Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA

mekanika

Disusun Oleh :
1.
2.

Getrudis Cintya Bedu / 6113074


Novilia Setiawati Y. / 6113075

Fakultas Teknik
Universitas Surabaya
2012
MEKANIKA

I.

Tujuan Percobaan


II.

Memahami konsep gerakan benda dan hukum kekekalan energi.

Dasar Teori

Gerak Parabola
Gerak parabola merupakan gerak benda dengan lintasan berbentuk parabola
(setengah lingkaran). Gerak parabola adalah gabungan dari 2 buah jenis gerakan
yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB) yang arahnya vertikal. Gerak vertikal dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi sehingga kecepatannya akan selalu berubah.Untuk
mempelajari gerak parabola maka kita perlu meninjau masing-masing gerak
secara terpisah baik yang arah mendatar (komponen X) maupun yang arah vertikal
(komponen Y).

Gerak arah mendatar (komponen X)

Gerak arah vertikal (komponen Y)

karena dipengaruhi percepatan grafitasi maka kecepatan pada arah ini akan
selalu berubah. adapun nilai kecepatan pada arah vertikal pada tiap saat adalah
:

semakin lama, kecepatan vertikal semakin berkurang dan akhirnya berhenti.


Titik dimana kecepatan vertikal nol di capai pada titik tertinggi (titik B).
Tinggi titik tersebut adalah :

adapun untuk mencapai titik tertinggi tersebut (titik B) adalah :

Kekekalan energi
Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan
Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak
merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan. Ini berarti energi mekanik pada

posis iakhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.Dari definisi di
atas dapat dirumuskan bahwa:
EM1

EM2

..1
Dan karena EM = EP+EK, maka:
EP1

EK1

EP2

EK2

..2
Seperti yang kita tahu bahwa EP = mgh dan EK =

mv

Maka rumusnya menjadi :


mgh1

mv12

mgh2

mv22

..3
dimana

adalah besar energi yang hilang.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola

Benda yang mula-mula berada di A karang berpindah ke B berlaku hukum


kekekalan energy(1),(2),&(3).

Setelah melewati titik B, kelereng akan bererak parabola dan sampai di meja
dengan jarak tembak sebesar:

Dengan Vo sebagai kecepatan partikel pada saat berada di titik B.

III.

Cara Kerja dan Alat

Alat dan bahan

Kit percobaan mekanika


Kelereng sebagai benda penggerak
Stopwatch
Neraca
Rollmeter yang telah ditempelkan pada kit percobaan
Kertas karbon untuk penjejakan

Cara kerja
1. Mengukur diameter kelereng dengan mikrometer dan menimbang
massa massa kelereng dengan neraca
2. Melepaskan kelereng dari ujung atas tanpa kecepatan awal. Mencatat
ketinggian posisi pelepasan awal ini sebagai hA. Pada saat akan lepas
dari bidang peluncuran, kelereng akan melakukan gerakan parabola di
udara. Setelah itu kelereng akan jatuh di papan datar yang sebelumnya
telah diberi landasan kertas karbon untuk mengetahui posisi jatuhnya
kelereng. Mencatat posisi jatuhnya kelereng di papan datar.
Mengulangi langkah ini sebanyak 4 kali.
3. Mencatat sudut tembak kelereng terhadap bidang datar menggunakan
busur dan mencatat ketinggian papan datar terhadap lantai yang
disebut dengan hB.
4. Mengubah kecepatan awal gerak parabola dengan mengubah
ketinggian posisi pelepasan kelereng ( hA) sebanyak 4 kali.

5. Mengulangi langkah diatas dengan menggunakan 2 variasi jenis


kelereng.
IV.

Data Hasil Pengukuran


Skala terkecil micrometer = 0,01 mm = 0,00001 m
Skala terkecil roll meter = 0,1 cm = 0,001 m
Skala terkecil neraca = 0,01 g = 0,00001 kg
Skala terkecil busur derajat = 1o

Ketinggian papan datar terhadap lantai (Hb) = 0,31 m


Sudut elevasi = 45o
-

Bola 1
Massa bola 1 = 18,71 gram = 0,01871 kg
Diameter bola 1 = 2,37 cm = 0,0237 m
Lintasan seng

No

Ha (m)

Jarak tembak (m)


X1

X2

X3

X4

Ha1 = 0.6

0,185

0,165

0,175

0,183

Ha2 = 0.7

0,295

0,287

0,298

0,299

Ha3 = 0.8

0,384

0,406

0,417

0,412

4
Ha4 = 0.9
Lintasan karet spons

0,521

0,494

0,495

0,523

No

Ha (m)

Jarak tembak (m)


X1

X2

X3

X4

Ha1 = 0.6

0,228

0,229

0,219

0,233

Ha2 = 0.7

0,337

0,335

0,336

0,337

Ha3 = 0.8

0,424

0,425

0,431

0,41

Ha4 = 0.9

0,527

0,524

0,522

0,531

Bola 2
Massa bola 2 = 5,69 gram = 0,00569 kg
Diameter bola 2 = 1,622 cm = 0,01622 m
Lintasan seng

No

Ha (m)
X1

Jarak tembak (m)


X2
X3

X4

1 Ha1 = 0,6

0,182

0,172

0,175

0,191

2 Ha2 = 0,7

0,231

0,215

0,26

0,248

3 Ha3 = 0,8

0,318

0,31

0,333

0,329

4 Ha4 = 0,9

0,391

0,393

0,407

0,415

Lintasan spons karet


No

Ha (m)
X1

V.

Jarak tembak (m)


X2
X3

X4

1 Ha1 = 0,6

0,218

0,22

0,233

0,245

2 Ha2 = 0,7

0,295

0,306

0,318

0,267

3 Ha3 = 0,8

0,46

0,465

0,471

0,475

4 Ha4 = 0,9

0,557

0,582

0,583

0,59

Analisis Data Pembahasan


Analisis Kuantitatif
Ralat Pengukuran untuk satu kali pengukuran
Skala terkecil mikrometer = 0,01 mm = 0,00001 m
Ralat = 1/2 (0,00001)= 0,000005 m
Skala terkecil rollmeter = 0,1 cm = 0,001m
Ralat = 1/2(0,001)=0,0005 m
Skala terkecil neraca = 0,01 gr = 0,00001 kg
Ralat =1/2(0,00001) = 0,000005 kg
Skala terkecil busur derajat = 1o
Ralat = 0,5 x 1o = 0,5o
Ketinggian papan datar terhadap lantai (Hb) = 0,31
Sudut elevasi = 45o

0,0005 m

0,5 o

Ralat Pengukuran untuk lebih dari satu kali pengukuran


Bola 1
Massa bola 1 = 18,71 gram = 0,01871 kg
Diameter bola 1 = 1,618 cm = 0,01618 m

Lintasan seng

Jarak tembak (m)


No

Ha (m)

X1

X2

X3

X4

Ha1 = 0.6

0,185

0,165

0,175

0,183

Ha2 = 0.7

0,295

0,287

0,298

0,299

Ha3 = 0.8

0,384

0,406

0,417

0,412

Ha4 = 0.9

0,521

0,494

0,495

0,523

(m)
0,177

(%)

0,00

0,294

45
0,00

75
0,404

27
0,00

75
0,508

72
0,00

25

79

2,56
0,92
1,79
1,56

Lintasan spons karet


No

Ha (m)

Jarak tembak (m)


X1

X2

X3

X4

1 Ha1 = 0.6

0,228

0,229

0,219

(m)
0,233 0,227

0,00

0,337

0,335

0,336

2
0,337 0,336

29
0,00

1,30

2 Ha2 = 0.7

0,424

0,425

0,431

2
0,41 0,422

04
0,00

0,14

3 Ha3 = 0.8

5
0,527

0,524

0,522

44
0,00

1,05

4 Ha4 = 0.9

0,526

19

0,37

0,531

Perhitungan untuk Ha1 = 0,6 m ( Lintasan seng)

= 0,177 m

=
= 0,0045 m

x 100% = 0,0045 / 0,177 x 100% = 2,56%

(%)

Perhitungan tersebut berlaku juga untuk lintasan spons karet.


Bola 2

Massa bola = 5,69 gram = 0,00569 kg


Diameter bola = 1,622 cm = 0,01622 m
Lintasan seng

No

No

Jarak tembak (m)

Ha (m)

X2

X3

X4

(m)

Ha1 = 0,6

0,182

0,172

0,175

0,191

Ha2 = 0,7

0,231

0,215

0,26

0,248

Ha3 = 0,8

0,318

0,31

0,333

0,329

Ha4 = 0,9

0,391

0,393

0,407

0,415

Ha (m)
X1

1
2
3
4

X1

Ha1 = 0,6
Ha2 = 0,7
Ha3 = 0,8
Ha4 = 0,9

Perhitungan:

Jarak tembak (m)


X2
X3

X4

0,218
0,22 0,233 0,245
0,295 0,306 0,318 0,267
0,46 0,465 0,471 0,475
0,557 0,582 0,583 0,59
Lintasan karet spons

0,003

(%)
2,053

0,238

6
0,004

8
1,861

5
0,322

4
0,003

3
0,932

5
0,401

0
0,005

3
1,314

0,18

(m)
0,229
0,2965
0,46775
0,578

(%)

0,006
0,0108
0,0033
0,0072

2,744
3,675
0,705
1,249

Untuk Ha1 = 0,6m ( Lintasan seng)

= 0,18 m

=
= 0,0036 m

x 100% = 0,0036 / 0,18 x 100% = 2,0538 %

Perhitungan tersebut juga berlaku untuk Lintasa karet spons


Penurunan Rumus
Metode ralat
Rumus jarak tembak
X = Vo2
G
Penurunan rumus untuk mencari Vo
Vo =

g = 9,81 m/s2

m/s

Rumus hukum kekekalan energi

EMa= EMB =

EPa +EKa = EPb + EKb+ E


MGHa + m Va2 = mgHb + m Vb2 + E
Penurunan rumus untuk mencari

V a dalam percobaan = 0
E = mg(ha-hb) - m Vb2

( kg m2/s2 )

Rumus

E yang hilang akibat gaya gesek

E = fs.S
Penurunan rumus untuk mencari gaya gesek

fs =

(kg m/s2 )

Pengolahan data
Bola 1
Massa bola 1 = 18,71 gram = 0,01871 kg
Diameter bola 1 = 2,37 cm = 0,0237 m

Lintasan seng

No

Ha (m)

Ha-Hb

Vb

Fs

(E)/mg

(m)

(m/s)

( kg m2/s2)

(kg m/s2)

(m)

0,0369
0,0445
0,0527
0,0616

0,1275
0,1141
0,1077
0,1044

0,049

0,1135

(m)
1
2
3
4
Rata-

Ha1 = 0.6
Ha2 = 0.7
Ha3 = 0.8
Ha4 = 0.9

0,29
0,39
0,49
0,59

0,177
0,29475
0,40475
0,50825

1,3177
1,7004
1,9926
2,2329

rata

Perhitungan untuk Ha1 = 0.6 m (lintasan seng)

Vb =

= 45o , g = 9,81 m/s2

0,2015
0,2426
0,2876
0,3358

= 1,3177 m/s

- m Vb2

= mg

= 0,01871 x 9,81 x (0,6-0,31) - x 0,01871 x (1,3177)2


= 0,0369 kg m2/s2
=
= 0,1275 kg m/s2

=
=

= 0,2015 m

Perhitungan diatas juga sama untuk bola 1 lintasan karet spons dan
bola 2 lintasan seng serta karet spons.
Lintasan spons karet

Vb

fs

(E)/mg

(m/s)

( kg m2/s2)

(kg m/s2)

(m)

0,22725

1,49309

0,032373

0,1116

0,176

0,39

0,33625

1,81621

0,040724

0,1044

0,221

Ha3 = 0.8

0,49

0,4225

2,03586

0,051163

0,1044

0,278

Ha4 = 0.9

0,59

0,526

2,27158

0,060019

0,1017

0,327

0,04607

0,1055

Ha

Ha-Hb

(m)

(m)

Ha1 = 0.6

0,29

Ha2 = 0.7

3
4

No

rata-rata

(m)

Bola 2
Massa bola = 5,69 gram = 0,00569 kg
Diameter bola = 1,622 cm = 0,01622 m
Lintasan seng

No
1
2
3
4

Ha

Ha-Hb

(m)

(m)

0,6
0,7
0,8
0,9

0,29
0,39
0,49
0,59

Vb

fs

(E)/mg

(m)

(m/s)

( kg m2/s2)

(kg m/s2)

(m)

0,18
0,2385
0,3225
0,4015

1,3288
1,5296
1,7786
1,9846

0,011
0,015
0,018
0,021

0,0384
0,0387
0,0374
0,0368

0,2
0,27
0,328
0,389

0,016589

0,037

rata
rata

Lintasan spons karet


No

Ha

Ha-Hb

(cm)

(m)

1
2

0,6
0,7

0,8

0,9

(m)

Vb

fs

(E)/mg

(m/s)

( kg m2/s2)

(kg m/s2)

(m)

0,29

0,229
0,296

1,4988

0,009796

0,0337

0,1755

0,39

5
0,467

1,7054

0,013494

0,0346

0,24175
0,25612

0,49

75

2,1421
2,381213

0,014297

0,0291
0,028477

0,59

0,578

976

0,016801

0,301

rata
-

0,031508

rata

0,013597

Metode grafik
o Grafik jarak tembak
Sumbu x =

terhadap beda ketinggian (

(ha-hb), sumbu y =

(jarak tembak)

Bola 1
Massa bola 1 = 18,71 gram = 0,01871 kg

62

Diameter bola 1 = 2,37 cm = 0,0237 m


Lintasan seng
Ha
No

(m

xy

x2

(m)

h.

h) 2

0,177

x
h

(m)

0,6

0,29

0,05133

0,0841

0,7

0,39 0,29475 0,11495

0,1521

0,8

0,49 0,40475 0,19833

0,2401

0,9

0,59 0,50825 0,29987

0,3481

1,76 1,38475 0,66448

0,8244

Mencari nilai A dan B :


2

A
=

X n Yn X n X nYn
2

NX n (X n ) 2
0,8244 x1,38475 1,76 x 0,66448
4 x 0,8244 (1,76) 2

= -0,1394625

B
=

NX nYn X n Yn
2

N X n ( X n ) 2
4 x0,66448 1,76 x1,38475
4 x0,8244 (1,76) 2

= 1,10375
Perhitungan diatas berlaku juga untuk bola 2 dan lintasan seng dan spons karet

Rumus

= A + B h menjadi

h=0

= -0,1394625

h = 0,7

= 0,6331625

= -0,1394625 + 1,10375 h.

Lintasan spons karet

N
o

x
Ha (m)

xy

(m)

h.

x2
h) 2

(m)
1

0,6

0,29

0,22725

0,0659

0,0841

0,7

0,39

0,33625 0,13114

0,1521

0,8

0,49

0,4225

0,2401

0,20703

0,9

0,59

0,526

0,31034

0,3481

1,76

1,512

0,71441

0,8244

A= -0,0543
B=0,9825
Rumus

= -0,0543 + 0,9825 h.

= A + B h menjadi

h=0

= -0,0543

h = 0,7

= 0,63345

Bola 2
Massa bola = 5,69 gram = 0,00569 kg
Diameter bola = 1,622 cm = 0,01622 m
Lintasan seng
No

Ha
(m)

xy

x2

h (m)

(m)

0,6

0,29

0,7

0,39

0,2385 0,093015 0,1521

0,8

0,49

0,3225 0,158025 0,2401

0,9

0,59

0,4015 0,236885 0,3481

1,76

1,1425 0,540125 0,8244

0,18

h) 2

h.
0,0522

0,0841

A= -0,043715
B= 0,7485
Rumus

= A + B h menjadi

h=0

= -0,043715

h = 0,7

= 0,480235

= -0,043715 + 0,7485 h.

Lintasan spons karet


No

Ha

xy

x2

(m)

(m)

h.

h) 2

(m)
1

0,6

0,29

0,229

0,06641

0,0841

0,7

0,39

0,2965

0,115635

0,1521

0,8

0,49

0,46775 0,2291975 0,2401

0,9

0,59

1,76

0,578

0,34102

0,3481

1,57125 0,7522625 0,8244

A= -0,1432175
B= 1,21825
Rumus

= A + B h menjadi

h=0

= -0,1432175

h = 0,7

= 1,21825

= -0,1432175 + 1,21825

h.

o Grafik Grafik energi yang hilang per gaya berat ( E /mg)


terhadap beda ketinggian ( h)
Sumbu x =

Sumbu y =

E/mg (energi yang hilang per gaya berat)

Untuk Bola 1
Massa bola 1 = 18,71 gram = 0,01871 kg
Diameter bola 1 = 2,37 cm = 0,0237 m

Lintasan seng
h (m)

E/mg (m)

0,6

0,29

0,2015

0,7

0,39

0,242625

0,8

0,49

0,287625

0,9

0,59

0,335875

1,76

1,067625

No

Ha (m)

A= 0,0697
B= 0,4481

Persamaan garis : y = A +BX

= 0,697+ 0,4481 h

h=0

= 62,7669

h = 0,7

= 0,38337

Lintasan spons karet


h (m)

E/mg (m)

No

Ha (m)

0,6

0,29

0,176375

0,7

0,39

0,221875

0,8

0,49

0,27875

0,9

0,59

0,327

1,76

1,004

A= 0,0272
B= 0,5088
Persamaan garis : y = A +BX

y=

= 0,0272 + 0,5088 h

h=0

= 0,0272

h = 0,7

= 0,38336

Untuk Bola 2
Massa bola = 5,69 gram = 0,00569 kg
Diameter bola = 1,622 cm = 0,01622 m
Lintasan seng

No

Ha (m)

h (m)

E/mg
(m)

0,6

0,29

0,2

0,7

0,39

0,27075

0,8

0,49

0,32875

0,9

0,59

0,38925

1,76 1,18875

A= 0,0219
B= 0,6258

Persamaan garis : y = A +BX

y=

= 0,0219 + 0,6258 h

h=0

= 0,0219

h = 0,7

= 0,45996

Lintasan spons karet


No

Ha
(m)

E/mg

h (m)

(m)

0,6

0,29

0,1755

0,7

0,39

0,24175

0,8

0,49

0,256125

0,9

0,59

0,301

1,76

0,974375

A= 0,0716
B= 0,3909

Persamaan garis : y = A +BX

y=

= 0,0716 + 0,3909 h

h=0

= 0,0716

h = 0,7

= 0,34523

Analisa Grafik

Grafik jarak tembak () terhadap beda ketinggian ( h)


Sumbu x = h ; sumbu y =
-kelereng 1, lintasan seng
Persamaan garis =

= -0,1394625 + 1,10375

-kelereng 2, lintasan seng


Persamaan garis =

= -0,043715 + 0,7485

-kelereng 1, lintasan spons

Persamaan garis =

= -0,0543 + 0,9825

h.

-kelereng 2, lintasan spons


Persamaan garis =

= -0,1432175 + 1,21825

h.

Grafik jarak tembak ( ) terhadap beda ketinggian ( h) seharusnya


membentuk garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tembak dengan
beda ketinggian berbanding lurus, artinya semakin besar

h, semakin

besar pula jarak tembak yang dihasilkan.

Grafik energi yang hilang per gaya berat ( E /m.g) terhadap beda
ketinggian ( h)
Sumbu x = h ; sumbu y = E/m.g
-kelereng 1, lintasan seng
Persamaan garis : E/m.g = 0,697+ 0,4481 h

-kelereng 2, lintasan seng


Persamaan garis : E/m.g = 0,0219 + 0,6258 h

-kerelereng 1, lintasan spons


Persamaan garis : E/m.g = 0,0272 + 0,5088 h
-kelereng 2, lintasan spons

Persamaan garis : E/m.g = 0,0716 + 0,3909 h

Grafik

E/m.g terhadap

h seharusnya membentuk garis lurus yang

menunjukkan adanya perbandingan lurus antara E/m.g dengan h. dapat


dikatakan bahwa semakin besar h, maka semakin besar pula energi yang
hilang per gaya berat.
Dari analisis grafik

E/m.g terhadap

h, dapat dicari persentase

energi yang hilang pada percobaan yang dilakukan.


EM mula-mula
EP1 + EK1
mgh1 +

=
=

mv12

EM akhir

EP2 + EK2 +
= mgh2 +

mv22 +

Bola 1 Lintasan seng

No

Ha (cm)

0,6

0,2015

0,335833333

33,58%

0,7

0,242625

0,346607143

34,66%

0,8

0,287625

0,35953125

35,95%

0,9

0,335875

0,373194444

37,32%

Rata-rata

(m)

35,38%

Bola 1 Lintasan spons karet

No

Ha (m)

0,6

0,176375

0,293958333

29,40%

0,7

0,221875

0,316964286

31,70%

0,8

0,27875

0,3484375

34,84%

0,9

0,327

0,363333333

36,33%

(m)

Rata-rata

33,06 %

Bola 2 lintasan seng

No

Ha (m)

0,6

0,2

0,33333333

33,33%

0,7

0,27075

0,38678571

38,67%

0,8

0,32875

0,4109375

41,09%

0,9

0,38925

0,4325

43,25%

Rata-rata

(m)

39,089 %

Bola 2 lintasan spons karet

(m)

No

Ha (m)

0,6

0,1755

0,2925

29,25%

0,7

0,24175

0,34535714

34,53%

0,8

0,256125

0,32015625

32,01%

0,9

0,301

0,33444444

33,44%

Rata-rata

32,31%

Jadi, presentase energi yang hilang:

Pada lintasan seng


Kelereng 1 = 35,38%
Kelereng 2 = 39,089 %
Pada lintasan spons karet
Kelereng 1 = 33,06 %
kelereng 2 = 32,31%
Menghitung besarnya gaya gesek dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus;
fs =

fs =

(kg m/s2 )

mg

Contoh perhitungan gaya gesek (fs) pada bola 1 lintasan seng dengan
0,6 m

x 0,01871 x 9,81 = 0,127 kg m/s2

fs=

Dengan bantuan tabel dan perhitungan sebelumnya, didapatkan gaya

gesek rata-rata:
Kelereng 1 pada lintasan seng : 0,1113394 kg m/s2
Kelereng 1 pada lintasan spons karet : 0,104704137 kg m/s2
Kelereng 2 pada lintasan seng: 0,03770154 kg m/s2
Kelereng 2 pada lintasan spons karet: 0,030903 kg m/s2
Sedangkan pada grafik jarak tembak terhadap beda ketinggian, dengan
menggunakan sunsitusi hukum kekekalan energi dan rumus jarak
tembak :
/mg =

h.(x/

dapat dicari angka

)
/mg pada grafik besar energi yang hilang per

gaya berat terhadap beda ketinggian. Pencarian fs dapat dilakukan


dengan langkah-langkah seperti diatas.

Analisis Kualitatif
Pada percobaan kali ini besaran yang kita ukur adalah jarak
tembak, ketinggian , massa bola dan diameter bola. Kita memakai sudut
yang tetap yaitu sudut 45o, kita menggunakan sudut 45o untuk dapat
menemukan jarak terajauh (Xmax). Dapat dibutikan dengan rumus
berikut :

Kita juga dapat mengukur besar gayak gesek dengan rumus sebagai
berikut :
fs =

(kg m/s2 )

Berdasarkan percobaan, diperoleh data :


~besar energi yang hilang (

Kelereng 1 ( massa=0,01871 kg ; d=0,0237 m ) , lintasan seng = 0.049


kg m2/s2

Kelereng 2 ( massa =0,00569 kg ; d=0,01622 m) , lintasan seng =


0.016589 kg m2/s2
Kelereng 1 ( massa=0,01871 kg ; d=0,0237m) , lintasan spons =
0.04607 kg m2/s2
Kelereng 2 ( massa =0,00569 kg ; d=0,01622 m), lintasan spons =
0.013597 kg m2/s2
~besar gaya gesek (fs)
Kelereng 1 pada lintasan seng : 0,1113394 kg m/s2
Kelereng 1 pada lintasan spons karet : 0,104704137 kg m/s2
Kelereng 2 pada lintasan seng: 0,03770154 kg m/s2
Kelereng 2 pada lintasan spons karet: 0,030903 kg m/s2
Terdapat Faktor-faktor kesalahan yang menyebabkan
adanya ketidakakuratan dalam percobaan. Faktor- faktor tersebut
antara lain adalah ketidaktelitian dalam membaca alat ukur. Jadi pada
saat mengukur diameter kelereng, praktikan tidak teliti dalam
memperhatikan garis-garis angka di alat ukur(rollmeter) tersebut.
kemudian kondisi ruangan yang tidak mendukung jalannya percobaan.
Jadi pada saat praktikan melepaskan kelereng, ada faktor lingkungan
sekitarnya yang membuat kelerengnya tidak jatuh lurus. Ada faktor
angin seperti dari kipas atau jendela yang mempengaruhi gerak
kelereng sehingga terjadi pembelokkan yang membuat adanya nilai
ekstrim. Selain itu, ada faktor yang kurang mendukung dari bahan uji
itu sendiri karena kondisi bahan uji yang digunakan praktika tidak
dalam keadaan yang baik. Jadi kelerengnya tidak bulat utuh dan hal ini
berpengaruh

terhadap

nilai

diameter

yang

digunakan

untuk

menghitung persentase eror.


VI.

Kesimpulan
Pada percobaan kali ini kita mempelajari tentang konsep gerakan
benda dan hukum kekekalan energy .konsep gerakan yang kita pelajari
adalah gerak parabola. Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku
ketika benda melakukan gerakan parabola .Ketika benda hendak bergerak
(benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki benda sama dengan

nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda melakukan gerakan


parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar) sedangakn EP
bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas, kecepatan
benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar
karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika
mencapai titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan
EK bernilai minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah
vertikal).Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin berkurang
sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum ketika benda
menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak bernilai
tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika
benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi
energi kinetik.
Dari hasil percobaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa apabila
massa kelereng besar, maka energi yang hilang juga akan besar. Dengan
kata lain, massa kelereng dengan energi yang hilang berbanding lurus.
Untuk tinjauan gaya gesek, apabila massa kelereng besar, maka gaya gesek
juga akan besar nilainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa massa benda
dengan besar gaya gesek berbanding lurus. Dan dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi kelereng dilepaskan , maka semakin besar jarak tembak
yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, ketinggian berbanding lurus
dengan jarak tembak.
Dari percobaan ini, energi mekanik awal yang digunakan hanya
energi potensial saja. Namun, sesudah benda bergerak, energi potensial
terbagi menjadi energi potensial dan energi kinetik. Tetapi, jumlah energi
pada awal dan akhir percobaan tidak sama. Hal ini disebabkan oleh adanya
energi yang hilang pada saat benda bergerak yang menimbulkan adanya
gaya gesek pada permukaan lintasan yang ditempuh kelereng, dan lintasan
tersebut memiliki koeafisien gesek.

DAFTAR PUSTAKA
http://fisikabisa.wordpress.com/2011/01/30/hukum-kekekalanenergi-mekanik-pada-gerak-parabola/
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai