Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih
memahami tentang itu Anti Parkinson.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Banjarmasin, 09 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................


1.2 Tujuan Pembahasan................................................................

1
1

PEMBAHASAN............................................................................

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Apa itu Parkinson...................................................................


Penyebab Penyakit Parkinson................................................
Gejala Awal Parkinson...........................................................
Penyebab Lain Parkinson.......................................................
Obat Antiparkinson................................................................
Efek Samping.........................................................................

2
3
3
6
6
9

PENUTUP.....................................................................................

13

3.1 Kesimpulan.............................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

14

BAB II

BAB III

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit parkinson (paralisis agitans) atau sindrom parkinson
(parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/syndrome karena gangguan
pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman
dopamine dari subtansia nigra keglobus palidus/neostriatum (striatal
dopamine deficiency).
Pada tahun 1991 , Charles Foix berhasil mengungkpkan secara tepat
kelainan dibatang otak,yaitu disubtansi nigra mencecefalon sebagai substrat
penyakin parkinson. Pemeriksaan makroskopik memperlihatkan daerah
yang pucat (depigmentasi) pada parks kompakta subtansi nigra yang dengan
jelas menunjukan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin
yang menghasilkan dopamine pada penyakit parkinson.
Pada tahun 1955, Pletscher dan Brodie memberitkan hasil penyelidikn
mereka ,emgenai efek reserpin yang dapat menimbulkan gejala penyakit
parkinson pada binatang percobaan.Ternyata gejala yang sama juga
ditemukan pada pasien psikosis yang mendapatkan obat-obat fenotiazin
(sekat dopamine). Sejak saat itu kemudiaan dikenal dengan sindrm
parkinson iatrogenic.

1.2

Tujuan
Mengetahui definisi, gejala, penyebab, tanda utama, prinsip umum
terapi dan obat Antiparkinson.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Apa itu Penyakit Parkinson?


Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf yang
ditandai dengan adanya gemetaran (tremor) tangan saat istirahat, kesulitan
untuk memulai bergerak (akinesia), dan kekakuan otot-otot (rigitas) muka
yang menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata sulit mengedip, serta
langkah-langkah menjadi kaku. Parkinson terjadi karena otak membutuhkan
serotonin agar simpul-simpul saraf terhubung dan bekerja. Penderita
Parkinson mengalami kekuarangan hormon ini, sehingga transmisi saraf
tidak berfungsi dengan baik dan hubungan antarsimpul saraf putus.

Penyakit Parkinson biasa menyerang pada orang di atas usia 40


tahun. Penyakit ini tidak mempengaruhi pendengaran, penglihatan, dan
kecerdasan karena lapisan luar dari otak besar tidak terganggu. Untuk
mempertahankan mobilitasnya, penderita parkinson dianjurkan untuk tetap
melakukan aktivitas sehari-hari sebanyak mungkin dan mengikuti program
latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu seperti kursi roda
dapat membantu penderita tetap mandiri. Pemberian makanan harus benarbenar diperhatikan karena kekakuan otot dapat menyebabkan penderita
mengalami kesulitan menelan sehingga dapat mengalami kekurangan gizi.

2.2

Penyebab Penyakit Parkinson


Gerakan tubuh diatur oleh bagian otak yang disebut ganglia basal, sel
tersebut membutuhkan keseimbangan yang tepat dari dua zat yang disebut
dopamin dan asetilkolin, keduanya terlibat dalam transmisi impuls saraf.
Saat seseorang menderita penyakit Parkinson, sel-sel yang memproduksi
dopamine

mulai

merosot,

mengurangi

keseimbangan

kedua

neurotransmitter.
Para

peneliti

percaya

bahwa

faktor

genetik

kadang-kadang

memainkan peran penting dalam gangguan ini. Dalam kasus yang jarang,
penyakit Parkinson dapat disebabkan oleh infeksi virus atau oleh paparan
racun lingkungan seperti pestisida, karbon monoksida, atau logam mangan.
Tapi dalam sebagian besar kasus Parkinson, penyebabnya tidak diketahui.
Penyakit Parkinson adalah suatu bentuk parkinsonisme. Ini adalah
istilah yang lebih umum digunakan untuk pada gejala yang umumnya terkait
dengan penyakit Parkinson tapi kadang-kadang berasal dari penyebab lain.
Perbedaan ini penting karena penyebab lain parkinson mungkin dapat
diobati, sementara yang lain tidak tidak terpengaruh sama sekali walau
sudah diobati.
2.3

Gejala Awal Parkinson

Beberapa masalah di bawah ini bisa saja menjadi gejala awal yang
mendahului penyakit parkinson. Jika Anda mengalami satu situasi saja,
besar kemungkinan Anda aman dari Parkinson apalagi jika usia Anda masih
relatif muda. Tapi, kalau sebaliknya? Sebaiknya Anda berkunjung ke dokter
secepatnya. Deteksi dini penyakit parkinson memberikan Anda kesempatan
yang lebih besar untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
1. Tremor atau gemetar. Situasinya: Anda merasa sedikit gemetar atau
tremor di ujung jemari, tangan, dagu, dan bibir. Atau, kaki Anda terasa
bergetar ketika akan duduk atau berdiri. Bagian tubuh yang sering
gemetar secara tiba-tiba merupakan gejala awal Parkinson yang umum
ditemui. Yang mungkin terjadi: Gemetar lumrah terjadi setelah Anda
melakukan latihan berintensitas tinggi, sedang cedera atau bahkan efek
samping dari obat-obatan yang Anda konsumsi.
2. Kemampuan Penciuman Menurun. Situasinya: Tanpa disadari, indra
penciuman Anda tidak setajam dulu lagi. Jika kini Anda merasa
kesulitan untuk mencium makanan-makanan yang berbau khas, seperti
pisang,

ketimun

atau

bahkan durian,

maka

sebaiknya

segera

berkonsultasi ke dokter. Yang mungkin terjadi: Bisa saja indra


penciuman Anda terganggu karena penyakit lain, seperti flu atau
demam.
3. Konstipasi. Situasinya: Kapan terakhir kali kunjungan Anda ke toilet
berlangsung cepat dan mulus? Faktanya, konstipasi (kesulitan buang air
besar) dalam waktu berkepanjangan bisa merupakan gejala awal dari
serangan parkinson. Yang mungkin terjadi: Bisa saja tubuh Anda sedang
kekurangan pasokan air dan serat, yang memang dapat menyebabkan
konstipasi. Selain itu, beberapa jenis obat-obatan juga memiliki efek
samping serupa.
Jika Anda sedang tidak menjalani diet atau mengonsumsi obat-obatan
jenis tertentu namun tetap mengalami kesulitan di toilet, ada baiknya
Anda segera berkonsultasi ke dokter.
4. Tulisan Tangan Berubah. Situasinya: Apakah tulisan tangan Anda
sekarang jadi jauh lebih kecil daripada sebelumnya? Coba cek pula jarak

antar hurufnya, apakah terlihat lebih padat? Perubahan tulisan tangan


secara mendadak seringkali menjadi tanda awal parkinson. Yang
mungkin terjadi: Terkadang, tulisan tangan seseorang memang menjadi
lebih kecil seiring pertambahan usia, apalagi jika Anda mulai mengalami
kekakuan otot serta penurunan kualitas penglihatan. Tapi, hal tersebut
terjadi secara perlahan-lahan dan memakan waktu bertahun-tahun.
5. Badan Bungkuk. Situasinya: Badan Anda yang dulunya tegap kini
mulai membungkuk ke depan.Yang mungkin terjadi: Rasa sakit akibat
cedera atau penyakit lain mungkin menyebabkan badan Anda menjadi
bungkuk ketika berdiri. Selain itu, tulang yang bermasalah seperti
osteoporosis juga bisa menjadi penyebab kebungkukan.
6. Pandangan Kosong. Situasinya: Anda atau mungkin teman Anda mulai
menyadari bahwa Anda semakin sering menatap kosong pada sesuatu
atau tidak berkedip dalam waktu yang cukup lama. Bukan hanya itu,
raut muka Anda selalu terlihat serius bahkan cenderung depresi
padahal suasana hati Anda baik-baik saja. Yang mungkin terjadi: Obatobatan yang Anda konsumsi bisa jadi penyebab muka serius Anda. Pada
umumnya, efek tersebut akan hilang setelah Anda mengonsumsinya.
7. Sulit Berjalan Atau Bergerak. Situasinya: Anda merasa kaku di bagian
tangan atau kaki? Kadang-kadang rasa kaku tersebut akan hilang begitu
Anda bergerak, tapi bagaimana kalau tidak hilang juga? Waspadalah,
karena itu bisa jadi gejala awal parkinson. Anda mungkin sadar bahwa
tangan Anda tidak ikut bergerak ketika Anda jalan, atau kaki terasa
susah untuk diajak berjalan-jalan. Rasa kaku di bahu dan pinggul juga
merupakan pertanda awal penyakit degeneratif ini. Yang mungkin
terjadi: Cedera di bahu atau tangan bisa membatasi gerak Anda secara
signifikan. Lalu, ada pula penyakit lain seperti radang sendi dengan
gejala yang hampir sama.
8. Suara Mengecil. Situasinya: Bahkan ketika berbicara normal, suara
Anda terdengar lebih pelan, atau serak bagi sebagian orang. Barangkali
Anda akan berpikir bahwa orang lain tiba-tiba menjadi tuli, padahal
yang terjadi justru sebaliknya, suara Anda yang terlalu pelan. Yang

mungkin terjadi: Pilek, batuk, atau serangan virus dan bakteri lain bisa
menyebabkan suara Anda menjadi beda daripada biasanya. Tapi, suara
Anda akan kembali normal begitu penyakit-penyakit tersebut mereda.
2.4

Penyebab lain parkinson meliputi


1. Penggunaan obat-obatan terlarang.
2. Paparan racun lingkungan.
3. Stroke.
4. Tiroid dan gangguan paratiroid.
5. Trauma kepala berulang (misalnya, trauma terkait dengan tinju).
6. Tumor otak.
7. Kelebihan cairan di sekitar otak (disebut hidrosefalus).
8. Radang otak (ensefalitis) akibat infeksi
Parkinsonisme juga dapat terjadi pada orang dengan kondisi
neurologis lainnya, termasuk penyakit Alzheimer, amyotrophic lateral
sclerosis (ALS, atau penyakit Lou Gehrig), penyakit Creutzfeldt - Jakob,
penyakit Wilson, dan penyakit Huntington.

2.5

Obat Antiparkinson
1. Penggolongan
Obat-obat Parkinson pada garis besarnya dapat dibagi dalam dua
golongan,

yakni

agonis-DA (dopaminergika),

yang

menstimulir

pelepasan dopamine dan antikolinergika, yang memblokir transmisi


kolinergik.
a. Agonis-DA (dopaminergika): levodopa, ropirinol, pramipeksol,
bromokriptin, lisurida, pergolida, selegilin dan amantadin.
Obat-obat ini meningkatkan kadar DA (dopamine) di otak atau
meningkatkan

transmisinya

dan

dengan

demikian

berdaya

meringankan hipokinesia dan kekakuan, tetapi jarang sekali


mengurangi tremor. Dopaminergika digunakan sebagai monoterapi
atau juga terkombinasi dengan antikolinergika. Cara kerja obat-obat
ini berdasarkan beberapa mekanisme, yakni:
1) Meningkatkan sintesa/kadar DA di SSP, misalnya levodopa dan
apomorfin;

2) Stimulasi reseptor DA secara langsung dan selektif ropirinol,


pramipeksol dan alkaloida-ergot semisintesis bromokriptin,
kabergolin, lisurida, pergolida dan juga apomorfin;
3) Menghentikan penguraian DA oleh enzim monoaminoksidase B
(MAO-B): selegelin;
4) Stimulasi pelepasan DA di ujung saraf dan menghambat
penarikan kembalinya (reuptake inhibition) di ujung saraf:
amantadin.
b. Antikolinergika
triheksifenidil

(parasimpatolitika):
(Artane),

biperidin,

amintersier
proksiklidin,

sintesis
deksetimida

(Tremblex) dan orfenadrin.


Obat-obat pengganti sintesis ini dari alkaloida Belladonna
terutama efektif terhadap semua bentuk parkinsonisme dengan gejala
tremor, kekaukan ringan dan salvias (pengaliran saliva berlebihan),
tetapi terhadap hipokinesia kurang ampuh. Obat ini bekerja langsung
di SSP. Untuk bentuk penyakit yang lebih serius, perlu
dikombinasikan dengan levodopa.
c. Penghambat-COMT (Catechol-o-methyltransferase): a.l entakopen
(1998, Comtan,*Stalevo).
Enzim ini berperan pada perombakan levodopa, maka
penghambatannya menghasilkan peningkatan resorpsi dan masaparuhnya. Maka sering ditambahkan pada kombinasi dopa dengan
karbidopa atau benserazida.
2. Terapi
Penanganan ditujukan pada memperbaiki atau memelihara
keadaan fisik agar pasien dapat berfungsi mandiri selama mungkin.
Untuk ini perlu dilakukan latihan fisioterapi yang berperan penting
dalam mendukung medikasi.
Pengobatan hanya bersifat simtomatis, karena sel-sel otak yang
sudah rusak tidak bisa di perbaiki lagi dan progress penyakit pun tidak
bisa dihentikan. Terapi standar bagi Parkinson tidak ada, pengobatan
harus ditentukan secara individual bagi setiap pasien atas dasar gejala
dan faktor lainnya.

a. Agonis-dopamin (dopaminergika) merupakan pilihan pertama


karena bekerja lebih lama (t panjang) dan lebih ampuh terhadap
komplikasi jangka panjang. Bila kurang efektif, obat dapat diganti
atau ditambahkan dengan agonis-DA

lain, misalnya ropinirol,

pramipeksol atau bromokriptin. Kombinasi dari dua obat, misalnya


kombinasidari levodopa dengan amantadin, selegelin atau pergolida
menghasilkan efek lebih baik dan lebih panjang dari monoterapi,
terutama bila ada komplikaksi motoris.
b. Levodopa merupakan obat yang paling efektif untuk melawan
gejala-gejala Parkinson, terutama terhadap bradykinesia dan
rigiditas, sedangkan agonis-DA lainnya kurang efektif dan efek
sampingnya seperti rasa kantuk dan halusinasi lebih sering timbul.
c. Apomorfin adalah obat Parkinson tertua dan agonis-DA paling kuat.
Dapat digunakan pada kasus dengan on-off effect yang resisten
terhadap levodopa (infuse s.c. atau rektal) dan pada distonia pagi
hari pada waktu bangun tidur (injeksi s.c.). apomorfin menstimulir
pula reseptor DA perifer dan pusat muntah, maka perlu dikombinir
dengan domperidon sebagai obat antimual.
d. Antikolinergika ternyata kurang efektif dan hanya dianjurkan untuk
tremor hebat pasien muda, seperti triheksilfenidil dan biperiden atau
klozapin (Leponex) dalam dosis rendah (Jansen ENH. Clozapine in
the treatment of tremor in Parkinsons disease. Acta Neurol Scand
1994; 89: 262-5). Untuk tremor ringan dapat ditambahkan suatu
beta-blocker (propanolol).
Penderita lansia atau tanpa gejala tremor dan pada demensia,
sebaiknya jangan diberikan antikolinergika lagi karena efek-efek
pusatnya, berupa pemburukan fungsi kognitif, kekacauan dan hilang
ingatan.
2.6

Efek Samping
Agonis-dopamin dapat menimbulkan kesulitan tidur akibat eksitasi,
karena naiknya kadar-DA di otak. Guna meringankan efek ini, sebaiknya
dosis terkahir diminum sebelum tidur. Efek kejiwaan dapat terjadi juga,

seperti rasa takut, depresi dan gejala psikosis pada overdose. Obat-obat ini
juga bekerja terhadap hipotalamus dan hipofisis, maka menghambat
produksi prolaktin.
Antikolinergika, efek sampingnya terutama diakibatkan oleh blockade
sistem kolinerg dan beruoa efek perifer umum, seperti mulut kering, retensi
urin, tachycardia, mual, muntah dan sembelit.
Begitu pula efek sentral seperti kekacauan, agitasi, halusinasi,
gangguan daya ingat dan konsentrasi, terlebih-lebih pada manula.
Interaksi, obat Parkinson dapat melawan atau meniadakan efek
antipsikotika dan dapat mencetuskan gejala psikosis pada pasien yang di
tangani dengan kedua jenis obat. Dengan demikian, dianjurkan untuk
menurunkan dosis obat Parkinson. Sebaliknya, antipsikotika dapat
memperburuk

gejala

Parkinson,

sedanngkan

antidepreesiva

dapat

memperkuat efek kognitid dari antikolinergik.


1. Kehamilan dan Laktasi
Kebanyakan obat Parkinson belum memiliki cukup data mengenai
keamanannya selama kehamilan dan laktasi. Diketahui efek buruk
amantadin terhadap janin dan masuknya ke dalam air susu ibu.
Levodopa juga mencapai air susu, sedangkan bromokriptin, lisurgida
dan pergolida menghambat laktasi.
Obat poten (pilihan utama) untuk parkinson sampai sekarang ini
adalah levodopa, wlaupun penggunaannya sudah mulai dikurangi
disebabkan oleh banyaknya efek samping yang ditemukan.
Obat-obat pilihan yang tersedia tidak dapat menyembuhkan
penyakit parkinson, amun dapat mengurangi gejala atau memperpanjang
waktu bagi penderita untuk bebas dari gejala.
Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah
menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh
karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran kinase pada
lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan
utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2,
ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada

patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti


Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik.
Pencarian senyawa organik penghambat yang spesifik bekerja pada
kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam perawatan
penyakit tersebut di atas.[1]
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti
levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin
atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi, propanolol dan
amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut
menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan
memperpanjang harapan hidup penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini
mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara
normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi
kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa.
Penambahan karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas
levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek levodopa yang tidak
diinginkan di luar otak.
Mengkonsumsi
levodopa
menyebabkan

timbulnya

gerakan

selama
lidah

bertahun-tahun
dan

bibir

yang

bisa
tidak

dikehendakik, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan


lengan serta tungkai berputar-putar.
Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti
levodopa dengan bromokriptin selama tahun-tahun pertama pengobatan
bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki. Selsel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang
dicangkokkan ke dalam otak penderita Parkinson bisa memperbaiki
kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai tindakan ini.
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk
tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan

10

mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat
bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap
mandiri.
Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat
kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan
dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air besar.
Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan
otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga
bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
2. Levodopa
Levodopa

dikombinasikan

dengan

karbidopa

merupakan

pengobatan utama untuk Parkinson Diberikan bersama karbidopa untuk


meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya Mulai
dengan dosis rendah, yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar
diperoleh Setelah beberapa tahun digunakan, efektivitasnya bisa
berkurang bromokriptin atau pergolid Pada awal pengobatan seringkali
ditambahkan pada pemberian levodopa untuk meningkatkan kerja
levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa
menimbulkan masalah baru Jarang diberikan sendiri. Seleglin Seringkali
diberikan

sebagai

meningkatkan

tambahan

aktivitas

pada

levodopa

di

pemakaian
otak.

Obat

levodopa

Bisa

antikolinergik

(benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu, antihistamin


(difenhidramin) Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa
levodopa, pada stadium lanjut diberikan bersamaan dengan levodopa,
mulai diberikan dalam dosis rendah Bisa menimbulkan beberapa efek
samping. Amantadin Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg
ringan Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa
Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyakit parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem


saraf (neurodegenerative) yang bersifat progresssive , ditandi dengan
ketidkteraturan
istirahat,kesulitan

pergerakan
pada

(Movement
saat

memulai

disorder),tremor
pergerakan,dan

pada

saat

kekuatan

otot.Penyebab pasti penyakit parkinson masih belum diketahui ,meskipun


penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Penderita penyakit parkinson mengalami kesulitan dalam memulai
sesuatu pergerkan dan terjadi kekakuan otot.Jika lengan bawah ditekuk
kebelakang atau diluruskan oleh orang lain,maka gerakannya terasa
kaku.Kekakuan dan imobilitas

bisa menyebabkan

sakit otot dan

kelelahan.Kelakuan dan kesulitan dalam memuli suatu pergerakan bisa


menyebbkan berbagai kesulitan.

12

Penyakit parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang


secara perahan.Pada banyak penderita , pada mulanya penyakit parkinson
muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat,tremor
akan berkurang jika tangan digerakan secara sengaja menghilang selama
tidur.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/gejala.awal.parkinson/004/0
http://kesehatanweb.blogspot.com/2013/10/apa-itu-penyakit-parkinsonpenyakit.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Parkinson
Tjay, Drs. Tan Hoan dan Drs. Kirana Rahardja, 2007. Obat-Obat Penting. Edisi
Kelima. Jakarta: Elex Media Komputindo.

13

Anda mungkin juga menyukai