Osteomyelitis Rahang PDF
Osteomyelitis Rahang PDF
I. PENDAHULUAN
Osteomyelitis adalah suatu reaksi radang yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisma yang melibatkan seluruh struktur tulang. Penyakit ini dapat
terjadi pada semua umur, baik pada anak-anak maupun dewasa dan dapat
menyebabkan kematian.
Mengingat masih seringnya kasus ini dijumpai di klinik, maka dokter gigi
dituntut untuk mampu menegakkan diagnosa sedini mungkin serta mencegahnya,
sebelum penyakit ini menjalar lebih lanjut. Perawatan penyakit ini memerlukan
ketelitian dan pengalaman supaya penyembuhan dapat tercapai semaksimal
mungkin. Selain daya tahan tubuh penderita, kooperatif dan pengertian penderita
juga sangat diperlukan selama perawatan ini.
II. DEFINISI
Menurut Archer, Osteomyelitis adalah suatu peradangan tulang terutama
meliputi bagian lunak tulang. Secara umum osteomyelitis dinyatakan sebagai
peradangan dari suatu struktur pembentuk tulang yaitu kortek, medulla,
periosteum, pembuluh darah, serat syaraf dan epifise. Peradangan dimulai dari
sumsum tulang meluas ke cancelous kemudian menjalar sepanjang pembuluh
darah, jaringan fibrous dan ke periosteum.
III. KLASIFIKASI
a. Berdasarkan perjalanan penyakit :
-
Osteomyelitis akut
Osteomyelitis kronis
Osteomyelitis spesifik
Osteomyelitis aspesifik
Osteomyelitis intramedulare
Osteomyelitis subperiostal
f. Berdasarkan etiologi :
-
Osteomyelitis odontogenik
Osteomyelitis khemis
Osteomyelitis radiasi
Osteomyelitis Garre
IV. ETIOLOGI
2,4,5
tulang,
mikroorganisma
dan
lain
pembentukan
seperti
sequester.
streptokokus,
Selain
itu
pneumokokus,
ditemukan
juga
mikrobakterium
b. penyakit periodontal,
c. infeksi perikoronal gigi yang sedang erupsi dan gigi impaksi,
d. infeksi dalam socket gigi setelah akstraksi,
e. infeksi dari kista atau tumor odontogenik.
2. Faktor non odontogenik, antara lain :
a. Trauma pada rahang yang mengakibatkan compound fracture,
b. Tonsilitis yang menyebar secara hematogen ke tulang rahang,
c. Selulitis pada sekitar rahang yang berlanjut menyerang periosteum
tulang.
V. PATOGENESIS
1,4
VI. DIAGNOSA
1,5
Gambaran radiologis :
Terlihat trabekula di daerah yang terinfeksi menjadi tipis atau tampak kabur dan
kemudian hilang batas-batasnya. Gambaran ini baru terlihat setelah 8 samapai
sepuluh hari dan akan nampak jelas setelah penyakit berjalan 2-3 minggu.
Selanjutnya daerah-daerah destruksi tulang memperlihatkan gambaran khas berupa
bercak-bercak yang pada akhirnya tampak sequester dengan berbagai ukuran. Secatra
radiologist sequester tampak lebih padat dibatasi oleh tepi yang radiolusen.
3. Osteomyelitis sclerosis fokal kronik
- umumnya terjadi pada orang muda, di bawah umur 20 tahun,
- Gigi yang umumnya terkena adalah molar pertama dengan infeksi perapikal
ringan dan sclerosis disekitar apeks gigi,
- Secara klinis hanya menunjukkan sakit ringan sehubungan dengan infeksi
pulpa.
Gambaran radiologis :
Secara radiologis tampak masa radioopaque dari tulang sklerotik di sekitarnya dan
meluas di bawah apeks salah satu atau kedua gigi yang terkena. Pola kontur dari akar
masih terlihat jelas sehingga dapat dibedakan dengan sementoblastoma. Tepi lesi ini
halus dan berbatas tegas dengan tulang normal.
4. Osteomyelitis sclerosis difus kronik
- Terjadi pada semua umur terutama pada usia lanjut,
- Tanda-tanda klinis yang tampak adalah rasa sakit yang samara, rasa tidak
enak di sekitar rahang yang terkena, kadang-kadang ditemukan fistula.
Gambaran radiologis :
Lesi radioopaque dapat meluas sampai bilateral. Batas dari lesi radioopaque dengan
tulang normal sering kali tidak jelas, hanya sekali-kali tampak suatu radiolusen yang
sempit sebagai batas.
5. Osteomyelitis kronik dengan periostitis proliferatif
- Penderita biasanya di bawah umur 25 tahun
- Penderita mengeluh sakit gigi atau sakit pada rahang dan ada pembesaran
tulang disekitarnya. Hal ini berlangsung beberapa minggu.
- Dikenal sebagai osteomyelitis Garre, osteitis sclerosisnon supuratif dan
periostitis ossifikans.
Gambaran radiologis :
Tampak adanya penebalan dari korteks tulang dan hilangnya sebagian ruanganruangan sumsum tulang. Pada foto oklusal penebalan tulang ini tampak di permukaan
luar korteks seolah-olah seperti duplikasi dari lapisan korteks tulang. Masa tulang
tampak halus, terkalsifikasi baik walaupun tipis.
B. Gambaran laboratoris
Pada osteomyelitis supuratif akut di hari-hari pertama ditemukan leukositosis
( 12.000 sampai 20.000 ), pada hitung jenis terlihat penambahan sel-sel netrofil PMN,
dan pergeseran ke kiri. Pada hari ketiga terjadi penurunan leukosit sampai normal
dimana telah dilakukan drainase.
Dalam keadaan kronik jumlah leukosit berkisar antara 8.000 sampai 12.000.
Toksemia dapat terlihat di sini dengan adnya sel-sel leukosit muda, dan bila toksisitas
berkurang persentase sel-sel dewasa bertambah sampai dicapai perbandingan normal.
VII. TERAPI
1. Osteomyelitis supuratif akut
Bila penyakit melibatkan tepi bawah korpus mandibula insisi ekstra oral
diperlukan, diatas kulit, 1 cm dibawah tepi tulang. Jaringan granulasi dan jaringan
nekrotik dibersihkan dengan kuret sampai tulang sehat terasa dan terlihat. Tindakan
lainya yang mungkin adalah sausarisasi yaitu tindakan untuk menghilangkan kavitas
yang besar dengan jalan membuang dinding kavitas bekas sequester yang overhange
sehinga pada penutupan luka, periosteum dan jaringan lunak dapat berkontak dengan
tulang untuk mempercepat penyembuhan. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
secara anatomis dengan jahitan primer. Pemasangan drain diperlukan pada luka yang
besar dimana masih ada supurasi, dan jaringan nekrotik.
c. Perawatan pasca bedah
Pemberian antibiotika diteruskan paling sedikit 10 hari sampai 2 mingu atau
lebih lama bila ternyata tanda-tanda infeksi masih ada. Pada pembedahan mandibula
ini, rahang diimobilisasi dengan elastic bandage dan dihindari makanan padat. Bila
dipasang drain karet, drain ini diambil pada hari ke dua jika hanya terdapat cairan
serosanguinus. Tetapi jika cairan pus, drain dipertahankan sampai cairan berhenti
keluar.
3. Osteomyelitis sclerosis fokal kronis
Pada osteomyelitis tipe ini, gigi yang merupakan sumber infeksi dapat
dipertahankan dengan perawatan endodontik atau dicabut. Pada waktu gigi dicabut,
tulang yang sklerotik biasanya ikut terangkat. Bagian tulang ini tidak perlu diangkat
bila tidak ada keluhan dari penderita.
4. Osteomyelitis difus kronis
Pengobatan osteomyelitis jenis ini merupakan maslah sulit. Lesinya terlalu
berspektrum luas.
5. Osteomyelitis kronis dengan periostitis proliferatif
Pada osteomyelitis tipe ini pengobatan yang terbaik adalah ekstraksi gigi yang
menjadi sumber infeksi. Untuk lesi periosteumnya tidak perlu dilakukan tindakan
bedah apapun. Setelah ekstraksi gigi akan terjadi remodelisasi dari tulang secara
perlahan-ahan, sehingga tulang kermbali terbentuk normal.
IX. PROGNOSA
Prognosa osteomyelitis tergantung dari diagnosa yang tepat, daya tahan tubuh
penderita, pemberian antibiotic yang tepat, perawatan yang sempurnya serta luasnya
penjalaran penyakit.
X. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi karena osteomyelitis rahang bawah
antara lain :
a. Parestesi bibir bawah unilateral karena penyebaran infeksi pada nervus
alveolaris inferior
b. Fraktur patologis, karena kerusakan tuang sudah sedemikian besarnya.
XI. KESIMPULAN
1. Osteomyelitis rahang umumnya banyak disebabkan oleh infeksi odontogenik.
2. Osteomyelitis rahang dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu bentuk supuratif
berupa osteomyelitis supuratif akut dan kronis, serta bentuk non supuratif
yang meliputi osteomyelitis sclerosis fokal dan difus, oeteomyelitis dengan
periostitis proliferatif.
3. Terapi dari osteomyelitis supuratif meliputi pemberian antibiotic dosis massif,
drainase, ekstraksi gigi penyebab dan terapi suportif serta sequesterektomi
bila sudah timbul sequester.
DAFTAR PUSTAKA
Archer, W.H. 1975. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol 1, 5th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Company. 1630-1645.
Clark, H.B. 1963. Practical Oral Surgery. 2nd ed. Philadelphia : Lea and Fabiger. 414416.
Davis, L. 1960. Texbook of Surgery, 7th ed. Philadelphia : W.B. Saunders Co. 345350.
Mead, S.V. 1969. Oral Surgery. 4th ed. St. Louis : The C.V. Mosby Co. 792-829.
Thoma, K.H. and Goldman, H.M. 1970. Oral Pathology. 6th ed. St Louis : The CV