Anda di halaman 1dari 14

NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN

(NDP)
Sindikasi
Disusun guna memenuhi persyaratan sebagai peserta Senior Course ( SC )

HMI Padangsidimpuan

Disusun oleh :

ISMAIL HUSEIN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ( HMI )


CABANG PADANGSIDIMPUAN
2014

DAFTAR ISI

Halaman :
Daftar isi ........I
Pendahuluan ...1
Alokasi Waktu 2
Target Pembelajaran Umum ...2
Target Pembelajaran Khusus ..2
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan ..2
Pembahasan Materi ................3
Metode Penyampaian .12
Tata Ruang Latihan 12
Evaluasi ..12
Referensi

PENDAHULUAN

Tiada untaian kata yang patut hamba ucapkan selain puji syukur hamba
kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan keseimbangan di dunia ini
dengan dialektika, sehingga dengan rahmatNya manusia dapat berperan serta
dalam proses sosial yang sedang berlangsung. Sholoawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang merurapakan sang
Revolusioner

besar

yang

mambalikkan

piramida

struktur

sosial,

serta

mengentaskan kaum marginal dari struktur social yang menindasnya.


Dasar organisasi merupakan sumber motivasi, pembenaran dan ukuran
bagi gerak organisasi. Karena kualitas inilah HMI selain sebagai organisasi
kemahasiswaan yang memperhatikan sdudents need dan students interest juga
sebagai organisasi perjuangan yang mengemban suatu mission sacreesecara
ringkas.
Bahwa tugas suci HMI ialah berusaha menciptakan masyarakat yang adil
dan sejahtera. Sebab islam yang menjadi dasar perjuanganya memuat ajaran pokok
bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan akan keadilan dan ihsan ( usaha
perbaikan masyarakat ).
Dasar perjuangan yang senantiasa memberikan nyawa pergerakan HMI
biasa disebut dengan NDP ( Nilai-nilai Dasar Perjuangan ). NDP meruipakan
perumusan tentang ajaran-ajaran pokok agama islam yaitu nilai dasarnya,
sebagaimana tercantum dalam al-kitab dan as-sunnah. Kepada setiap anggota HMI,
terutama para aktivis diharapkan membaca NDP. Pemahaman terhadap nilai
tersebut diharapkan dapat menafasi perjuangan di masa dewasa ini dan seterusnya.
Sistematika dalam penerjemahan dan pemahaman NDP ini kepada selain
tergtung dari faktor tingkat penegetahuan para peserta training juga tergantung
pada metode pendekatan yang dipilih oleh penerjemah sendiri. Oleh karena itu
diminta kekreatfan penerjemah atau instruktur latihan untuk membuat sistematika
sesuai keperluan.

Materi

NDP ( Nilai-nilai Dasar Perjuangan )

Alokasi waktu

14 Jam

Tujuan Pembelajaran Umum


-

Peaerta dapat memehami Latar belakang perumusan dan kedudukan NDP


( nilai-nilai dasar perjuangan ) serta substansi materi secara garis besar
dalam organisasi.

Tujuan Pembelajaran Khusus


-

Dapat memehami pengertian sejarah perumusan NDP dan kedudukannya


dalam Organisasi.

Dapat memehami pengertian hakikat sebuah kehidupan

Dapat memehami pengertian hakikat kebenaran

Dapat memahami pengertian hakikat penciptaan alam semesta

Dapat memehami pengertian hakikat penciptaan manusia

Dapat memahami pengertian hakikat masyarakat

Dapat memahami pengertian hubungan antara Iman, Ilmu, dan Amal

Pokok bahasan / sub pokok bahasan


1. Garis besar NDP ( Nilai-nilai Dasar Perjuangan ) dalam organisasi.
2.2 Dasar-dasar kepercayaan.
2.3 Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan
2.4 Kemerdekaan manusia dan keharusan universal
2.5 Ketuhanan yang maha esa dan perikemanusiaan
2.6 Individu dan masyarakat.
2.7 Keadilan sosiaol dan keadilan ekonomi.
2.8 Kemanusiaan Dan Ilmu Pengetahuan

PEMBAHASAN
1. Pengertian NDP
Orde lama merupakan satu masa yang riuh dengan perdebatan ideologi.
Suat kurun yang bukan saja menjadi apa yang disebut Soekarno sebagai nation

building namun juga semacam pencarian dan transaksi gagasan antar elit bangsa
mengenai dasar dan alat perjuangan bangsa1.
Naskah Nilai Dasar Perjuangan Yang pada dasarnya mengandung Nilainilai Islam dalam kehidupan individu dan juga kemasyarakatan, dalam sejarah
perumusannya sering kali kita dengan nama Nurcholis Madjid. Iya adalah seorang
kader HMI yang berperan penting dalam perumusan naskah ini.
Awalnya dimulai dari menghadiri undangan pemerintah Amerika untuk
mengunjungi Universitas-universitas yang ada di negeri itu. Kemudian darisana
beliu yang sering disapa Cak Nur, melanjutkan perjalanan ke Timur-tengah. Dan
kemudian kembali ke Indonesia lalu berinisiatif untuk membuat satu naskah
Organisasi yang kemudian dinamakan dengan Nilai Dasar Perjuangan.
Nilai (value) artinya sesuatu yang tersubstansi memiliki makna dan Harga,
Dasar adalah pondasi atau landasan untuk berpacu serta Perjuangan merupakan
suatu proses yang selalu bergerak kedepan untuk mencapai suatu Tujuan.
1.2 Dasar- Dasar Kepercayaan
Setiap makhluk memiliki kepercayaan dasar dan rasional yang diketahui
secara intuitif yang menjadi kepercayaan utama sebelum merespon segala sesuatu
diluar dirinya. Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, selanjutnya menimbulkan
sebuah tata nilai adalah sebuah kepastian bagi perjalanan hidup manusia.
Pada hakikatnya, perilaku manusia yang tudak peduli untuk berkepercayaan
benar tidak kan mengiringi pada sebuah kesempurnaan. Maka mereka tidak
ubahnya seperti binatang karena manusia harus menelaah secara obyektif sendisendi kepercayaannya dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kajian yang teoritik tentang kepercayaan sebagai konsep teoritis akan
melahirkan sebuah kesadaran bashwa manusia adalah maujud yang mempunyai
hasrat dan cita-cita untuk mencapai kebenran dan kesempurnaan mutlak. Manusia
yang terbatas dan tidak sempurna membutuhkan sebuan sistem nilai yang
sempurna dan tidak terbatas sebagai sansaran dan pedoman hidupnya.
Sistem nilai tersebut harus berasal dari Dzat yang maha sempurna yang
segalanya berbeda dengan makhluk. Bahwa yang maha sempurna itu harus dapat
1

Danial Iskandar Yusuf (ed.) NDP HMI: NDP Cak Nur,NDP Arianto, NDP Andito. Jakarta (sholis society). Hal.;5

dijelaskan dengan argument yang rasional terbuka dan tidak doktriner. Sehingga
lapisan intelektual manusia tidak akan ada yang sanggup menolak eksistensinya.
Keinginan untuk merefleksikan rasa terima kasih dan beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa pasti membimbing kepada kebenaran. Tuhan
membimbing manusia pasti mengutus rasulnya yang dimana sebagai cerminan
tuhan didunia (manifestasi). Bukti kebenaran rasul untuk manusia ditunjukkan oleh
kejadian luar biasa
dipelajari.

maupun bukti rasional yang mustahil dilakukan tanpa

Keyakinan dan kepatuhan kepada rasul melahirkan sikap percaya terhadap


apapun yang dikatakan dan diperintahkanya. Konsekuensi lanjut setelah manusia
melakukan pencarian Tuhan dan rasulnya adalah cenderung fitrah dan kesadaran
rasionalnya untuk meraih kebahagiaan dan melahirkan konsep tentang keberadaan
hari kiamat yang merupakan refleksi perbuatan berlandaskan iman, ilmu dan amal.
Dengan demikian akhirat adalah kondisi obyektif dan relasi manusia terhadap
tuhan dan alam.
Asal dan sumber dari kepercayaan tentang adanya hari akhirat ini mestilah
dibuktikan dengan argument yang jelas. Kesungguhan keberagamaan akan terpacu
dengan sendirinya bila kesadaran akan adanya hari kiamat sebagai sesuatu yang
mutlak dan pasti terjadi. Sehingga kepercayaaan eskatologi oleh rasul merupakan
prinsip kedua setelah tauhid.3
Sepanjang kehidupan baik dunia maupun akhirat, kebahagiaan kita
tergantung pada keimananya pada hari tersebut. Karena hari akhirat akan
mengingatkan manusia akan akibat perbuatanya. Dengan cara ini manusia
menyadari bahwa perbuatanya mempunyai awal dan akhir. Sebagai mana manusia
itu sendiri.
Tetapi hendaknya manusia tidak berfikir bahwa kehidupan akan berakhir
didunia, sebab segala itu ada dan tetap ada pertanggung jawaban pada hari akhir
nanti. Kebahagiaan manusia itu tergantung pada kepercayaan adanya hari tersebut,
karena pada hari itu manusia akan diganjar sesuau perbuatan perbuatanya. Itulah
2

Alquran dan tejemahan, Departemen Agama

Alquran dan tejemahan, Departemen Agama

sebabnya menurut agama islam percaya pada hari akhirat dipandang sebagai
tuntutan yang hakiki bagi kebahagiaan manusia

1.3 Pegerttian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan


Karena manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, maka dalam
menjalani kehidupanya ia sekaligus menjadi khalifah di muka bumi. Penyebabnya
adalah bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya.melainkan
fitrah yang dimilikinya. Fitrah itulah yang membuat manusia berkeinginan suci dan
kodrati condong kepada kebenaran sekaligus sebagai tujuan hidupnya yaitu
kebenaran yang mutlaq. Yaitu Tuhan yang Maha Esa4
Tujuan dari seluruh ciptaan adalah bergerak menuju pada sesuatu yang
sempurna dan kesempurnaan tertinggi adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka Dialah
yang menjadi tujuan dari seluruh gerak ciptaan. Bahasan awal tersebut itulah yang
akan menjadi awal untuk selanjutnya kita masuk dalam pembahasan sesudah
mati.kehiupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatan5. Nilai-nilai tidak akan
bisa hidup jika belum dinyatakan kedalam kegiatan-kegiatan amaliah yang
kongkrit karena nilai hidup manusia pun tergantung kepada nilai kerjanya.
Seorang manusia yang sejati adalah ia yang mampu menyatukan kegiatan
kerja antara jasmani dan rohani, ia tidak mengenal kesenangan, baginya kerja
adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Baginya tidak
ada pembagian dua antara kegiatan jasmani dan rohani, individu dan social, agama
dan politik maupun dunia dan akhirat. Kesemuanya dimanifestasikan kedalam satu
kesatuan kerja yang tunggal yaitu kebaikan keindahan dan Kebenaran6.
Seluruh amal perbuatan yang ia lakukan itu mesti berasal dari dalam
dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung daripada kecenderunganya yang
suci yang murni. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada
kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan
kebahagiaan.
4

QS. 51:56, 3:136


QS. 19:105, 53:39
6
QS. 98:5
5

Hidup fitrah iyalah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati
nurani yang hanif dan suci. Karena hati nurani yang hanif dan suci itulah kemudian
memberikan peluang bagi manusia untuk berbuat atau bekerja kebaikan dan
kebenaran yang sejati pula.

1.5 kemerdekaan manusia dan keniscayaan universal


Kehidupan manusia mengenal dua aspek yaitu yang temporer berupa kita
hidup didunia dan yang abadi ketika kita gidup di akhirat kelak. Dalam aspek
pertama manusia melakukan perbuatan dengan akibat baik dan buruk yang harus
dipikul secara individu maupun komunal sekaligus.
Jadi, individualistic adalah kenyataaan asasi yang pertama dan yang
terakhir daripada kemanusiaan. Tetapi individualis adalah kenyataan yang asasi
dan primer saja daripada kemanusiaan, kenyataan lain bersifat sekunder ialah
bahwa individu hidup dalam bentuk suatu hubungan tertentu disekitarnya, baik
alam ataupun manusia di sekitarnya. Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan
untuk pribadi dalam konteks hidup ditengah alam dan masyarakat. Sekalipun
kemerdekaan adalah esensi dari pada kemanusiaan, tidak selalu menusia kapan dan
dimana saja selalu merdeka. Adanya batas kemerdekaan adalah suatu
kenyataandan batas tersebut dikarenakan adanya hukum yang pasti dan tetap
menguasai alam, benda maupun masyarakat manusia sendiri dan yang tidak tunduk
pada kemauan manusia. Hukum itu mengakibatkan adanya keharusan universal
atau kepastian umum atau takdir.
Jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam konteks hidup ditengah
alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidak
tertakhlukkan, maka apakah bentuk hubungan yang dijumpai yang tentu bukan
hukum penyerahan, sebab penyerahan berarti penindasan terhadap kemerdekaan.
Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan
adanya batas kemerdekaan. Sebaliknya, suatu prasyarat yang positif daripada
kemerdekaan adalah pengetahuaan tentang adanya kemungkinan kekreatifan
manusia, yaitu tempat bagi adanya usaha yang bebas dan bbertangggung jawab.

1.6 Individu dan Masyarakat


Sebagai makhluk dan karena ia berbeda dengan binatang adalah merupakan
makhluk yang bersifat individual dan masyarakat. Kedua aspek ini mesti dipahami
dan diletakkan pada porsinya masing-masing secara terkait. Dengan kata lain
bahwa perbedaan yang terjadi pada setiap individu meniscayakan adanya saling
membutuhkan, memberi dan saling mengenal dan karena itu konsep kemanusiaan
memiliki makna.
Di sisi lain kecenderungan manusia untuk hidup bermasyarakat merupakan
kecenderungan yang bersifat fitri. Terbentuknya masyarakat karena adanya
hubungan antara individu-individu untuk membentuk sebuah komunitas. Karena
itu masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan individu secara suka dan duka
untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama adalah membentuk apa yang kita
sebut sebagai masyarakat. Masyarakat itu sendiri merupakan senyawa sejati
sebagaimana senyawa alamiah. Yang disintesiskan di sini adalah jiwa, pikiran,
cita-cita, serta hasrat yang bersifat kebudayaan.
Jadi individu dan masyarakat memiliki eksistensi masing-masing dan
memiliki kemampuan mempengaruh yang lain. Walaupun begitu eksistensi
individu dalam kaitannya dengan masyarakat mendahului eksistensi masyarakat.
Memandang bahwa eksistensi masyarakat mendahului individu berarti kebebasan
dan kemanusiaanya telah dcabut dari manusia itu sendiri.
Walaupun masnusia memiliki kualitas kesucian, potensi tersebut dapat saja
tidak teraktualisasi secara sempurna dikarenakan adanya kekuatan lain dalam diri
manusia berupa hawa nafsu yang dapat saja merugikan orang lain dan dirinya
sendiri, sebab hawa nafsu ini mulai teraktual manakala interaksi antara individu
dengan individu lain dalam kairtanya dengan bumi ( sumber harta benda). Bahkan
keserakahan ini dapat berkembang dalam berbentuk yang besar sebagaimana
sebuah bangsa menjajah bangsa lain. Fernomena ini dapat mengancam kehidupan
manusia dan kelestarian alam, dengan demikian pertanggugjawaban ini bagi setiap
individi, selain bersifat individual juga bersifat kolektif. Ini karena, pertanggung
jawaban individual terjadi ketika sebuah perbuatan memiliki dua dimensi yaitu : si
pelaku (sebab aktif) dan sasaran yang disiapkan oleh pelaku (sebab akhir).

Apabila dalam perbuatan tersebut ada dimensi ketiga, yaitu sarana atau
peluang yang diberikan untuk terjadinya perbuatan tersebut dan lingkup
pengaruhnya (sebab material), maka tindakan tersebut menjadi tindakan kolektif.
Jadi masyarakat adalah pihak yasng memberikan landasan bagi tindakan kolektif
dan membentuk sebab material. Ini berarti, individu memiliki andil besar dalam
merubah wajah bumi atau mengalahkan sebuah masyaraat kearah yang sempurna
atau kehancuran.

1. 7 Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi


Negara adalah bentuk mayarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah
susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaryh. Oleh sebab itu pemerintah yang
pertama berkewajiban menegakkan keadilan. Sejak semula Pemerintah Didirikan
adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan individu dan mengatur
keoentingan masyarakat agar tidak terjadi konflik7
Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering diartikan secara
berbeda oleh setiap orang utamanya mereka mereka yang pernah mengalami
suatu ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas
perlu dilakukan redefinisi terhadap apa yang dimaksud dengan keadilan.
Bila keadilan diartikan tercipta suatu keseimbangan dan persamaan
proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya
dapat diatasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab-sebab terjadinya
ketidakadilan sosial dan ekonomi serta bagaimana agar dalam distribusi kekayaan
dapat terbagi secara adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan
pengutuban , atau kelas dalam masyarakat.
Jelas terlihat dari problem yang dihadapi bahwa kasus keadilan sosial dan
ekonomi bukanlah merupakan wilayah garapan ilmi ilmiah (positif). Karena
masalah keadilan bukanlah fenomena empiris yang dapat diukur secara kuantitatif.
Namun ia merupakan konsep abstrak yang berkenaan dengan aspek kebijakankebijakan praksis, karena itu ia merupakan garapan filosofis dan bersifat ideologis.
Itulah sebabnya mengapa dalam menjawab masalah diatas setiap orang atau
7

Drs, Azhari Akmal Tarigan, M.Ag, Islam Mazhab HMI, Tafsir Tema Besar NDP, Kultura Jakarta.2007. Hal: 146

10

kelompok memiliki jawaban dan konsep berbeda sesuai denagan ideologi,


kandungan batinnya serta kapasitas pengetahuannya.
Bagi Islam satu satunya jalan yang dapat mengatsasi masalah ketidakadilan
adalah dengan memberikan jaminan pendapatan tetap, dengan kemungkinan
mendapatkan lebih banyak serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan
pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik kesadaran teologis dan
eskatologis, tanpa memasung atau mematikan naluri alamiahnya.8
Adalah suatu kemustahilan disatu sisi ketika kesadaran teologis dan
eskatologis telah dimusnahkan dari pandangan dunia seseorang dan disisi lain
dengan menghilangkan kepemilikan serta merta ia berubah dari individualis
menjadi seorang pribadi yang sosialis.
Menurut islam ego (kepentingan pribadi) merupakan suatu kekuatan yang
diletakkan oleh Allah dalam diri manusia sebagai pendorong. Kekuatan ini dapat
mendorong manusia untuk melakuakan hal yang diskriminatif, serakah dan
merusak. Tetapi ia juga dapat mendorong manusia untuk mencapai kualitas
spiritual yang paripurna (insan kamil). Karena itu islam tidak datang untuk
membunuh ego dengan seluruh kepentingannya, namun ia datang untuk memupuk,
membina dan mengarahkan secara spiritual dengan suatu kesadaran teologis
(tauhid) dan ekskatologis (maad).

1.8 kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan


Masih terdapat satu lagi bentuk kesadaran seorang Muslim, yang bersama
dengan kesadaran keimanan dan amalperbuatan membentuk segitiga pola hidup
yang kukuh dan benar, yaitu keIlmuan. Seolah menengahi antara Iman, dan amal
itu dari suatu segi sebagaimana ibadat juga menengahi antara keduanya dari segi
yang lain-ilmu adalah bentuk kesadaran Muslim yang juga amat netral9.
Dari uraian yang telh dikemikakan dapatlah disimpulkan bahwah inti dari
pada kemanusiaan yang suci adalah iman dan kerja kemanusiaan atau amal
Sholeh10. Iman adalah percaya akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan yang
8

Konstitusi, HMI

Nurcholis Madjid, Islam Doktrin Dan Peradaban, Jakarta. Paramadina. 1992. Hal:130
QS. 95:6

10

11

Maha Esa, serta menjadikanya satu-satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian
diri yang terakhir dan Mutlaq.
Sikap prikemanusiaan inilah yang kemudian melahirkan amal saleh, artinya
amal yang bersesuaian dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baik
manusia adalah yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu dapat
dilakukan oleh manusia?.
Sebagaimana setiap sesuatu bergerak kedepan menuju arah tujuan maka
semua nilai dalam kehidupan relatip dan demikian terus berubah kecuali tujuan
akhir yaitu Tuhan. Jadi semua nilai yang benar bersumber dan dijabarkan dari
ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan11.
Oleh karena itu manusia selalu bergerak kedepan (progresif) menghendaki
perubahan sejalan dengan arah menuju kebenaran Mutlaq. Ilmu pngetahuan adalah
alat bagi manusia untuk menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidup, sekalipun
relative, namun kebenaran itu menjadi tonggak yang mesti dilalui menuju kepada
kebenayan yang mutlaq.
Jadi Ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal sholeh. Hanya mereka
yang dibimbing oleh ilmu pengetahuanlah berjalan diatas kebenaran-kebenaran
yang menyampaikan kepada kepatuhan yang esensi kepada Tuhan Yang Maha Esa
Manusia semestinya menguasai Ilmu pengetahuan sebagai hubungan dan
pengarahan terhadapnya menuju kepada yang lebih baik. Selain itu, Alam yang
tersedia bagi kehidupan manusia ini akan dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh
manusia apabila mengarahkan kemampuan intelektual atas rasio.
Manusia akan menemui kejayaan jika ia setia kepada fitrahnya. Dan
menemui kehancuran jika menghindar dari fitrah itu. Masalah perbaikan hidup itu
adalah pengalaman. Pengalaman haruslah ditarik dari masa lampau untuk
memahami masa sekarang dan masa depan sekaligus. Menguasai dan mengarahkan
masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya kearah
kemajuan dan kebaikan.
Metode penyampaian :
11

QS. 6:57

12

Adapun metode yang digunakan dalam proses penyampaian materi NDP (


Nilai Dasar Perjuangan ) adalah dengan cara Pemaparan materi,diskusi dan
debat. Diskusi dan debat berbentuk melingkar yang dimana para peserta saling
mengeluarkan pendapat tanpa ada moderator.
Tata ruang latihan :
Adapun metode yang digunakan dalam tata ruang pelatihan ini adalah
berbentuk later U. Dalam arti para peserta pelatihan duduk dalam kursi yang,
dimana para peserta pelatihan dapat melihat dan mendengar dengan jelas
pendapat para peserta lain, dan pemateri
Evaluasi :
1. Metode kuantitaf ( angka/obyektif ).
Adapun sistem penilaian kuantitatif adalah dengan adanya sebuah penugasan
materi. Misalnya membuat ringkasan dari materi yang sudah ada ataupun
mengerjakan soal terkait tentang materi. Selain itu ada juga penilaian yan
bersifat afektif, kognitif dan psikomotorik.
2. Metode kulitatif ( huruf/subyektif ).
Adapun metode yang diberikan bersifat koisioner.
Referensi :
Alquran dan tejemahan, Departemen Agama
Yusuf, Danial Iskandar (ed.) NDP HMI: NDP Cak Nur,NDP Arianto, NDP
Andito. Jakarta (sholis society)
Buku pedoman pengkaderan, HMI
Konstitusi, HMI
Makalah-makalah NDP
Referensi lain yang relevan

13

DAFTAR PUSTAKA

Drs, Tarigan, Azhari Akmal, M.Ag, Islam Mazhab HMI, Tafsir Tema Besar
NDP, Kultura, Jakarta: Paramadina, 2007
Madjid, Nurcholis, Islam Doktrin Dan Peradaban, Jakarta: Paramadina. 1992.
Alquran dan tejemahan, Departemen Agama RI
Hasil-hasil kongres HMI
Yusuf, Danial Iskandar (ed.), NDP HMI: NDP Cak Nur,NDP Arianto, NDP
Andito. Jakarta: (sholis society). 2010

14

Anda mungkin juga menyukai