Tugas Kimfar 2
Tugas Kimfar 2
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan
Kafein dalam Teh Kemasan
Annina Sabrina, Surjani Wonorahardjo, Neena Zakia
Universitas Negeri Malang
E-mail:nee_nhas@yahoo.com, S_Wonorahardjo@yahoo.com,
z_khia@yahoo.com
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar asam benzoat dan
kafein dalam teh kemasan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan
KCKT, serta untuk mengetahui perbandingan metode tersebut.Tahapan
penelitian antara lain, preparasi sampel, pembuatan larutan, dan analisis kadar
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan KCKT yang dilanjutkan
dengan analisis data. Pada analisis KCKT dilakukan tahapan optimasi fasa gerak
(metanol-buffer ammonium asetat pH 4). Hasil penelitian sebagian besar kadar
asam benzoat dan kafein lebih tinggi jika dianalisis menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis.
Kata Kunci : asam benzoat, KCKT, kafein, spektrofotometri UV-Vis
Kimia analitik adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang
karakteristik suatu zat, meliputi analisis kuantitatif dan kualitataif. Analisis
kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang
terkandung dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang
bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel. Dalam kimia
analitik terdapat beberapa tahap pada proses analisis yaitu penentuan masalah,
penetapan metode, perolehan sampel, persiapan sampel untuk analisis, pemisahan,
pengukuran, perhitungan hasil, dan pelaporan (Christian,2003). Tahapan
penetapan metode merupakan tahapan untuk menentukan banyaknya sampel,
preparasi sampel, dan metode analisis yang digunakan.Metode analisis dibagi
menjadi dua macam yaitu metode analisis konvensional dan modern.Metode
analisis modern lebih mengarah pada penggunaan instrumen.Prinsip dari metode
analisis modern dikelompokkan menjadi tiga yaitu metode elektrokimia, metode
spektrofotometri, dan metode kromatografi.
Dalam bidang industri metode analisis diperlukan untuk menganalisis
proses produksi, produk dan limbah yang dihasilkan. Salah satu contoh penerapan
analisis dari hasil industri adalah analisis kadar komponen yang terkandung dalam
produk minuman teh kemasan. Beberapa metode analisis modern dalam industri
adalah metode analisis spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (kromatografi cair
kinerja tinggi). Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode analisis
yang memiliki prinsip spektrofotometri dan merupakan proses pengukuran dalam
tahapan analisis. KCKT memiliki prinsip kromatografi, yang didalamnya terdapat
proses pemisahan dan sekaligus pengukuran.
Penelitian dengan metode spektrofotometri UV-Vis telah dilakukan oleh
Suherman, dkk.(2011) tentang penentuan kadar campuran kafein dan natrium
benzoat dalam minuman berenergi dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan pelarut HCl 0,01 M, panjang
gelombang maksimum yang dihasilkan adalah 272,60 nm untuk kafein dan 229,80
nm untuk asam benzoat.
Prosedur Kerja
Persiapan Sampel
Sampel yang akan dianalisis diekstraksi terlebih dahulu. Ekstraksi sampel
pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, ekstraksi sampel asam
benzoat dan kafein.kemudian dilakukan preparasi sampel untuk tahap analisis.
Tahap ekstraksi asam benzoat, sebanyak 50 mL sampel ditambah NaCl
10 mL, dibuat basa dengan NaOH 10 %, dan ditambah NaCl kembali sampai
tanda batas.Campuran tersebut dipindahkan ke dalam gelas kimia 50 mL, diaduk 2
jam, dan disaring. Filtrat dinetralkan dengan HCl dan dilakukan ekstraksi bertahap
dengan kloroform sebanyak 17,5 mL; 12,5 mL; 10 mL; dan 7,5 mL (Marshall,
R.T., 1993).Tahap ekstraksi kafein, sebanyak 100 mL larutan sampel ditambahkan
2 gram Na2CO3, dipanaskan sampai setengah campuran, didinginkan, dimasukkan
dalam corong pisah, dan diekstraksi dengan kloroform sebanyak 25 mL (Soraya,
2008).
Masing-masing fase organik tiap ekstraksi diuapkan pada suhu 30C
dengan cara destilasi, sampai kloroform tersisa kurang lebih 5 mL, dan
dikeringkan pada suhu kamar hingga terbentuk padatan. Padatan yang dihasilkan
selanjutnya diencerkan sebanyak 50 kali.
Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan standar asam benzoat dan kafein, masing-masing dibuat
dari larutan induk 200 ppm.larutan standar asam benzoat 5 ppm, 10 ppm, dan 20
ppm. dihasilkan larutan standar kafein 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 50 ppm.
Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV-Vis
Analisis kadar asam benzoat dan kafein menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vismenggunakan instrumen Spektrofotometer UV-Visible
Pharmaspec UV-1700 merek Shimadzu. kurva kalibrasi asam benzoat dibuat dari
larutan standar asam benzoat 5 ppm, 10 ppm, dan 20 ppm. Kurva kalibrasi kafein
dibuat dari larutan standar 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm dan 50 ppm.
Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein Menggunakan Metode KCKT
Analisis kadar asam benzoat dan kafein menggunakan metode
KCKTmenggunakan instrumen KCKT merek Shimadzu tipe LC-20AT/SPD-20A
yang terdiri dari pompa tipe LC-20AT, detektor UV-Vis tipe SPD-20A serta
kolom VP-ODS (250 L x 4,6 mm).
Preparasi Fasa Gerak
Fasa gerak yang digunakan dalam penelitian adalah metanol-buffer
ammonium asetat pH 4. Sebelum digunakan seluruh fasa gerak disaring terlebih
dahulu dengan kertas saring cellulosenitrat 0,2 m untuk aquabides dan buffer,
sedangkan metanol menggunakan kertas saring PTFE 0,5 m.
Penetuan Panjang Gelombang Maksimum pada Detektor KCKT dengan
Menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Masing-masing larutan standar asam benzoat dan kafein 5 ppm ditentukan
panjang gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan panjang gelombang tersebut digunakan untuk detektor KCKT, karena
detektor yang digunak detektor UV-Vis.
Optimasi Fasa Gerak
Optimasi fasa dilakukan untuk mencari perbandingan yang dapat
memberikan kromatogram terbaik dengan menggunakan variasi perbandingan
fasa gerak (40:60, 50:50, dan 60:40) yang dilakukan pada panjang gelombang
222 nm untuk asam benzoat dan 272 nm untuk kafein.
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Kurva kalibrasi asam benzoat dibuat dari larutan standar asam benzoat
5 ppm, 10 ppm, dan 20 ppm. Kurva kalibrasi kafein dibuat dari larutan standar
asam benzoat 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm dan 50 ppm.
Analisis Data
Data pada penelitian ini diperoleh dari masing-masing metode
analisis.Pada data hasil analisis spektrofotometri UV-Vis diperoleh data panjang
gelombang dan spektrum yang digunakan sebagai analisis kualitatif.Analisis
kuantitatif untuk spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan memasukan data
absorbansi sampel yang dianalisis ke dalam persamaan regresi yang diperoleh dari
kurva kalibrasi.Pada analisis KCKT hasil yang didapat berupa kromatogram, dari
hasil tersebut didapat waktu retensi yang digunakan untuk analisis kualitatif. Analisis kuantitatif KCKT dilakukan dengan memasukan data luas area setiap sampel
yang dianalisis ke dalam persamaan garis yang diperoleh dari kurva kalibrasi.
HASIL
Ekstraksi Asam Benzoat dan Kafein
Hasil ekstraksi asam benzoat dan kafein dalam teh kemasan berupa
padatan putih. Berat ekstrak asam benzoat sampel A11,0 mg dan sampel B
11,1 mg, sedangkan kafein sampel A 6,2 mg dan Sampel B 11,2 mg.
Analisis Kadar Ekstrak Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis
Pada analisis kadar ekstrak asam benzoat dan kafein dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis menggunakan blanko berupa aquabides. Spektrum asam
benzoat menunjukkan absorbansi sebesar 0,383 pada panjang gelombang 222 nm
dan kafein menunjukkan absorbansi 0,475 pada panjang gelombang 272 nm.
Spektrum asam benzoat dan kafein dapat dilihat pada Gambar 1.
a
Absorbansi
0,308
0,463
Konsentrasi (ppm)
5,07
7,75
Kafein
Absorbansi
0,331
0,651
Konsentrasi (ppm)
5,56
14,45
Waktu Retensi
(menit)
Keterangan
40:60
50:50
60:40
7,159
5,015
3,921
pelebaran puncak
Waktu Retensi
(menit)
5,181
3,97
3,46
Keterangan
Terjadi pelebaran puncak
25
/5.013
/3.985
50
0
3.5
4.0
mV
150 Detector A Ch2:222nm
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
7.5
m in
125
100
25
/5.030
50
/3.999
75
0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
m in
Gambar 2. Kromatogram Asam Benzoat dari Sampel A dan Sampel B dengan Fasa Gerak
Metanol-Buffer Ammonium Asetat pH 4 Perbandingan (50:50)
mV
Detector A:272nm
60
50
40
30
20
10
0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
m in
/3.968
0.0
1.0
mV
Detector A:272nm
30
20
10
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
m in
Gambar 3. Kromatogram Kafein dari Sampel A dan Sampel B dengan Fasa Gerak MetanolBuffer Ammonium Asetat pH 4 Perbandingan (50:50)
Sampel
A
B
Asam Benzoat
Luas Area
Konsentrasi (ppm)
93.420
2,75
44.027
3,40
Luas Area
900.571
496.568
Kafein
Konsentrasi (ppm)
6,73
13,04
Gambar 4.
Analisis Kadar Ekstrak Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan
Menggunakan KCKT
Fase gerak yang digunakan untuk analisis ini adalah metanol dan buffer
ammonium asetat pH 4, jika dilihat dari deret elutropi untuk metanol lebih tinggi
dibandingkan dengan asetonitril. Penggunaan buffer ammonium asetat pH 4 pada
analisis ini bertujuan agar penstabilan yang dilakukan pada instrument berjalan
cepat. Seluruh fase gerak yang akan digunakan harus disaring terlebih dahulu
Gambar 5.
Pada kromatogram hasil analisis ekstrak asam benzoat untuk sampel A dan
sampel B terdapat puncak yang muncul pada waktu retensi 3,9 menit yang
kemungkinan besar merupakan senyawa kafein karena standar kafein juga
memiliki waktu retensi 3,9 menit.
Kromatogram hasil optimasi dari fase gerak metanol-buffer ammonium
asetat pH 4 dengan perbandingan 40:60, 50:50, dan 60:40 untuk standar kafein
dapat dilihat pada Gambar6.
Gambar 6.
Kromatogram Standar Kafein dengan Perbandingan Fase Gerak MetanolBuffer Ammonium Asetat pH 4 Perbandingan (A) 40:60, (B) 50:50, (C) 60:40
Tabel 5.Data Perbandingan Hasil Analisis Ekstraksi Asam Benzoat dan Kafein dari Teh
Kemasan dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT
Sampel
253,35
387,50
137,5
170,0
278,00
722,50
336,5
652,0
Asam Benzoat
A
B
Kafein
A
B
600
Asam Benzoat Sampel B
400
Kafein Sampel A
200
Kafein Sampel B
0
Spektrofotometri UVVis
HPLC
Gambar 7. Diagram Batang DataKonsentrasi Ekstrak Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh
Kemasan dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT
Batas
Metode Analisis
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri
Tidak perlu fase gerak
Untuk pelarut yang digunakan tidak
semahal fase gerak KCKT
Tidak memerlukan waktu yang
lama
Tidak terlalu peka
(karena signal berasal dari
campuran)
Metode Analisis
KCKT
Kromatografi
Perlu adanya optimasi komposisi fase
gerak
Fase gerak yang digunakan cukup
mahal
Waktu analisis cukup singkat, tetapi
waktu untuk mencapai kondisi stabil
Dapat diketahui kandungan sampel
benar-benar murni atau tidak (kepekaan
tinggi dalam analisis)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.Kadar asam benzoat dan kafein yang terkandung
dalam teh kemasan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yaitu untuk
asam benzoat dari sampel A 253,35 ppm dan sampel B 387,5 ppm, sedangkan
kafein dari sampel A 278,0 ppm dan sampel B 722,5 ppm.Kadar asam benzoat
dan kafein yang terkandung dalam teh kemasan menggunakan metode KCKT
yaitu untuk asam benzoat dari sampel A 137,5 ppm dan sampel B 170,0 ppm
sedangkan kafein dari sampel A336,5 ppm dan sampel B 652,0 ppm. Penggunaan
metode spektrofotometri UV-Vis lebih efisien dalam segi biaya dan waktu
dibanding dengan penggunaan metode KCKT, namun penggunaan metode KCKT
memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis yaitu,
pada hasil analisis KCKT dari kromatogram merupakan analisis senyawa murni
sehingga lebih akurat.
Saran
Bedasarkan kesimpulan di atas, saran untuk penelitian selanjutnya adalah
penggunaan fasa gerak selain metanol dan buffer amonium asetat pH 4,5 seperti
asetonitril dan buffer lainnya (buffer fosfat) dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya pada penggunaan metode analisis dengan menggunakan KCKT.
Metode analisis konvensional dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yang
dapat dibandingkan dengan penggunaan metode analisis modern seperti
spektrofotometri UV-Vis dan KCKT.
DAFTAR RUJUKAN
Atomssa, T. dan Gholap, A.V. 2011. Characterization of Caffeine and Determina tion of Caffeine in Tea Leaves using UV-Visible Spectrometer. African
Journal of Pure and Applied Chemistry, (1): 1-8. (online), (http://www.Aca
demicjournals.org/ajpac/pdf/pdf2011/Jan/Atomssa%20and%20Gholap.pdf),
diakses 11 Januari 2012.
Christian, D.G. 2003. Analytical Chemistry. Washington: John Wiley & Sons Inc.
Ittipon,T, dan Surakarnkul, R. 2007. Analysis of Benzoic Acid and Sorbic Acid in
Thai Rice Wines and Distillates by Solid-Extraction and High Performance
Liquid Chromatography.Journal of Food Composition and Analysis, 20:
220-225.
Marshall, R.T. 1993. Standard Methods for the Examination of Dairy
Product.Washington, D.C.: American Public Healt Association.
Ree, M. dan Stoa, E. 2011.Simultaneous Determination of Aspartame, Benzoic
Acid, Caffeine, and Saccharine in Sugar-Free Beverages using
HPLC.Concordia College Journal of Analytical Chemistry, (1): 73-77.
Soraya, N. 2008.Isolasi Kafein dari Limbah Teh Hitam CTC Jenis Powdery secara Ekstraksi.Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suherman, A., Septiani, Y., dan Ekasari, K. 2011. Penentuan Kadar Campuran
Kafeina dan Na-Benzoat dalam Minuman Berenergi dengan MetodeSpektrofotometri UV-Vis. Jurnal Kimia IPB, (Online), (http://www. chem.fmipa.
ipb.ac.id), diakses 12 November 2012.
Talrose, V., Stern , E.B., Goncharova, A.A., Messineva, N.A., Trusova, N.V., dan
Efimkina, M.V. 2011.Benzoic Acidby the U.S. Secretary of Commerce on
Behalf of the United States of America.(Online), (http://webbook.nist. Gov/
cgi/cbook), diakses 22 September 2012.
Wanyika, H. N., Gatebe, E. G., Gitu L. M., Ngumba, E. K., dan Maritim, C. W.
2010.Determination of Caffeine Content of Tea and Instant Coffee Brands
Found in the Kenyan Market. African Journal of Food Science Vol.
4(6):353358.(online). (http://www.academicjournals.org/ajfs), diakses 21
April 2012.