Pendidikan Anti Korupsi Dan Pengertian Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi Dan Pengertian Korupsi
pidana korupsi,
masyarakat
cenderung gamang
dalam
memutuskan apakah hal yang dilakukannya tersebut adalah korupsi ataukah bukan.
Terutama hal-hal yang tidak secara langsung merugikan keuangan Negara.
Contoh : Gratifikasi dan Uang Terima Kasih
3. Prosedur dan mekanisme yang ada di pemerintahan yang bisa menjadi celah
terjadinya korupsi.
Kadang kala, prosedur yang diterapkan di pemerintah bisa menjadi celah terjadinya korupsi
itu sendiri. Hal ini terutama terjadi apabila prosedur tersebut kurang diawasi. Hal yang lain
adalah apabila terjadinya penumpukan wewenang pada satu bagian atau orang, yaitu satu
bagian / orang melakukan fungsi pelaksanaan dan pengawasan sekaligus.
Misal : mark up dalam SPPD yang sistemnya reimbursement, Penumpukan wewenang pada
suatu kantor yang kekurangan orang, dimana satu orang memegang peranan sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengguna Kuasa Anggaran.
4. Kebijakan dan peraturan yang ada di pemerintahan yang bisa menjadi celah
terjadinya korupsi.
Kebijakan dan peraturan yang resmi pun kadang bisa menjadi celah terjadinya korupsi.
Terutama pembuatan kebijakan dan peraturan yang cenderung bersifat politis dan sarat
akan kepentingan pihak-pihak tertentu. Hal ini disebabkan masih bobroknya mental para
pembuat peraturan atau kurang kompetennya pembuat aturan tersebut.
PENGERTIAN KORUPSI
Pengertian Korupsi
Pengertian Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok).
Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka
yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan
kepadamereka.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur
sebagai berikut :
perbuatan melawan hukum;
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
penggelapan dalam jabatan;
pemerasan dalam jabatan;
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi.
Pegawai Negeri menerima suap padahal diketahui atau patut diduga bahwa janji
atau hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya.
Menyuap Advokat
j.
Jadi dalam hal suap menyuap, baik yang disuap maupun yang menyuap akan
mendapatkan sanksi. Pegawai Negeri yang menerima suap, baik dia melakukan,
belum atau tidak melakukan hal yang diminta si penyuap, tetap terkena sanksi.
3. Korupsi yang terkait penggelapan dalam jabatan