan
konseling pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan
gizi, pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya, dll.

I. SKOR POEDJI ROKHJATI
Skor awal ibu hamil:
1. Terlalu muda hamil 16 th : 2
2. Terlalu tua hamil I 35 th : 4
Terlalu lambat hamil, kawin 4 th : 4
3. Terlalu lama hamil lagi 10 th : 4
4. Terlalu cepat hamil lagi 2 th : 4
5. Terlalu banyak anak, 4/lebih : 4
6. Terlalu tua umur 35 th : 4
7. Terlalu pendek 145 cm : 4
8. Pernah gugur kehamilan : 4
9. Pernah melahirkan dengan:
Tarikan tang/vakum : 4
Uri dirogoh : 4
Diberi infuse/transfuse : 8
10. Pernah operasi Caesar : 4
11. Bengkak pada muka, tungkai, hipertensi : 4
12. Hamil kembar 2/lebih : 4
13. Hamil kembar air/hidroamnion : 4
14. Penyakit pada ibu hamil
Kurang darah : 4
Malaria : 4
TB paru : 4
Payah jantung : 4
DM/kencing manis : 4


PMS : 4
15. Bayi mati dalam kandungan : 4
16. Kehamilan lebih bulan : 4
17. Letak sungsang : 8
18. Letak lintang : 8
19. Perdarahan dalam kehamilan ini : 8
20. PEB/kejang : 8
Bila skor 14, disarankan untuk bersalin di Rumah Sakit atau di Sp.OG


J. PATHWAY ANC
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu


Perubahan psikologis

Perubahan fisiologis

Krisis situasional,
perub.psikologis,
ketidakstabilan hormon


GIT

Instabilitas
hormone

Asam lambung
meningkat

Rasa
sebah/mual

Muntah

Intake
makanan
menurun

Perub.nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Sist.kardio
vascular

Peningkatan
TD

Sakit kepala

Nyeri


Sist.urinaria

Penekanan
vesika urinaria
karena
pembesaran
uterus

Frekuensi
BAK
meningkat

Gangguan
eliminasi urin

Kebersihan
genital
menurun

Kelembaban
meningkat

Resiko
infeksi
Ansietas



Perub.proses
keluarga
Perubahan
peran sebagai
calon ibu

Koping
individu tdk
efektif



Trimester II

TRIMESTER II


Perubahan fisiologis


Perubahan
psikologis
Sist.endokrin

Inotropik

Hiperpegminta
si

Perub.body
image

Perub.cardiac
output

Resiko cidera
janin &
maternal
Sist.kardiovaskular

Sekresi aldosteron
meningkat

Retensi H
2
O & Na
+

volume plasma
meningkat

TD meningkat

Sakit kepala

Nyeri
Sist.reproduksi

Vaskularisasi
serviks &
vagina

Sensitifitas
serviks
meningkat

Rangsang
seksual

Perub.pola
seksual
Sist.integumen

Estrogen
meningkat

Kulit meregang

Striae
gravidarum

Perub.body
image
Sist.GIT

Progesterone
meningkat

Saliva & asam
lambung
meningkat

Peristaltic
menurun

Pengosongan
lambung lambat

Kembung, mual,
muntah

Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Musculosceletal

BB janin
meningkat

Postur tubuh
berubah

Lordosis
berlebihan

Nyeri
Sist.respirasi

Desakan
uterus ke
diafragma

Ekspansi
paru tidak
maksimal

Gangguan
pola nafas
Krisis
situasional

Proses
adaptasi

Persiapan
anggota baru
dlam keluarga

Ansietas
Perub.peran




Trimester III

TRIMESTER III


Perubahan fisiologis Perubahan
psikologis

Pembesaran uterus

Sistem endokrin

Retensi H
2
O & Na
+
Persiapan
melahirkan

Perub.skelet &
persendian

Berat uterus
menigkat

Perub.pusat
gravitasi tubuh

Menekan saraf
sekitar

Pelepasan
mediator nyeri
(prostaglandin,
histamin)

Nyeri
Menekan paru

Ekspansi paru
menurun

Gangguan
pola nafas


Urine output
menurun,
volume plasma
meningkat,
tekanan
hidrostatik
menurun

Edema
ekstremitas

Kelebihan
volume cairan


Vasokontriksi
pembuluh
darah

TD meningkat

Hipertrofi
ventrikel

Penurunan
cardiac output

Resiko cidera
janin &
maternal
Primi:kurang
pengetahuan

Ansietas


K. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL
1. Pengkajian
a. Data umum klien dan pasangan
b. Riwayat kehamilan & persalinan yang lalu
c. Riwayat ginekologi
d. Riwayat KB
e. Riwayat kehamilan saat ini
f. Pemeriksaan fisik
g. Persiapan persalinan
h. Obat-obatan yg dipakai saat ini
i. Hasil pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa Keperawatan
TRIMESTER I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Perubahan pola seksual
e. Perubahan proses keluarga
f. Koping individu tidak efektif
TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Gangguan pola nafas
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko cidera janin
TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Perubahan eliminasi urin
c. Gangguan pola tidur
d. Kelebihan volume cairan







3. Intervensi Keperawatan
TRIMESTER I
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam kekurangan nutrisi
klien tercukupi
Kriteria hasil :
Nafsu makan klien meningkat
Klien tidak mual dan muntah
Nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Ketahui makanan kesukaan klien Meningkatkan nafsu makan klien
Pantau kandungan nutrisi dan kalori
pada catatan asupan
Memastikan kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan sesuai dengan kebutuhan
klien
Pantau nilai laboratorium, khususnya
transferin, albumin, dan elektrolit
Menentukan kebutuhan nutrisi dan
keefektifan terapi
Timbang BB klien setiap hari Memberikan informasi tentang kebutuhan
diet dan asupan nutrisi
Ajarkan keluarga tentang makanan
bergizi dan tidak mahal
Keluarga dapat membantu pemenuhan
nutrisi klien
Ciptakan suasana yang menyenangkan
untuk makan
Meningkatkan nafsu makan
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian antiemetic
Untuk mengontrol mual dan muntah
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis zat
gizi yang dibutuhkan klien
Jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
tepat dan sesuai kebutuhan akan dapat
menyeimbangkan nutrisi klien

TRIMESTER II
Gangguan pola nafas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu 1x24 jam, klien
menunjukkan keefektifan pola nafas
Kriteria hasil :
Klien menunjukkan kemudahan dalam bernafas
Ekspansi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
Bunyi nafas tambahan tidak ada: wheezing (-), ronkhi (-)


RR dalam batas normal (16-20x/menit)
Klien mampu menggambarkan rencana untuk perawatan di rumah
INTERVENSI RASIONAL
Pantau kecepatan, irama, kedalaman
dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi
klien
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan
area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas
tambahan
Mengetahui adanya kelainan dalam
pernafasan klien
Posisikan klien semi fowler Untuk memaksimalakan ventilasi
Informasikan kepada klien dan
keluarga tentang teknik relaksasi
untuk meningkatkan pola pernafasan
Agar klien dapat melakukannya di
rumah

TRIMESTER III
Kelebihan volume cairan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kelebihan volume
cairan dapat teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien normal
klien terbebas dari edema kaki
tidak ada proteinuria
INTERVENSI RASIONAL
Monitor tanda-tanda vital Jika frekuensi nadi meningkat, TD
meningkat, mengindikasikan adanya
edema
Monitor hasil lab yang sesuai dengan
retensi cairan
Menentukan penyebab edema dan
memudahkan untuk intervensi selanjutnya
Monitor indikasi kelebihan cairan
(edema)
Mengidentifikasi adanya perubahan
edema
Kaji lokasi dan luas edema Mengontrol perubahan edema yang terjadi
Monitor berat badan setiap hari Mengontrol perubahan edema,
mengidentifikasi perubahan volume cairan
dalam tubuh
Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Mengontrol intake dan output cairan,
intake dan output yang tidak seimbang
akan dapat menyebabkan kelebihan
volume cairan
Monitor status nutrisi Mengontrol intake dan output nutrisi,
intake dan output yang tidak seimbang
akan dapat menyebabkan kelebihan
volume cairan
Kolaborasi:
Berikan diuretic sesuai interuksi
Untuk mengurangi kelebihan cairan pada
tubuh


2. PRE EKLAMSI
A. Definisi
Pre Eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai protein uria dan odema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Mansjoer : 2000)
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan
protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya terdapat
Molahydatidosa (Sarwono : 2006)

B. Klasifikasi Pre Eklamsia
a. Pre Eklamsi Ringan (PER)
Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.
protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1 sampai
positif 2 pada urin katerer atau urin aliran pertengahan.
b. Pre Eklamsi Berat (PEB)
Tekanan darah 160 / 110 mmHg.
Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.
Protein urin lebih dari 3 gr / liter.
Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan
pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan tanda gan
gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya pre
eklamsia.



C. Etiologi
Penyebab pre eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui.
Teori iskemia plasenta di anggap dapat menerangkan berbagai gejala pre
eklamsia yaitu berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas
akan diserap kedalam sirkulasi yang dapat meningkatkan sensivitas terhadap
angiotensia II, renin dan aldosteron, spasme pembuluh darah arteriol dan
tertahannya garam dan air. Teori iskemia implantasi plasenta didukung
kenyataan sbb :
1. Pre eklamsi dan eklamsia banyak terjadi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan molahydatidosa.
2. Kejadian makin tua Kehamilan
3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin. Dengan demikian
teori iskemia daerah implantasi plasenta memenuhi untuk menerangkan
berbagai gejala klinis PEB dan eklamsia.


D. Patofisiologi
kehamilan tua / aterm
]
pre eklamsia / impending eklamsia / eklamsia
]
penyebab tidak jelas
]
diduga kerusakan sel endotel vaskuler
]
vasokontriksi meningkat, vasodilator menurun
]
TD meningkat, protein hilang, transudasi
]
kejang / penurunan kesadaran
]
perawatan dan pengobatan (MSR / observasi ketat)
]
terminasi kehamilan
]
----------------------------------------------
[ ]
pervaginam seksio caesar
[ ]
------------------------------- -----------------------------
[ ] [ ]
sistem urologi sistem pencernaan sistem kardiovaskuler sistem
saraf
[ [ ] [ ]
dialisi menurun [ ] kehilangan darah dan cairan diskontuinitas
jaringan
[ [ ] [ atau luka operasi
[ mual / muntah peristaltik [ ]
oligouria banyak usus menurun perdarahan ektra / interna ]
[ ] [ nyeri
muntah >>> ilius paralitik volume cairan & elekrolit
[ ] dalam sirkulasi menurun
kehingan cairan distended (devisit cairan menurun)
/ elekrolit abdomen [
] insufisiensi akut dari sitem sirkulasi
muntah >>> [
sel-sel jaringan tidak mendapat zat
makanan + O2
[
syok hipovolemik




Pathways
Kehamilan tua/aterm
Pre eklamsia/impending eklamsia/eklamsia
Penyebab tidak jelas
Diduga kerusakan endotel vaskuler
Vasokontriksi meningkat, vaso dilator menurun
TD , protein uria, transudasi
Kejang/ penurunan kesadaran
Terminasi kehamilan

Pervaginam SC
Sistem uro logi sistem kardiovaskuler sistem saraf
Dialisis perubahan kehilangan darah dan cairan diskontinuitas /luka
operasi
Permeabilitas
pembuluh darah

oliguria retensi sodium dan air perdarahann ekstra/interna imobilisasi
nyeri

oedem oedem ansietas
ansietas

resiko injuri gangguan keseimbangan cairan :
kelebihan volume cairan


E. Gambaran Klinis
Biasanya tanda-tanda pre eklamsi timbulnya dalam urutan :
pertumbuhan berat badan yang berlebihan, di ikuti edema, hipertensi dan
akhirnya protein uria. pada pre eklamsi ringan tidak di temukan gejala-gejala
subjektif. Pada pre eklamsia berat didapatkan sakit kepala, di daerah frontal,
nyeri epigastrium, penglihatan kabur, mual, muntah, sketema, diplopia,
gangguan visus lain (nyeri frontal yang hebat) perdarah retina, dan odema
pulmonum.

F. Uji Dx Pre Eklamsia
a. uji diasnostik dasar
pngukuran tekanan darah
analisis protein dalam urin
pmeriksaan odema
pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri)
meriksaan fundus kopik
b. uji laboratorium dasar
evaluasi hematologik (haematokrit, jumlah trombosit, morfologi,
eritrosit pada sediaan harus darah tepi)
pemeriksaan fungsi hati,(bilirubin, protein serum, aspartat,
aminotranserance, dsb)
pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)

G. Penatalaksanaan
a. pre eklamsia ringan (PER)
rawat jalan
1. anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam
hari jika susah tidur beri fenobarbital 3 x 30 mg / hari
2. diberikan obat penunjang antara lain : vit b komplex, vit c / vit e dan
zat besi
3. kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai
perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin.

4. diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)
rawat tinggal
1. kriteria untuk rawat tinggal bagi px yang telah diterapi dalam 2x
kunjungan selang 1 minggu tidak ada perbaikan klinis /
laboratorium
b. pre eklamsia berat (PEB)
1. baringkan ibu miring kiri
2. pasang infus RL / NS
3. injeksi 10 gr Mg504 40% (5 gr IM pada bokong kiri dan kanan)
4. berikan dosis awal 4 mg Mg504 20% IV selama 2 menit
5. rujuk ibu kefasilitas yang memiliki kemampuan penataksanaan gadar
obstetrik dan BBL.
6. dampingi ibu ke tempat rujukan. berilah dukungan dan semanagat
penderita diusahan agar :
terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara / sinar
terpasang infus D5% / RL
dilakukan pemeriksaan
1. pemeriksaan umum : pemeriksaan TTV
2. pemeriksaan leopod, DJJ, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan, dan
keadaan janin dalam rahim)
3. pemeriksaan duer kateter
4. evaluasi keseimbangan
terapi
1. sellativa : henobarbital 3 x 100 mg, vallium 3 x 20 mg.
menghindari kejang
1. magnesium sulvat : inisial dosis 20 mg IM. observasi : RR tidak kurang
dari 16 x / menit, reflek patela positif, urin tidak kurang dari 600 cc / 24
jam.
2. valium : inisial dosis 20 mg IV
3. bila terjadi ologourine diberikan glukosa 40 % Iv untuk menarik cairan
dari jarinagan sehingga dapat merangsang deuritis

setelah keadaan pre eklamsia berat dapat di atasi pertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan berdasarkan :
1. kehamilan cukup bulan
2. mempertahankan kehamilan sampai sampai mendeteksi cukup bulan.
3. kegagalan pengobatan PEB kehamilan diakhiri tanpa memandang umur

H. Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
identitas klien
keluhan utama : kaji TTV dan adanya perdarahan
riwatan kesehatan yang terdiri atas :
1. riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat pergi ke RS /
pada saat pengkajian
2. riwayat kesehatan masa lalu
riwayat pembedahan : kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien dan jenis pembedahan
riwayat penyakit dahulu : kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh
klien misalnya DM, jantung. hipertensi, dll
riwayat kesehatan keluarga : kaji adanya penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapt dalam keluarga
riwayat kesehatan reproduksi : kaji tentang menarche, siklus haid, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna, dan adanya dismenorea
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : kaji bagaimana keadaan anak,
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini.
riwayat seksual : kaji mengenai jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahan yang menyertainya.
pola aktivitas sehari-hari : kaji mengenai nutrisi, cairan, elektrolit, eliminasi,
istirahat tidur, hygine, ketergantungan baik sebelum dan saat sakit
Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi perkusi dan auskultasi mulai dari ujung
kepala sampai ujung kaki




Dx Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri b/d diskontuinitas jaringan yang ditandai dengan px tampak menyeringai,
skala nyeri ... nyeri berada di daerah bekas operasi (SC) rasanya seperti ditarik-
tarik & hilang timbul, sakit saat dibuat bertgerak secara tiba-tiba.
tujuan : nyeri berkurang
1. kaji tingkat skala nyeri
R/ menentukan sampai sejauh mana tingkat nyeri yang dialami oleh px
2. obs. TTV
R/ mengetahui keadaan umum px
3. berikan terapi sesuai program
R/ bentuk kolaborasi dalam menghilangkan nyeri
4. Anjurkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
R/ mengurangi rasa nyeri dengan cara pengalihan
5. berikan linkungan yang tenang dan nyaman
R/ mengurangi rasa nyeri dengan cara pengalihan
6. jelaskan tentang sifat nyeri dan kapan nyeri akan berkurang / hilang
R/ informasi dapat membantu mengurangi tingkat nyeri akibat kecemasan
2. Gangguan immobilitas fisik b/d luka bekas operasi (SC)
intervensi :
1. obs. TTV
R/ mengetahui keadaan umum px
2. anjurkan px untuk lebih banyak istirahat
R/ istirahat dapat memulihkan tenaga yang hilang
3. anjurkan px untuk mika/miki setelah 12 jam post op
4. anjurkan px untuk aktivitas ringan
R/ aktivitas ringan dapat mengurangi keletihan



DAFTAR PUSTAKA


Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid I. EGC : Jakarta.



Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC : Jakarta.
Donges, RE.(2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.
Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.
Bandung: Elemen.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. Diakses tanggal 27 Juni 2014.
George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-
online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 27
Juni 2014.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22463/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
tanggal 27 Juni 2014.

Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk
Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 27 Juni 2014.
Manuaba. (2001).Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.

Anda mungkin juga menyukai