Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

STROKE INFARK KARDIOEMBOLI

PEMBIMBING:
dr. Zaky, Sp.S

Disusun Oleh:
Rizky Rivonda
2012730090

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SYARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 29 AGUSTUS 2 OKTOBER 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus mengenai Stroke Infark ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
penulis mengucapkan terimah kasih kepada dr. Zaky, Sp.S yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
penulisan laporan kasus ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.

Banjar, 14 September 2016

Rizky Rivonda

Stroke Infark Kardioemboli|i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................................

ii

STATUS PASIEN................................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18

Stroke Infark Kardioemboli|ii

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN:
Nama Pasien

: Tn. D

No. Rekam Medik

: 318693

Umur

: 67 tahun

Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Alamat

: Banjaranyar

Tanggal Masuk IGD

: 27 Agustus 2016

Tanggal Pemeriksaan

: 31 Agustus 2016

II. ANAMNESIS :
Anamnesis dilakukan dengan metode alloanamnesis pada keluarga pasien di Ruang
Rawat Inap Flamboyan Kelas 2A Rumah Sakit Umum Kota Banjar.
Keluhan Utama:
Lemah anggota gerak sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Kota Banjar diantar keluarga ke IGD dengan
keluhan lemah anggota gerak kanan secara mendadak saat sedang minum obat sejak
1,5 jam SMRS dan pasien tidak sadarkan diri 1 jam SMRS. Setelah pasien sadar,
pasien tidak bicara dan tidak memberi respon saat ditanya. Tekanan darah pada saat
kejadian 200/100 mmHg.
Pada saat diruangan, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih tidak
merespon bila ditanya, tidak pernah berbicara, nafsu makan menurun dan belum buang
air besar dari sejak kejadian.
Keluhan mual dan muntah, sakit kepala, pusing, kejang, demam, sesak, gangguan
penglihatan, dan gangguan pendengaran disangkal. Buang air kecil biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu:

Stroke Infark Kardioemboli|1

Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal. Pasien pernah ada riwayat
stroke sebelumnya pada anggota gerak kanan. Tidak ada riwayat penyakit jantung serta
penyakit ginjal, tetapi pasien memiliki riwayat hipertensi.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit di keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Penyakit ginjal dan
penyakit jantung di keluarga disangkal.
Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat maupun minum obat sebelumnya.
Riwayat Alergi:
Riwayat alergi terhadap makanan dan obat disangkal.
Riwayat Psikososial:
Pasien adalah seorang petani. Keseharinnya bekerja sebagai petani, pergi ke
sawah, dll. Keluarga pasien mengatakan pasien kurang istirahat dan jarang olahraga.
Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengkonsumsi kopi, makanan yang asin,
bersantan, dan berminyak seperti gorengan. Riwayat merokok disangkal.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran

: Composmentis kontak tidak adekuat

Fungsi Luhur

: Afasia motorik

Tanda Vital
Suhu

: 36,80C

Nadi

: 92 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat

Nafas

: 20 x/menit, reguler

Tekanan Darah

: 200/100 mmHg
Stroke Infark Kardioemboli|2

Status Generalis
Kepala

: Normochepal, rambut hitam lurus, tidak mudah rontok

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung

: Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)

Telinga

: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)

Mulut

: Mukosa basah (+), sianosis (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-), tiroid (-)

Thoraks
Paru
Inspeksi

: Simetris (+/+), retraksi (-/-)

Palpasi

: Simetris (+/+) tidak ada yang tertinggal

Perkusi

: Sonor (+/+)

Auskultasi

: Vesikuler kiri = kanan, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis


dextra, Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

Auskultasi

: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Stroke Infark Kardioemboli|3

Abdomen
Inspeksi

: Permukaan rata

Auskultasi

: BU (+) Normal

Palpasi

: Supel (+), hepatosplenomegaly (-)

Perkusi

: Timpani

Ekstremitas
Atas

: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Bawah

: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

IV. STATUS NEUROLOGIS


RANGSANG MENINGEAL
Kaku Kuduk

: (-)

Lasegue sign

: (-) / (-)

Kernig sign

: (-) / (-)

Brudzinski I

: (-)

Brudzinski II

: (-)

Brudzinski III

: (-)

NERVUS KRANIALIS
N.I (Olfaktorius)
Daya Pembauan

:
Dextra
sulit untuk dinilai

Sinistra
sulit untuk dinilai

N.II (Optikus)
Dextra

Sinistra

Visus

sulit untuk dinilai

sulit untuk dinilai

Lapang Pandang

sulit untuk dinilai

Dalam batas normal

Optic disc

Tidak diperiksa

Tidak
diperiksa
Stroke
Infark
Kardioemboli|4

N.III (Okulomotoris), N. IV (Throklearis), dan N. VI (Abdusens)


Dextra
(-)

Sinistra
(-)

Bulat

Bulat

3 mm

3 mm

(+)

(+)

(+)

(+)

Baik

Baik

Dextra

Sinistra

Minimal

Minimal

Baik

Baik

Baik

Baik

baik

baik

(+)

(+)

Dextra

Sinistra

Baik

Baik

Baik

Baik

(+) bila dirangsang nyeri

(+) bila dirangsang nyeri

sulit untuk dinilai

sulit untuk dinilai

Ptosis
Pupil
a. Bentuk
b. Diameter
c. Reflex Cahaya
Direk
Indirek
Gerak bola mata

N.V (Trigeminus)
Motorik
Mengunyah
Sensibilitas
a. Oftalmikus
b. Maksila
c. Mandibula
Reflex
Kornea
N.VII (Facial)
Motorik
a. Mengangkat alis
b. Menutup mata
c. Menyeringai
Sensorik
a. Daya kecap lidah
2/3 depan
N.VIII (Vestibulokoklearis)

Stroke Infark Kardioemboli|5

Dextra

Sinistra

sulit untuk dinilai

sulit untuk dinilai

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Pendengaran
a.
b.
c.
d.
e.

Test bisik
Test Rinne
Test Weber
Test Swabach
Berdiri dengan

mata terbuka
f. Berdiri dengan
mata tertutup

N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)


Arkus faring
XI

a. Pasif
b. Gerakan aktif

sulit untuk dinilai

N.

sulit untuk dinilai

Uvula
a. Pasif
b. Gerakan aktif

sulit untuk dinilai


sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai

Disfonia
Disfagia
(Assesorius)
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
N.XII (Hypoglosus)

Dextra
sulit untuk dinilai

Sinistra
sulit untuk dinilai

sulit untuk dinilai

sulit untuk dinilai

Posisi lidah
Papil lidah
Atrofi otot lidah
Fasikulasi lidah

sulit untuk dinilai


sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai

FUNGSI MOTORIK
Kekuatan Otot
0

Kesan: Hemiparese ekstremitas dektra

Stroke Infark Kardioemboli|6

FUNGSI SENSORIK

Nyeri
Raba

Ekstremitas atas
Kanan
Kiri
sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai

Ekstremitas bawah
Kanan
Kiri
sulit untuk dinilai sulit untuk dinilai
sulit untuk dinilai sulit untuk dinilai

FUNGSI VEGETATIF
BAK

: Normal

BAB

: Sulit. Belum BAB sejak masuk rumah sakit

REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep

: (+/+)

Reflek trisep

: (+/+)

Reflek brachioradialis : (+/+)


Reflek patella

: (+/+)

Reflek achilles

: (+/+)

REFLEK PATOLOGIS
Babinski

: (+/+)

Chaddock

: (-/-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl 28/08/2016
PEMERIKSAAN

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC

HASIL

NILAI RUJUKAN

14.8
12.4
188
45.9
5.55
83
27
32
Tgl 28/08/2016

10 18
4.0 11.0
150 - 450
31 - 55
4.76 6.45
85 - 123
28 - 40
29-37

SATUAN HASIL

g/dL
ribu/mm3
ribu/mm3
%
juta/uL
fl
pq
%

KIMIA KLINIK
Stroke Infark Kardioemboli|7

Glukosa Darah
Glukosa Darah Sewaktu
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi Ginjal
Kreatinin
Ureum
Profil Lipid
Kolesterol LDL
Kolesterol
Kolesterol HDL
Trigiliserida
Glukosa Darah
Glukosa Darah Puasa

303

< 160

mg/dL

11
9

<37
<41

U/l
U/l

0.61
21.7

0.8 1.5
10 - 50

mg/dl
mg/dl

116
<130
196
133-200
32
30-70
238
60-165
Tgl 30/08/2016

mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl

286

mg/dL

70 105

EKG

Stroke Infark Kardioemboli|8

Kriteria Cornell, LVH bila:

: Gel S V3 + Gel R aVL > 20 mm


11 mm + 10 mm = 21 mm, jadi > 20 mm

Kesan : LVH (Left Ventricle Hypertrophy)


CT- Scan Kepala Tanpa Kontras

Stroke Infark Kardioemboli|9

Kesan: Infark cerebri parafalk kiri anterior

SKORRING
Stroke Infark Kardioemboli|10

ASGM

Pada pasien didapatkan: ada riwayat penurunan kesadaran: (+), nyeri kepala: (-), refleks
babinski: (+)
Kesimpulan : Stroke Perdarahan

SIRIRAJ SCORE
(2,5 x S) + (2 x M) + (2 X N) + (0,1 x D) (3 x A) - 12
S : Kesadaran 0 = kompos mentis
1 = somnolen
2 = stupor/koma
M : muntah 0= tidak ada
1 = ada
D : Tekanan diastolik
A : ateroma 0 = tidak ada
1 = salah satu atau lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah)
(2,5 x 2) + (2x0) + (2x0) + (0,1 x 110) (3 x 1) 12 = 1
Kesimpulan : Meragukan
VI. RESUME
Stroke Infark Kardioemboli|11

Ny.N, 45 tahun datang ke Rumah Sakit Umum Kota Banjar diantar ke IGD dengan
keluhan lemah anggota gerak kanan secara mendadak saat sedang beraktivitas. Keluhan
disertai penurunan kesadaran, tidak bicara, tidak memberi respon saat ditanya, nafsu
makan menurun, dan sulit buang air besar. Tekanan darah pada saat kejadian adalah
200/110 mmHg.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis kontak tidak ade kuat, fungsi luhur: afasia global, tekanan darah: 170/100
mmHg, nadi: 88 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat, pernapasan: 20 x/menit reguler,
suhu: 37,10C. Pemeriksaan motorik hemiparese ekstremitas dektra dengan nilai kekuatan
motorik 2.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan: Laboratorium: Leukosit 12.4 ribu/mm 3,
GDS 303 mg/dL, GDP 286 mg/dL, Trigiliserida 238 mg/dL. EKG : LVH, CT scan :
Infark cerebri parafalk kiri anterior. Skorring : ASGM: Stroke Perdarahan; Siriraj Stroke
Score: Meragukan
VII. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorak
VIII. DIAGNOSIS BANDING
1. Stroke perdarahan intraserebri
2. Stroke infark
IX. DIAGNOSIS KERJA
Stroke infark kardioemboli sistem karotis sinistra dengan faktor risiko CAD disertai
HHD, dan Diabetes Mellitus
X.

TATALAKSANA
a.
b.
c.
d.
e.

Cairan IV line Asering 20 tpm


Manitol
Mecobalamin 1 amp drip
Citicolin 2 x 250 mg
Captopril 3 x 25 mg

f.
g.
h.
i.
j.

Herbesser 2 amp drip dalam asering


Herbesser CD 1 x 200
Ceftriaxone 1 x 2gr
Fenofibrate 1 x 100
Ranitidine 2 x 1

TINJAUAN PUSTAKA
STROKE KARDIOEMBOLI
A. DEFINISI
Stroke kardioemboli merupakan salah satu subtipe stroke Infark yang terjadi karena
oklusi arteri serebral oleh emboli yang bersumber dari jantung atau melalui jantung. Hampir
Stroke Infark Kardioemboli|12

90% emboli yang berasal dari jantung berakhir diotak, sehingga defisit neurologi sering
merupakan manifestasi awal dari penyakit sistemik karena emboli.

B. GEJALA KLINIS
Penurunan kesadaran pada saat onset stroke.
Onset yang tiba-tiba dari keluhan dan gejala yang maksimal
Temuan segera dari gejala defisit hemisfer yang luas.
Tidak ditemukannya kejang ataupun nyeri kepala pada saat onset.
Emboli kardiogenik (terutama dari sumber kelainan katup).
Penyakit Jantung sebagai sumber Emboli (Caplan 1994) mengelompokkan menjadi :
1. Kelainan dinding jantung, seperti kardiomiopati, hipokinesis dan akinesis dinding
ventrikel pasca infark miokard, aneurisma atrium, aneurisma ventrikel, miksoma
atrium dan tumor lainnya, defek septum dan paten foramen ovale.
2. Kelainan katup, seperti kelainan katup mitral rematik, penyakit aorta, katup
protesis, endokarditis bakterial, endokarditis trombotik non bakterial, prolaps
katup mitral dan kalsifikasi annulus mitral.
3. Kelainan irama, terutama fibrilasi atrium dan sindrom sick anus.

C. MANAJEMEN TERAPI
Tatalaksana Darurat Hipertensi pada Stroke.
Penurunan tekanan darah pada stroke akut akan memperkecil kemungkinan terjadinya
edema serebral, transformasi perdarahan, mencegah kerusakan vaskular lebih lanjut dan
terjadinya serangan stroke ulang (early recurrent stroke). Akan tetapi, disisi lain, penurunan
tekanan darah pada stroke akut dapat mengakibatkan penurunan perfusi serebral sehingga
kerusakan daerah iskemik di otak akan menjadi semakin luas. Terlebih pada hipertensi kronik
dengan kurva perfusi (tekanan darah aliran darah ke otak) bergeser ke kanan, Penurunan
tekanan darah pada kondisi seperti ini akan semakin mengakibatkan penurunan perfusi
serebral.

Stroke Infark Kardioemboli|13

Penatalaksanaan Hipertensi pada Stroke akut berdasarkan Guideline Stroke Tahun


2011 perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia,adalah penurunan tekanan darah yang
tinggi pada stroke akut sebagai tindakan rutin tidak di anjurkan, karena kemungkinan dapat
memperburuk keluaran neurologik. Pada sebagian besar pasien, tekanan darah akan turun
dengan sendirinya dalam 24 jam pertama setelah awitan serangan stroke. Guideline stroke
tahun 2011 merekomendasikan penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut agar
dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan beberapa kondisi dibawah ini :
1. Pada pasien stroke iskemia akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik
maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan darah sistolik
> 220 mmHg atau tekanan darah diastolik > 120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik
akut yang diberi terapi trombolitik (rTPA), tekanan darah sistolik diturunkan hingga <
185 mmHg dan tekanan darah diastolik < 110 mmHg. Obat antihipertensi yang
digunakan adalah Labetolol, Nitropruside, Nikardipin atau Diltiazem intravena.
2. Pada pasien stroke perdarahan intraserebral akut, apabila tekanan darah sistolik > 200
mmHg atau mean Arterial Pressure (MAP) > 150 mmHg, tekanan darah diturunkan
dengan menggunakan obat antihipertensi intravena secara kontinyu dengan
pemantauan tekanan darah setiap 5 menit.
3. Apabila tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai dengan
gejala dan tanda peningkatan tekanan intrakranial, dilakukan pemantauan tekanan
intrakranial, tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi
intravena secara kontinu atau intermitten dengan pemantauan tekanan perfusi serebral
> 60 mmHg.
4. Apabila tekanan darah sistole > 180 mmHg atau MAP > 130 mmHg tanpa disertai
gejala dan tanda peningkatan tekanan intrakranial, tekanan darah diturunkan secara
hati-hati dengan menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu atau intermitten
dengan pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP 110 mmHg atau
tekanan darah 160/90 mmHg. Pada Studi INTERACT 2010, penurunan tekanan darah
sistole hingga 140 mmHg masih diperbolehkan.
5. Penurunan tekanan darah pada stroke akut dapat dipertimbangkan hingga lebih rendah
dari target diatas pada kondisi tertentu yang mengancam target organ lainnya,
misalnya diseksi aorta, infark miokard akut, edema paru, gagal ginjal akut dan

Stroke Infark Kardioemboli|14

ensefalopati hipertensif. Target penurunan tersebut adalah 15 25% pada jam pertama
dan tekanan darah sistolik 160/90 mmHg dalam 6 jam pertama.
D. PENCEGAHAN STROKE
Mengatur pola makan yang sehat
1. Makan yang membantu menurunkan kadar kolesterol
- Serat larut yang banyak terdapat dalam biji-bijian seperti beras merah, jagung
dan gandum.
- Kacang kedele beserta produk olahannya dapat menurunkan lipid serum,
menurunkan kolestrol total, kolestrol HDL dan trigliserida.
- Kacang-kacangan: menurunkan kolestrol LDL dan mungkin mencegah
aterosklerosis.
2. Rekomendasi tentang makanan :
- Mengurangi asupan natrium
- Jangan makan berlebihan dan perhatikan menu seimbang
- Makanan sebaiknya bervariasi dan tidak tunggal
- Hindari makan dengan densitas kalori rendah dan kualitas nutrisi rendah
- Mengkonsumsi sayur dan buah
3. Menghentikan rokok
Bisa menyebabkan peninggian koagubilitas, viskositas darah, meninggikan
tekanan darah, menaikkan hematokrit dan menurunkan HDL
4. Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat seperti kokain, heroin penilpropanolamin

dan

mengkonsumsi alkohol dalam dosis berlebihan dan jangka panjang (abuse


alkohol) akan memudahkan terjadinya stroke.
5. Melakukan olahraga yang teratur
Melakukan aktifitas fisik aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang dll) secara
teratur minimun 3 kali seminggu akan dapat menurunkan tekanan darah,
memperbaiki kebiasaan makan dan menurunkan berat badan. Efek biologis
penurunan aktivitas platelet, reduksi fibrinogen plasma dan menaiknya aktivitas
tissue plasminogen activator dan konsentrasi HDL.
6. Menghindari stress dan beristirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dan tidur teratur 6- 8 jam sehari. Mengendalikan stress
dengan cara berfikir positif sesuai dengan jiwa sehat menurut WHO,
menyelesaikan pekerjaan satu demi satu, bersikap ramah dan mendekatkan pada
tuhan YME.

Stroke Infark Kardioemboli|15

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Andi & Dian, Sofiati, dkk. 2012. Kegawatdaruratan Neurologi. Bandung:
Departemen/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UNPAD / RS. Hasan
Sadikin
Caplan RL. Stroke a clinical approach. 4th ed. Boston: Butterworth, 2009: 349-68
Dian, Sofiati, & Amalia, Lisda, dkk. 2013. Pemeriksaan Fisik Dasar Neurologi Berbasis
Ilustrasi Kasus. Bandung: Departemen/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran UNPAD / RS. Hasan Sadikin
Guideline Stroke Tahun 2011. Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI). Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rsud Arifin Achmad Pekanbaru Fakultas
Kedokteran UR
Harold P Adam et al. Guideline for the Early Management of Paients with Ischemic Stroke.
Stroke 2003;34:1056.
Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. RSUP Dr Sardjito/
Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia

Stroke Infark Kardioemboli|16

Stroke Infark Kardioemboli|17

Anda mungkin juga menyukai