DI SUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Khairun Nisa
Fitri Ratnawati
Audina Safitri
M. reza Ramadhan
Bagus Febry Hariandi
Cici Novarianti
Tri Mutiara Dayani
Ulfa Muzliyati
9. Rinda Farlina
10. Riki Sulindra
11. Faleria Novianti
12. Annisa Rosalita
13. Arief Widodo
14. Khairunnisa
15. Elsa Aurelia Suci Avilla
16. Tri Supartini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang asuhan keperawatan
Acquired Cystic Kidney Disease (ACKD) ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, yaitu sebagai tugas
mata kuliah Sistem Perkemihan Tahun Akademik 2016/2017 di Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan dari pihak-pihak luar sehingga makalah ini terselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan.
Ucapan terima kasih tidak lupa diucapkan kepada :
1. Bapak Ns. Suhaimi Fauzan, M.Kep selaku dosen mata kuliah Sistem
Perkemihan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Tanjungpura
2. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan Angkatan 2014 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tanjungpura
3. Pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Segala sesuatu di dunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan
makalah ini. Saran dan kritik sangatlah penulis harapkan demi kesempurnan
makalah berikutnya. Penulis harapkan semoga makalah ini dapat memberikan
suatu manfaat bagi kita semua dan memilki nilai ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3
Tujuan..........................................................................................................
Definisi........................................................................................................
2.2
Etiologi........................................................................................................
2.3
Patofisiologi.................................................................................................
2.4
Manifestasi Klinis........................................................................................
2.5
Pemeriksaan Penunjang...............................................................................
2.6
Penatalaksanaan Keperawatan....................................................................
Pengkajian...................................................................................................
3.2
Diagnosa Keperawatan................................................................................
3.3
Intervensi Keperawatan...............................................................................
3.4
Evaluasi.......................................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
5.1
Kesimpulan..................................................................................................
5.2
Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit ginjal kista (ACKD) pertama kali dikemukakan pada 1847
oleh John Simon pada pasien dengan penyakit ginjal kronis. John Simon
menggambarkan perubahan perkembangan ginjal dengan kista. ACKD
"ditemukan kembali" oleh Dunnill dan rekan pada tahun 1977 pada ginjal
penderita dailysis (Johnson, 2010).
ACKD adalah karakteristik dari pembentukan beberapa kista ginjal
pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, yang tidak memiliki
riwayat penyakit kista keturunan (Berry, 2003). Pasien yang memulai
perawatan dialisis, prevalensi ACKD mulai dari 5% sampai 20%. ACKD
dapat terjadi pada beberapa pasien bahkan sebelum dialisis dimulai pada
pasien hemodialisis kronis dan dialisis peritoneal, prevalensi kemudian
meningkat pada tingkat yang sama dan mencapai 80% sampai 100% setelah
10 tahun pengobatan. Anak-anak juga rentan terhadap perkembangan
ACKD. Beberapa penelitian menunjukkan frekuensi peningkatan atau
pengembangan lebih cepat pada pria dibandingkan pada wanita.Tingkat
perkembangan meningkat
Frekuensi ACKD serta tumor ginjal pada pasien dialisis dianggap tidak
akurat jika hanya berdasarkan metode pencitraan saja. Kista pada ginjal
terdeteksi USG dengan ukuran minimal 0,5 cm (Johnson, 2010).
Tingkat terjadinya penyakit ACKD di Amerika Serikat adalah 7-22%
pada populasi predialysis, 44% dalam waktu 3 tahun setelah mulai dialisis,
79% lebih dari 3 tahun setelah mulai dialisis, dan 90% lebih lama dari 10
tahun setelah mulai dialisis. (Takase, 2012).
dapat
melakukan
tindakan
keperawatan
dalam
pencegahan,
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Definisi
2.2
Etiologi
Menurut U.S. Department Of Health And Human Services (2009),
dialisis menyaring banyak tetapi tidak semua zat sisa ginjal terbuang oleh
ginjal yang sehat. Para peneliti percaya bahwa zat sisa yang tidak dikenal
tidak dibuang melalui dialysis yang menyebabkan kista terbentuk dalam
ginjal. Dialisis sendiri tidak menyebabkan kista.
Glomerulonefritis
nefropati diabetic
2.3
Patofisiologi
2.4
Manifestasi Klinis
U.S. Department Of Health And Human Services (2009) menyimpulkan
Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1. Pemeriksaan lab darah
-
Hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
Koagulasi studi
PTT, PTTK
BGA
2. Urine
-
Urine rutin
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
-
ECG
ECO
4. Radiodiagnostik
-
USG abdominal
USG atau sonogram memiliki perangkat yang disebut transducer, yang
diletakkan diatas perut ketika dilakukan pemeriksaan. Transduser
mengirim gelombang suara yang tidak berbahaya ke dalam tubuh dan
mentransferkan data dari organ internal ke monitor. USG abdominal
ini digunakan untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk ginjal.
CT scan
CT scan menggunakan kombinasi sinar x dan teknologi komputer
untuk membuat gambar tiga dimensi. Kadang-kadang pewarna kontras
disuntikkan ke pasien untuk lebih melihat struktur ginjal. CT Scan
mengharuskan pasien untuk berbaring di meja melalui mesin
pemindaian
berbentuk
donat.
CT
Scan
dapat
membantu
MRI
Mesin MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk
menghasilkan detil gambar organ dan jaringan. Tidak ada paparan
radiasi terjadi. Sama seperti CT scan, MRI dapat membantu
Penatalaksanaan
Menurut Suharyanto (2009), penatalaksanaan pada pasien dengan
ACKD sama halnya dengan perawatan pada CKD yaitu:
1. Tindakan konservatif
Tujuan pengobatan pada tahap ini adalah untuk meredakan atau
memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif.
Pengobatan:
a. Pengaturan diet protein, kalium, natrium dan cairan
Pembatasan protein.
Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar BUN,
tetapi juga mengurangi asupan kalium dan fosfat, serta
mengurangi produksi ion hydrogen yang berasal dari
protein.
Pembatasan
asupan
protein
telah
terbukti
dapat
menyebabkan
beban
sirkulasi
menjadi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
3.3.1
Anamnesa
1. Data demografi
Dapat meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, status
Head to toe
1. Kepala
- Inspeksi : Berbentuk kepala, distribusi rambut bentuk wajah,
bentuk mata, bentuk hidung, bentuk mulut, bentuk gigi normal
dan bentuk leher.
Palpasi : Nyeri tekan di kepala
2. Wajah
- Inspeksi : Bentuk wajah
- Palpasi : Nyeri tekan di wajah
3. Mata
-
I
nspeksi: Bentuk mata, sklera, konjungtiva, pupil,
lapang pandang, pergerakan bola mata
P
alpasi :Nyeri tekan pad bola mata, warna mukosa
konjungtiva, warna mukosa sklera
9
4. Hidung
- Inspeksi : Bentuk hidung, pernafasan cuping hidung, sekret
- Palpasi : Nyeri tekan pada hidung
5. Telinga
- Inspeksi : Bentuk telinga,serumen pada telinga
- Palpasi : Nyeri tekan pada telinga
6. Mulut
- Inspeksi : Bentuk mulut,bentuk gigi,bentuk lidah
- Palpasi : Nyeri tekan pada lidah,gusi, gigi
7. Leher
- Inspeksi : Bentuk leher
- Palpasi : Nyeri tekan pada leher
8. Dada
-
Inspeksi
10
Koordinasi tubuh
3.3.4 Pengkajian Doenges, 2000
1. Aktifitas /istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan malaise, gangguan tidur
(insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada
(angina).
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting
pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung, nadi lemah, hipotensi
ortostatik,
friction
rub
perikardial,
pucat
pada
kulit,
kecenderungan perdarahan.
3. Integritas ego
Gejala : Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang
lain, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
11
12
3.2
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.3
Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa
Tujuan
dan
Kriteria Intervensi
Hasil
1.
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan retensi
natrium dan
cairan
Tujuan :
Fluid management
Setelah
perawatan
diberikan
diharapkan
batas normal
Kriteria hasil :
Cardiopulmonal status
- TTV dalam batas
normal
klien
Hipervolemia Management
Fluid balance
- Turgor
turgor kulit)
3. Kaji tanda-tanda vital
cairan
seimbang,
lembab,
kadar
BUN,
kreatinin, kalium
serum,
serum,
membrane
mukosa
natrium
Hb
dan
hematokrit dalam
batas normal
cairan
6. Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium (BUN,
kreatinin, kalium serum,
natrium serum, Hb dan
hematokrit).
7. Kolaborasi pemberian
cairan dan obat diuretik
sesuai indikasi.
2.
Nausea
berhubungan
dengan
peningkatan
Kriteria hasil :
Nausea
&
Nausea Management
Vomiting
Control
- Kien
asam lambung
onset
terjadinya mual
Klien
dapat
menjelaskan faktor
penyebab mual
Klien
mampu
menggunakan
antiemetik
yang
direkomendasikan
Nausea & Vomiting
Severity
- Tidak
faktor
mengenali
-
1. Identifikasi
terjadinya nausea.
3. Ajarkan klien untuk tidur
dan istirahat yang adekuat
untuk mengurangi nausea.
4. Ajarkan makan sedikit
tapi sering dan dalam
kondisi hangat
5. Berikan informasi tentang
nausea
yang
muncul,
lamanya.
terdapat 6. Kolaborasi
pemberian
obat
berlebih
antiemetik
yang
jika
14
memungkinkan.
3.
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
pada klien
2. Kaji turgor kulit klien
3. Pantau hasil pemeriksaan
Kriteria hasil :
Nutritional status
-
Intake
makanan
berat
periodik.
Biochemical status
-
secara
Nutrition Therapy
4.
PK pruritus
Kriteria hasil :
-
Klien
1. Monitor
melaporkan
Bekas
garukan
(erosi
atau
karakteristik
pola
klien
hygiene
untuk
sekunder (-)
15
Klien
mampu
mempertahankan
tenang
untuk
klien
beristirahat
tidak
dingin
-
Klien
kooperatif
dengan
program
terapi
5.
PK Anemia
yang
direncanakan
Tujuan :
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
perawat
dapat
meminimalkan
komplikasi
klien
mengkonsumsi
anemia
yang terjadi
makanan
Kriteria hasil :
-
4. Kolaborasi
TTV
tranfusi
pemberian
darah
sesuai
indikasi.
berwarna
merah muda.
Hb klien
dalam batas normal
(12-16 g/dL).
Mukosa
bibir
berwarna
merah muda.
Klien
16
tidak
melaporkan
17
6.
Perfusi jaringan
Kriteria hasil:
Circulatory Precaution
perifer tidak
Tissue
efektif
peripheral
komprehensif
sirkulasi
perifer
(nadi
perifer,
oedem,
CRT,
berhubungan
dengan
penurunan
perfusion:
detik
konsentrasi
hemoglobin
dalam darah
perifer
pengkajian
terhadap
Lakukan
darah
Hindari pemberian terapi
intravena
klien
viskositas
dan
terapi
20
dengan
x/menit)
dan
cukup kuat
sirkulasi
kurang baik
Kolaborasi
yang
pemberian
Tujuan :
1 Lakukan
Setelah
diberikan
asuhan
dapat
perawat
meminimalkan
komplikasi hipertensi
Kriteria hasil:
-
keperawatan 2 Anjurkan
diharapkan
Tekanan
klien
untuk
darah
pengkajian
pemberian
anti
hipertensi
Klien menunjukkan
perilaku membatasi
makanan
yang
18
mengandung garam
tinggi
-
Keluhan
nyeri
3.4
Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Berikut ini evaluasi pada klien dengan ACKD :
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan cairan
- TTV dalam batas normal
- Turgor kulit elastis, intake dan output cairan seimbang, membrane
mukosa lembab, kadar BUN, kreatinin, kalium serum, natrium serum,
Hb dan hematokrit dalam batas normal
Nausea berhubungan dengan peningkatan asam lambung
- Kien dapat mengenali onset terjadinya mual faktor penyebab mual
mampu menggunakan antiemetik yang direkomendasikan, serta tidak
terdapat ekskresi saliva yang berlebih
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Intake makanan adekuat, HCT, dan tonus otot normal
- Albumin meningkat atau normal
PK pruritus
-
19
20
BAB IV
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
ACKD adalah penyakit ginjal yang merupakan akhir dari perkembangan
masalah ginjal jangka panjang, terutama pada pasien yang mengalami gagal ginjal
kronis. Penyakit ini menyebabkan kista atau tumor yang membentuk kantung
yang berisi cairan eksudat, nanah pada ginjal. Tidak ada gen penyebab yang
berhubungan dengan ACKD.
ACKD sering tidak memiliki gejala. Jika kista terinfeksi, seseorang mungkin
memiliki sakit punggung, demam, atau bahkan menggigil. Jika kista berdarah,
seseorang akan sering melihat darah dalam urin. Penyakit ini juga dapat
menyerang pada berbagai sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, pulmoner,
gastrointestinal,
muskuloskeletal,
integumen,
endokrin,
hematologi,
serta
Saran
Diharapkan makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
21
DAFTAR PUSTAKA
Bonsib, Stephen M. 2013. Atlas of Medical Renal Pathology. New York: Springer.
Brady HR, Brenner BM. Acute renal failure. Dalam Kasper DL, Fauci AS, Longo
DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, editor. Harrisons principle
of internal medicine. Ed 16. New York: McGraw-Hill, Inc; 2005.p. 164453.
Brosnahan, Fick. 2001. Polycystic and acquires cystic kidney disease. In :
Greenberg A. ed. Primer on Kidney Disease. 3rd ed. National Kidney
Foundation. San Francisco : Academic Press.
Dongoes, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Eknoyan MD, Garabed. 2006. The Global Burden of Chronic Kidney DiseaseChallenges, Opportunities, and Solutions to Improve Patient Care and
Outcomes. Texas: Baylor College of Medicine
Guyton & Hall. 2003. Fisiologi Kedokteran. Jakar Ralph & Rosenberg, 2003,
Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia
USA
Himmelfarb dan Sayegh. 2010. Chronic Kidney Disease, Dialysis, and
transplantation: A Companion to Brenner and Rectors The Kidney.
USA: Saunders
Jameson, J.L. & Loscalzo, J. (Eds). 2010. Harrisons: Nephrology and Acid-Base
Disorders. US : The McGraw-Hill Companies. Kader et al. 2009.
Symptom Burden, Depression, and Quality of Life in Chronic and EndStage
Kidney
Disease,
(http://ejasn.asnjournals.org/content/4/6/1057.short,
(online),
diakses
15
September 2016).
Johnson, Marion, dkk. 2008. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes
Classifcation (NOC), Secon edition. USA: Mosby.
22
23