NAMA
: TONNY AUDY
NIM
: 1411080063
ABFII PERBANAS
PENDAHULUAN
Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas
menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak boleh dicatat
overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan sebesar nilai yang mencerminkan
manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Jika nilai di masa depan lebih rendah dari nilai
tercatat, maka aset harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset
tunggal maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen dari aset
atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas independen maka pengukuran
penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat
menghasilkan arus kas jika berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu
unit penghasil kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan,
suatu unit pabrik.
Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan (value through sales) dan penggunaan (value
through sales). Jika aset dijual, entitas akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan.
Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan
nilai yang digunakan.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali :
a.
b.
c.
d.
e.
Pengukuran;
f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat IAS 40: Properti Investasi);
g. aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual ( lihat PSAK 41 Pertanian );
h. biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung
i.
berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4: Kontrak Asuransi; dan
aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.
Jika tidak terdapat perjanjian penjualan mengikat atau pasar aktif untuk aset, maka nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia untuk menggambarkan
jumlah yang dapat diperoleh entitas pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset dalam transaksi
wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam transaksi wajar
setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah tersebut, entitas mempertimbangkan hasil
dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama. Nilar wajar dikurangi biaya untuk
menjual tidak menggambarkan suatu penjualan yang dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk
menjual segera.
Biaya pelepasan aset, selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas, adalah pengurang
dalam menentukan mengukur nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan. Contoh biaya tersebut
adalah biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya tambahan
langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan kontrak
kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24: Imbalan Kerja) dan biaya terkait dengan pengurangan atau
reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan biaya tambahan langsung untuk pelepasan
aset.
Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan
Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan adalah harga dalam suatu
perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang
independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan
pelepasan asset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset dikurangi
biaya pelepasan aset tersebut.
Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikurangkan dalam
menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli
diharuskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya penjualan
yang mencakup aset dan laibilitas tersebut.
Nilai Pakai
Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam 28 penghitungan nilai pakai aset:
(a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
(b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa
depan tersebut;
(c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan
penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesik atas aset
tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka hendak memilih
suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan prol risiko yang sama dengan
yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut.
P E N G A K U A N D A N P E N G U K U R A N R U G I PENURUNAN NILAI
Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset
diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi
penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi
sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model revaluasi pada PSAK 16). Setiap rugi
penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan Pernyataan
lain.
Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset yang terkait,
entitas mengakui laibilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh Pernyataan lain.
Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di masa
depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara
sistematis selama sisa masa manfaatnya.
Ilustrasi Penurunan Nilai 1:
Contoh: PT ABC melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai
tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta dan
nilai pakainya 175 juta.
Carrying
costs to sell
Rp 212 juta
Rp 8.2 juta
Value in use
Rp 220 juta
Rp 6.5 juta
amount
Rp 300 juta
Rp 9 juta
Rp21 juta
Rp 18 juta
Rp 30 juta
Carrying
amount
amount
Impairment loss
Rp 220 juta
Rp 8.2 juta
Rp 300 juta
Rp 9 juta
Rp 80 juta
N/A
Rp 21 juta
Rp 30 juta
Rp 9 juta
didepresiasikan
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Dr
Surplus revaluasi
Rugi penurunan nilai (80 juta 50 juta)
Cr
Rp 50 juta
30 juta
Tanah
Rp 80 juta
Rp 9 juta
Rp 9 juta
(b) diukur berdasarkan nilai relatif dari operasi yang dihentikan dan porsi dari unit penghasil kas
yang ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih baik
dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan.
Kasus Penurunan Nilai Goodwill:
PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar Rp 32 M pada 1 Januari 2010.
Setelah tanggal akuisisi, aset bersih yang dapat diidentifikasi memiliki nilai Rp30 M.
PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang dapat dipulihkan dari PT Lily
sebesar Rp20 M. Nilai wajar aset teridentifikasi 27.
Harga perolehan kombinasi bisnis 80%
= Rp 32 M
= Rp 40 M
= Rp 30 M
= Rp 10 M
Pengendali
Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp30 M = Rp 24 M
Goodwill pengendali
= Rp 8 M
Harga perolehan
= Rp 32 M
Goodwill
Aset
Total
diidentifikasi
Nilai tercatat bruto
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
Pengendali
8M
24 M
32 M
Kepemilikan minoritas
2M
6M
8M
Rp 10 M
Rp 30 M
Rp 40 M
Nilai
tercatat
disesuaikan
yang
alokasi goodwill, diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit yang mengandung goodwill,
aset-aset tersebut harus diuji penurunan nilainya sebelum unit tersebut.
Aset Korporat
Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau divisi dari
entitas, perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas menentukan apakah asset
memenuhi denisi Pernyataan ini mengenai aset korporat untuk suatu unit penghasil kas tertentu. Karena
aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk yang terpisah, jumlah terpulihkan aset korporat
individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan untuk melepas aset tersebut.
Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas mengidentikasi semua aset
korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika sebagian dari jumlah tercatat
aset korporat:
(a) dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas
membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat aset korporat
yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan.
(b) tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus:
(i) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan
mengakui setiap rugi penurunan nilai
(ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit penghasil kas
yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat dapat dialokasikan atas
dasar yang layak dan konsisten; dan
(iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk bagian
dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit tersebut) dengan
jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.
Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang
telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan
dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai
dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan
sebagai berikut:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit
penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar
jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai
atas aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai entitas tidak harus
mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
1. nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan);
2. nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
3. nol.
Kasus Unit Penghasil Kas:
depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus disesuaikan di periode mendatang untuk
mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang
sistematik selama sisa masa manfaatnya.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit
(kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam mengalokasikan
pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas
nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya
tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Goodwill
Rugi penurunan nilai yang diakui untuk goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. PSAK 19:
Aset Tidak Berwujud melarang pengakuan goodwill yang dihasilkan secara internal. Setiap kenaikan
jumlah terpulihkan dari goodwill dalam periode setelah terjadinya pengakuan rugi penurunan nilai
goodwill tersebut kemungkinan merupakan kenaikan goodwill yang dihasilkan secara internal, bukan
merupakan pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui untuk goodwill yang diperoleh.
PENGUNGKAPAN
Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:
(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan
unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode
tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan
nilai yang dibalik
(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya selama periode itu.
(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang serupa dalam
operasi suatu entitas. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan nilai material
yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset individual, termasuk goodwill, atau suatu
unit penghasil kas:
(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi
penurunan nilai.
(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.
(c) untuk aset individual:
i. sifat dari aset; dan
ii. jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen
terlaporkan yang mencakup aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;
i.
deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu lini
produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geogra, atau suatu
ii.
iii.
(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual atau nilai pakainya.
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar yang
digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti apakah nilai
wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu pasar aktif).
(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan pada estimasi saat
ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.