Disusun oleh:
Indah Putri
P17335114049
TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu memformulasi, membuat, dan mengevaluasi sediaan steril infus intravena
dengan bahan aktif Natrium Bikarbonat 1,39%
AI.
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini
dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga
farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid),
cair (liquid). Adapula istilah sediaan parenteral dan non parenteral. Sediaan
parenteral yaitu sediaan steril yang dimaksudkan untuk pemberian melalui injeksi,
infus, atau implan ke dalam tubuh. (Agoes, 2013)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau selaput lendir.
(Syamsuni, 2006). Sediaan parenteral terdiri dari sediaan perenteral volume besar
dan sediaan parenteral volume kecil. Sediaan parenteral volume besar disebut
sebagai infus intravena, yaitu dengan rute pemberian melalui intravena.
Infundabilia atau infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau
emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan
disuntikkan langsung dalam vena dalam volume relatif banyak. Tujuan pemberian
infus intravena diantaranya untuk mengganti cairan tubuh dan mengimbangi jumlah
elektrolit dalam tubuh, dapat diberikan dengan maksud untuk penambahan
kalori,dan sebagai obat, diberikan dalam julah besar dan terus-menerus jika tidak
dapat disuntikkan secara biasa. (Syamsuni, 2006)
Sediaan yang dibuat yaitu infus intravena dengan bahan aktif Natrium
Bikarbonat. Kadar yang digunakan yaitu 1,39%. Natrium bikarbonat cepat
menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi. Karbon dioksida (CO 2)
yang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan sendawa. Natrium bikarbonat
sudah jarang digunakan sebagai antacid. Obat ini digunakan untuk mengatasi
asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus. (Syarif, 2012)
BI.
TINJAUAN PUSTAKA
2
INFUS
Definisi
-
ml.
BP 2009, vol 3, 6552
Infus merupakan sediaan steril, berupa larutan atau emulsi dengan air
sebagai fase kontinu; biasanya dibuat isotonis dengan darah. Prinsipnya
infus dimaksudkan untuk pemberian dalam volume yang besar. Infus
tidak mengandung tambahan berupa pengawet antimikroba.Larutan
untuk infus, diperiksa secara visibel pada kondisi yang sesuai adalah
jernih dan praktis bebas partikel-partikel. Emulsi pada infus tidak
menunjukkan adanya pemisahan fase.
Perbedaan infus dan injeksi (Syamsuni, 2006)
Keterangan
Maksud
Volume
Alat dan cara
Waktu
Pembawa
Isohidris
Isotonis
Isoioni
Bebas pirogen
Kemasan
Panambahan dapar
Injeksi
Bentuk injeksi
Antara 1ml-10ml
Injeksi
Sebentar
Air, etanol, minyak
Sedapat mungkin
Sedapat mungkin
Tidak selalu
Tidak selalu
Wadah tunggal atau ganda
Boleh
Infus Intravena
Infus tujuan infusi
Lebih dari 10ml
Infus atau transfusi
Lama
Hanya air
Harus
Harus
Harus
Harus
Wadah tunggal
Tidak boleh
2.
3.
4.
5.
6.
Kerugian yg lain:
1. Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih tidak disukai oleh pasien .
2. Obat yang telah diberikan secara intravena tidak dapat ditarik lagi
3. Lebih mahal daripada bentuk sediaan non sterilnya karena lebih
ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen,
jernih, praktis bebas partikel).
Faktor penting (Syamsuni, 2006)
Persyaratan Infus Intravena:
a. Sediaan (dapat berupa larutan/emulsi) harus steril
Injeksi harus memenuhi syarat Uji Sterilitas yang tertera pada Uji
Keamanan Hayati.
b. Bebas pirogen
Untuk sediaan lebih dari 10 ml, memenuhi syarat Uji Pirogenitas yang
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
osmotik,
disyaratkan
untuk
mencantumkan
kadar
(M/A).
Emulsi untuk infus intravena setelah dikocok harus homogen dan tidak
menunjukkan pemisahan fase, diameter globul fase terdispersi untuk
infus intravena harus dinyatakan.
4
FORMULASI
1. Bahan aktif Natrium Bikarbonat
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Hidro
lisis
Caha
ya
pH
Penyimpana
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : garam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : larutan
Cara sterilisasi sediaan : sterilisasi akhir (panas lembab dengan autoklaf selama
15 menit pada suhu 1210C dan tekanan 15 Psi)
(HOPE 6th Edition page 631)
Kemasan : botol infus kaca bening 500 ml
2. Aqua pro injection
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Kegunaan
Inkompabilitas
Kelarutan
Stabilitas
Kegunaan
Inkompabilitas
V.
PENDEKATAN FORMULA
No.
Nama Bahan
Natrium Bikarbonat
Jumlah
1,56%
b
v
Kegunaan
Bahan aktif
Ad 100%
2
VI.
v
v
pembawa
kadar=
9,96 g
650 ml
x 100%= 1,53%
b. Perhitungan tonisitas
Natrium bikarbonat 1,46% terhadap pengisotonis NaCl 0,9%
E1%= 0,65 (Farmakope Indonesia edisi IV hal 1251)
Tonisitas= E x C= 0,65 x 1,46%= 0,95%
sedikit hipertonis
c. Perhitungan osmolaritas
g
BM NaHCO3= 84,01 ml
NaHCO3
m= 9,49
9,49 g x 1000 ml
650 ml
x= 14,6
mosmole
L
x
1000 ml
g
1000 ml
g
x 1000 x jumlah ion
L
BM
g
x 1000 x 2
L
g
84,01
mol
14,6
=
= 347,5
mosmole
L
sedikit hipertonis
(329-350
VII.
mosmole
)
L
PENIMBANGAN
Dibuat infus 1 botol (@500 ml) = 500 ml
- Untuk memenuhi syarat penetapan volume injeksi untuk sediaan lebih dari 10 ml
dilebihkan sebanyak 2% (Farmakope Indonesia edisi IV hal 1044)
Maka volume tiap botol dilebihkan 2%= 500 ml + (2% x 500 ml)= 510 ml
- Untuk mengantisipasi kehilangan volume total sediaan selama proses pembuatan
Maka total volume sediaan dilebihkan 20%= 510 ml + (20% x 510 ml)
8
Nama Bahan
Natrium bikarbonat
Carbo adsorben
1,53 g
100 ml
0,1 g
100 ml
VIII. STERILISASI
a. Alat
Nama Alat
Cara Sterilisasi
Waktu Sterilisasi
Jumlah
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
60 menit
60 menit
24 jam
60 menit
60 menit
60 menit
Erlenmeyer 1L
Corong
Pipet tetes
Tutup karet pipet tetes
Batang pengaduk
Cawan penguap
Kaca arloji
Spatel
Membran filter 0,45
m
Membran filter 0,22
m
60 menit
15 menit
15 menit
b. Wadah
No.
Nama alat
Jumlah
Cara sterilisasi
Panas lembab dengan autoklaf pada
2
3
c.
Botol infus
15 Psi
Desinfeksi, direndam pada alcohol 70%
selama 24 jam
Panas kering dengan oven pada suhu
Bahan
No.
Nama bahan
Jumlah
Cara sterilisasi
Panas lembab dengan autoklaf pada
750 ml
IX.
PROSEDUR PEMBUATAN
RUANG
PROSEDUR
Grey area
1. Semua alat dan wadah dicuci bersih, dibilas dengan aquadest dan
(Ruang
dikeringkan
2. Botol infus 500 ml dikalibrasi dengan air sebanyak 510 ml, kemudian
sterilisasi)
Erlenmeyer 1L, beaker glass 1L, beaker glass 250ml, gelas ukur 500
ml, botol infus 500 ml, membran filter 0,45 m dan membran filter
0,22 m disterilisasi panas lembab dengan menggunakan autoklaf
steril dan ditutup dengan aluminium foil dan diberi label nama dan
(Ruang
jumlah bahan
penimbangan) 2. Karbo adsorben ditimbang sebanyak 0,65 g pada kaca arloji steril dan
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label nama dan jumlah bahan
Setelah dilakukan penimbangan, bahan-bahan dimasukkan ke dalam pass
White area
(Grade A
background C)
box yang berada di grey area yang kemudian akan diambil di white area.
Bahan-bahan diambil dari pass box di white area
1. Disiapkan aqua pro injection
2. Natrium bikarbonat yang telah ditimbang sebanyak 9,96 g dilarutkan
dengan aqua pro injection sebanyak 50 ml di dalam beaker glass utama
1L. Diaduk dengan batang pengaduk steril ad larut.
3. Aqua pro injection ditambahkan ke dalam beaker glass utama sebanyak
80% dari batas kalibrasi yaitu 511 ml. Diaduk dengan batang pengaduk
steril ad homogen.
4. Dilakukan pengecekan pH menggunakan pH meter. Jika belum
mencapai pH target, ditambahkan peng-adjust pH HCl 0,1 N atau
NaOH 0,1 N hingga mencapai pH target yang diinginkan.
5. Ditambahkan aqua pro injection ke dalam beaker glass utama hingga
100% dari batas kalibrasi yaitu 650 ml.
6. Karbo adsorben yang telah ditimbang sebanyak 0,65 g dimasukkan ke
11
dalam beaker glass utama lalu diaduk dengan batang pengaduk steril,
dipanaskan di atas hot plate hingga mencapai suhu 60-70 0C, setelah
mencapai suhu tersebut dihitung waktu selama 15 menit sambil sesekali
diaduk.
7. Larutan disaring menggunakan membran filter 0,45 m yang
dilanjutkan dengan membran filter 0,22 m (duplo) dan ditampung
dalam erlenmeyer steril
8. Filtrat dimasukkan ke dalam botol infus 500 ml yang telah dikalibrasi
sebanyak 510 ml, botol ditutup dengan tutup karet botol infus.
Botol ditutup dengan menggunakan penutup aluminium setelah itu
Grey area
(Ruang capping)
Grey area
(Ruang
sterilisasi)
Grey area
(Ruang
evaluasi)
12
X.
Jenis
evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah
sampel
Hasil
pengamatan
Syarat
Bahan
Memanfaatkan sensor
510 ml
Tidak ada
Penghambura
partikulat
penghamburan cahaya
partikulat
n cahaya:
dalam injeksi
melayang
hasil
A. Evaluasi fisika
1
perhitungan
jumlah total
dilakukan pengujian
butiran baku
mikroskopik. Pengujian
yang
mikroskopik ini
terkumpul
menghitung bahan
pada
partikulat subvisibel
penyaring
harus berada
penyaring membran
dalam batas
mikropori.
20% dari
hasil
perhitungan
partikel
kumulatif
rata-rata per
ml.
Mikroskopik:
injeksi
memenuhi
syarat, jika
partikel yang
ada (nyata
atau menurut
perhitungan)
13
dalam tiap
unit tertentu
diuji melebihi
nilai yang
sesuai dengan
yang tertera
pada FI
Pengukuran pH cairan uji
menggunakan
potensiometri (pH meter)
yang telah dibakukan
sebagaimana mestinya,
2
Penetapan pH
510 ml
8,0
7,0-8,5
pH menggunakan
elektrode indikator yang
peka, elektrode kaca, dan
elektrode pembanding
yang sesuai.
Uji kejernihan untuk
larutan steril adalah
dengan menggunakan
3
ada partikel
ada partikel
viable)
viable)
Tidak
Larutan
mengalami
dalam wadah
kebocoran
tidak menjadi
biru
Uji kejernihan
dan warna
510 ml
Tidak aa
Tidak
pengotor putih
terdapat
ataupun
pengotor
berwarna
dalam larutan
Identifikasi
Zat aktif
510 ml
Umum
Natrium
bikarbonat
(Farmakope Indonesia
edisi V hlm 892)
Dengan cara titrasi
2
Penetapan
kadar
(Farmakope Indonesia
edisi V hlm 895)
C. Evaluasi biologi
15
Kadar tidak
510 ml
lebih dan
tidak kurang
dari 1,39%
Tidak terjadi
pertumbuhan
mikroba
setelah
inkubasi
selama 14
tidaknya pertumbuhan
hari. Jika
Uji Sterilitas
(suplemen FI
IV, 1512-1519)
dapat
510 ml
dipertimbang
kan tidak
absah maka
dapat
digunakan adalah
dilakukan uji
ulang dengan
jumlah bahan
yang sama
dengan uji
Uji endotoksin
Pengujian dilakukan
bakteri
menggunakan Limulus
endotoksin
tidak lebih
dari yang
ditetapkan
dan fotometrik.
pada masing-
masing
monografi.
dibandingkan langsung
enceran dari zat uji
dengan enceran
endotoksin yang
dinyatakan dalam unit
endotoksin FI. Teknik
fotometrik (metode
turbidimetri) yang
16
510 ml
aslinya.
Kadar
didasarkan pada
3
Uji pirogen
pembentukan kekeruhan.
Pengukuran kenaikan
510 ml
Tak seekor
kelinci pun
dari 3 kelinci
menunjukkan
kenaikan
suhu 0,5
atau lebih.
Jika ada
kelinci yang
menunjukkan
dari 10 menit.
kenaikan
suhu 0,5atau
lebih
lanjutkan
pengujian
dengan
menggunaka
n 5 ekor
kelinci. Jika
tidak lebih
dari 3 ekor
dari 8 ekor
kelinci
masingmasing
menunjukkan
kenaikan
suhu 0,5
atau lebih
dan jumlah
kenaikan
suhu
17
maksimum 8
ekor kelinci
tidak lebih
dari 3,3
sediaan
dinyatakan
memenuhi
syarat bebas
pirogen.
XI.
PEMBAHASAN
18
XII.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril infus intravena adalah sebagai berikut.
No.
Nama Bahan
Natrium Bikarbonat
Carbo adsorben
Jumlah
Kegunaan
1,56%
b
v
Bahan aktif
0,1%
b
v
Depirogenasi
Ad 100%
3
v
v
pembawa
19
20