Viskositas PDF
Viskositas PDF
KIMIA FISIKA
Percobaan
: VISKOSITAS
Kelompok
: IX A
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
:
M. Reinaldo Ongky Billy Anando
Gina Ayuningtiyas
Rinny Retnoningsih
Danny Chandra Septian
Catur Puspitasari
NRP.
NRP.
NRP.
NRP.
NRP.
Tanggal Percobaan
: 16 Desember 2013
Tanggal Penyerahan
: 17 Desember 2013
Dosen Pembimbing
Asisten Laboratorium
: Dhaniar Rulandri W.
ABSTRAK
Percobaan viskositas bertujuan untuk menghitung harga koefisien viskositas dari aquadest,
Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy dengan variabel suhu
sebesar 47oC, 57oC, dan 67oC menggunakan viskometer Ostwald. Serta untuk menghitung densitas
dari aquadest, Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy.
Prosedur yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pertama, memasukkan aquadest ke
dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam waterbath dan mengondisikan cairan pada variabel
suhu 47oC, 57oC, dan 67oC. Lalu menghisap cairan dengan karet penghisap sehingga melewati batas
atas viskometer Ostwald. Setelah itu membiarkan cairan mengalir ke bawah hingga tepat pada batas
bawah. Kemudian mencatat waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga
batas bawah dengan menggunakan stopwatch. Setelah selesai, mengulangi prosedur percobaan
viskositas dengan mengondisikan aquadest pada suhu 57oC dan 67oC serta mengulangi prosedur
percobaan tersebut dengan mengganti aquadest dengan Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer
Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy. Selain menentukan nilai koefisien viskositas, dalam
percobaan ini juga menghitung nilai densitas. Cara yang dilakukan adalah menimbang massa
piknometer kosong. Lalu memasukkan aquadest ke dalam piknometer hingga penuh mencapai ukuran
maksimum piknometer 10ml. Setelah itu mengondisikan aquadest pada suhu 47oC dan menimbang
massa total piknometer dan aquadest. Mencari massa aquadest dengan cara menghitung selisih
massa antara massa total dan massa piknometer kosong. Kemudian menghitung densitas larutan
dengan cara membagi massa aquadest dengan volume aquadest. Setelah selesai, mengulangi
prosedur menentukan densitas dengan mengondisikan aquadest pada suhu 57oC dan 67oC.
Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti aquadest dengan Hand Sanitizer Antis,
Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy.
Dari percobaan ini, densitas yang diperoleh dari tiap larutan pada masing-masing variabel
suhu adalah sama. Densitas aquadest sebesar 0,95 gram/ml, Hand Sanitizer Antis sebesar 0,95
gram/ml, Hand Sanitizer Carrefour sebesar 0,9 gram/ml, dan Hand Sanitizer Lifebuoy sebesar 0,9
gram/ml. Lalu pada suhu 47oC viskositas dari aquadest adalah 283,7401cp, pada suhu 57oC
viskositas aquadest sebesar 299,8616cp, dan pada saat suhu 67oC viskositas aquadest sebesar
234,3005cp. Pada suhu 47oC viskositas Hand Sanitizer Antis adalah 40196,51cp, pada suhu 57oC
viskositas Hand Sanitizer Antis sebesar 42775,96cp, dan pada saat suhu 67oC viskositasnya sebesar
39014,26cp. Pada suhu 47oC viskositasnya sebesar 76093,92cp, pada suhu 57oC viskositasnya
sebesar 73192,04cp, dan pada saat suhu 67oC viskositasnya sebesar 75449,06cp. Pada suhu 47oC
viskositasnya sebesar 60079,81cp, pada suhu 57oC viskositasnya sebesar 64163,94cp, dan pada saat
suhu 67oC viskositasnya sebesar 60724,67cp. Urutan densitas dari yang tinggi ke rendah, yaitu
aquadest dan Hand Sanitizer Antis, lalu Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy. Hal
ini dikarenakan aquadest dan Hand Sanitizer Antis memiliki molekul yang lebih rapat dan tidak cepat
memuai. Sedangkan Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy. Semakin tinggi suhu
densitasnya adalah tetap. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa suhu tidak memengaruhi densitas.
Lalu urutan viskositas dari yang tinggi ke rendah, yaitu Hand Sanitizer Carrefour, Hand Sanitizer
Lifebuoy, Hand Sanitizer Antis, dan aquadest. Hal tersebut dikarenakan Hand Sanitizer Carrefour
mempunyai harga koefisien yang tinggi sehingga berpengaruh pada viskositas zat cair tersebut.
Berbeda dengan aquadest yang memiliki harga koefisien kecil sehingga viskositas dari aquadest
tersebut juga kecil. Semakin banyak waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas
hingga batas bawah, semakin besar viskositas larutan tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi
percobaan viskositas yaitu, tekanan, temperatur, kehadiran zat lain, ukuran dan berat molekul, massa
jenis, dan konsentrasi.
Kata kunci :
larutan, viskositas, densitas, suhu, waktu, Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer
Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..................................................................................................... I-1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ I-1
I.3 Tujuan Percobaan ................................................................................................ I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori ......................................................................................................... II-1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan ........................................................................................... III-1
III.2 Bahan Percobaan ................................................................................................ III-1
III.3 Alat Percobaan ................................................................................................... III-1
III.4 Prosedur Percobaan ........................................................................................... III-1
III.5 Diagram Alir Percobaan ..................................................................................... III-2
III.6 Gambar Alat Percobaan .................................................................................... III-4
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan ................................................................................................. IV-1
IV.2 Pembahasan........................................................................................................ IV-1
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI ............................................................................................................. vii
APPENDIKS ....................................................................................................................... viii
LAMPIRAN
- Laporan Sementara
- Fotokopi Literatur
- Lembar Revisi
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Gambar II.2
Laminar Shear..............................................................................................II-15
Gambar II.3
Gambar II.4
Gambar II.5
iii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.2.1 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Aquadest ................................. IV-4
Grafik IV.2.2 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Hand Sanitizer Antis ............... IV-5
Grafik IV.2.3 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Hand Sanitizer Carrefour ........ IV-6
Grafik IV.2.4 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Hand Sanitizer Lifebuoy ......... IV-7
Grafik IV.2.5 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Sampel..................................... IV-8
Grafik IV.2.6 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Aquadest .............................. IV-9
Grafik IV.2.7 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Antis ............ IV-11
Grafik IV.2.8 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Carrefour ..... IV-12
Grafik IV.2.9 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Lifebuoy ...... IV-13
Grafik IV.2.10 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Sampel.................................. IV-14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangakan lainnya mengalir
secara lambat. Seperti air, alkohol, dan yang lainnya memiliki viskositas yang kecil,
sedangkan cairan yang mempunyai kecepatan alir yang lambat seperti gliserin, minyak, madu
atau yang lainnya memiliki viskositas yang besar. Sehingga dari sini dapat diartikan, bahwa
viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu larutan atau fluida. Salah satu cara untuk
menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari Poiseulle. Metode Ostwald
merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle. Metode Viskositas Ostwald adalah salah satu
cara untuk menentukan harga kekentalan dimana prinsip kerjanya bersadarkan waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk dapat mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Latar belakang atau alasan praktikum ini dilaksanakan adalah agar praktikan
mengetahui koefisien viskositas dari berbagai larutan melalui variabel suhu, serta mengetahui
densitas dari larutan-larutan tersebut juga dengan masing-masing variabel suhu.
Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah mengalirnya darah dalam
pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin
kecil viskositas minyak goreng), mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir
kerumah-rumah kita, serta tingkat kekentalan oli pelumas.
I-1
I-2
BAB I Pendahuluan
2. Mengetahui cara mengitung densitas dari aquadest, Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer
Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy pada suhu 47C, 57C, dan 67C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai desakan dibagian dalam suatu fluida.
Karena adanya suatu viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di
atas maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas lapisan lainnya, atau supaya
satu permukaan dapat meluncur di atas permukaan lainnya bila di antara permukaanpermukaan ini terdapat lapisan fluida, haruslah dikerjakan gaya. Baik zat cair maupun gas
mempunyai viskositas; hanya saja zat cair lebih kental daripada gas (Rahmayanti, 2011).
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas
adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut (Wikipedia, 2013).
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi
dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat
mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava
akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida)
memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak
memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluida ideal (Wikipedia, 2013).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara
cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersibel, sedangkan gas kompersibel dan seringkali harus
diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan
agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah
tempatnya.
(Wahyuni, 2012)
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk
II-1
II-2
BAB II Tinjauan Pustaka
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Angraeni,
2010).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lainlain. Dapat dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang
permukaannya miring. Air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin
kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika menggoreng paha ikan di dapur, minyak
goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi
suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut (Angraeni, 2010).
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill =
nyata). Fluida rill atau nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Wahyuni, 2012).
Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal
sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyne.s/cm2
= poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan
poise digunakan untuk mengenang seorang ilmuwan Prancis, Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyne. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair.
Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekulmolekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama
lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang
tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah
(Wahyuni, 2012).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga
cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas
bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya
II-3
BAB II Tinjauan Pustaka
temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung
tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Rahmayanti, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non
newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya
gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup,
gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus
dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau
kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak
tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu
fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut Viscous dan
yang viskositasnya rendah disebut Mobile.
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan
dipengaruhi kecepatan tidak linear
(Purba, 2012).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter
inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah
bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan
yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang
menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya
akan membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan
memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida
yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-4
BAB II Tinjauan Pustaka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan
tidak adanya tekanan fluida (Purba, 2012).
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat
gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair.
Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = A (Purba, 2012).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya waktu
viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material cetak dicampur
atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak kosistensi light pada 5
menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi regular pada 3 menit (Rahmayanti,
2011).
Tempat dua teknik utama untuk mengukur viskositas gas. Teknik pertama bergantung
pada laju peredaman osilasi puntir dari piringan yang tergantung dalam gas, yaitu konstanta
waktu untuk pengurangan gerakan harmonis yang bergantung pada viskositas dan rancangan
peralatannya. Teknik kedua didasarkan pada rumus poseuille untuk laju aliran fluida melalui
pipa dengan radius r (Rahmayanti, 2011).
Beberapa cairan mengalir ,dengan alasan yang lain mengalir dengan sangat mudah.
Hambatan dari zat cair untuk mengalir terhadap suatu lapisan lainnya disebut viskositas.
Semakin besar viskositas, maka semakin lambat pula suatu zat cair mengalir. Viskositas
adalah bagian dari tempat dengan yang mana molekul suatu akan menyatu dengan molekul
yang lainnya (Rahmayanti, 2011).
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat
cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental
daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak.
Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian
dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser
satu bagian fluida terhadap yang lain (Anonim, 2009).
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan
regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai
sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan
sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita
perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan
cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair
adalah viskometer (Anonim, 2009).
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-5
BAB II Tinjauan Pustaka
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat
cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.
Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada
dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding
bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran
laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak
terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam pipa, sedangkan
garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya kekentalan zat cair yang
ada dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel yang terjadi pada penampang
melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi dikarenakan adanya gesekan antar
molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik pusat pipa kecepatan yang terjadi
maksimum (Anonim, 2009).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam
fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viscositas rendah, misalnya air mempunyai
tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar (Anonim, 2009).
Gaya
F dyne
L cm
Kecepatan V cm/detik
A cm
A cm2
Kecepatan V cm/detik
II-6
BAB II Tinjauan Pustaka
Persamaannya :
.V . A
L
atau
F .L
V .A
R 4
8 LV
Keterangan:
T = Waktu alir (detik)
P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( dyne
cm 2
Q = Fluiditas
Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas dapat
dilihat bahwa fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (Koefisien Viskositas).
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-7
BAB II Tinjauan Pustaka
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai
kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
(Mandasari, 2011)
II-8
BAB II Tinjauan Pustaka
Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku. Jadi bila
dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan cairan yang sudah diketahui
rapatannya (Mandasari, 2011).
Perbedaan nilai viskositas menengah dan region periperal ini menunjukkan parameter
nilai K. Ketika k > 1 maka nilai viskositas lebih dari menengah, k=1 viskositasnya sama
dalam keadaan apapun, k < 1 viskositasnya ditengah region. Tujuan dari hubungan
momentum memberikan informasi kinetik dalam viskositas (Mandasari, 2011).
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik
menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan
energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki
energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e -E/RT dan viskositas
sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan
dengan persamaan empirik,
h = A e-E/RT
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan volume molar
cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran
(Angraeni, 2010).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2
tanda tersebut. Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan
dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik.
b. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-9
BAB II Tinjauan Pustaka
menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair
yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan
sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser
selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak
bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan
regangan geser juga disebut laju regangan.
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
(Purba, 2012).
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan ( eta ),
sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
= Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya
untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida
tertentu berbandingan dengan kecepatan
viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam
suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris
sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut
pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol
(Purba, 2012).
II-10
BAB II Tinjauan Pustaka
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Purba, 2012).
e. Viskometer Brookfield
Pada viskometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya puntir sebuah rotor
silinder
(spindle)
yang
dicelupkan
ke
dalam
sampel.
Viskometer
Brookfield
Sebuah spindle
dimasukkan ke dalam cairan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle
dan kecepatan putarnya inilah yang menentukan Shear Rate. Oleh karena itu untuk
membuat sebuah hasil viskositas dengan methode pengukuran rotational harus dipenuhi
beberapa hal sebagai berikut :
Jenis spindle
Tipe Viskometer
Suhu sampel
(Polban, 2012)
II-11
BAB II Tinjauan Pustaka
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk
jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler
yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde (Angraeni, 2010).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium
zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d,
yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh
gaya gravitasi (Angraeni, 2010).
Dalam viskositas ada jenisnya yaitu viskositas cairan dan viskositas gas. Adapun
perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas yang tak mungkin sama satu sama
lain, perbedaan tekanan, temperatur ataupun gaya gesek yang tak sama satu sama lainnya
berikut ini adalah tabel perbedaan-perbedaan antara viskositas cairan dan viskositas gas
sebagai berikut:
Viskositas Cairan
Gaya gesek
Koefisien viskositas
Lebih besar
Lebih kecil
turun
naik
Temperatur
Viskositas Gas
Lebih kecil dibanding
viskositas cairan
Tekanan
naik
(Angraeni, 2010).
dilakukan
dengan
membandingkannya
dengan
larutan
murni.
II-12
BAB II Tinjauan Pustaka
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir
yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau
perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu (Wahyuni, 2012).
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan
aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi
bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka
semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu
dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri
dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam,
sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki
kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah.
Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah
dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
tersebut F/A atau tekanan geser (Wahyuni, 2012).
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin
cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan,
viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat
molekul solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan
sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu
bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair (Wahyuni,
2012).
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairn untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Berdasarkan hokum Heagen Poiseuille : = cpr4t/(8VL) P = pgh =
pr4pgh/(8VL). Dimana p = tekanan hidrostatis, r = jari-jari kapiler, t= waktu alir zat cair
sebanyak volume V dengan beda tinggi h, L = panjang kapiler. Untuk air : air = pr 4 ta.
II-13
BAB II Tinjauan Pustaka
Pa.g.h / (8VL) secara umum berlaku x = pr4txpxgh / (8VL). Jika air digunakan sebagai
pembanding maka x/ air = txpx/tapa (Wahyuni, 2012).
Berdasarkan hokum stokes dengan mengamati jatuhnya benda melalui medium zat
cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar
= 2r.2d dm.g.9.s.t (1+2, 4rR). Ketererangan cairan, g = gaya gravitasi, s = jarak jatuh (a
ob), t = waktu bola jatuh, r = jari-jari tabung viskosimeter (Wahyuni, 2012).
Persamaan Navier-stokes (dinamakan dari daude Louis Navier dan Gorge Gabriel
Stokes), adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti
cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum
(percepatan) partikel-partikel fluida yang bergantung hanya kepada gaya viskos tekanan
eksternal yang bekerja pada fluida. Kita dapat mengembangkan persamaan gerakan untuk
fluida, nyata dengan memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu elemen kecil fluida.
Penurunan persamaan ini, yang disebut persamaan Navier-stokes (Wahyuni, 2012).
Hukum Poiseville berlaku hanya pada aliran fluida laminar dengan viskositas konstan
yang tidak bergantung pada kecepatan fluida. Bila aliran fluida cukup besar, aliran laminar
rusak dan mengalami turbulensi. Kecepatan kritis yang diatasnya dari tabung, jika fluida
mengalir lewat sebuah pipa panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit tekanan
sepanjang akan konstan (Wahyuni, 2012).
Cara penentuan harga kekuatan dalam percobaan ini menggunakan metode Ostwald
yang mana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri
(Wahyuni, 2012).
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas dari
fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian, yaitu : tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung
ukur. Satuan yang digunakan, biasanya massa dalam satuan gram, volume dalam satuan mL =
cm3. Jadi satuan massa jenis adalah dalam g / cm3 (Wahyuni, 2012).
Beberapa cairan mengalir ,dengan alasan yang lain mengalir dengan sangat mudah.
Hambatan dari zat cair untuk mengalir terhadap suatu lapisan lainnya disebut viskositas.
Semakin besar viskositas, maka semakin lambat pula suatu zat cair mengalir. Viskositas
adalah bagian dari tempat dengan yang mana molekul suatu akan menyatu dengan molekul
yang lainnya (Rahmayanti, 2011).
Viskositas kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitas larutan.
Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.Viskositas intrinsik
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-14
BAB II Tinjauan Pustaka
dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan (sp/C) yang
diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi larutan mendekati nol. Dengan demikian nilai
kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas intrinsik (Rahmayanti, 2011).
Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Aliran laminer atau aliran kental
Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
2. Aliran turbulen
Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih
besar.
(Anonim, 2009)
Aliran yang mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang jelas ujung dan
pangkalnya disebut aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris disebut aliran Streamline.
Aliran garis arus adalah aliran yang tiap partikel yang melalui suatu titik mengikuti suatu
garis yang sama seperti partikel-partikel lain melalui titik itu. Selain itu, pada aliran garis arus
arah gerak partikel-partikel itu sama dengan arah aliran secara keseluruhan. Garis yang dilalui
oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini disebut garis arus. Sedangkan, aliran turbulen
ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang arah geraknya berbeda,
bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Jika alirannya merupakan aliran
turbulen maka akan terdapat pusaran-pusaran dalam gerakannya dan lintasan partikelpartikelnya senantiasa berubah. Aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar
melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Anonim, 2012).
II-15
BAB II Tinjauan Pustaka
Secara Umum, pada setiap aliran lapisan-lapisan berpindah pada kecepatan yang
berbeda-beda dan viskositas fluida meningkat dari tekanan geser antara lapisan yang secara
pasti melawan setiap gaya yang diberikan. Hubungan antara tekanan geser dan gradiasi
kecepatan dapat diperoleh dengan mempertimbangkan dua lempeng secara dekat dipisahkan
dengan jarak y, dan dipisahkan oleh unsur homogen. Asumsikan bahwa lempeng sangat besar
dengan luas penampang A, dan efek samping dapat diabaikan, dan lempeng yang lebih rendah
tetap, anggap gaya F dapat diterapkan pada lempeng atas. Jika gaya ini menyebabkan unsur
antara lempeng mengalami aliran geser dengan gradien kecepatan u/y, unsur disebut fluida
(Wikipedia, 2013).
Menurut teori Newton, ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda
padat, badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang berlawanan untuk
mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada
sebuah fluida, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluida mengalir, dan berlanjut
mengalir ketika tekanan diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang
karena perubahan internal energi (Wikipedia, 2013).
Ada banyak bahan yang dapat digunakan sebagai sampel uji dalam praktikum
viskositas, salah satunya adalah hand sanitizer. Dalam era modern, kecenderungan
masyarakat memilih produk-produk yang serba instan dan praktis semakin meningkat. Salah
satu contohnya adalah mencuci tangan. Dewasa ini hand sanitizer hadir sebagai jalan keluar
dari permasalahan mencuci tangan dengan instan jika tidak ditemukannya air atau sabun
pencuci tangan. Banyak merk hand sanitizer yang beredar di pasaran. Hand sanitizer hadir
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-16
BAB II Tinjauan Pustaka
dengan berbagai macam aroma dan bentuk sehingga konsumen semakin dimudahkan dengan
adanya berbagai macam pilihan (Dwianto, 2005).
Hand Sanitizer Antis
Hand Sanitizer merupakan salah satu merk hand sanitizer yang merupakan produk
yang diproduksi oleh PT. Herlina Indah. Antis Hand Sanitizer memiliki bahan aktif Irgasan
DP 300 sebesar 0,1 % (Padmawati, 2012).
Antis adalah produk hand sanitizer (pembersih tangan anti kuman tanpa air) berbasis
alkohol yang efektif membunuh kuman dengan cepat, seperti kuman flu dan diare, dan
juga praktis untuk digunakan dimana saja dan kapan saja. Manfaatnya yaitu :
1. Antis mengandung bahan aktif alkohol dan Irgasan DP-300 yang cepat membunuh
kuman seperti E. coli dan S. aureus.
2. Antis mengandung moisturizer sehingga tangan tidak terasa kering.
3. Bahan dalam antis memiliki efek long lasting untuk memberikan perlindungan dari
kuman selama 2 jam
II-17
BAB II Tinjauan Pustaka
kotor. Komposisi dari hand sanitizer Carrefour ini adalah alkohol, pengental, trietaolamin,
parfum, dan air (Anonim, 2013).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
1. Variabel Bebas
Bahan
:
: Aquadest, Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer Carrefour,
dan Hand Sanitizer Lifebuoy
Suhu
2. Variabel Kontrol
3. Variabel Terikat
III-1
III-2
Bab III Metodologi Percobaan
III.4 Prosedur percobaan
III.4.1 Prosedur Menghitung Harga Viskositas Cairan
1. Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam
waterbath dan mengondisikan aquadest pada variabel suhu 47oC.
2. Menghisap aquadest sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald.
3. Membiarkan aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas.
4. Mencatat waktu yang diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke
batas bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.
5. Mengulangi langkah 1-4 dengan mengondisikan aquadest pada suhu 57oC dan
67oC.
6. Mengulangi langkah 1-5 dengan mengganti aquadest dengan Hand Sanitizer
Antis, Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy.
III.4.2 Prosedur Menghitung Harga Densitas Cairan :
1. Menimbang massa piknometer kosong menggunakan timbangan berat
(timbangan elektrik).
2. Memasukkan aquadest ke dalam piknometer hingga mencapai ukuran
maksimum piknometer, yaitu 10ml.
3. Mengondisikan aquadest pada suhu 47oC.
4. Menimbang massa total piknometer dan aquadest.
5. Mencari massa aquadest dengan cara mencari selisih massa antara piknometer
yang berisi aquadest dan massa piknometer kosong.
6. Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
larutan pada piknometer.
7. Mengulangi langkah 2-6 dengan mengondisikan aquadest pada suhu 57oC dan
67oC.
8. Mengulangi langkah 2-7 dengan mengganti aquadest dengan Hand Sanitizer
Antis, Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy.
III-3
Bab III Metodologi Percobaan
III.5 Diagram Alir
III.5.1 Menghitung Harga Viskositas Cairan
Mulai
Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke batas
bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.
Selesai
III-4
Bab III Metodologi Percobaan
III.5.2 Menghitung Harga Densitas Cairan
Mulai
Selesai
III-5
Bab III Metodologi Percobaan
III.6 Gambar Alat Percobaan
Corong
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pemanas elektrik
Piknometer
Pipet tetes
Stopwatch
Termometer
Timbangan elektrik
Viskometer Ostwald
Waterbath
III-6
Bab III Metodologi Percobaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan viskositas yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas
Variabel
Aquadest
Hand Sanitizer
Antis
Hand Sanitizer
Carrefour
Hand Sanitizer
Lifebuoy
Suhu
Waktu (t1)
Waktu (t2)
(oC)
(s)
(s)
(s)
47
1,31
1,33
1,32
57
1,42
1,37
1,395
67
1,07
1,11
1,09
47
192
182
187
57
209
189
199
67
186
177
181,5
47
371
337
354
57
335
346
340,5
67
349
353
351
47
262
297
279,5
57
283
314
298,5
67
292
273
282,5
IV-1
IV-2
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel IV.1.2 Hasil Perhitungan Densitas
Massa
Variabel
Piknometer
( gram )
Aquadest
Hand Sanitizer
12,5
12,5
Antis
Hand Sanitizer
12,5
Carrefour
Hand Sanitizer
Lifebuoy
12,5
Suhu
(oC )
Massa Pikno
dan Variabel
( gram )
Volume
Densitas
( ml )
( g/ml )
47
22
10
0,95
57
22
10
0,95
67
22
10
0,95
47
22
10
0,95
57
22
10
0,95
67
22
10
0,95
47
21,5
10
0,9
57
21,5
10
0,9
67
21,5
10
0,9
47
21,5
10
0,9
57
21,5
10
0,9
67
21,5
10
0,9
IV-3
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel IV.1.3 Hasil Perhitungan Viskositas Cairan
Waktu
Volume
Viskositas
( C)
(s)
( ml )
(cm)
(cm)
(dyne/cm)
( cp )
47
1,32
0,3
1013253,93
283,7401
57
1,395
0,3
1013253,93
299,8616
67
1,09
0,3
1013253,93
234,3005
Hand
47
187
0,3
1013253,93
40196,51
Sanitizer
57
199
0,3
1013253,93
42775,96
Antis
67
181,5
0,3
1013253,93
39014,26
Hand
47
354
0,3
1013253,93
76093,92
Sanitizer
57
340,5
0,3
1013253,93
73192,04
Carrefour
67
351
0,3
1013253,93
75449,06
Hand
47
279,5
0,3
1013253,93
60079,81
Sanitizer
57
298,5
0,3
1013253,93
64163,94
Lifebuoy
67
282,5
0,3
1013253,93
60724,67
Variabel
Suhu
Aquadest
IV.2 Pembahasan
Percobaan viskositas ini bertujuan untuk menentukan harga koefisien viskositas dari
suatu bahan uji. Viskositas dapat terjadi karena adanya interaksi antarmolekul-molekul cairan.
Bahan uji yang digunakan dalam percobaan viskositas ini adalah aquadest, Hand Sanitizer
Antis, Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy dengan variabel suhu 47oC,
57oC, dan 67oC. Selain untuk menentukan harga koefisien viskositas, percobaan ini juga
bertujuan untuk menghitung nilai densitas dari bahan uji, yaitu aquadest, Hand Sanitizer
Antis, Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy dengan variabel suhu 47oC,
57oC, dan 67oC. Maka dari percobaan ini akan didapatkan hubungan antara suhu, viskositas,
dan densitas zat cair.
IV-4
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
0.97
0.96
0.95
0.94
0.93
0.92
0.91
47
57
Variabel Suhu (C)
67
0,9699
80
0,9718
70
0,97781
60
0,9832
50
0,98807
40
0,9922
30
0,99565
IV-5
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel IV.2.1 menunjukkan pada suhu 47oC densitas dari aquadest adalah
0,989309g/ml, sedangkan densitas aquadest suhu 47oC pada percobaan kami adalah 0,95g/ml.
Pada suhu 57oC nilai densitasnya adalah 0,984661g/ml, sedangkan densitas aquadest suhu
57oC percobaan kami adalah 0,95g/ml. Pada suhu 67oC nilai densitasnya 0,979427g/ml,
sedangkan densitas aquadest suhu 67oC percobaan kami adalah 0,95g/ml.
Hasil yang kami peroleh tidak sesuai dengan nilai densitas aquadest yang terdapat
pada tabel. Hal ini disebabkan karena ketelitian neraca elektrik yang kurang, serta kurang
akuratnya dalam mengamati dan mengukur suhu aquadest. Sehingga nilai densitas aquadest
yang dihasilkan menjadi kurang teliti.
0.97
0.96
0.95
0.94
0.93
0.92
0.91
47
57
Variabel Suhu (C)
67
IV-6
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
Sanitizer Antis dan massa piknometer sehingga dalam menganalisa hasil praktikum, didapat
hasil perhitungan densitas yang tidak sesuai dengan literatur.
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
47
57
Variabel Suhu (C)
67
IV-7
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
47
57
Variabel Suhu (C)
67
IV-8
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
0.96
0.95
Densitas (g/ml)
0.94
0.93
0.92
Aquadest
Hand Sanitizer " Antis"
0.91
0.9
0.89
0.88
0.87
47
57
Variabel Suhu (C)
67
Grafik IV.2.5 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Aquadest, Hand Sanitizer Antis,
Hand Sanitizer Carrefour, Hand Sanitizer Lifebuoy pada Suhu 47oC, 57oC, dan 67oC
Berdasarkan grafik IV.2.5 dapat dilihat bahwa densitas aquadest dan Hand Sanitizer
Antis pada suhu 47oC, 57oC, dan 67oC adalah sama, yaitu 0,95g/ml. Densitas Hand Sanitizer
Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy pada suhu 47oC, 57oC, dan 67oC juga memiliki nilai
yang sama, yaitu 0,9g/ml. Artinya semakin tinggi suhu fluida zat cair, harga densitanya adalah
tetap. Urutan bahan yang memiliki densitas terbesar hingga terkecil ialah dari aquadest dan
Hand Sanitizer Antis, lalu Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy. Dalam hal
ini aquadest dan Hand Sanitizer Antis memiliki densitas paling besar dikarenakan aquadest
dan Hand Sanitizer Antis memiliki molekul yang lebih rapat dan tidak cepat memuai.
Sedangkan Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy memiliki molekul yang
lebih renggang dan cepat memuai.
Dalam percobaan yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa suhu tidak
memengaruhi densitas suatu fluida zat cair. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu semakin rendah densitasnya. Ini dikarenakan pada
saat suhu meningkat, molekul dalam zat cair akan bergerak cepat dikarenakan tumbukan
antarmolekul, sehingga molekul dalam zat cair menjadi merenggang dan massa jenis akan
semakin kecil (Chang, 2005).
IV-9
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena kurang akuratnya dalam mengamati dan
mengukur suhu dan kurang telitinya dalam menghitung massa sampel dan massa piknometer
sehingga dalam menganalisa hasil praktikum, didapat hasil perhitungan densitas yang tidak
sesuai dengan literatur. Kurangnya ketelitian dari neraca elektrik yang tersedia juga
merupakan faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan literatur.
350
Viskositas ( cp )
300
250
200
150
100
50
0
47
57
Suhu ( oC )
67
IV-10
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
0.4336
60
0.4664
55
0.5033
50
0.5456
45
0.5943
40
0.6510
sedangkan viskositas aquadest suhu 47oC pada percobaan yang kami lakukan adalah
283,7401 cp. Pada suhu 57oC adalah 0.49016cp, sedangkan viskositas aquadest suhu 57oC
pada percobaan yang kami lakukan adalah 299,8616cp. Pada suhu 67oC adalah 0,42307cp,
sedangkan viskositas aquadest suhu 67oC pada percobaan yang kami lakukan adalah
234,3005cp.
Jika kedua hasil dibandingkan terdapat ketidaksesuaian hasil dimana dalam tabel
viskositas aquadest semakin tinggi suhu aquadest maka viskositasnya semakin kecil,
Sedangkan dalam percobaan yang kami lakukan, viskositas mengalami perubahan yang
fluktual atau naik turun ketika suhu ditingkatkan. Ketidaksesuaian terdapat pada besar nilai
viskositas yang berbeda jauh. Hal ini disebabkan waktu yang dibutuhkan aquadest untuk
mengalir dari batas atas hingga batas bawah viskometer sangat cepat, sehingga penghitungan
waktunya kurang akurat.
IV-11
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
44000
Viskositas ( cp )
43000
42000
41000
40000
39000
38000
37000
47
57
Suhu (oC)
67
Grafik IV.2.7 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Antis
Berdasarkan grafik IV.2.7 dapat dinyatakan bahwa hubungan suhu dengan viskositas
Hand Sanitizer Antis, dari percobaan diperoleh data pada suhu 47oC viskositas Hand Sanitizer
Antis adalah 40196,51cp, pada suhu 57oC viskositas Hand Sanitizer Antis sebesar
42775,96cp, dan pada saat suhu 67oC viskositasnya sebesar 39014,26cp. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa viskositas mengalami perubahan yang fluktual atau naik turun ketika
suhu ditingkatkan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin
cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya (Wahyuni, 2012).
Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena kurang akuratnya dalam mengamati dan
mengukur suhu dan kurang telitinya dalam menghitung waktu mengalirnya Hand Sanitizer
Antis dari batas hingga batas bawah viskometer, sehingga dalam menganalisa hasil praktikum
didapat hasil perhitungan viskositas yang tidak sesuai dengan literatur.
IV-12
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
76500
76000
Viskositas ( cp )
75500
75000
74500
74000
73500
73000
72500
72000
71500
47
57
Suhu ( oC )
67
Grafik IV.2.8 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Carrefour
Berdasarkan grafik IV.2.8 dapat dinyatakan bahwa hubungan suhu dengan viskositas
Hand Sanitizer Carrefour, dari percobaan diperoleh data pada suhu 47oC viskositasnya
sebesar 76093,92cp, pada suhu 57oC viskositasnya sebesar 73192,04cp, dan pada saat suhu
67oC viskositasnya sebesar 75449,06cp. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa viskositas
mengalami perubahan yang fluktual atau naik turun ketika suhu ditingkatkan. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa viskositas berbanding terbalik dengan suhu.
Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan
menurun kekentalannya. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah viskositasnya. Dari
analisa data diatas, dapat diketahui bahwa suhu memengaruhi koefisien viskositas larutan,
dimana semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositasnya semakin menurun
(Wahyuni, 2012).
IV-13
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
65000
Viskositas ( cp )
64000
63000
62000
61000
60000
59000
58000
47
57
Suhu ( oC )
67
Grafik IV.2.9 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Hand Sanitizer Lifebuoy
Berdasarkan grafik IV.2.9 dapat dilihat bahwa hubungan suhu dengan viskositas
Hand Sanitizer Lifebuoy, diperoleh data pada suhu 47oC viskositasnya sebesar 60079,81cp,
pada suhu 57oC viskositasnya sebesar 64163,94cp, dan pada saat suhu 67oC viskositasnya
sebesar 60724,67cp. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa viskositas mengalami
perubahan yang fluktual atau naik turun ketika suhu ditingkatkan. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik
maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah viskositasnya. Dari analisa data
diatas, dapat diketahui bahwa suhu memengaruhi koefisien viskositas larutan, dimana
semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositasnya semakin menurun (Wahyuni, 2012).
Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena kurang akuratnya dalam mengamati dan
mengukur suhu dan kurang telitinya dalam menghitung waktu mengalirnya Hand Sanitizer
Lifebuoy dari batas hingga batas bawah viskometer, sehingga dalam menganalisa hasil
praktikum didapat hasil perhitungan viskositas yang tidak sesuai dengan literatur.
Dari hasil percobaan viskositas yang telah dilakukan, diperoleh tiga grafik yang
menghubungkan antara suhu dengan viskositas larutan.
IV-14
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
80000
Viskositas ( cp )
70000
Aquadest
60000
Hand Sanitizer
Antis
Hand Sanitizer
Carrefour
Hand Sanitizer
Lifebuoy
50000
40000
30000
20000
10000
0
47
57
67
Suhu ( oC )
Grafik IV.2.10 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Aquadest, Hand Sanitizer Antis,
Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer Lifebuoy pada Suhu 47oC, 57oC, dan 67oC
Berdasarkan grafik IV.2.10 dapat diketahui bahwa hubungan antara suhu dengan
viskositas aquadest, Hand Sanitizer Antis, Hand Sanitizer Carrefour, dan Hand Sanitizer
Lifebuoy pada suhu 47oC, 57oC, dan 67oC adalah berbanding terbalik. Artinya semakin tinggi
suhu fluida zat cair, maka harga koefisien viskositas dan harga dari viskositas itu sendiri
cenderung semakin menurun. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa suhu juga memengaruhi
viskositas suatu fluida zat cair.
Dari data tersebut, zat cair dengan viskositas paling besar hingga yang paling kecil
adalah adalah Hand Sanitizer Carrefour, Hand Sanitizer Lifebuoy, Hand Sanitizer Antis, dan
aquadest. Hal tersebut dikarenakan Hand Sanitizer Carrefour mempunyai harga koefisien
yang tinggi sehingga berpengaruh pada viskositas kekentalan zat cair tersebut. Berbeda
dengan aquadest yang memiliki harga koefisien kecil sehingga viskositas dari aquadest
tersebut juga kecil. Pada zat cair pengaruh suhu terhadap viskositas adalah semakin tinggi
suhu menyebabkan viskositas semakin kecil. Ini terjadi karena dengan menaiknya suhu,
kecenderungan zat cair untuk menguap semakin besar atau tekanan uap larutan semakin besar.
Dengan demikian jarak antar molekul pada zat cair tersebut menjadi semakin renggang dan
gaya gesek pun (viskositas) menjadi lebih kecil. Selain itu, ini disebabkan gaya-gaya kohesi
pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-15
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut
(Wahyuni, 2012).
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan viskositas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada suhu 470 larutan aquadest memiliki viskositas sebesar 283,7401cp, pada suhu 57
o
C diperoleh viskositas sebesar 299,8616cp, dan pada suhu 67oC diperoleh viskositas
sebesar 234,3005cp. Pada suhu 47oC Hand Sanitizer Antis diperoleh viskositas sebesar
40196,51cp, pada suhu 57oC diperoleh viskositas sebesar 42775,96cp, dan pada suhu
67oC diperoleh viskositas sebesar 39014,26cp. Pada suhu 47oC Hand Sanitizer
Carrefour diperoleh viskositas sebesar 76093,92cp, pada suhu 57oC diperoleh
viskositas sebesar 73192,04cp, dan pada suhu 67oC diperoleh viskositas sebesar
75449,06cp. Sedangkan pada suhu 47oC Hand Sanitizer Lifebuoy diperoleh viskositas
sebesar 60079,81cp, pada suhu 57oC diperoleh viskositas sebesar 64163,94cp, dan pada
suhu 67oC diperoleh viskositas sebesar 60724,67cp.
2. Pada suhu 47oC aquadest diperoleh densitas sebesar 0,95g/ml, pada suhu 57oC
diperoleh densitas sebesar 0,95g/ml dan pada suhu 67oC diperoleh densitas sebesar
0,95 g/ml. Pada suhu 47oC Hand Sanitizer Antis diperoleh densitas sebesar 0,95g/ml,
pada suhu 57oC diperoleh densitas sebesar 0.95g/ml dan pada suhu 67oC diperoleh
densitas sebesar 0,95g/ml. Pada suhu 47oC Hand Sanitizer Carrefour diperoleh densitas
sebesar 0,9g/ml, pada suhu 57oC diperoleh densitas sebesar 0,9g/ml, dan pada suhu
67oC diperoleh densitas sebesar 0,9g/ml. Sedangkan pada suhu 47oC Hand Sanitizer
Lifebuoy diperoleh densitas sebesar 0,9g/ml, pada suhu 57oC diperoleh densitas
sebesar 0,9g/ml, dan pada suhu 67oC diperoleh densitas sebesar 0,9g/ml.
3. Urutan densitas dari yang tinggi ke rendah, yaitu aquadest dan Hand Sanitizer Antis,
lalu Hand Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy. memiliki molekul yang
lebih renggang dan cepat memuai. Hal ini dikarenakan aquadest dan Hand Sanitizer
Antis memiliki molekul yang lebih rapat dan tidak cepat memuai. Sedangkan Hand
Sanitizer Carrefour dan Hand Sanitizer Lifebuoy
4. Urutan viskositas dari yang tinggi ke rendah, yaitu Hand Sanitizer Carrefour, Hand
Sanitizer Lifebuoy, Hand Sanitizer Antis, dan aquadest. Hal tersebut dikarenakan Hand
Sanitizer Carrefour mempunyai harga koefisien yang tinggi sehingga berpengaruh pada
viskositas zat cair tersebut. Berbeda dengan aquadest yang memiliki harga koefisien
kecil sehingga viskositas dari aquadest tersebut juga kecil.
V-1
V-2
BAB V Kesimpulan
5. Faktor yang memengaruhi percobaan yaitu, tekanan, temperatur, kehadiran zat lain,
ukuran dan berat molekul, massa jenis, dan konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Angraeni,
G.
(2010).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
http://www.ginaangraeni10.wordpress.com/
Anonim.
(2009,
September
29).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
http://belajarviskositas.blogspot.com/
Anonim.
(2011,
Mei
22).
Retrieved
Januari
1,
2014,
from
http://bigbasket.com/pd/270417/lifebuoy-hand-sanitizer-moisturiser-vitamin-e-55-mlbottle/
Mandasari,
W.
(2011).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
2013,
from
http://www.wenimandasari.blogspot.com/
Polban,
H.
(2012).
Retrieved
Desember
16,
http://himkalpolban.wordpress.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuanviskositas/
Purba,
I.
(2012,
April
12).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
http://imfran.imfranpurba.blogspot.com/2012/04/laporan-viskositas-praktikumsatuan.html
Rahmayanti,
Y.
(2011,
Desember
19).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
http://yellisblog.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-kimia-fisika.html
Sukardjo.1997.Kimia Fisika 1.Jakarta:Rineka Cipta
Wahyuni,
I.
T.
(2012,
Oktober
12).
Retrieved
Desember
16,
2013,
from
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-viskositas-zat-cair.html
Wikipedia.
(2013,
Oktober
14).
Retrieved
http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas
vi
Desember
16,
2013,
from
DAFTAR NOTASI
SIMBOL
KETERANGAN
SATUAN
Koefisien Viskositas
cp
phi
cm
Tekanan
dyne/cm
Jari-Jari
cm
Waktu
sekon
Panjang
cm
Volume
ml
Massa Jenis
g/ml
Massa
gram
vii
APPENDIKS
Perhitungan densitas
1. Aquadest
Suhu 47oC :
=
=
=
= 0,95 g/ml
Suhu 57oC :
=
= 0,95 g/ml
Suhu 67oC :
=
= 0,95 g/ml
viii
= 0,95 g/ml
Suhu 57oC :
=
= 0,95 g/ml
Suhu 67oC :
=
=
=
= 0,95 g/ml
=
=
= 0,9 g/ml
Suhu 57oC :
=
=
=
= 0,9 g/ml
ix
Suhu 67oC :
=
=
=
= 0,9 g/ml
=
=
= 0,9 g/ml
Suhu 57oC :
=
=
=
= 0,9 g/ml
Suhu 67oC :
=
=
=
= 0,9 g/ml
=
= 283,7401 cp
Suhu 57oC :
=
=
= 299,8616 cp
Suhu 67oC :
=
=
= 234,3005 cp
=
= 40196,51 cp
Suhu 570C :
=
xi
=
= 42775,96 cp
Suhu 67oC :
=
=
= 39014,26 cp
=
= 76093,92 cp
Suhu 57oC :
=
=
= 73192,04 cp
Suhu 67oC :
=
=
= 75499,06 cp
xii
=
= 60079,81 cp
Suhu 57oC :
=
=
= 64163,94 cp
Suhu 67oC :
=
=
= 60724,67 cp
-0,01239 = 9,8807-10
10
= 9,8807+0,01239
= 0,989309 g/ml
Suhu 57oC :
xiii
-0,01461 = 9,832-10
10
= 9,832+0,01461
= 0,984661 g/ml
Suhu 67oC :
-0,01617 = 9,7781-10
10
= 9,7781+0,01617
= 0,979427 g/ml
-0,4431 = 5,456-10
10
= 5,456+0,4431
= 0,58991 cp
Suhu 57oC :
-0,2376 = 4,664-10
10
= 4,664+0,2376
= 0,49016 cp
Suhu 67oC :
xiv
-0,1857 = 4,045-10
10
= 4,045+0,1857
= 0,42307 cp
xv