Anda di halaman 1dari 6

1.

Latar Belakang
Herbarium merupakan pengawetan spesimen tumbuhan dengan berbagai cara
untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Menurut Matnawy (1989) herbarium
adalah suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui
metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu
dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.
Eksplorasi terhadap tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya tentang Sumber
Daya Hayati. Hasil eksplorasi sering dilengkapi dengan pengambilan spesimen dan
pencandraan terhadap ciri-ciri yang ada pada tumbuhan tersebut dan kemudian dilakukan
pengawetan maupun pengkoleksian. Spesimen dan data yang telah diperoleh kemudian
dikumpulkan dan diolah sebagai herbarium untuk dijadikan sumber informasi dalam
pengelolaan SDH.
Ada beberapa tumbuhan yang hidup di lingkungan sekitar yang bahkan tidak
dikenali nama tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya klasifikasi atau eksplorasi
terhadap tumbuhan-tumbuhan tersebut, yang dimulai dari lingkungan yang ada di sekitar
untuk mengetahui data atau informasi tentang tumbuhan tersebut. Salah satunya adalah
spesies Ipomoea cairica L., yang tumbuh di area sekitar Universitas Negeri Malang.
Ipomoea cairica L. ini merupakan tumbuhan dari family Convolvulaceae yang bergenus
Ipomoea. Perlu adanya klasifikasi atau pencandraan mengenai tumbuhan tersebut agar
diperoleh kejelasan data dan informasi tentang tumbuhan tersebut.
2. Tujuan
a. Agar mahasiswa mengetahui cara membuat herbarium kering bunga
b. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan klasifikasi dan hasil pencandraan bunga
Ipomoea cairica L.

3. Metode
Memilih bunga yang akan diherbarium sesuai keinginan

Membersihkan bunga untuk bahan herbarium dari kotoran yang masih melekat
agar hasil herbarium maksimal

Memisah-misahkan setiap bagian bunga dan ada satu bunga yang utuh

Menyiapkan kertas casing lalu bagian bagian bunga yang telah terpisah ditata
dan

Bunga yang telah ditata selanjutnya dimasukkan kedalam oven dengan suhu
40-500 C

Ditunggu hingga 2-3 hari (hingga kering)

Bunga yang telah kering ditata dan ditempel pada kertas ivori

Diberi label diletakkan disebalah pojok kanan bawah. Isi label tersebut
adalah klasifikasi bunga, keadaan bunga dan pencandraan bunga secara
umum.

4. Hasil Pengamatan

Gambar 4.1 Bunga Ipomoea cairica L.

Gambar 4.2 Hasil herbarium bunga Ipomoea cairica L.

Berdasarkan hasil dari pengamatan bunga Ipomoea cairica L. merupakan tumbuhan


herba yang memiliki batang yang bulat, beruas, dan bergetah. Daun pada tumbuhan ini berbagi,
menjari, ujungnya meruncing, tepinya rata, dan berwarna hijau. Panjang daun sekitar 3-10 cm
dan lebar daun 3-8 cm. Bunga Ipomoea cairica merupakan bunga majemuk berbatas. Bunga ini
termasuk flos axillaris. Sepalnya berbentuk tabung dengan saling berlekatan. Letak kelopaknya
yakni mengikuti rumus 2/ 5 (quincuncialis).

Petal berbentuk lonceng yang saling berlekatan dan berwarna putih keunguan. Stamennya
berjumlah 5, dengan ukuran yang berbeda dua stamen panjang dan tiga stamen pendek. Kepala
sarinya menempel. Putiknya berjumlah satu yang terletak di atas bakal buah. Termasuk bunga
hermaprodit. Tipe bakal buahnya parakarp.
5. Pembahasan
Pada herbarium yang dilakukan merupakan herbarium kering. Herbarium kering biasanya
digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar,
sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah.
Kelebihan dari herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan
lama hingga ratusan tahun. Menurut Moenandir (1993) herbarium kering yang baik adalah
herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium
juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi
herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan
seperti suhu.
Bunga yang menjadi objek pembuatan herbarium kering saya adalah bunga Ipomoea
cairica (L.). Hal ini dikarenakan mudah ditemukannya spesies bunga ini di area sekitar
Universitas Negeri Malang. Adapun klasifikasi dari bunga ini adalah sebagai berikut :
Divisi
: Tracheophyta
Subdivisi
: Spermatophytina
Kelas
: Magnoliopsida
Superordo
: Asteranae
Ordo
: Solanales
Family
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomoea
Spesies
: Ipomoea cairica L.
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, bunga Ipomoea cairica L. merupakan
planta multiflora, hal ini dikarenakan pada tumbuhan tersebut terdapat banyak bunga. Letak
bunga ini berada pada ketiak daun atau disebut dengan flos axillaris. Bunga ini merupakan bunga
majemuk berbatas karena pada ibu tangkainya ditutup dengan suatu bunga, jadi pada ibu
tangkainya mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Sepal pada bunga ini berwarna hijau dengan
bentuk tabung yang berlekatan satu sama lain. Letak kelopaknya mengikuti rumus 2/5
(quincuncialis). Pada kelopak terdapat dua daun yang terletak di luar, dua daun yang terletak di
dalam, dan satu daun yang tepi satunya di sebelah luar dan tepi lainnya di sebelah dalam.

Menurut Tjitrosoepomo (1985) letak daun quincuncialis, jika arah putarannya menyebabkan
letak daun-daun kelopak mengikuti rumus 2/5. Petal pada bunga ini berbentuk lonceng atau
disebut campanulatus (Tjitrosoepomo, 1985). Petalnya berwarna ungu keputihan dan saling
berlekatan satu sama lain. Benang sari bejumlah 5 dengan ukuran yang berbeda, dua stamen
panjang dan tiga stamen pendek. Kepala sarinya menempel atau adnatus. Putiknya berjumlah
satu yang terletak diatas buah bakal buah. Karena memiliki putik dan benang sari termasuk
bunga hermaprodit. Bunga Ipomoea cairica L termasuk bunga lengkap dan bunga sempurna.
Dikatakan bunga sempurna karena memiliki benang sari dan putik (Tjitrosoepomo, 1985).
Sedangkan dikatakan bunga lengkap karena memiliki kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
Tipe bakal buahnya parakarp, karena memiliki satu ruang saja. Batang pada bunga Ipomoea
cairica L. memiliki ciri-ciri yakni bulat, beruas, dan bergetah. Daunnya berbagi, menjari,
ujungnya meruncing, tepinya rata dan berwarna hijau. Panjang daun 3-10 cm dan lebar daun 3-8
cm.
6. Kesimpulan
a. Herbarium merupakan pengawetan spesimen tumbuhan dengan berbagai cara untuk
kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Herbarium dibedakan menjadi dua macam
herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium kering biasanya digunakan untuk
spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya pada bunga seperti yang dilakukan pada
herbarium bunga Ipomoea cairica L.
b. Ipomoea cairica (L.) merupakan tanaman herba. Batangnya bulat, beruas, dan bergetah.
Daunnya berbagi, menjari, ujungnya meruncing, tepinya rata, dan berwarna hijau. Panjang
daun 3-10 cm dan lebar daun 3-8 cm. Bunga majemuk berbatas dan flos axillaris. Sepal
berbentuk tabung dan letaknya yakni mengikuti rumus 2/ 5 (quincuncialis) dan petalnya
berbentuk lonceng (campanulatus), saling berlekatan, dan berwarna ungu keputihan.

7. Daftar Rujukan

Matnawy, H. 1989. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.


Moenandir, J. 1993 Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian. Jakarta: Grafindo Persada.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai