Oleh:
Kelompok III
CENDANA (RSA1C414006)
RITA SYAHARA (RSA1C414013)
Dosen Pengampu:
AHMAD HARIANDI, S.Pd.I, M.Ag
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami, yang pada kesempatan kali ini kami dapat
menuangkan tinta untuk mengukir ilmu pengetahuan yang sangat di butuhkan dan
semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya.
Dan tak lupa sholawat serta salam marilah selalu kita sampaiakan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di
hari kiamat kelak.
Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada Bpk. Ahmad
Hariandi, S.Pd.I, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama.
Ridho dari beliau sangat kami harapkan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat di
dunia maupun di akhirat yaitu ilmu agama Islam. Dan terima kasih juga kepada semua
pihak yang telah membantu demi terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah atau
ilmu ini bisa lebih senpurna dan bermanfaat lagi bagi kami yang menyusun, terlebih
lagi bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam.........................................................................3
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam.............................................4
C. Ruang Lingkup Hukum Islam.................................................................5
D. Dasar-Dasar Umum Hukum Islam..........................................................6
E. Pembagian Hukum Islam........................................................................6
F. Tujuan Hukum Islam...............................................................................9
G. Fungsi Hukum Islam.............................................................................10
H. Prinsip-Prinsip Hukum Islam................................................................14
I. Karakteristik Hukum Islam...................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................19
B. Saran......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam bahasa Inggris hukum Islam diterjemahkan dengan Islamic law, sedang
fikih Islam diterjemahkan dengan Islamic jurispudence. Di dalam bahasa Indonesia
untuk hukum Islam, sering dipergunakan istilah syariah Islam atau hukum syara dan
untuk fikih Islam dipergunakan istilsh hukum fikih atau kadang-kadang hukum Islam.
Dalam praktek seringkali, kedua istilah itu dirangkum dalam kata hukum
Islam, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud. Ini dapat dipahami karena hubungan
keduanya memang sangat erat, dapat dibedakan tetapi tidak mungkin dipisahkan.
Syariah adalah landasan fikih adalah pemahaman tentang syariah.
Dalam mempelajari hukum Islam, sebelumnya seseorang harus dapat
membedakan mana hukum Islam yang di sebut hukum syariah dan mana pula
hukum Islam yang disebut dengan hukum fikih. Ini bertujuan untuk memudahkan
pemahaman lebih lanjut tentang hukum Islam itu sendiri.
Pada dasarnya, hukum Islam adalah peraturan-peraturan dan ketentuanketentuan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan sumber hukum tersebut,
yaitu Al-Quran dan Hadits. Fungsi hukum itu sendiri ialah menegakan keadilan
dalam kehidupan manusia.
Di zaman modern seperti sekarang ini, hukum-hukum Islam mulai kabur dan
tergantikan oleh info-info tentang kecanggihan teknologi dunia yang mungkin lebih
menarik. Sehingga orang-orang sekarang jauh lebih tertarik untuk membahas dan
mengkaji pengetahuan dunia, daripada membahas hal-hal yang jauh lebih bermanfaat
yaitu hukum Islam. Seperti yang kita tahu, hukum Islam ini berisi aturan-aturan
berupa perintah dan larangan yang dapat membawa kita pada kesuksesan di dunia dan
juga di akhirat. Tapi pada kenyataanya orang-orang jauh lebih mengerti bagaimana
peraturan dan tata cara penggunaan internet daripada peraturan dan
tata cara
bertingkahlaku sesuai hukum Islam. Padahal tiada guna menguasai teknologi dan ilmu
dunia, jika ilmu akhiratnya tidak. Karena kesuksesan yang sesungguhnya adalah
ketika kita mampu mencapai kesuksesan di dunia dengan terus berusaha untuk
mencapai kesuksesan di akhirat.
Berangkat dari masalah
mengenai hukum Islam, di sini kami akan memberikan penjelasan mengenai hukum
Islam itu secara lebih rinci.
B. RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dilihat dari rumusan
masalah yang dihadirkan. Dan rumusan masalah ini akan menjadi pemaparan yang
lebih jelas lagi pada bab selanjutnya. Adapun rumusan masalah yang dalam makalah
ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. TUJUAN
Tujuannya dibuat makalah ini adalah supaya para intelektual khusus nya para
mahasiswa bisa lebih memahami lagi tentang hukum Islam. Selain itu, diharapkan
juga siapa pun yang telah membaca makalah ini mampu menerapkan hukum Islam ini
sebagai batasan di kehidupan nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam dalam bahasa Arab yaitu al-Fiqh al-Islami atau al-Syariah alIslami. Dalam al-Quran dan sunah, istilah al-hukm al-islam tidak ditemukan karena
yang digunakan syariah Islam, kemudian dalam penjabarannya disebut fikih.
Pengertian etimologi syariah adalah jalan ke tempat mata air/tempat yang
dilalui air. Sedangkan secara terminologi syariah berarti seperangkat norma ilahi
yang mengatur hubungan manusia dengan allah, manusia dengan sesamanya dalam
kehidupan social, manusia dengan makhluk hidup lainnya di alam lingkungan
hidupnya, sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits. Selain
berisi hukum dan aturan, syariah Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh
kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan
menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia
ini.
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan
oleh Allah supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan
dengan Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama
manusia, beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan
kehidupan.
Dan menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf
Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian syariah mencakup seluruh ajaran
Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan).
Syariah disebut juga syara, millah dan diin.
Kemudian dalam pembicaraan selanjutnya, beliau memberi pembeda antara
syariah dan fikih dengan menyebutkan bahwa terkaang kata pertama diartikan
dengan kata kedua. Hal ini termasuk masalah menggunakan kata-kata umum untuk
menunjukkan pengertian khusus.
Sebelum al-Tahanwy, al-Syathiby secara selintas telah membedakan antara
syariah dan fikih dalam Mukadimah kesepuluh dari kitabnya al-Mu afaqat fi Ushul
al-Syariat. Beliau mengatakan bahwa pengertian dari syariah adalah batas-batas
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam
yang ditentukan untuk membatasi perbuatan, ucapan dan kepercayaan mukallaf. Inilah
isi global syariah. Hal ini berarti syariah searti dengan agama dan tidak hanya berarti
fikih saja.
Sementara pengertian kata fikih secara etimologi adalah kefahaman, pegertian,
pengetahuan. Sedangkan secara terminolohi fikih berarti hukum-hukum syariaah
yang bersifat praktis dan diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci. Fikih ini pun
menjadi suatu keahlian dan disiplin ilmu tersendiri yang dikenal dengan iIlmu fikih,
yang berarti ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma dasar dan
ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang
direkam didalam kitab-kitab dan hadist.
Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa antara syariah dan fiqh
mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan namun dapat
dibedakan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan perbedaannya seperti berikut:
1. Syariat diturunkan oleh Allah SWT dan kebenarannya bersifat mutlak, sementara
fiqh adalah hasil pikiran manusia dan kebenaranya bersifat relatif.
2. Syariah hanya ada satu, sedangkan fiqh itu beragam.
3. Syariah bersifat tetap, sedangkan fiqh berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
pemikiran manusia.
4. Syariah mempunyai ruang lingkup yang lebih luas termasuk aqidah dan akhlak,
sedangkan fiqh ruang lingkupnya terbatas pada hukum.
...
...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam
Artinya: Pada hari ini telah Kami sempurnakan agamamu, telah Kamicukupkan
nikmat Kami kepadamu an telah Kami ridhai Islam menjadi agamamu.
(Q.S. Al-Maidah/ 5: 3)
Ayat ini merupakan bagian Al-Quran yang terakhir diturunkan, maksudnya
tak ada satupun ayat yang diturunkan lagi. Dan setelah ayat ini turun, Rasulallah SAW
tinggal hidup selama 81 hari.
a. Wajib (Fardhu)
Wajib (fardhu) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan pelakuya mendapat
pahala, tetapi apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Perbuatan wajib jika ditinjau
dari segi orang yang melakukannya dibagi menjadi dua, yaitu:
Fardhu ain, yaitu perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap mukallaf.
Contohnya sholat lima waktu.
Fardhu kifayah, perbuatan yang harus dilaksanakan oleh salah seorang atau beberapa
orang anggota masyarakat, maka anggota-anggota masyarakat lainnya tidak dikenai
kewajiban lain. Namun, apabila perbuatan yang hukumnya fardhu kifayah itu tidak
dilakukan oleh seorang pun dari anggota masyarakat, maka seluruh anggota
masyarakat akan berdosa. Contohnya memandikan, mengafani, menshalatkan dan
menguburkan jenazah seorang muslim, serta membangun masjid dan rumah sakit.
b. Sunnah (Al-Mandub)
Sunnah (al-mandub) yaitu suatu perbuatan yang apabila dilakasanakan
pelakunya akan mendapat pahala, tetapi apabila ditinggalkan tidak akan mendapat
dosa. Perbuatan sunnah jika ditinjau dari segi orang yang melakukannya dibagi
menjadi dua, yaitu:
Sunnah ain, yaitu perbuatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap individu.
Contohnya shalat sunnah rawatib.
Sunnah kifayah, yaitu perbuatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh salah
seorang atau beberapa orang anggota masyarakat. Contohnya mendoakan
muslim/muslimah dan memberi salam.
Menurut buku Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh tim dosen PAI
Universitas Jambi halaman 209, sunnah dibedakan menjadi dua yaitu:
Sunnah muakkad, yaitu pekerjaan sunnah yang senantiasa dikerjakan oleh Rasulallah
SAW seperti shalat sunnah dua rakaat sesudah magrib dan shalat sunnah tahajjud di
malam hari.
Sunnah tidak muakkad, yaitu pekerjaan sunnah yang kadang-kadang dikerjakan oleh
Rasulallah SAW dan kadang tiada dikerjakannya seperti shalat sunnah sebelum
magrib, shalat sunnah sebelum isya, dll.
c. Haram (Al-Hurmah)
Haram (al-hurmah) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan mendapat dosa
dan apabila ditinggalkan mendapat pahala. Contohnya berzina, mencuri, dan
membunuh.
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam
d. Makruh (Al-Karahah)
Makruh (al-karahah) yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan tidak akan
mendapat dosa, tetapi apabila ditinggalkan mendapat pahala. Atau perbuatan yang
lebih baik tidak dilaksanakan. Contohnya mengkonsumsi makanan yang berbau
menyengat seperti jengkol.
e. Mubah (Al-Ibahah)
Mubah (al-ibahah) yaitu perbuatan yang boleh dilaksanakan dan boleh juga
ditinggalakan. Contohnya makan, minum, dll.
2. Hukum Wadhiy
Hukum wadhiy adalah perintah Allah SWT yang mengandung pengertian
bahwa terjadinya ssesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya
sesuatu (hukum). Ulama ushul fikih berpendapat bahwa hukum wadhiy itu terdiri
dari tiga macam, yaitu:
a. Sebab
Sebab yaitu sifat yang nyata dan dapat diukur dan dijelaskan oleh nash (AlQuran dan Hadits), bahwa keberadaannya menjadi sebab tidak adanya hukum.
Contohnya tergelincir matahari menjadi sebab wajibnya shalat zhuhur, terbenam
matahari menjadi sebab wajibnya shalat magrib. Dengan demikian, apabila matahari
belum tergeincir maka shalat zhuhur belum wajib dilaksanakan dan apabila matahari
belum terbenam maka shalat magrib belum wajib dilaksanakan.
b. Syarat
Syarat yaitu sesuatu yang berada di luar hukum syara, tetapi keberadaan
hukum syara tergantung padanya. Apabila syara tidak ada maka hukumnya pun
tidak ada. Contohnya genap satu tahun (haul) adalah syarat wajibnya zakat harta
perniagaan. Apabila tidak ada haul maka tidak ada kewajiban zakat harta perniagaan
tersebut.
c. Penghalang (Mani)
Penghalang (Mani) yaitu sesuatu yang keberadaannya menyebabkan tidak
adanya hukum dan tidak adanya sebab lagi hukum. Contohnya najis yang ada di
badan atau pakaian orang yang sedang mengerjakan shalat menyebabkan shalatnya
tidak sah (najis menghalangi sahnya shalat).
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiya/ 21: 107)
Selain tujuan umum, ada pula yang disebut tujuan khusus dari hukum Islam
dalam melakasanakannya suatu ibadah. Misalnya sholat untuk mencegah perbuatan
keji dan munkar, puasa untuk menjadi orang bertakwa, zakat harta untuk menyucikan
harta.
maslahat
pokok
manusia,
maka
yang halal darahnya dan tidak menjag agamanya adalah seseorang yang halal
darahnya dan diancam dengan keabadian di neraka.
Firman Allah:
Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah dia telh memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi. (QS. Al-Maidah/ 5: 32)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh
dirimu;
sesungguhnya
Allah
adalah
Maha
Penyayang
meminta
mereka
mengoptimalkan
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra/ 17: 32)
e. Penjagaan Atas Harta (Hifdzhul Maal)
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah/ 2: 188)
2. Kebutuhan (Maslahat Haajiyah)
Kebutuhan (Maslahat Haajiyah) adalah yang dibutuhkan manusia untuk
mendapatkan kemudahan serta menghilangkan kesukaran dalam kehidupan manusia
itu sendiri. Ketika kemaslahatan ini hilang atau tidak terwujud, tidak akan merusak
kehidupan manusia hanya akan terasa sangat sukar dan berat kehidupan manusia
tersebut. Contohnya disyariatkan rukhsah (keringanan) untuk shalat Qashr dan Jamak
dalam perjalanan, begitu pula kebolehan berbuka (tidak puasa) bagi orang sakit dan
musafir dalam saat bulan ramadhan.
Firman Allah SWT:
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
Makalah Pendidikan Agama Islam: Hukum Islam
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah/ 2:
185)
3. Kebaikan/ Keindahan (Maslahat Tahsiniyah)
Kebaikan/
Keindahan
(Maslahat
Tahsiniyah)
adalah
maslahat
yang
berhubungan dengan adat istiadat yang baik dan kesempurnaan akhlak. Apabila
kemaslahatan ini terwujud maka akan menambah kehormatan dan kepantasan. Dan
apabila tidak terwujud maka tidak akan mengganggu kehidupan juga tidak
menyebabkan kesulitan, namun akan dianggap kurang pantas bagi setiap orang yang
berakal. Contohnya disyariatkan suci (thaharah) bagi badan, pakaian, dan tempat
sebelum shalat.
Firman Allah SWT:
...
...
Prinsip
tauhid
ini
melahirkan
asaz
hukum
ibadah,
yaitu
asaz
kemudahan/meniadakan kesulitan. Dari asaz hukum tersebut terumuskan kaidahkaidah hukum ibadah, yaitu:
2. Prinsip Keadilan
Keadilan dalam bahasa Arab adalah al-mizaan yang artinya keseimbangan
atau moderasi.
Firman Allah SWT:
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/ 2: 256)
6. Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak
terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya, tegasnya toleransi hanya dapat diterima
apabila tidak merugikan agama Islam.
...
2. Partikular (Tafshily)
Secara kentekstual hukum islam sangat diharapkan mampu menerobos jantung
individualisme subjek pelaku hukum.di dalam hukum islam ada semacam
pengklasifikasian
hukum
yang
terkadang
tidak
semua
orangwajib
untuk
5. Moral
Untuk membentuk suatu interaksi sosial kemanusiaan tentu manusia harus
memiliki aspek moral (akhlak) yang baik. Karena untuk mewujudkan pergaulan yang
sehat,akhlaklah yang menjadi pondasi utama.Bila akhlak itu sudah terkontaminasi
dengan keburukan dan kemaksiatan ,maka tidak akan mewujudkan suatu pergaulan
sosial yang baik dan nantinyan juga dapat berimbas pada pelanggaran aturan aturan
hukum positif.Aspek moral dalam islam mengambil contohnya yang nyata dari
sikap,akhlak dan perilaku Rasulullah SAW.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum Islam merupakan hukum Allah SWT yang terdapat di dalam AlQuran dan Hadits yang ditujukan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat
manusia di muka bumi. Hukum Islam juga merupakan jawaban atas berbagai macam
persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia pada masa kini dan masa yang akan
datang.
Meskipun zaman terus berkembang hukum Islam tetap menunjukkan
kebenaran-Nya, karena penerapan hukum islam tidak pandang bulu, semuanya sama
di hadapan Allah SWT. Oleh sebab itu hukum Islam sangat berperan dan berfungsi
dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu untuk mengatur agar hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
alam tetap berjalan dengan baik.
B. SARAN
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya
dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar
kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia
dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi
hidup dan kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi, 2008, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.dudung.net/quran-online/indonesia diakses pada 3 Oktober 2014
Musa, Muhammad Yusuf, 1988, Islam: Suatu Kajian Komprehensif, Jakarta:
Rajawali.
Tim Dosen PAI Universitas Jambi, 2014, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Karakter: Buku Daras Untuk Mahasiswa Muslim PTU, Jakarta: Referensi.