Anda di halaman 1dari 14

Belajar

merupakan
proses
perubahan
perilaku
yang
disebabkan oleh pengalaman. perubahan Anak yang merasa
ketakutan ketika berjalan sendiri pada malam hari merupakan hasil
dari belajar anak telah belajar menghubungkan kegelapan dengan
suatu keadaan yang menyeramkan. Reaksi ini dapat diperoleh
secara tidak sadar maupun secara sadar dan juga dapat diperoleh
dari hasil belajar.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup
bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah
belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan
bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. anahranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda
dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi
pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan
Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam
melakukan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih
anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang
dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas
pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan,
ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan.
1. Teori Clasikal Conditioning
Dapat dikatakan bahwa pelopor teori coditioning adalah Ivan
Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia, seorang
ahli psikolog-refleksologi dari Rusia. Ia mengadakan percobaanpercobaan dengan anjing. Secara ringkas percobaan-percobaan
Pavlov dapat kita uraikan sebagai berikut:
Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga
kelenjar ludahnya berada diluar pipinya, dimasukkan ke kamar yang
gelap. Di kamar itu hanya ada sebuah lubang terletak didepan
moncongnya, tempat menyodorkan makanan atau menyorotkan
cahaya pada waktu diadakan percobaan-percobaan. Pada

moncongnya yeang telah dibedah dipasang sebuah pipa (selang)


yang dihubungkan dengan sebuah tabung diluar kamar. Dengan
demikian dapat diketahui keluar tidaknya air liur dari moncong
anjing oitu pada waktu diadakan percobaan-percobaan. Alat-alat
yang digunakan dalam percoban-percobaan itu ialah makanan,
lampu senter untuk menyorot bermacam-macam warna, dan sebuah
bunyi-bunyian.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov
mendapat kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks itu dapat
dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan. Sehingga
dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks
wajar (unconditioned refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan
yang lezat dan refleks bersyarat atau refleks yang dipelajari
(conditioned refleks)-keluar air liur karena menerima atau bereaksi
terhadap warna sinar tertentu, atau terhadap suara bunyi tertentu.
Demikianlah maka menurut teori conditioning belajar itu
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syaratsyarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response).
Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan
syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut
teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue(terusmenerus). Yang diutamakan dalm teori ini adalah hal belajar yeng
terjadi secara otomatis.
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia
juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yaitu hasil
daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi
terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang
dialaminya dalam kehidupannya. Proses belajar yang digambarkan
seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respons refleksif. Dasar penemuan Pavlov tersebut,
menurut J.B. Watson diberi istilah Behaviorisme. Watson
berpendapat bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara
objektif. la menolak gagasan mentalistik yang bertalian dengan

bawaan
dan
naluri.
Watson
menggunakan
teori Classical
Conditioninguntuk semuanya yang bertalian dengan pembelajaran.
Pada umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik.
Maksudnya kejadian lingkungan secara otomatis akan menghasilkan
tanggapan. Proses pembelajaran itu bergerak dengan pandangan
secara menyeluruh dari situasi menuju segmen (satuan bahasa
yang diabstraksikan dari kesatuan wicara atau teks) bahasa
tertentu. Materi yang disajikan mirip dengan metode dengar ucap.
Kelemahan dari teori conditioning ini adalah, teori ini
mengangaap bahwa belajar itu hanyalah terjadi secarab otomatis,
keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukannya.
Peranan latihan atau kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan kita
tidak tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu manusia
tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Aku atau
pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan
menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan
kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima
dalam hal-hal belajar tertentu. Umpamanya dalam belajar yang
mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai
pembiasaan pada abak-anak kecil.
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing
menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a.

Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan


yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara
simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka
refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

b.

Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang


dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
2. Pengertian Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk


memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek
aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam
suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks
sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar
artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau
jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan.Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada
tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif
yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini,
timbulah konsep manusia mesin (Homo Mechanicus). Ciri dari teori
ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh
ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari
lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat
jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan
stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat
bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan
dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
3. Aplikasi Teori Behaviorisme
Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat
berujud sesuatu yang konkret atau yang non konkret, berlangsung

secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar


behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal
seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik
siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Adapun
contoh aplikasi teori belajar behaviorisme menurut Pavlov
adalah pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan
belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan
memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid
merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.

Ivan Petrovich Pavlov lahir di Ryazan, Rusia, pada tanggal 26 September 1849, putra
seorang pendeta paroki yang miskin. Dia suka bekerja dengan ayahnya di kebun, dan minat
awal pada tanaman berlangsung seumur hidupnya. Pada usia sembilan atau sepuluh, Pavlov
mengalami

penurunan

yang

mempengaruhi

kesehatan sehingga

pendidikan

formalnya tertunda. Ketika ia berusia sebelas tahun, ia masuk ke kelas dua sekolah gereja di
Ryazan. Pada 1864 ia pergi ke Theological Seminary dari Ryazan, sebuah sekolah pelatihan
bagi para pendeta. Di sana ia belajar agama, bahasa klasik, dan filsafat, dan ia
mengembangkan minat dalam sains.
Pada 1870 Pavlov diterima di Universitas St Petersburg (Leningrad) di Rusia. Ia
belajar fisiologi hewan sebagai kuliah mayor dan kimia untuk kuliah minor nya. Di
universitas itu ia belajar kimia organik dan kimia anorganik. Dengan cara ini dia belajar
tentang apa yang membentuk kedua hal anorganikpada tanaman dan hewan. Dia juga belajar
teknik-teknik investigasi ilmiah.Penyelidikan ilmiah dimulai dengan mengajukan pertanyaan;
ilmuwan kemudian mengumpulkan informasi tentang pertanyaan itu dan menciptakan sebuah
pernyataan yang mungkin menjelaskan jawaban; akhirnya, ilmuwan tes jawaban mungkin
melalui observasi.
Setelah lulus dari Universitas St Petersburg, Pavlov memasuki Akademi Militer
Medis pada 1881. Dia bekerja di sana sebagai asisten laboratorium selama dua tahun. Pada
1877, saat masih di akademi, ia menerbitkan karya pertamanya. Ini adalah tentang peraturan
peredaran darah dengan refleks (tidak sadar atau tak sadar ada tindakan dari tubuh). Dua
tahun kemudian ia menyelesaikan kuliahnya di akademi. Dia berhasil bersaing dalam ujian
yang diberikan kepada seluruh sekolah. Dengan memenangkan kompetisi ini, Pavlov diberi
beasiswa untuk melanjutkan studi pascasarjana di akademi.
Pada 1881 Pavlov menikah Serafima Karchevskais. Ia menghabiskan sepuluh tahun
berikutnya di akademi. Pada 1883 ia menyelesaikan tesisnya (esai panjang yang dihasilkan
dari penelitian asli di perguruan tinggi) pada saraf jantung. Tak lama kemudian ia menerima
gelar dokter medis. Selama tahun 1880-an Pavlov menyempurnakan teknik-teknik investigasi

ilmiah. Karya ini membuat penemuan penting yang mungkin di kemudian hari.

Pada 1890 Pavlov diangkat menjadi ketua farmakologi (ilmu mempersiapkan obatobatan) di akademi. Setahun kemudian ia menjadi direktur Departemen Institut Fisiologi
eksperimental Kedokteran. Pada 1895 ia menerima kursi fisiologi di akademi, yang
dipegangnya hingga 1925. Selama empat puluh tahun berikutnya lima Pavlov mengejar
studinya pada kelenjar pencernaan dan refleks terkondisi.
Selama fase pertama kegiatan ilmiah (1874-1888), Pavlov mengamati sistem
peredaran darah. Ia memusatkan perhatian pada bagaimana perubahan tekanan darah dalam
berbagai kondisi dan bagaimana aktivitas jantung diatur.Dia melihat bahwa tekanan darah
anjing di laboratoriumnya nyaris tidak berubah, apakah mereka diberi makan makanan kering
atau berlebihan kaldu daging.
Pavlov mengamati serat khusus yang disebut saraf yang membawa sensasi dan
membuat gerakan seluruh tubuh. pengamatan-Nya membuatnya menyatakan bahwa irama
dan kekuatan denyut jantung diatur oleh empat serat saraf tertentu. Sekarang secara umum
diterima bahwa dua saraf, n. vagus dan simpatik, menghasilkan efek terhadap jantung yang
Pavlov melihat.
Pada tahap kedua dari karya ilmiah (1888-1902), Pavlov berkonsentrasi pada saraf
mengarahkan kelenjar pencernaan. Pada 1888 ia menemukan saraf pankreas yang mengontrol
aliran insulin. Insulin adalah suatu zat yang mengatur pencernaan pati dan gula. Pada 1889
Pavlov menemukan saraf mengontrol lambung (perut) kelenjar. Untuk pekerjaan ini Pavlov
menerima Hadiah Nobel 1904 dalam Fisiologi atau Kedokteran.
Tahap akhir karir ilmiah Pavlov (1902-1936) difokuskan pada AC refleks menentukan
bagaimana mempengaruhi otak. Pavlov telah mengamati bahwa anjing laboratorium itu akan
mengeluarkan air liur dan jus daging lambung sebelum benar-benar diberikan kepada mereka.

Pemandangan, bau, atau bahkan jejak petugas membawa daging sudah cukup untuk memicu
aliran air liur.
Artikel ilmiah terakhir Pavlov ditulis untuk Great Ensiklopedia Medis pada 1934. Di
dalamnya ia membahas gagasan bahwa ada dua sistem serabut saraf. Sistem pertama
menerima sinyal atau jejak dari dunia luar melalui indera. Baik manusia dan hewan memiliki
sistem ini. Sistem kedua berkaitan dengan sinyal dari sistem pertama dan melibatkan katakata dan pikiran. Hanya manusia memiliki sistem ini. AC refleks memainkan peran penting
dalam kedua sistem saraf. Pikir Pavlov refleks terkondisi adalah cara utama di mana makhluk
hidup beradaptasi dengan lingkungannya.

Pavlov menentang posisi politik ekstrim apapun. Dia tidak menyambut baik Revolusi
Rusia tahun 1917, yang menghancurkan sistem lama tsar, atau penguasa tertinggi Rusia, dan
menggantinya dengan sistem Komunis. Dalam masyarakat Komunis, properti ini
diselenggarakan oleh negara dan negara mengontrol distribusi barang. Pavlov adalah
bermusuhan dengan sistem komunis yang baru. Meskipun demikian, Premier Lenin (18701924, pemimpin Uni Soviet) menandatangani sebuah dekrit khusus pada tahun 1921,
meyakinkan bahwa Pavlov akan memiliki dukungan untuk karya ilmiah. Pada tahun 1930
pemerintah membangun dirinya laboratorium. Pada 1935 Pavlov telah menjadi dirujuk ke
sistem komunis. Dia menyatakan bahwa pemerintah ", juga, adalah sebuah percobaan tapi
dalam kategori yang tak terkira dan lebih tinggi."
Pavlov, jatuh sakit pada tahun 1935 tetapi cukup pulih untuk berpartisipasi di Kongres
Internasional Fisiologis kelimabelas. Kemudian ia menghadiri Kongres Neurological di
London, Inggris. Ia meninggal pada tanggal 27 Februari 1936.

2.2 Teori Classical Conditioning oleh Pavlov


Penemuan Pavlov yang sangat menentukan dalam sejarah psikologi adalah hasil
penyelidikannya tentang refleks berkondisi (conditioned reflects). Dengan penemuannya ini

Pavlov meletakkan dasar-dasar Behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi


penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
Bahkan Amerika Psychological Association (A.P.A.) mengakui bahwa Pavlov adalah orang
yang terbesar pengaruhnya dalam psikologi modern di samping Freud.
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral
dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi
yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat
terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari
perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup
manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya.Pikiran
mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu
(Bakker, 1985).
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan
tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang didinkan. Kemudian Pavlov
mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap
binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya,
secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Percobaan Pavlov mengenai fungsinya kelenjar ludah pada anjing merupakan contoh
klasik bagaimana perilaku tertentu dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi
lingkungan. Proses pembentukan perilaku semacam itu di sebut proses pensyaratan
( Conditioning prosess). Air liur anjing yang secara alami banyak hanya keluar apabila ada
makanan, pada akhirnya dengan proses pensyaratan air liur dapat keluar sekalipun tidak ada
makanan.

Berikut ini adalah percobaan Pavlov beserta dengan langkah-langkahnya :

Pertama anjing disajikan tepung daging (US), menimbulkan respon anjing berupa air
liur (UR). Pada situasi lain disajikan cahaya lampu (CS), ternyata tidak menghasilkan respon
keluarnya air liur, alih-alih anjing hanya memperhatikan lampu. Hal ini merupakan keadaan
prabelajar. Selanjutnya tepung daging disajikan hampir bersamaan dengan cahaya lampu
secara berulangan-ulang (US + CS yang menghasilkan UR + CR). Inipun merupakan proses
pembelajarannya.

1. US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak dikondisikan yaitu stimulus yang langsung
menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.
2. UR (unconditioned respons): disebut perilaku responden (respondentbehavior) respon tak bersyarat, yaitu respon yang
muncul dengan hadirnya US, yaitu air liur anjing keluar karen anjing melihat daging.
3. CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat langsung menimbulkan respon. Agar dapat
menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan respon. Misalnya bunyi bel
akan

menyebabkan

anjing

mengeluarkan

air

liur

jika

selalu

dipasangkan

dengan

daging.

4. CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan hadirnya CS, Misalnya: air liur anjing
keluar karena anjing mendengar bel.

Pada akhirnya anjing mengeluarkan air liur (UR) ketika disajikan cahaya (CS)
sekalipun tidak diikuti penyajian tepung daging. Keluarnya air liur sebagai respon terhadap
stimulus cahaya ini di sebut perilaku hasil belajar atau hasil pengkondisian. Apabila ada dua
hal yang prosedural yang harus dipenuhi dalam percobaan ini yaitu : (1) penyajian CS itu
segera diikuti oleh US, dan
(2) hal yang demikian itu dilakukan berulang-ulang sampai CR terbentuk.

Dalam percobaan yang lain cahaya itu diganti dengan bunyi bel sebelum diberikan
makanan kepada anjing dibunyikan bel, setelah hal yang demikian itu diulang-ulang
secukupnya, maka dengan mendengar bunyi bel saja anjing telah mengeluarkan air liur.
Percobaan selanjutnya dilakukan untuk mengetahui apakah respon bersyarat yang
telah terbentuk itu dapat dihilangkan. Prosedurnya, perangsang bersyarat yang telah
menimbulkan respon bersyarat disajikan berulang-ulang tanpa diikuti perangsang tak
bersyarat. Mula-mula anjing mengeluarkan air liur, lama kelamaan dia tidak lagi
mengeluarkan air liur, sekalipun menyaksikan perangsang bersyarat.
Kesimpulannya, dalam percobaan-percobaan ini anjing belajar bahwa cahaya lampu
ataupun bunyi bel itu mula-mula sebagai datangnya makanan (pembentukan CR), kemudian
ia belajar bahwa cahaya lampu atau bunyi bel sebagai pertanda tidak ada makanan
(penghilang CR).

Dalam percobaan di atas, kita dapat mendapatkan point point penting yaitu :
1) Penguasaan (akuisisi)
Penguasaan atau bagaimana organisme mempelajari sesuatu respon atau respon baru berlaku
beberapa tingkatan. Juga semakin sering organisme itu mencoba, lebih kuat penguasaan
berlaku.

2) Generalisasi (generalitation)
Dalam eksperimennya, Pavlov juga telah menggunakan lonceng yang berbeda nada, tetapi
anjing itu masih mengeluarkan air liur. Ini menunjukkan bahwa sesuatu organisme yang telah
terlazim dengan dikemukakan sesuatu rangsangan tak terlazim (RTT seperti lonceng) juga
akan menghasilkan respon terlazim (GT = keluar air liur) walau pun rangsangan itu berbeda
atau hampir sama (yaitu, nada lonceng yang berbeda). Dengan kata lain, organisme itu dapat
membuat generalisasi bahwa suara yang berbeda atau hampir sama mungkin diikuti dengan
respon (makanan).
3) Diskriminasi (Discrimination)
Pavlov juga mendapati bahwa apabila dia mengubah nada lonceng, anjing itu masih
mengeluarkan air liur. Bila nada lonceng itu jauh berbeda dari lonceng yang asli, anjing
tersebut tidak mengeluarkan air liur. Ini menunjukkan bahwa organisme tersebut dapat
membedakan atau mendikriminasi antara rangsangan yang dikemukakan dan memilih untuk
tidak bertindak atau bergerak balas.Yaitu, sesuatu organisme mampu untuk bergerak balas ke
sesuatu rangsangan tetapi tidak ke rangsangan yang lain.

4) Penghapusan (Extinction)
Jika sesuatu rangsangan terlazim (lonceng) tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim
(makanan), lama kelamaan organisme itu tidak akan melakukan respon.
2.3 Aplikasi Teori Classical Conditioning dalam Kehidupan Sehari-hari

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan seharihari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es
krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi
setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur

apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si
penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas
untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai
sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng,
siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di
bank tanpa harus berdiri lama.

3.1 KESIMPULAN
1.
2. Dalam percobaan-percobaan ini anjing belajar bahwa cahaya lampu ataupun bunyi bel itu
mula-mula sebagai datangnya makanan (pembentukan CR), kemudian ia belajar bahwa
cahaya lampu atau bunyi bel sebagai pertanda tidak ada makanan (penghilang CR).
3. Pada dasarnya menurut teori ini adalah perilaku manusia dapat dibentuk dengan cara
berulang-ulang, perilaku itu dipancing dengan sesuatu yang memang menimbulkan perilaku
itu. Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing
di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi
percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa
disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari
pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus
yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu
tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang
terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan.

Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan
pribadi dihiraukan.

Anda mungkin juga menyukai