Bioetanol Dari Kulit Nanas
Bioetanol Dari Kulit Nanas
(LPPKIP)
Peningkatan Daya Saing Bangsa Berbasis Keunggulan Lokal
150310080117
Astri Ridha Y
150310080126
Marlon Sipahutar
150310080134
Wendi Irawan
150310080137
Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Tema
Judul
Tim Penulis
: Saraswati R Pandini
150310080117
Astri Ridha Y
150310080126
Marlon Sipahutar
150310080134
Wendi Irawan
150310080137
Siska Rasiska,SP
NIP. ED.031
Mengetahui:
Pembantu Dekan III Faperta,
Universitas Padjadjaran
M.Gunardi Judawinata,Ir.,DEA
NIP.131.653.094
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan karya ilmiah dengan topik Pengembangan Hasil-hasil Lokal yang
merupakan salah satu tugas Masa Bimbingan 2008 ini. Karya ilmiah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang potensi kulit nanas sebagai alternatif
bioetanol yang ramah lingkungan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Walaupun karya ilmuah ini mungkin kurang sempurna, tetapi
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, dengan penuh rasa hormat dan segala
kerendahan hati, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.
2.
Seluruh anggota tim yang sudah dengan rela menyumbangkan waktu, tenaga,
dan pikiran dalam pembuatan karya ilmiah ini,
3.
Kang Mamet, Kang Wali, dan Kang Azis yang telah banyak membantu,
membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan pada kami sehingga karya
ilmiah ini dapat terselesaikan,
4.
Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
kami,
5.
6.
Serta seluruh rekan dan pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa
moril maupun materil kepada, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan karya ilmiah
ini. Kami mengakui bahwa tidak semua hal dapat kami jelaskan dengan sempurna
dalam karya ilmiah ini. Untuk itu dengan senang hati kami menerima saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya ilmiah ini dan menambah
kemampuan kami di masa yang akan datang. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat pada umumnya dan
menambah pengetahuan bagi para mahasiswa serta kelak sedikit banyak akan
membantu kami semua dalam proses studi di Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran maupun setelah kami terjun dan mengabdi kepada masyarakat pada
khususnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1.
Bagian Awal
a. Halaman Judul i
b. Lembar Pengesahan................................................................................. ii
c. Kata Pengantar iii
d. Daftar Isi
2.
viii
Bagian Inti
BAB I
Pendahuluan
Telaah Pustaka
Sejarah Singkat
2.1.2
Jenis Tanaman
2.1.3
Manfaat
2.1.4
Sentra Penanaman 6
2.1.5
Syarat Tumbuh
2.1.6
Panen
2.1.7
Pascapanen
2.1.8
Metode Penulisan
4.1
Bioetanol...................................................................................... 21
4.2
4.2.1
4.2.2
Pembuatan Starter.................................................................. 24
4.2.3
4.2.4
Distilasi (Penyulingan)........................................................... 26
BAB V
5.1 Simpulan...................................................................................... 27
5.2 Saran............................................................................................ 27
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka....................................................................................... ix
RINGKASAN
Perkiraan tentang penurunan produk minyak bumi pada masa yang akan datang dan
ketergantungan yang besar terhadap sumber energi minyak bumi, mendorong
penelitian dan pengembanagan sumber energi alternatif dari sumber yang
diperbaharui. Etanol merupakan sumber energi alternatif yang mempunyai prospek
yang baik sebagai penganti bahan bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang
dapat diperbaharui, ramah lingkungan serta sangat menguntungkan secara ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah nanas (Ananas Comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang
terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi
sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri
pertanian. Dari berbagai macam pengolahan nanas seperti selai, manisan, sirup,
dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil
sampingan.
Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung
karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit
nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41
% protein; dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan
gula yang cukup tinggitersebut, maka kulit nanas memungkinkan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol
melalui proses fermentasi.
1.
2.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Nanas
2.1.1 Sejarah Singkat
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera).
Dalam bahasa Inggris disebut pineapple (karena bentuknya seperti pohon pinus)
dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nama 'nanas' berasal dari sebutan
orang Tupi, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu
(hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai
serangga juga memiliki peran yang sama.
Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi disana
sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini
ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, lalu masuk ke Indonesia pada abad ke15, tepatnya pada tahun 1599. Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai
tanaman pekarangan, lalu meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di
seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub
tropik.
2.1.2 Jenis Tanaman
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae
Famili : Bromiliaceae (nanas-nanasan)
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr
Gambar 1
Buah Nanas
Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A.
Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis
golongan nanas, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan
gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap 'sisik' pada kulit
buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung -- bersama-sama dengan
tongkol (spadix) bunga majemuk -- menjadi satu 'buah' besar. Nanas yang
dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara
seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian 'mahkota' buah)
yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.
Dewasa ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah
nanas bogor, subang, dan palembang.
2.1.3 Manfaat
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup, dan lain-lain.
Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat
luas.
Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah
nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa
protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga
Berencana.
Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit
sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah.
Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari
buah nanas. Kulit buah nanas dapat diolah menjadi sirop atau diekstrasi
cairannya untuk pakan ternak.
Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering,
baik tipe iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A terdapat di daerah
yang amat basah, B (daerah basah), C (daerah agak basah), D (daerah
sedang), E (daerah agak kering) dan F (daerah kering).
2)
3)
Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari ratarata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan ratarata 2000 jam.
4)
Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 0C, tetapi
2)
3)
banyak,
tidak becek
b)
c)
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%,
dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun
perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil.
Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti
dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan seperti
cara bercocok tanam pada lahan yang baru.
2.1.6.4 Prakiraan Produksi
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan intensif
dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20 ton/hektar,
tergantung jenis nanas dan sistem tanam.
2.1.7 Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.
Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai, yaitu:
1)
Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau
gudang sortasi.
2)
3)
Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga
naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti
kemas dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 5 derajat C.
4)
Menggugurkan Kandungan
Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat
menggugurkan kandungan. Makanya, nanas sering digunakan untuk
mengatasi haid yang terlambat. Wanita hamil disarankan untuk tidak
mengonsumsi nanas muda.
Memicu Rematik
Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini bisa
Kulit Nanas
Nanas merupakan salah satu jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan di
Indonesia. Dari data statistik, produksi nanas di Indonesia untuk tahun 1997 adalah
sebesar 542.856 ton dengan nilai konsumsi 16,31 kg/kapita/tahun (Anonymous,
2001). Dengan semakin meningkatnya produksi nanas, maka limbah yang
dihasilkan akan semakin meningkat pula.
Menurut Suprapti (2001), limbah nanas berupa kulit, hati/bonggol buah atau cairan
buah/gula dapat diolah menjadi produk lain seperti sari buah atau sirup. Menurut
Kumalamingsih (1993), secara ekonomi kulit nanas masih bermanfaat untuk diolah
menjadi pupuk dan pakan ternak. Komposisi limbah kulit nanas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 1
Komposisi Limbah Kulit Nanas
Komposisi
Rata-rata Berat Basah
Air
Protein
Lemak
Abu
Serat Basah
Karbohidrat
(%)
86,70
0,69
0,02
0,48
1,66
10,54
Etanol
Etanol atau etil alkohol, yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol, merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol
berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah
larut dalam air, dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan
alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil.
Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi,
dan esterifikasi. Sifat fisik etanol yaitu:
Tabel 2
Sifat Fisik Etanol
Massa Molekul Relatif
46,07 g/mol
Titik Beku
-114,1C
Titik Didih Normal
78,32C
Dentitas pada 20C
0,7893 g/ml
Kelarutan dalam Air 20C
sangat larut
Viskositas pada 20C
1,17 cP
Kalor Spesifik, 20C
0,579 kal/gC
Kalor Pembakaran, 25C
7092,1 kal/g
Kalor Penguapan 78,32C
200,6 kal/g
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ATP menggeser rantai fosfat yang kaya energi dari fosfoenolpiruvat untuk
menghasilkan piruvat dan ATP
9.
10.
Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir.
Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan etanol adalah dari genus
Saccharomyces. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi etanol adalah
mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan etanol banyak,
tahan terhadap konsentrasi etanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi
garam tinggi, pH optimum fermentasi rendah, temperatur optimum fermentasi
sekitar 25-30C serta tahan terhadap stress fisika dan kimia.
Fermentasi etanol meliputi dua tahap, yaitu:
1.
2.
Hasil optimal yang diharapkan bila dinyatakan dengan persentase berat yang
difermentasi adalah:
Etil alkohol
48,4%
Karbondioksida
46,6%
Gliserol
3,3%
Asam suksinat
0,6%
1,2%
Etil alkohol
48,4%
Karbondioksida
46,6%
Gliserol
3,3%
Asam suksinat
0,6%
1,2%
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Bahan Kajian
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode penelitian
deskriptif yang dilakukan melalui penelusuran, pengumpulan data telaah
pustaka yang relevan dengan masalah yang dikaji. Bahan kajian tersebut adalah
data-data sekunder berupa hasil-hasil penelitian dan informasi yang diperoleh
dari berbagai media cetak (laporan jurnal, skripsi, dan buku-buku) dan media
elektronik (internet).
Bagian Awal
a.
Halaman Judul
b.
Lembar Pengesahan
c.
Kata Pengantar
d.
Daftar Isi
e.
f.
Ringkasan
5.
Bagian Inti
BAB I
Pendahuluan
Telaah Pustaka
2.4 Nanas
2.4.1
Sejarah Singkat
2.4.2
Jenis Tanaman
2.4.3
Manfaat
2.4.4
Sentra Penanaman
2.4.5
Syarat Tumbuh
2.4.5.1
Iklim
2.4.5.2
Media Tanam
2.4.5.3
Ketinggian Tempat
2.4.6
Panen
2.4.6.1
2.4.6.2
Cara Panen
2.4.6.3
Periode Panen
2.4.6.4
Prakiraan Produksi
2.4.7
Pascapanen
2.4.8
Pembuatan Starter
Proses Fermentasi
2.6 Etanol
BAB III
Metode Penulisan
4.3
Bioetanol
4.4
BAB V
4.4.1
4.4.2
4.2.3
Distilasi (Penyulingan)
5.3 Simpulan
5.4 Saran
6.
Bagian Akhir
c.
Daftar Pustaka
d.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Bioetanol
Harga minyak dunia yang melambung, sudah lama diprediksi. Logikanya,
minyak bumi (fossil fuel) adalah bahan bakar yang tak dapat diperbaharui.
Cepat atau lambat, minyak dunia akan habis. Saat ini, harga minyak memang
sedang booming karena kebutuhan negara-negara industri baru seperti India dan
Cina sangat tinggi. Ke depan, jika negara-negara di dunia tak segera
mengantisipasi kelangkaan minyak bumi, harga minyak akan naik tinggi sekali.
Tapi sebaliknya, jika negara-negara di dunia menyiapkan antisipasinya sejak
sekarang, niscaya harga minyak tak akan naik lagi, bahkan bisa turun.
Mengapa? Karena dunia nantinya bisa mencari pengganti minyak bumi yang
aman, murah, dan mudah diproduksi oleh siapa pun. Saat ini, industri minyak
hanya dipegang oleh para pemodal besar.
Saat ini banyak bahan alternatif pengganti minyak bumi, salah satunya adalah
etanol. Industri Etanol/Bioetanol mempunyai prospek yang sangat bagus di
Indonesia, karena kebutuhan etanol di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Hal ini tidak diimbangi dengan kapasitas produksi industri etanol di Indonesia,
yang hanya berjumlah sekitar 14 industri.
Bioetanol bersifat multiguna karena dicampur dengan bensin pada komposisi
berapapun memberikan dampak yang positif. Pencampuran bioetanol absolut
sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol
singkatan dari gasoline (bensin) plus alkohol (bioetanol). Etanol absolut
memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi
ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah
lingkungan dan di negara- negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl
Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari
sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dibuat
dengan bahan baku bahan bergula seperti tebu, nira aren, bahan berpati seperti
jagung, dan ubi-ubian, bahan berserat yang berupa limbah pertanian masih
dalam taraf pengembangan di negara maju.
Gasohol adalah campuran antara bioetanol dan bensin dengan porsi bioetanol
sampai dengan 25% yang dapat langsung digunakan pada mesin mobil, bensin
tanpa perlu memodifikasi mesin. Hasil pengujian kinerja mesin mobil bensin
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Media fermentasi yang telah disiapkan dimasukkan fermentor sebanyak 300 ml.
Pada masing-masing media fermentasi yang berbeda ini diinokulasikan inokulum
Saccharomyces cerevisiae yang pertumbuhannya telah mencapai fase log di media
starter sebanyak 6-10% dari volume media. Masa inkubasi pada suhu kamar selama
4 hari.
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana
(glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan
enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum.
Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO 2. Bubur kemudian dialirkan
ke dalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sampai
dengan 32 derajat C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh
mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction,
sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan etanol sampai kandungan etanol dalam tangki
mencapai 8 sampai dengan 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan
selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan
berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi
berdasarkan
perbedaan
kecepatan
atau
kemudahan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Meningkatkan pengolahan kulit nanas menjadi etanol sebagai sumber energi
alternatif yang mempunyai prospek yang baik sebagai pengganti bahan bakar cair
dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan, serta
sangat menguntungkan secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan
terutama petani. Sebagai mahasiswa kita juga harus menumbuhkan rasa peduli pada
lingkungan dan bekerja sama dalam upaya peningkatan daya saing komoditas lokal
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Astuty, E. D. 1991. Fermentasi Etanol Kulit Buah Pisang. UGM:Yogyakarta.
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Lidya, B dan Djenar, N. S. 2000. Dasar Bioproses. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Maryani, A. 1996. Aktivitas Fermentasi Alkohol dengan Ragi Roti Terimobil. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor: Bogor
Pretis, Steve. 1990. Bioteknologi (Diterjemahkan oleh Mogy Thenawidjaya).
Erlangga: Jakarta
Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi dan Inokulum
(Saccharomyces cerevisiae) pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas
(Ananas comosus L. Merr) untuk Produksi Etanol. Skripsi. Jurusan Biologi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universtas Brawijaya:
Malang.
Said, E. G. 1990. Teknologi Fermentasi. CV. Rajawali: Jakarta
Tambunan, U. S. F. 1995. Peranan Bioteknologi pada Pengembangan Proses
Biotransformasi. Laporan Penelitian BPPT: Jakarta
Wijana, S., Kumalaningsih, A. Setyowati, U. Efendi dan N. Hidayat. 1991.
Optimalisasi Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi pada
Pakan Ternak terhadap Peningkatan Kualitas Nutrisi. ARMP (Deptan).
Universitas Brawijaya: Malang.