Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah

Anatomi dan Fisiologi Manusia

MAKALAH DISKUSI
SISTEM PENCERNAAN

OLEH :
JENIFER A. MAPALIEY
13. 01. 226
TRANSFER A1

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,


Makalah Sistem Pencernaan ini dapat terselesaikan. Makalah ini
merupakan bagian dari tugas yang berkaitan dengan mata kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia.
Makalah Sistem Pencernaan ini memuat uraian tentang sistem
pencernaan dimulai dari bagian umum hingga fungsi dari masing-masing
organ serta beberapa penjelasan tentang penyakit atau gangguan yang
dapat timbul pada sistem pencernaan yang diharapkan dapat memberi
informasi kepada pembaca.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sistem Pencernaan
ini. Penyusun menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang ada
dalam Makalah Sistem Pencernaan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi
kesempurnaan informasi tentang Sistem Pencernaan. Semoga Makalah
Sistem Pencernaan dapat bermanfaat bagi kita.

Makassar, 04 Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang .

I.2 Rumusan Masalah ..

I.3 Tujuan

Bab II. Isi


II.1 Teori Umum .....

II.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem


Pencernaan manusia .
II.3 Gangguan pada Sistem Pencernaan ..

7
17

Bab III. Penutup ...

19

Daftar Pustaka

20

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Makhluk hidup membutuhkan energi dalam menjalankan
kehidupan yang dapat dicukupi dari makanan. Makanan yang masuk
ke tubuh seringkali masih dalam ukuran yang terlalu besar dan sangat
kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat
langsung digunakan. Makanan yang telah dimakan akan diuraikan
dalam

sistem

pencernaan

menjadi

sumber

energi,

komponen

penyusun sel dan jaringan, serta nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Salah satu sistem kompleks dalam tubuh adalah sistem pencernaan.
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah
makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah
molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Setiap
makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber energi, dalam
mengkonsumsi makananan, manusia memiliki sistem pencernaan atau
sistem gastroinstestinal agar dapat diproses oleh organ-organ yang
bertugas untuk mengolah makanan agar dapat diserap oleh sel-sel
tubuh sehingga menjadi sumber energi, secara umum sistem
pencernaan manusia maupun makhluk hidup lainnya dimulai dari mulut
dan berakhir pada anus sebagai sisa metabolisme makanan. Setiap
organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting
dengan fungsi yang berbeda-beda. misalnya mulut sebagai pintu
masuk makanan dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh
gigi dan dengan unsur kimiawi yang dimiliki oleh ludah yang
mengandung enzim Amilase (Ptyalin) akan mempermudah proses
sistem

pencernaan

manusia dengan

menghancurkan makanan

menjadi serpihan-serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya saat


melewati mulut, tenggorokan, kerongkongan dan menuju lambung
merupakan tahap dimana makanan dipecah dan diproses menjadi zat-

zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi
darah. Dalam sistem pencernaan tak terkecuali sistem pencernaan
manusia bahwa makanan yang dikonsumsi tak sepenuhnya menjadi
zat-zat gizi yang dapat diserap, sisa-sisa makanan inilah yang nantinya
akan dikeluarkan melalui anus sebagai proses metabolisme tubuh
Selain yang telah disebutkan diatas sistem pencernaan manusia juga
memiliki organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan seperti
pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki
peranan penting pada sistem pencernaan pada manusia. Sistem
pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan
hewan tingkat tinggi lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan
mengeluarkan kotorannya melewati anus, namun tentu berbeda
dengan

hewan

tingkat

rendah/sederhana.

Makalah

ini

akan

menguraikan fungsi berbagai organ pencernaan pada macam-macam


hewan (mulai dari hewan sederhana sampai tingkat tinggi) serta cara
hewan mencerna bahan makanan yang kompleks menjadi sederhana
sehingga dapat diserap oleh saluran pencernaan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada
manusia?
2. Bagaimanakah gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan?
I.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada
manusia.
2. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan.
BAB II
ISI
II.1 Teori Umum

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar),


yaitu tuba muscular panjang yang merentang dari mulut sampai anus,
dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati,
kandung empedu dan pancreas. Saluran pencernaan yangterletak di
bawah area dafragma disebut saluran gastrointestinal (GI) (Sloane,
2003).
II.1.1 Fungsi Sistem Pencernaan
Fungsi utama

sistem

ini adalah

untuk menyediakan

makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna
sehingga diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik
dan kimia dan meliputi proses-prose berikut (Sloane, 2003) :
1. Ingesti, adalah masuknya makanan kedalam mulut.
2. Pemotongan dan penggiilingan makanan dilakukan secara
mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan
saliva sebelum ditelan.
3. Peristaltis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter
yang

menggerakkan

makanan

tertelan

melalui

saluran

pencernaan.
4. Digesti, adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar
menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari
lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan
limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh,
6. Egesti (defekasi), adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang
tidak tercerna, juga bakteri dalam bentuk feses dari saluran
pencernaan.
II.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
beberapa organ, yaitu mulut, faring dan esophagus (kerongkongan),
lambung (ventrikulus), usus halus, usus besar, rektum dan anus
(Pearce,2009).

Gambar 1. Sistem Pencernaan Manusia

A. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan. Rongga mulut merupakan jalan masuk menuju sistem
pencernaan yang berisi aksesori yang berfungsi dalam proses awal
pencernaan. Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan
kelenjar air liur (saliva). Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut
dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas
gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam
dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang
berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian
penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang
bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah
yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada Ada
tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna
untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak
makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan
(Gibson, 2002). Gambar Rongga Mulut sebagai mana dapat dilihat
pada gambar 2.

Gambar 2. Rongga mulut

Gambar 3. Struktur Gigi

Terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu


kelenjar

parotis, sublingualis,

Gambar

4. Kelenjar

mengandung

enzim

dan

submandibularis

saliva mengeluarkan
ptialin

atau

amilase,

air

liur

(Lihat
yang

berguna untuk

mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu


oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut,
lidah

menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah

dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian


dibentuk

menjadi

lembek

dan

bulat

yang

disebut

bolus.

Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring


(Gibson, 2002)

Gambar 4. Kelenjar Saliva

Gambar 5. Bagian Lidah

B. Faring dan Esofagus


Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk
bolus

akan

masuk kedalam

tekak

(faring).

Faring

adalah

saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut


sampai

ke

pangkal

faring

epiglottis.

permukaan kerongkongan
terdapat katup

Epiglotis berfungsi

(esophagus).

pernapasan

untuk

menutup

Pada

yang

disebut

ujung

saluran

pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran


pernapasan. Setelah

melalui faring,

bolus

menuju

ke

esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik,


dan berdinding tebal (Lihat Gambar 6). Esophagus mempunyai
panjang kira-kira 25 cm dengan diameter 2,5 cm dan pH cairannya
5-6 serta tidak terdapat enzim di dalamnya (Tim Penyusun, 2014).
Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan
meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan
otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik (Pearce, 2009)

Gambar 6. Esofagus

C. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk
seperti kantung dengan panjang 20 cm, diameter 15 cm, pH cairan
1-3,5 (Tim Penyusun, 2014). Lambung

dapat

menampung

makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung


disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan
secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut (Lihat Gambar
7). Lambung di bagi dalam 3 bagian, yakni bagian atas (fundus),
bagian tengah (corpus) dan bagian bawah (antrum) yang meliputi
pelepasan lambung (pylorus) (Tjay,2007). Ada 3 jenis otot polos
yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang (Longitudinal),
otot

melingkar (sirkuler),

dan

otot menyerong (oblik). Selain

pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi


dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa
kimiawi yang dihasilkan lambung adalah (Pearce, 2009; Sloane,
2003) :
Asam HCl, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin

dan kolesistokinin pada usus halus.


Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit .


Renin, mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air

susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.


Mukus, melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat
asam HCl.
Lambung memiliki fungsi sebagai penampung makanan dan

dilambunglah makanan diaduk secara intensif dengan getah


lambung dan terjadi absorpsi (minimal) dari bahan makanan (Tjay,
2007). Otot

lambung

berkontraksi

10

mengaduk-aduk

bolus,

memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah


lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan
renin.
masuk

HCl

berfungsi

berasama

untuk

bolus

membunuh

akan

kuman-kuman yang

mengaktifkan

enzim

pepsin.

Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin


berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui
pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan
kekuningan yang disebut kim atau kimus (bubur usus). Kimus
akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.. Di dalam
lambung terdapat beberapa kelenjar dalam mucus lamnung, yaitu
(Tim Penysun, 2014) :

Kelenjar mucus yang mensekresi mucus.


Sel-sel chief (sel zynogenik) yang mensekresi pepsin dan

enzim.
Sel parietal yang mensekresi asam lambung.

Gambar 7. Bagian Lambung

D. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung (Gambar
8). Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus
terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum (

11

2,5 m), serta ileum ( 3,6 m).

Pada usus halus hanya

terjadi

pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa


kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari
kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Suatu lubang
pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan
saluran

getah

menghasilkan
disalurkan
protein

pancreas
enzim

tripsin,

menuju duodenum.

menjadi

menjadi

dan

maltosa.

asam

amino.

Lipase

saluran
amilase,
Tripsin

empedu.
dan

Pankreas

lipase

berfungsi

merombak

Amilase mengubah

mengubah

lemak

yang

menjadi

amilum
asam

lemakdan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan


ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan
ke

duodenum.

Getah

empedu berfungsi untuk menguraikan

lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Gambar 8. Bagian Usus Halus dan organ di dekatnya

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum.


Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat
makanan

diserap. Zat-zat

makanan setelah

melalui

jejunum

menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan


terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino,
dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa
oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam
lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah
diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah

12

bening danakhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. Senyawa


yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah
menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam

amino.
Hormon

mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus


Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk

Sekretin

Merangsang

kelenjar

pancreas

mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.


Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus
terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut (Pearce,
2009; Tjay, 2007; Sloane, 2003) :

Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam

akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.


Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna
sesuai kandungan
karbohidrat

akan

zatnya.

Makanan

dari

kelompok

dicerna oleh amylase pancreas

menjadi

disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase


menjadi

monosakarida,

yaitu

glukosa.

Glukosa

hasil

pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan

ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.


Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna
menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim
tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam
amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh

oleh peredaran darah.


Makanan dari kelompok
dilarutkan (diemulsifikasi)

lemak,
oleh

pertama-tama

cairan

empedu

akan
yang

dihasilkan hati menjadi butiranbutiran lemak (droplet lemak).


Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi
asam

lemak

dan

gliserol.

13

Asam

lemak

dan

gliserol

kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh


pembuluh limfe.
E. Usus Besar (Kolon)
Bahan makanan

yang

sudah

melalui

usus

halus

akhirnya masuk ke dalam usus besar (Gambar 9). Usus besar


terdiri

atas

usus

buntu

(appendiks),

bagian yang menaik

(ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon),


bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus
(Gibson, 2002).

Gambar 9. Bagian Usus Besar hingga Rektum

Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat


dikatakan sebagai bahan sisa.
sejumlah

besar

air

Sisa

dan bahan

tersebut

makanan

terdiri

atas

yang tidak dapat

tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berf ungsi mengatur


kadar air pada sisa makanan. Bila kadar iar pada sisa makanan
terlalu banyak, maka dinding usus
kelebihan

air

tersebut.

besar

Sebaliknya

bila

akan

menyerap

sisa

makanan

kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air


danmengirimnya ke

sisa

terdapat

sekali

banyak

makanan.

Di

dalam

mikroorganisme yang

usus

besar

membantu

membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang


tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut
tinja(feses) dan dikeluarkan melalui anus (Gibson, 2002).
F. Rektum dan Anus
Rectum memiliki panjang 12 cm, rectum dimulai pada
pertengahan sacrum dan berakhir pada canalis analis (Gibson,
14

2002). Rektum merupakan lubang tempat pembuangan feses dari


tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih
dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang
maka

otot

spinkter

rectum

mengatur

pembukaan

dan

penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu


ototpolos dan otot lurik (Gambar 10).

Gambar 10. Rektum dan Anus

II.3 Gangguan pada Sistem Pencernaan


Di dalam saluran pencernaan

dapat

timbul

berbagai

gangguan, baik dari resorpsi bahan gizi atau infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme.
1. Esofagitis
Eesofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang
lama kelamaan akan menjadi tukak. Gejalanya berupa perasaan
terbakar dan perih di belakang tulang dada, yang disebabkan
karena luka-luka mukosa bersentuhan dengan makanan atau
minuman yang merasakan (Tjay, 2007).
2. Radang Lambung ( Gastritis)
Bila mukosa lambung sering kali atau dalam waktu cukup
lama bersentuhan dengan aliran balik getah duodenum yang
bersifat alkalis, peradangan sangat mungkin terjadi dan akhirnya
malah berubah menjadi tukak lambung. Hal ini disebabkan karena
mekanisme penutupan pylorus tidak bekerja dengan sempurna,
sehingga terjadi rafluks tersebut. Penyebab lain adalah hipersekresi
asam sehingga dinding lambung dirangsang secara kontinu dan
akhirnya dapat terjadi gastritis dan tukak (Tjay, 2007).
3. Parotitis

15

Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus


yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga,
akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar.
4. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut
yang ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut
yang kering membuat makanan kurang tercerna dengan baik.
5. Diare
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses
penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi
encer.
6. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang
berlebihan pada sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya,
feses menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan.
Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk buang air besar teratur
tiap hari dan banyak makan sayuran atau buah-buahan.
7. Apendistis
Apendisitis (radang usus buntu) adalah peradangan
pada

apendiks

buntu).Umumnya

vermiformis

(umbai

apendisitis disebabkan

cacing/

usus

oleh infeksi

bakteri,

namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang


sampai

sekarang

belum

dapat

diketahui

secara

pasti.

Di

antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran


(lumen) apendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit),
hiperplasia

(pembesaran) jaringan

limfoid, penyakit

cacing,

parasit, benda asing dalam tubuh, kanker dan pelisutan. Faktor


kebiasaan makan makanan rendah serat dan konstipasi /susah
buang air besar (BAB) menunjukkan peran terhadap timbulnya
apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekanan lumen usus
yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan flora normal usus. (Ferri, 2009).

16

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas dapat
disimpulkan :
1. Sistem pencernaan manusia terdiri atas beberapa organ yang
dimulai dari mulut, esophagus (kerongkongan), lambung, usus
halus, usus besar, rectum hingga anus. Masing-masing organ
memiliki fungsi dan kerja sendiri yang saling berkaitan.
2. Terdapat beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan yang bias disebabkan karena resorpsi bahan gizi,
ketidaksempurnaan kerja organ maupun adanya infeksi dari
mikroorganisme.

17

DAFTAR PUSTAKA
Ferri, FF. 2009. Appendicitis Acute. In: Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor
2009: Instant Diagnosis and Treatment. Philadelphia,Pa.:Mosby
Elsevier;.http://www.mdconsult.com/das/book/body/1470024272/0/1701/0.html. Diakses tanggal 04 Juni 2014
Gibson, J. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. EGC :
Jakarta. 185-206
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia :
Jakarta. Hal. 176-200
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC : Jakarta. Hal.
281- 295
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
STIFA : Makassar. Hal. 33-35
Tjay, T.H. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. PT. Gramedia : Jakarta.
Hal.257-269

18

Anda mungkin juga menyukai