Bab I Pendahuluan Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak
Bab I Pendahuluan Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak
PENDAHULUAN
kesehatan
gigi
perlu
ditinjau
dari
aspek
lingkungan,
penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).
Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin
dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang
dapat dilihat dalam mulut.Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk
dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies
dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu
banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak
yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).Masalah utama dalam rongga
mulut anak adalah karies gigi. Di negara-negara maju prevalensi karies gigi terus
menurun sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada
kecenderungan kenaikan prevalensi penyakit tersebut (Supartinah, 1999)
Kebanyakan ibu kurang memperhatikan kesehatan maupun perawatan gigi
yang baik pada anak. Nutrisi memiliki peranan penting dalam memeliharakesehatan
tubuh pada umumnya, dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi juga
penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan dalam menjaga
keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan gigi. Nutrisi
untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena
masa pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Nutrisi yang dibutuhkan pada masa kehamilan penting untuk kalsifikasi optimal gigi
sulung, sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting untuk pertumbuhan
gigi tetap.
Meningkatnya masalah gizi pada ibu hamil dan balita tentunya berdampak pula
pada peningkatan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan
bertambah buruknya masalah gizi anak tersebut. Mengetahui hubungan antara status
gizi dan kesehatan gigi dan
karakteristik yang khas dari berbagai jaringan dalam rongga mulut yang lebih sensitif
1.2.2
Apakah hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi pada anak?
1.2.3
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah :
1.3.1
Mengetahui kapan waktu yang baik untuk mulai menjaga kesehatan gigi pada
anak (first dental visit).
1.3.2
Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi pada
anak.
1.3.3
1.4 Manfaat
1.4.1
1.4.2
1.4.3
BAB II
MATERI
2.1 Waktu yang Baik untuk Mulai Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak
Program pencegahan kesehatan mulut bagi anak-anak Indonesia saat ini belum
berjalan dengan baik. Kunjungan ke dokter gigi belum merupakan hal yang rutin
dilakukan. Hal tersebut baru dilakukan bila terdapat keluhan dan program pencegahan
belum sepenuhnya dijalankan. Anggapan bahwa gigi sulung merupakan gigi yang
keberadaannya di rongga mulut hanya sementara sehingga perawatannya tidak perlu
terlalu diperhatikan masih banyak dianut oleh para orang tua. Orang tua banyak yang
belum mengetahui kapan kunjungan pertama ke dokter gigi dapat diberikan pada
anaknya dan apa saja yang dapat diperoleh dari kunjungan rutin ke dokter gigi.
Menurut rekomendasi dari The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) dan
American Dental Association (ADA), seorang anak harus mulai melakukan kunjugan
ke dokter gigi setelah gigi sulung pertamanya erupsi dan tidak boleh lebih dari usia 12
bulan. Rekomendasi ini ditujukan untuk mendeteksi dan mengontrol berbagai patologi
gigi, terutama karies gigi yang merupakan penyakit mulut yang paling prevalen pada
anak-anak dan dapat terjadi segera setelah gigi erupsi. Selain itu, rekomendasi ini juga
didasarkan pada penetapan dasar pendidikan preventif dan perawatan gigi pada anak
untuk mendapatkan kesehatan mulut yang optimal pada masa kanak-kanak hingga
dewasa.
2.1.1 Kunjungan sebelum kelahiran anak (kunjungan prenatal)
Kunjungan ini diperlukan untuk menciptakan kontak dan ikatan kepercayaan
pertama antara orang tua dengan dokter gigi, sehingga diharapkan terbentuk
kesadaran, perilaku, dan sikap yang positif dan bertanggung jawab mengenai prinsip-
prinsip perawatan kesehatan gigi baik bagi ibu hamil maupun bagi anak yang kelak
dilahirkan. Orang tua diberi penjelasan bahwa pembentukan gigi anak telah dimulai
pada saat berada dalam kandungan. Selain itu, kunjungan prenatal dapat menekankan
konsep kedokteran gigi terkini yang menunjukkan kemitraan antara dokter gigi dan
orang tua yang bekerja sama dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
Identifikasi faktor risiko karies dan pemberian bahan-bahan antikariogenik
seperti fluor dapat dilakukan pada kunjungan prenatal. Akhir kunjungan ini bertujuan
untuk menekankan pentingnya kunjungan pada saat bayi berusia 6 bulan kelak.Pada
kunjungan ini, ibu hamil juga memperoleh pemeriksaan kesehatan giginya. Prosedurprosedur preventif dapat dilakukan pada ibu hamil dengan rekomendasi dari dokter
kandungan yang merawatnya. Metode kunjungan prenatal meliputi edukasi yang
berkenaan dengan pertumbuhan perkembangan gigi serta pencegahan penyakit gigidan
mulut. Demonstrasi prosedur pemeliharaan kesehatan gigi dan konseling prenatal.
Selama kunjungan prenatal, perlu juga diutarakan mengenai teething karena
hal ini sering kali merupakan keluhan gigi dan mulut pertama yang dihadapi orangtua.
Walaupun waktu dan urutan erupsi secara umum dapat diprediksi, namun variasi
dalam hal tersebut dapat merupakan sumber kecemasan orang tua. Teething
merupakan fenomena alamiah yang biasanya terjadi dengan sedikit atau tanpa
keluhan.
Namun,
beberapa
bayi
dapat
menunjukkan
tanda-tanda
distres
darurat, dapat juga dilakukan perawatan elektif. Radiografi dapat digunakan dengan
proteksi yang memadai. Seperti halnya trimester pertama, trimester ketiga hanya
melakukan perawatan gigi darurat namun radiografi masih dapat dilakukan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, mikroorganisme kariogenik primer,SM,
pertama
kali
disebut
jendelainfektivitas, yaitu sekitar usia 2 tahun. Oleh sebab itu penting sekali untuk
melakukanskrining dini sebulu manifestasi lesi karies terjadi. Beberapa penelitian
menyatakanbahwa koloni SM dapat terdeteksi sebelum usia 6 bulan. Penelitian lain
menyebutkanbahwa ibu sebagai sumber infeksi SM. Hal ini mengarahkan pada
perlunya intervensigigi secara dini dan kunjungan prenatal untuk mencegah inisiasi
lesi karies dan atauuntuk menghentikan lesi insipien.
Amerika Serikat menetapkan kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya pada
tahun pertama kehidupan. Hal tersebut didasarkan pada dibangunnya dasar pendidikan
preventif dan perawatan gigi dalam rangka mencapai kesehatan mulut yang optimum
saat masa kanak-kanak.Perawatan preventif dini juga dapat dikatakan sebagai
investasi kesehatan danekonomis. Beberapa orang tua menghindar untuk membawa
anaknya ke dokter gigihanya untuk menghemat keuangan mereka.
Penelitian tahun 2004 menunjukkanbahwa anak-anak yang melakukan
kunjugan pertama sebelum usia 1 tahun memilikibeban biaya perawatan gigi l dalam
lima tahun pertama yang lebih rendah 40%.Selain itu, tanpa perawatan preventif,
dampak kerusakan gigi pdaperkembangan anak dapat memburuk. Beberapa penelitian
menghubungkan karies gigi masa kanak-kanak dengan berat badan yang lebih rendah
dari ideal. Efek kesehatan mulut yang buruk dapat terasa seumur hidup anak.
Kondisi
Kesehatan
Gigi-mulut
Terhadap
Kesehatan
Secara
Menyeluruh
Selain keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut,
keadaan pada rongga mulut pun dapat mempengaruhi keadaan sistemik. Sejak dahulu
telah diketahui hubungan antara kesehatan rongga mulut dengan kesehatan sistemik,
sehingga kejadian pada rongga mulut tidak dapat dipisahkan dengan keadaan sistemik.
Status kesehatan gigi-mulut sangat bermakna pada anak. Riset telah
membuktikan adanya hubungan antara kesehatan mulut dengan kesehatan umum.
Gangguan kesehatan mulut berdampak lebih luas daripada sekadar gangguan lokal
mulut dan sekitarnya. Keadaan seperti labiopalatoskisis akan mengganggu nutrisi dan
proses bicara.
Berbagai kelainan gigi-mulut dapat mengganggu kesehatan umum pada anak, di
antaranya:
memberi kontribusi yang cukup berarti dalam menimbulkan bakteremia. Pada keadaan
penurunan imunitas, bakteri rongga mulut yang semula komensal dapat berubah
menjadi patogen sehingga dapat menyebabkan bakteremia dan infeksi sistemik.
Misalnya, pada keadaan penyakit jantung bawaan, infeksi pada rongga mulut dapat
menyebabkan endokarditis bakterialis yang merupakan penyakit yang cukup serius.
10
11
12
7. Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal
prematur atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Idealnya pada kondisi ini dibuatkan
space maintainer. Gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi
tetapnya. Bila gigi tanggal prematur, pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak teratur.
8. Susunan gigi yang tidak teratur dapat mengarah kepada gangguan fungsi bicara
(terutama gigi depan yang tidak teratur), profil wajah tidak harmonis, gangguan pada
pengunyahan, dan dapat menurunkan rasa percaya diri anak
2.3 Hal-hal yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak
Tindakan preventif yang perlu diambil oleh orangtua agar gigi-gigi anaknya
sehat antara lain adalah :
1. Berusaha sedini mungkin untuk mengajarkan anak agar terbiasa menyikat
gigi setidaknya dua kali sehari.
Menyikat gigi menjelang waktu tidur sangat dianjurkan untuk menghilangkan
sisa-sisa makanan yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi, demikian pula menyikat
gigi di waktu pagi sesudah makan pagi.Anak-anak bisa mulai belajar menyikat giginya
pada usia 2 atau 3 tahun. Tetapi, orangtua tidak boleh bosan atau malas mengawasi
serta membimbingnya. Ajarkanlah bagaimana cara menyikat gigi yang benar, tetapi
jangan membuat mereka bosan dengan perintah-perintah yang membuat frustrasi.
Yang penting adalah menanamkan kebiasaan sejak dini dan memberikan pengertian
pentingnya menjaga kebersihan pada umumnya. Pasta gigi yang mempunyai rasa
menyenangkan bagi anak-anak mungkin bisa merangsang mereka untuk rajin
menggosok gigi.
2. Tanamkan disiplin makan pada anak-anak.
Kesukaan anak-anak pada gula-gula dan makanan tertentu yang merusakkan
gigi harus diawasi, terutama bila mereka makan makanan tersebut di malam hari.
Dalam hal ini sebelum tidur harus menyikat giginya dengan bersih agar tidak ada sisasisa makanan yang tertinggal.
13
Pastikan bahwa anak-anak mendapatkan cukup fluoride. Bila air minum tidak
cukup mengandung fluoride, maka mungkin anak-anak memerlukan tablet fluoride
atau fluoride drops yang bisa diperoleh dengan resep dokter. Perawatan dengan
fluoride oleh dokter gigi setiap tiga atau enam bulan mungkin diperlukan bila anak
mengalami problema kerusakan gigi yang parah.Pasta gigi yang mengandung fluoride
biasanya dianjurkan. Tetapi, jangan membiarkan anak-anak di bawah usia 6 tahun
berkumur dengan fluoride karena jumlah yang berlebihan dapat membuat gigi berubah
warna.Bila perlu mintalah dokter gigi untuk memberikan lapisan pelindung bagi
geraham anak Anda. Karena delapan dari tiap sepuluh kasus gigi berlubang pada anakanak dibawah usia 12 tahun terjadi pada permukaan geraham (molar), para dokter gigi
biasa menganjurkan untuk melapisi geraham dengan lapisan pelindung dari plastik
yang menutup permukaan gigi. Lapisan pelindung (sealant) ini dioleskan pada
geraham tetap, biasanya pada usia 6 sampai 12 tahun.
3. Meningkatkan pemenuhan gizi yang baik.
Makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Makanan yang sehat dan mencukupi kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik
terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan
mulut. Dokter spesialis gizi klinik ini kemudian menjelaskan beberapa nutrisi
yangberpengaruh kuat pada kesehatan gigi, yaitu :
a.Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang utama digunakan oleh tubuh.
Karbohidrat
dikelompokkan
menjadi
karbohidrat kompleks
dan karbohidrat
14
bermanfaat dalam membersihkan gigi sehingga tidak ada gula atau tepung
yangmenempel pada gigi setelah makan.
b.Protein
Protein digunakan untuk pembentukan keratin yang terdapat dalam email gigi. Protein
banyak terkandung dalam susu yang merupakan nutrisi utama pada bayi dan anakanak.
c.Kalsium
Kalsium merupakan bahan utama untuk pembentukan dentin (bagian tengah gigi) dan
email (bagian luar gigi). Asupan kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan (bayi
dan anak) dapat mengganggu pertumbuhan gigi. Bisa juga, gigi yang terbentuk
menjadi tidak kokoh atau rapuh. Adapun bahan makanan sumber kalsium adalah susu,
keju, teri kering, udang kering, ikan sarden, dan kacang kedelai.
d.Fosfor
Asupan fosfor yang kurang akan mengganggu proses pembentukan gigi. Akibat
asupan fosfor yang kurang pula, gigi akan mudah keropos dan gampang terkena
karies. Angka kecukupan asupan fosfor adalah 200-250 mg/hari untuk bayi, 250-400
mg/hari untuk anak-anak, sedangkan remaja dan orang dewasa dianjurkan
mengonsumsi 400-500 mg/hari, dan untuk ibu hamil/menyusui ditambah 200-300
mg/hr. Bahan-bahan makanan sumber fosfor antara lain: susu, keju, ikan teri,
sarden,dan kacang-kacangan.
e.Magnesium
Magnesium termasuk di dalam kelompok makromineral yang merupakan komponen
dari gigi, berfungsi mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam
email gigi. Angka kecukupan yang dianjurkan adalah 4,5 mg/kg BB atau untuk orang
dewasa pria sebanyak 280 mg/hari dan wanita 250 mg/hari. Bahan makanan sumber
magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan
susu.
f.Fluor
Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan
15
pengerasan email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah
hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan
menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit
yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah
yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau karies gigi.
Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara angka kecukupan yang
dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.
4. Meninggalkan kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh anak-anak seperti mengisap jari,
bernapas melalui mulut, dan proses penelanan yang salah. Karena itu, orangtua harus
mengetahui kebiasaan buruk si anak dan mencegahnya sejak dini. Bila anak sudah
melakukan kebiasaan buruk, orangtua segera berkonsultasi ke dokter gigi untuk
menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjadi kelainan gigi.
5. Membiasakan diri untuk berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
Mengunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali perlu dilakukan.Hal ini
dikarenakan agar dokter gigi sedini mungkin dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi
pada gigidan dapat ditangani dengan baik dan benar sehingga kerusakan tidak menjadi
semakin parah dan berdampak lebih buruk terhadap kesehatan rongga mulut
khususnya dan seluruh tubuh umumnya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.
dalamkandungan melalui konseling prenatal ataupun saat anak usia 6 bulan sampai
usia anak tidak lebih dari 12 bulan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa
pertimbangan yang meliputi usaha pencegahan terjadi penyakit mulut dan gigi guna
mencapat derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Pemeriksaan dan perawatan
preventif awal akan melindungi senyum anak kini dan nanti.
2.
Menjaga kesehatan gigi pada anak sangat diperlukan karena berbagai kelainan
gigi-mulut yang dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran untuk menjaga kesehatan
gigi pada anak dapat mengganggu kesehatan umum pada anak, di antaranya:
3.
Tindakan preventif yang perlu diambil oleh orangtua agar gigi-gigi anaknya
17
DAFTAR PUSTAKA
Casamassimo PS. Relationships between oral and systemic health. Pediatr Clins
North Am 2000:47;
Furze H, Basso M. The first dental visit. International Journal of Paediatric
Dentistry. 2003, 13: 266-8.
http://www.pdgionline.com/v2/index.php?
option=com_content&task=view&id=672&Itemid=1
http://www.victoria-dental-center.com/
18