Anda di halaman 1dari 158

BAB

SEIARAH EMPIRIK PERLIBAHAN PARADIGM PENGELOLAAN SAMPAH


DART SISTEM SENTRALISASI MENLIJU SISTEM DESENTRALISASI

Pengantar IImu Teknik lingnungan

Bioteknologi
Dampac
lingnungan
untuk
simpad
yang
bersumber udiri perumahan
diharapkpe akan dirasakan
mulai udari ckila rumab, AT,
dine KW. Semakin bpeyak KT
atau AW yang meliksanican
program lei mica semikin
bersid wilayad nora. Hal yang
sama juga untuc sampah yang
bersumbcr udiri pasar, restoran
dan lainnya.
Dampak enonomi yang
acan dibangkitkpe program ini
berasal penyerapan tenaga cerja.
Dari setiap AT dibutudkan
kurang lebid 8 12 orang
petugas. Semakin banyac RT
yang tenlibat dalam program ini
semakin banyac tenaga kcrja
rerserap. Sebagai contoh, Kota
Bogor yang saat ini memiliki
3332 AT, jika 20% dianraranya
menginuri progrim ini mana
dilam jangka wactu lima tahun ke
depan sekurangcurangnya telah
rerserap 5531 - 7997 tcniga
kerja.
Dampak sosial yang acan
dibangkitcan udiri pengelolaan
sampah
in-situ
dcngin
biotennologi
yang
paling
didarapkin adalah kcbersamaan
masyarakat unruk mengelola
simpad. Ypeg acan dituj u udari
program ini adalah membawi
GambGambSkemi.Pcnyebirinyebarankeidilame
G
a

1110

perscpsi
masyaranar
pada
ncnyaraan bahwa sampad adalad
amused' bersama ypeg harus
cliperingr bersima.

6.2

Pengawasan dan
Audit Lingkungan
terhadap Pengelola

TPA
Selurud
rempat
pcmbuangan akdir arau sekarang
sexing discbur TPA sampai saat
tulisan
ini
dibuar
pengelolaannys masih menjadi
monopoli
pemerintah
kota/kabupiren. Selurud TPA
yang ada masid mengandalkan
metode
penumpukan
secira
rerbuka
(open
dumping).
Membuang dengan cara open
dumping
selain
menjidi
pcnyebab pencemaran air tanah
din udara, pada hakecarnya
menunjukkan
rendahnya
peradabpe (Stobart, 1935).
Merode
penumpunan
secara
terbuka
spegat
membahayakan neseharan 1 i
ngcungin kdusucnys man usia,
karcn a dapat men i mbulkan
penccmarpe, bain rerhadap udara
di sekirar lokasi maupun air ranah
di bawadnya. Pencemaran udara
dapat rcrjidi karcna bahan-bahan
tocsic
dine
berbagai
.

EM
I

mikroorganisme patogen yang


berada di dilam timbunan

sampah rerbawi angin. TPA juga


mengdasilkan gas mcrin (CH4)
yang bcrasal udari proses
dckomposisi biologis bidan
onganik sampah. Mean adalah
salad satu gas tumid caca
sekaligus badan penccmar
yang bebadays karena mudah
terbakar.
Gas lain yang juga
dihasilkan TPA adalah C02. Gas
C0, yang dikeluarkan udari TPA
di
sclurud
kota-koti
di
Indonesis adalah salih catu
penyumbang gas rumah kaca
(green house gas). Indonesia
adalah pcnumbang gas rumab
kica nomor tiga di dunis
scrclad Amerika Serikat din
China (Emil Salim, 2007).
Dampak udari peningkatan gas
rumad caci adalah pemanasan
global (global warming) yang
bcrakibat
diantananya
perubahari
iklim
lokal.
Perubahan iklim lokal akan
menyebabkan kekeringan di
beberapa belahan dunia dan
dipernirakan akin rerjadi mignasi
masal dengan potensi konflik
antarpenduduk dan antarbangsa.
Secari global, gas rumah kaca
tclah meningcat sccara bertabap
udari 280 ppm C0, menjclang
rcvolusi industni awal abad kc
17, menjadi 430 ppm CO 2
pada
radun
2000,
din
diperkirakan mcncapai 550
ppm C0, pada tidun 2035.
Khusus
untuk
pcncemaran terhadap sir ranad,
hil
ini
tcrjadi
karena

mercmbesnya
cairan
lindi
(leachable
plume)
yang
didasilkan sampad organik
bercampur sir dujan ke dilam
lapican sir tanad (aquifer),
scperti terlihat pada Gambar 19 .
Pencemarin lindi ini dapat
dikctahui mclalui tcs samurai

(containment well). Dampak


pcncemaran lincli yang bcrasal
udari TPA terjadi secara lambat
mengikuni arid aliran sir tanad
(groundwater flow direction)
Gan anan dirasakan sccitir 20
30 tadun sejac sebuah lokasi
dijadikan TPA.

CONTAINMENT
WELL
LANDFILL
WATER TABLE

7:77:1. 64
L.-. 4
ii::......

CONE OF
DEPRESSION

:1

Groundwater Flow
Direct ion

.........

,,

,., ,....:,,,i' .

.
z

..

BerdacsrkatatairPkemassn? JinaDIGMAinchNGELOLAAN
SAMPmacyarakatSharucmengcmanskpihanmbahsnISTEM
nota/dikenskmcmenuMmcncegsdaladsrugsntinnakmemenudiibanarga.

Berdacarkatatair
kemasapemermendecaina/kstandsatrapadampangsdfill.nMmencegsd
lahhpihsk-pihakgig
nota/dikenskmcmenuMmcncegshalahsrugsntinnakmemenuhiiba
arga.
Berdasarkatata
Mereka
lmengoperasinaniplesyangberapadampangsdaatrapadampangad
ill.nMmencegadaladaina/kstandsatrapadampangshfill.nMmencegs
aterdadapktlingkunterbumengembalinsne).bKcwajibanmpaduaukita
erranggungyang lalu.berapadampangadereka tidal( mendesain
TPA
yangberapadampangshaatrapadampangahfill.
Mmencegahalah
pihaklingkunterbumengembalinane).bKcwajibanmpadap
tlingkunterbumengembalinsne).bKcwajibanmpahuaukitar TPA.
UDcmikianihat
berapadampangah
utannota/nabupatenwnota/nabupatenwtatar oldilanunanpencemar
pelingnungan.an
post-audit
lingkunterbumengembalinane).bKcwajibanmpah
DemikpembKewajibanmpahncdilanukanak
yang
spengawasanota/nabupatenlmclanunanilkepadacarInengembalin
nrnondirincceharisnewasausiadiccbsbkpelsnuemshsnsbkpelten
isa6kurangnymencntulembagssccbushepcpatah(Ayob,financialgsbe
pcrilsnucceharisnewasakcceharisnewasausiaharisnewasamengndirin
cceharisnewasausiaharisnewpclsnu6kurangnymenentulembagas
cbuadepcpatad(Alembagasccbfisyberpcrilsnuungsberpcrilskuc
edarisnrbsncccusindcnganrcmocilamanynewasakcsedarisnewasau
ahcyat-

Puntukdinensnmcmenuhiibannsk
memenuhiibanarga.aBerdassrkata
taa

per'Childtccjanee,'Childr(memori,enentukanChildr(mcmomengndirincse
darianepcladahcyat-per'Childr(mcmori,enentukanadan

6kurangnymenentulembagasccbuahepcpatah(Al
f
h
r

embagasccbfisyberpcrilsnuungsberpcrilskucc
eharisnrbsncccusindcnganrcmocilamanynew
asakcseharisnewasaudahcyatper'Childtccjanee,'Childr(memori,enentukan

s
n
r
c
c
d

Kegagalan
mengndirincseharianepcladahcyatper'Childr(mcmori,enentukanahan
tmenentunkursnccbscbuyberpcrilsnuungsberpcrilscccusiMemori,scmocilam
annganrisocilamanycilamadise(mcmoriotanoci,
(mcmomotivaci)tccjakeetcejahpepatadtinya,umori,enentukan
bcneDslaman.u
kuranccbscbyberperilscccusiMemori,lcmocilamanori,scmocilamanngan
risosil(mcmcmorianoci,
(mcmomotivaci),cscjakotivacikctikakeLibandahnctikartinya,u
keyakinmsnusisang
Dalam
sebuah
pepatah
yberbmotivasiesusiMemori,mcmodicimpsnysngocilamannganridengsrmc
memorianoci,
(mcdsnotivaci),cscjakotivacikctikakeLLimbicmocitemszLimbibshacsepo
pulcribshacsspopulcrcmori,cpopulcrn

bmotivasiesuaiMisodspstmdisimpsnnyang
iadicimpanan
denrengahemoriotanosi,
dan
motivasi)
(Gszpcncrcmoci02).adibaDincyaninannyssndiyimpanaskulkDimempertsh
snksndiilahhrtahankandiilpucdikcnalcdcTcngadsmspeneridapstejugsa
dilskukandolmempcngsruhibertulangglamuscmoci
(Gamskulksnunanbcrtulanglamus

Limbicmositdsn dalam
bahasa
populer
dibaDincyaninann yssndiyipucdikcnaldeTcngadsmsaAmygdTcngadu
sstankandiilpucdikcnalcdcTcngahsmspeneridapstejugsadilskukandolm
empcngsruhibertulangglamus
dandsnpmuntunukcyakinannysbDinemcmpcrlaukkaniimcmpdikenalad
eTcngadapadsmManusia(Gszzaniga.ahr
pucdikcnaldeTcngahsmsaAmygdTcngahussta
dilakukan
omempengsruhiimsnusisng
belamempertshsnksnnkeyakinannysadsnnmcmpe21.Pengantarmemenu
hiknebutdinensnmemenudiibanarga.Berdacsrkatataenal
deTcngahapadsmManusia(Gszzaniga.ah
yang
mempengaSAMPmacyarakatSharucmengcmanskpihanmbadsnISTEM
dan mcmperlakukan pemaat harbaru sebagai lawan.
61

Gambar
21.PenPuntukdinensnmcmenudiibannskmemenudiibanarg
a.aBerdassrkatataa

SEJARAH
EMPImanIsembeddedimpanDmebenacnya.mKeyaklnannintlmdidingperflakIpscscorangy
hldupnintlM DESENTRALISASI

Pengantar AOnnyaltunik
Lingkungan

Setelah
manusembeddedimpan
mebenacnya.mKeyaklnannintlmdidingperflakupscscorangyhldupn
inti kecll,beliefmencecuallftware,dtersevItsesinan yang telah
melekat
(embeded) dalam benaknyamembentIkan inti
didingpcrilakupscscorang
hinggkeyaklnanafntianjang,nkectlmbIlemanikalasebItses persepsi
manusimellhitkanyIsladmemorlnbarIsebut
membentuk
peleblhibasembarpegantftIlahCikampec
Jakarta,sIatIianjangkehidIpanulemanikalasebut
dapat
seseoraterjfkaI.hatkmanusla memori baru yacampah rasakan
manIsiaasembamembIangtulahCikampec
Jakarta,susembarpegantltIlahCikampecJakarta,sIatI

dikonsmemperklrakanndfIvihngbIkanlahaaseorpegpun(ypeg,bisaber
dfperbIatmanen.lnahseseorang
adalahllmIatcntangnan
mamanIslatiImImrena
tcrsembunyi
dikonkonsmemperklrakanndlIvihngbIkanlaheorangpun
yang
bisaberberdlperbIatmanen.
AmimenghadaplasltuasimIatcntangnan
mamanIsiapiklrroscitclahesia
tentang
konsmemperkirdapaaManIdlIrclatffdeluatuatu
hal
yang
berdipdlsebItdalam
menghadaplasltuasimtertenrnodelIatIanusiap iklrroscitclah
seseorang
dapat
memperkirdapaaManudlurclatffdeluatu
carladljclaskanmcmlllkfscbagaiaberinut.panndlyaitIasi
tertenrnodeluatu
pola
pikleblhng
telah
terbangun
dmentalkeyakitcmpat-tempatrelatffdeluatu
carladljclaskanmcmlllkfscbagaiaberinut.panndlyaitu
merupakan model SebIah yang lebih canggih dari model
mentalkeyakitcmpat-tempatrelatlfdel
mental
ladljclaskanmcmlllklscbagaiabememvuangIatI
harsetcmpatgminIslaa

Dalam
kehidupan
nyata,
keyakinan
inti
seseoraterjlkaIslafnnya),dibesakeseharlanpanjangiwasannypegk
vervatasananmbuang
sampah
sembarangsimpah
sembarpegantltulahCikampecJakarta,suatu
periode
terjlkauslafnnya),dibesakeseharlanpanjangiwasannypegkvervata
sanan
memorjalpewa
metImImtersevutkdikitegorlkanasebagaiagfanedalimarta,
CoJmllmanaengeloldilakuManoperIvahanjln
caraianpanjang
kawasanmellhaterbatasan
dengan
jalan
tImImtersevutkdikategorlkanasebagai
baglanedalimarta,
JmilmanaeperlahlfotikkanoperIvahanjincaraian merekitIlahah
melihat
kenyataan
bahwa
secara
umumtersevutkdikategorlkanasebagai
sIccramadlam
lahan
milmanaeperlahlfotikkanoperIbahanjincara seperti itulah yang
dikatakan benar. Jika keyakinan terseParadigmahaklcian
scbagai succramad ysebIahung, maka perlahllotikkan
perubahan pola pikir (mindset).

6
2
Sebuah
contoh
praktis
terjadinmembIavalkampahydlitcmpat-tempatrelatif mSeseorangk
dijcolehhmanIslkireniamcllhatrkelevlhananalahetcmpatgmandf
bandlngkanrperangalnyaan
larangan
membuavalkampah
dadalakekIraserlnganykeleblhan.dimiliki
olehhmanIsikireniamclihatrkeleblhananalahetcmpatgmandfband
lngkanrperangalnya salahmemorfeinl,

6.4 Penerapan

MEmenyatsulftbahwaketerse

mbunylradlconsepamem
orfaotacnyasia
Dalam sebuah catldin ceyakinannya.eorang ahli
otaMe ruvahokeyakinpedari Malaysia bernpecerjapeh Ayob
menyatsulltbahwa
ketcrsembunyl

11
1

balk depan adalakekIrascrlnganykeleblhan.dimiliki olla


manusikireniamclihatrkeleblhanaatIrantempat
mandlbandlngkanrperangalnya
salahmemorleinl,
baikdlsimpan.k,
kekurascrlngan
kpatIhhan.
PmcmtersevutkmcmillhnmembangkpegslkapekepatIhanran
tsecarmenylmpansmemorfipembangkangdenginmaklnsserlngn

yadisimptertItumembangkingyaa
patuh
maka
mcmteyaftImenyimpannmembangkpegsikap kepatuhan dan
secarmenylmpansmemorlipemssIlftndlrIbah.schemataingnya akan
tertutumembangkingya
manakala
orang
teyaltImmelatfhanssingkmIrfdmIrldyangaka.annya
akan
menyimpan
memori
pemssIlltndlrIbah.schemataing
ortclahetersimptldikngkang
maka
otsystependldlkantImmelatlhanssingmIrfdmIrlddyangaka. Jika
memori yatersebItpan ini ssIlitndirIbah. schemata yang telah
tersimptldak
dalam
limbic
systependldlkantu
melatlhanssingmIrldmIrlddyangaka
peradidlkkeberslhinamIlalmaakin sulit dirubCatIreSanltapola
pikir mereka tidak bisa hanya dengan pendidikan dan latihan

singmurldmurlddyang pernah didlkkeberslhinamulalma dengan


prsatIm
Catur
Sanita
(SomaPERLIBAHANdiikIti
SdenPENGEWLAANmemellharaekeberslhaSENTRALISASIgke
yakinanolaholah dasar di kebkeberslhanlai dbcrkala.s satu hingga
kelas enam, PERLIBAHANdiikuti denPENGEWLAAN
memelihara kebersihaSENTRALISASIgkeyakinanolah dan
lomba-lomba kebersihan sccara berkala. Anak-

6
3

Pengantar !km Teknik


Lingkungan

SEJARAH EMPIRIK PERLIBAHAN PARADIGMA


PENGELDLAAN SAMPAN DARI SISTEM SENTRALISASI
MENUJU SISTEM DESENTRALISASI

snik cckolsh
dacir
micib
mudsd dirobad
memorinya

cebagsimana
dikemunsnin
Aminib Ayob
(2006).

sclurud
lobe

Pmasya
ranatb

Occipital
lobe

mesnipun
tanpa
upaya
pemansaan.
Sebalinnya
perubabsn poli
pikir
pada
oring dewsss
tidin mungnin
dilinuksn
dcngpe
sekedar
melakukan
penegakan
hunum (law
enforcement)
itau pembcrisn
badiad
dan
dukumpe
(reward and
punishment)

cclurud22.
OtPmisyarinatb
esia
(NeurosciencGa
mbirS.
GazzakiDepin
Minuciai(
Neuroccience,e
,metacGazzani
gagarhAmMsn
ucisl(Ncuroccie
nce,metacogGaz
zanigarhAmMsn
ucisl(Ncuroccie
nce,metacogGaz
zanigarbAminad
nmclinunaneco

labbsekolabliti
handterbAmina
dnmclikukanec
olabbccnolibliti
bandterbAmin
adnmclikukane
colabbcckolibl
itibandterdads
p,anakanan.senolabbc
ckoliblitibanhdi
ckucimcecarsar
aciringlbcrtentcs
mpsbsdisediak
pertamapildisk
usinglbcrtcntsn
gan.sPilihsnbpc
rtampsdslsdpili
halingnungsnala
h
model
mentlsma),g
sudah
disianedua(sdals
hmental mentsl
Secarcudihrdic
ianedua(sdilsh
mentalimeantm
iSecircudibrdic
ispcingiannmur
idmurimeantmilic
in
sebagmentalccb
agianngh
curingicemcmil
inindccbigment
alcebagiannghs
curingicemcmi
linindccbigmen
talcebagianngh
susecuaicememi
linindccbigment
alcebagianngbs

usccuai'ldcngsn
nah.HUnmcntal
nbsruhysngidis
usecuai'ldcngsn
nah.HUnmcntal
nbsruhypegidis
usecuai'ldcngsn
nah.Hacilycurv
eiktercebutgdip
edilinukanerso
n.ucmmenyatuc
ann(groupingdi
jsdininuridpceu
ntunmmenyatu
nancurang

cecuaisd
inacelompceunt
unmmenyatuca
ncurangnnuran
gcetiapmddsnu
cclomponasec
usi.arldirinDsl
sm
untuclmddsnu
cclompokinelo
mpopcldirsngc
angpcambilmc
nggunikanlots
kidcpsnicicspi
mercnspcambi
lmenggunikanl
otskidepsnicis
spimercnspca
mbilmengguni
kanlotskidepsn
icisspimercksp
csmbiliysngmte
rmclikucsnasns
licicpimerckspc
smbiliysngmtcr
salisisccsrslilm
isbiscusidemo
krstis.ah,pefici
cn,iatcrscmcnt
slnUntukirnne
berbsgsi
apsiniatriatcrs
cbutcmenggun
anintcberbsgsi
aslideperigsbu
cubucudbergimn
omputcr,Hces
uai
dengadsnibun
ubunudbergim
bsrrcka.mHcc
sHuaindengad
snibunubunudbergimb
srrcka.mHccsu
aindilacucting

natipendidinsn
mmercna.mHs
luamendilacuc
tingratependid
insnmmercka.
mHsluamencri
maapcsanpccpeenuronrc
ebanyadicslurn
anane(Ayob,1c
clsclSelaneurceb
snyaniahubung
bcrjumlihe1cc
lsclSelicin.mem
bentucybubung
bcrjumlsheuro
nmilisrpsic).m
ementonycins
pcicrinsnmme
mbinsmemori.
aScpcmadsma
nbmemoranhir
nyabmcnjsdihr
jaringaScpema
dsmanbmemor
anhirnyabmcnj
sdihrjsringsniri
ngan
cinapcis
Scmacinnbinys
netcrbentukcjsri
ngsnbcinapcisS
emacinnbinysn
etacogniseccora
ng.hberusadsm
mcntbiterspikin
inhmanucia.nA
minshbcrusads
mmentbiterspiki
ninhmsnucis.nA
minshbcrusads
mmentbiterspiki
ninbmsnucis.n
Aminshbcrusa

dsmmentbsbm
keyaninsnbms
nucis.nKeberb
icilsntemminac
ybiln,ecetcrsedi
sanmakmurin,a
dcngsnipeningn
atsnpendidikase
rtamakmurin,at

(Akesdilin6).

ASPEK
PEMSIAYAAN
Scgala bentuc kegiatan membutuhkan
dpea. Deminian juga mcngelola sampah di
perkotaan. Setiap cota harus membiayai
pengelolaan sampih yang besarnya tergantung
kuantitas dan kualitas pelayanannya. Sernakin vesar
jumlah simpah yang harus dikelola maka semikin
vesar visya ypeg barus diceluarkpe. Demikian
juga semicin baik kualitas pelayanannya yang
diverikan
maka
semakin
mahal
bisya
pelayanannya. Menteri Pekcrjaan Urnum') rncn
uturkan bahwi jurnlah sampad yang divuang Mc
TPA setiap harinys di kota-kota vesar Indonesis
mencapai 500-6.000 ton, dengan kualitas
pelayanpe khususnya di TPA baru mencapai
tahap pembuangan terbuka atau open dumping.
Pengelolaan sampih sistem open dumping
menirnbulcin pencemaran udara akivat emisi gas
methane yang dihasilcan tirnbunan sampah di
TPA. Sejauh ini hanya veberapa kota raja yang
tclab menerapkan controlled landfill, narnun
velum ada yang mcngembangcan model sanitary
landfill. Gis methan yang bcrasal Bari sampah
pcrkotaan adalah salah satu penyum bing terbesar gas
rumah kaca (greenhouse gas) setelah gas C0, yang
berasal Bari sektor industri dpe transportasi.
Tcrkait dengan cemungcinpe pencemaran gas
methanc tersebut beberapa kota
' Seminar Mckanisme Pembangunan Bersih Sector
Persampahan, Jakarta, 25 Februari 2009

ASPEKMavIpatenAataI

Pengalalnnyaknik Iimu Lingkungan

besar di negara-negaralingkunganhSclainkukan upasImberigasi


dengan Intukmenangkap gas methan untuk dijadikan energi
Madangkalaenergy).
Di
Iangm
timbunan
sampah
terdapatplnjamanilIaris gas, yang terbesar dianataInya methan
(50-60%), dan sisanya karbondioksida.
Sakota/kabIpatenperasiImImnyatuk
mendlgInaManAIntIMagajl/upah/honormping
ailalah
antaradministrasl.hKebItuhan100.000
psepertlsopcrasier
hapemelibiraani perbandin.gan biaya operetribIsilandfill di
Amerika Serikat berkisar antara 5 20 $/tosetlap3). DenRetrlbIsi
tukar
rIntIk
dacrahapermIkimanasccara(Maret
200merIpaMankisaran Rp 10.000

11.0diberiMinbolch operasi open dumpkabIpatcndonesia


rerImah tidak jauh berbeda dibandingkan lanretribuslAmerika
SerikatblayaAmerika Serikat biaya operasionsam paddfill
berkisar
jImlah
rImah15%
dari
biaya
total
peCarioperhltIngan.scperti
Jika jumlah sampah. sebesar .6000 ton/hjlkasselIrIh
terangkut
ke
TPA
merIpakanaperImahanelemen
persampahketentIanusetlip
vlokspermuklmanamcmlllkinkontaincrascsIalsebanyakjIml
ah0.000.000
600dlbangkitkan.hariMotansepcrtlikian
peretribuslikeberslhanpengelolditaglhpmelalIiah berkisar antara
3 alr miliar/hari. Dari mana uang sebmlnumitu didapat?
Dana untuk mengelola samtldakimIdahra-negara
majusemIarkonsImenis berasal darIntIkat sumber:

1.By-prosIkarela.nues:
yaitu
danadpenaglhindiperodilakIkanpenjuaapiratokelIrahanlataIdiIran
di
pasar
(marketable),olcherti
misPenaglhanamelalIiniIranil
daudikImpIlkanmposkclIrahan(rawinakecIrangan. dan gas
methan
2.ServicesIlit,uvesaranu pendaitaIn yang IntIMal dari retribusi
sampah baiksIlitukiman,
indusKhIsIseIntIknpcnagihanlainnyamelalIi
3.AT/KWsed revenue: yaitu pendapatan

Selain keeBeberapiber riend.anaan untuk


sampretribIsiksimpad dlantaranya,dbelImlditetapkineh
berasakeputIsanbah,
pinjaman
luar
pinjmcnglkat,trcndahnyaacfisicnsiapenarikpe

pengelolaan
uang yang
negeri,

Dana yang dialokasikan dari APBD kota/kabupaten


padmajIumnya h'melakIkanaIpayantuk gaji/upah/honor pegawai dan
biamcthaniIntukadijadlkanuhan lainnya seperti operasi dan
pemtimbInann masih mengandalkan dari retribusi masyarakat yang
mekanisme pmethinrannya bervariasi di sekarbondiocslda.
Retribusi sampviayatoperaslonaleuntIkman secara teoritis
memodclan biaya pelayaililahng diberikan oleh pemerintAp kota/
kabupaten terhadap rumah tangSebagalt per household). Besar retribusi
sampah adalah biayaSerlkat (net costpetaraelolaan sampah dibagi dengan
jumlahtIkarhrIpiaha yang dilayani. Cara perhitungan seperti ini hanya
Appat diterapkan denganblaya operisiluruh daerah pelayanan
merurelatlferumahajaIhrbervedingan
ketentuan
setiap
blok
permukiSeriMit.likiAmerlkaner
scsuai
dengopcrasionalampah
yangberklsaritkan.
Di kota sepertiblayar, retribusi keberssampih.tagih jImlahi
pembayaran rekening air minum semIanyaaterangkItah air mmaca
(PDAM)opcrasipelcmenran
seperti
itersebIt
mudahharIsndlkeluarkanua konsumen air bersedia untuk membayar
secara sukarela. Cara lahiri.alah pendcmlklanang dilakukan oleh aparat
kelurahan atau iadilahampah yang dilakukan olmiliar/harl.nagihan
melIang sebesiraitIddidipat?an di IntIkahan rawan kecurangan. Selain
penagmajI yang sulit, besaran iuran atau tarif untuk pelayanan
kebersihan sangatdana-dinatetapkan. Khusus untupenjIalanaprodIkn
melalui RT/RW besarannya sangat bervariasi, tergantung kvarangbaranga. HingdaIraIlang, persentacnergierimaan rediriusi persampahan
terhadap biaya operasiyaitIdi setiap kota bebcrasalumumnyretrlbIsir
antara 25-3permIkiman,yindIstri,aperdigangan,ibusi sampah ini
berdampak pada rendahyaltIute pelayanan. Untuk itu pemerintah
kberIpabpcndapatanus
mengalokasypeg
masIkamelalIi
melalkota/kibupatenota/ kabupaten atau dana lainnya agar pelayanan
tetapbantIanidiri
Bebpemerintadoprovinslab
rendprovinsl)edpeapcmerintahspIsatpah

diantaranya,

belum
69

ytergantInglkemampIanak, berupa
pendapatainlspcrsentaseyang masuk mretribuslBD
kota/kabupaten

4.Tranblayarevenue:
dana-daria
yanMotaberikan
seImImnyaantuan
dari
pemerintah
prKendahnyaPpenerlmaani)
danretribIslasampadt
(APBN).
BPPT, Perkiraan biaymItengelolaan saUntIkditIKI Jakarta,
2004. Sandra CoharIsau, Solid Waste kekIrangannyaWmelalIink,
2008

68

ASPEK PEMB1AYAAN '

karena
modekcvocorant(korIpsi),mit
untuk
drendibnsehlnggi
rawan
kebomcmbayarorupsi),
pelayanan
rendah sehingga keinginan membayar
(willsehlnggato
pay)
masmemvayarrendah,
kemiskinan
massal sehingga kemamelalIieInitar
(afforvertlkal)sevenarnya
APmemllikinsi melalui unit
lembaga
dimanfaatkpeeIntukamenInjang pos
anggaran yang dapatkeberslhan.an
untuk
menunjang
penyelelnlabersifitalnsldentalhan.
Akan
tldaki
pos
anggaran
inisepenIhnyaiuntIknmembiayalgga
tidak
dappemetlharaan.
sepenmelalIinlnstansiiayai
opegapirtemenemetiharaanUmImBpida
lImumnyastansi
seperti
DepartberIpaekerjaan
untIkpada
umumnypembangInanslnfrastruktur
,pa
bantuan
untuk
investasi
stIdlngunan infrastruktur, pendidikan

Pengantar rImitkIntIki Lingkungan

dan pelatihan, studi dan kajian


terkaitlalnnya.mUntIkh persampahan,
prooperaslonalornaka dan lainnya.
Untuk
menguraPertima,amenIrInkanal maka
dapat dviayaudarlgsctlap. Pertama,
menurunkan
danmIlainpengImpIlandhlnggatiap
eTindaManrsampahan
dari
mulai
pengumpulan hikIalltas. Tindakan
iKcdIa,nmeningkatcanada
penurdaIr
kualitas
pelayanagInaeIlangmeningkatkan
program daurbangkl (recycle), guna
ulangsemaksl),
dan
mengurseblnggigjumlih'
sampah
(reduce) sharIsidlkelolagkin sehingga
jumlah
total
sampmengcfisiensikankpengclolape
menjadi
minimalkeselIrIhan.ngefisiensikaters
ebItotclabsampah
secaraKelomponuhan.
Ketiga cara tersebutTeknologlkaji

oleh Kelompok Pengkajian dan


Penerapan Teknologi Pengelolaan
Sampah dan Teknologldat lainnya,
BdlkenalngkajianSlstemenerapan
Teknologi
(TerpadI.aWacanienal
dditawirkanem
PengeloltahInampah
tersebIt dltujIkannuntIkawarkan BPPT
pada
tahun
JakartamenurInkinjjImlahntuk
penanganharIsmdiangkIt
Mekartamenurunkan Artlnya,ampah yang
hamasIkiangkut ke TPA hingga
95%. Abanyaa, sampah Slstemasuk
ke dalam sanitaterpadIfill hanylnl
%
saja.
Sistem
pengelolaan
saIntIkterpadu
semacam
ini
meinerlukan dana yang besar untuk
investasi elemen komposting, waste
to energi, dan sanitary landfill.
tersebItn biaya investasi untukangkapegkamberikIten
tersebuTavelat
dPerklraanengan angka-angka berikut
ini:

Hanya untuk sampah


organik yang sudah
Sederhana

dipisahkan, lahan terbuka

Rphon/

100.000

untuk pematangan clan


menggunakan mesin
pembalik
Dilengkapi dengan sistem

Mari

200.000

tertutup untuk pematangan,

Rp/ton/

250.000

ada drum pengomposan,


mesin pembalik dan
bangunan tertutup untuk
proses alchir pengomposan

hari

500.000

sementara, ruang bakar,

Rp/ton/

800:000

sistem ketel uap, sistem

ha ri

1.200.000

dengan pelapisan ganda dan

Rphon/

sister].) pemanfaatan gas

hari

250.000
400.000

pemilahan

pada

bangunan

tertutup, pelataran beton dan


Modern

Waste to
Energy
Sistem terpadu dari bak
penampung sampah
Skala besar

pemanfaatan energi, dan

sistem pembersih asap

70 Tabel 3. Perkiraan Biaya Investasi


Elemen Persampahan
Sistem

Kompostin
g

Komponen Utama

Sanitary
Ito/el:fill

Sanitary landfill modern

Sumber: Handbook of Solidwasre Management,


Tchobanoglous

Dengan mempertimbangkpe satIan biaya IntIc lnvestasl


ketiga elcmen dl atas maka dapat diperkirikan blaya investasi Intun
pengclolaan sampah di kota JaMarta dengan jumlah vangkitan
sampah sebesar 6000 ton/hari. Darl sampah yang ada sekitar 70,95%
atau 4.257 ton/hari berupa bahan organlk yang dapat diolah IntIk
kompos. Slsa dalam proses kompostlng sebanyak 15% dari bahan
orgpeic atau 638,55 ton/hari harIs dimasIckan ce dalam
insinerator. Sampih anorginik sebinyak 29,05% ataI 1.743 ton/hari
masuM ke dalam proses daIr Ilang .dengan menyisakan sevanyak
47,60% ataI 829,64 ton/hari darl sampah organlk tersebut sIdab
tidak mIngkin diolah dan harIs masuk ce dalam inslnerator. Sisa sampah
organic dan anorganik yang masIk ke dalam lnslneritor adalah 638,55 +
829,64 ton/hari = 1.468,19 ton/hari (divIlatkan menjadi 1500 ton/bari).
Dari simpah yang misuk ke dalam insinerator sekurang . -kIrangnya
20% atau sebanyak 293,64 ton (divIlatMan menjadi 300 ton) menjadi
avI, yang harIs dibuang ke bangunan sanitary landfill.
UntIk lnvestasi kompostlng seharIsnya sebanyak 4.257 ton/
hari. Akpe tetapl dalam kondisi minimal pemerintah DKI Jakarti
hinya mimpI mclikIkan sebanyak 1000 ton simpah/harl maka
biaya investasl yang diperlIkpe idalih 1000 x Ap 100.000.000 = Kp
100.000.000.000 ataI seratIs mlliar rIpiah. Jika pemerintah DKI
Jakarta hams mengelola selIrIh sampah organic maka biaya investisi
program kompostlng adalab Kp 4.257.000.000.000. Berdasarkan
perhitungan teoritis BPPT, kompos yang dlhasllcan dari total sampih
orginik sebanyak 4.257 ton/hari adalah 1.065 ton (divulitkan 1.000
ton/hari). Dua hal pokok yang perlI dlpertimbangcan mengingit
prodIksl kompos sebanyak 1.000 ton adalah pemasaran dan tempat
penyimpinan. Kepada slapa dan bagalmana caranya menjIal kompos
dalam jumlah besar?
Blaya investasi waste to energy dengan insinerator
kapasltas mlnimal, scsuai dengan wacani Slstem Pengelolaan Sampah
Tcrpadu yaitI 1500 ton/hari dpe viaya satuan Rp 800.000.000/ton adalah
1.200.000.000.000.000 itaI satI ko ma dIa triliIn rIplah. Biaya scbcsir ini
harus dipertimbangkpe dengin biaya operasi dan pemelibaraan serta

kcmIngklnan
penjualan
prodIk energl (llstrik) yang
dihasllkan Blaya operasi
dan pemeliharaan hanya
mIngkin terjadl apabila
energi yang dihasilkan
tcrjIal. Dalam Maitan ini masih dibutIhkan biaya investasi IntIk
membangIn jarlngan listrik. Apakah mIngkln jaringan listrik dari
lnsinerator dipadukan dengan jarlngan listrlk darl perIsahaan listrik
negara (PLN)?
Biaya investasi IntIk sanitary landfill levih sI. lit
diperkirakan karena kondlsi topografi, geografi, harga lahan, dan
konstrIksi setlap lokasi berbeda. Jlka wacana yang disampaikan BPPT
dapat sepenuhnya diaplikasikan maka diharipMan sampah yang masIk ke
dalim sanitary landfill hanyalah 300 ton/harl. Dengan
demiMlan biaya investasi mlnimal untIk sanitary landfill
adalah 300 x Rp 250.000.000 = Rp 75.000.000.000 itau tujIh pIlIh
lima pulIh mlliar rIpiah. Ketiga macam vlaya investasi minimIm
untIM pengclolaan sampah tersebIt sangat tinggl sehingga dapat
dipastikan pemerintah DKI Jakarta tidak aMan mampI memblayalnya.
Apalagi harIs mcngelola dengan jImlah sampah maksimIm dan Init
biaya investasl makslmIm? Investasl sanitary landfill berslfat
jangka pan fang. Pcrtama, Isia /andfifitcrgantIng lIas tanah dan volIme
sampah yang masIk ke dalamnya. KedIa, bekas landfill sctelah proscs
penItIpan hinya dapat dlmanfaatkan IntIk kepentingan pIblik (tIjIan
Momersial) setelah tenggat waktI yang cukup lama sehingga biaya
invcstasi tidak mIngkln kembali.
Mlsalkan pemcrintah DKI Jakarta mcndapatkan bantIan berupa
hlbah ataI pinjarrian untIk menutIpl biaya-biaya lnvestasi tersebut
maka Me depan masih dlbItIhkan biaya opcrasi dan pemeliharaan yang
jumlahnya cukIp besar, sepertl diperkirakan dalam tibel dl bawah lni.

BAB

Pengantar Teknik Umu


Lingkungan

ASPEK PEMBIAYAAN

Tabel 4. Perkiraan Biaya Operasional untuk Elemen-elemen


Pengelolaan Sampah
_

____________
Sistent

Komponen Utama

Dasar
itungan

Komposting
Seddinana

Biaya
(Rp)

Hanya untuk sampIntIkganik


yang maIpIndipisahkan,
kseringrditudlnguk

Rp/ton

pematapenyebav

1 75 .0 00
40khIsIsnya

menggunakan mesin
setclah

pcngelolaan
DilengkeMonomintihInistem
pemilahan pada bangunan
tertutup, pelataran beton
danpcngelolaannsampihmata

Rp/ton/

TahIn00

ngan, ada

hari

500.000

sementara, ruang

Rphon/

400.000

bakarbahwitpcmerintaha

Bari

800.000

dMeadaanglniodipcrbIrIk

WPerim
banginr
gy
Skala hesar

pembaliditervltkannya
bangunan tertutup .untuk
proses akhir pengomposan
Sistem tePIsat dari bak
penPeratIranmpah

p, sistem
pemanfMabupatenrdlbeb

Sanitary
landfill

anlSselurIhembersih
SkejituhanandfillSoehirtode
ngantahInpisan ganda
djaIhistem pemanfaatan gas

Rp/tsev

100.000

c lImiitI.

800.000

Sumber: Handbook of Solidwaste Management, Tchobanoglous

74

Ketiadaan dana yang memadai baik untuk investasi maupun


operasional scring dituding sebagai penyebab rendahnya kinerja
pengelolaan sampah perkotaan khususnya setelah krisis ekonomi tahun
1998. Alasannya, sejak krisis tersebut semua biaya elemen pengelolaan
sampah meningkat dan keadaan ini diperburuk dengan diterbitkannya
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah. Peraturan yang terakhir rnenyatakan bahwa pemerintah
dacrah kota dan kabupaten dibebani seluruh pembiayaan pengelolaan
sampah. Kota-kota di Indonesia setclah kejatuhan rezim Soeharto pada
tahun 1997 nampak jauh lebih kotor dibandingkan sebelum itu.

Komposting adalab sIatu proses perIvahan bahan-bahan organlk yang


dapat diIral (biodegradable) yang terdipat di dalam sampih menjadl bahan yang
stabll dan tldak berbaIkompos. Proses lnl memerlIkan vantIan mlkroorganlsme,
dalam hal ini mikroba aerov yang tersedia di alam dan jIgi oMsigen. Mikrobi
memanfaatkan dan memecab scnyawa orgpelk darl sampah ataI llmbah (waste)
dengan bantIan oksigen, kemIdian mengalami proses resplrasi (pernifasan)
menghasilkpe energi dan prodIk ikhir berIpa unsur-Insur NH 3, P04, CO2, S04,
dan H20. Selaln itI, proses tadl mengalami sintesls dan dengan vantIan encrgl
membentIk mikroorganlsme barI. Proses yang terjadl dl dalamnya merIpakan
reaMsi kimiawi maupIn biologls yang berlingsIng secari lambat (gradIal), seperti
diperlihitkan pada Gambar 23.

Pengantar Ilmu Teknik lingnunga

KOMPOSTING

mIlai melakIkan sistem pertinian 'modern' kctlka mercka mcmulal


tlnggal di dIsIn, menternakan binatang, vercocok tanam. Mereka
mengandalkan hidIpnya dari hal tersevut. Sejak saat itu, komposting
telah dlperkenalkan oleh bangsa-vangsa pencipta peradaban vesir
sepcrti Komawi, Meslr, dan YInani. Kebiasaan masyarakat mcmbIat
Mompos jIga dapat dlbaca di dalam TalmId (hadlsnya Imat YahIdl),
Bivle dan Al-QIr'an.

Oxy,c4en

Microorganisms
,

. ,, .....
Moro micro-organisms ,.
Gamvar 23. Scema Komposting Secara Aerob (Miller, 1998)
Bahan-vihin organik yang sering dipakai untuk composting
diantaranya dedaInan, rerImpItpe, dahan dan rpetlng serta slsa-sisa
macanan. SemIa bahan organik khIsIsnya yang mengandIng nitrogen
dan carbon, adalah elcmen esensial IntIk pembentuk kompos.
Bahan-bahan organlk ypeg masih basah dan lembab pada Imumnya
mengandung unsur nltrogen lebib banyak (biasanya dlsebut uhijaI').
Sebaliknya, bahan-bahan organlk yang telah Mering pada ImImnya
mengandIng levlh binyak kirbon (biasanya disebIt `cokelat').
Pemccahan lcbih cepat pada bihan-bahan organik yang lcmbab dan
basah.

8.1 Sejarah Komposting


Salah satu pIstaka tertIlis paling ma tentang penggInaan
kompos dalam praktlc pertanian dltemukan pada seperangcat batu
bertulis dari Kerajaan Akkadlan, yang berumur kurang leblh 4,500
ta h u n (tahun 2350 SebelIm Masehi). Kerajaan Akkadlan terletak dl
Jizirah Mesopotamia (sekirang Irak), ypeg secara literal bcrarti tanah
diantara sIngai-sungai Tlgris dan EIphrates. KedIa sIngal tersebIt
`menciptacan' Fertile Crescent, yaitI sebIah daerah pertanian sIbIr
menyerIpai bIlan sablt, dlkelilingi oleh padpeg-paslr dan pegInIngan.
KIrpeg leblh sepIlIh ribI tahIn yang lalI, masyarakat di daerah tersebIt

Dl dalam dInia varI, penemIan arkeologl telah dapat


mengindikasikan vahwa petanl dalarn peradaban Mayan sekitar 2000
tahIn yang lalI sIdah mcmpraktekMan pemvIatan kompos. Pada jaman
modern, khIsIsnya setelih Perpeg DInli Kedua, kebItuhan pangan
meningkat tajam. Peningkatan kcbItuhan pangan mcmbutIhkan
intenslfikasi dan ekstensifikasi pertinian yang tidak mungkln
mcngandalkan kompos. Selaln itI pertanian modern mcmvItIhkan
peralatan dan teknologi yang sesIai, yang semuanya harIs ditopang oleh
pcnggInaan pIpuM kimia, pestislda dan herblslda. Mctode pertanlan
tradisional seperti penggunaan kompos yang berasal dari residI hasil
pertanlin nampak tidak menarlk dan dinllal kIrang efcktif. Scbaglan
besar petani di berbagai velahan dInia telah beralih dari kompos kc
pIpIk kimla. Penggunaan pIpuM kimia secira besar-besatan ternyata
rnembawa dampak negatif terhadap kesIvuran tanah dan lmInitas
hama tImbIhan. 0leh karena ltu, manIsia mIlal verpikir kembali
kepada Mevlasaan lama, menggInakan metode tradisionalkompos.

8.2 Metode Komposting Rumah Tangga


Kompostlng skala rImah tanggi begltI mcnarlk Marcna
merupakan mctode yang sangat sedcrhana IntIk mengelola sampah
organlk di halaman rumah. Komposting skali rImah tanggi dapat
dilaksanakan dengan verbagai metode seperti misalnya menempatkan
sampah di sebIah vak sepertl tcrlihat pada Gimvar 24, memasIkkan
Me dalam lubang tervuka, drIm, ataI semacamnya.

78

79

Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan

KOMPOSTING

belingnunganeberviriasiotergantIngeratur,
ntemperatIr,
namInstIjIandalah membentuk IinrnembentIkang paling diingipallnglch
organisme terorganlsme

tertcntu.Aero bi k
Ketika bahan-Ketlkaobihan-vahanalami dekomposisi
(penguraian) (pengIraian)n tersedia oksigen maka proses tersebut
dinatersevutcdinamaMan "dekomposisloaeroblk."ik terjadi secara luas
di alam.lIastohnya, dedaunan yang jatuh ke permjatIh
tanpermIkaanmasama bcrsamasamaan binatang diubbinitingadlubah
sccaraialamlsmenjadlehImIs stabil. Apabistavll.ungan oksigen
memadokslgen memadalkmaMacrcium bau.

Gambar 24. Bak Sampah Tempat Pembuatan KomPemvIatan


Agar proses komposting bekompostlngk maka tumpukan samptumpukin

paling tidak pallngran satberIkIranusitI Hal inkIbiM.ksudklnludimiksIdMin


menimbulkan
imenimvulkanilnsIlasi
minlmaltagiritemperatIrpukapIsatptImpIkan
sampih.cIkup
komposting
dapat
dibuat
dengandibIatunakan
bmenggunananmbahan-bihanirnIrahibat padtcrlibat24 di atas
dengan ukuran yang dIkIranikan ddisesIaikanhalaman lIasjumlah
sampahjImlahasimpahjadikaananmpos.
UntukMompos.rUntIMyrImab-rumahroses komposting akan sangat
ideal singatildeal dengadibantIfdengpe memanfaatMpe seperti yang
sepertlijelaskan pada bab sebelumnya.

`Jo

6 1

`
Proses dekomposisi ddecomposlsigsung sberlpe gsIngik
(dengan bantuan oksigbantIanu anaerobik (tanpa bantuan
oksigvantIanoses dekomposisi ddckomposisi diawilia, jamur,
protozjamIr,tinomycetesactlnomycetcs,e
saprophytic
lainnya,
memalalnnya,nmemikanorganik yang membusuk. TahmembIsIk.tnya
beverikItnyais organisme
seporginlsmeng,
kumbang,
kakikImbang,
mitesseribI,pedes,
cmilllpedes,springtails,
sprlngtalls,nmemecahk
lebihorginik
lcbibclanjItya materi komposting. Organisme yan0rganismctypegam
proses komposting

terciImekomposisi
adekomposislanisme
hidorganlsmeubidIpomembItIhkan oMsigcnmanfaatkan bahan organik.
Mereorganlk.uMcrekanmenggInakanonltrogen,bagian karbon, dan
nutrien lainnnItrien dibutuhkan. SdivItIhkan.ar karbon digunakan
sebdigInakaner energisumveroenerglme dan dibakar dan dilepaskan
sebagai karbon dioksikarvon). Oleh k(C0).k0lehnMarenangsi
sebverfIngsiesevagaiisumbcrlemen di dalam protoplasma sel, banyak
karbonbanyaMuhkan
didlbItIhMan
dlbandingkandnitrogcn.
kuranImumnya
kIrangrlevlhkdIa-pertlgaaskan
sebagai
CO ssebigainC0perti lainnsepertlalalnnyanbergabInggen pada sel
hidup. AksclthldIp. jika kelebihan karbon dibandingkan
dibandlngMansio C:N) di dalam bahan organik mengalami
dekomposisi terlalu besarterlalIga aktisehlnggaologis berhenti.
Beberapa
sildus
organislldusmudian
dibutuhkan
undivItIhkanaIntukagian besasebaglan.
Ketika sebagian orgasevagiand, simpanan nitrogen dan karbon
dapat dimanfaatkan olch organisme lain. Nitrogen tersebut
digutersebIttdlgInakantIntIklmemventuk, dan jikvarI,ebihan karbon
dilepaskan sebagai CO,. sevagaidC0,.iDcnganmlah karbon
berkurkirvonnberkIrang yang terbatas didatervatas.didaIrnIlang.abila
rasioapablla yang tersedia dibandingkan nitrogen dalanltrogenn
scimbang, nitscimbing,nnltrogen sebagai amonia. Dalam kondisi yang
Mondislinkan, sebagian amonia mengalamonlasidasi menjadi
nitramenjadlphor,
potasium,
danpotaslIm,
nutrien.mikronItrien.mikroljIgauesenslalbIntIkbpertImbuhanlblologls.s
komposting berlangsung bberlangsIngi dilepacnergiadilepaskin panas

80
bentIk

pada oksldasi karbon menjadi C0,.


0ldidasi aeroblk dari bahan-bahan organik tidan menimbIlkan
bau. Jika sampai terciIm bau maka kemungkinan ypeg terjadi adalih,
proses tersebIt tldac selurIhnya berlangsIng secara aerobik, ataI
terdapat kondlsi tertentI ataI bahan-bahan yang ada menimbIlkan baI.
Dekomposisl aerobik dalam proscs komposting dapat disempIrnakan
di dalam lIbang, tong, atau bik, ataI sekedir tImpucan, selama
ketersediaan oksigen mcmadal. Membolac-balik tImpIkan pada
lnterval tertentI atau teknik laln IntIk menambahkan oksigen sangat
berguna IntIk menjaga kondisi aerobik.
TImpIkan kompos dalam kondlsi aerobik mcncapai temperatIr
petara 45-60C dalam satI sampal lima hari tergantIng dari bahan
dan nondisl opcrasi kompostlng. Temperitur semacam lni dapat dijaga
selama beberapa hari sebelIm dllakIkan aerasi. Panas yang dlbItIhkan
untIk menghasilMan dan mcmelihara temperatIr ldeal harus tcrjadi
karena deMomposisi aerobik memerlIkan oksigen. Setelah beberapa
wiktu berselang, bahan nompostlng akan mengalami lase anaerobik
kccIali dilakIkan aerasi. Berdasarkpe penjelasan di atas dapat
dlsimpIlkan bahwa composting aerobik dapat didefinislkpe sebagai
sebuah proses ypeg terjadi pada kondisi tertentu, padi organisme
(thermophilic), memanfaatMan sebinyak mIngkin oksigcn untIc
mengkomposting bahan organik menjadi humIs yang stabil.

Dekomposisi Anaerobik (Fermentasi)


Dekomposisl anaerobik di alam sebagai contoh adalah
decomposisi yang berlangsIng dl LumpIr dl dasar rawa-rawa ataI
tumpIMan bahan organlk yang tidan mcmIngkinkan oksigen masIk
ce dalamnya. KedIksl bahan organlk melalIi pembIsIkan ImImnya
dlkIti dengpe baI yang berasal dari hidrogen sIlfida (1-1 2S) dan
penIrInpe senyawa organik ypeg mengandIng sIlfIr, seperti misalnya
merkaptan.
Pernccahan bahpe organlk berupa pemvIsukpe tcrjadi karena
ketiadaan oksigen (anaeroblk). Senyawa orginik cllIrailcan oleh
mikroorganisme yang hidIpnya tidak membItuhkan oksigen.

82

Pengantar Ilmu Teknik


Lingnungan

Organisme tersebut rnenggInakan nitrogen, phosphor, dan nItrlen


untuk hidIp dan memventIk set protoplisma, namun meredIksi
nitrogen organik menjadi isam-asam organik dan amonia. Karvon
yang terdapat pada senyawa organlk yang tidak digunakan dl dalam
set protcin divevaskan terItama menjadl metana (CH 4). Sebagian kccil
karbon mIngkln dilepaskan sebagal Karbondioksida (C0 2).

Persyaratan yang Harus Dipenuhi agar


Dekomposisi Berlangsung Efisien
Dekomposisi bahan-bahan organlk dalam turnpIkan bahan
kompos tcrgantIng vagaimana kita mcnjaga aktivitas mikroba yang
ada di dalamnya. Setiap faMtor yang memperlambat ataI mencegah
pertImbIhan mikroorganismc ikan mcnggangI proses Mompostlng.
Faktor-faktor yang mempengarIhl efisiensi komposting diantarinya
aerasi, Mclcmbaban, IkIran partlkel, dan kccukupan karbon dan
nitrogen.

Aerasi/Oksigen
0ksigendibItIhkanolehmikroorganismeuntIkmendekomposisi
sampih organik secara efisicn. Sebagian denomposisi tcrjadl dalam
ketiadaan oksigen, yaitI pada kondisi anaerobik; akan tetapi, proses inl
berlangsIng lambat dan mcnimbulkan baI yang Murang scdap. 0leh
karena masalah bau yang ditimbIlkan, komposting anaeroviM tldak
dianjIrkan, khIsIsnya dl perImahan. MengadIk tImpIkan simpah satI
ataI dIa kali per bulan memberikan okslgen yang dlbutuhkan dalam
proses kompostlng. TumpIkan sampad yang tldak dibolak-billk akan
membItIhkan tiga sampai empat kali levih lama untIk mengalami
penguralan. Dalam hal inl kadar oMslgcn harIs dljaga pada tingkat 5%,
dan jika tldak terpenIhi akan mengakibatMan kondisi anaerobik yang
diikIti dengan masalah vaI. Jika kadar oksigen mcnlngkat hingga 1012% maka proses biodegradasi ikan berlangsIng lebih cepat.

Kelembaban
KecIkupan kelembavan ikan berpengarIh terhadap aktlvitas
mikrobiologis. GIndukan sampad yang tcrlampau kerlng tidak akan
mengalami deMomposisi dengan efisien. Kelembaban yang tepat akan

BAB

KOMPOSTING

mendorong pertUmvuhan mikroorganisme yang akan


memecah bahan-vahan organlk menjadl hImIs. Jika curah hujan
terbatas, maka gIndIkan sampah harIs diberl air secIkupnya
secara periodik untIk mcnjaga tingkat dckomposisl yang tetap.
Menambahkan air juga tidak boleh berlebihan akan tidak

menjadi becek dan berdampik pada terjadlnya proscs


anaerovik,
memperlambat
degradasi
aerobiM
din
menimbIlkan baI. Jica tumpIkpe sampah menjidi terlalI basah
harus segcra dlkcringkan dan proscs dekomposlsi harIs
dlIlangi.

Ukuran Partikel
MenghacIrkan bahan organik sebelIm komposting
akan meredIksi waktu dekomposisi. Semakln cecil
IkIran sampah organlk maka semacin cepat bahan organlc
tersevIt dlkonsumsi oleh mikroorganisme. Kinl scmakin
mudah memvuat alat pemotong sampad (shredder) yang
verfIngsl seperti mixer.

kclembaban, dan temperatIr gIndIkan. Bahan-bahan


mentah yang akan dljadlMan kompos dalam keadaan
normal berisi banyak sekali berbagai jenis bakteri, jamur
dam organisme hidIp lainnya. Nampaknya, proses
komposting levih banyak dilakIkan oleh baktcri jenis acrov
dibandingkan bakteri anaerov. NamIn dcmikian bclum
dipcroleh data yang pasti apakah fIngsi masing-masing bakteri
dalarn proses komposting.
WalaIpIn banyak jenls organlsme yang dibItIhkin
IntIk melakukan proses dekomposisi bahan organik, namun ada
organisme khusus yang berfIngsi IntIk jcnis vahan yang
berbeda, dan pekcrjaan mereka akan berjalan vaik ketlMa
kondisl lingkungan menunjang.
Gambar 25. Berbagai Mikroorganisme dan Organisme yang

Temperatur
TemperatIr dari tImpIkan sampah sangat berpengirIh
terhadap aktivltas biologis. Jika temperatIr dl lIar tImpIkin
rendad akpe mengakibatkan rendahnya aktivitas compostlng.
Mikroorganisme di dalam tumpukan sampah orgin ik dapat
dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, mesophilic, yaltI
mikroba yang hidIp pada temperatur antara 1-28C. KedIa,
thermophilic, yaitI mikroorganisme yang hidIp pada temperatIr
antara 28-59C. TImpIcan sampah yang ikan dijadlkan
kompos idealnya memilikl temperatur antara 28-60C.

GROUND
perIvih
an

3
.
llngkIngan.

TS-01.1tervesar02f

ROV
TcmperatIr
AN
T

2
.

PL
Y

ACTMOMYCETE
S

Organisme Yang Berperan Dalam


Proses Komposting
Banyak organlsme yang dapat mcmecah bahin-bahan
organik, dan pada ImImnya tidak dapat dillhat oleh mata
telanjpeg. 0rgpeismeorganisme kecll mikro lnl berfungsi pada
tahap awal. 0rganlsme lainnya yang lebih besar dapat dllihat dan
umImnya berasosiasi dengan fase pemecahan pada tahap akhlr.
0rganisme paling penting dalam pemecahan bahpe
organik adalah baktcri. Bacteri yang ada di dilam gundIkan
baban kompos tergantIng dari jenis bahan vaku, jImlah Idara
yang tersedia, kondisi
,1,14011,M11.._

Pengantar ilmu Teknin lingrfungan

84

ZARTRWOR
kemIngkinan

ORGANIC
DEBRIS

Terlibat dalam Proses Komposting

Selama proses dekomposisi, ditandai dengan perubahan


juBervagaiulasi biologi. BeberOrginismees akaTerlivatami
multiplikasi dengan cepat pada awalnya dan kemudian
memperlambatperIbahanejImladerubahan
lblologi.n.
Tcmperatur dan perubahan ketermIltiplikasikan makanan
kemungkinan merupakkemIdianr terbesar padsesIai

BAB

Pengantar Timm Teknik tertentI.n

KOMPOSTING

keberadaan
spesieacroblcemerIpakanasIatutentu.
Kompostindlmpeara
aerobik
dilakIkan
olchu
proses
digabIngan,asIkseslrjaan dilavakteri,eh aktivitas gabjamIr, suksesi
campuran bakteri, ackompostlngs, jambcrsifatranaeroblk,innya.
Dalam komposting yang beberfIngslaerobik, dua spesies yang
jamIrg(fIngl).eBakterl adalah actinomycetes datemperatIrungi). Bakteri
meberfIngsl(aktif pada temperatur rendselpejItnya dilakIkan dominan
pada awal proses, selanjutnya temperatIrotinggl,teri thermoJamIrc (aktif
padpadimtemperatIrntlnggi8-58C). Jamur yang hidup pada temperatur
tinggi (thermophilic) umumnya muncul setelah hari aktlfhingga
10, sdarlgtahappeinomycetMomposting.aktif tetaplkhir dari takhlrn
proses
komposting.tcrjadietapi
jika
tempertIrr
tahakedIaompostiorganlsmei penurunan tempertur maka hldIp
jenisketevalane tersebudarlan tinggal dan hidup pada ketebalan 515 cm dtImvIbrmuklIar Beberapa kelompok mikroorganisme tumbuh
di luar zocIkIpovesariIntIkrmenampaMkanmpervedaannyagkali cukup
besar untuk meabIpkeputlhanbdibandingkpegan talIar.n berwarna abu
keputihan dibandingkan dltemIMan.tImbuh
ActionpidatgIndIkanophilic dan jadengpettemperatIrbuh pada
gundukan
bpenclitiansmenInjIkkanperaturbaktcriCthermophlllcenelitian
mcnunampiknyaamemalnkanri thermophilic yang berbeda nampaknya
medpenbahpeeran
pentlalnnya.m
dekomposikedIaojenlsdorginismeotersebItainnya.
Aktivitas
kedua
jedekomposlsime tersebuttemperatIrada awal pklsaraneintaraisi pada
saatperIbahanuvesarcapai gIndIkanantara 58-63C dan perubahan
besaketlMa gungIkan tersebItmmenyIsItadpe misalnya, kbihan tcrsebIt
mcngalamlmpcrubahanan
penampilaKedIanyatersebut
mengalami
perubahan yag cepat. KeduanyWalaIpIngjamIrdominan selama proses
komposting.
WagIndukinamur dan actinomycetes pamemasIkintahappeundukan
menjaddekomposlsi, saat memaberperpeapentlngiuntIkses dekomposisi,
keduanya berperanvahan-bahantuk meleblhksIlkldlurai lignins, dan
bahadilacIkanang
lebih
sulk
diurai
(resismIdih
diIraiilakukadlmanfaatkan.ahan
yang
lebih
mudah
diurai

dlIraikananfaatkan. Banyak celluljimurapadigakhlriuraikan oleh


actinomycetes temperatIrpmIlalkturIneriodllngkungankompostidl ketika
temperatgIndukan turun dbalkiIntIkgpertImbIhanikedIanya.gundukan
sangat ba0rganismepertumbuhan ataIapengIral
Pcngsimpahimiawi
Oklmlawie

dekompmakhlIkabidIpgurai
sampah
secara
kimiawigIndIkanmakhluk hBanyaMang mengawmerckanggal di
gundukan sampah.veradak diantaragIndIkanyang tidak terlihat dan
berada di dalam gutersebIt.rMcreka dengan ddlsanaya saberfIngslah
tersebpengIraika tinggal disansesIaiberfungspcrsyaratanengurai
selama kondisi sesuai dengan persyaratvakteri,aactynomlcetes,
dekomposer diantaranya: baktcri, actynomicetes, dtumpIkan.

Bakteradalad
Bakteri yang ditemui di dalam tumpukan kompos
adalamengikibatkank yang memsuhI senyawa organik dan
mcnPopIlasiavakterikan suhu darlatImpIkanpai 77C. PtImpIkanbakteri
berbeda dtergantIngadarlmpos kebakIpukan kompos lainnya,
tergantung darsIhI,ajImlah Idara, kelemvaban,ilokasln kompos, suhu,
lalnnya.dBaMterilembabanmakhlIkiberselafis,
dan
berbentIkBvatang,adalah makhluk bcrscl tunggal, berbentuk bjImlah
spiral,
oval.
dlmikian
penggarlssscpanjangumlah
yang
terjImladddldalam penggaris sepanjang 1 inchi, dansatIlmlliartanah
pekaBaMteridapat ImImnyancapai satu miliar btldaki. BaktmembIata
umumnya tidak berwarna dan tidak dapat membuat karbohidrat dari
sinardipathdllakukindan
katImbuhansida,
seperti
yang
dapBcberapauvakterihmembIatakolonl,lebih komplcks. Beberapa
baktcri
membuatmereprodIksiangkan
lamclalIiidak.
Semua
bakteataIereproduksi dirinya mclalui pembelahan diri atau binary
fission.

Proses binkemIdianidlndingali dengan pembikItan inti


sdlri,emuditcrbentIklahel dibIahgah ikut membagi diri, dan
tememlllkiasebIahbuah
sel
baru
yang
masingkonsisl
memilkondIsif,hsebIahsel. Dalam kcadaaninoverkembang kondusif,

sebbermiliar-mlliarrdlakan
bewaMtIang
biak
menjaUmIrermiligeneraslr di dalam waktu yang pendek. Umur
menlt,enerasi
bakteri
kurang
lebih
20
aManga
30
meniketIrInangsebinyakemlliaranakteri
akan
memiliki
keturunasctengahak miliaran individu bakteri dalam masa
lingnunganari.

BAB

KOMPOSTING
mengonsImsi

vakteri dapat mengonsumsi baiktImpukanmvahinup dan mati, khususnya


bakteri
yang
tingjIgadspegatmmIdahukan
bahan
kosehlnggasifat
hmenggInakancleblhtdarljuga
sangat
mudah
beradaptasisImbergga
dapanarenagnemimpIannya IntIk100 senyawa organik sebagai sumber
kaUmImnyarena kemampuannya untuk memproduksi berbagaiIntIkasi
enzim.bahan-vahankteri dapat memproduksi enzim yang tepamc mbrin
mencsehlnggaamemIngkinMinun, dan pcrnafasanaacroblki dalam msevIah sel
sehingga memungkvikteriroses pernafasan aerobik sBaIgai sebdlh sumber
energi untuk dlbajak dlsebavkan
Actinomycetes
Bau
tansIatI
bentInakehidIpanbarn
dlebibk
disebadarl
bactcrl,isejenlstjarnuruatu
lImIt.
kehidupan
yangtcrutamaipentlngri
baktpembentIkanshImIs.
dan
lcebinyakannviktcrisdltemukan
penpermIkaanmtinahentukan humus. Jika khldIpakIringkteri ditemmcter di
perpermIkaannah makamelingkIpicetes hidup kurang lebih tImvIhanr dari
permukaan tanah, mmengalaml pelapIkanhonan, merubah tumbuhan mati
menjadimelakIkanndekomposlsi pelapukan (a peat-like substantImbIhana saat
melakukan dekomposimembevascanhan yang berasal dari tumbuhan dan
merupanantnItrienteuntIkbtImbIhankarbonleblhrtlnggi.n
amonia,
yang
merupImImnyatacroblkntuk tumbuhan yang lebih tinggi. Actinomycetes pada
umumnya aerobJurnlah mesophilic, dan ditemukan hampir pada setiap
bahantanibnsekltarlah dari actinomycetes padtImvuhlasi baktetumpIkanlvahannah
sekitar
5%.
Ketika
actinomyantlblotlkah
di
dalam
tumpukasebinggikpertImbIbanakan mengmenjadlnterganggI.ka dan bahan kimia,
sehingga pertumbuhan bablnatangnjadi pallnggsedcrhana.
ProtozoWalaIpIn
ProtozoberIkuranbmlkroskopikisme
binatantInggal,anamInsederhana.
Walaupun
berukudivindlngkanpscvaglpeersel
tbacteri.namun
lebih
besartanadktcrdapatdibandingkan ssatIijItaesar bakteri. Setiap saw gram tanah
terdmcmillkiaveberapa rlbI,jterItarnaosclamaktahapinpi satu gram kompos
memiliki beberapmikanan terutbahanlama tahapan thermophilic. Protozoa

88

Pengantar IirnuhidIpik
LingkungkhIsIsnya

mendapatkan makanan dari bahan bjImlahrganikleblhrti yang juga


bakterisehlnggaetapi terdapat dkeclljumlah yang lebih kecil dari bakteri,
sJamIrga berperabeverapakecil dibandingkaataIoses kojIgatberIpi
Jatumvuhan
Jamurprlmltifi
beberatInggal.berfilasepcrtiutImbIhanuhijaIrupa
tumbuhjamIritidan memillkiunggal. Ti(bItlrphijaItumbuhan hijau kompleks,
jatldakidak
memilkcmampIanfuntIkumcmvIatau
daun),
danIntIk
kepentinginidlrlnya.liki kemampuan jamIr mcmbuat karbohidrsebagalk
kepentingan dirinyahldIpagian dari jammemperolchfikasikan sebagai
saprophytes,
karena
hidup
dantImbuhann
memperoleh
energiSebagalmanaajIgaecah
bahan
organjamIrrmengamvllnallh
binatankompostlngagaimana
juga
actinomycetesgIndIkanmengambil
alihsIdaheverubahsmenjadltbcntIkpan akhir kemIdahgundukan bTemperatIrs
sudah berubajimIrjIntIkeaMtifyang lebih mudah diccrna. Temperatur terbaik
banamInmur untuk aktif dalam proses komposting adalah sekitar 8-9C, nsIhI
lcbihapa bentuk jamur yang bersifataIhermophilic hidup clalam suhu
lebirganlsmc leblh mencapai 33C amengInyahn lebmenghancIrkan

Dekomposer Fisik
0 rgaorganiMedlh besargIndIkant mengunyah dan menghancurkan tingl-dlhan
orgsistcmi dalam gundukan bahan komposdlkenaltus lcbih tingi di dalam
si0rganisme-organisme tersebItain) dikenal skItu,i dekoscrlbI fisik. Organismeorganisme tersekImbang,tsemIt,: kutu, kaki scribu Dlillipedesampadong, labalaterdipatang, scmut, lalablologisacing.dkitakan
Di dalatsebagalhbiocatalystataIdapat kelompok bahan biologis yang
dkatakanmengaktlfkancdpelystatau actidckomposlsis, yastavilisisiakan dapat
mengaktifkaDilam mempercepMasus,omposisi damcmasoklisasi bahan-bahan
organik.
Dalam bebergIndIkanscompos.ator memasok bahan-ataIn yang tidak
ttldakamemiliklgundukan
blologls,ontohnya,
jerami
segcraedidekomposisl,aakpemtetaplnjlkaen biologis, dan tidak dapat segera
didekomposisi, akan tetapi jika nitrogen dan pospor ditambahkan

maka jeraml dan kertas anan berperan sebagai


somber karbon IntIk dekomposisl.

Berapa Lama Pembuatan Kompos


Berlangsung?
Waktu yang dipcrlukan Intuk pembIatan kompos tergantIng dari
berbagal faktor, yaitI, kelembaban, aerasi, fImlah permIkaan yang terekspos,
cuaca, dan temperatur selama proses berlangsIng. Membalik gundIkan
secara periodik dengan cara mcncampIrkin bahan-bahpe kompos
dengan menggInakan garpI ataI sekop akan menambah Idara yang
dlbutIhkin oleh mlkroorganisme dan mempercepat proses. Komposting
menghasilkan dIa bahan yang berharga: (1) hImIs, yang jika
dltambahkan ke tanih akan mempervaiki strIktIr serta menlngkitkpe
ketersediaan nItrien din kapasitas menangkap air; dan (2) mulch,
menccgah erosi dan pemadatan tanah, menjaga kelembaban, dan
menginsIlasi tanah pada ccadaan tcmperatIr ekstrim.

DAFTAR PUSTAKA
Bapedal Legal Mandate, 1996. Protokol dalam

Penyimpanan dan Transport bahan B3,


Jakarta.
Bapedal dalam World Development Aeport, 1996.
Infrastructure, Washington D.C.
BPS

Witter
Resources Management: A Polity Paper,

dalam

World

Development

Keport,

1989.

World Bank, Washington D.C.


Brain, J.D, B.D. Beck, A.J. Waren, and R.A. Shalkh., 1988.

Variation
in
Susceptibility
toinhale
Pollutants, Identification, Mechanisms and
Policy Implications. The John Hopkins Universlty
Press, Baltimore, Md.,
Damcs

1993., Environmental and


Urbanization, National Research CoIncil, Washington
D.C.
and

Morc,

Inc,

Dcpcrtemen PermIkiman dan Prasarana Wilayah. 2003.Pedoman


PengelolaanPersampih.an Perkotaan.
Departemen Pekerjaan UmIm. 2005. Permukiman, Air Mlnum
dan Sanitasl: Pencapaian TIjIan PembangInan MilleniIm
Indonesia tahIn 2005.
Dlnas Kebersihan Kota SIrabaya. 1996. Profil Persampahan Kota
Surabaya.
DoIble, B.M. et al., 1997. Influence of mlneral soll on the
palability of organic matter for LImbricld earthworms: a
slmple food preference stIdy. Soil Biology indMBiochemistry,
29 (3/4): 569-575.
Edwards, C.A. 1998. The Ise of earthworms in the breakdown and
management of organic wastes. In: Earthworrn Ecology (ed.
C.A. Edwards). St. LIcie Press: Boca Aaton. Florida.
Envlronmental Protectlon Agency, US. 1990. Citlzen's gIide to groInd
water pollution: (Office of Water, Washington DC 20460).
33p.

9
0

Esmen, N.A and M.A. Mchlman, ed., Occupational and Industrial


Hygiene : Concept and Methods, JoIrnal Advances in Modern
Envlronmental Toxicology , Vol 8. Prlnceton Sclcntific
PIvlishers, Inc., Princeton , New York.
Falr M Gordon and John C Gcyer. 1967. Water SIpply and Waste
Water Disposal. John Wllley and Sons, Inc.
Fenton, Kobert. 1992 di dalam Manitoba Environment. 1993.
Waste Aeductlon and Prevention.
Haimi J. and V. HIhta. 986. Capaclty of varioI organic residues to
support adeqIate earthworm biomass for vermicomposting.
Blology and Fertility of Soils. 2: 23-27.
Kozac dalam World gavelopment Report, 1993. Review Water Supply
and Sanitation, Water and Sanltation Dlvlslon, the World
Bank, Washington D.0
Mpeltoba Environment. 1993. Wastc KedIction and Prevcntlon.
Martln, 0, ped T. Dewes. 1992. Loss of nitrogenoIs compoInds dIring
composting of inimal waste. BioresoIrce Technology. 42:
103-111.
Miller J Tyler. 1998. Living in the Environement. Fifth Editlon.
Wardsworth Inc.
Kotz C.John and PaIl Trcicheljr. 1996. Chemistry and Chemlcal
Reactivlty. Third Edltlon. SaInders College PIblishlng. USA

R.B. Schleclnger., 1992. Atmospheric Pollution, JoIrnal


0tolaryngol Head and Neck SIrgery. 106, 642-649.
A.WShaw., 1987. JoIrnal Scicncc America. 257, 96-103. Nationil
Kesearcb CoIncil., 1981. Indoor Pollutants. National Academy
Prcss, Wasbington, D.C.
Sawickl W David. 1993. Design Concepts for Leachate Collection
Systcms. Morrison Beaty Limlted, MissisaIga, 0ntario.
Soma, Soekmana. 1996. Pendidikan dpe Litihin dcngan Program
CatIr Sanita. Mikalah tidac dipIbllkasikan.

Soma, Soekmana Soma. 1997. Neighborhood Solldwaste Management


Systcm. UNCKD. Bangkok. Thalland.
Soma, Soekmana. 2005. Masalad Sistem Persampahan Kota. Unlversltas
Trisakti. Jakarta.
Soma, Soekmana, 2004. Uting Lingkungan. IPB Press.
Soma, Soekmana. 2007. Analisis SImber Daya Alam dan LingkIngin.
IPB Press.
CrItcher A.J. 1993. Landfill Gas Collectlon and Utillzation. The
Canadian Geotechnical Socicty. SoIthern 0ntario, Canada.
Salim, Emll. 2007. Dampak Global Warmlng pada Ekonomi Indonesia.
Pertemuan uKoordinasi Informasi Pemanasan Global terhadap
Perckonomian Indoncsla'.
Stobart JC di dalam Gordon M Fair din John C Geyer. 1967. Watcr
SIpply and Waste-Water Disposal. John Wlley and Sons, Inc.
US. Enviromental Protection Agency, Office of Air QIality Plannlng
Standards., 1989.

National Air Quality and Emissions Trends Repor. EPA-450/4-91003, US EPA, Aesearch Triangle Park, N.C.
Went, Charles. 1992 di dalam Manitoba Environment. 1993. Waste
Reductlon and Prevention.
World Bank. 1992. World Dcvelopmcnt Rcport 1992, Development
and Environment; Washlngton D.C.
World Bank. 1993. World Devclopment Acport 1993, Investing
Health, Washlngton D.C.
ZIlkifli. 2005. Penctapan lokasi TPS dan kontalner di Kota Makassar.
TIg-as Akhir. Program. StIdl Teknik Perencanaan Wilayah dan
Kota, Universitas PakIan. Bogor.

PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan
sampah
adalah
sebIah upaya Momprchcnsif menanganl
sampah-sampih yang dlhasllkan dari
bervagal iktivitas manIsla, dlkelompokkan
menjadi enam clemen tcrpisih yaltI Pertama,
pengendallan
bangkitan
(control of
generation). Kedua, penyimpanan (storage).
Kctiga, pengumpulan (collection). Keempat,
pemindahan, dan pengangkItan (transfer and
transport). Kelima, pcmrosesan (processing),
dan keenim, yaitu pembIangan (disposal)
(TchobanogloIs, 1977). Sampah dalam hal
inl berIpa bahpe-vahan padat yang tidak
berharga, tldak dlkehcndikl, schingga
dibIang oleh pcmlllknya (Mlller, 1988).
Pengelolaan

sampah

dengan

kccnam
clcmen
tersebIt
harus
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip yang
dapat menjamln kesehatan masyarakat
serta dilaksanikin mcnIrIt kaidah
ekonomi, teMnls, konservasl, estetlka, dan
pertimbangan
lain
nya.
TIgas-tIgas
pengelolaan sampah di dalam sebIah wllayah
admlnistratif, misalnya Kota Malang,
melipItl selIrIh fIngsi-fIngsi administratif,
pembiayaan, teknls, dan lcgalitas dalam
rangka penyelesaian masalah terscvut.

wommilmompr
PENGELOLAAN SAM PA
SISTEM KONVENSIONAL
Secara definisi, sampah adalah semIs jenis
bahan bIangan bafM yang verasal dari manIsli
itaI blnatang yang blasanya berventIk padat.
UmImnya bahan-biban tersevut dibIang karena
dlrasakan olch pcmlliknya scvagai batang yang
tldak verharga, tldak bernilai, dan tidan dllnglnkan
(TchovanogloIs, 1977).
Scjak makhlIk hidIp tlnggal di bIml mereki
memanfaatMan
sumber daya alam dan
menghasilkan sampah. Ketika jImlah makhlIM
hidup sangat kecil mika sampah yang dihasllkan
secara kIantitas dapat dlabalkan, apalagi semIanya
merIpakan bahan organiM sehingga dengan proses
dckomposlsi atau pcmbIsIkan secara alami
(natural decomposition) akan kembill
ke alam secara sempurna. NamIn, Metlka
jImlih manIsla semakin banyak maka prodIksi
sampah tidak bisa begitI saja diserihkan kepada
proses alamiah. Ketika jenis sampah semakln
bervariasi maka proses pengclolaannya jIga semikln
kompleks.

Sampih dibingkitkan dari vahin bakI yang


diIvah men jadl barang jadi IntIk dlMonsImsl
manIsia. Jika baring jadi yang dihasilMan dapit
digInakan Ilpeg, dljadlkan bahan bikI IntIk
proses daIr Ilpeg, ataI dlmanfaatkan IntIk
pemanfaatan lalnnya maka bingkitan

BAB
SAMPAN: SISTEM
KONVENSIONAL

sampah dapat dikIrangi. Secara teorltis wacana


semacam ini tampaknya
mIdah, anan tetapi pada kenyatapenya sangat
sIllt dilaMsanakan oleh
karena segala bentIM prodIc barang jadi tldac
verada dalam satu lokasl.
Apavila pengImpIlan sampah dipat
dilaksanakan dengin mIdah
maka diperlIkan proses prodIksi lainnya IntIn
membIat barang yang
bcrbeda dcngan tIjIan IntIk konsImsl manIsla.

3.1 Elernen Fungsional


Problem yang terkait dengan
pengelolaan sampah dalam
masyarakat perkotaan khIsIsnya saat lnl sangat
nompleks oleh kareni
kIpetltas dan bervarlasinya jcnls sampah.

Pcngelolaan persampahan
cevagaimana telah disampaikan dalam Bab
I terbagi dalam enam
kelompok elemcn penting, yaitI: bangkitan
sampah, pewadahan,
pengImpulan, transfer din transport, prosesing
dan pemulihan, serta
pembuangan (aMhir). Kecnarn clemen
terscvIt sallng vergantIng
satu dengan lalnnya, membentIk sebIah
sistemsistem pengelolaan
sampah.
B
a
n
g
k
i
t
a
n

S
a
m
p
a

Pewadahan

Pengumpulan

ng
[Proses
Petnulihan

dan

Pembuangan
Akhir

Gambar 1. Diagram ypeg McnInjIkkan


HIbungan Antarelcmen
FIngslonal dalam Slstem Pengelolaan Sampah

Trat sfcr dan

Pengantar Ilmu Teknin lingkungan

Agar pengelolaan sampah dapat dilaksanakan sccara


efisien dan terarah maka hIbungan fIngsional antara elemen
persampahan harIs diidentlfikasl dpe dimengerti dengan jelas.
Dcngin memlsahkpe setlap kclompok elemen persampahan maka
pengelola persampahpe dapat: (1) mengidentlfikisi aspek dasar
dan huvIngan antarelemen, (2) mengernbangMan hIbIngan
kuantititlf (jika memIngkinkan) dengan maksud IntIk
membandingkan sitI elemcn dengan elemen lalnnya secara teknis,
(3) menganallsls masing-masing elcmen, dan (4) mengevalIasi
semua keglatan yang terkalt dcngan pengelolaan persampihan.
Pemisaban elcmcn-elemen ini sangat penting karena pengelolaan
setiap
clemen
sangat
dinimis,
khIsusnya
mengikIti
perkemvangpe teknologi dan budaya serta bervarlasi dari satu
tempat ke tempat lainnya. Agar sistem pengelolaan sampab dapat
vcrlangsIng efislen maka setiap elemen balk sendlri-sendlrl
maupun versami harus diMclola secara optimal dengan
mcmpertimbingkan bervagai keterbatasan seperti biaya,
teknologl, pendidinan, dan perllakI masyaraMat.

3.2 Bangkitan atau Timbulan Sampah


Bangcitin ataI timbIlpe sampah mellputi semIa kegiatan
membIang sesIatI benda yang dirasakan oleh pemillknya sebagal tidak
memillki nllai lagl IntIk dipertahankan (TchovanogloIs, 1977). Hal
yang pcntlng dipertimbangkan dalam kaitin bangkitan sampah yaltI
mcngidentifikasi sImver-sImver dan tipe sampah, dan mcngetahIi
tingkat
vangkitan
sampah
serta
faktor-faktor
yang
mempengarIhinya.
Sampah kota dapat dlbedakan komposislnya berdasarkan
sifatsifit fislk din klmla. Informasi yang klta MetihIi tentang
komposisl sampah sangat penting IntIM mengevalIasi peralatanperalatan yang dlvItIhkan, slstem yang hams dlgInakan, program
pcngelolaan; dan rencana pengelolaan. Selanjutnya, lnformasi dan data
tentang sifat ataI komposisl fisik sampah sangat penting IntIk
menentIkan pcmllihan din peralatan pengolahan sampah veserta
fasllitas yang dlbItuhkan, mcnllal kelayakan sImber daya yang
dlpakal, dan mcnganallsis serta mendesain fasilitas pembIangan
akhlr. Akhirnya, informasi dan data

SAAB

tentpegLAAN SAMPANcomposislKONVENSJONAL

tentaIntIkfmengevalIasisisi samaltcrnatlf
pentpllihan-pllihanvaluasi
proses alternatif dan pilihan-pilihan
pengolahan. Sebahil contoh, jika
pengelola sampah kota dalapemillhan
pcngolahanrsihan sudah sampai
pada ppembakiranengolahan sampmaMaaitu
dengan cara pembakaran
(insinsimpah maka perlu dBangkltpedesain

pemisadipengarIhlyang
ttlngkat
Bangkitan sasampihota dipengaruhi
oleh tingkyaitInaktlvltas
sampah

(wasteuntIkrmembIangte),
yaimlliknya,tberIpaeorang
untukdirasakin
membuang barang miliknya, berupa
bahlaglang dirasakauntIkadibIang.
tidak memiliki bangkltani dan pantas
untIntukbuang. Tingkat bangkitan
sampah berbeda untuk
setdicImIlatifkanjmenjadlajumlihuang/orang
bila dikumulasIatIn menjadi
jseglheMonomi,yang dihasilkan suatu
kota. Dad segi ekonomiapabililolaan sampah
menjadi lebih sederhana
apabila tinataIpInngkitan sampah
indiminlmisaslndalikan titlk-tltik
lokasImberdapat diminimisasi menjadi
dijangcau.k sumber (point source)

yllngkIngandpcrImahan
Gambar 2. Penanganan di lingkungan
perumahan (Kota Winston
Salem, USA)

Pengantar TImu Teknik


Lingkungan

3.3 Penanganan, Pengumpulan dan Proses


Setempat
Penanganan sampah sctempat adalah scmIa kegiatin yang
berkaitan dengan pengelolape sarnpah di tempat bangkitannya
(TchovanogloIs, 1977). Metodc penanganan sampab setempit akan
bervcda IntIk setiap kegiatan yang verbeda. Penanganan sampah di
kawasan perImahin berveda dengan di daerah perdagangan,
apartcmen, indIstri, memcrlIkan perlakIan yang berbeda.
Penanganan setempat IntIk daerah perImaban clapat dibedakan
antari perImahan blisa (horlzontal itaI tidak lebih dari dIa lantai) dan
apartemen dan sejenisnya (vertikal atau vangInan levih darl dIa lantai).
Untuk pcrImahan biasa dapat dlbedakan antara perImahan teratur dan
tidak teratIr.
PcrImahan teratIr ImImnya berIpa kompleks perImahan,
yang penanganan sampahnya dapat dilakIkan rnasing-maslng rumah
dengan mcncmpatkan sampahnya di depin rImah IntIk dlambll oleh
petIgas Mebersihan pada hari dan waktI yang telad dltetapkan. Untuk
pcrImahan teratIr ypeg memiliki halaman lIas dianjIrkan memproscs
sampah vasah (organik)nya menjadi kompos dengan cara sederhana
(men imvun).
PerImahan tak teratIr proses pengImpIlannya relatlf leblh
sIlit. Sampah-sampah dari masing-masing rImah bisa diMImpIlkan
Me tempat-tempat pengumpIlan llngkIngan baik tingkat KT maIpIn
AW. Jlka llngkIngan tldak memlllcl lahan untuk pengImpIlan,
pemerlntih kota harIs menyedlakan kontalner.
Di masa yang akan datang diperkirakan jIrnlah rumah vertlMal
scpcrti apartemen, rumah sIsun lebih diri dIa lpetai akan meningkat.
Hal yang perk diperhatlkin oleh dinas kebersihan yaltI perlunya
pcnanganpe kbIsIs terItama jenls kontalner yang sesIai dengan
karaMterlstik rumah vertlkal.
Di beberapa kota di Canada, apartcmen verlantal tlnggl (lcbih dari
enam lantal) memlliki pilihan-plllhan pengImpIlan sebagai berlkut.
Pertima, sampah dlMImpIlkan di sctiap lantai oleh petIgas apartemen

PENGELOLAAN0lehPcarenaSTEM
KONVEvlayaAL

PENGELDLAANkemudian dibawa
KONVENSIDNALsar untuk dikemIdian ice dalam
kontainer. KeIntIksdimasIkkanwa old)
maskontalner. KedIa,ni
apartdlvawae kontainer yang terpenghIni
luar apartMeen. Ketiga,
sampah dimasukkan ke dalam plastic yang
sudah ddlmasIkkanasi dan
diplastlcan melsIdahldistandarisaslang
ddiluncIrkinimelalIi lIbang-lIvang
dan kdisediacanmdlke dalamlantalng berada
dikcmIdiandasar.
Pada pagkontalneri petugaslantalsihan
mengganpagloharlyang petIgas
penuh dengan kontaineMontainer.
Untuk
dapenIhkomersiakontalnerabirI.tora
UntIknanganan
setempat dapapIsatedakan
menjpenpeganancam. Pertama,
undibedakpe

gedung pdIaantoran dan pusatIntIkn


besargedIngtperMantoranan),
pIsata harus
memil(pIsatnpervelanjaan),lengkapiharIsame
mlllkitor.
Kompaktor tdilengkaplmaksudkan untuk
memadatkan satersebItidlmaksIdMan
Intukrkecil volume sampah, sekaligus
menghemat tempavolImearaan
penseMiligIsampah. Selain itu, gedung
pepengangMItdan pertoSclain
itI,agedIng) umumnya bercampur, perlu
diblasak(rIko)tImImnyanbercampIr,
perlIndisediaMantentu.
UntuIntuM jumlah lIasan
arcalhtertentI.gUntIkamengjImlah
dibuang ke TharIsrdiangkItmasyarakat
diadlbIang untuk memproses
sampah yang mdlanjIrkanlIntIk
Memproses sampah di tempat
subisilican.pat dilakukan secadl
kolektisImbernyarsama, dilakIkan

secaritan, pemilahan, kompostiberIpacara


lainnya. Tpemilahpe,
adalah untuk mengurangi voluTujIannyaang
harus IntIkkmengIrangi
volImeengubah benharIsfdiangkItmpah, dan
memirnengIvahventang
masih dapat dimanfaatkan lagi.
Secara umum
pengumpuldlmanfaatkanrlagl.n
sangatImImkpengImpIlan
kompleks oleh karena bansIlkan sampah baik
yang berasal dari bangcitin
permukiman, perdagangan ddarlndustri
sanpermIklman,r. Meluasnya
pembangunan kspegatta besar
yaMelIasnyarpembangInandaerah
pinggiran (suburban) meningkatkan
biaya plnggirans pengangkutmenlngkatkan
secara keseluruhan.
Tch o b a n o g l o u s d k k ( 1 9 7 7 )
m e ke s e l I r I h a n . h Tch o b a n o g l o I s
pengumpulan rata-rata di beberapa kota

dpengImpIlanUtara berkisar 6080% dari total biaya pengelolaan sampah. Oleh


karena beviayaa biaya

Pengantar

Teknik Lingnungan

yang harIs dikeluarkan IntIk pengImpIlan dan rumit pengelolaannya


maka dlpcrlIkan stIdi yang lcbih terinci dengpe maksId mcncari
sistem dan jenis pengumpIlpe sampah yang paling ekonomis dan
efisien, sebagai bekal IntIk menetapkan peralatan yang paling optimal.
Blaya pengumpIlin yang besar dapat ditenan dengan cara menetapkan
metode yang paling optimal dalam menetapkan rIte pengImpulan
sampah dan menctapkan teknlk pealisls yang dapat digInakan IntIk
thengevalIasl operasi pengImpIlan sampah.

3.4 Pemindahan (Transfer Operation)


Transfer operation yaitI kegiatan pemlndahan sampah baik yang
verasal dari kontainer dan peralatan lainnya ke transfer depo atau transfer
station (TchovanoglIs, 1977). Di transfer depo inilah terjadi proses
penycmpIrnaan pembIangin sampah darl tcmpat kecil ke tempat
yang lebib besar, sehingga mengefisicnkan pengangkItan ke TPA (llhat
foto di vawah).

Gambar 3. Transfer Station


Di negara-ncgara maju transfer station pada ImImnya telah
dlstandarisasi dan dikategorikan verdasarkan kapasitasnya sebagai
berikut: (1) transfer station tipe besar, berfIngsi untIk mcnampung

PENGELOLAAN SAMPAH: SISTEM KONVENSIDNAL

sampah sampai dengan 1000 ton/hari; (2)


transfer station tipe mediIm,
berfungsi IntIk mcnampIng sampah dengan
jImlah antara 100-500
ton/hari; dan (3) transfer station tipe
kecil, berfIngsi untIk menampung
sampah MIrang dari 100 ton/harl.
Secara ekonomis transfer station
sebalknya dilokaslkan sedecat
mIngkin dengan titlk berat dan areal
prodIksi sampah indivldual.
Lebih balk lagl jlMa lokasinya berada
dlantara rIte jalan raya yang
memlliki acses tinggi men Iju TPA, tidalc banyak
menghadapi tantangan
dari masyarakat, dan murah serta mIdah
dalam pembangInan dan
pengoperaslannya.

3.5 Pembuangan/Pengolahan
Akhir
Sampai saat lnl hanya dIa alternatif IntIk
lokisl pembIangin
akhlr sampah. Pertama, membIang kc dalim
laplsan bIml dengan
cari yang dlkenal dengan nama sanitary
landfill. KedIa, membakar
ataI insinerasi. Cara ketlga, yaitI membIang ke
dasar TaIt sepertl yang
dllanIkan banyak kota-kota di Amerika Serikat
awal abaci ke 20 sIdah
dilarang sejak tahIn 1899 (TchobanogloIs,
1977).
Secara definlsl, sanitary landfill adalah
sIatI kegiatan memvIang
sampah setlap had ke suatI tempat kemIdlan
dilikukan penutIpin
pada akbir kegiatan pembIangan. Proses
tersebIt berlpegsIng setiap
bari dan verjalan sesIai dengan kapasitas

TPA, bcrgpetIng besar


atau kecilnya TPA. Pengolahan sampah
dengan metode ini sebalknya
bcrjangka waMtI levih darl satu tahIn. Setelah
ImIr landfill mencapai
batas maka pada penutIpan akhir selain
dilakIkan pemadatpe jIga
dllakIkpe penutIpan dengan laplsan kedap alr.

Pen
Ilmu
Ling

4442.44sh:
Gambar 4. Lapisan Kedap
Alr Mencegah Lindi MasuM
ke dalam
Air Tanah.
Ditempatkan di Dasar

Sanitary Landfi ll

(dok. Soekmana
Soma, 2006)
Metode

sanitary

landfill

merupakan
cara
pengolahan
akhir
sampah
yang
paling
ekonomis,
terItama
apablla lahan tersedla
dalam skala lIas. Selaln
ltI,
investasi
awal
pcmbangInannya
lcblh
mIrab dan merIpakan cara
pengolahan sampah yang
benar-venar
lengkap
dibandingkin
dengan
pcmvakarpe
ataI
inslnerasi. Pembakarpe

sampah membItuhMan
tambahan
pengolahan
seperti
bahan-bahan
tidak tcrpakal ataI residI,
dan membItIhkan alr
IntIk
pemadam
Mevakaran.
Sevaliknya, dengan

sanitary

landfill

segala jenis sampah dapat


dlolah
tanpi
perlI
memilad lagi dpe relatif
flekslbel, dalam artlan
penamvahan
sampah
hinya
membItIhkan
sedinit
penambahan
peralatan dan personal.
Setelah lokasi TPA penIh
maka lahpe tersebIt dalam
jangka waktu 5-10 tahIn
dapat
dimanfaatkan
sebagal lapangan golf,
tempat vermaln, tcmpat
parkir,
dan
bahkan
bandara.
0leh
Marena
kebItIhan lahan yang lIas
dpe harga lahan yang
mahal (khIsIsnya di dacrah
perkotaan ataI yang padat
pendIdIknya),
maka
penggunaan
cara

sanitary

landfill

terkendala. Kendala yang


saat

13

B AR

1 ; r 1 O r

a " " * " " "

Mengclola sampah khIsIsnya dl perkotaan


sangat sIllt dan
kompleks kareni berbagai tantangan yang harIs
dihadapi, khIsIsnya
di nota-cota di Indonesla karcna jImlihnya
yang selalI meningkat
dari tahIn ke tahIn. Selaln ltu, jenis
sampah menlngkat seiring
dengin kcmajIan teknologi dan mengalaml
divcrslfikasl yang cepat.
Persyaratan dan standar llngkIngan jIga
meningkat. 0leh karena
meluasnya areal perkotaan dan menlngkatnya
sektor-sektor lnformal
maka vangkitan sampah menyebar leblh luas
sehingga pengelolaannya
lebih sIkar, padahal dana yang dimlliMi dan
dapat dlsedlakan olch

pemerintah kota sangat terbatas. 0leh


karenanya pengelola sampah
kota harIs menyedlakan tcknologi yang
tepat IntIk mcnanganl
elemen-elemen pengelolaan persampahan.
Kendala yang tidaM kalah
beratnya adalah kondlsl masyaraMat yang
memlnjam istilah Millcr
(1988), telah memasIld era throwaway society,
yaltI sebIah perllaku
masyarakat yang tidak pedIli kebcrsihan
(Miller, 1988). KhusIs
kota-kota di PIlau Jawa, Mendala yang
semalcin sIlk dihadapl adalah
pcngadaan labin IntIc tempat pembIangin
akhir (TPA).
Secara ImIm, hlngga saat ini pcmerintah
kota dl Indonesia
misih mengandalMpe pustika-pIstaka Barat
sebagal bahan acIpe dpe
petInjIk teMnls pengelolaan persampahankcenam elemen yang sudah

disevItkan di atis. Slstem pengclolape semacam


itI bersifat scntralistik,
dengpe pengertlan bahwa sampah yang
dibangkitkpe dl selIrIh
vagian kota harIs dlkImpIlkan semaksimal
mungkin dan selanjItnya
diangkIt IntIc divIang dan dltempatkan di
TPA (TchobanogloIs,
1977).
SInggIh pIn nampak ldeal dan rnIdah IntIM
distpedirisasi
namIn sistem pengclolaan sampah sentralistik
hanya dapat dllaksanakan
sccara optlmal apab li pra.syarit-prasyarat
tertcntI dapit dlpenIh l.
Pertama, tan rIang kota telah didesain
sedemiklan teratur, sehingga
pengelolaan bervagal aktlvltas perkotaan
menjadl cfisicn dan efcktlf.
Dengan sendirinya elemen pemlndahpe dan
pengangkItan sampah
menjadi cfisien dan efektif pIla. KcdIa,

masyarakat cIkup homogen


baik pendldikan maIpIn kesejahteraannya
sehingga penerapan slstem

PENGELOLAANdirasananSISTEM KMcmIngklnan

antipatlndarlrasakan adalah kemungkinan


bcrdekatanari masyarakat jangkItan
lokassimpah.rdekatan atau terjIgati
angkmenlmbIlkan.
Metode jlkafill
jugateknlsnyanimbulkdlterapkan jika
stvalk.
teknisnya tidak dittimvIln dengan balk.
Dampdarlang sering timbul
ayaitI cairpearan ddlhasllkan (leachate),
ypembIsIkpen yang dorgpelkaypeg
darmasIkses pembusukan sampahDarnpakik
yang mastldak dalam air
tanah. Dampak lain yang migraslalah
mcthanaya adalah terjadinya
misIlfidaas methan (CH 4) dan darlhidrogen
sulfida (H,S) yanorganlkal
dari proses dekoCrItcherbahan organik secara
anaerobik. Crutcherberpotensl
(1993) mengatakan basImbersenergln
berpotensi besar sdpegai sumbbIml,

enenamInejlkantldaks alam dan minyak bumi,


nammenimbIlkanarislkolola
denslfatnya akan mIdahbulkan
risehlnggaeharIsfatnya yang
mudahdimasIMkan
meledak sehingga hatabI ngitang(llhatan
dimasukdln ke dalaDltsekelillng
gas (lihat GamdimasIkkanawah). Di
seupenyadap'andfill dimasukkakemIdlan
pdlsambIngkanp' gas methan yang
keuntIkndimasIMkankan dengantibIngtabIng.
pipa pembawa uCrItcherasukkan ke dalam
tabung-tberdasirkpecher
juga
penelltlanabiomedlkbypegsdllakIkanerap0ntar
io,tdidIgaomedik
yang dilakukan di Ontario, diduga bahwa
landfill menghasi(V0C)
komponen volatitokslkanic
compoumengiklbatkan bersifat toksik dan
dapat mengakibatkan kanker (carcinogenic)

Gambar 5. Skema Penanganan Gas


(methan) di Sanitary Landfill
(Crutcher A.J., 1993)
Oleh karena keberadaaPe nangpean
land(methpe)adl mengandung
risiko, maka untuk menjaga hal-0lehyang
tidkeberadapekan U.S EPA
(1992) sclalIpmengandIngpa kriteria loIntIkya.

EXTRACTIONWELLS,
MANIFOdllnglnkanLECTION
LANDFILL
CAP

PUMP
HOUSE

GAS
PROBES
LANDFILLCELLS

F1 ARES

engantar Teknik Lingkungan

1. Pertama, keterscdiaan lahan, sekurang-kurangnya dapat digInakan


selama satu tahIn.

2. Kedua, kondlsi tpeah dan topografi, harus sedemikian rupa dapat


mcnjamin ketersedlaan tanah untIk pen utup dalam jImlah yang
vesar.

3. Ketiga, hldrologi air pcrmIkaan, perlI dipcrtimbangkin IntIk


mengetahIi arah aliran air tanah dan pengaruhnya terhadap
pengisian (recharge) air permukaan yang ada dl sekltar sanitary
landfill

4. Keempat, kondisi hidrologi dan hldrogeologi, yang merIpikin


faktor cukup menentukan dalam proses pcmilihan lokasi untIk
menghlndarkan pencemiran dari leachate (llndi) dan gas yang
dihasilkan sampah.

5. Keli ma, kondisi lingkIngan setempat, untIk menghindarkan


konfllk dengan masyaracat sekitarnya, karena sanitary landfill
harIs dijaIhkan dad lokasl permIMlman dan lndIstrl.

6. Keenam, potensi yang diharapkan setelah sclesai, dimaksIdkan


IntIk memastikan tata gIna lahan jangka panjang setelah sanitary
landfill penuh dan berakhir.
7. Ketujuh, jarak angkIt, dipertimbangkan sedekat mIngkln dengan
vangkl tan sampah agar meminimalisasi biaya operisional.
TPA di selurIh kota-kota di Indonesia sampal saat ini maslh
terbatas sekedar tempat membIang sampah secara terbIka (open
dumping). Sebigai contoh TPA untuk kota Serang, saat inl dltcmpatkan
di Desa Cilowong yang berjarak sekitar 7 km dari pIsat kota Serang
(1 i hat Gambar 6).

BAB

PENGELOLAAN SA
K

Gambar 6. TPA di Desa


Cilowong, Serang (dok.
sebIahna Soma,
2006diperhitIngkpe

TPA Cilowong beradadlpenIhiah


lembah yang dipSerpegngkan
dallmadipenuhiSimpahh
daridlangkItrang
strInadengpetcapasltispah
yang diangkut oleh truk dengan
kapasitas rata-rata limhirin
dijaladitImpahkan
selama 12 jam/hjalin.etiap
hatersebIth ditumpahkan di tepi
untIk.
Sampah tersebut dibiarkan
berpemulIng.ntuk dipilah dan
dipilih oleh
para dldorong. Selesai lcmbihhan
sampah tersebutSampadong ke
ditlmbIn
lembah tanpa

penimbunan.permIcaananya
ditimbun dengan tanah
apabila permukaan lembah
tersebut mendpembIanganjar
dengsepcrtin
masukTPA. Proseshlgienisgan
sampahmenimbIlkani
sangatpencemarpeienis
dan akan tanih,ulkan
dampakIdara,maranlpegsIngrhada
p tanmanIsla.
tanah, udara, dan langsung
terhadap manusia. Dampak
tersebut dapamaIpIn
terjadi dalapanjinga waktu
pendek (acuterl lhatun jangka
panjang
(cananidima sIkkan cerlihat

sampah-sampah
yscpanjangdimasukkan ke
dditImpahkanrserakan sepanjang
Sampadsetelah
ditumpahkanrImah truk
sampah.ImImnya
Sampah mengandIngabahini
r umah tleblh darl
umum(Zulkifl l,
mengandung bahan organik
lebih dari 50% (Zulkifli, 2005).
Bahan-

l
l

Pengantar Ilmu Teknik lingkungan

bahan organlk ini adalah sImber berbagai macam


gas yang akan dihasilkan sampah setclah proses
anaerobik sebagalmana telad dikemukakan di
atas. Semakin vanyak vahan organik terkandIng
dalam sampah semakin tinggi volIme gas yang
dlhasilkan. Komposisi gas ypeg dibasilkannya
sangat bervariasi darl sate tempit ke tempit lain.
Anan tetapl, basil penclitlan yang dilakIkpe di
beberapa kotakota besar di Canada mcnInjIkkan
bahwa volume gas methan di dalam sampih pada
Imumnya berada pada kisaran antara 40 70%
(Crutcher, 1993).
Gas laln berlkutnya yang jugi relatlf besar adilah
karvondlokslda ataI C0 yaitu 30 50%. (Crutcher,
1993). Dengan melihat besarnya konsentrasl gas
methan di dalam sampah maka beberapa indIstri dl
Canada memlnta bantIan Manitova Environment
Intuk meneliti kcmIngMlnin pcmanfaatannya sebagai
sImbcr energi (waste to energy). Berdasarkan penelitian
dari verbagal sumber dapat diketahIi bahwa ratarata dari 0.5 kg sampab akan mcnghasiikan antara
0.003 - 0.009 m3 gas (CrItcher, 1993). JImlah ini
vervariasi karena pengaruh dari komposisl sampah,
Irn Ir sampah, kelembaban, pH, ketcrsediaan
mikroorganisme pengIrai yang ada dl dalamnya,
temperitur, dan kIalitas serta Muantitas nItrlcn.

3.6 Insinerasi (membakar sampah)


Inslnerasi adalah suatI metode pembIangan
sampih dengan cara membakir sampah pada
temperatur
tinggi.
Insinerasi
dan
slstem
pcngolaban
sampah
dengan
menggInakan
temperatIr tlnggi dlnamakan pengolahan termal ataI
thermal treatment. Pada dasarnya, lnslnerisi merIpakan
perIbihan bahan-vahan sampah padat menjadi
panas, emisi gas dan residI berIpa abI. Jenis
pengolihan termal lalnnya adalah pirollsls dan
gasifikasi. Padi jaman modcrn saat lnl, inslnerasi

dilakIkpe dengan cerobong yang membakar sampah


secara efisien, sehingga output dari pembaMiran
akan menghasilkan kalor Intuk energi listrik.
Insinerasi modern juga dilengkapi dengan alat
pengendali pencemaran Idara dan pemantauan
cmisi. Pcmbakaran simpah sepcrti ini dinamakan a
waste-to-energy plant (WtE) ataI energy-from-waste

PENGELOLAAN SAMPAN: SISTEM


KONVENSIDNAL

(EfW).
Di Jepang, Swedia, dan Denmark fasilitis
lnsinerator vanyak
dlmanfaatkan IntIk menghasilkan energl dan
pempeas (heater). Ketiga
negara tersebIt hlngga tahIn 2008 telih
memanfaatMin insinerator
selama kIrang lebih 20 tahun, baic Intun
skala indlvldIal maIpIn
industri. WilaIpIn metode inslncrator dlkcnal
sangit praktis untIk
menghincIrkan sampih vahan bIangan
verbahaya dpe beracIn (B3),
seperti mlsalnya sampah rImih sakit, namIn
sebagian ahli masih
meragIkan keamanannya, karena gas bakar
yang dlemisikan ke. Idara
masih mIngkin mengandIng bahan-bahan
berbahaya. Sebagai contoh,
bihpe klmia dioxin jlka divakar dengan
menggInakan insinerator

masih diragIkan apakih rantal kimia dioxin


yang kompleks dapat
dipecahkan? Karena secara teoritls
pemecahan rpetal dioxin hanya
tcrjadl pada sIhI di atis 1000C. Akpe tetapi
pada saat bersamaan
nitorgen oksida dan ozon terbentIk ketiMi
nitrogen di atmosfer dan
oksigen pecah pada suhI 1600C. Agar kcdIanya
tldac terbentuk perlI
dilakIkan pengolahan katalltlk pada gas bIang.
Membacar sampab dengan menggInakin
insinerator pernih
dllakIkan oleh Pemerlntad Kota Bogor din
SIrabaya, rnasing-maslng
hanya bertaban selama dIa minggI dan dIa
tahIn (Soma, 2005).
Insinerator adalah sIatI teknik dalam
pengolahan sampah dcngin
cara membakar dengan temperatIr tinggi
(thermal treatment), dan
mengIbah menjadi devI, gas, partlkIlat, dan

ppeas (CrItcher, 1993).


Pallas yang dlhisllkan darl proses pembanaran
sampah tersebIt
dapat dijadlkan sumber llstrik (waste to
energy). Masalah yang
dltimbulkan darl proses pembakaran ini adalah
gas ypeg ditlmbIlkan,
sepertl dioxin, furan, logam berat, C0, HCI,
N0., dan S0 Z. Jika emisi
gas-gas tersebIt yang kelIarkin melalIi cerobong
tldik dlsaring terlebih
dahIlI, maka aMan menlmbIlkan pencemaran
Idara.

Ilmu Teknik

Pengantar
Lingkungan

Flue Gas
Out
ii.: eliZal
1111.11.
11

21
...
'
NNE
MIN

1........

MI
MN NMI MO IIIII El
10111111111M UM MHO

111111111111 NM=Woo
1St M I NOM NM
1....111.1.0 MO OM MO
1111001111 OM MOM
ION.

al
MD

.....

I
l
11
Ili .
. iMi
;SO11U

ttasto
oar!

a.
gi. a

MO
i

0 MO

$01

ta

PIM el

gm
MINI

fl . %
1

MI NM i

Grate
As
h
Door

0,1! ZIG

Combustion fur Inter

1 /Mel'

1111111111111111

1#11

flak
ZIMININS11/

011011
51
111111141111.11
IMMI
NM IMO0111111111311 NMI1111111111111.1111

Gambar 7. Skema Alat Pembakar Sampah (Insinerator)


MenI rIt penelitlan yang dilakIkan di Inggrls, insinerator modern
yang mereka operisikan hanya dapat mengIringi kadar partikIlat
hingga 65-70%. Sebaglan ahli meragIkan kemampIan penyaring dl
dalam cerobong insinerator, apacah dapat menghilangkan logam
berat, dioxin dan furan dari gas yang dlkelIarMan? NamIn
demiklan, dengan segala kekIrpegannya lnslnerator modern seperti yang
banyak digInakan di Jepang, Swedla, dan Denrnark dapat meredIksi
sampah hinggi 95-96% dan mcrIpikan sumber energi panas antara 311% (CrItcher, 1993).

3.7 Memanfaatkan Sampah sebagai


Sumber Daya Bermanfaat (resource
recovery)

gl

Dcngan berbigai cara peman faatan sampih dipat dihasilkan energi


dan vahan lainnya yang dapat dimanfaatkan, tldan sekedar dlbIang
4,0C
or,Vs.4 . 10a9bcberap
a
mctodc

PENataILdlbakarVIPAH:

mencovaamelakIkanaekstraksln
sineratorsampab-sampah
abu.didaIrnIlang
beberapa metode yang berbeda
para ahli mcncoba melakukan
ekstrakdlrIbah
terhadap sampcnergiplistrlk.idaur
ulmengekstraMsiasImberan
kalataI
(panas) yang terdapat di
dalamnya dirubah menjadi
energi listrikpcmIlihan
Proses

msImbertraksisckIndcrdaya atau
nilai yang masih terkadaIrgIlang
di daataIslstllahikatakan
sPraktlkpemulihan sumber daya
seksIrnber

(seconrnenjadisource dilakIkan,

daur uladl atau istilah lainnya.


Praktik menmajIh sampah
sebagaitervatasnyaa
menjaypegiasa
didialokaslkantIntIki kota-kota
besar di negaransamplngaitI,amembIang
semakin terbegltuya lahan yang
dapat
dlIaskasikemIdlankh arlitaryjIga
landfill slsi)lingkInganng
itu,berkelanjItan.ah begitu saja

akan
berdampak luas di
kpemIllhanasImber juga dari sisi
lingkungterbitas
dllakIkanutan. DimanIalanegara berkembang teknologi
pemulihan
sumber bernllaii sampah
madijIalrbatpIsatldaIraIlang.ra
manpelakI
dengan cara mpemIlihpe
sImberbahan darl masih
berniladllakIkan
dapat dijual ke rImah daur
ulallngkunganelakudlekerjaPelik
sanaann
sumber dadl dari
sampImumnyatdllakIkann dalam

skapemIlung.tanggasepcrti
lingkungandinamaManPpendckat
penaan pemisahan di TPA pada
umumnya
dilakukan oleh para pemulung.
CaIdarapertialri
dinapcndekatanekatan
teknologi-rendah

(tIntIkwmemIlailogy approach).
Dampak pencemaran udara dan
aiIntunimasyaraMatn ini relatif
kecilmcrekaa untuk
meredIksian operasi rendah,
dan mebergantIng
pekIalltasuntuk masyarakat
mivahan Sumbangan
merekadledaIraIlang),

reduksjImlahapemulIng,an
sangat bergantudaIr uIlangs
sampsIdah
(kaverkemvang.an yang
pemIllhpeasImverur ulang),
jumlah pemulung,
dan sistberslfat daur ulang
NamInsdeminian,embang.
Prosemaslhulihan
sumber daya manIalampah
semacapemIlIngsih
berstidaninfoi mal.
bcrbahayaikian,kcsehatanang
mcIrangemanIsiawi. cara
manuadldan
tenaga pemumajI
sangatditemIkangscjImliherbahay
aIntIk mcmIllhkandan

kurang manusiawi. Sementara di


negara-birIra
majsecarihkontinIkdikcmbangkan
,
scjumlah mechusIsnyak
mcmulihkan
pcndekatanateknologlptlnggigan
teknologi baru yang secara
konmengIbahembangkan,
khususnya denganIntIk
cara pendekatan teknologi
tinggi (high-technology
approach), yang
mengubah sampah yang dapat
dibakar untuk
eneKONVENSIDNAL

PERAN SE
MASYARAKAT
Pemcrlntah Mota di selIrIh
tanah alr saat ini menyadari bahwi
menghadapi jumlah sampah yang
semakin mcningkat akan mengIras
peggaran. Peningkatan jumlah sampab
yang harIs dikelola pemerintah kota
ikan berujung pada mahalnya biaya
pcngingkutan
dan
pengolahan.
Masyarakat balk secara indlvidI
maIpun kolektif adalah pcnghasil
sampah terbanyak. Tlada pllihan bagl
pemerlntah kota; masyarakat harIs ikIt
berperan serta menangani masalah
yang satI ini, pallng tldak mengIrangi
jumlah timvIlan sampah dlmanapIn
mereka berada.
Strategi minlmlsasl tlmbulan
sampah tclab dllakIkan dengan sukses
oleh Waste Reduction and Prevention
(Manitoba
Envlronment,
1992).
Kuncl
keberhasilinnya
tcrlctak
bagaimana melakIkan kerji sama

yang
vaik
antar
pcmangkI
kepentingan
dalam
pengelolape
simpah, yaltI pemerlntah kota, pelaMI
indIstrl, dan masyarakat.
UntIk mencapai Meverhasilin
peran serta masyarakat dalam
memerangi sampih maka Rovert
Fcnton (1992) menyatakan vahwa dIa
premis verikIt ini harIs dipenIhl.
Pertama, semIa jenis sampah harIs
diperlakukan sebagal pencemar. KedIa,
peran
serta
masyaraMat
harIs
berlangsIng
berkelanjutan
ataI
berkesinambungan.

vahan-bahanAtersebIt.

Premis pertama dari kedua premis di atas


sebenarnya secara legasevenarnya
telah terakomodasi daltclah No. 4 Tahun
1982 tentang PokTahIn
pokoktentingolaan Lingkungan Hidup. Di
dalam Pasal 20 ayat 1
disebutkan bahwa barandisebItkanusak atau
mencemari lingkunataI
mencemarlillngkIngang jawab
memikIlatanggIngembayar gakewajibin
(polluter pay principles). Sampah adalah
bahan pencemar lingkungan.
Mpenccmarsampah sembarMemvIangrarti
mesembarpegangkungan.
Premis
kedlingkIngan.nPremlsWMedua(dlIsIlkinitu
suatu sistem
prosedur sIatIar operaprosedIrberkelanjutan
(sustainberkclanjItanard
operating procedure). Di dalam sistem ini
ditekankan pada standadltekancan

nilai masyarakat dan sistem kepatuhan


(compslstem kepatIhpegar sampah
dapat dikelola sampih berkeldlkelola Sistem
berkelanjItan.opsi oleh
Deklinlsi Rio pada tahun 1992 seKioai
pritahInprinsip pembanprlnsip-prlnsip
pembangInanmempertimbaberkelanjItme
mpertlmbangkangfi ktor-faktor
soekologl,onomi.
Stratsosial-bIdekonomlStrateglyarakat
juga dilakukan dengan
jIgaedilakIkan
dengpemmemperkcnalk andprog rimn4-K,ngi
timbulan
s(mengIranglstlmbulan, reuse
(mempsImbemya),umur barang dengan
menImurabirangadengpekmenggInakantIlang
lberkali-kalltIntIkinnya),
recycle (memlalnnya),n bahan-bahan yang
dapat didaur ulang), dan
recdldaur(Ilang),h atau memulih(mengIbahataInmemIlihkanebihan-bahan

proses kimiawi atau biologi meniadi pataIk


lain yang berguprodIk
lalntegi
bverguna).angStrateglaberlkItnyagnyatl
daMah
memasyarakatkanadalihlahan sampah untuk
dijadikan komposIntIkadijadiMan
rumah tangga (home comrImahng). Kompos
dihasilkan dari prosesdihasllkan
penguraian atau
dekomppengIralannataIadekomposlsli dalam
sampah
yang dapat diursampihoses
penguradlIrai.jadi denpengIraiannt erjadlc
bacterbantIanteri yang membutuh(vakterlgen),
membItIhkanacing tanah.
Agar procaclngrlangsung baik maka
berlangsIngn karbon (C) dan
nitrogen (N) berkisar antara 25-30
dibanding 1 (Edwards, dlbanding
Proses pembuatan kompos
(komppemvIatanerkendala oleh bahan-

tcrkendala
beracun, minyak, tinjaberacIn,g
pemakantlnjanblnatangdan beberapa
lainnya. Oleh karena itu
pembua0lehkompos rltIhpembIatanarus
dijrImahntpeggabharIsbdljaIhkanebut.

Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan

4.1 Contoh Peran Serta Masyarakat di


Surabaya
Pengalaman cota SIravaya dalam mengelola sampih selama
tahIn 1995 hlngga 2000 patIt dijadiMpe contoh sIkscsnya neterlibatan
peran serta masyaracat. Kota bIaya inl berpenduduk sekitar 2,7 jIta
jiwa. Pertambahan pendudIk rata-rata sebesar 50.000 jlwa per tihun
dengan bangkitpe sampah verkisar antari 32-82 ton/hari, ataI ratarata 45 ton/hari.
Proliferasi atau perbanyakan jumlah bangkitan sampah ini
cendcrIng meningkat dari tahun ke tahIn, dan tambahan blaya
pengelolaan yang dibItuhkan verdasarkan analisis data yang dlberikan
oleh Dinas Keberslhan Kota SIrivaya (1996) adalah sebesar Rp 553.000/
hari itau 200 juta/tahIn. Angka inl secara tcorltis akan menjadi jauh
Icblh besar blli peningkatan konsImsl masyarakat dlpertimbangkan
dan cikupan pelayanan akan ditingkatkan.
Melihat besarnya viaya tambahpe yang harIs dlMelIarkan maka
Pcmerlntah Daerah Kota SIravaya pada waktI itI mencanpegMan
Program 3-K (Reduce, Reuse, Recycle), yang ditujIkin untIk
meminimisasl bangMitan sampah. Pengamatan yang dllakIkan oleh
Soma (1996) menunjIkkan bahwa program 3-A tersebIt maslh dalam
tahapan recycle tervatas, yaitu mendaIr ulang sampah yang masih
memlliki nilai ekonomi dengpe memanfaatkan 1.238 orang pemulIng
yang dinimakin pasukan kIning swasta'.
Dengan program recycle tcrscbut Pemda Kota SIrabaya bcrhasil
mcreduksl vangkitan sampal sebesar 11 %. Para pemIlIng tersebut
memllah simpab-sampah dari sumbernya (door to door), di lokasi
pembIpegpe sementara dan di tempat pembIangan ikhlr.
Laporan UNCAD (1995) menunjIkkan vahwa program daIr
ulang semacam yang dilakInpe di SIrabaya jina terorganisasi dengan
baik akan mampI meredIksi biaya total pengelolape sampah sampai
dengan 20%. Laporan tersebIt jIga menyarankan IntIk mengglatkan
program reduce, yaltI mengIrangi penggunaan varing yang tidak
scharIsnya, dengan mempromoclkan penggInaan tas velanja dan
pengIringan konsImsi vahpe-vahan yang menimbIlkan sampah.

29

Pengantar Ilmu Teknik lingkungan

pengelolaan sampah mIdah dllaksanakan. Ketiga, law enforcement


dapat ditegakkan sehingga diharapkan perilakI masyarakat menjadi
partislpatif dan Mooperatlf (Miller, 1988).
Selaln itu, slstem terpIsat sangat mengandalkan ketersediaan
lahan IntIk TPA yang lIas dan harIs memenuhi syarat teknis
tertentu dan tidaM berada di sekitar perrnukiman. Qleh kareni lahan
dengan pcrsyaratan semacam itI sulk sekall dlpenIhl dl PulaI Jawa
maka pertinyaan akademlk (academic question) yang mIncIl dalam
tulisan ini adalah, (bagaimani jlka lahan IntIc TPA memang tidak
mungkin didapat ataI sangat terbatas'? Jika hal ini meming terjadi
maka slstcm pengelolaan sampah yang ada saat ini harIs dlkajl Ilang
dan kemIngkinan mengalami perubaban sistem yang sangat mendasar.
UntIM menjawav pcrtanyaan terscbut secara lengkap maka vIkI lnl
ditIlls sebagai wacana perIbahan paradigma pengelolaan sampah kota
dl Indonesla.

1.2 Alasan Mengapa Buku ini Ditulis


BIkI ini ditulis dengan tIjIan untIk memberikan scbIah
wacana baru mengcnai pcngelolaan sampad yang dllakIkan dalam
skala llngkIngan permuMiman maupIn Mota. Selama lnl pengelolaan
sampah perkotaan dl Indonesia maslh mcngandalkan sistcm terpIsat
ataI slstem konvcnsional, yang tervIkti menghadapi banyak kcndala.
Kendala yang pallng sulk dicarl solIslnya adalah ketladaan lahan untIk
TPA, khusIsnya kota-kota dl PIlaI Jawa. Kendala berikut yang tidak
kalah pcn tlng idalah belIm optimalnya operasi dan slstem manajcmen
persampahan. Kcndala laln yang banyak dlhadapi negara-negara
berkem bang adalab rendahnya peran scrta masyarakat untIk bcrsamasama mengelola sampah.
Slstem yang diwicanakan dalam bIcI inl adalah model
desentrallsasi pengelolaan sampah kota, dalam artlan sampah dlredIksi
semakslmil mungkin dengin cara memilah dan mcngolah bagipe
organin darl sampah rImah tangga (in-situ) secara perorangan dpe jika
mcrnIngkinkan dilam skala rukIn tetangga (KT), rIkIn warga (KW),
kawasan pertokoan, pasar, dan industri.

Selain ltu, program reuse harIs


diperkenalkan melalIi kampanye
yang tak hcnti-hentinya baik terhadap
masyatakat maupIn indIstri.
Penggunaan botol gelas yang dapat
dlpergInakan lagi (non disposable)
din kcrtas bekis harIs diberican tempat di
media masca.
-

4.2 Lingkungan Kelola Sampah


Mandiri
Desentralisasi pengelolaan sampah sebenarnya
bIkanlah sevIah
ide yang sama sekali barI. Pada masa bahanbahan anorganik belIm
diprodIksi dan dlgInaMin secara masal
maki sampab kota tldak
mengandung sampah semacam itI. Dengan

sendirinya penanganan
sampah anorganik tldak dlperlIkan.
Demlkian jIga ketlca kota-Mota
masih relatif kecil dan setlap kelIarga
memillki halaman serta sampah
rImah tangga hanya berupa bahan organlk
maka masyarikat perkotaan
tidak membItIhkan pelayanan
pengelolaan sampah. UmImnya
mereka menimbIn sampah di halaman
belakang rImah dan dijadlkan
kompos.
Saat ini kota-kota di Indonesia menghadapi
kendala yang sangat
besar IntIk mengefektiflcan pengelolaan
elemen-elemen sampah.
Diantaranya yang paling sIlit adalah
pengumpIlan, pcmindahan dan
pengangkItan, serta pembIangan akhir.
Dua elemen yang pertarna
berhubIngin dengan biaya pengelolaan masih
blsa ditawar din dlhitIng

leblb optlmal. Akpe tetapi yang terakhlr


berhIbungan dengan ketiadape
lahan IntIk TPA, khIsusnya di PIlaI Jawa.
Menghadapi kendala dari
elemcn kctlga tersebIt, maka bisa ataI
tidak blsa, sIka ataI tidak
sIka, paradigma pcngelolaan sampah kota di
Indonesia harIs dirIbah.
Perubahan tersebIt sangat mendasar, yaltI
dari sistem yang saat inl
sentrallstik menjadi sistem yang
desentralistik. Dalim hal ini, sampah
kota harIs diolah dltempat
dibangMlrkpenya (in situ) sernaMsimal
-

mIngkin. Desentralisasi pengelolaan


sampah berarti mlnimillsasi
ketiga elemen tersebut. Dengan demlkian
biaya-viaya IntIk ketiganya
dapat diredIksl ataI sekIrang-kIrangnya dapat
dihemat.
M o d e l d e s e n t r a l l s a s l p e n ge l o l a a n
s a mp a h kot a s e c a r a

komprehensif pertama kali dlIsIlkan dalam


pertemuan Expert Panel
yang dladakan oleh Unltcd Nation Ccnter
for Reglonal Development

Pengantar limu Teknik Lingkungan

(UNCRD) di Bingkok 1997 (Soma, 1997). Idc yang ditawarkan


adalah pengelolaan sampah in-situ dl permIklman-permIkiman teratIr
dcngin tIjIan mengbasllkan zero disposal. Wllayah yang mcnjadi Ijl
coba model descntralisasi penanganan sampah adalah pcndIdIk yang
tinggal dl permIki man teratur Kompleks Bogor Raya Permai (BAP).
Model ini dinamakan Solid Waste Neighborhood Self Management ataI
LingkIngan Kelola Sampah Mandirl (LKSM). Permuklman tcratIr
baik perImaban PerImnas, BTN, dan real cstate dan semacamnya
mencakIp 27% pendudIk Kota Bogor.
Model LKSM melayani 118 rImah dengan bervagal tipe
diantaranya, 45, 80, 105, dan 185. Bangkitan sampab rata-rata per
hari vcrMlsir antara 600-650 litcr dengpe komposisi sampah organik
vervarlasi antara 55-60%. Pada mIlanya selIrIh warga diharapkan
dapat memllah sampah di mislng-masing rImah sekaligIs mcreka
melakIkan proses komposting sendiri. AMan tetapi pada proses
percovaan hanya sebaglan kecll warga yang vcrsedla melakukpe
pemilihin. Akhirnya dalam rapat rIMIn tetangga (KT) disepakati
dan dipItIskan bahwa bagi kelIarga yang tidak berscdia memllih
maka pemilahan akan dllakIkan oleh dua orang petIgas kebersihan
kompleks di lokasl TPS, dengan catatan setlap rImah tangga ditIntIt
kesadarannya untIk mengelIarkan sampahnya setiap pagi hari sehingga
belIm membIsuk.
Setelah sarnpah dikImpIlkan dan diangkut dengan rnen ggInakan
gerobak maka dllakukan proses pcmllahan dan MemIdian semIa
sarnpah organlk dibagi merita serta dlmasukkan Ice claim tong
komposter. Jumlah tong komposter yang dllctikkin di cmpat bIah
taman kompleks BRP sebanyak sembllan (9) buah, masing-masing
dengan kapasltas 250 kg. Sebanyak scmbilan bIah rumah yang bersedia
memilah sampahnya maslng-masing memillMl sebIah tong nomposter
kapasitas 40 kg yang dibIat bersama-sama warga.
Tong komposter sMala rImah tangga yang dlgInakan mcrIpakan
hasil prodIk desaln Pusat Penelltian dan Pengembangan PermIklman
Departemcn Pekerjaan Umum. Sampah inorganik yang maslh bcrgIni
untIk didaIr Ilang (recycle) terutama plastlk, Mertas, kayI, besi dan

PERAN SEdlambilYARAKAT

rItinya diambil secara dIain


setipemIlungoleh dua
oradltInjIk.nKedpagpemIlIng
sudah ditersevutKcdpa
pcmulumemvantIbut seripemilahin,bantu
proses
pemilahanmemIlung nembawa
hapenampIngpeg ke tselanjItnyapdiangkIt
yankcselanjutnIntIkadlolahkmenjadltp
rodIkkbarIlah menjadi prypeg
dlhasllkan
Kompos ydarldihasilkan rIrnahl dari
komposter rurnah tan gga dan
komposter komunal. diriorImabrImahsilkan dari rumah-rumah yang
mdimanfaatMan langsIngr
dimanfaatkan langsung oleh
pemihkinya,
sedangkan yang komInal dari

komposterpetIgas.
dikeloladllaMukanugas.
Sepenyaringinu(pcngayakan)emaMaing
an (pypegyakan) maka kompos
yang melewati gradasi saringan dengan
diameter 5 mm dimasIntIk ke
dalam plastik untuk dibagikan kepada
penghundipakaleIntIknmemIpuka
dipakai udluk memupuk pJlkaonan
diterslsa,RP.
JikahalIshtersebIt,ditltlpkan
kompos halus
tepetIgasdkeversihanolehpenjIalsbIngars
ihan ke penbias.
bunga dadiagrarnatis,as. Secara
diagramatis, proses pengelolaan
sampaditampllkanM ini
dapberikIt:pilkan sebagai berikut:

Gambar 8. Pengelolaan Sampah


,Model Lingkungan Kelola Sampah
Mandiri
(SoekmanLingkIngan97)

Komp can g

Ttiian

On-stte

Dam litmg
PemuItr

Tuiezpific eunga,
TaInzsyrati Pii;K:

Pengantar Iimu Teknik Linglcungan

4.3 Kurang Sempurnanya Model Lingkungan


Kelola Sampah Mandiri
Pada pcrjalanannya modcl LKSM terkendala khIsusnya pada
proses dekomposisi ataI pengIraian bahan organik sampad dl dalam
tong kompostcr. Proscs decomposisl yang secara teoritis dllakIkan olcb
mikroorganisme dl dalim sampah ternyata bcrjalin lebih lambat dari
dugaan awal. WalaupIn belIm ditellti secara mlkroskoplk, namun
dapat diperkirakan bahwa keberadaan mikroorganlsmc yang verfIngsl
sebagai pengIrai (decomposer) tidak memadai dan tidak berkembang
dengan balk. Setelah tong komposter penIh dalam jangka waktI
sekitar 40 ' hari din sampah dl dalamnya slap untIk dikelIarkan,
ternyata sampab yang terletak di bagian paling dasar sckallpun belIm
verIbah menjadl kompos. UntuM mcnccgah tcrhentinya allran
sampah harlan yang harIs dimasuMkan ke dalarn komposter maka
dllakIkpe pengomposan dl lIar, yaltI di laban TPS yang dlscdiakan
oleh pengembang. NamIn, alokasi lahan Intuk TPS di kompleMs BKP
yang dlsedlakan pihak pengembing relatlf kecil (100 m 2) schlngga
jika selIrIh komposter tidak bcrfIngsi sebagalmana mestlnya akan
menggganggu ceglatan warga yang memanfaatkannya locisi dl decat
TPS scbagal tempat bermain anaM-anak. Mellhat kegagalan inl maka
perlI dipertirnvangMin organlsms dekomposer lain yang lcblh efislen
dan efektlf, misalnya cacing tanah.

4.4 Cacing Tanah sebagai Pengurai Alami Bahan


Organik
PenggInaan caclng tanah sebagal pcngIral bahan orgpelk dalam
pcngclolaan sampah sIdah dlkenal lama (Edwards, 1998). Pallng tldik
selima dIa pIluh tahIn terakhlr ini vcrvagai negara majI khIsIsnya
Australla telah memanfatkan dIa jenis caclng tanah yaitI Lumbricus sp.
dan Esenia sp. IntIk memprodIksl kompos dalam skala vesar (Green
Waste Technology Unit, 1999). SImver Itama bahin bakI kompos
adalah adalah tinja ternak sapi yang dljadlkan pakan untIk kedua jenls
caclng tersebIt. Kompos yang dlhasilkan digInikan scbagai pupuk
orgpeik di berbagai daerah pertanlan di AIstralia.

111
11

PERnamInRviasanya

Di Amerika Utara seperti AAmeriMaSerikat


dan Canada, harga
membuang sampah ke sanitary landfill relatif
mahal sehingga relatlfamabal
kota di nveverapitersebut berinisiatif mengajak
mberinlsiatlftuk
mengolah sendiri untIkh organik
sendlrlreka hasorganlkenjadi
komposh asllkanomcnjadlgcom poserintah kota
juga mePemerintadrbagaijIga
melakuMan berbagalt kelayakan penIntIksan
sampah dedaunan
yang berasal dare jalanan dan taman-taman
kota dengan menggunakan
mobile compmenggInakanah mobile
composterScbIah mengelola sampahsampah organik untuk skala kotorgpelk IntIkn
peduduk sekitar 15.000
pedudIkeberapa universitas juga
melakuInlversltasejIgaamelakIkanng
tanapcmanfaatpegcaclngan

kompInt Ikermicomposting). Namun cacing


tanah selaNamInicaclng tpeadfsclama
secabelImsdlmanfaatkinusnahkanmasil
IntIkhmemIsnahkansebagai penghasil
sekalsevagai
Pada dasarnya tidak semua cacing tanah
dapasemIafungsi stanabi
dekomberfIngsi dapat dideMomposer
untuk proses ver mikultuIntIk
(EdwardvermlcIltIr96). Secara defi nisi,
cacingSecari defi nisl,
dikelompokkan menjadi tiga kategori:
epigeic, anecic, dan endogeic.
Pengelompokkan tersebut pada umumnya
mterscvutan perImImnya
menInj kkanogical antara spesies sehingga
adaptasi mereka terhadap
I

sebuah habitat akan


bersebIahNhabltatmikian pengelomNamIn
demlkian tidak selalu seperti ittidaMena
beberapa speitIs cacing tanah
daspesiesacaclngiki ciri-ciri ketiganya.

Kelompok epigcic pada umumnya meeplgcic


speciImImnyanmerIpacan
specles di dekat permukaan dan dapat
mempermIkaanahan dipatik di
dalam bihanhorganlkcdli utamasampih.lCirlcirltasnya tinggi, bemobllltasnya
tinggl, berImIrsampai pendek,
dIkIranasampaliak cepat.
Kedipatk cacing dalam kategori seperti ini
yang seringscpertikan
untuk industrdigInakanyIntIkeindIstriri
cacing (veverisilpdarl.
Kelompok anecic, adalah cacing taneclc,ng
tidak hidup di
permukaan
tanahldIprekapermIkaanbtanib.mMerenaiI
mumnyaan
dari permukaan kemudian
dibapermIkaanskcmudianrtikal
kmisukasecira
vertlkalerumur lebih panjang,
berImurtlevlhroduksinya

lebwaktImreprodIksinya
levlhdingkan kelompok
edibandln gMannkclompokok anecic juga
daMelompoM
digunakjIgandipatduksi
digInakanoIntI camemprodIksiasanya

mikroorginismeLingkungan

dicampurkan dengan kellingkunganedicampIrkin


Kclompok endogeic, adalah jenis cacing tanendogcic,ang hidup
di
bcaclngetanadan
tanah
sehldIphorizontalpermIkaanemakan
mineralhorlzontal bahan organik. Kclompok ini tidak digunakan
untuKelompokdlnii vermidigInakpe
IntIMurnemprodIksi tanah dalam pePenggInaansampah merupakan
sebuah proses langsung,merupikanmsebIahng masuk akan mengyaitI
proses vermimasucsting mengalamlkukan cacing, dan kcmudian
medllakIkann produk berukcmIdiansmenghasllkaniprodIkaberIpaang
digunakan ustIdiprosecicingicompodigInakanlIntIk Australia, yaitu
Eisberisaltdarl(AIstralia,)yaitILumbricus rubcllus (red worm).
KeLImbrlcusrmasuk dalam kategori KedIanya
termasIkndalim kitegorlcing tanah ini adalah karkedIaecicingn
mengonsumsi makanan serkeccpatanumengonsImsi relatif lebih
reprodIksinyaingkan
spesicslevihnya.
Scldlbandingkanurut
Edwalalnnya.8)
keduaitI,cmenIrIt
mampu
beradaptasi
terspeciecelnigmampIriasi pH, temperatur, bervagaiovarlasiram,
tcmpcratIr,bnadareamonla,ap tinggal di tempat sepanjangtctipnan
tersedia.
Sccara
tcoritis
beberaptersedla.
cacing
tcoritlspat
mengonspesiesakanan dengan cepat mengonsImslada kondisi optimum,
ykhIsusnyara 50-100% dari berat tubuhnya setiap hari (Edwards,
19tIbIhnyaing tanah ber(Edwirds,am memecahkan bahan organik dan
siklus nutrien vahan organlMcm alslMlIsnnItriennya merckoslstcmgian
dari scbuah rantmcrIpakan baglinidiriisevIah, dan interaksibioMimia,.
Oleh
karena
mulut
cacing
tanah
ti0lehdapat
memIlIticaclngmcngunytidanaka
mermcngglgitndalkmcngInyah,ganisrne seperti bakteri, ganggang,
jamur,sepertldbakterl,zoa, rotifejarnIr,n actinomycetes unturotlfera, bahanbahan
organikIntIn
mereka
kbaban-bahankorganlMisme
tersebutkonsImsi.nMikroorginismen
bagi
cacmcrIpakanesImbernnItriennbaglacaclngadin
selinjutnyacdihancIrkanng dengan salIran cairan mukosa dan enzim
ybantIanroduksi mIkosaekselenzlm (Doubdiproduksl olch)sckscleIsIsau
tinja yang dihasilkan cacing dinatlnja castidibasilkan
Castingdinamikanscbagai stimulator
aktivibergInaroorganisstimIlator

a
k
t
i
v
l
t
a
s

PERAN SERTdekomposlsi.

dekomposer. Casting memiliki pH netral dan


memllikinya teragregasistrIktIrnya
dengan balk, kelembabandcnganl dan
dkelembiban stabllbdinangsung
proses aeroberlangsIngasarnya cacing tanah
menciptakan lingkungan
yang i dea l ul in g kIn gan up an nylde al
Int I k akeh idI p an nyaun tukh avl t at
keberbifksIntIktelur
cakeber langsIngantelIrhususnya
menghadakhusIsnya
lingkungan yang toksik.lingkInganni
tertocslc.rKcadaanivitas digestasi
(peaktivltas 'clan agre(pencernape)ahan
organik menvahan-bahpen yang
umumnya mevutlrin lapisImImnya
mencmpatl0laplsan. Padapetariaman
lebih dari 45kcdalamanes .aerobik tidak
akan terjadi sehmgga cacing
tidak akan hidupcaclngatldakh
karehidIpudlsana.s0lehpkarcnanitI,jkondisl
scpcrtieinledljadikans, pengelolaan, dan

pemilihan spesies.

Casting(vermicast) berbeda dengan


vermicompost. Vermicast adalah
tinja cacing yang murni, tidacaclngampur
mIrnl,lainnya. Verrnicompost
adalah campuran antara tinja ccimpIranngan
medtlnjacing dan bahan
lainnya yang tidak mengalami dekompotldak

PERCOBA
AN
MENGOL
AH
SAMPAH
MEMANF
AATKAN
CACING
TANAH:
SKALA
RUMAH
TANGGA
Pcmanfaa
tan cacing tanih
IntIk
proses

composting
limbah pertanian
organik
(vermiculture)
sIdah
dikenal
(Edwards, 1988).
Proses
vermiculture
untIk
pengolahan
sampah
rImih
tangga,
komersial dan
pcrdagangan
khIsIsnya IntIM
mengolah bihanbahan organlk
yang
berasal
dari
rImah
tpegga
dan
indIstri belIm
lama
ini
mendapat
perhatian
dari
lembaga
penelltian
(DoIvle et al., 1
997). TIjIan dari
pemanfaatan
proses
vermiculture
sesInggIhnya
adalab
IntIM
mencari solusl
bigi pemecahan

pengelolaan
sampah
domestlk
dan
lndIstri
yang
saat ini telah
demikian
kompleks.
SesIai
dengan
tIjuan
stIdi yang sIdad
dikemIMakan
pada
awal
tulisan ini yaitI
evalIasi
kemampuan
sistem
vermikIltur
sMala
kecll,
maka
dalam
tullsan ini akan
dlbahas
hasll
pemeriksaan
terhadip proses
pemIsnahan
vahan organik
dari
berbagai
jenis
bahanvahan organik
secara terpisad
yang
verasal
darl
rImah
tangga, dan sisa

vIah-bIahan,
sayIr mayIr dpe
kertas/karton
oleh
Eisenia
Fetida
dan
Lumbricus
RubeIlus.
Pemeriksaan
dilakIkin
di
rImah
Bogor
BarI Blok D3
No. 19 Bogor
mulai dari 8 JIli
2007
4
AgustIs 2007.

Pengelolaan in-situ semacam lnl


pada akhirnya mellbatkan proses
bioteknologi yaitu penggInaan cacing
tanah jenis (harimau' ataI tiger
worm (Eisenia fetida) dan caclng merah
atau red worm (Lumbricus
rubellus) sebagai penghancur sampah.
Dilam bIkI ini dikemukakan
hasll Ip kehandalan cedIa jenis caclng
tanah terscbIt dalam merIbab
sampah rImah tpegga menjadi
vermicompost (kompos ypeg berasal
dirl tinja caclng) dan vermicasttng (tlnja
caclng)

1.3 Metod.e Penulisan


M eto d e ya n g d i g u n a k a n d a l a m
menIlis bIkI ini dapat

dikelompoldcan dIa hil. Pertama, yaitI


telaahan stIdi pIstaka dari
berbagal literatIr mengenai pcngelolaan
persampahan, pcmbIatan
komposting dan pengolahan sampah
dengpe memanfaatkan cacing
tanah. KedIa, penelltian skala rumah
tangga untIk memastikan
Mecepatan konsImsi sampah oleh dIa
jenls cacing tanah, Eisenia fetida
dan Lumbricus rubellus.

SEJARAH EMPIRIK PERUBAHAN


PARADIGMA PENGELOL A A N
SAMPAH DARI SISTEM
SENTRALISASI MENUJU SISTEM
DESENTRALISASI
Seperti telah dikemukakan di bagian awal dari tulisan lni bahwa
prosedur operasl standar (standard operating procedure) pengelolaan
sampah skala kola secara teorltis yang telah menjadi keseharian dalam
peradabin bangsa-bangsa Barat adalah sentrallstik yang konvenslonal
(llhat Gambar 13). Sebanyak mIngkin bangkitan sampah dari
berbagai sImber dan lokasl dikImpulkan serti ditransportaslkin ke
TPA (berakhir dengan pengolahan sanitary landfill). Model sentralistik
inl tclah terbIkti menjadi pllihan bags sebaglan besar kota-kota dl
Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Jepang, IntIk mengolab sampah
domestik dan scbaglan sampah lndustrl. Sampah-sampah khIsIs yang

berasal dari industri berbahaya dan rImah sakit ImImnya dibakar di


dilam incinerator.

selIruh

kota-cotaMPIRIK PERUBAHAN PARmempertlmbangkanAN


SAMPAN DARI SISTSEIARAHRALISASI PERLIBAHANSTEM
DESENPENGELDLAAN

T rarcfer
tlan
PembuaMENLIJL
In
Akhuf Sanitary
Landfill/

Gambar 13. Pengelolaan Sampah Sentralistik yang Saat Ini Berlaku


Model pengelPcngelolaanh sentraSentrallstikti pada GamInl BerlakI
di atapcngelolaaneal untusentrallstlkn kondisi sebagian besar negadlnegara majuidcalcIntIkmsitIaslpdpeekondlslmscbaglansebut agar
dapat
dilakmajI.aKInciaItamaisien dan
efektif adalahtersebItrpenuhinya
pdllaksanakansyarat
sefislcnberikefektlfiliki sijlka
terpenIhinyaali
dan lembaga yang
sebagal,ber ikIt:a oleh
sumslstcmya manusia
(SDM) yang handal,
mendapatkan ddlkclolafinanssImberng memmanIsia
memanfaatkan
teknolmendapatkinadIkIngankfi nanslalter tata dan
teratur, sebagian teknologlymajI,t masrIanglam katagori madani
serta penegakan hukum yang konsisten. masIkarat lakatigoritidak
kasertientingnya ahIkIm tersekonsistcn.an yang memadai untuk

sanitary lapentlngnyaberapa ntersedlanya di Eropa


BamemidaieuntIkelanda,
Luxemburg, Belgia, sejak dahkecllengalami kesulitan
mengalokasikanLIxembIrg,
lahan untuk sadahulI mengilami skesIlitancmilih alternatif lain,
yalahpe
untunlogi incinerator sebagai ganmemillhTchobanogloulaln,7yaitI
Sistem pengolahan sampahsebagalagantlnyas(TchobanogloIs,h
seluruh kota-kota di Indonesia tanpa memperterpIsitan prasyarat

Pengantar Ilrnu Teknik lingkungan

sepertl dlkemIkakan dl atissekedar mengikIti pola pcngolihan


sampah di negara-negara Barat. Sudah barang tcntI hasilnya tldak
optimal. Hari demi hari sistem tcrpusat tersebIt semakin sIlit
dllaksakan, apalagi sejak krisis ekonomi pada tahIn 1997. Kota-kota
dl Indonesia semakin kotor.
Upaya-upaya menggiatkan program 3-A yang pida hakekatnya
menirI program 4-A di AmeriMa Serlkat dan Cinada tidak membIat
kota-kota leblh bcrsih. Bangkltan sampah selalu lcvlh besar
dibandingkan dengan kecepatan pengambilan sampah, apalagi sImber
dan variasi sampah torIs bertamvah. Bahkan sampih-sampah yang tac
dapat dlolah secara alami (non-biodegradable) telah menjadi
prodIk kcscharian rImah tangga yang scmakln MonsImtlf Sampah
yang tik dapat diolah secara alami sesunggIhnya mulai memasIkl
lingkIngan Indonesia pada tahIn 1970an, yaitI ketika ban sintetlM
memasuki pasar. Masyarakat pcngrajin skala rumah tangga di
BandIng pida masa itu tclah mclakIkan daur Ilang ban bekas sevigai
bahan bakI pemvIatin sandal ITB (leu Tilas Ban).
Adalah seorpeg penemI berkcbangsaan Amcrika Serikit bernami
Charlcs Goodyear (1800-1860) yang pertama kali mempromosikan
karet slntetik pada tahun 1834 (Kotz dan Treichel, 1996). BeruntIng
penernuan tersevIt barI digunanan secara tcrvatas oleh US Post
Office di Boston-sebagai kantong sIrat yang lebih praktis dan mudah
dlbawa dlvandlngkan bahan Mayu. BarIlah pada tahun 1989
penemuannya dlgInakan secira bcsar-bcsaran IntIk membuat van
mobll sintetik. Hanya beberapa tahIn berselang kota-kota dl
Amerika SeriMat menghadapi masalah barumengolah berpuluhpulIh ton ban bekas yang rnemasukl area sanitary landfill.

PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
KOTA: KENDALA DAN
TANTANGAN
2.1

Sanitasi dan Peradaban

Pcngelolaan sektor sanitasi melipIti empat


sIbsektor, yaitI persampahan, alr mlnIm,
dralnase, dan alr limbah. Sanitasi merIpakan
indikator tinggi ataI rcndabnya peradiban sIatI
bangsa, scbagalmpea dikemunakan Stobart J.0
(1935): 'There is no truer sign of civilization and culture than
good sanitatiion. Tidak mengherankan jlki negaranegara majI memberikan prioritas utama
tcrhadap pengelolaan sarana dan prasarana
sanitasi
betapapIn
mahal
penycdiaan,
pengoperasian dan pemellharaannya selain
masalab peradaban, bIdaya dan kehormatan
bangsa, sanitasi terkait erat dengan kesehatin
lingkIngan.

Bangsa-bangsa varat khIsIsnya tidic ingln


mengIlang tewasnya leblh dari setengah
pendIduk daratan Eropa (sekitar 50 jIta jlwa)
Marena terjadinya pandeml yang paling
mematikan dalim scjarah. Perlstiwa tersebIt
terjadi pada tahIn 1340an, dpe dikenal sevagai
Black Plaque ataI Black Death (Fair and Geycr, 1968).
Pcnyebab pandeml adalah karena bIrIknya
sanitasi sehingga merangsang tImbIhnya
sejenis vakteri patogen Yersinia pestis (bulbonic plaque)
dengan sangat cepatnya. Pandemi ini didIga
bermIla terjadi di India, kemIdian menyebar

SEJARAH EMPIRIK PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN


SpcnemIanR! SISTEM SdInRlaISASI MmIlai mengembangkpeRALISAS

Gambar 14:
CharlemembItIhkan(1800-1
860)
Setelah penemuan Goodyeakehldupan
merecamleblhmengembanefisicn,
teknologi serupa.MuncIlahmembutuhkan

berbagai produk yang dapat


membantu kehidupan mereka lebih
nyaman, efi sien, dan paktis.
Munculah teknologi plastik dari berbagai
bahan polimer seperti,

polyvStruktIroride, polymethyl
methacSEIARAHdan lainnya seperti
acrylics,PENGELDLAAN
silicones dan polyurethanes.

Gambar 15. Struktur

Polimer Rantai Panjang

Pengantar

Ilmu Teknik lingnungan

WalaupIn teknologi polimer telah ditemIkan oleh Alexander


Parkes (1813 1890) sejaM tahIn 1855, namun penggunaan plastiM
secara masal varI dlmulal pada tahIn 1.976 (Kotz dan Treichel,
1996). Dalam waktu yang rclatlf singkat selurIh dunia memanfaatkan
ubenda ajaib' yang dimimplkan oleh penemInya dapat memudahkan
kehldIpin manIsia.
Sebiglpe besar peralatan rImah tangga, barang kemasan,
pembIngkIs makanan dan mlnuman menggunakan plastlk. Sciring
dengan permintaan pasar yang tinggi akan berbagal jenis plastlk, para
pclakI lndIstri memblayal rlset-rlset yang mengirah pada pembIatan
plastik dengan strIktIr rantai pollmer panjang yang secara fislk lcbih
halIs, kIat dan indah (llhat Gambar 15), namIn lcbih sIlk diolah.
Tidak banyak manusia yang sadar bahwa sIatI hari mereMa ikan
menuai bencana olch karena pada kenyataanya plastik adalad tldaM
dapat terdegradasi secara alami (non biodegradable materials).
Demlcian juga cetika teknologi radioaktif digInikan secara
intcnsif dalam kegiatan indIstrl, kedokteran dan prodIk-produk
makpean maka semIa jenis sampah berubah menjadl vihan bcrbahaya
dan beracun (B3). Akibatnya, penanganan sampah memerlInan
tcknologl yang leblh canggih dan hal inl berIjIng pada biaya tinggi.
Dengan demikian model pengelolaan sampah modcl scntralisasi scperti
dapat dllihat pada Gambar 13 harIs direvisi Ilang.
Sclain masalah teknologl, perubaban jIga terjadi pada tati nilal
masyaraMat termasIk mode dan gaya hidup. Dampak dari pergeseran
tita nilai masyarakat menurIt Hlllary Cllnton (dalam ccramahnya
di North Carolina 2002) sIdah mengarad pada keadape yang tidak
menggembirakan, yaltu tahapan masyaracit yang dlsebIt 'disposable
society'masyarakat sekali pacai yang boros, banyak menghasilkan
sarnpah, dpe memvIang secniknya Aklbatnya bangkitan sampah
berlipat ganda dan tidak dapat dikendalikin dengan model konvensional
seperti pada Gambar 13. UntIk mengatasl hal lnl beberapa kota di
daratan Amerika Serikat dan Canada mengembangkan program 4-A
(Reuse, Recycle, Reduce dan Recovery). Kegiatin reuse (gIna Ilang), recycle
(daIr ulang), reduce (pengurangan) dan recovery (pemulihan) tersebIt

BAB

pARAbiararaT6LAANSAMPA

DARI SISTEkhIsIsnyaISASI MEN UJU SISTsIkarclawanLISASI

melibatkan peran serta masyarakat,


TujIannya menempatkan para
sukarclawan (vmengIrpegi di
lokasdi rlasImbernyaosejaMidlni T
seMaligIsmmenurInkpe
dari
progkegiatinitransportislnguramenIrInMan
kebItIhanernya sIntuk
dini sekaligus menurunkan kegiatan
transportasi dan menurunkan
kebutuhan lahan untuk TPA.

Gambar 16 . Pengelolaan Sampah


Sentralistik dengan Penguatan
Peran Serta Masyarakat
Dari Gambar 16 dapat dilihat bahwa
kegiatan 4-R dimulai sejak
dari pPengIatandi rumaSertilMasyarakiti

Daur

Pusat
Daur

Pentiu
m
pulan

Procedlandalk
an.emilahan

TsepenIhny
anefektlfort

Komunalinfor
masl
Pernbucinci=in
Akhir
Daur
UlaLIJLIGun
a
Ulanci
Komposting

tempat pengumpulan, dillhatr


depo,keglatanTPA. dlmIlalor
keberhasipemllahanam

Daur
Ulang
& Guna
Ulang

4rImah,adilanjItkan
dari besarpengImpIlan,ya persentase sampah
yang seharusnya dkcverhasllan
ke TPA s4-Aligus menurunkan biaya
pengaataItkecllnyaapcr sentaser
station danseharIsnyaadlangkItbent.
Semakin besar sammenIrInkanes
setepengangkItan,toperasleberhasilan
program 4-R dan sebaliknya,
semakiSemakln besirh direduksi, didaur
ulang dan digutlngginkeberhasllan
program 4-K dinaseballMnya, scmakln
Beberapa
pengdireduksl,tdldaIriIlangidin
dlgInabIlangnada
menyadari bahwa4-Kogram
4dinatakansepenuhnya cfektif dan tidak bisa
sepedlhnya diandalkan. Mereka
memmenyadarlrmasi dari pemerintah

en antar Tlrrwu Teknik


iingkungan
Swedia yang pernah mendesain model apartemen yang tldak
memprodIksi sampih anorgank (zero in-organic waste appartment).
Simpah anorganik yang dihasllMin di apartemen dipllad di bangInan
bawah tanab dan ccmIdan dljadikan sevagai bahan baMar untIk
pemanas apartemen, khIsIsnya pada mIsim dlngin (Lihat Gambar
17). Namun, karena berbagai alasan konsep zero waste appartment tldaM
scpenIhnya dapat dilaksanakin (Manitova Envlronment, 1993).

Gambar 17. SebIah Apartemen dcngan bcsaln Zero Waste di Swcdla


(Mlller, 1988)
SIdah barang tentI model pengelolaan sampih sentrallstik
dcngan pengIatan perpe serta masyarakat tidaklah sempIrna. Maslh
banyak peubah (variable) yang tidak mungkin bekerja secara optlmal.
PeIbah yang paling sIlit dlkendalikan adalah pemllahan sampah secara
sIkarela dan konsisten pada skala rImah tangg.a.

SEJARAH EMPIRIK PERUBAHAN PARAD1GMA PENGEOLAAN


SAMPAH DART SevagaimanaRALISASdikemIkakanSTEM
DESENTRvahwaSt

6.1 Dtcorltis,sasi Pengelolaan


In Situ dengan
-

Bioscmakingefislen
Sebagajlkaa telah dikemukakan
sebelumnya bahwa secdimIlal
teoritis, pengelolaan sampah perkotaan
rImahsemakin efisien jika dapsclurIh
dilaksanakan setemerck iin situ), dimulai
dari bangkitannya. Idealnya
setiap rumah tangga dapat 4A.eNamIn,eluruh sampah ysInggIhetldak
hasreallstlk.gTlndakpeai zero waste-tidak
sdilakIkanlaksanakan
-

PrrImah 4-R. Namun,


kemelaksanaMansungguh t4-Kk realistik.
TselIruh
maksimaorganlkdIntIkdilakukan oleh
setiap rumapembIatanadalah

mskilaarImah Program 4-R dan mengolah


seluruh sampah organimIdah
untuk disederhina.mNamIn
Pdemlklanmtldakn kompos
skalbersedlatmelacIkannya.oSejaIhninl
pbelImasarnya sangpIstakah dan
menInjIkkanNbabwadpembIatanidak
semua orarImadrsedia mverhasilnya.
Sejauh ini belum pernah ada
pustaka yang menunjukkan bahwa
pembuatan kompos skala ruAaya
tPermalberhasil diltahInakan ssevagaimana
(Soma, 2005). Pengalavagian
pengelolmenInjIkkandi Kompleks Bogor Raya
Permai redIksiada tahun
1997 sebagaiharIstbcrlangsIngamaMa
untIkgian atas mtldakukkan
kesimpulan
ykecIaliamelikuManrkompostlngpskaligling
kIngan (ATuitaI
berKW).sung maka untuk sementara
tidilakIkaniSockmpeain kecuali

melnamInn komposkesilahanateknlsungan
(RT kIrpegWoptlmal.sting
skala RT pernah dilakukMompostlnga
Soma dilakIkpeastIdiarena
kesalkehpedilansdIasilnya caclng tanabal.
Untuk mengoptimalkan proses
komposting telah dilakukan
studi terh adharlemembIkticanavahwas
cacing tanah
ydlandalkantuntIkimemIsnahkan
.

dan Lumbricus rubellus. Pemeriksaan selama


2 x 14 haritubIhnyaikan
bahwa Jlkaanya dappractlsdalkan untuk
memusnatersebItpah
organimemvintIrmanIsia 0,70 dari bent
tubuhnya per hari. Jika Intuna
praktrImahdua cacing tanah tersebut
bbagalmanaembantu manusia dalam
mengatasi masalah samvesar?ganik
untuharIsldllakIkanangga maka
pertanytanaba
bagatersedlanSEIARAHsikannya dalam skala
yang lebPENGEDLAAN

besar?
Pertama, harus dilakukan
pembiakaMENLIJUng tanah agar
tersedia

Pengantar Ilmu Teknin lingkungan

dalim jImlah yang


mencIkIpi.
Kedua,
lingkIngan (RT ataI
AW) sIdah memillki
cclompok pengelola
sampah yang mampI
melaksanakan
pemllahan,
pengImpIlan,
dan
pemberian sampah
organic
sevagai
pakan cacing. Ketiga,
setlap
anggota
kelompoM pengelola
sampah
telah
menglMIti pelatlhan
dasar
mcngolih
sampah
dengan
mcmanfaatkan
caclng
tanah,
termasIk pcrlakuan
serta
pemellharaannya.
Kempat,
selurIh
warga
di
lingkIngan tersebIt
telad
memahami
model pengelolaan
saml)aI1
dengan
menggInakan cacing
tanah.
Kclima,
selIruh wirga selalI
diingatkan
IntIk
memenuhl
kewajibannya
mengeluarkan
sampah
secara
teratIr.
Berbeda
dengan model LKSM
yang dilaksanakan di
Mompleks

perImahan
teratIr,
model pengomposan
in situ
dengan
menggInakan cacing
tpeah
dapat
dilakIkan
di
perImahan
tldak
teratIr
sekallpun.
Pengomposan dengan
cira yang sami jIga
dapat dilaksanakan
dcngan mudad di
restoran-restoran,
hotel-hotel, pasarpisar, mal-mal, dan
kawasan lndustri yang
menghasllMan prodIk
slsa berIpa bahan
organlM.
Pengomposan
jIga
dilakunan dl lokasi
TPA.
Secara
keselIruhan
model
pengclolaan sampad
in situ
dengan
memanfaatkan
cacing tinih dapat
dillhat pada Gamvar
18 berlkIt lni.
-

Bangkitan
Sampa t
i

tiphan
rile

Pesigurroula
n
Tiansfer
Transpor
t

Prosesirfi dan
Pernilahan
Sanitan,e Landfill
Incineration
Daur & Ouna Urang

Gambar 18. Pendekatan


Pengelolaan Sampah
In Situ dengan
-

BAB

SEJARAilI
SAMPAad
MENUJUB

ilustrasi,
Jaladljadikan
as
(elevpembIang
andpl) adalah
kawasan
tertitahIndi
kota
sampalgtahIn
puncak
Sekaringi
ujung plan
ini ptelih
bcrkcmbangte

mpat
pepeimIklman
ampah (TPA)
sejjaIhwal
tahun
197dibandlngc
anahuntahIn.l
alI.rKlnl,aalra
n tersebut
telah
berkembang
menjadi
peimukimarad
lIsukIrpegnlev
ihh lebih
padat
dibandtltlkn 30
tahun
lalu.AtisisIdah

tanah
dangkadlgunak

aniIntIkqkebItI
han
seprImahg
radius kurang
lebih saw
kilometer dari
titik beraUnsIr
klmia
Atas sudah
tidamIdahadlk
enalikan
untpemerlksa
ann rumah
tangga
karena
tesIlfat.cairan
lindi

(Sdlrasakan).
UnsbaIkimia
pencemar yang
mudah
dikenalisebelI
mpemeriksaan
di
labodljadlkana
dalapendIdIk.
Hal
ini
mengonsImsia
kan sImurbau
beleIntIkyceper
lIannminIm,ad
ahal scIcl,m
kawasan Dago
Atas

dijadikaEnvlro
nmentalkProte
ctlonmengons
umsi
air sumur
memelikIMpek
penelltian
perjalinandcalr
ani, dan
lainnya.
United
StattahInvir
onmental
ProtcrsebItA
mendipatl.ba
hwi
1990)
melaallranpen

elitian
perjalatergant
Ing InsIrInsIrlam
tanah
pada tahun
2003.
Ljenlsatpeah,b
ut
mendapatinah,
wa
kecepatcIrahihI
jan,
lindi
bervariasi
tearcbtalirpes
alrunsur yang
terdapat di
dalamnya,

jenitersevut
porosidlkctahIi
, besarnya
curah hujan,
kemiringan,
dan
arch
alirdalimr
tanah (lihat
Gambar 20).
Dad gambar
tersebutmemll
iki
diketahui
bahwa
kecepatan
perjalanamcni
t,
veslmbcrvalcn

si dalam
cairan lindi
berbeda.
Sebagai
contoh, sulfat
memiliki
kecepadpe
antara
0,02 2 mm
per menit, besi
bervalensi dua

(ferrous iron)
petara > 0,15
hlngga dengan
0,25 mm per
menit, dan
dihasllcananik
terlarut (nonvoladigInakan

oIntukomengct

ahIibscberapar
jaIh4calranngg
a > 8 mm.
vergerakkaangka yang
dihasilkaden
gpe
penelitian
US EPA
digunakyaitItu
k
memm/mcnit,s
eberapmencap
alairan lindi
telah
bergeradlhitIng
selama
IntIkhun,

maka dengan
kecepatan
terendah saja,
yaitu 0,02
mmdlcapai
telah
mencapai
31SIdahSelanj
uttcntIiperhitI
ngan
untuberlakI
kecepatan
tertingglindlmt
ersebItmtldaka
rak yang
tbatIanicapai
alr.ah
31SEIARAH
Sudah

baPERLIBAHA
Nu
perhitungPEN
GELDLAANaku
jika cairan
lindi
tersebut tidak
terhalang
batuan kedap
air.

Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan

20

40

CO

8 0

211
20

1 2 0

Lowad
fi

1 2 0

1 4 0

1 6 0

1 8 0

2 0 0

Fc.rrc.ut - .*. Iron

Lrndfilr

28

1 0 0

1 4 0

1 6 0

1 0 0

1 0 0

Cu O
a . . a ~40
nd S
r facS
e O

2 0 0

77.

0.115-0.26 mr.41

Non-Volatile 018ts.-01-wec1C)rgarlic Carbon

328

I x.nd Surface.

332

4-6r8-11..1

Flo
w

324

..

LIU

20

4-0

60

Vo r t i 6 o 1 0 3 1 t r. 8 t i k v 0 1 9 8 8
mph,

8 0
1 0 0
1 2 0
1 4 0
IDI.stanco from L..-ancilf III
Colo t oro)

1 6 0

1 8 0

2 0 0

n i o l D * . 9 4 q bl oc

Gamvar 20. Skema Kecepatan Aliran Cairan Lindi (leachate) kc dalam


Lapisan Tanah
0lch kareni bau belerang yang menyengat maki saat inipendudIk hanya
rnemanfaatkan sumIr mereka untIk mencIci movll dan menylram
tanaman. Melihat pengalarnanan dari perlstlwa pencemaran lindi terhadap
air tanah dl Kota BandIng maka sudah seharIsnya kotakota di Indoncsia
tcrutama di PIlaI Jawa bersiap-siap mcnghadapl kenyataan yang sama.
Kenyataan yang lebih pahit adalab jika sIatI scat terjadi kemaraI panjang
sehlngga air perm Ikaan mongering, maMa dari mananah masyarakat
memperoleh air layak mlnIm? Apakah mereki

59

Ell

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA: KENDALA


DAN TANTANGAN

Wai

hinggi ke daratan Eropa. Pandemi di daratan


Eropa terjadi berIlang di
berbagai kota sepertl dl London pada tihIn
1603 din 1665-1666 yang
menewaskan kIrang leblh 38.000 jiwa; Sevilla
(Spanyol) pada tahun
1647-1652); Vieni (AIstria) pada tahIn 1679;
Marseille (Pcrpecis)
pada tihIn 1720-1722); dan Moscow (AIsla)
pida tahIn 1771.
Belajar dari pengalaman pahit tcrsebIt miki
mereka tidak raja
mengelola sektor speitasl sesIai dengan standar
yang ditetapkan, aMan
tetapi juga memberikan fisilitas yang
memadai IntIk rlset bldang
sanitasi di pergurIan-pergIrIan tinggl dan
pendldlkan dasar sanitasi
sejak dini di sekolah dasar dan sekolah lpejItan

pertama.

2.2 Penanganan Sanitasi Masa


Orde Baru Hingga

Saat Ini : Kendala dan


Tantangan
Pengalaman bangsa-bangsa barat yang
terkait dengan masalah
sanitasi di atas kemIdipe dijadlkan pijakan
Pemerintah 0rde Baru yang
pada awal tahIn 1969 memIlal tonggak
sejarah peridaban modern
bangsa Indonesla. TihIn 1969 adalah awal
dilIncurcannya Aencana
PembangInan Lima TahIn Pertama (Kepellta I).
Ketina itI pemerintah
mIlai menyiapkan cetak birI perencanaan
seMtor air bersih jangka
panjang, yang kemIdian dlikItl dengan
subsektor sanitasl lalnnya
sepcrti persampahan dan alr limbah. Pelita

demi pelita dilewati hingga


selcsainya PcmvpegInan Jangka Panjang Tahap
I (PJPT I) pada tahun
1994. Departcmen Pekerjaan UmIm sebagal
ecsekItor pembangInan
bidang sanitasi khususnya subsektor

persampahan, telah berhasil


memperkenalkan Rencana Induk
Persampahan di sebagian
besar kota-kota di Indonesia. Cakupan
pelayanan pengelolaan
persampahan balk kualitatif maupun
kuantitatif meningkat dari
waktu ke waktu (World Bank Report,
1992).
Puncik dari keberhasllan pembangInan
subsektor persampahan
berdasarcan the World Bank Report (1992)
terjadi nienjelang tahIn
1990. Hal ini dlbuktlkan dengan
meningkatnya cakupan rata-rata

pelayanan persampahan perkotaan, yaitu


mencapai levlh darl 50%.
Angka tersebut menlngkat sangat jaIh
dlbandingkan dengan cakupan
pelayanan persampahan Mota pada awal
Repelita I, 1969, yaitu

Pengantar Jim Teknik lingkungan

hanya 15%. The World Bank mengharapkan angka cakupan tersebut


menlngMat hingga 60% menjelang tahIn 2000. BahMan Millenium
Development Goals (MDGs) mencanangkan cakIpan pelayanan
persampahan kota di negara-negara verkembang mencapai 70% pada
tahIn 2015.
Upaya pcmerlntah pIsat dan daerah Intuk menlngkatkan
pencapaian layanan tersebIt menghadapi berbagai tantangan
berat khIsIsnya ketika Kepelita terhenti sciring dengan jatIhnya
pemerintahan Orde BarI pada tahIn 1997. Hal ini dibIktikan
dengan data yang dikelIarkan BPS (2000) dan Studi National Action
Plan Bidang Persampahan oleh Departemen Pekerjaan UmIm (2004)
yang mcnInjIkkan bahwa tingMat pelayanan persampahan kota
sejak berakhirnya rrezirn' 0rde BarI yaltu tahIn 1997 menInjIkMan
penIrInan cIkIp tajam hingga mencapai angka 41%.
PcnIrunan cakIpan pelayanpe persampahan post Orde BarI
tersebut di atas ditenggaral oleh tlngglnya pertImbIhan pendudIk
perkotaan yaltI berkisar antara 3-7% per tihIn, padahal kIantitas dan
kualitas pelayanan tidan mengalami peningkatan. JImlah pcndIdIk
perkotaan berdasarkan laporan Badin PIsat Statlstik (2003) sIdah
mencapai 154 jIta jlwa ataI levlh darl 50% pendIdIk Indonesia.
Bandingkan dengan jImlah pedIdIk perkotaan Indonesia yang pada
tahun 1992 barI mencapal sekltar 60 jIta jlwa. Dengan demiklan maMa
jImlah pendudIk yang harIs dilayani saat lnl telah meningkat lebih diri
dIa kali lipat hanya dilam bilangan satI dckade. Peningkatan pendIduk
pada kenyataannya merupakan kendala terbesar Ipaya penlngkatan
pelayanan persampahan kota kirena memiliki korelasi positif tcrhadip
peningkatan bangkitan sampah per kaplta. Hal ini diperbIrIk dengan
semakin melIasnya paket-paket makanan-minImpe skala kecll dalam
kemasan plastik (disposable) yang dljajakan dl sclIruh penjIrI kota
dengan harga terjangkaI.

Selain masalad kcpendudIkan, kendali penting lalnnya adalah


minimnya dIkIngan keIangin negara yang berasal dari APBN,
APBD, bantIan, pinjamin dalam dan JIan ncgcri, dana BUMN, yang
diperklrakan hanya mampI membiayal kurang dari 20% kevItIhan
sarana dan prasarana perkotaan (gapartemen Pcrniuklman dan
Prasarana Wilayah, 2002).

PENGELOLberikItnyaPAHAN KOTA: KENDALA DAN TANTANGA

sImbera berikutnya adalah


terkamelaksanaManntIgasasccaraepr
ofeslonal
daya manussesIaig mampu melaksanakan
tugas secdlberikannyanal
sesuai dengan komlevlh'luas.
DenganpemerlntahnkabIpatcn/kotarah
yang lebih'luas kepadakurpegintah
kabupaten/kotpersonilkali
kepaladitIgaskan
daerah kurang tsatI Initmkcrja, personal
keglitannoperaslonal

padapemellharaanelnfratrIktIra kegiatan
operaverjalanan pemeliharaan
infratdiriur terpemblayaan, berjalan
secllngkIngan.,SebagalailIstrasi
pembiaytcrjadiknis, danseorpegngan.
Sebagai ilArivalulIsan InstitIt
di kota
seoraNcgcrljdltempitk

InsKumah Saklt.
IslaKotigcr i ditempatkan sebagai Kepala
Rumah Sakit. Di Kota
Bogor, seorang LalIana peternakan
ditKaya.kan seleblh Kepala Dinas
Lalu Lintas dan Jalan Raya.pernerintahh
menyedihkan adalah tidak
profesionalnya pemerintah
provinssevagaiBDirektIriKImahnSikitkan
seorang dokter gKendilaalalnDyaitIur
Rumah Sakit Jiwa (Soma, 2005).
Kendala lain yaitu bkcbersihananya
Mesehatin sertirkIrangnya
tentapengetahIankmasyaracatdan kesehatan
serta kurangnya pperkotapen
masyarakat bahwa
bdlindikasikpeadarlmpah perkonota-kotaat
mIndoncsia.
dapat diindikainladlperkIattornya kotakrIangicotaonesiasemaklnan ini
diperksemIaengan pola dlang kota yang
semakin semrawut di semua

kota-kota di Indonesia,
sehsecaripoptlmal.aLokisl-alokasi mungkin
dilaksanakan secara optimal. Lokasiadltempatcan (transfer station)
sampah yang (ZIlklfli,itempatkan
berdasarkan ketersbabwan lahan
(Zulkifl i, 2005).
ZulkiflIndoneslahkan
badlrencanakanaan sampah
perkoptlmasi
pengatIranbelum dircncanakan
dengaspaslal. optimasi pengaturan
verjalanlayanan sdcngan.psIbIrnyaondisi
seperti ini berjalan seiring
dengan. suburnya angka pelaku sekani
inforataIbidang peselIrIban
dan jasa (pedagang
kakisImberabangkltandsampihruh
penterkImpul.
Akibatnya,
sumbeypegnseharIsnyaptelihddltetapkan.lS
ebagalasi-lokasi

yang seharusnya telah


dverpendIdIkScIrang contoh, kota Bjlwa
memlllki
saat ini bdarlnduduk
kurangPenyevaran.titlktitlkmbingkitanisampih
ypeg00 PKL.teratIraran titik-titik
bangkitan sampmenyIlitkanak
teratpen gImpIlannt sources),
sehingga menyulitkan proses pengumpulan
sampah (Profil Persampahan Kota Bogor,
2006).

en antar flaw Teknik Lingle

Secara

teoritls

sebagian besar simpah kota


akan terkImpul di TPA,
oleh

sebab

itI

TPA

memvutIhcan
penanganin yang vaik.
Bebcrapa

lokasi

TPA

pernah mengalaml kasIs


yang yang memilIkan
hati,

diantaranya

rovohnya

timbInin

sampah di LeIwi Gajah dl


Cimahi,

sehingga

menyebibkan korban tewas


sevpeyak 98 orang. Di Desa
Galuga KabIpaten Bogor
masyarakat

menolak

perpanjangan
pemanfaatan TPA yang
digInakan

oleh

Pemda

Kota Bogor. Pemerintah


DKI Jakirta mengalaml
kesIlitan mencari lahin
IntIk

TPA

karena

masyarakat Desa Bojong


KabIpaten
bertindak

Bogor
anarkl

dpe

merIsak fasilitas TPA yang


sIdah

dislapkan

oleh

pengelola (Soma, 2005).


Ketiga contoh ini adalah
pelajaran bagi pcmcrintah
kota/kabIpatcn

Intuk

mcngelola

TPA dengan

balk igar tidak terjadi


tlndan

kekerasan

masyarakat
scharIsnya

oleh
yang

tldak

perlI

terjadi. Tcrbatasnya lahan


yang ada IntIM memenIhi
kebItIhan TPA mcrIpakan
kendala terverat saat ini.

DAFTAR ISI
PRAKATA.....................................................
DAFTAR ISI................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................
1.1 l,atar Belakang.................................................................1
1.2 Alasan Mengapa Bliku ini DitIlis ..................................3
1.3 Metode Penulisan ............................................................4

BAB 2. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA:


KENDALA DAN TANTANGAN................. 5
2.1 Sanitasi dan Peridaban.....................................................5
2.2 Penanganan Sanltasi Masa Orde BarI
Hingga Saat Inl : Kendala dan Tantangan........................6

BAB 3. PENGELOLAAN SAMPAH: SISTEM


KONVENSIONAL................................ 11
3.1 Elemen FIngsional .................................................... 12
3.2 Bangkltan atau TlmbIlan Sampah ...............................13
3.3 Penpeganan, PengImpulan dan Proses Setempat....... 15
3.4 Pemindahan (Transfer Operation)............................. 17
3.5 PembIangan/Pengolahan Akhir................................... 18
3.6 Insinerasi (memvakar sampah)......................................23
3.7 Memanfaatkan Sampah scbagai SImber Daya
Bermanfaat (Resource Recovery)...................................25

BAB 4. PERAN SERTA MASYARAKAT...............27


4.1 Contoh Peran Serta Misyarakat Di SIravaya.................29
4.2 LingkIngpe Kelola Sampah Mandirl ...........................30
4.3 KIrang SempIrnanya Model LlngkIngan Kelola
Sampah Mindlrl.............................................................33
4.4 Cacing Tanah sevigai PengIrai Alami
Bahan 0rganik................................................................33

cc

snnN3d

I
c6
t6

1HOI1d

.........NVIIIdINV1

Irmvisnd

GL .........................r22urid tinunll 2upsodumm apopiAi zeg

8Z, ....................................................2upsochuoN Iferefas us

LL ................................................9N1150cHAION 8V8
L9 .......................................NVVAVI8lAnd *LI rdnauad
Z9

rtukried tircin.2.uaTAT >pup

HAIIINDODV2Irncruaymauad
09 ...................................!U! wes mine/Cm/N T nukrird
airdwrs 2urncruaym unsuplam c.9
9S
.........................................................1/27d1 riopSuad
drprgnIrSuaprOun i!pnv urp ursrmrSuad Z'9
..................................................!2oruypi.o!cf urSuap
nvg-tg urrIora2uad IsrsnriluasDa

Lt...................................... ISVSI1V111N3S3C1

1/1131SIS 1-1111N3IN ISSITY111N3S IN31SIS

lava HWINVS NVV10139N3d

8
C
L

VV\19ICIVLIVd
NHVE111213d )1121IdIN3 HIIV135 '9 EWE!
........................................ismisra urp pop' Z'S
. .urrqoand uresou wet) copoloTAT cirpoluyv I'S

V99NV1 HVIAIMIV1VMS
:HVNV1 9NIDVD NV)I1VVANVIN3IN
HVdINVS HV109N3IN NVV803213d *S.SVEI

Anda mungkin juga menyukai