Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. R P10001 NIFAS HARI KE-4


DENGAN INFEKSI PUERPERALIS
DI BPS Ny.Khoiriyah, AMD.KEB

Oleh :

1. Didin Rahayu
2. Iccha Widya
3. Sitti Nurul

D3 Kebidanan.2C

STIKES BINA SEHAT PPNI


MOJOKERTO
2011

1. Konsep dasar nifas / puerperium


1) Pengertian

Nifas / puerperium adalah masa pulih dari setelah partus selesai sampai
dengan kurang 6 minggu
(Hanifah, 2002)

Nifas / puerperium yaitu masa setelah seorang ibu melahirkan bayi


yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali terutama
alat kelamin bagian dalam.
(Kristina Ibrahim, 1998)

Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan


selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil lamanya
6 8 minggu
(Sinopsis Obstetri, 1999 : 225)

Nifas (Purperium) periode waktu atau masa dimana organ-organ


reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil.
(Perawatan Maternitas, 1999 : 225)

2) Periode-periode Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu setelah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan
b. Puerperium intermedia yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk perih dan sehat
bagi semua ibu nifas terutama bila selama 1 hari atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
(Mochtar Rostam (1998)

3) Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya
seperti sebelum hamil
Tinggi fundur uteri dan berat uterus menurut masa ivolusi
No
1
2
3
4
5
6

Involusi
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu

Tinggi fundus uteri


Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat simpisis
Tidak teraba di atas simpisis
Bertambah kecil
Sebesar normal

Berat uterus
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram

2. Bekas Implantasi Uri


a. Bekas implantasi uri plasenta segera plasenta lahir seluas 12 x 15
cm. permukaan kasar dimana pembulub darah besar bermuara
b. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombosa, disamping
pembuluh darah tertutup karena kontrak otot rahim
c. Bekas luka impantasi dengan cepat mengecil pada minggu ke 2
sebesar 6-2cm dan akhir pueprium sebesar 2 cm
d. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekorsis
bersama dengan lochea
e. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan
yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium
3. Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai injeksi akan sembuh
dalam 6-7 hari
4. Rasa sakit disebut afterpain (mules) disebabkan kontraksi uterus,
biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan
5. Lochea adalah cairan secret yang bersifat dari kavum dengan vagina
dalam masa nifas

Klasifikasi lochea :

Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, verniks kaseosa,
lanugo dan mekanium selama 2 hari pasca persalinan

Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender keluar pada hari ke
3-7 pasca persalinan

Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi keluar pada hari ke 714 pasca persalinan

Lochea alba
Keluar cairan putih setelah 2 minggu

Lochea purulenta
Terjadi infeksi,keluar cairan nanah berbau busuk

Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya

6. Ligamen-ligamen : ligament, fasia dan diafragma pelvis yang


meregang pada waktu persalinan dan setelah bayi lahir akan menurut
dan pulih kembali
4) Klinis Nifas
Keadaan umum ibu :
a. Suhu dapat meningkat 36,50 C dari keadaan normal tetapi tidak
melebihi 380 C
b. Nadi berkisar 60-80x / menit
c. Miksi : pembentukan air seni ileh hginjal meningkat
Ibu sering kesulitan BANK karena perasaan ingin BAK berkurang
d. Defakasi biasanya mengalami sembelit pada hari pertama post partum
5) Tanda-tanda bahaya masa nifas
a. Perdarahan pervaginam yang kuas buasa / tiba-tiba bertambah banyak
lebih dari haid bisa
b. Perdarahan pervaginam yang baunya menusk

c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen


d. Sakit kepala terus menerus nyeri ulu hati atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan wajah
f. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
6) Penanganan masa nifas
a. Kebersihan
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut Setidaknya 2 x
sehari, jika ibu mempunyai luka episidomi atau laserasi sarankan untuk
menghindari menyentuh luka
b. Istirahat
Anjurkan ibu agar istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali beraktivitas rumah
tangga secara perlahan-lahan tidur siang / istirahat selagi bayi tidur
c. Latihan
Dengan dada terlentang dengan lengan disamping menarik otot perut
selagi menarik nafas tahan nafas kedalam dab angkat dagu ke dada
tahan hitungan 1 sampai ke 5
d. Gizi
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori / hari. Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air / hari. Pil fe harus
diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari PP
minum capsul vitamin A 200.000 untuk agar bisa memberikan vitamin
A pada bayi melalui ASI
e. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna
memberi perlindungan terhadap infeksi selalu segar bersih dan siap
diminum, untuk meningkatkan suplai ASI ibu harus meningkatkan
istirahat dan minum

f. Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu.
Menggunakan BH yang menyokong payudara kompres dengan air
hangat dan dingin tiap pagi sore
7) Masalah-masalah pada masa Nifas
a. Adanya rasa motes / afterapain akibat rotraksi uterus biasanya selama
24 hari pasca persalinan
b. Kadang-kadang ditemukan keadaan hipertensi post partum tetapi akan
menghitung dengan sendirinya dalam kurang lebih 2 bulan tanpa
pengobatan
c. Keluarnya lochea
d. Adanya rasa nyeri bila ada luka jahit perineum
e. Adanya bendungan pada payudara
f. Adanya takut pada BAK BAB
g. Gangguan psikologis pada ibu nifas
2. Konsep Dasar Infeksi Puerperalis
1) Pengertian

Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh


masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas
(Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 689 )

Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua peradangan


alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Mochtar Rustam, 1998 : 413)

Infeksi puerperalis adalah infeksi peradangan pada semua alat


genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
meningkatnya suhu badan melebihi 380 C tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama 2 (dua) hari

2) Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti
eksugen, autogen danendogen. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari

50 % adalah strepto coccus dan anaerop yang sebenarnya tidak patogen


sebagai penghuni normal jalan lahir :
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :
o Streptococcus haematilicus aerobic
o Staphylococcus aurelis
o Escherichia coli
o Clostridium welchii
3) Faktor-faktor predisposisi infeksi puerperalis, diantaranya :
1. Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
2. Tindakan operasi persalinan
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketubahn dan bekuan darah
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam
jam
5. keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antpartum dan postpartum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi,
kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi seperti pneumonia,
penyakit jantung dan sebagainya.
4) Mekanisme terjadinya infeksi puerperalis
Terjadinya infeksi puerperalis adalah sebagai berikut :
a. Manipulasi penolong, terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam alat
yang dipakai kurang suci hama
b. Infeksi yang didapat dirumah sakit (nosakomial)
c. Hubungan seks menjelang persalinan
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum : persalinan lama terlancar ketuban
pecah lebih dari enam jam terdapat pusat infeksi dalam tubuh
5) Infeksi yang terlukalisir di jalan lahir
Biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena
tindakan persalinan dan pada bekas implantasi plasenta
a. Vulvitis, luka bekas episotomi atau robekan perbium yang kena
infeksi. Jaringan sekitar luka membengkak, tepi luka meraih dan
bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluarkan pus

b. Vaginatis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi, permukaan


mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus
c. Servisitis : infeksi pada serviks agar dalam dapat menjalar ke
ligamentum dan parametrium
d. Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam
waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium
e. Peritonitis
Terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapatjuga ditemukan
bersama-sama dengan salpingo-oofaritis dan seliltis pelvika, infeksi
nifas dapat menyebar melalui pembuluh linfe didalam uterus langsung
mencapai peritoneum dan menyebabkan peronitis
f. Septikomeia dan piemia
Keduanya merupakan infeksi berat.
pada septikemia :
1. Dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah
2. Sampai 3 hari post partum suhu menigkat dengan cepat
biasanya disertai menggigil, suhunya berkisar 39-400 C
3. Nadi meningkat / menjadi cepat (140-160 x / menit atau lebih)
Sedangkan pada piemia :
1. Penderita tidak lama post partum sudah merasa sakit
2. suhu agak meningkat (350 C)
3. Perut nyeri
Infeksi ini disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat
pathogen biasanya streiptoccocus haeomlyticus golongan A. infeksi
ini merupakan 50 % dari semua kematian karena infeksi nifas.
Pada septicemia kuman-kuman dari sarangnya diuterus,
langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan
ifeksi. Pada plemia terdapat dahulu trombofelbitis ini menjalar ke
venauterina, venatupogastrika dan / atau vena onari (tromboflebitis
pelvika)

g. Parametritis (sellulitis pelivika)


Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang daoat teradi
melalui beberapa jalan :
a) Dari servisitis atau endometritis dan tersebar melalui pembuluh
limfe
b) Langsung meluas dari servisitis kesadasar ligamentum sampai ke
parametritis
c) Penyeberangan sekunder dari tromboflebitis pelvika
h. Salfingitis
Salfingitis adalah perdangan dari adneksa terdiri atas salfingitis akut
dan kronik kadang-kadang walaupun jarang infeksi menjalin ketuba
fallopi, malahan ke ovarium
6) Pencegahan yang dapat dilakukan dalam upaya menurunkan infeksi
puerperalis sebagai berikut :
1. Pencegahan pada waktu hamil

Meningkatkan keadaan umum penderita

Mengurangi faktor predisposisi infeksi kala nifas

2. Saat persalinan

Perlukan dikurangi sebanyak mungkin

Perlukaan yang terjadi perdarahan post partum

Mencegah terjadi perdarahan post partum

Kurang melakukan pemeriksaan dalam

Hindari persalinan yang berlangsung lama

3. Kala nifas

Lakukan mobiliasi dini sehingga darah lokia keluar dengan lancar

Perlukaan dirawat dengan baik

Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi


nosokomial

7) Pengobatan Infeksi Kala Nifas

Sebaliknya segera dilakukan pengambilan (kultur) dari secret vagina,


luka operasi dan darah serta uji kepakaian untuk mendapatkan
antibiotiika yang tepat dalam pengobatan

Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat

Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan


antibiotikan spectrum luas (broad spectrum) menunggu hasil
laboratorium

Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita infus atau


tranfusi diberikan perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang
dijumpai

8) Pengobatan Kometarapi
a. Kemasan sulfonamide
b. Kemasan penislin
c. Tetrasiklin, ertiromisin dan kloramfenikal
d. Jangan diberikan politerapi antibiotika yang sangat berlebihan
e. Tidak ada gunanya memberikan obat-obatan yang mahal kalau
evaluasi penyakit dan hasil laboratorium tidak dilakukan
9) Tatalaksana
infeksi puerperalis
Infeksi Puerperalis

Faktor predispsisi
Hamil
Saat persalinan
Kala nifas

Gejala klinik
Iskal
General

Dasar Diagnosa Infeksi Puerperalis

Pencegahan Infeksi
Saat hamil
Saat persalinan
Saat kala nifas
Tugas Bidan
Mencegah Infeksi
Melakukan rujukan

Pengobatan
Lokal luka
Pengobatan Umum
Infeksi kala nifas
berat :
Rujuk ke RS
Operasi Penyela mat
jiwa

DAFTAR PUSTAKA

- Mochtar, Rustam,1998,"Sinopsis Obstetri",Jilid I,Jakarta:EGC


- Prawiroharjo,Sarwono,2002,"Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta
- Prawiroharjo, Sarwono,1997. "Ilmu Kebidanan", YPB, Jakarta.
- www.yahoo.com
- www.google.com

TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal Pengkajian

: 8 Januari 2012

jam : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian

: BPS Ny. Hj. Khoiriyah, Amd Keb

No. Register

: 20155

Oleh

: Penolong

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu

: Ny. "A"

Nama suami

: Tn. "K"

Umur

: 25 tahun

Umur

: 31 tahun

Pendidikan : SMU

Pendidikan

: SMU

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Alamat

: Simbaringin, Kutorejo

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan badannya panas dan mengeluarkan darah berbau sejak
4 hari setelah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 4 Januari 2012
jam 17.00 WIB.
3.

Riwayat Kebidanan
a) Riwayat haid
Menarche

: 13 tahun

Siklus haid

: 28 hari

Lama haid

: 7 hari

Warna

: merah kecoklatan

Banyaknya

: ganti pembalut 2-3 pada hari ke 1-4, ganti


pembalut 1-2 pada hari berikutnya.

Bau

: khas anyir

Disminorhea

:-

Flour Albus

:-

b) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


No
I

Kehamilan
UK
Peny.
Hamil

Persalinan
Jenis Pnlg

Peny.

Anak
Sex BB

H/M

Nifas
Peny

KB
Meneteki

ini

c) Riwayat persalinan sekarang


Anak lahir tanggal

: 04 Januari 2012

Jenis kelamin

: perempuan

Jenis persalinan

: spontan

Berat badan

: 3500 gram

Panjang badan

: 50 cm

Cacat

: tidak ada

4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke

:1

Lama kawin

: 1 tahun

Umur kawin

: 16 tahun

5. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun
dan menahun seperti DM, Jantung, asma, paru-paru dan lain-lain dan
ibu juga mengatakan tidak pernah dioperasi dan tidak pernah MRS
karena suatu penyakit.
b) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga, tidak ada yang
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti DM,
Jantung, asma, paru-paru dll. Dan tidak mempunyai keturunan kanker.

KET
metode

6. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Selama hamil

: makan 3 kali/hari, dengan porsi 1 piring nasi


lauk tempe, telur, ikan laut, telur, ikan laut
1 mangkok sayur (hijau-hijauan), minum air
putih 6-7 gelas/hari.

Setelah melahirkan : saat dikaji ibu makan nasi, lauk dan sayur,
minum 1 gelas teh hangat.
b. Pola eliminasi
Selama hamil

: BAK 5-6 x/hari, kuning jernih


BAB setiap hari 1 kali

Setelah melahirkan : BAK 3 x/hari


BAB 1 x/hari
c. Pola Istirahat
Selama hamil

: tidur siang 1 jam, tidur malam 6 jam

Setelah melahirkan : tidur siang 3 jam, tidur malam 5 jam


d. Pola aktivitas
Selama hamil

: ibu melakukan pekerjaan rumah seperti


mencuci, memasak dan membersihkan
rumah.

Setelah melahirkan : ibu tidak beraktivitas, hanya menggendong


bayinya dan belajar menyusui
e. Pola Personal Hygiens
Selama hamil

: mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas


3 x seminggu, ganti baju dan celana dalam
tiap setelah mandi atau tiap basah atau kotor.

Setelah melahirkan : mandi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, ganti


pakaian dalam dan pembalut setiap 2 x/hari.

7. Riwayat Psikologis
ibu merasa senang dan lega telah melahirkan bayi pertamanya dengan
selamat
8. Data Sosial Budaya
hubungan ibu dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik karena ibu
aktif.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

TD

: 130/100 mmHg

: 94 x/menit

Suhu

: 38,5C

RR

: 28 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik Khusus


a) Inspeksi
Kepala

: rambut hitam, ikal, bentuk kepala bulat, bersih,


tidak berketombe, tidak rontok

Muka

: pucat, bentuk ovale

Mata

: simetris, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus

Hidung

: simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,


tidak ada sekret

Mulut

: simetris, bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak


ada caries gigi

Telinga

: simetris, tidak keluar serumen, bersih

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada


pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis.

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Payudara

: payudara simetris, membesar, terdapat


hypervaskularisasi, dan adanya pengeluaran ASI

Abdomen

: terdapat linea migra, tidak ada luka bekas


operasi, UC baik

Genetalia

: terdapat lochea purulenta, terdapat luka bekas


jahitan, luka bekas jahitan masih basah dan
berwarna merah, membengkak, adanya pus
yang keluar dan berbau

Ekstremitas :Simetris, tidak oedem, tidak ada varises, warna


kuku pucat, warna kulit pucat.
b) Palpasi
Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada


pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis

Payudara

: konsistensi kenyal, colostrums sudah keluar,


tidak ada benjolan abnormal

Abdomen

: UC baik, TFU 2 jari bawah pusat, tidak ada


nyeri tekan

Genetalia

: terdapat nyeri tekan pada luka jahitan

c) Auskultasi
Dada

: tidak ada wheezing, atapun ronkhy

Abdomen

: tidak terdengar bising usus

3. Terapi
a.

Antibiotic (Ampicillin)

b.

Pamol

c.

Methergin

d.

Cefadroxil

e.

Metilergometrin

f.

Vit. C

g. Fe

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Tanggal

: 8 Januari 2012

Jam : 09.00WIB

Dx

: Ny. "A" PI00I Ab000 nifas hari ke-4 dengan infeksi puerperalis

Ds

: Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya secara normal

dengan BB/PB lahir 3500 gr/50cm. jenis kelamin perempuan.


Do

:
o pemeriksaan umum
KU

: baik

Kesadaran

: composmentis

TD

: 130/100 MmHg

: 94 x/menit

RR

: 28 x/menit

Suhu

: 38,5C

Masalah : Febris dan lochea berbau sehubungan dengan infeksi


puerperalis
Ds

: Ibu mengatakan badannya panas dan terasa nyeri serta berbau


pada bekas luka jahitannya.

Do

: - Pemeriksaan fisik
Kesadaran

: composmentis

TTV : TD

:130/100 mmHg

:94 x/menit

RR

:28 x/menit

Suhu

:38,5C

Genetalia :

Terdapat luka perineum bekas episiotomi

Keadaan luka masih basah dan

menyatu

(+)

Pengeluaran lochea purulenta

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


1. Sepsis
2. Subinvolusi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1.

Kolaborasi dengan tim medis


dalam pemberian terapi

2.

KIE tentang perawatan luka


episiotomi dan vulva higiene

V. INTERVENSI
Tanggal
Dx

: 8 Januari 2012

Jam

: 09.00

: Ny. "A" P1001 Ab000 nifas hari ke-4 dengan infeksi puerperalis

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas berjalan


normal, luka jahitan kering, infeksi teratasi, dan suhu dalam batas
normal
Kriteria hasil :

TTV normal

Keadaan umum baik

Infeksi teratasi sebagian

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ ibu lebih kooperatif
2. Observasi TTV, TFU, lochea dan UC
R/ Deteksi adanya komplikasi
3. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ ibu lebih termotifasi untuk sembuh
4. Ajarkan cara perawatan bayi pada ibu
R/ Perawatan bayi yang benar menghindari infeksi
5. Anjurkan ibu untuk minum obat cefadroxil (3 x 500 mg) dan
metilergometrin (3 x 1 tablet)

R/ Obat untuk proses penyembuhan


6. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berserat dan
juga minum air putih yang cukup
R/ membantu penyembuhan luka dan mencegah konstipasi

7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup


R/ memulihkan tenaga ibu
8. Beritahu ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau jika ada keluhan lain
R/ mengetahui keadaan ibu lebih lanjut
9. Lakukan kolaborasi dengan dokter
R/ Membantu pemberian terapi
Masalah I
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan kekeluargaan lochea berbau
1. Ajarkan pada ibu cara perawatan luka bekas jahitan
R/ agar tidak terjadi infeksi sekunder
2. Ajarkan pada ibu cara cebok yang benar
R/ Mengurangi infeksi
3. Beritahu ibu untuk ganti pembalut dan celana dalam tiap selesai BAK /
BAB
R/ mengurangi penyebaran infeksi
Masalah II
Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan kenaikan suhu tubuh
1. Beritahu ibu untuk banyak istirahat
R/ mengembalikan kondisi ibu
2. Beritahu ibu untuk banyak minum air putih
R/ mengganti cairan tubuh yang hilang akibat panas
3. Anjurkan ibu untuk kompres dingin
R/ Menurunkan suhu tubuh
4. Beritahu ibu untuk minum obat secara teratur
R/ agar ibu cepat sembuh

VI. Implementasi

Dx

: Ny. "A" P1001 Abooo Nifas hari ke-4 dengan infeksi puerperalis

1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan memberi salam


dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta menanyakan keluhan
yang dirasakan pasien
2. Lakukan observasi TTV, TFU, lochea, dan UC
TTV : TD

: 130 / 100 mmHg

: 38,50 C

: 94 x / menit

RR

: 28 x / menit

TFU : 2 jari dibawah pusat


Lochea : keluar lochea puralenta (lochea berbau dan bernanah)
3. Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa ibu mengalami infeksi puerperalis (infeksi pada
bekas jahitan) sehingga masih diperlukan perawatan
4. Memberitahu pada ibu cara merawat bayi, yaitu mandi 2 kali sehari, dan
setelah mandi, tali pusat dirawat dengan cara dibungkus dengan kasa
kering atau kasa yang diberi betadhine ataupun kasa yang diberi alcohol
5. Memberitahu ibu untuk minum obat cefadroxil (3 x 500 mg) dan
metilergometrin (3 x 1 tablet) secara teratur untuk mengurangi rasa nyeri
6. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berserat
seperti sayuran dan buah-buahan dan juga minum air putih yang cukup
agar BAB lancar dan luka cepat sembuh
7. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 6-8 jam untuk
membantu memulihkan tenaga
8. Memberitahu pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau jika ada keluhan
lain untuk mengetahui keadaan ibu lebih lanjut
Masalah I
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan keluarnya lochea berbau

1. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan luka bekas jahitan yaitu dengan
menggunakan kasa yang diberi betadhine kemudian dilapisi pembalut dan
diganti setiap selesai BAK / BAB dan setelah mandi miniaml 2 kali sehari
2. Mengajarkan pada ibu cara cebok yang benar yaitu membersihkan alat
genetalia dari depan dengan handuk / tissue ke belakang sampai anus lalu
dikeringkan
3. Memberitahu ibu untuk ganti pembalut dan celana dalam setiap habis
BAK / BAB agar infeksi tidak menyebar.
Masalah II
Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan kenaikan suhu tubuh
1. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup yaitu 6 - 8 jam agar kondisi ibu
cepat pulih
2. Memberitahu ibu agar banyak minum air putih karena kenaikan suhu
tubuh dapat menyebabkan dehidrasi
3. Memberitahu ibu untuk melakukan kompres dengan air dingin agar panas
tubuh bisa berkurang
4. Memberitahu ibu agar minum obat cefadroxil (3 x 500 mg) dan metil
ergometrin (3 x 1 tablet)
Evaluasi
Tanggal

: 8 Januari 2012

Jam : 10.00

Dx : Ny. "A" P1001 Abooo hari ke-4 dengan infeksi puerprealis


S

: Ibu telah mengerti dan paham tentang penjelasan yang diberikan oleh
petugas kesehatan

: Muka

: pucat

Mata

: konjungtiva pucat, sclera tidak icterus

Mulut

: bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries


gigi

Payudara

: terdapat hyperpigmentasi areola mammae, putting


susu menonjol, colostrum sudah keluar payudara
membesar, konsisten kenyal

Abdomen

: terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas operasu


UC baik TFU

Genetalia

: lochea purulenta sudah berkurang, luka bekas


jahitan agak kering dan tidak berbau, tidak ada
pembengkakan terdapat nyeri tekan pada luka
jatihan tidak ada pus yang keluar

: Ny. "A" P1001 Abooo nifas hari ke-4 dengan infeksi puerperalis
masalah teratasi sebagian

: - intervensi dilanjutkan
- KIE tentang nutrisi
- KIE tentang personal higiene
- Lanjutkan untuk mengkonsumsi obat sampai sembuh.

Anda mungkin juga menyukai