Kontraksi Otot
Setiap otot rangka (skelet) terdiri atas banyak sel otot yang panjang dan disebut
serabut otot. Di sepanjang serabut otot ini berjalan benang-benang tipis protein
yang yang dinamakan miofibril. Serabut otot dipertahankan menjadi satu dalam
berkas otot oleh selubung jaringan fibrosa yang dinamakan fasia. Pembuluh
darah dan serabut saraf berjalan ke dalam otot melalui fasia untuk mencapai
setiap serabut otot. Neuron motorik mengadakan sinaps dengan serabut saraf
motorik pada otot volunter. Serabut saraf ini mencapai membran otot rangka
pada sambungan atau tempat pertemuan antara saraf dan otot yang dinamakan
taut mioneural (myoneural junction). Ketika impuls saraf tiba pada taut
mioneural, tempat pertemuan tersebut melepaskan neuro transmiter asetilkolin
yang akan membebaskan ion kalsium dari retikulum sarkoplasma, yaitu jaringan
membranosa dalam serabut otot. Ion kalsium yang dibebaskan ini selanjutnya
akan memicu kontraksi otot.
PERUBAHAN PATOFISIOLOGIS
Perubahan pada tulang
Penyakit dapat mengubah densitas, pertumbuhan, atau kekuatan tulang
1. Densitas
Nyeri tekan
Kerusakan sensibilitas di sebelah distal lokasi fraktur akibat unsurunsur neurovaskuler terjepit atau tertekan oleh trauma atau fragmen
tulang
Kisaran gerak yang terbatas
Krepitasi atau bunyi berderik ketika bagian fraktur digerakkan
d. Diagnosis
- Riwayat cedera traumatik dan hasil pemeriksaan fisik, termasuk
palpasi secara perlahan-lahan dan upaya pasien yang dilakukan
dengan hati-hati untuk menggerakkan bagian tubuhnya di sebelah
distal lokasi cedera
- Foto rontgen bagian tubuh yang dicurigai mengalami fraktur dan sendi
di atas serta di bawah tempat fraktur (untuk memastikan diagnosis);
sesudah reposisi dilakukan, untuk memastikan kelurusan atau
alignment tulang.
e. Penanganan
Untuk fraktur lengan atau tungkai, tindakan kedaruratan terdiri atas:
- Pembidaian anggota gerak di aatas dan di bawah bagian yang
dicurigai mengalami fraktur; pembidaian ini bertujuan untuk
imobilisasi
- Kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri dan edema
- Elevasi anggota gerak tersebut untuk mengurangi rasa nyeri dan
edema.
2. Osteomielitis
Merupakan infeksi tulang yang ditandai khas oleh kerusakan progresif
akibat inflamasi setelah pembentukan tulang yang baru. Umumnya
penyakit infeksi tulang ini terjadi karena gabungan trauma lokal yang
biasanya sepele tetapi menyebabkan hematoma dan infeksi akut yang
timbul di bagian tubuh lain.
a. Penyebab
Mikroorganisme piogenik yang paling sering menyebabkan osteomielitis
adalah Staphylococcus aureus
Mikroorganisme penyebab lain :
- Streptococcus pyogenes
- Pneumokokus
- Pseudomonas aeruginosa
- Escherichia coli
- Proteus vulgaris
- Pasteurella multocida (bagian flora mulut yang normal pada anjing dan
kucing)
b. Patofisiologi
Secara khas mikroorganisme ini menemukan tempat perbenihannya
dalam hematoma yang timbul akibat trauma yang baru saja terjadi atau di
bagian tubuh yang lemah, seperli lokasi infeksi setempat (misalnya,
d. Komplikasi
- Amputasi (lengan atau tungkai kalau osteomielitis kronis yang resisten
menyebabkan nyeri yang berat serta membandel dan mengurangi
fungsi tulang)
- Korteks tulang yang lemah sehingga merupakan faktor predisposisi
untuk fraktur patologis
- Pertumbuhan ekstremitas yang terhenti (pada anak-anak dengan
osteomielitis berat)
e. Diagnosis
- Riwayat infeksi pada saluran kemih, saluran napas, telinga atau kulit,
riwayat gigitan hewan atau manusia, atau trauma tembus yang lain
- Jumlah sel darah putih yang memperlihatkan leukositosis
- Kenaikan laju endap darah
- Kultur darah yang menunjukkan mikroorganisme penyebab
- Pemeriksaan MRI untuk membedakan sumsum tulang dari jaringan
lunak (memudahkan diagnosis)
- Foto rontgen (yang mungkin baru memperlihatkan lesi pada tulang
sesudah penyakit berjalan aktif selama dua hingga tiga minggu)
f.
Penanganan
Harus dimulai sebelum penegakan diagnosis pasti dan penanganan
tersebut meliputi :
1. Penyuntikan antibiotik IV dengan dosis tinggi (yang biasanya
merupakan penisilin yang resisten terhadap enzim penisilinase, seperti
nafsilin atau oksasilin) sesudah dilakukan pemeriksaan kultur darah
2. Tindakan drainase awal dengan pembedahan untuk mengurangi
tekanan dan pembentukan abses
3. Imobilisasi bagian tubuh yang sakit dengan gips, traksi, atau tirah
baring untuk mencegah kambuhan ataupun kegagalan penyembuhan
4. Tindakan suportif, seperti pemberian obat analgetik untuk mengurangi
nyeri dan cairan infus untuk mempertahankan status hidrasi
5. Insisi dan drainase yang diikuti dengan pemeriksaan kultur cairan
drainase (jika terbentuk abses atau sinus tract)
3. Gout
Merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh pengendapan senyawa
urat di dalam sendi sehingga timbul peradangan sendi yang nyeri.
a. Penyebab
Meskipun penyebab pasti dari gout primer masih belum diketahui, namun
penyakit ini dapat disebabkan oleh :
- Defek genetik pada metabolisme purin, yang menyebabkan produksi
berlebih asam urat (hiperurisemia), retensi asam urat, atau keduanya.
Pada gout sekunder, yang terjadi selama perjalanan penyakit lain (Seperti
obesitas, diabetes melitus, hipertensi, anemia sel sabit, dan penyakit
renal), penyebab dapat berupa :
-
b. Patofisiologi
Kalau asam urat mengalami saturasi yang berlebihan (supersaturasi) di
dalam darah dan cairan tubuh lainnya, senyawa ini akan mengkristal dan
membentuk endapan garam urat yang menumpuk di dalam jaringan ikat
di seluruh tubuh; endapan ini dinamakan tofus . keberadaan kristal urat
akan memicu respon inflamasi akut ketika sel-sel neutrofil mulai
memakan kristal tersebut. Kerusakan jaringan mulai terjadi pada saat selsel neutofil melepaskan lisosomnya. Lisosom bukan hanya merusak
jaringan, tetapi juga memperberat inflamasi.
Pada penyakit gout asimptomatik, kadar asam urat dalam serum
meningkat tetapi tidak mengkristal atau pun menimbulkan keluhan dan
gejala. Dengan semakin berlanjutnya penyakit gout, maka keadaan ini
dapat menyebabkan hipertensi atau pembentukan batu urat di dalam
ginjal.
c. Tanda dan gejala
- Nyeri sendi akibat endapan asam urat dan inflamasi
- Eritema dan bengkak pada sendi akibat endapan asam urat dan iritasi
- Tofus pada ibu jari kaki, pergelangan kaki, dan daun telinga akibat
endapan urat
- Kenaikan suhu kulit akibat inflamasi
d. Diagnosis
- Kristal monosodium urat yang berbentuk mirip jarum dalam cairan
sinovial (yang terlihat melalui aspirasi jarum suntik) atau dalam
potongan jaringan dengan endapan tofus
- Hiperurisemia (kadar asam urat yang lebih dari 420 mol/mmol
kreatinin)
- Kenaikan kadar asam urat dalam urin 24 jam (biasanya lebih tinggi
pada gout sekunder dibandingkan pada gout primer)
- Foto rontgen pada awalnya tampak normal; pada penyakit gout yang
kronis, foto rontgen memperlihatkan kerusakan pada kartilago sendi
dan tulang sub kondrium. Pergeseran keluar bagian tepi yang
menggantung dari kontur tulang merupakan ciri khas penyakit gout.
e. Penanganan
- Imobilisasi dan proteksi sendi yang nyeri dan mengalami inflamasi
- Peningkatan asupan cairan (hingga 3 L per hari) jika tidak terdapat
kontraindikasi penyakit lain bertujuan untuk mencegah pembentukan
batu ginjal
Pertanyaan tambahan
1. Sebagai dokter jaga IGD, apa yang harus dilakukan segera pada pasien
tersebut? Mengapa?
Jawaban :
Yang harus segera dilakukan adalah
RICE (Rest-Ice-Compress-Elevate)
R : Istirahatkan selama 48 jam
I : Kompres es selama 20 menit, diulangi 4-8x dalam sehari
C: penekanan daerah cedera (menggunakan perban, balut, dll) dengan
arah balutan dari daerah yang paling jauh dari arah jantung ke arah
jantung
E : Bagian yang cedera diposisikan lebih tinggi dari jantung
MSA (Movement- Strenght- Alternate activity)
M : gerakkan sendi/otot sesuai ROM (Range of Motion) setelah istirahat 2448 jam, hentikan bila gerakan menyebabkan rasa sakit
S : Bila pembengkakan berkurang dan ROM dapat dilakukan dengan baik
maka mulai latih kekuatan otot dan sendi
A : Selama fase penyembuhan dapat dilakukan latihan dengan tidak
membebani bagian yang cedera
Medicine : dapat diberikan piroxicam, meloxicam, dan ibuprofen
2. Pada pemeriksaan radiologi apa yang diharapkan pada kasus di atas?
Jawaban :