Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


HUKUM ISLAM

Oleh:
Kelompok III
CENDANA (RSA1C414006)
RITA SYAHARA (RSA1C414013)
Dosen Pengampu:
AHMAD HARIANDI, S.Pd.I, M.Ag
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

PENDIDIKAN BIOLOGI PGMIPA-U


FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami, yang pada kesempatan kali ini kami dapat
menuangkan tinta untuk mengukir ilmu pengetahuan yang sangat di butuhkan dan
semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya.
Dan tak lupa sholawat serta salam marilah selalu kita sampaiakan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di
hari kiamat kelak.
Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada Bpk. Ahmad
Hariandi, S.Pd.I, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama.
Ridho dari beliau sangat kami harapkan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat di
dunia maupun di akhirat yaitu ilmu agama Islam. Dan terima kasih juga kepada semua
pihak yang telah membantu demi terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah atau
ilmu ini bisa lebih senpurna dan bermanfaat lagi bagi kami yang menyusun, terlebih
lagi bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Jambi, Oktober 2014

Penyusun

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam.........................................................................3
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam.............................................4
C. Ruang Lingkup Hukum Islam.................................................................5
D. Dasar-Dasar Umum Hukum Islam..........................................................6
E. Pembagian Hukum Islam........................................................................6
F. Tujuan Hukum Islam...............................................................................9
G. Fungsi Hukum Islam.............................................................................10
H. Prinsip-Prinsip Hukum Islam................................................................14
I. Karakteristik Hukum Islam...................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................19
B. Saran......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam bahasa Inggris hukum Islam diterjemahkan dengan Islamic law, sedang
fikih Islam diterjemahkan dengan Islamic jurispudence. Di dalam bahasa Indonesia
untuk hukum Islam, sering dipergunakan istilah syariah Islam atau hukum syara dan
untuk fikih Islam dipergunakan istilsh hukum fikih atau kadang-kadang hukum Islam.
Dalam praktek seringkali, kedua istilah itu dirangkum dalam kata hukum
Islam, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud. Ini dapat dipahami karena hubungan
keduanya memang sangat erat, dapat dibedakan tetapi tidak mungkin dipisahkan.
Syariah adalah landasan fikih adalah pemahaman tentang syariah.
Dalam mempelajari hukum Islam, sebelumnya seseorang harus dapat
membedakan mana hukum Islam yang di sebut hukum syariah dan mana pula
hukum Islam yang disebut dengan hukum fikih. Ini bertujuan untuk memudahkan
pemahaman lebih lanjut tentang hukum Islam itu sendiri.
Pada dasarnya, hukum Islam adalah peraturan-peraturan dan ketentuanketentuan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan sumber hukum tersebut,
yaitu Al-Quran dan Hadits. Fungsi hukum itu sendiri ialah menegakan keadilan
dalam kehidupan manusia.
Di zaman modern seperti sekarang ini, hukum-hukum Islam mulai kabur dan
tergantikan oleh info-info tentang kecanggihan teknologi dunia yang mungkin lebih
menarik. Sehingga orang-orang sekarang jauh lebih tertarik untuk membahas dan
mengkaji pengetahuan dunia, daripada membahas hal-hal yang jauh lebih bermanfaat
yaitu hukum Islam. Seperti yang kita tahu, hukum Islam ini berisi aturan-aturan
berupa perintah dan larangan yang dapat membawa kita pada kesuksesan di dunia dan
juga di akhirat. Tapi pada kenyataanya orang-orang jauh lebih mengerti bagaimana
peraturan dan tata cara penggunaan internet daripada peraturan dan

tata cara

bertingkahlaku sesuai hukum Islam. Padahal tiada guna menguasai teknologi dan ilmu

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

dunia, jika ilmu akhiratnya tidak. Karena kesuksesan yang sesungguhnya adalah
ketika kita mampu mencapai kesuksesan di dunia dengan terus berusaha untuk
mencapai kesuksesan di akhirat.
Berangkat dari masalah

tentang kurangnya dan pentingnya pemahaman

mengenai hukum Islam, di sini kami akan memberikan penjelasan mengenai hukum
Islam itu secara lebih rinci.

B. RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dilihat dari rumusan
masalah yang dihadirkan. Dan rumusan masalah ini akan menjadi pemaparan yang
lebih jelas lagi pada bab selanjutnya. Adapun rumusan masalah yang dalam makalah
ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengertian hukum Islam


Pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam
Ruang lingkup hukum Islam
Dasar-dasar umum hukum Islam
Pembagian hukum Islam
Tujuan hukum Islam
Fungsi hukum Islam
Prinsip-prinsip hukum Islam
Karakteristik hukum Islam

C. TUJUAN
Tujuannya dibuat makalah ini adalah supaya para intelektual khusus nya para
mahasiswa bisa lebih memahami lagi tentang hukum Islam. Selain itu, diharapkan
juga siapa pun yang telah membaca makalah ini mampu menerapkan hukum Islam ini
sebagai batasan di kehidupan nyata.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam dalam bahasa Arab yaitu al-Fiqh al-Islami atau al-Syariah alIslami. Dalam al-Quran dan sunah, istilah al-hukm al-islam tidak ditemukan karena
yang digunakan syariah Islam, kemudian dalam penjabarannya disebut fikih.
Pengertian etimologi syariah adalah jalan ke tempat mata air/tempat yang
dilalui air. Sedangkan secara terminologi syariah berarti seperangkat norma ilahi
yang mengatur hubungan manusia dengan allah, manusia dengan sesamanya dalam
kehidupan social, manusia dengan makhluk hidup lainnya di alam lingkungan
hidupnya, sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits. Selain
berisi hukum dan aturan, syariah Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh
kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan
menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia
ini.
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan
oleh Allah supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan
dengan Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama
manusia, beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan
kehidupan.
Dan menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf
Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian syariah mencakup seluruh ajaran
Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan).
Syariah disebut juga syara, millah dan diin.
Kemudian dalam pembicaraan selanjutnya, beliau memberi pembeda antara
syariah dan fikih dengan menyebutkan bahwa terkaang kata pertama diartikan
dengan kata kedua. Hal ini termasuk masalah menggunakan kata-kata umum untuk
menunjukkan pengertian khusus.
Sebelum al-Tahanwy, al-Syathiby secara selintas telah membedakan antara
syariah dan fikih dalam Mukadimah kesepuluh dari kitabnya al-Mu afaqat fi Ushul
al-Syariat. Beliau mengatakan bahwa pengertian dari syariah adalah batas-batas
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

yang ditentukan untuk membatasi perbuatan, ucapan dan kepercayaan mukallaf. Inilah
isi global syariah. Hal ini berarti syariah searti dengan agama dan tidak hanya berarti
fikih saja.
Sementara pengertian kata fikih secara etimologi adalah kefahaman, pegertian,
pengetahuan. Sedangkan secara terminolohi fikih berarti hukum-hukum syariaah
yang bersifat praktis dan diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci. Fikih ini pun
menjadi suatu keahlian dan disiplin ilmu tersendiri yang dikenal dengan iIlmu fikih,
yang berarti ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma dasar dan
ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang
direkam didalam kitab-kitab dan hadist.
Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa antara syariah dan fiqh
mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan namun dapat
dibedakan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan perbedaannya seperti berikut:
1. Syariat diturunkan oleh Allah SWT dan kebenarannya bersifat mutlak, sementara
fiqh adalah hasil pikiran manusia dan kebenaranya bersifat relatif.
2. Syariah hanya ada satu, sedangkan fiqh itu beragam.
3. Syariah bersifat tetap, sedangkan fiqh berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
pemikiran manusia.
4. Syariah mempunyai ruang lingkup yang lebih luas termasuk aqidah dan akhlak,
sedangkan fiqh ruang lingkupnya terbatas pada hukum.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM


Hukum Islam tidak tumbuh secara sekaligus. Namun sebelum Rasulallah
SAW wafat, pembuatan hukum tersebut dalam dasar dan prinsip-prinsipnya telah
selesai. Sehingga para ulama sesudahnya tinggal merujuk pada hukum yang telah
selesai dibuat di masa hidup Rasulallah SAW dan mengambil inspirasi dari al-Quran
dan sunnah beliau, kemudian merinci dan menerapkannya sesuai dengan situasi,
kondisi, waktu, tempat, dan kepentingan umum.
Hukum Islam mulai tumbuh dan terbentuk dengan berdasarkan al-Quran dan
sunnah Rasulallah SAW. Periode pembentukan ini berlangsung tidak lama yaitu
sekitar dua puluh dua tahun lebih beberapa bulan. Di masa inilah al-Quran secara
keseluruhan telah selesai diturunkan.
Firman Allah SWT:

...
...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

Artinya: Pada hari ini telah Kami sempurnakan agamamu, telah Kamicukupkan
nikmat Kami kepadamu an telah Kami ridhai Islam menjadi agamamu.
(Q.S. Al-Maidah/ 5: 3)
Ayat ini merupakan bagian Al-Quran yang terakhir diturunkan, maksudnya
tak ada satupun ayat yang diturunkan lagi. Dan setelah ayat ini turun, Rasulallah SAW
tinggal hidup selama 81 hari.

C. RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM


Ruang lingkup hukum Islam, antara lain mencakup peraturan-peraturan
sebagai berikut:
1. Ibadah
Ibadah yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah
SWT yang terdiri dari:
a. Rukun Islam yaitu mengucapkan syahadatain, mengerjakan shalat, zakat, puasa,
dan haji bagi yang mampu.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam, yaitu:
Badani (bersifat pisik) meliputi wudhu, mandi, khitan, dll.
Mali (bersifat harta) meliputi qurban, akikah, waqaf, dll.
2. Muamalah
Muamalah yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya
dalam hal tukar-menukar harta, diantaranya dagang, sewa-menyewa, simpanan, dll.
3. Munakahat
Munakahat yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang
lain dalam hubungan kekeluargaan, diantaranya perkawinan, perceraian, walimah, dll.
4. Jinayat
Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya pembunuhan,
zina, khianat dalam berjuang, dll.
5. Siyasah
Siyasah yaitu peraturan yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan,
diantaranya persaudaraan, tolong-menolong, toleransi, dll.
6. Akhlak
Akhlak yaitu peraturan yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya
syukur, sabar, pemaaf, dll.
7. Peraturan-Peraturan Lainnya
Peraturan-peraturan lainnya seperti makanana, minuman, berburu, perang, dll.
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

D. DASAR-DASAR UMUM HUKUM ISLAM


Islam dengan hukum-hukumnya yang berlandaskan pada dasar-dasar yang
kuat dan elastic, benar-benar cocok untuk semua manuasia pada semua masa. Adapun
dasar-dasar umum hukum Islam adalah sebagai berikut:
1. Tidak mempersulit dan memberatkan
2. Memperhatikan kesejahteraan manusia secara keseluruhan
3. Mewujudkan keadilan secara keseluruhan

E. PEMBAGIAN HUKUM ISLAM


Ulama ushul fikih membagi hukum Islam menjadi dua, yaitu:
1. Hukum Taklify
Hukum taklify adalah tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah
untuk melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. Hukum taklify dibagi
menjadi lima macam yaitu:
a. Al-Ijab
Al-ijab yaitu tututan secara pasti dari syariat yang harus dilaksanakan dan
tidak boleh ditinggalkan karena bagi yang meninggalkannya akan mendapat
hukuman.
b. An-Nadb
An-nadb yaitu tuntutan dari syariat, namun tidak secara pasti. Karena orang
yang menjalankannya akan mendapat pahala (kebaikan), tetapi tidak mendapat dosa
(hukuman) jika ditinggalkan.
c. Al-Ibahah
Al-ibahah yaitu firman Allah SWT (Al-Quran dan Hadist) yang berisi pilihan
untuk melaksanakan atau meninggalkan suatu perbuatan.
d. Al-Karahah
Al-karahah yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi jika
masih dilakukan maka pelakunya tidak akan mendapat hukuman.
e. At-Tahrim
At-tahrim yaitu tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi jika
ditinggalkan maka pelakunya tidak akan mendapat hukuman.
Menurut ulama fikih perbuatan mukallaf jika ditinjau dari hukum Islam dibagi
menjadi lima macam, yaitu:
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

a. Wajib (Fardhu)
Wajib (fardhu) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan pelakuya mendapat
pahala, tetapi apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Perbuatan wajib jika ditinjau
dari segi orang yang melakukannya dibagi menjadi dua, yaitu:
Fardhu ain, yaitu perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap mukallaf.
Contohnya sholat lima waktu.
Fardhu kifayah, perbuatan yang harus dilaksanakan oleh salah seorang atau beberapa
orang anggota masyarakat, maka anggota-anggota masyarakat lainnya tidak dikenai
kewajiban lain. Namun, apabila perbuatan yang hukumnya fardhu kifayah itu tidak
dilakukan oleh seorang pun dari anggota masyarakat, maka seluruh anggota
masyarakat akan berdosa. Contohnya memandikan, mengafani, menshalatkan dan
menguburkan jenazah seorang muslim, serta membangun masjid dan rumah sakit.
b. Sunnah (Al-Mandub)
Sunnah (al-mandub) yaitu suatu perbuatan yang apabila dilakasanakan
pelakunya akan mendapat pahala, tetapi apabila ditinggalkan tidak akan mendapat
dosa. Perbuatan sunnah jika ditinjau dari segi orang yang melakukannya dibagi
menjadi dua, yaitu:
Sunnah ain, yaitu perbuatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap individu.
Contohnya shalat sunnah rawatib.
Sunnah kifayah, yaitu perbuatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh salah
seorang atau beberapa orang anggota masyarakat. Contohnya mendoakan
muslim/muslimah dan memberi salam.
Menurut buku Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh tim dosen PAI
Universitas Jambi halaman 209, sunnah dibedakan menjadi dua yaitu:
Sunnah muakkad, yaitu pekerjaan sunnah yang senantiasa dikerjakan oleh Rasulallah
SAW seperti shalat sunnah dua rakaat sesudah magrib dan shalat sunnah tahajjud di
malam hari.
Sunnah tidak muakkad, yaitu pekerjaan sunnah yang kadang-kadang dikerjakan oleh
Rasulallah SAW dan kadang tiada dikerjakannya seperti shalat sunnah sebelum
magrib, shalat sunnah sebelum isya, dll.
c. Haram (Al-Hurmah)
Haram (al-hurmah) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan mendapat dosa
dan apabila ditinggalkan mendapat pahala. Contohnya berzina, mencuri, dan
membunuh.
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

d. Makruh (Al-Karahah)
Makruh (al-karahah) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan tidak akan
mendapat dosa, tetapi apabila ditinggalkan mendapat pahala. Atau perbuatan yang
lebih baik tidak dilaksanakan. Contohnya mengkonsumsi makanan yang berbau
menyengat seperti jengkol.
e. Mubah (Al-Ibahah)
Mubah (al-ibahah) yaitu perbuatan yang boleh dilaksanakan dan boleh juga
ditinggalakan. Contohnya makan, minum, dll.
2. Hukum Wadhiy
Hukum wadhiy adalah perintah Allah SWT yang mengandung pengertian
bahwa terjadinya ssesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya
sesuatu (hukum). Ulama ushul fikih berpendapat bahwa hukum wadhiy itu terdiri
dari tiga macam, yaitu:
a. Sebab
Sebab yaitu sifat yang nyata dan dapat diukur dan dijelaskan oleh nash (AlQuran dan Hadits), bahwa keberadaannya menjadi sebab tidak adanya hukum.
Contohnya tergelincir matahari menjadi sebab wajibnya shalat zhuhur, terbenam
matahari menjadi sebab wajibnya shalat magrib. Dengan demikian, apabila matahari
belum tergeincir maka shalat zhuhur belum wajib dilaksanakan dan apabila matahari
belum terbenam maka shalat magrib belum wajib dilaksanakan.
b. Syarat
Syarat yaitu sesuatu yang berada di luar hukum syara, tetapi keberadaan
hukum syara tergantung padanya. Apabila syara tidak ada maka hukumnya pun
tidak ada. Contohnya genap satu tahun (haul) adalah syarat wajibnya zakat harta
perniagaan. Apabila tidak ada haul maka tidak ada kewajiban zakat harta perniagaan
tersebut.
c. Penghalang (Mani)
Penghalang (Mani) yaitu sesuatu yang keberadaannya menyebabkan tidak
adanya hukum dan tidak adanya sebab lagi hukum. Contohnya najis yang ada di
badan atau pakaian orang yang sedang mengerjakan shalat menyebabkan shalatnya
tidak sah (najis menghalangi sahnya shalat).

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

F. TUJUAN HUKUM ISLAM


Tujuan hukum Islam (maqashiq syariah) adalah makna-makna dan tujuantujuan yang ditekankan dalam syariat atau hukum Islam pada seluruh hukumhukumnya atau sebagian besar. Bisa juga diartikan sebagai tujuan dari pembuatan
syariat dalam hukum-hukumnya. Adapun tujuan umum dari hukum Islam adalah
merealisasikan kemaslahatan bagi manusia dalam kehidupan ini, baik dengan
mendapatkan mafaat bagi mereka atau dengan menolak bahaya dari diri mereka.
Firman Allah SWT:

Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiya/ 21: 107)

Selain tujuan umum, ada pula yang disebut tujuan khusus dari hukum Islam
dalam melakasanakannya suatu ibadah. Misalnya sholat untuk mencegah perbuatan
keji dan munkar, puasa untuk menjadi orang bertakwa, zakat harta untuk menyucikan
harta.

G. FUNGSI HUKUM ISLAM


Fungsi (maslahat) dalam pandangan Islam terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Keharusan (Maslahat Dhururiyah)
Keharusan (Maslahat Dhururiyah) yaitu maslahat yang berhubungan dengan
kebutuhan pokok dan mendesak, dimana kehidupan manusia tergantung kepadanya
baik kehidupan duniawi maupun kehidupan beragama. Maslahat Dharuriyah terbagi
menjadi lima jenis, yaitu:
a. Penjagaan Atas Agama (Hifdz Ad-Diin)
Islam memandang agama sebagai

maslahat

pokok

manusia,

maka

penjagaannya adalah sebuah keharusan. Demikian pula Islam memandang mereka

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

yang halal darahnya dan tidak menjag agamanya adalah seseorang yang halal
darahnya dan diancam dengan keabadian di neraka.
Firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu


orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan
barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim. (QS. Al-Mumtahanah/ 60: 9)
b. Penjagaan Atas Jiwa (Hifdz An-Nafs)
Islam memuliakan nyawa seorang manusia dan menganggap bahwa
menghilangan nyawa seseorang adalah kejahatan besar yang dianggap sama dengan
menghilangkan nyawa seluruh manusia. Islam juga melarang seseorang tidak
menghargai nyawanya sendiri.
Firman Allah:

Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah dia telh memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi. (QS. Al-Maidah/ 5: 32)

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh

dirimu;

sesungguhnya

Allah

adalah

Maha

Penyayang

kepadamu. (QS. An-Nisa/ 4: 29)


c. Penjagaan Atas Akal (Hifdz Al-Aql)
Islam memuliakan akal manusia,

meminta

mereka

mengoptimalkan

penggunaannya untuk kemaslahatan manusia. Islam juga melarang aktifitas yang


dapat merusak dan menghilangkan akal, seperti minum khamr.
Firman Allah:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah/ 5: 90)
d. Penjagaan Atas Kehormatan Dan Nasab (Hifdzhul Al-Ird Wa An-Nasab)
Islam tegas memuliakan kehormatan dan garis keturunan. Maka hukum Islam
jauh-jauh hari telah melarang mendekati zina.
Firman Allah:

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra/ 17: 32)
e. Penjagaan Atas Harta (Hifdzhul Maal)

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

Islam mengakui dan menghargai kepemilikan hartan pada setiap individu.


Maka Islam melarang memperoleh harta dari yang lainnya kecuali dengan cara dan
transaksi yang sa, baik, dan saling ikhlas.
Firman Allah:

Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah/ 2: 188)
2. Kebutuhan (Maslahat Haajiyah)
Kebutuhan (Maslahat Haajiyah) adalah yang dibutuhkan manusia untuk
mendapatkan kemudahan serta menghilangkan kesukaran dalam kehidupan manusia
itu sendiri. Ketika kemaslahatan ini hilang atau tidak terwujud, tidak akan merusak
kehidupan manusia hanya akan terasa sangat sukar dan berat kehidupan manusia
tersebut. Contohnya disyariatkan rukhsah (keringanan) untuk shalat Qashr dan Jamak
dalam perjalanan, begitu pula kebolehan berbuka (tidak puasa) bagi orang sakit dan
musafir dalam saat bulan ramadhan.
Firman Allah SWT:

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah/ 2:
185)
3. Kebaikan/ Keindahan (Maslahat Tahsiniyah)
Kebaikan/

Keindahan

(Maslahat

Tahsiniyah)

adalah

maslahat

yang

berhubungan dengan adat istiadat yang baik dan kesempurnaan akhlak. Apabila
kemaslahatan ini terwujud maka akan menambah kehormatan dan kepantasan. Dan
apabila tidak terwujud maka tidak akan mengganggu kehidupan juga tidak
menyebabkan kesulitan, namun akan dianggap kurang pantas bagi setiap orang yang
berakal. Contohnya disyariatkan suci (thaharah) bagi badan, pakaian, dan tempat
sebelum shalat.
Firman Allah SWT:

...

Artinya:Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan


kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
(QS.Al-Maidah/ 5: 6)
Sabda Rasulallah SAW yang artinya:
Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan.,
Sesungguhnya Allah itu Maha Terpuji dan tidak menerima kecuali yang terpuji/
baik.
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

...

H. PRINSIP-PRINSIP HUKUM ISLAM


1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan
bahwa semua manusia ada di bawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid
yang dinyatakan dalam kalimat Laa ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah).
Firman Allah SWT:

Artinya:Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat


(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak
kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)". (QS. Ali-Imran/ 3: 64)

Prinsip

tauhid

ini

melahirkan

asaz

hukum

ibadah,

yaitu

asaz

kemudahan/meniadakan kesulitan. Dari asaz hukum tersebut terumuskan kaidahkaidah hukum ibadah, yaitu:

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

a. Al-Ashlu Fii Al-Ibadati Tuqifu Wal Ittiba


Al-Ashlu Fii Al-Ibadati Tuqifu Wal Ittiba yaitu pada pokoknya ibadah itu wajib
dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya mengikuti apa saja yang
diperintahkan Allah SWT dan Rasul-Nya.

b. Al-Masyaqqah Tajlibu At-Taysiir


Al-Masyaqqah Tajlibu At-Taysiir yaitu kesulitan dalam melaksanakan ibadah akan
mendatangkan kemudahan.

2. Prinsip Keadilan
Keadilan dalam bahasa Arab adalah al-mizaan yang artinya keseimbangan
atau moderasi.
Firman Allah SWT:

Artinya: Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan


(menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat
itu (sudah) dekat ? (QS. Al-Syura/ 42: 17)

3. Prinsip Kebebasan/ Kemerdekaan


Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menhendaki agar agama atau hukum
Islam disiarkan tidak berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi,
argumentasi.
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

Firman Allah SWT:

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/ 2: 256)

4. Prinsip Persamaan atau Egalite


Prinsip persamaan ini merupakan bagian penting dalam menggerakkan dan
mengontrol social., tapi bukan bearti tidak pula mengenal stratifikasi.

5. Prinsip Tolong-Menolong (At-Taawun)


Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesame manusia yang
diarahkan sesuai prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

6. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya, tegasnya toleransi hanya dapat diterima
apabila tidak merugikan agama Islam.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

I. KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM


Manusia mempunyai pegangan dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini,
terikat dengan aturan yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupannya, sehingga manusia tidak bisa seenaknya dan bersikap dengan
kemauannya sendiri tanpa adanya aturan yang mengikat.
Firman Allah SWT:

...

Artinya: Demikianlah hukum Allah yang di tetapkan-Nya di antara kamu. Dan


Allah Maha Mengetahui lagi MAha Bijaksana. (QS. Al-Mumtahanah/ 60:
10)

Hukum Islam memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari


hukum-hukum yang lain. Adapun karakteristik hukum Islam itu secara garis besar
adalah sebagai berikut:

1. Universal (Alamy Ijmali)


Universalitas adalah kemampuan sifat yang umumnya secara menyeluruh,
berarti tidak memandang atau berpihak pada salah satu maupun sebagiannya. Agama
Islam mempunyai sifat universal yaitu mencakup semua objek kehidupan (manusia)
secara menyeluruh tanpa memandang golongan, kasta, bangsa, warna, dan wilayah/
daerah, serta tidak dibatasi lautan ataupun suatu aturan negara.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

2. Partikular (Tafshily)
Secara kentekstual hukum islam sangat diharapkan mampu menerobos jantung
individualisme subjek pelaku hukum.di dalam hukum islam ada semacam
pengklasifikasian

hukum

yang

terkadang

tidak

semua

orangwajib

untuk

melaksanakannya ataupun meninggalkannya .Seorang wanita yang mengalami haids


tidak wajib melaksanakn shalat ,puasa,dan ibadah haji , batas usia baligh atau
mukallaf untuk lelaki 15 tahun,sedangkan untuk perempuan mulai usia 9 tahun.Hal ini
menunjukkan bahwa hukum islam mempunyai aturan aturan yang membatasi semua
pelaku hukum,serta pandangan terhadap orang yang tidak terkena dengankewajiban
hukum.
Banyak dalil-dalil dari sumber hukum yang menunjukkan partikularitas
hukum,dalam hal ini terbagi menjadi dua: (i) ada yang bersifat kontekstual ,dan (ii)
ada yang bersifat ijtihadi. Yang bersifat ijtihadi adalah hukum yang di ambil dari
dalilnya serta membutuhkan pemikiran dalam mengeluarkan hukum tersebut
,biasanya hukum bersifat kontekstual sifatnya tunggal.
3. Dinamis Dan Elastis
Hukum islam bersifat dinamis yang berarti mampu menghadap perkembangan
sesuai dengan tuntunan waktu dan tempat. Sifat dinamis harus dikaitkan dengan sifat
elastis (luwes). Sifat dinamis dan elastis ini dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari
contohnya jual beli.untuk itu perlu adanya hukum asal/nash yang menerangkan jual
beli.
4. Sistematis
Hukum islam memiliki sifat yang sistematis,artinya bahwa hukum islam itu
mencerminkan sejumlah ajaran yang sangat bertalian.beberapa di antaranya saling
berhubungan anatara satu dengan yang lain .contohnya;wajibnya hukum shalat tidak
terpisahkan dengan wajibnya hukum zakat.itu menunjukkan bahwa islam tidak hanya
mengajarkan aspekspiritual saja yang mengutamakan hal-hal ukhrawi tetapi juga
dperintahkan untuk mencapai aspek sosial keduniaan .
Sabda Rasulallah yang artinya:
Bekerjalah kamu untuk kepentingan duniawimu seakan-akan kamu akan hidup
selamanya dan bekerjalah kamu untuk kepenntingan ukhrawimu seakan akan kamu
akan mati besok.
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

5. Moral
Untuk membentuk suatu interaksi sosial kemanusiaan tentu manusia harus
memiliki aspek moral (akhlak) yang baik. Karena untuk mewujudkan pergaulan yang
sehat,akhlaklah yang menjadi pondasi utama.Bila akhlak itu sudah terkontaminasi
dengan keburukan dan kemaksiatan ,maka tidak akan mewujudkan suatu pergaulan
sosial yang baik dan nantinyan juga dapat berimbas pada pelanggaran aturan aturan
hukum positif.Aspek moral dalam islam mengambil contohnya yang nyata dari
sikap,akhlak dan perilaku Rasulullah SAW.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum Islam merupakan hukum Allah SWT yang terdapat di dalam AlQuran dan Hadits yang ditujukan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat
manusia di muka bumi. Hukum Islam juga merupakan jawaban atas berbagai macam
persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia pada masa kini dan masa yang akan
datang.
Meskipun zaman terus berkembang hukum Islam tetap menunjukkan
kebenaran-Nya, karena penerapan hukum islam tidak pandang bulu, semuanya sama
di hadapan Allah SWT. Oleh sebab itu hukum Islam sangat berperan dan berfungsi
dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu untuk mengatur agar hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
alam tetap berjalan dengan baik.

B. SARAN
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya
dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar
kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia
dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi
hidup dan kehidupan manusia.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi, 2008, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.dudung.net/quran-online/indonesia diakses pada 3 Oktober 2014
Musa, Muhammad Yusuf, 1988, Islam: Suatu Kajian Komprehensif, Jakarta:
Rajawali.
Tim Dosen PAI Universitas Jambi, 2014, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Karakter: Buku Daras Untuk Mahasiswa Muslim PTU, Jakarta: Referensi.

Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai