Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
MAKALAH DISKUSI
SISTEM PENCERNAAN
OLEH :
JENIFER A. MAPALIEY
13. 01. 226
TRANSFER A1
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang .
I.3 Tujuan
7
17
19
Daftar Pustaka
20
BAB I
PENDAHULUAN
sistem
pencernaan
menjadi
sumber
energi,
komponen
penyusun sel dan jaringan, serta nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Salah satu sistem kompleks dalam tubuh adalah sistem pencernaan.
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah
makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah
molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Setiap
makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber energi, dalam
mengkonsumsi makananan, manusia memiliki sistem pencernaan atau
sistem gastroinstestinal agar dapat diproses oleh organ-organ yang
bertugas untuk mengolah makanan agar dapat diserap oleh sel-sel
tubuh sehingga menjadi sumber energi, secara umum sistem
pencernaan manusia maupun makhluk hidup lainnya dimulai dari mulut
dan berakhir pada anus sebagai sisa metabolisme makanan. Setiap
organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting
dengan fungsi yang berbeda-beda. misalnya mulut sebagai pintu
masuk makanan dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh
gigi dan dengan unsur kimiawi yang dimiliki oleh ludah yang
mengandung enzim Amilase (Ptyalin) akan mempermudah proses
sistem
pencernaan
manusia dengan
menghancurkan makanan
zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi
darah. Dalam sistem pencernaan tak terkecuali sistem pencernaan
manusia bahwa makanan yang dikonsumsi tak sepenuhnya menjadi
zat-zat gizi yang dapat diserap, sisa-sisa makanan inilah yang nantinya
akan dikeluarkan melalui anus sebagai proses metabolisme tubuh
Selain yang telah disebutkan diatas sistem pencernaan manusia juga
memiliki organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan seperti
pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki
peranan penting pada sistem pencernaan pada manusia. Sistem
pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan
hewan tingkat tinggi lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan
mengeluarkan kotorannya melewati anus, namun tentu berbeda
dengan
hewan
tingkat
rendah/sederhana.
Makalah
ini
akan
sistem
ini adalah
untuk menyediakan
makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna
sehingga diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik
dan kimia dan meliputi proses-prose berikut (Sloane, 2003) :
1. Ingesti, adalah masuknya makanan kedalam mulut.
2. Pemotongan dan penggiilingan makanan dilakukan secara
mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan
saliva sebelum ditelan.
3. Peristaltis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter
yang
menggerakkan
makanan
tertelan
melalui
saluran
pencernaan.
4. Digesti, adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar
menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari
lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan
limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh,
6. Egesti (defekasi), adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang
tidak tercerna, juga bakteri dalam bentuk feses dari saluran
pencernaan.
II.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
beberapa organ, yaitu mulut, faring dan esophagus (kerongkongan),
lambung (ventrikulus), usus halus, usus besar, rektum dan anus
(Pearce,2009).
A. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan. Rongga mulut merupakan jalan masuk menuju sistem
pencernaan yang berisi aksesori yang berfungsi dalam proses awal
pencernaan. Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan
kelenjar air liur (saliva). Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut
dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas
gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam
dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang
berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian
penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang
bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah
yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada Ada
tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna
untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak
makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan
(Gibson, 2002). Gambar Rongga Mulut sebagai mana dapat dilihat
pada gambar 2.
parotis, sublingualis,
Gambar
4. Kelenjar
mengandung
enzim
dan
submandibularis
saliva mengeluarkan
ptialin
atau
amilase,
air
liur
(Lihat
yang
berguna untuk
menjadi
lembek
dan
bulat
yang
disebut
bolus.
akan
masuk kedalam
tekak
(faring).
Faring
adalah
ke
pangkal
faring
epiglottis.
permukaan kerongkongan
terdapat katup
Epiglotis berfungsi
(esophagus).
pernapasan
untuk
menutup
Pada
yang
disebut
ujung
saluran
melalui faring,
bolus
menuju
ke
Gambar 6. Esofagus
C. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk
seperti kantung dengan panjang 20 cm, diameter 15 cm, pH cairan
1-3,5 (Tim Penyusun, 2014). Lambung
dapat
menampung
melingkar (sirkuler),
dan
lambung
berkontraksi
10
mengaduk-aduk
bolus,
HCl
berfungsi
berasama
untuk
bolus
membunuh
akan
kuman-kuman yang
mengaktifkan
enzim
pepsin.
enzim.
Sel parietal yang mensekresi asam lambung.
D. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung (Gambar
8). Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus
terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum (
11
terjadi
getah
menghasilkan
disalurkan
protein
pancreas
enzim
tripsin,
menuju duodenum.
menjadi
menjadi
dan
maltosa.
asam
amino.
Lipase
saluran
amilase,
Tripsin
empedu.
dan
Pankreas
lipase
berfungsi
merombak
Amilase mengubah
mengubah
lemak
yang
menjadi
amilum
asam
duodenum.
Getah
diserap. Zat-zat
makanan setelah
melalui
jejunum
12
amino.
Hormon
Sekretin
Merangsang
kelenjar
pancreas
akan
zatnya.
Makanan
dari
kelompok
menjadi
monosakarida,
yaitu
glukosa.
Glukosa
hasil
lemak,
oleh
pertama-tama
cairan
empedu
akan
yang
lemak
dan
gliserol.
13
Asam
lemak
dan
gliserol
yang
sudah
melalui
usus
halus
atas
usus
buntu
(appendiks),
besar
air
Sisa
dan bahan
tersebut
makanan
terdiri
atas
air
tersebut.
besar
Sebaliknya
bila
akan
menyerap
sisa
makanan
sisa
terdapat
sekali
banyak
makanan.
Di
dalam
mikroorganisme yang
usus
besar
membantu
otot
spinkter
rectum
mengatur
pembukaan
dan
dapat
timbul
berbagai
gangguan, baik dari resorpsi bahan gizi atau infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme.
1. Esofagitis
Eesofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang
lama kelamaan akan menjadi tukak. Gejalanya berupa perasaan
terbakar dan perih di belakang tulang dada, yang disebabkan
karena luka-luka mukosa bersentuhan dengan makanan atau
minuman yang merasakan (Tjay, 2007).
2. Radang Lambung ( Gastritis)
Bila mukosa lambung sering kali atau dalam waktu cukup
lama bersentuhan dengan aliran balik getah duodenum yang
bersifat alkalis, peradangan sangat mungkin terjadi dan akhirnya
malah berubah menjadi tukak lambung. Hal ini disebabkan karena
mekanisme penutupan pylorus tidak bekerja dengan sempurna,
sehingga terjadi rafluks tersebut. Penyebab lain adalah hipersekresi
asam sehingga dinding lambung dirangsang secara kontinu dan
akhirnya dapat terjadi gastritis dan tukak (Tjay, 2007).
3. Parotitis
15
apendiks
buntu).Umumnya
vermiformis
(umbai
apendisitis disebabkan
cacing/
usus
oleh infeksi
bakteri,
sekarang
belum
dapat
diketahui
secara
pasti.
Di
(pembesaran) jaringan
limfoid, penyakit
cacing,
16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas dapat
disimpulkan :
1. Sistem pencernaan manusia terdiri atas beberapa organ yang
dimulai dari mulut, esophagus (kerongkongan), lambung, usus
halus, usus besar, rectum hingga anus. Masing-masing organ
memiliki fungsi dan kerja sendiri yang saling berkaitan.
2. Terdapat beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan yang bias disebabkan karena resorpsi bahan gizi,
ketidaksempurnaan kerja organ maupun adanya infeksi dari
mikroorganisme.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ferri, FF. 2009. Appendicitis Acute. In: Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor
2009: Instant Diagnosis and Treatment. Philadelphia,Pa.:Mosby
Elsevier;.http://www.mdconsult.com/das/book/body/1470024272/0/1701/0.html. Diakses tanggal 04 Juni 2014
Gibson, J. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. EGC :
Jakarta. 185-206
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia :
Jakarta. Hal. 176-200
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC : Jakarta. Hal.
281- 295
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
STIFA : Makassar. Hal. 33-35
Tjay, T.H. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. PT. Gramedia : Jakarta.
Hal.257-269
18