KDS Alaa
KDS Alaa
Laporan Kasus
Kejang Demam Simplek
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. H. Hartono , SpA
Disusun Oleh :
Alaa Ulil Haqiyah H2A009001
Disusun Oleh:
Alaa Ulil Haqiyah
H2A009001
Tanda Tangan
.............................
Tanggal
.............................
Mengesahkan:
Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
A. Identitas Pasien
Nama
: An. R
Umur
: 2 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: 30tahun
Agama
:Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
:SMP
Nama ibu
:Ny. A
Umur
:28 tahun
Agama
:Islam
Pekerjaan
Pendidikan
:SMP
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dari Ibu pada tanggal 25 Juni 2014
jam 12.00 WIB.
Penyakit
Umur
Penyakit
Umur
Penyakit
Umur
Alergi
(-)
Difteria
(-)
Penyakit jantung
(-)
Cacingan
(-)
Diare
(-)
Penyakit ginjal
(-)
DBD
(-)
Kejang
(-)
Radang paru
(-)
Otitis
(-)
Morbili
(-)
TBC
(-)
Parotitis
(-)
Operasi
(-)
Asma
(-)
: disangkal
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
sekitar
tidak
ada
yang
mengalami
keluhan
Data Khusus
Riwayat kehamilan
Ibu menikah usia 23 tahun, hamil pertama usia 24 tahun. Selama
hamil tidak pernah sakit, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, maupun
rokok. Ibu rutin periksa ke bidan dan ke puskesmas tiap bulan.
Riwayat persalinan atau natal
Pasien anak pertama, lahir partus spontan usia kehamilan 40
minggu, lahir langsung menangis. Berat badan saat lahir 3300 gram,
panjang badan 50 cm.
Riwayat imunisasi
Imunisasi yang telah didapat adalah : BCG,campak, DPT I,II,III.
Polio I,II,III. Hepatitis I,II,III.
: rewel
: aktif
: compos mentis, GCS: E4M5V6
Berat badan
Keadaan lain
- Vital sign
Nadi
: 100 x/menit, isi dan tegangan cukup
Respiratory rate
: 28 x/menit tipe napas abdominal
Suhu
: 39C (rektal)
- Status interna
Kepala
: mesocepal
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat, central, reguler dan isokor 3mm, mata
cekung (-)
Hidung
Telinga
tenggorokan
Mulut
Leher
THORAKS
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Paru depan
Paru belakang
Inspeksi
Statis
Dinami
s
Palpasi
ICS dalam batas normal, taktil (-/-), ICS dalam batas normal,
fremitus dalam batas normal
Perkusi
Kanan
Kiri
Auskultasi
wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,
ikterik (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (-), pekak alih
(-), tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : nyeri tekan epigastrum (-), tidak teraba pembesaran
hepar, lien, dan ginjal.
Ekstremitas
Akral hangat
Oedem
Sianosis
Gerak
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Superior
aktif
+
-
Inferior
aktif
+
-
Pemeriksaan Antropometri
- Anak perempuan umur 2 tahun, BB : 22 kg, PB : 90 cm
- Z score
:
BB/U
: -0,4 SD (gizi normal)
TB/U
: - 1,05 SD (normal)
BB/TB
: 0,5 SD (normal)
- Kesan gizi
: kesan gizi baik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan Motorik
Pergerakan+/+, simetris
+/+, simetris
Kekuatan 5-5-5/5-5-5
5-5-5/5-5-5
Tonus
N/N
Trofi
Eutrofi/Eutrofi
N/N
Eutrofi/Eutrofi
Reflek fisiologis
+N/+N
+N/+N
Reflek patologis
-/ -
-/-
Klonus
-/-
(-)
Brudzinki I dan II
(-)
Tanda Kernig
(-)
Nervus Ocullomotorius
Nervus Troklearis
Nervus Fasialis
Nervus Vagus
Cerebral :
meningitis
enchapilitis
meningoenchepalitis
kronik : epilepsy
Non-cerebral DD/
Tetanus
Tetani
Botulismus
Febris hari 2
DD :
-
G. Diagnosis
-
H. Inisial Plan
Ip.Diagnosa
S :O : elektrolit
Ip.Terapi
-
Infus RL 12 tpm
Diazepam 3 x 2 mg
Paracetamol 4 x 1 cth
Ip.Monitoring
-
Monitoring keluhan
Monitoring laboratorium
Ip.Edukasi
-
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Kejang Demam
1.1
kejang tanpa demam sebelumnya, serta terjadi pada umur lebih dari 1 bulan. 1,2
Kejang demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.3
1.2
Umur sebagai faktor risiko kejang demam terkait dengan fase perkembangan otak
yaitu masa developmental window. Masa developmental window merupakan masa
perkembangan otak fase organisasi yaitu pada waktu anak berumur kurang dari 2
tahun. Anak pada umur di bawah 2 tahun mempunyai nilai ambang kejang
(threshold) yang rendah sehingga mudah terjadi kejang demam. Anak berumur di
bawah 2 tahun dengan otak yang belum matang juga mempunyai excitability
neuron lebih tinggi dibandingkan otak yang sudah matang. Regulasi ion Na+, K+,
dan Ca++ belum sempurna, sehingga mengakibatkan gangguan repolarisasi paska
depolarisasi dan meningkatkan excitability neuron.3,5,6
Demam terutama demam tinggi mempunyai peranan untuk terjadi
perubahan potensial membran dan menurunkan fungsi inhibisi sehingga
menurunkan nilai ambang kejang. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1C akan
mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen
akan meningkat 20%. Demam tinggi akan mengakibatkan hipoksi jaringan
termasuk jaringan otak dan kekurangan energi karena metabolisme berjalan
anaerob. Akibatnya kadar ion Na+ di dalam sel meningkat dan terdapat timbunan
asam glutamat ekstrasel. Berubahnya konsentrasi ion Na+ intrasel dan ekstrasel
mengakibatkan perubahan potensial membran sel neuron sehingga membran sel
dalam keadaan depolarisasi. Disamping itu demam dapat merusak neuron GABAergik sehingga fungsi inhibisi terganggu.3,5,6
Kejang umum tonik dan atau klonik, Kejang fokal atau parsial satu sisi,
umumnya berhenti sendiri, tanpa atau
kejang
umum
didahului
gerakan fokal
kejang parsial
Jika kejang demam berlangsung lebih dari 30 menit (baik kejang tunggal
maupun kejang berulang) tanpa pulihnya kesadaran di antara kejang,
diklasifikasikan sebagai febrile status epilepticus.8
1.5 Tata Laksana Kejang Demam8,10,11
Medikamentosa
Bila kejang berhenti dapat diberi pengobatan profilaksis intermiten berupa:
- Antipiretik : Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4-6 kali sehari
atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari.
Anti kejang : Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam
atau diazepam rectal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu
tubuh >38,5C. Efek samping: ataksia, iritabel, dan sedasi.
Pengobatan jangka panjang/ rumatan
Hanya diberikan jika kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut
(salah satu):
- Kejang lama >15 menit
- Kelainan neurologi yang nyata sebelum/ sesudah kejang:
hemiparesis, paresis Todd, palsi serebral, retardasi mental,
hidrosefalus.
- Kejang fokal
- Pengobatan jangka panjang dipertimbangkan jika:
- Kejang berulang 2 kali/lebih dalam 24 jam
- Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun
Obat untuk pengobatan jangka panjang: fenobarbital (dosis 3-4
mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis) atau asam valproat (dosis 15-40 mg/
kgBB/hari dibagi 2-3 dosis). Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan bertahap selama 1-2 bulan.
Indikasi Rawat
- Kejang demam kompleks
- Hiperpireksia
- Usia di bawah 12 bulan
- Kejang demam pertama kali
- Pasca kejang tidak sadar
1.6
Komplikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya
dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lebih
lama (>15 menit) biasanya disertai apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosis
laktat, hipotensi artrial, suhu tubuh makin meningkat, metabolisme otak
meningkat.
2.
Tonsilofaringitis Akut
2.1
sering
disebabkan
oleh
virus
common
cold
(adenovirus,
2.2
Patogenesis
2.4
Penatalaksanaan
Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya
tirah baring, pemberian cairan yang adekuat dan diet ringan. Penanganan medis
dengan pemberian antibiotik sistemik baik injeksi maupun oral seperti golongan
DAFTAR PUSTAKA