Anda di halaman 1dari 70

Modul

Pengarusutamaan
Gender

pengantar

Penyusunan

modul ini dilandaskan pada


wacana mengenai peranan media komunitas sebagai akses strategis
bagi saluran suara perempuan telah lama dikampanyekan oleh
berbagai pihak, terutama Women International World Asosiation
Community Radio (WIN-AMARC) Dalam Kebijakan Jender untuk
Radio Komunitas yang telah disusun oleh WIN AMARC ada 6 aspek
yang penting untuk diperhatikan oleh setiap radio komunitas, yaitu: 1)
akses perempuan ke frekuensi,2)Keterwakilan perempuan di udara
3)Kebutuhan khusus untuk perempuan minoritas 4) Representasi
perempuan di seluruh level manajemen radio 5) Penerapan

teknologi tepat guna 6) Pendanaan dan peningkatan kapasitas


untuk radio perempuan. Keenam aspek inilah yang diharapkan
menjadi pijakan bagi radio komunitas untuk menerapkan kebijakan
kesetaraan jender.
Terkait dengan kebijakan di atas, maka yang menjadi pertanyaan
adalah bagaimana dengan radio komunitas di Indonesia? Apakah
radio komunitas di Indonesia telah memiliki kesadaran untuk
menerapkan kebijakan jender di radionya? Berdasarkan hasil
penelitian singkat yang dilakukan oleh COMBINE Resource
Institution terhadap pengelola radio komunitas dan pendengar
perempuan di wilayah Cilacap, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
Lombok pada tahun 2010 menunjukkan bahwa cukup banyak
hambatan sosial dan budaya yang dialami oleh perempuan untuk
terlibat aktif dalam pengelolaan radio komunitas. Sementara
mereka yang sudah aktif masih perlu ditingkatkan kapasitasnya,
terutama dalam hal teknis. Temuan yang menarik adalah rata-rata
perempuan adalah pendengar setia radio komunitas yang sangat
potensial untuk terlibat lebih aktif dalam program radio. Namun
radio komunitas memang membutuhkan strategi yang efektif untuk
meningkatkan keterlibatan perempuan di dalam proses pengelolaan
informasi di radionya.
Pada tahun 2006, WIN AMARC mengadakan survey di radio
komunitas di wilayah Asia Pasifik yang meliputi Indonesia, Nepal,
Fiji, Malaysia, Afghanistan. Total ada sekitar 27 responden, 22
perempuan dan 3 laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka prosentase pengelola radio komunitas sebanyak 55%
adalah laki-laki dan 45% perempuan. Adapun yang menjadi
pemimpin sebanyak 72% adalah laki-laki dan 28% perempuan.

Modul Pengarusutamaan Gender

pengantar

Peran perempuan dalam radio komunitas paling besar di bidang


administrasi (46%), produksi (45%), dan Teknik (30%). Sementara
itu jika dilihat berdasarkan program, maka dari 25 radio komunitas
ada sekitar 1-25 jam program khusus perempuan setiap minggunya.
Dalam catatan penelitian ini, radio komunitas di Indonesia
yang menjadi sampel penelitian tidak memiliki program khusus
perempuan. Penelitian survey ini menunjukkan betapa masih
minimnya ketelribatan perempuan dalam pengelolaan radio
komunitas. Demikian pula dengan konten yang dikemas dalam
program masih sangat minim yang mengangkat isu-isu perempuan.
Masih timpangnya kesetaraan jender pada dunia media juga
diungkapkan oleh riset yang dilakukan Gender Link Tahun 2008
di Afrika Selatan. Tema risetnya adalah Women Still hitting Glass
Ceiling in Media menghasilkan temuan antara lain: Pertama,
perempuan sudah terwakili dalam newsroom, namun masih sangat
sulit menembus jajaran manajemen puncak. Kedua, media menjadi
lingkungan yang kurang ramah bagi perempuan terutama terkait
dengan isu diskriminasi dan pelecehan seksual. Ketiga, masih
terhadap pembagian kerja berbasis jender, misalnya jurnalis lakilaki bertanggung jawab terhadap isu-isu yang tergonong hard
beat seperti teknologi, ilmu pengetahuan, bencana, investigasi
mendalam, dan konflik bersenjata. Sementara jurnalis perempuan
lebih banyak terkonsentrasi pada isu yang tergolong soft seputar
kesehatan, gaya hidup, media, dan Ham. Keempat, perempuan
sulit mengharmonisasi kepentingan, dan tanggungjawab pekerjaan
sebagai jurnalis yang memiliki ritme kerja tidak teratur dengan
kepentingan dan tanggung jawab dalam rumah tangga.
. Masduki dan Ninik Sri Rahayu, Potret Kesetaraan Gender: Pada Redaksi Surat
Kabar di Yogyakarta. Yogyakarta: Komunikasi UII. 2010, hlm. 8-9

combine.or.id

Mengapa keterlibatan perempuan dalam radio komunitas menjadi


sangat krusial untuk diperjuangkan? masih berdasarkan hasil
penelitian survey WIN AMARC menunjukkan bahwa dampak
keterlibatan perempuan dalam radio komunitas antara lain:
perempuan memiliki wadah untuk menyalurkan persoalan
keseharian mereka dan memperoleh respons dari pihak luar.
Selain itu perempuan memperoleh pengetahuan atas hak-hak dan
kewajibannya. Peran mereka di dalam komunitas juga semakin besar
sehingga mampu mempengaruhi keputusan-keputusan yang terkait
dengan kepentingan perempuan dan keluarganya seperti masalah
kesehatan reproduksi, kesehatan anak, pendidikan, air bersih,
dan lain-lain. Pada titik ini, media komunitas bisa menjadi salah
satu sarana bagi perempuan untuk turut serta menyejahterakan
masyarakatnya. Apalagi di Indonesia yang hampir separuh dari
penduduknya adalah perempuan, maka Suara perempuan menjadi
penting dalam perencanaan kebijakan-kebijakan yang menyangkut
kepentingan publik. Mempertimbangkan suara perempuan
berarti membawa sekaligus kepentingan anak sebagai generasi
mendatang, dan juga orang tua.
Berdasarkan pemikiran inilah, perlu dikembangkan sebuah modul
untuk para pegiat radio komunitas yang bisa menjadi panduan untuk
pengarusutamaan jender pada lembaga maupun program di radio
komunitas.

Modul Pengarusutamaan Gender

bab i
Pendahuluan

Sasaran Pengguna
Modul ini akan digunakan oleh pegiat radio komunitas.

Tujuan Penyusunan Modul


Panduan bagi pegiat radio komunitas untuk mengintegrasikan
perspektif keadilan gender di dalam pengelolaan radio
komunitas (tidak terbatas di level organisasi)
Meningkatkan pengetahuan mengenai konsep gender
dan pemetaan isu bias gender di radio komunitas dan dan
komunitasnya

Memandu pegiat radio komunitas untuk memiliki keterampilan


analisis dan teknis Keterampilan analisis dan teknis untuk
mengintegrasikan pengarusutamaan gender di dalam radio
komunitas.

Cara menggunakan Panduan


Harus digunakan secara menyeluruh sesuai urutan yang logis
Bisa menggunakan materi pendukung lain sesuai konteks
pelatihan
Pengguna modul memahami ideologi gender, memahami
konteks sosial dan kultur masyarakat yang menjadi sasaran
pelatihan
Pengguna modul perlu melakukan proses checklist, pre test, dan
post test serta menyesuaikan dengan tujuan pelatihan.
Pengguna modul menyusun hasil review dan rencana tindak
lanjut.

Metodologi
Secara metodologis, penerapan modul ini menggunakan prinsip
belajar andragogi, bukan pedagogi. Apa bedanya? Secara
sederhana, pengertian pedagogi yaitu seni membimbing/memimpin/
mengajar anak, sedangkan andragogi bisa diartikan sebagai seni
mengajar orang dewasa.

Asumsi dasar yang digunakan dalam pelaksanaan prinsip belajar


andragogi adalah kesadaran akan konsep diri, pengalaman,
kesiapan belajar, dan orientasi belajar dari peserta atau subjek didik.
Adapun prinsip yang melandasi prinsip belajar andragogi:

10

Modul Pengarusutamaan Gender

combine.or.id

bab i PENDAHULUAN

Adanya partisipasi aktif dalam menentukan proses pembelajaran


yang dilakukan bersama oleh fasilitator
Subjek didik ditempatkan sebagai sumber belajar yang
memungkinkan tergalinya pengalaman baru. fasilitator harus
terbuka pada pengalaman, pengetahuan, ataupun cara pandang
baru yang mungkin ditawarkan subjek didik.
Kesiapan belajar berangkat dari kesadaran masing-masing
pribadi akan adanya kebutuhan untuk mengembangkan diri
bersama orang lain dalam kehidupan di masyarakat.
Setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan proses
belajar selama pelatihan, dilakukan secara demokratis melalui
pembahasan bersama, sehingga ada sebuah kesepakatan yang
adil bagi semua pihak.
Orientasi belajar berpusat pada pemecahan masalah yang
dihadapi. Pemaparan materi dalam modul akan berbasis pada
penyelesaian berbagai masalah, khususnya masalah bias
gender, yang terjadi dalam pengelolaan radio komunitas.

Jadi, proses belajar andragogis merupakan kegiatan belajar


mandiri yang bertumpu pada subjek didik, bukan pada guru yang
mengajarkan sesuatu. Dalam menciptakan proses belajar dengan
pendekatan partisipatif ini, fasilitator harus berusaha seoptimal
mungkin menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, yaitu yang
mendukung proses belajar mandiri.

Beberapa hal yang mendukung suasana belajar kondusif di


antaranya:

11

Pengaturan lingkungan fisik, sosial dan psikologis yang


kondusif.
Lingkungan fisik sebaiknya diatur supaya subjek didik merasa
aman dan nyaman dalam mengikuti keseluruhan proses
pembelajaran. Penataan ruangan, meja, dan kursi, diatur supaya
memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Untuk menghindari
kejenuhan, tempat belajar bisa dibuat sevariatif mungkin,
misalnya kegiatan tidak harus di lakukan di dalam ruangan. Bila
cuaca memungkinkan, diskusi atau kegiatan bisa dilkukan di
alam terbuka.

Lingkungan sosial dan psikologis yang kondusif merupakan


faktor yang membuat subjek didik merasa diterima, dihargai dan
didukung dalam proses belajar bersama. Fasilitator sebaiknya
selalu siap dan sigap membantu serta mendukung proses
belajar subjek didik. Fasilitator juga harus mengembangkan
suasana bersahabat, informal, dan santai. Lebih jauh,
suasana demokratis, kebebasan berpendapat, dan semangat
kebersamaan perlu dibangun bersama. Lebih baik hindari
berbagai bentuk pengarahan dari siapapun yang sifatnya top
down atau satu arah.

Menciptakan mekanisme untuk perencanaan bersama yang


partisipatif.
Salah satu mekanisme yang bisa ditawarkan adalah tersedianya
ruang diskusi dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Kontrak belajar yang berisi berbagai macam

12

Modul Pengarusutamaan Gender


Memformulasikan tujuan belajar yang memenuhi kebutuhan
bersama.
Tujuan belajar diformulasikan kembali berdasarkan kebutuhan
subjek didik, tanpa mengurangi substansi yang menjadi
pegangan bersama, yaitu prinsip adil gender.

Kreatif memilih/menciptakan metode.

bab i PENDAHULUAN

kesepakatan terkait dengan materi maupun hal-hal teknis,


sebaiknya dibahas di awal pertemuan, dan menjadi pegangan
bersama dalam keseluruhan proses pembelajaran.

Fasilitator perlu membekali diri dengan beragam metode yang


mungkin diterapkan dalam sebuah proses belajar bersama.
Ketika satu metode yang sudah disiapkan tidak cukup
membantu tercapainya tujuan belajar, fasilitator harus terbuka
pada perubahan, dan kreatif menentukan metode lain yang lebih
bisa mendukung tercapainya tujuan bersama.

Melakukan evaluasi dan refleksi.


Dalam setiap tahap pembelajaran, fasilitator harus selalu
melakukan evaluasi dan refleksi atas proses maupun hasil
belajar bersama. Di akhir proses, evaluasi dan refleksi dilakukan
sebagai dasar untuk menentukan rencana tindak lanjut.

Hal yang menjadi catatan penting kita bersama adalah, segala


sesuatu yang dipergunakan untuk melancarkan proses
pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan konteks lokal
combine.or.id

13

tanpa mengurangi substansi. Substansi mendasar yang menjadi


pegangan bersama yaitu, setiap keputusan yang dihasilkan
harus selaras dengan prinsip keadilan gender yang merupakan
prinsip utama dari keseluruhan materi yang dipelajari.

Sistematika modul
Setiap materi dalam modul ini mencakup:
Tujuan materi
Pokok bahasan
Metode pelatihan (pengalaman baik dari korban dan pelaku)
Alat bahan
Waktu
Bahan bacaan
Langkah-langkah
Catatan Kritis Fasilitator
Kata kunci
Referensi

Bacaan lebih lanjut


Knowles, M. (1984). Andragogi in Action. San Franscisco: JosseyBass.
Lunandi, A,G. (1987). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Gramedia.

14

Modul Pengarusutamaan Gender

bab ii
Pengetahuan dasar
tentang gender

Tujuan
Peserta mengetahui konsep seks, jender dan keadilan jender
Peserta mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan jender dan
menyadari faktor-faktor yang melanggengkan ketimpangan
jender
Peserta menyadari pentingnya menghapuskan ketidakadilan
jender dan tergerak membangun sikap hidup adil jender

Pokok Bahasan
Apa yang dimaksud dengan seks, jender dan keadilan jender?

17

Bentuk-bentuk ketidakadilan jender apa saja yang terjadi dalam


kehidupan masyarakat?
Faktor apa saja yang melanggengkan ketimpangan jender dan
apa pentingnya menghapuskan ketidakadilan jender dalam
masyarakat?
Sikap dan tindakan seperti apa yang bisa meminimalisir
ketidakadilan jender dalam masyarakat?.

Metode Pelatihan
Curah gagasan secara lisan (untuk mengeksplorasi pemahaman
peserta tentang konsep seks, jender, adil jender dan bias jender)
Role play (diskusi kelompok kecil, latihan, presentasi kelompok)
untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk ketidakadilan jender
dan faktor-faktor yang melanggengkan ketimpangan jender
berdasarkan pemahaman dan pengalaman peserta.
Relaksasi (pertanyaan-pertanyaan reflektif tentang pentingnya
menghapus ketidakadilan jender dalam masyarakat dan
membangun sikap hidup adil jender).

Alat Bahan
Tubuh
Beberapa alternatif ruang untuk diskusi dan latihan dalam
kelompok/persiapan roleplay.
Ruang yang cukup longgar untuk presentasi kelompok dan
relaksasi.
Spidol (board marker dan permanent marker)
White board/papan tulis/kertas plano
Sejumlah tema role play (ditulis dalam gulungan kertas kecil)
Kaset/file musik instrumental
Tape/laptop/properti untuk memutar musik.

18

Modul Pengarusutamaan Gender

120 menit

Bahan Bacaan
(Rangkuman singkat dari berbagai sumber)
Pemahaman Dasar Seputar Jender
Beberapa pengertian dasar yang perlu kita ketahui ketika
belajar tentang jender antara lain: apa itu seks, jender, adil
jender, dan sikap hidup adil jender. Istilah seks pengertiannya
erat dihubungkan dengan kelamin biologis manusia, sedangkan
jender pengertiannya dihubungkan dengan kelamin sosial.
Istilah jender ini menekankan bahwa kelamin sosial manusia
merupakan sebuah konstruksi, bukan sesuatu yang alami/
kodrati. Hal yang melatarbelakangi semakin populernya istilah
jender adalah timbulnya kesadaran bahwa yang perlu diteliti
dan digugat bukan hanya peran/representasi perempuan dalam
masyarakat, tetapi konstruksi identitas perempuan maupun lakilaki.

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

Waktu

Prinsip dasar adil jender terwujud jika segala kebijakan,


peraturan, norma dan cara hidup sehari-hari dalam masyarakat
selalu berdasarkan prinsip persamaan/kesetaraan/keadilan dan
non diskriminatif. Artinya, menempatkan hak dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan secara sama, sederajat, adil, dan tidak
dibedakan karena jenis kelamin mereka. Praktiknya, dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, bahkan bernegara, segala
pengambilan keputusan harus dilakukan berdasarkan dialog dan
combine.or.id

19

kesepakatan bersama, dengan selalu mengedepankan prinsip


dasar adil jender.
Bertolak belakang dengan prinsip dasar adil jender, bias jender
adalah segala situasi baik kebijakan, peraturan, norma, maupun
praktik hidup sehari-hari dalam masyarakat yang cenderung
membeda-bedakan laki-laki dan perempuan secara tidak adil,
tidak setara dan diskriminatif, karena perbedaan jenis kelamin
biologis mereka.
Beberapa keyakinan dasar berikut ini menjadi pegangan kita
dalam memahami masalah seputar jender dan bias jender:
Jender adalah konstruksi sosial. Artinya bukan sesuatu
yang sudah ada pada setiap manusia sejak lahir, melainkan
sesuatu yang terbentuk oleh budaya.
Konstruksi jender yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat, didasari budaya patriarki (dominasi laki-laki
dalam institusi-institusi sosial). Akibatnya, konstruksi jender
saat ini, cenderung merugikan perempuan lebih daripada
merugikan laki-laki.
Bisakah konstruksi jender berubah? Bisa, karena jender
adalah konstruksi sosial, maka pemahaman dan pemaknaan
jender bisa berubah seiring perkembangan pengetahuan,
perubahan cara pandang, dan praktik hidup sehari-hari
masyarakat.

20

Modul Pengarusutamaan Gender

Bagaimana cara kita untuk menjadi bagian dalam proses


perubahan menuju konstruksi sosial yang adil jender?
Caranya, dengan selalu bersikap adil jender sejak dalam
pikiran, selaras dengan semua perkataan, dan diwujudkan
dalam setiap perbuatan.
Bagaimana dengan perlindungan perempuan dalam hukum?
Sudah ada sejumlah undang-undang yang secara khusus
mengakomodir hak-hak perempuan (silahkan ditelusuri
lebih lanjut), tapi pada prinsipnya para pejuang keadilan
jender meyakini bahwa: Hak-hak asasi perempuan adalah
hak-hak asasi manusia. Jadi, hak asasi perempuan juga
dilindungi UU No 39 Th 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yaitu: Seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

Siapa yang bisa merubah konstruksi jender? Setiap orang


bisa menjadi bagian dari proses perubahan menuju
konstruksi sosial yang lebih adil jender.

Langkah-langkah
1. Introduksi dari fasilitator (5).
Fasilitator menjelaskan tujuan, metode, perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk sesi ini.

combine.or.id

21

Fasilitator memaparkan kata-kata kunci yang akan selalu


ditegaskan dalam keseluruhan proses, yaitu: seks, jender,
adil jender, bias jender, dan sikap hidup adil jender.
2. Fasilitator mengeksplorasi pemahaman peserta tentang arti katakata kunci yang sudah dipaparkan sebelumnya (metode: curah
gagasan secara lisan), dan memberikan penegasan tentang
pengertian umum untuk masing-masing kata kunci.
3. Fasilitator menjelaskan agenda selanjutnya, yaitu role play.
Tujuan role play ini:
Mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan jender yang terjadi
di sekitar kita.
Menyadari faktor-faktor yang melanggengkan ketimpangan
jender.
Prosesnya:
Fasilitator membagi peserta dalam tiga kelompok
(menyesuaikan jumlah peserta).
Fasilitator mengundi tema yang akan dimainkan dalam role
play oleh masing-masing kelompok. Alternatif tema yang
bisa ditawarkan:
Bias jender dalam keluarga
Bias jender dalam masyarakat
Bias jender dalam pengelolaan radio komunitas
dan sebagainya, disesuaikan dengan latar belakang dan
jumlah peserta
Kelompok diminta merahasiakan tema mereka dari
kelompok lain.

22

Modul Pengarusutamaan Gender

4. Peserta masuk kelompok untuk diskusi dan latihan (maks. 30)


5. Presentasi kelompok (@ 10 x 3 kelompok = 30).
Supaya forum lebih dinamis, setelah satu kelompok presentasi,
kelompok lain diminta menebak tema yang ditampilkan.
6. Penegasan dari fasilitator (10):
Menggarisbawahi poin-poin penting yang muncul dalam
presentasi kelompok.
Menambahkan bentuk-bentuk ketidakadilan jender yang
belum dimunculkan peserta.
Mengeksplorasi faktor-faktor yang melanggengkan
ketimpangan jender.

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

Fasilitator memberikan tugas yang akan dilakukan dalam


kelompok, yaitu:
Mendiskusikan bentuk-bentuk ketidakadilan jender apa
saja yang terjadi (terkait tema yang diperoleh masingmasing kelompok).
Mendiskusikan faktor-faktor apa saja yang
melanggengkan ketidakadilan jender tersebut.
Menyusun skenario kecil yang menggambarkan hasil
diskusi poin (1) & (2) dengan anggota kelompok sebagai
pemainnya (durasi waktu pentas 5 menit).
Latihan.

7. Fasilitator melontarkan pertanyaan ke forum:


Apakah ketidakadilan jender dalam masyarakat perlu
dihilangkan? Mengapa?

combine.or.id

23

Usaha apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir


ketidakadilan jender?
8. Fasilitator menggarisbawahi (bila perlu menambahkan)
pentingnya menghilangkan, atau setidaknya meminimalisir
ketidakadilan jender dalam masyarakat.
9. Fasilitator mengantar peserta masuk dalam proses relaksasi
untuk membangun sikap pribadi yang adil jender, sejak dalam
pikiran.
10. Relaksasi (5).
Fasilitator mengajak peserta mengambil posisi duduk serileks
mungkin, kemudian mengatur nafas dan membangun suasan
hening.
Fasilitator memutar musik instrumental dan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan reflektif pada peserta,untuk dijawab
dalam hati.
Pertanyaan reflektif yang bisa dilontarkan:
Apakah cara berpikirku selama ini sudah adil jender?
Ataukah cara berpikirku masih tidak adil jender?
Kepada siapa aku pernah bersikap tidak adil jender?
Apa yang sudah aku lakukan pada waktu itu?
Maukah aku merubah cara berpikir dan sikap hidupku
menjadi lebih adil jender?
Siapkah aku mewujudnyatakan sikap hidup adil jender dalam
hidup sehari-hariku?

24

Modul Pengarusutamaan Gender

Menegaskan kembali mengenai apa yang dimaksud


dengan seks, jender, keadilan jender, bias jender, bentukbentuk ketidakadilan jender yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, faktor-faktor yang melanggengkan ketimpangan
jender, pentingnya meminimalisir ketidakadilan jender dalam
masyarakat, dan sikap-perkataan-perbuatan yang bisa
meminimalisir ketidakadilan jender dalam masyarakat.
Sebagai penutup, fasilitator mengatakan:
Mari kita bersama berupaya bersikap adil jender sejak dalam
pikiran, selaras dengan semua ucapan/perkataan, hingga
terwujud dalam perbuatan, di sepanjang hidup kita.
Sekali lagi fasilitator menegaskan: Bersikap adil jender sejak
dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, adalah jalan hidup
kita bersama.

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

11. Catatan fasilitator (5)

Catatan Kritis
Harus dipikirkan dan disiasati supaya materi yang dibahas tidak
tumpang tindih dengan materi pemetaan isu perempuan di
komunitas.
Apabila muncul masalah keterbatasan waktu, poin-poin utama
yang dibahas bisa dibagi dalam dua bagian besar, tapi sebaiknya
pembahasan dilakukan dalam dua sesi yang berurutan.
Ajakan membangun sikap pribadi yang adil jender sejak dalam
pikiran, sebaiknya selalu ditegaskan kembali dalam keseluruhan
proses dan di akhir proses pelatihan.

combine.or.id

25

Kata kunci
Seks, jender, keadilan jender, bias jender, sikap hidup adil jender

Bacaan Lebih Lanjut


Esje, Gudon. (1997), Ketidakadilan gender dalam diskursus
kekuasaan, jurnal Wacana, No.7/Maret- April. (terlampir dalam
modul).
Holmes, Mary (2009), Gender and Everyday Life, London & New
York: Routledge.
Pilcher, Jane and Imelda Whelehan (2004), Fifty Key Concepts in
Gender Studies, London, Thousand Oaks, New Delhi: SAGE
Publications, 56-59.

26

Modul Pengarusutamaan Gender

pelatihan Pengarusutamaan Jender pada


Radio Komunitasdi Jogjakarta,27-29 Juli 2011, metode role
play telah dilaksanakan. Melalui metode ini hendak dicapai
pemahaman konsep adil jender, bias jender, yang terjadi
disekitar kita. Saat itu dibagi dalam tiga kelompok dan diberi
tema khusus. Masing-masing kelompok merancang skenario
dan menampilkannya dalam bentuk drama pendek.
Role Play oleh Kelompok I
Kelompok I mengangkat tema pelabelan negatif pada
perempuan di masyarakat.Kelompok I memulai petikan
dramanya dengan adegan seorang perempuan yang
sedang memandu talkshow mengenai isu perempuan.
Namun saat sedang asyik memandu, tiba-tiba suaminya
menelpon pihak radio komunitas serta memerintahkan
agar isterinya pulang. Pihak radio komunitas pun meminta
pemandu talkshow itu untuk segera pulang. Sesampainya
di rumah, sang suami marah-marah karena isterinya hanya
sibuk di radio dan tidak mengurusi anak. Tetangga yang
dititipi anaknya pun menuduh dirinya sebagai isteri dan
ibu yang tidak bertanggung jawab. Dalam diskusi dengan
para peserta, ternyata bias jender ini sering terjadi pada
perempuan yang aktif di radio komunitas. Sering terjadi
pelabelan negatif bagi perempuan yang keluar malam dan
tidak melaksanakan tugas-tugas rumah tangganya.

combine.or.id

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

Pada

27

Role Play oleh Kelompok 2


Kelompok ini mengangkat tema kekerasan di dalam rumah
tangga. Adegannya mengisahkan seorang ayah yang marah
karena tidak tersedia makanan dan minuman sepulangnya
dari kerja. Terjadi percekcokan terkait tugas seorang isteri,
dan suami menuduh isteri tak bisa mengelola uang. Sang
isteri lalu mengadu pada rekannya yang mengusulkan agar
dia minta cerai saja. Keinginan cerai ini disampaikan pada
seorang ustadz, namun beliau menyarankan agar si isteri
menerima saja perlakuan suaminya dengan tawakal. Para
peserta sepakat bahwa tema drama ini adalah bias jender
dalam keluarga, apalagi ada adegan pemukulan suami pada
isteri. Kemudian faktor pelanggeng ketidakadilan ini datang
dari pihak Ustadz.
Role Play oleh Kelompok III
Kelompok ini mengangkat tema ketidakadilan jender dalam
keluarga melalui kasus pendidikan.Adegan dimulai dari
percakapan suami dengan isterinya. Anak-anaknya yang
baru lulus SMU minta agarmereka bisa melanjutkan kuliah.
Sang Bapak meluluskan permohonan anak prianya, tapi
yang perempuan tidak diizinkan dengan alasan perempuan
berpendidikan tinggi akhirnya harus mengurus rumah tangga
juga. Di sini terjadi perdebatan, bahkan sang ibu mendukung
keputusan suaminya. Ia mengambil contoh dirinya sendiri,
yang tetap mengurus rumah tangga meskipun telah selesai
kuliah jenjang S2. Tiba-tiba saat sedang diskusi, datang lagi
anak laki-laki pertamanya yang minta dibelikan laptop. Sang

28

Modul Pengarusutamaan Gender

combine.or.id

bab ii PENGETAHUAN DASAR GENDER

suami langsung mengabulkan permintaan anak prianya.


Dalam adegan ini terlihat adanya bias jender di lingkungan
keluarga. Anak perempuan tidak memperoleh prioritas
dalam menjalani pendidikan tinggi.

29

bab iii
MEMEtakan isu
perempuan di komunitas
sebagai dasar
penentuan program
radio komunitas

Pengantar
Pemetaan ini dimulai dari pengalaman pribadi peserta, baik
sebagai perempuan dan laki-laki, keluarga, hingga pengalaman
relasi peserta dengan komunitasnya. Sesi ini dapat mengantarkan
peserta merancang program radio komunitas yang berperspektif
keadilan jender. Pada akhirnya, peserta memiliki komitmen untuk
mewacanakan keadilan jender ke dalam program radio komunitas
sebagai media mempromosikan hak-hak perempuan.

31

Tujuan
Peserta menyadari adanya masalah ketidakadilan gender
di dalam dirinya, keluarganya, dan lingkungannya. Melalui
penyadaran ini, peserta mengetahui bahwa persoalan
ketidakadilan gender tidak hanya sekedar konsep tetapi benarbenar berada di dalam dirinya dan lingkungannya.
Peserta dapat mengidentifikasi dan memetakan persoalan
ketidakadilan gender di adalam dirinya, keluarganya, dan di
komunitasnya.
Peserta diharapkan tertarik dan memiliki komitmen untuk
menganggap penting mewacanakan ketidakadilan jender ke
dalam program radio komunitas dan menjadi persoalan bersama
dikomunitasnya.

Pokok Bahasan
Masalah ketidakadilan jender bisa dialami oleh perempuan dan
laki-laki yang tidak hanya berada di luar dirinya tetapi benarbenar berada didalam dirinya, keluarganya, dan lingkungannya
yang lebih luas, yakni negara.
Masalah ketidakadilan jender bukan lagi hanya sebagai
masalah pribadi, tetapi sudah menjadi masalah publik. Disinilah
pentingnya kita membahas masalah ketidakadilan jender ini,
untuk mengubah menjadi kehidupan yang adil dan setara.
Masalah ketidakadilan jender melingkupi persoalan kekerasan
terhadap Perempuan baik pada level domestik maupun publik,
diskriminasi terhadap perempuan, beban ganda, streotipe
/stigma terhadap perempuan, peminggiran perempuan, dan
partisipasi perempuan rendah di ruang publik.

32

Modul Pengarusutamaan Gender

Metode Pelatihan
Curah gagasan/sharing pengalaman
Pohon masalah
Telaah Kasus

Alat Bahan
Kertas metaplan,spidol, kertas plano, selotip kertas, kartu, stiker
warna-warni dengan berbagai macam bentuk
CD film, LCD, Laptop, ( jika dipilih sbg metode)
Gambar pohon dengan akar dan ranting-rantingnya yang atraktif
(ukuran besar)

Waktu
90 Menit

Langkah-langkah
1. Fasilitator menjelaskan secara ringkas tujuan, metode, dan
berapa waktu yang dibutuhkan dari sesi ini
2. Fasilitator mengajak peserta untuk duduk melingkar untuk
mengakrabkan suasana diantara peserta dengan memulai
menyanyikan sebuah lagu yang sudah dikenal oleh peserta. Metode menyanyi dianggap bisa mencairkan suasana.

bab iii MEMETAKAN ISU DAN PENENTUAN PROGRAM

Radio Komunitas memiliki potensi melakukan perubahan bagi


kehidupan perempuan melalui penyebaran isu-isu keadilan
jender.

3. Setelah peserta dianggap siap, buatlah peserta berpasangpasangan, untuk mencurahkan persoalan ketidakadilan gender
combine.or.id

33

baik dari pengalaman pribadinya, keluarganya, maupun


komunitasnya.
4. Fasilitator memandu presentasi per pasangan.
5. Fasilitator memandu peserta untuk menyebutkan kategori
persoalan yang baru saja dipresentasikan. Pertanyaan kunci:
termasuk kategori apa persoalan yang disampaikan temanteman tadi? Misal: kesehatan reproduksi; KDRT; stigmatisasi
perempuan; dll. (istilahnya disesuaikan dengan konteks lokal,
misalnya penyebutan dalam bahasa daerah)
6. Fasilitator menuliskan kategori persoalan yang disebutkan
peserta, dan memandu brainstorming untuk menempelkannya
pada peta masalah: di radio komunitas atau di masyarakat.
Pertanyaan kunci: kasus tersebut terjadi dalam masyarakat atau
radio komunitas?
Persoalan Ketidakadilan Gender
Radio Komunitas

Masyarakat

7. Fasilitator Mengajak peserta untuk melakukan eksplorasi lebih


dalam terhadap temuan peserta tentang persoalan ketidakadilan
gender yang terjadi (yang dipresentasikan) dengan metode
pohon masalah, yakni untuk menguak hingga akar persoalan.
Fasilitator menjelaskan bahwa hal ini dimaksudkan sebagai

34

Modul Pengarusutamaan Gender

8. Fasilitator memberikan gambaran tentang arti bagian-bagian


dalam pohon masalah: (1) bagian daun adalah fenomena; (2)
bagian batang: faktor penguat; (3) bagian akar: akar persoalan.
9. Fasilitator memandu brainstorming eksplorasi persoalan melalui
pohon masalah. Basis eksplorasi adalah persoalan ketidakadilan
jender yang telah dikategorikan sebelumnya. Perta- nyaan kunci:
Apa yang menyebabkan terjadinya fenomena ketidakadilan
jender yang ada? Mengapa? Pandu eksplorasi hingga
menemukan akan masalahnya.
10. Fasilitator memandu peserta untuk memetakan hasil
eksplorasi yang dilakukan ke dalam pohon masalah; fasilitator
menuliskannya dalam gambar pohon masalah pada kertas plano.
Tulis warna yang berbeda untuk akar masalah dengan factor
penguat di batang maupun ranting pohon, jadi kalau di akar
masalah di tulis merah di batang maupun di ranting bisa biru,
kuning atau warna yang lain. Berikanlah kesempatan kepada
peserta untuk menanggapi atau mengklarifikasi apa yang
dipetakan oleh fasilitator dan peserta.
11. Untuk mempertajam temua-temuan tersebut, fasilitator
mendiskusikan dan menganalisis bersama.

bab iii MEMETAKAN ISU DAN PENENTUAN PROGRAM

basis pijakan untuk menentukan langkah penyelesaian masalah


melalui program-program yang bisa diangkat oleh radio
komunitas.

12. Fasilitator memberikan penekanan kembali atas apa yang


dipetakan bersama-sama dari hasil diskusi tersebut.
combine.or.id

35

Catatan Fasilitator
Bangun suasana yang kondusif dan akrab agar peserta mau
berbagi pengalaman dengan peserta lain. Karena bukan hal
yang mudah mengungkapkan pengalaman ketidakadilan jender
kepada orang lain. Selama ini persoalan ketidakadilan gender
masih dianggap masalah pribadi.
Dalam berbagi pengalaman kemungkinan bisa membutuhkan
waktu yang agak lama, fasilitator diharapkan bisa menjadi time
keeper agar peserta bisa membatasi waktu bercerita kepada
pasangannya.
Ada kemungkinan peserta untuk tidak bisa menceritakan
pengalaman buruk (ketidakdilan jender) kepada orang lain. Oleh
karena itu, fasilitator berusaha membangun komitmen bersama
untuk saling menjaga kerahasiaan tersebut.
Sesi ini juga perlu ditekankan bahwa ketidakadilan jender
berdampak tidak saja pada perempuan tetapi juga laki-laki.
Hal ini dimaksudkan agar peserta laki-laki juga melihat bahwa
merekapun sebenarnya juga korban adanya konstruksi jender
ini.

36

Modul Pengarusutamaan Gender

pemetaan isu jender pada komunitas,


fasilitator membagi peserta menjadi satu pasang yang
terdiri dari wilayah berbeda. Setiap pasang diminta untuk
mengisahkan persoalan ketidakadilan jender yang terjadi
di lingkup pribadi dan komunitasnya. Cerita tersebut akan
dituliskan di meta plan dan akan menjadi sebuah fenomena
ketidakadilan jender.
Setelah selesai diskusi, maka perwakilan kelompok
menempelkan meta plan ke gambar pohon yang dipasang
di whiteboard. Fasilitator sebelumnya menggambar pohon
masalah dengan membedakannya menjadi fenomena, faktor
penguat, dan akar masalah. Kemudian diletakkanlah meta
plan yang telah ditulis oleh peserta. Berdasarkan meta plan
yang muncul, maka langsung dikategorikan apakah masuk
dalam kategori fenomena, faktor penguat, atau akar masalah.
Sebagai contoh:

Meta plan 1
Perempuan tidak boleh beraktivitas di luar rumah, terutama
yg melibatkan lawan jenis. (Fenomena) (diskriminasi dan
subordinasi)
Pendidikan yg berbeda antara pria dan perempuan
(fenomena) (diskriminasi)
Keterlibatan perempuan sangat kurang di organisasi
(fenomena) (marginalisasi)

combine.or.id

bab iii MEMETAKAN ISU DAN PENENTUAN PROGRAM

Dalam

37

Meta Plan 2
Stereotip masyarakat terhadap perempuan yang aktif
organisasi masih negatif. (fenomena)
Dominasi pria terhadap pemenuhan ekonomi keluarga.
(Faktor penguat sekaligus fenomena) (marginalisasi)
Kegiatan perempuan sebatas pelengkap (fenomena)

Meta Plan 3
Adanya bias jender pada laki-laki, yaitu waktu siaran lebih
sering digunakan oleh perempuan. Pria bahkan memperoleh
waktu lebih malam sehingga penyiar pria tidak mendapat
jatah siaran sebanyak perempuan (kasus Ruyuk FM).
Partisipasi masyarakat masih kurang dalam mendukung siaran
perempuan. (Faktor penguat)
Orang-orang sering memberikan stigma negatif tanpa adanya
bukti. (fenomena) (misalnya memberi label bahwa pria dan
perempuan yang sering keluar malam merupakan orang yang
tidak baik)
Wanita tidak diberi kesempatan untuk mengaktualisasi diri.
(fenomena)

Meta plan 4
Perempuan tidak pernah dilibatkan dalam ganti rugi asset.
Seperti di lapindo 80% asset dimiliki perempuan, tapi ketika
negosiasi ganti rugi asset malah tidak dilibatkan (fenomena)
Dominasi pria dalam pengambilan keputusan. (Fenomena)
Pelabelan negatif bagi perempuan bila pulang malam hari
Kurangnya peran serta perempuan produktif. (fenomena)

38

Modul Pengarusutamaan Gender

Adapun fenomena yang terjadi ialah:


Keterlibatan perempuan yg masih minim di rakom,
merupakan fenomena masyarakat
Dominasi laki-laki dalam pengambilan keputusan muncul
di pelaksanaan rakom
Pelabelan negatif dari masyarakat bagi perempuan yang
aktif di radio komunitas
Lalu fasilitator mengajak peserta menggali lagi penyebab
dari adanya fenomena dominasi pria dalam radio komunitas.
Adapun penyebabnya antara lain:
Pria dianggap lebih tegas dalam berpikir
Perempuan dianggap kurang kompeten baik dari segi
pendidikan, dan kenyataannya SDM perempuan memang
lebih rendah. (faktor penguat adalah tingkat pendidikan
yang biasa dienyam perempuan)
Perempuan biasa menerima apa adanya
Perempuan dianggap lebih sering menggunakan hati
Ada anggapan bahwa wilayah publik merupakan dominasi
pria,sementara perempuan khusus wilayah domestik.
Rakom dianggap ruang publik juga, apalagi ada konstruksi
sosial bahwa suara itu termasuk aurat. (1 akar masalah
berasal dari tafsir agama yg bias)

combine.or.id

bab iii MEMETAKAN ISU DAN PENENTUAN PROGRAM

Berdasarkan tulisan yang ada di meta plan, maka fasilitator


berusaha memetakan fenomena yang dialami oleh peserta
dalam lingkup radio komunitas dan masyarakat.

39

Inisiatif pegiat rakom perempuan rendah/kurang karena


didukung SDM yang memang sedari awal rendah
Dalam beberapa kasus perempuan memang tidak
diberi kesempatan untuk tampil dan bersiaran di rakom,
seperti pengalaman rakom di Aceh. Ada hukum positif yg
menghalangi aktualisasi dan partisipasi perempuan.
Setelah melakukan invetarisir penyebab dari fenomena maka
dilanjutkan dengan diskusi yang lebih dalam diantara peserta
untuk mencari akar masalah. Dalam pelatihan sesi ini, fasilitator
menggarisbawahi bahwa akar masalah yang tercatat dari
diskusi ini adalah konstruksi sosial alami dan konstruksi agama.
Diharapkan bias jender dengan akar masalah ini bisa menjadi
landasan bagi program isu jender di radio komunitas.

Sumber
Laporan Pelatihan Pengarusutamaan Jender pada Radio
Komunitasdi Jogjakarta, 27-29 Juli 2011 yang melibatkan 11 radio
komunitas dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY

40

Modul Pengarusutamaan Gender

bab iv
Membaurkan
pengarusutamaan
gender dengan radio
komunitas

Pengantar
Pengarusutamaan Gender (PUG-gender mainstreaming) pada
radio komunitas akan masuk pada dua ranah: kelembagaan dan isi
program on- air dan off-air. Dalam hal kelembagaan, radio komunitas
memiliki sifat terbuka yang mewakili keragaman dalam komunitas
yang biasa disebut dengan Dewan Penyiaran Komunitas (DPK)
dan Badan Pelaksana Penyiaran Komunitas (BPPK). DPK berperan
sebagai perwakilan warga, penyalur harapan, sekaligus pemantau
pertanggungjawaban, keterbukaan, dan kedipercayaan radio
komunitas. Sedangkan BPPK lebih sebagai lembaga pelaksana

43

yang bertugas menerjemahkan kebijakan-kebijakan DPK dan


mewujudkannya dalam program siaran on-air maupun off-air
bersama komunitas. Pengelola radio komunitas harus memiliki
kemampuan untuk memetakan peran dan posisi perempuan di
dalam radio komunitas serta kemampuan menjawab tantangan dan
hambatan keterlibatan perempuan untuk turut menentukan arah
perjalanan radio komunitas.
Dalam hal isi program on-air maupun off-air, perbincangan gender
haruslah masuk pada isi dan langkah-langkah pelaksanannya.
Dengan menjadikan cara pandang adil gender dalam setiap tajuk
program (strategi komunikasi) maupun menjadi tajuk tersendiri
(menjadikan tema gender sebagai tajuk khusus, misalnya,
musyawarah tentang pentingnya keterwakilan perempuan dalam
pertemuan-pertemuan di desa).

Tujuan
Peserta mampu memetakan peran dan posisi gender dalam
radio komunitas dan memahami kondisi yang dihadapinya
Peserta mampu memetakan hambatan keterlibatan perempuan
dalam pengelolaan radio komunitas
Peserta mampu menyusun program on-air dan off-air dengan
cara pandang adil gender
Peserta mampu menyusun kiat komunikasi dengan cara
pandang adil gender

Pokok Bahasan
Penentuan peran dan posisi perempuan serta laki-laki dalam
radio komunitas

44

Modul Pengarusutamaan Gender

Metode Pelatihan
Rembuk Kelompok
Curah Pendapat (brainstorming)

Alat Bantu Belajar


Bagan Telaah PUG
Telaah Contoh Kejadian
Gambar

Waktu Keseluruhan
8-10 jam

Langkah-Langkah
Tahap Awal
1. Pendamping (fasilitator) memberikan penjelasan tujuan dari
materi pelatihan
2. Pendamping memandu curah pendapat tentang kerangka dan
ruang lingkup PUG dalam radio komunitas
Pertanyaan kunci:
a. Apa yang dimaksud dengan PUG?
b. Apa saja ruang lingkup PUG pada radio komunitas?
3. Pendamping mengkerangkai rembuk peserta tentang kerangka
dan ruang lingkup PUG pada radio komunitas.
4. Pendamping memberikan gambaran tentang 4 rukun gender
(akses, keterlibatan, pengawasan, manfaat) sebagai alat ukur
combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

Penentuan hambatan keterlibatan perempuan dalam radio


komunitas
Penentuan kebijakan radio komunitas
Penentuan program radio komunitas

45

PUG pada radio komunitas, baik dalam kelembagaan maupun


program). Waktu pelaksanaan langkah 1-4: 2 jam.
5. Pendamping mengajak peserta untuk membagi diri menjadi 2
kelas: (1) kelas A membahas PUG dalam kelembagaan radio
komunitas; (2) kelas B membahas PUG dalam program siaran
radio komunitas.
Kelas A: PUG dalam Kelembagaan Radio Komunitas
1. Pendamping memandu curah gagasan tentang bagian-bagian
dalam kelembagaan radio komunitas
Pertanyaan kunci:
Apa saja bagian-bagian yang ada dalam kelembagaan radio
komunitas?
Pendamping membagi peserta dalam kelompok untuk
melakukan cerminan atas keadaan kelembagaan radio
komunitas dengan menggunakan 4 rukun gender sebagai
alat telaah (selanjutnya lihat tabel Panduan Rembuk)
Pendamping memandu rembuk pleno kelompok
Pendamping mempersilakan semua kelompok (satu per
satu) untuk memaparkan hasil rembuknya
Setelah semua melakukan pemaparan, pendamping
memandu memetakan dan melengkapi hasil rembuk
peserta kemudian menjadikannya dalam satu bentuk
atau tabel
Pendamping menjadikan rembuk tahap ini sebagai
pijakan untuk masuk pada rembuk berikutnya.

46

Modul Pengarusutamaan Gender

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

Pendamping membagi kembali peserta dalam kelompok


untuk merancang bentuk kelembagaan radio komunitas
dengan cara pandang adil gender
Kelompok 1: merancang aturan main tentang struktur
kepengurusan dan kultur yang adil gender dalam radio
komunitas
Panduan diskusi:
Berapa besaran keterwakilan perempuan dalam
struktur DPK dan BPPK termasuk struktur penyiaran
yang terdiri dari pemogram, teknisi, reporter, dan
penyiar?
Persyaratan adil gender dalam struktur
kepengurusan
Tata cara berhubungan yang tidak merendahkan
atau memojokkan perempuan.
Kelompok 2: merancang aturan main program dengan
cara pandang adil gender dalam radio komunitas
Panduan diskusi:
Ketentuan tentang penggunaan kiat berhubungan
dengan cara pandang adil gender dalam setiap
program off-air dan on-air
Ketentuan tentang ruang tema perempuan dalam
program on-air dan off-air
Kelompok 3: merancang aturan main pengambilan
keputusan dan penjaringan harapan bercara pandang
adil gender dalam radio komunitas
Panduan diskusi:
Jenis-jenis pengambilan keputusan dan penjaringan
harapan dalam radio komunitas

47

Panduan rembuk: Isilah tabel berikut!


Dukungan
Radio Komunitas

Tingkat Kelembagaan
radio komunitas:
Aturan
Struktur
Kelembagaan
Kebudayaan
lembaga
(poster dalam
ruangan, cara
berkomunikasi,
dan lain-lain)

48

MasyarakatKomunitas
Bentuk
dukungan
dari kelompok
perempuan?

Modul Pengarusutamaan Gender

Kebijakan

SDM

Lembaga
Bentuk
dukungan dari
organisasi
atau ormas
perempuan?

Adakah kebijakan tentang

Keterlibatan
aturan keterlibatan
perempuan
perempuan dalam struktur
dalam radio
kepengurusan (DPK,
komunitasnya
BPPK termasuk struktur
Peningkatan
penyiaran seperti teknisi,
kemampuan
reporter, penyiar, dan
untuk perempuan
pemogram?
dalam
Adakah aturan-aturan
pengembangan
khusus yang terkait
pengetahuan.
dengan kebutuhan
perempuan?
Adakah aturan bahwa
penempelan poster di
dalam ruangan tidak
melecehkan perempuan?
Adakah aturan tata
tertib berhubungan yang
tidak merendahkan atau
memojokkan perempuan?
Misalnya kata wanita
diganti dengan kata
perempuan?
Adakah aturan tentang
keharusan menggunakan
cara pandang adil gender
dalam penyusunan
program on-air dan offair maupun dalam kiat
berhubungan?
Adakah aturan tentang
keterlibatan perempuan
dalam setiap pengambilan
keputusan dalam radio
komunitas, termasuk
dalam penyusunan
program on-air maupun
off-air?

Ket
Akses

Apakah radio
komunitas
mendasarkan pada
data terpilah baik
kualitatif maupun
kuantitatif untuk
kepentingan lembaga
dan penyusunan
program?

Apakah
perempuanperempuan
yang terlibat
dalam
lembaga radio
komunitas bisa
mengakses
sumber daya
yang ada
dalam radio
komunitas? Apa
bentuknya?

Pengawasan
Apakah
perempuan
punya hak
mengawasi
lembaga?
Bentuknya
apa?

Keterlibatan
Apa bentuk
keterlibatan
perempuan
dalam lembaga
itu?

Manfaat
Apakah
keterlibatan
perempuan itu
memberikan
manfaat bagi
perempuan itu
sendiri? Apa
bentuknya?

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

Telaah
Sistem Data

49

Keterwakilan perempuan dalam setiap pertemuan


pengambilan keputusan dan penjaringan harapan
(kepesertaan)
Tingkat daya tawar perempuan dalam setiap
pengambilan keputusan dan penjaringan harapan.
Kelompok 4: merancang upaya peningkatan pengelolaan
sumber daya (SDM dan sumber pendanaan) untuk
mendukung PUG dalam radio komunitas
Panduan diskusi:
Upaya yang bisa dilakukan agar SDM dalam radio
komunitas ( DPK, BPPK termasuk struktur penyiaran)
memiliki kesadaran, tekad, dan bercara pandang adil
gender yang kuat
Pengelolaan anggaran adil gender atau tanggap
gender.
Kelompok 5: merancang format data terpilah menurut
jenis kelamin pada radio komunitas.
Bentuk data pilah tentang struktur kelembagaan
radio komunitas
Bentuk data pilah tentang pendengar yang terjaring
Bentuk data pilah kependudukan di desa tempat
radio komunitas ada (sebagai pijakan penyusunan
program siaran)
Bentuk data pilah keterlibatan perempuan dalam
pertemuan pengambilan keputusan dan penjaringan
harapan radio komunitas (data angka dari tahun ke
tahun)
2. Pendamping memandu proses rembuk pleno kelompok

50

Modul Pengarusutamaan Gender

4. Pendamping menutup tahap rembuk kelas A, dan memandu


peserta untuk memilih perwakilan kelas yang akan
memaparkan hasil rembuk kelas A dalam pleno dengan
kelas B.
Kelas B: Pengarusutamaan Gender dalam Program Siaran
1. Pendamping mengajak peserta bercermin mengenai proses
pembuatan program siaran di radio komunitas masing-masing
Peserta memasang satu program suara yang pernah dibuat
oleh peserta
Pendamping mengajak peserta untuk menelaah program
suara dengan melihat sisi bahasa, isi, penekanan, dan cara
menyiarkannya
2. Pendamping membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk
merancang sebuah kiat berhubungan
3. Pendamping memandu peserta untuk membuat kiat
berhubungan berlandaskan pada acuan-acuan di bawah ini:
Petakan perbincangan gender di komunitas Anda
Berdasarkan tema yang Anda pilih, apakah pesan yang ingin
Anda sampaikan?

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

3. Pendamping menandaskan bahwa apa yang dirembukkan


oleh peserta adalah pokok-pokok dari Standar Operasional
dan Prosedural (SOP-code of conduct) radio komunitas
sebagai panduan menjalankan radio komunitasbisa masuk
dalam AD/ART juga.

51

Siapakah pendengar yang Anda sasar?


Sasaran pendengar radio komunitas. Adalah warga
komunitas itu sendiri. Namun, perlu dipertajam lagi, siapa
dari komunitas yang akan menjadi pendengar. Apakah
anak-anak, remaja, orang tua, laki-laki, atau perempuan.
Dengan menentukan calon pendengar, maka radio
komunitas bisa melanjutkannya dengan mengenali ciri
khas calon pendengarnya. Secara umum, maka calon
pendengar ditentukan berdasarkan: lokasi, usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan status (menikah/tidak menikah)
Kenali pendengar Anda. Setelah menentukan calon
pendengar, maka radio komunitas berusaha mengenali
ciri khas pendengarnya. Adapun ciri pendengar bisa
menggunakan beragam ukuran: gaya hidup, pola
penggunaan media, pola akses radio komunitas, dan
lain-lain.
Gaya hidup. Sebagai contoh untuk program yang
ditujukan bagi kelompok usia muda, maka perlu
mengenali ciri umum anak muda seperti dinamis,
tidak suka terlalu banyak ceramah, menyukai
hal yang lebih menarik dengan bahasa terkini.
Dalam cakupan pengembangan program untuk
PUG dengan calon pendengar perempuan yang
sudah menikah berusia 25 tahun, maka kita perlu
mengenali cirinya.
Pola hidup target pendengar. Pola atau putaran
hidup sangat penting diketahui agar radio komunitas
dapat menentukan jam siaran yang tepat untuk
sasaran pendengarnya. Sebagai contoh, putaran
hidup ibu-ibu, misalnya, pukul 04.00 WIB sudah

52

Modul Pengarusutamaan Gender

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

bangun dan menyiapkan makanan untuk anak-anak.


Akses terhadap Media. Perlu mengetahui peringkat
media apa saja yang diakses oleh sasaran
pendengar (televisi, radio, internet, koran, dan
majalah)
Kemudian khusus untuk radio komunitas, perlu
diketahui: Kapan pendengar mendengarkan radio
komunitas?; Program yang disukai dan tidak disukai?;
Isu yang diminati oleh pendengar?; Dan Waktu
mendengarkan radio komunitas?
Pengemasan Program Siaran
Setelah menentukan tema, pesan, dan sasaran pendengar
yang hendak dibidik, maka kini sangat penting untuk
menentukan jenis program siaran yang tepat untuk
memastikan sebuah pesan tersampaikan kepada sasaran.
Untuk sebuah pesan, maka bisa menggunakan beberapa
jenis program siaran, seperti: Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
untuk membangun kesadaran tentang sebuah perbincangan.
Lalu untuk memperdalam tema tertentu, bisa menggunakan
drama radio atau berita kisah.
Dampak yang diharapkan
Tentukan dampak yang diharapkan dari pendengar. Sebagai
contoh, pada tahap pertama adalah menyebarkan informasi
mengenai sebuah tema, sehingga dampak yang diharapkan
adalah warga menyadari tema tertentu. Kemudian di
tahap selanjutnya, ada pendalaman tema dengan harapan
pendengar dapat melakukan tindakan atau bersikap
terhadap suatu tema

53

Mengukur Dampak Penyiaran


Pertanyaan dasar penelitian penyiaran biasanya terkait
dengan siapa pendengar program, di wilayah mana
pendengar yang akan dituju berada, dan bagaimana
tanggapan mereka terhadap isi dan kemasan program.
Pengelola media berkepentingan besar terhadap hasil
penelitian itu sebab mereka akan menggunakannya untuk
meyakinkan para pemasang iklan atau kerjasama dengan
pihak lain.
Inti kerja penelitian penyiaran sebenarnya untuk
mendapatkan umpan balik dari pendengar. Media
penyiaran membutuhkan umpan balik sebagai tolok-ukur
keberhasilan program siaran yang mereka kelola. Dalam
bahasa yang sederhana, umpan balik adalah seluruh
informasi yang berasal dari pendengar. Di era kekinian,
dunia penyiaran sudah layaknya dua orang yang sedang
berbincang-bincang. Pesan atau informasi yang disiarkan
sebisa mungkin mendapat umpan balik dari pendengar.
Setiap tanggapan yang diberikan pendengar, baik dalam
percakapan biasa, percakapan telepon, surat elektronik, atau
surat, harus diperhitungkan.
Umpan balik tidak harus bersifat segera seperti program
bincang-bincang dua arah. Umpan balik juga tidak harus
benar atau memadai. Namun, umpan balik harus dipastikan
terjadi. Pada era 1990-an, banyaknya kartu atensi pendengar
merupakan sarana mengukur umpan balik suatu stasiun
radio, bahkan tak jarang pendengar yang rela mengirimkan
kartu atensi melalui jasa pos ataupun diantar sendiri. Kini,
keadaan itu sudah jarang ditemui karena para pengelola
radio beralih ke media pesan pendek handphone (SMS).

54

Modul Pengarusutamaan Gender

4. Pendamping memandu rembuk hasil kiat-kiat berhubungan


5. Pendamping membagi peserta dalam kelompok lagi untuk
merancang program siaran yang peka adil gender dengan
contoh panduan terdapat pada Tabel Rancangan Program.
6. Pendamping memandu rembuk pemaparan program siaran dari
masing-masing kelompok
7. Rembuk pleno kelompok A dan B (2 jam)
Pendamping mempersilakan kelompok A dan kelompok B
memaparkan hasil rembuknya
Kelompok A memaparkan hasil rembuknya
Kelompok B memaparkan hasil rembuknya
Pendamping membuka rembuk untuk kelompok A dan
kelompok B menanggapi, begitu juga sebaliknya
Pendamping mengajak peserta bercermin apakah selama ini
radio komunitas sudah menerapkan kaidah-kaidah PUG
Pendamping dan peserta menarik kesimpulan bersamasama disertai pandangan.
8. Menyusun rencana tindak lanjut penerapan kebijakan dan
program yang adil gender (1 jam).

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

Untuk mendorong pendengar mengirim umpan balik,


acapkali pengelola penyiaran menawarkan hadiah atau
cinderamata.

55

Tabel rancangan program


Kelompok
Program

Nama
Acara

Lingkup Materi

Tujuan Program

Khalayak

Ukuran Program

Nama
Acara

Lingkup Materi

Tujuan Program

Khalayak

Ukuran Program

contoh
Kelompok
Program
Kesehatan
Reproduksi
Remaja

56

Remaja
Sehat

Program
ini hendak
membahas
berbagai
persoalan
kesehatan
produksi pada
remaja putri.

Modul Pengarusutamaan Gender

Sosialisasi dan
penyadaran
perihal
kesehatan
reproduksi pada
remaja putri

Putri, Usia 13-18


tahun, Pendidikan:
SMP-SMA

Isi mencakup

semua segi
terkait kesehatan
reproduksi pada
remaja
Menggunakan
kombinasi bahasa
indonesia dan
bahasa lokal
Diselingi dengan
hiburan lagu-lagu
yang sedang
disukai remaja
Bisa
menggunakan
pelbagai format

Frekuensi
Penyiaran

Ukuran (syarat)
Penyiar

Frekuensi
Penyiaran

Menguasai bahasa

indonesia yang baik


dan benar
Menguasai bahasa
daerah setempat
Menghargai tubuh
remaja putri dengan
ungkapan yang
sopan dan tidak
melecehkan
Akrab dengan remaja
Suara terdengar
akrab dan ramah

sesuai
dengan
hasil
analisis
target
pendengar

Lama

Lama
30 menit

Waktu
siaran

Format penyajian

Sifat produksi

Waktu
siaran

Format penyajian

Sifat produksi

Pukul
16.00-16.30

Talkshow, berita
kisah, majalah udara

rekaman dan siaran


langsung

combine.or.id

bab iv MEMBAURKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

Ukuran (syarat)
Penyiar

57

Catatan Pendamping
Pendamping harus memahami pola kelembagaan radio
komunitas yang bersifat terbuka dan perbedaan peran serta
tugas DPK dan BPPK
Pendamping harus memahami pokok-pokok dan proses PUG
agar dapat mengembangkan dan menyesuaikan metodenya
dengan keadaan pertemuan atau peserta.

Bahan Bacaan
Keterlibatan Perempuan: Contoh Integrasi Pengarusutamaan
Gender pada Radio Komunitas, Penelitian COMBINE Resource
Institution.
Pengelolaan Radio Komunitas. COMBINE Resource Insatitution.

58

Modul Pengarusutamaan Gender

bab v
pembuatan
program siaran
adil jender

Pengantar
Dalam melakukan produksi siaran maka perlu diterapkan prinsipprinsip keadilan jender. Hal ini penting karena produk media, baik itu
cetak, audio, dijital, maupun audio-visual, justru menjadi penyangga
kekuatan budaya patriarki yang kerap terjebak dalam sudut pandang
bias jender. Kepekaan atas kesetaraan jender merupakan bentuk
kerja media yang menjunjung tinggi nilai keadilan.
Kalau memperhatikan program acara televisi dan radio, sering
dijumpai perempuan jadi objek pembicaraan yang cenderung

61

dianggap negatif. Sebagai contoh, perempuan dianggap sebagai


makhluk yang hanya mengurusi kasur, sumur, dan dapur. Cap itu
memberikan gambaran bahwa peran perempuan hanya terbatas
di wilayah domestik yang tingkatnya dianggap lebih rendah.
Karena pernyataan bias jender ini sering muncul di media massa,
masyarakat pun terdorong untuk menarik kesimpulan bahwa
pernyataan tersebut benar dan cara pandang masyarakat pun
terbangun.
Persoalan bias jender pada media massa itu perlu diluruskan agar
tidak melanggengkan perbedaan laku dan ketidakadilan jender,
khususnya pada kaum perempuan. Budaya media, kata Doughlas
Kellner dalam Culture: Cultural Studies, Identity and Politics Between
The Modern and The Postmodern (1996) ialah suatu keadaan di
mana tampilan audio-visual membantu merangkai kehidupan seharihari, membentuk opini politik dan perilaku sosial, dan menjadi bekal
materi untuk pembentukan jati diri seseorang.
Salah satu media publik yang sering didengar masyarakat adalah
radio, baik swasta, publik (RRI), dan milik komunitas. Sebagai media
publik yang banyak didengar oleh masyarakat tentunya isi siaran
dan bahasa penyiaran radio sangat berperan dalam pembentukan
opini publik. Oleh karena itu, penting untuk membahas bagaimana
program radio dan cara penyampaiannya tidak bias gender
tapi mengenalkan cara padang dan sikap adil gender di tengah
masyarakat.

62

Modul Pengarusutamaan Gender

Peserta dapat memetakan tema-tema adil gender yang bisa


diusung dalam program pewartaan.
Peserta dapat menyusun dan membuat program siaran yang
peka dan adil gender.

Pokok bahasan
Pemetaan Subjek-Objek.
Penempatan dan penentuan subjek-objek ini penting dalam
membuat luaran siaran. Subjek yaitu orang yang ditugaskan
untuk mencari sumber informasi maupun sumber informasi itu
sendiri, baik dari peristiwa maupun dari wawancara terhadap
seseorang. Sedangkan objek bisa dimaknai sebagai peristiwa
atau tema yang bakal diangkat jadi pokok berita. Menentukan
siapa jadi subjek dan apa objek dalam proses pembuatan siaran
(bincang-bincang atau berita) penting dilakukan sedari awal agar
informasi bisa berimbang. Dalam penentuan subjek-objek juga
mencakup perihal narasumber dan perlu mempertimbangkan
apakah narasumber paham konsep gender dan memastikan
untuk tidak bias gender saat menyampaikannya di radio. Patut
dicamkan, tidak harus memberikan ruang atau kesempatan bagi
perempuan dari kalangan tokoh masyarakat dan sebagainya
untuk menjadi narasumber. Masyarakat biasa pun dapat.
Program Luaran Siaran yang Peka Gender.
Beberapa bentuk luaran siaran seperti drama radio, iklan layanan
masyarakat, berita, bincang-bincang, dan bercerita, harus
memperhatikan pengemasan pesan yang peka akan keadilan
gender.
combine.or.id

bab v PEMBUATAN PROGRAM SIARAN ADIL JENDER

Tujuan

63

Pengemasan Informasi dengan Bahasa Peka Gender


Pengemasan informasi sangat menentukan apakah informasi
yang disampaikan itu bias gender atau adil. Informasi dalam
bentuk apa pun, iklan layanan masyarakat, bincang-bincang,
berita, atau bercerita, tanpa dikemas secara baik bisa terjebak
dalam pemberitaan yang tidak adil dan memperburuk
perempuan. Oleh karena itu, sejak awal informasi itu harus
dikemas dengan mempertimbangkan kepekaan gender.

Metode Pelatihan
Rembuk kelompok
Pembuatan program siaran

Alat Bahan




Kertas metaplan, spidol, kertas plano, selotip kertas, dan kartu.


Perekam suara
Komputer
Mixer
Microphone

Waktu
180 menit

Langkah-langkah
1. Pemandu menjelaskan tujuan, metode, dan waktu dari sesi ini.
2. Pemandu mengajak peserta untuk melihat kembali rancangan
program yang telah dibuat di sesi sebelumnya.
3. Pemandu membagi peserta dalam kelompok untuk merancang
naskah suara yang akan menjadi luaran siaran
4. Pemandu mengajak peserta untuk merembukkan naskah suara

64

Modul Pengarusutamaan Gender

Catatan Kritis Pemandu


Bangun suasana yang mendukung dan akrab agar daya buat
dan kerjasama dalam tim pembuat bisa berlangsung dengan
baik untuk menghasilkan gagasan dan karya yang menarik.
Adanya contoh pewartaan yang bias gender dari media cetak
maupun elektronik akan sangat membantu. Usahakan sudah
dalam bentuk kliping atau rekaman.

Kata Kunci
Pewartaan, bias gender, adil gender, pemakaian bahasa.

bacaan lebih lanjut


Jurnal Perempuan, Pendidikan, Media dan Gender.
Jurnal Perempuan, Apa Kabar Media Kita.
Jika Ia Anak Kita, AIDS dan Jurnalisme Empati.
Jurnalis Memandang Perempuan.

combine.or.id

bab v PEMBUATAN PROGRAM SIARAN ADIL JENDER

5. Peserta melakukan pembuatan siaran


6. Para peserta menampilkan hasil pembuatan siaran
7. Pemandu mengajak peserta untuk rembuk hasil pembuatan
siaran. Dalam hal ini, akan mengajak peserta mendedah hasil
pembuatan siaran berdasarkan tolok ukur ketidakadilan gender
seperti ketidakdilan, peminggiran, prasangka yang tidak tepat,
mendudukkan perempuan pada posisi yang lebih rendah, beban
ganda, dan kekerasan, yang itu semua bisa dilacak dari selera
bahasa, penekanan suara, pemilihan pembawa acara, dan lainlain
8. Pemandu memberikan kesimpulan dari sesi pembuatan siaran

65

Menentukan Nama Acara


Singkat dan Mudah diingat
Radio merupakan media yang hanya bisa didengar (auditif).
Nama program harus dibuat sesingkat mungkin agar orang
mudah mengingat dan mengucapnya. Paling baik cukup satu
sampai dua kata.
Menarik dan Menimbulkan Gairah
Carilah nama yang unik dan menarik minat warga untuk
mengetahui lebih lanjut. Pilihan nama acara hendaknya dapat
mendorong semangat tertentu.
Sesuai dengan Jenis Program
Nama program harus sesuai dengan isinya. Misalnya
untuk program siaran mengenai isu perempuan, perlu ada
keberpihakan pada perempuan yang jelas. Sebagai contoh
nama program adalah Jendela Perempuan tetapi isinya bias
jender.
Sesuai Keadaan Sosial Budaya
Pilihlah nama program yang akrab di kalangan komunitas
dan tidak asing di telinga warga. Untuk membuat sebuah
program radio komunitas, sebenarnya sama seperti saat kita
menciptakan sebuah acara radio komersial pada umumnya.

66

Modul Pengarusutamaan Gender

Berita adalah suatu data atau fakta baru (yang bisa dibuktikan),
memiliki nilai penting (berdampak), dan menarik. Ada
beberapa jenis berita, di antaranya:
Berita Pendek. Terdiri dari berita pendek tanpa insert yang
dibacakan langsung oleh penyiar (newsreader) dan berita
ber-insert yang disertai dengan cuplikan ucapan dari
narasumber atau wawancara dari lokasi.
Berita Lapangan. Berisi suara pelapor atau wartawan yang
bisa juga dilengkapi dengan insert. Untuk membangun
kedekatan antara radio komunitas dengan warga sebagai
pendengar, berita lapangan ini sangat dianjurkan untuk
sering dilakukan.
Berita Kisah. Merupakan berita berdurasi panjang sekitar
3-30 menit yang menyajikan sebuah keadaan atau aspek
kehidupan tertentu yang menarik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam produksi berita:
Untuk kelayakan berita, pilihlah topik yang memiliki nilai
berita yang tidak menggemparkan, tetapi punya dampak
pada banyak orang, punya kebaruan, ada kedekatan
peristiwa dengan komunitas, dan terdapat unsur
kemanusiaan yang dapat menyentuh perasaan.
Untuk berita kisah utamakan pengalaman perempuan.
Perhatikan agar bahasa yang digunakan tidak
menyudutkan posisi perempuan, misalnya dalam
mengabarkan berita tentang korban perempuan, hindari

combine.or.id

bab v PEMBUATAN PROGRAM SIARAN ADIL JENDER

Berita

67

bahasa yang menjadikan mereka korban yang kedua kalinya.


Dalam pemberitaan, perempuan seringkali diletakkan dalam
posisi yang lebih rendah dan dipojokkan. Simaklah kutipan berita
kriminal di bawah ini:
Dijanjikan Dinikahi, ABG Digagahi
Warta Kota, Cijantung.
SEORANG gadis berusia 14 tahun bersedia melakukan
hubungan intim berulang-ulang dengan lelaki beristri, Ad (25),
karena dijanjikan akan dinikahi. Bungasebut saja begitu
nama anak baru gede (ABG) tersebutdibawa ke sejumlah
hotel oleh Ad sejak Jumat (29/1) malam dan baru ditemukan
keluarganya pada Minggu (31/1) pukul 10.00 WIB.
Ad ditangkap petugas Polsektro Pasar Rebo, Minggu pagi,
ketika sedang bersama ABG warga Cijantung, Jakarta
Timur, itu di sebuah kafe di kawasan Cijantung. Kepala Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Timur
AKP Grace Harianja membenarkan adanya kejadian itu.
Namun, dia belum bisa menjelaskan secara detail. Benar
saya sudah menerima laporannya, dan saat ini kami sedang
menyelidikinya, ujarnya. Grace belum bisa menentukan pasal
yang menjerat Ad. Apalagi saat ini Bunga sedang menjalani
visum. Nanti Mas, kalau penyelidikan sudah selesai saya
baru bisa menjelaskan. Mungkin Senin (1/2) sudah ada hasil
visumnya, ujarnya.

68

Modul Pengarusutamaan Gender

Bincang-bincang
Dalam menggelar bincang-bincang, hal yang perlu
diperhatikan adalah:
Utamakan kelompok perempuan yang paling terpinggirkan
di dalam komunitas sebagai narasumber
Tidak harus menghadirkan narasumber ahli. Perempuan
biasa di dalam komunitas juga tak jadi soal.
Ada jatah perempuan menjadi penyiar bincang-bincang.
Saat memandu bincang-bincang, tidak menjelek-jelekkan
perempuan dalam segi bahasa pun sikap
Bincang-bincang perlu memerhatikan kebermanfaatan
bagi perempuan
Bincang-bincang biasanya dilakukan pada malam
hari. Sediakan sarana antar-jemput bagi narasumber
perempuan.

combine.or.id

bab v PEMBUATAN PROGRAM SIARAN ADIL JENDER

Kutipan ini diambil dari harian Warta Kota yang terbit


pada 1 Februari 2010. Perhatikan judul berita di atas yang
menggunakan kalimat pasif. Dengan kalimat pasif maka aktor
atau pelaku perkosaan tidak menjadi perhatian utama. Judul
berita ini lebih memusatkan perhatian pada korban perkosaan
dan menghilangkan betapa pentingnya peran pelaku
perkosaan dalam kasus tersebut. Di dalam memberitakan
persoalan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur,
tertera aturan bahwa tidak boleh membeberkan alamat korban
secara rinci.

69

Drama Radio
Drama Radio, merupakan salah satu program yang cukup manjur
untuk mengubah cara pandang yang bias jender. Hal yang harus
diperhatikan dalam drama radio adalah:
Peran perempuan tidak hanya dalam wilayah domestik
Pengembangan karakter tokoh tidak bias jender seperti
tokoh yang cerewet, galak, dan suka gosip pasti perempuan
Penggunaan bahasa yang tidak bias jender

Bercerita
Program radio ini berawal dari ide melestarikan kebiasaan
bercerita yang ada di banyak masyarakat di dunia. Idenya sangat
sederhana, yaitu seseorang bisa menceritakan perasaan, pikiran,
apa yang penting dala hidup, dan bagaimana mereka memaknai
hidup secara pribadi. Menceritakan suatu perkara sangat cocok
untuk perempuan, karena mereka bisa mengisahkan pengalaman
hidupnya dengan bahasanya sendiri. Hal yang harus diperhatikan
dalam bercerita antara lain:
Berikan kenyamanan bagi perempuan untuk mampu
menceritakan pengalaman hidupnya. Kenyamanan itu bisa
dalam hal tempat, cara merekam suaranya
Setelah rekaman kisahnya selesai diedit, maka perlu
diperdengarkan dahulu kepada narasumber sebelum
disiarkan
Berikan arahan atau panduan pertanyaan agar narasumber
mampu membangun struktur cerita yang menarik untuk
didengar.

70

Modul Pengarusutamaan Gender

Anda mungkin juga menyukai