Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No.

ISSN 1858-4330

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER


(Studi Kasus pada Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kelurahan Borongloe,
Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa)

Analyse of the effort broiler chicken


(Case Study at Effort chicken Broiler in Kelurahan Borongloe,
Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa)
Muhammad Yunus 1), Muh. Amir Saade 2), dan Kartika Ekasari Z 2)
1) Tenaga Teknis pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
2) Dosen pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan peternak yang diperoleh dari usaha
ayam broiler dan untuk mengetahui kelayakan usaha beternak ayam broiler. Peluang
investasi agribisnis ayam broiler memiliki prospek yang cukup cerah untuk masa yang
akan datang. Yang perlu diperhatikan dalam mengantisipasi terjadinya kegagalan/kerugian
dalam usaha peternakan yaitu melakukan analisis usaha untuk mengetahui besarnya biaya
(modal) yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diterima oleh peternak, serta
jumlah ternak yang diusahakan agar usaha tersebut dapat memberikan pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kelurahan Borongloe
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa didapatkan pendapatan Rp. 7.103.300/
periode, dan R/C Ratio 1,08. Dengan demikian usaha peternakan ayam broiler layak untuk
dikembangkan.
Kata kunci: analisis usaha, ayam broiler
ABSTRACT
This Research aim to identify the income of farmer was obtained from effort of broiler
chicken and to identify of elegibility of broiler chicken effort. The opportunity of
agribisnis invesment of broiler chicken have a good prospect in future. What require to be
attention for to anticipating of happening of failure / loss in effort of farm that is conduct
the analysis of effort to identify the sum of expense (modal) and the sum of income has
accepted by farmer, and also sum up the livestock laboured by to the effort can give the
incomes. Based on result of analyse at Effort Poultry Broiler in Kelurahan Borongloe,
Kecamatan District, Kabupaten Gowa has get incomes Rp. 7.103.300 / period, and R / C
Ratio 1,08. Thereby the effort a poultry broiler elegible to be developed.
Keywords: effort analyse, broiler chicken
PENDAHULUAN
Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang bertujuan untuk menyediakan
pangan hewani berupa daging, susu, dan
telur, meningkatkan pendapatan peternak,
meningkatkan devisa dan memperluas
kesempatan kerja, sehingga pada masa
54

yang akan datang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan perekonomian bangsa.
Untuk meningkatkan penyediaan protein
hewani asal ternak terutama daging ayam,
maka peranan ayam broiler sebagai salah
satu komoditi ternak penghasil daging
sudah tidak disanksikan lagi kehadirannya

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1

ISSN 1858-4330

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat


akan protein hewani, sebab ayam broiler
memiliki percepatan tumbuh yang cepat
dengan berat badan yang tinggi mampu
mengimbangi laju kebutuhan masyarakat
yang semakin tinggi pula. Di samping itu,
dengan harga yang lebih murah daging
ayam dapat mensubtitusi kebutuhan
daging yang berasal dari ternak besar
maupun ternak kecil (Cahyono, 2001).

gagalan. Misalnya diakibatkan oleh


pengelolaan tenaga kerja, lagipula kesibukan di peternakan sifatnya temporer.
Kesibukan utama peternak dalam usaha
peternakan ayam broiler terjadi pada saat
pemberian pakan, selebihnya hanya menjalankan fungsi pengawasan dan pencegahan penyakit (Rasyaf, 2004).

Mengingat daging ayam telah menjadi


suatu kebutuhan yang relatif harus dijamin
ketersediaannya setiap hari, maka konsumsi akan terus meningkat. Perkiraan ini
ditarik dari kondisi perekonomian masyarakat yang makin membaik dengan makin
meningkatnya pendapatan per kapita
(Anonim, 2000).
Lebih lanjut dikatakan bahwa peluang
investasi agribisnis ayam broiler memiliki
prospek yang cukup cerah untuk masa
yang akan datang. Investasi ayam broiler
di sub sektor peternakan sangat prospektif
karena terdapat beberapa kecenderungan,
yaitu; 1) Daging unggas makin diminati
oleh konsumen dengan alasan kesehatan
(kandungan kolesterol relatif lebih
rendah), 2) Konsumsi daging per kapita
karena harga relatif murah, 3) Produksi
daging dalam negeri hampir seluruhnya
dikonsumsi di dalam negeri, bahkan
terjadi kekurangan suplay sehingga terjadi
impor, baik ternak besar maupun daging
ayam, dan 4) Daging ayam menempati
posisi pertama dalam pemenuhan permintaan dan konsumsi daging.

Suharno (2003), mengemukakan bahwa


penentuan jumlah tenaga kerja harus
dilakukan secara hati-hati. Untuk peternakan ayam yang masih menggunakan
peralatan manual, satu orang teknisi
kandang mampu menangani 2.000 ekor
ayam. Sedangkan di negara yang sistem
peternakan sudah serba otomatis, satu
orang teknisi bisa menangani 8.000 ekor
ayam.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
mengantisipasi terjadinya kegagalan/ kerugian dalam usaha peternakan yaitu
melakukan analisis usaha untuk mengetahui besarnya biaya (modal) yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang
diterima oleh peternak, serta jumlah
ternak yang diusahakan agar usaha tersebut dapat memberikan pendapatan.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pendapatan peternak yang diperoleh dari usaha ayam
broiler
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha
beternak ayam broiler.
BAHAN DAN METODE

Suharno (2003), menyatakan bahwa perkembangan usaha ayam broiler tersebut


didukung oleh makin kuatnya industri
hulu, seperti perusahaan pembibitan
(breeding farm), perusahaan pakan ternak
(feed mill), perusahaan obat hewan, dan
peralatan peternakan.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada


Usaha Peternakan Ayam Broiler CV. Bina
Ternak di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
yang dimulai tanggal 6 Maret sampai
dengan tanggal 30 Mei 2006.

Besarnya pendapatan yang diperoleh dari


usaha beternak ayam broiler, banyak pula
sebab yang dapat mengakibatkan ke-

Jenis Penelitian
Kualifikasi penelitian adalah deskriptif
kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan/mendeskriptifkan variabel-va55

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1

ISSN 1858-4330

riabel penelitian seperti, harga produksi,


penerimaan, biaya variabel, dan biaya
tetap, yang dikeluarkan peternak.

dengan kandang lainnya, sehingga terhindar dari penyebaran penyakit.

Teknis Pengumpulan Data


Adapun teknis pengumpulan data pada
kegiatan penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan proses
pemeliharaan ayam broiler
2. Wawancara dengan peternak untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang
akan dilaksanakan

a. Tempat Pakan

Analisis Data
Metode analisis data yang akan digunakan
adalah perhitungan pendapatan, dan perhitungan kelayakan usaha (Soekartawi,
1995):
1. Pendapatan digunakan rumus :
= TR TC
= Pendapatan
TR = Total revenue (total penerimaan)
TC = Total cost ( Total biaya)
2. Analisis Kelayakan Usaha (R/C Ratio)
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu
usaha, digunakan rumus R/C Ratio yaitu
dengan cara membandingkan tingkat pendapatan yang diperoleh dengan modal
yang harus dikeluarkan. Layak tidaknya
usaha, biasanya dihitung dengan standar
R/C Ratio > 1.
R/C ratio =

Total biaya yang dikeluarkan


Total penerimaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kandang dan Peralatan Kandang
Kenyamanan kandang
oleh letak bangunan
memenuhi persyaratan,
jauh dari pemukiman,
bagi kesehatan ternak

56

Kandang yang digunakan terdiri dari 2


unit berbentuk panggung dengan menggunakan lantai dari bilahan bambu. Ukuran 2 unit bangunan kandang masingmasing 8 m x 81 m dengan kapasitas 5000
ekor ayam, dan 8 m x 28 m dengan
kapasitas 2000 ekor. Setiap kandang
terdiri dari sekat bambu dengan ukuran 8
m x 8 m dengan kapasitas 550 ekor.
Sedangkan kapasitas untuk 1 m2 adalah
8 9 ekor. Sedangkan peralatan kandang
yang digunakan adalah sebagai berikut :

sangat ditentukan
kandang. untuk
kandang dibangun
memenuhi syarat
karena berjauhan

Tempat pakan yang digunakan terbuat


dari plastik sehingga mudah dibersihkan.
Pada umur 1 9 hari tempat pakan yang
digunakan berbentuk bulat (baki) sebanyak 72 buah, sedangkan umur 10 sampai
panen menggunakan tempat pakan gantung sebanyak 240 buah.
b. Tempat Air Minum
Tempat air minum terbuat dari plastik,
dengan pengisian air secara otomatis,
sehingga lebih efektif dan menghemat
tenaga. Setiap kotak dalam kandang
menggunakan 8 buah tempat minum.
c. Pemanas
Sumber panas berasal dari kompor
minyak tanah yang dilengkapi dengan
seng berbentuk lingkaran yang menyerupai tudung. Seng berfungsi untuk menyebarkan panas dalam brooder. Pada
umur ayam 1 2 hari, pemanas dinyalakan 24 jam dengan suhu antara 35
390C. Pemanas dihentikan setelah ayam
berumur 12 hari, dan disesuaikan keadaan
suhu dalam kandang.
Lampu hanya digunakan sebagai penerangan pada malam hari dalam kandang.
Untuk kandang dengan kapasitas 5000
ekor menggunakan 38 buah balon dengan
kekuatan 10 watt, sedangkan untuk
kandang kapasitas 2000 ekor meng-

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1

ISSN 1858-4330

gunakan 19 buah balon dengan kekuatan


10 watt.

(umur 1 hari 3 minggu) dan fase pemeliharaan finisher (umur 4 minggu sampai panen).

Proses Pemeliharaan

Setelah DOC datang, hal yang harus


dilakukan pertama kali menyalakan
pemanas. Kemudian pemberian air minum
yang dicampur dengan air gula merah
untuk mengembalikan kondisi ayam dan
mengobati stress selama perjalanan. Dan
biarkan ayam minum selama 2 jam,
setelah itu baru diberikan pakan sedikit
demi sedikit. Pemberian pakan dilakukan
2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore
hari. Apabila air gula sudah habis, maka
diganti dengan air biasa. Pada umur 2 hari
brooder diperluas disesuaikan dengan
pertumbuhan ayam.

a. Persiapan kandang
Persiapan kandang merupakan awal dari
proses pemeliharaan ayam. Persiapan
kandang yang baik menentukan berhasil
tidaknya dalam pemeliharaan, mengingat
kesehatan ternak juga tergantung dari
kenyamanan hidupnya dalam kandang.
Persiapan kandang dimulai dari pembersihan atau pencucian dari kotoran
ternak sebelumnya, baik lantai kandang
maupun kolong kandang. Untuk lebih
menjamin kebersihan kandang, kolong
kandang ditaburi kapur untuk membunuh
jamur dan mikroba yang merugikan.
Langkah selanjutnya adalah pemasangan
tirai. Tujuan dari pemasangan tirai ini
adalah untuk menjaga suhu dalam
kandang serta menghindari cuaca buruk.
Tirai dipasang sedemikian rupa untuk
mempermudah membuka dan menutup
apabila terjadi perubahan cuaca atau suhu
dalam kandang, sehingga suhu dalam
kandang dapat terjaga sesuai dengan
kebutuhan ayam.
Persiapan selanjutnya adalah pemasangan
brooder (indukan), tempat pakan, dan
tempat air minum. Tempat pakan dan
tempat air minum dipasang secara
berselang-seling. Sedangkan pemanas dipasang di tengah-tengah brooder.
Persiapan terakhir adalah fumigasi kandang. Bahan yang digunakan adalah
formalin yang dicampur dengan air
dengan dosis 1 : 10 lalu disemprotkan ke
seluruh bagian kandang. Setelah semua
persiapan kandang selesai, maka DOC
siap dimasukkan.

b. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan ayam broiler, dikenal
dua fase yaitu fase pemeliharaan starter

Komposisi pakan pada umur starter adalah


protein 23 % dan ME 2.800 3.000 kkal.
Kandungan gizi pakan lebih tinggi dibandingkan pada fase finisher, mengingat
pada umur tersebut merupakan masa
pertumbuhan dan pembentukan jaringan
tubuh.
Setelah ayam berumur 10 hari, tempat
pakan dan air minum digantung. Brooder
dilepas dan diganti dengan sekat yang
terbuat dari bambu. Tirai dibuka setengah
dan pada malam hari tirai kandang ditutup
kembali. Pada umur 16 hari, alas kandang
(litter) dilepas seluruhnya.
Fase finisher atau pemeliharaan masa
akhir adalah fase dimana ayam berumur 4
minggu sampai panen. Yang berbeda pada
pemeliharaan fase starter adalah pemberian pakan. Di mana pada fase ini
kandungan gizi pakan yang dibutuhkan
adalah protein 21 % dan ME 3000 3200
kkal. Kandungan protein relatif lebih
rendah dibandingkan dengan fase starter,
mengingat pada fase ini ayam telah
mencapai titik akhir pertumbuhan. Sedangkan kandungan metabolisme energinya lebih tinggi untuk mencapai bobot
badan yang maksimal pada saat dipasarkan.
57

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1

ISSN 1858-4330

Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari,


yaitu pada pagi hari dan sore hari.
Sedangkan air minum diberikan secara
adlibitum

ekor dengan tingkat mortalitas 4,03 %


(282 ekor).

Selama proses pemeliharaan, kesehatan


ayam perlu mendapatkan perhatian. Upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian vitamin, obat-obatan dan vaksinasi
yang teratur. Pemberian vitamin dilakukan
apabila terjadi perubahan cuaca untuk
menghindari terjadinya stress pada ayam.
Sedangkan pemberian vaksin yaitu vaksin
ND yang dicampur langsung dengan air
minum dan diberikan pada pagi hari.

Analisis usaha merupakan bagian yang


penting yang perlu dilakukan dalam suatu
usaha agar dapat menghitung kebutuhan
modal, biaya, dan pendapatan yang
diperoleh. Adapun analisis dari usaha
ayam broiler adalah, sebagai berikut :

Panen dilakukan pada umur 32 - 36 hari,


di mana ayam sudah mencapai berat ratarata 1,75 kg/ekor. Dari data produksi
diperoleh hasil penjualan sebanyak 6718

c. Analisis Usaha

1. Biaya produksi
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan selama proses pemeliharaan
berlangsung. Adapun biaya yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Tabel 2. berikut:

Tabel 1. Besarnya Biaya Tetap yang Dikeluarkan untuk Populasi 7000 Ekor
Biaya Tetap
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
- Sewa Tanah
1.000.000/ha/tahun
200.000,48.000.000
- Kandang 2 unit
- Peralatan kandang
27.500.000
Nilai Penyusutan :
1.720.000,- Penyusutan kandang
- Penyusutan peralatan kandang
1.143.200,250.000/bulan
500.000,- Listrik
Jumlah Biaya Tetap
Rp. 3.563.200
Sumber Data : Usaha Peternakan Ayam Broiler CV. Bina Ternak, 2006
Tabel 2. Besarnya Biaya Variabel yang Dikeluarkan untuk Populasi 7000 Ekor
Jml
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Biaya Operasional
- DOC
7000 ekor
2.750,19.250.000,- Pakan
19.860 kg
3021,60.000.000,- Obat-obatan
975.500,- Minyak tanah
240 liter
3.000,720.000,5 liter
10.000,50.000,- Formalin
- Gula merah
1 kg
10.000,10.000,- Sekam
200 krng
1400,280.000,2.100.000,- Upah tenaga kerja 5 orang
Jumlah Biaya Operasional
Rp. 83.385.500
Sumber Data : Usaha Peternakan Ayam Broiler CV. Bina Ternak, 2006

58

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1

ISSN 1858-4330

Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel

KESIMPULAN

= Rp. 3.563.200 + Rp. 83.385.500


= Rp. 86.948.700

1. Pendapatan peternak yang diperoleh


dari usaha ayam broiler dengan
populasi 7000 ekor adalah Rp.
7.103.300/periode, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 86.948.700, dan
penerimaan sebesar Rp. 94.052.000,persentase mortalitas 4,03 %.
2. Usaha peternakan ayam broiler layak
untuk dikembangkan dengan R/C
Ratio 1,08. Artinya setiap mengeluarkan biaya Rp. 1.00,- akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 1,08.

2. Nilai produksi
- Jumlah ayam terjual 6.718 ekor
- Berat rata-rata 1,75 kg/ekor
- Harga per kg Rp. 8.000
Total nilai produksi :
= 6.718 ekor x 1,75 kg x Rp. 8.000
= Rp. 94.052.000,-

3. Nilai Pendapatan (NP)


NP = Nilai Produksi Total Biaya
= Rp. 94.052.000 Rp. 86.948.700
= Rp.7.103.300/periode

4. Analisis kelayakan usaha (R/C Ratio)


Total biaya yang dikeluarkan
= Rp. 86.948.700
Total penerimaan/pendapatan
= Rp. 94.052.000
R/C Ratio :

Rp 94.052.000
=
Rp 86.948.700
= 1,08
Dari hasil 1,08, usaha peternakan ayam
broiler layak untuk dikembangkan.
Artinya, setiap pengeluaran biaya sebesar
Rp. 1,00 maka akan diperoleh pendapatan
sebesar Rp. 1,08,-

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. Investasi Agribisnis


Komoditas Unggulan Peternakan.
Badan Agribisnis Deptan Bekerja
sama dengan Kanisius, Jakarta.
Cahyono, B, 2001. Cara Meningkatkan
Budidaya Ayam Ras Pedaging.
Rasyaf, M, 2004. Beternak Ayam
Pedaging. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani.
Universitas
Indonesia
Press,
Jakarta.
Suharno, B. 2003. Kiat Sukses Berbisnis
Ayam. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta.

59

Anda mungkin juga menyukai