Oleh :
ASTRIA RICKI DWI FAUCI
EVI MAULANI R.
PUTRI ANDIKA P.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Askeb B yang membahas Persiapan
Laktasi, Persalinan dan Kelahiran Bayi serta Memantau Kesejahteraan Janin
sehingga dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih
memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun nonteknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar
dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisanpenulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak
berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.
A. PERSIAPAN LAKTASI
1. Dasar Teori
Persiapan laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting dan harus
dilakukan sejak awal kehamilan. Bidan harus mampu mengajarkan teknik perawatan
payudara pada ibu hamil dan memberikan konseling persiapan laktasi. Persiapan ini penting,
karena tidak hanya mempersiapkan ibu secara fisik tetapi juga secara psikologi. Pada
kenyataannya banyak ibu yang tidak berhasil memberikan ASI bukan karena masalah fisik
tetapi lebih kepada psikologisnya. Jadi, Bidan harus mampu memberikan keyakinan bahwa
ASI sangat bermanfaat bagi bayi dan setiap ibu pasti dapat menyusui.
Tahap persiapan laktasi dimulai dari perawatan payudara. Perawatan payudara saat
hamil merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama
kehamilannya. Hal ini bertujuan, agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup,
mendeteksi lebih dini jika terjadi kelainan pada payudara sehingga dapat dikoreksi lebih
awal.
Pada umumnya, wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran
payudara. Payudara akan terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas dipermukaan
kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. Kelenjar Montgomery
pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol. Sejak awal kehamilan normalnya
payudara mengeluarkan cairan apabila dipijat. Tahapan pengeluaran cairan pada payudara
yaitu :
Awal kehamilan sampai usia kehamilan 16 minggu cairan yang keluar berwarna
jernih.
Usia kehamilan 16-32 minggu berwarna agak putih seperti air susu yang encer sekali.
Usia kehamilan 32 minggu sampai melahirkan keluar cairan yang kental, berwarna
kuning, dan mengandung banyak lemak, disebut kolostrum.
Perawatan payudara pada masa kehamilan memiliki manfaat yang besar diantaranya
untuk persiapan masa laktasinya. Berikut manfaat perawatan payudara saat hamil :
a) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan daerah puting susu.
b) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi pada waktu
menyusui.
c) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
d) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk
mangatasinya.
e) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.
Sebaliknya kelalaian ibu dalam melakukan perawatan payudara masa kehamilan dapat
berakibat fatal, diantaranya :
a) ASI tidak keluar, hal ini sering terjadi dan baru keluar setelah hari kedua atau lebih.
b) Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, meskipun bayi menghisap
ASI pada areola mammaenya.
c) Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
7) Memakai Bra yang menopang payudara dan sesuai dengan bentuk payudara, jangan
ketat dan menekan payudara hanya karena ingin mempertahankan bentuk payudara.
Mempertahankan bentuk payudara setelah hamil dapat dilakukan dengan gerakan
memperkuat otot pektoralis: kedua lengan disilangkan di depan dada, saling
memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan
otot-otot di dasar payudara.
2. Hal yang harus Diperhatikan dalam Persiapan Laktasi
1. Nutrisi / gizi ibu hamil
Zat gizi yang masuk ke dalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan
menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme ibu, untuk memproses
pembentukan ASI dan nilai kalori serta zat gizi ASI itu sendiri. Gizi semasa hamil
berhubungan dengan laktasinya, oleh karena itu butuh perhatian khusus. Perhatian ini dimulai
dari konsumsi makanan ibu hamil yang harus memenuhi syarat tertentu :
a) Memenuhi kebutuhan zat gizi (energi, protein, vitamin, dan mineral)
Berdasarkan angka kecukupan gizi, kebutuhan tambahan kalori wanita hamil kurang
lebih 300 kalori per hari. Kebutuhan protein 56 gram per hari, kecuali itu perlu tambahan
vitamin, mineral, seperti vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C, kalsium dan zat
besi.
b) Memperhatikan kondisi khusus yang dialami ibu hamil
Kondisi mual muntah oleh karena itu disarankan makan dengan porsi kecil tetapi
sering, dan mengkonsumsi makanan yang segar seperti buah dan sup.
2. Istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari. Kegiatan dan gerakannya seharihari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya, diantara
waktu kegiatannya tersebut diperlukan waktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otototot. Bagi wanita yang bekerja, hendaknya dapat diatur agar cuti hamil dan bersalinnya
diambil sebanyak mungkin setelah ia bersalin sehingga ia dapat menyusui bayinya selama
mungkin sebelum bekerja.
3. Tidak merokok, minum alkohol, soda, dan kopi
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain. Minuman kopi dan minuman soda
dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
4. Obat obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama
menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
5. Keluhan lain
Adanya keluhan lain misalnya sakit gigi/mulut, infeksi lainnya, perlu diperhatikan,
karena dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya dan menggangu kehamilan.
6. Kebersihan diri dan pakaian nyaman
Perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian yang longgar,
ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat.
7. Mengenal petugas kesehatan yang menolong
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan seorang
dokter atau bidan yang akan mengawasi persalinan dan pertolongan anaknya kelak.
Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus dibina.
Rencana Persalinan
Rencana/pola menabung
Ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
Perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
Persiapan rujukan
Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan,
melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah
persalinan, dan pastikan privasi terjaga.
Penerangan yang cukup.
Tempat tidur yang bersih untuk ibu, tutupi kasur dengan perlak/bahan yang mudah
dibersihkan dan tidak tembus air/darah.
Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.
Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
d. Persiapan Perlengkapan, Bahan-Bahan dan Obat-Obatan yang diperlukan
Bidan sebagai penolong harus sudah memastikan kelengkapan jenis dan bahan-bahan
yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
Apabila tempat persalinan dan kelahiran bayi akan terjadi jauh dari fasilitas kesehatan, maka
semua perlengkapan, bahan dan obat-obatan dibawa ke lokasi persalinan.
Ketidakmampuan dalam menyediakan semua perlengkapan, bahan dan obat-obat
esensial yang dibutuhkan akan meningkatkan risiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi
baru lahir, sehingga keadaan ini dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi :
a.
Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah memberikan asuhan, dan segera ganti
b.
c.
hilang.
Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai
diantaranya: partus set, hecting set, resusitasi set, semua dalam keadaan sudah di-DTT
atau steril.
e. Persiapan Rujukan
Apabila terjadi penyulit dan atau keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan
yang sesuai yang dapat membahayakan jiwa ibu dan janin, maka kaji ulang rencana rujukan
bersama ibu dan keluarganya.
Apabila perlu dirujuk, maka siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan
yang telah diberikan dan semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas
rujukan.
Apabila ibu datang hanya untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi,
dan ia tidak siap atau kurang memahami akan keadaan yang dialaminya yang mengharuskan
dirujuk, maka lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga tentang perlunya upaya rujukan.
f. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan dan kelahiran bayi merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan dengan asuhan sayang ibu maka
diharapkan dapat mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan/tidak
menyenangkan selama proses persalinan. Bentuk asuhan sayang ibu dalam persalinan :
a.
b.
c.
d.
e.
Jumlah
3 buah
6 buah
6 buah
6 buah
3 lusin
6 buah
12 buah
Waslap
2 buah
Alat mandi
1 set
1 buah
secukupnya
Jumlah
1 lusin
1 lusin
1 lusin
3 stel
2 lusin
1 lusin
1 lusin
4 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 botol
1 botol
2 lusin
2 lusin
2 bungkus
1 botol
1 botol
1 botol
3 buah
1 stel
1 buah
Diterangkan bahwa pada permulaan persalinan dapat ditandai dengan gejalagejalasebagai berikut:
Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit
Keluar lendir dan berdarah
Ibu merasa sakit pada pinggang dan merasa nyeri menjalar ke bagian perut bawah
Kadang-kadang keluar air ketuban dari liang senggama.
Apabila salah satu gejala diatas telah timbul,hendaknya ibu pergi ke tempat
bersalin,misalnya ke Puskesmas terdekat .Para ibu yang ingin bersalin di rumah hendaknya
segera memanggil petugaskesehatan,sambil menuggu kedatangan petugas hendaknya di
rumah dipersiapkan antara lain :
Tempat bersalin
Air matang yang baru di rebus
Tempat merebus air
Dan alat-alat keperluan ibu dan bayi
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah : Untuk mengenal segini mungkin
kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan sehingga bayi dapat bertahan hidup lebih
baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan. Dewasa ini perkembangan teknologi
sudah sedemikian maju sehingga memungkinkan pengkajian kesejahteraan janin dilakukan
lebih teliti, baik selama kehamilan maupun persalinan. Teknik-teknik tersebut ada yang
merupakan teknologi canggih, sehingga biasanya baru dapat ditemui di kota-kota besar atau
rumah sakit rujukan, seperti : Ultrasonografi (USG), Kardio Tokografi (KTG),
Amnioskopi,Amniosintesis, dll.
Sedangkan beberapa teknik lainnya adalah merupakan teknik sederhana yang sudah
sejak lama dilaksanakan. Teknik-teknik ini dapat dilakukan dimana saja dan tidak
membutuhkan alat atau sarana yang rumit seperti pengamatan pertumbuhan uterus, auskultasi
denyut jantung janin (DJJ) dan pengamatan pergerakan janin.
Hitungan Gerakan Janin
Rentang normal aktivitas janin turun dari 90 gerakan per 12 jam pada kehamilan 32
minggu menjadi 50 gerakan menjelang aterm. Perubahan ini disebabkan oleh berubahnya
sifat dari aktivitas janin yang semula berupa gerakan gerakan kejut menjadi gerakan yang
lebih halus dan terkordinasi dan juga akibat semakin terbatasnya ruang gerak bagi janin.
Peristiwa penurunan gerakan janin dapat diamati pada kasus yang berakhir dengan kematian
janin akibat hipoksia. Dengan demikian maka keluhan menurunnya gerakan janin
memerlukan pemeriksaan lanjutan. Bila gerakan janin dirasakan kurang dari 10 kali selama
12 jam maka ibu diminta untuk mencatat gerakan janin yang dirasakan dan melaporkan
hasilnya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Menghitung gerak janin adalah cara
sederhana dan murah. Akan tetapi tak dapat digunakan dengan baik pada ibu yang cemas atau
tidak dapat menghitung secara konsisten.
Pengkajian kesehatan janin yang dapat dilakukan pada masing-masing trimester
kehamilan adalah sebagai berikut :
Trimester I
Pengkajian trimester I dilakukan sampai kehamilan berusia 13 minggu. Informasi
yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu disamping pengkajian
khusus terhadap janin. Auskultasi janin digunakan untuk mendengar DJJ pada kehamilan
trimester 1, dapat di gunakan alat UltrasoudStetoscope atau dopler. DJJ dapat mulai terdengar
dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160
x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu. Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi
adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari janin ,plasenta dan uterus.
Selama kehamilan Trimester I USG digunakan untuk : Mengkaji usia kehamilan,
Mengevaluasi diagnosa perdarahan pervaginaan, Memastikan dugaan kehamilan kembar,
Mengevaluasi pertumbuhan janin, Pemeriksaan prenatal tambahan (misalnya: amniosintesis,
pengambilan cuntoh villichorialis), Mengevaluasi masa pelvic.
Kandung kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrsonik terutama pada
usia kehamilan 20 minggu atau kurang. Karena kandung kemih yang penuh dapat sebagai
patokan secara anaotomis dan dapat mengangkat uterus keluar dari rongga panggul sehingga
didapatkan gambaran yang lebih baik. Untuk menjadikan kandung kemih penuh, seorang
wanita harus minum sekurang-kurangnya 1 liter atau dua jam sebelum prosedur pemeriksaan.
Sebelum pemeriksaan semacam jeli akan dioleskan di sekeliling permukaan kulit perut
sebagai media kunduktif bagi ultrasound disamping untuk mengurangi gesekan dari
transduser selama digerak-gerakkan di permukaan kulit
Trimester II
Selama trimester II (UK 14-26 minggu), janin terus tumbuh dan banyak mengalami
perubahan. Pengkajian yang dapat dilakukan untuk mengawasi pertumbuhan janin antara lain
adalah mengukur tinggi fundus uteri. Sejak uterus dapat diraba secara abdominal, yaitu
biasanya pada usia kehamilan 12 minggu, lokasi fundus uteri terhadap simfisis pubis dapat
diidentifikasi sebagai tingginya fundus uteri.
Trimester III
umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam bila melebihi jangka
waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan yang lebih cermat terhadap DJJ.
Ibu hamil juga perlu diberi pengetahuan secara sederhana tentang pengawasan gerakan janin,
sehingga ibu dapat memahami apa yang terjadi dan sadar pergerakan bayinya. Informasi
tersebut adalah :
a.
b.
c.
d.