Modul Pengembangan Kurikulum Abk
Modul Pengembangan Kurikulum Abk
DISUSUN OLEH :
Dede Supriyanto
Telp. (022)4230068-4237041,
Fax. (022) 4230068, Website: www.tkplb.org
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR ...
i
Iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat ..
B. Tujuan Pembelajaran ...
C. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .
1
1
2
2
3
3
4
7
12
13
14
14
16
18
18
33
38
38
39
41
42
42
45
46
49
49
50
52
BAB V PENUTUP ..
A. Kesimpulan
B. Implikasi .
C. Tindak Lanjut .
53
53
53
54
DAFTAR PUSTAKA
1
DAFTAR TABEL
2.1 Muatan Kurikulum SDLB
2.2 Muatan Kurikulum SMPLB .
2.3 Muatan Kurikulum SMALB ..
30
30
31
2
DAFTAR GAMBAR
2.1 Komponen Pengembangan Kurikulum
3.1 Mekanisme Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Jalur Formal ...
3.2 Bagan Muatan Kurikulum SLB ..
5
20
24
3
1. Pelajari daftar isi dengan cermat dan teliti karena dalam daftar isi ini akan
nampak materi-materi pokok dan sub materi pokok yang sedang Anda pelajari
ini.
2. Pahami setiap teori dasar yang akan menunjang penguasaan materi dengan
membaca secara teliti. Bilamana terdapat latihan maka kerjakanlah latihan
tersebut sebagai sarana pengayaan pengetahuan Anda.
3. Jawablah evaluasi formatif dengan memilih salah satu pilihan jawaban.
4. Bila terdapat penugasan dalam latihan, kerjakan tugas tersebut dengan baik
dan
bila
perlu
konsultasikan
hasil
penugasan
tersebut
kepada
fasilitator/instruktur.
5. Catatlah semua kesulitan Anda dalam mempelajari modul ini untuk
ditanyakan pada fasilitator/instruktur pada saat tatap muka. Bacalah referensi
lain yang ada hubungannya dengan materi modul ini agar Anda mendapatkan
pengetahuan tambahan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang Pengembangan Kurikulum bagi anak berkebutuhan
khusus yang meliputi konsep dasar pengembangan kurikulum (Pengertian,
komponen, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan pengembangan kurukulum
dalam
pendidikan
implementasi
bagi
kurikulum
anak
berkebutuhan
PLB yang
meliputi
khusus),
pengembangan
pengembangan
kurikulum
dan
dan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu
2. Indikator Keberhasilan
Peserta diklat mampu :
a. Memahami konsep dasar pengembangan kurikulum
b. Menjelaskan prosedur
BAB II
KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
bangsa
demikian pembangunan
pendidikan
diharapkan
dapat
mewujudkan
masyarakat Indonesia maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD
1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan
Untuk
mewujudkan
pembangunan
nasional
di bidang
pendidikan tersebut
yang
disesuaikan dengan
teknologi, perkembangan
perkembangan
masyarakat,
tantangan
ilmu
global,
pengetahuan dan
serta
kebutuhan
suatu
kurikulum,
dalam
perjalanannya
kurikulum
menurut
proses
TUJUAN
EVALUASI
ISI
METODE
berkaitan
terbentuk
sistem
satu
sama
lain.
Manakala
salah
satu
komponen
yang
nilai
yang
dianut
masyarakat.
Bahkan, rumusan
tujuan
maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu
seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
c. Komponen Metode/Strategi
Komponen ini memiliki peran yang sangat penting sebab berhubungan
dengan
implementasi
kurikulum.
belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari dua pengertian
tersebut ada dua hal yang perlu diamati, yaitu:
1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.
d. Komponen Evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni :
1) Dimensi I
- Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data
dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan
-
dilakukan
pada
akhir
jangka
waktu
tertentu,
misalnya pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun
untuk mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data
yang
dikumpulkan
selama
pelaksanaan
dan
akhir
proses
implementasi kurikulum
2) Dimensi II
- Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan
kurikulum. Tujuannya ialah
misi
lembaga
pendidikan
serta
tuntutan
dari
pihak
adalah
bentuk
memberikan
kesempatan
kepada
para
pendidik
dalam
Kesinambungan
di
antara
bidang
studi
menunjukkan
bahwa
secara
lingkungannya:
anak harus
diasumsikan
sebagai
sentral
untuk
mengembangkan kompetensinya.
2) Beragam dan terpadu : keragaman karakteristik anak, kondisi daerah,
jenjang, sosial dll harus diperhatikan, meskipun harus tetap ada keterkaitan
dan kesinambungan program
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni:
perkembangan
kurikulum
harus
memperhatikan
dan
memanfaatkan
dsan
kepentingan
daerah:
(2009:4)
secara
kurikulum
umum
terpusat
down
dibedakan
(centralized
antara
curriculum
curriculum development)
manajemen
development
dan manajemen
(2009)
menjelaskan
bahwa
dalam
SBCD
atau
KTSP
merupakan
pengembangan
kurikulum
yang
berbeda
dengan
11
E. Rangkuman
12
kurikulum
adalah
proses
perencanaan
kurikulum
agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan
dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajarmengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan
spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat
pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber
unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk
memudahkan proses belajar mengajar.
3) Kurikulum terdiri dari 4 komponen yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode
atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem,
setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu
komponen yang terbentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan komponen lainnya maka sistem kurikulum juga akan terganggu.
4) Prinsip-prinsip pengembangan
F. Latihan
1)
Sebuah
Jelaskan
kurikulum
dampak
diharuskan
apabila
mengalami
kurikulum
perubahan/pengembangan.
pendidikan
yang
tidak
mengalami
pengembangan!
2)
13
4)
khusus adalah selalu berorientasi pada kebutuhan anak. Jelaskan makna dari
pernyataan ini!
G. Evaluasi Formatif 1
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling tepat, pada setiap item berikut ini;
1. Secara tradisional, kurikulum diartikan sebagai
A.
pelajaran
B.
C.
D.
Perencanaan kurikulum
Penerapan kurikulum
Evaluasi kurikulum
Monitoring kurikulum
guru-siswa
dalam
mewujudkan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini
adalah definisi dari
A. Rencana pengajaran
B. Komponen pembelajaran
C. Rangkaian proses pembelajaran
14
D. Strategi pembelajaran
6. Yang dimaksud dengan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum
adalah
A.
kurikulum
harus
memperhatikan
dan
memanfaatkan
perkembangan teknologi
C. Terdapat keragaman karakteristik anak, kondisi daerah, jenjang sosial, dll.
D. Kurikulum harus mencerminkan keterkaitan antara pendidikan formal,
nonformal, dan informal.
10. Sebagai dasar guru pendidikan khusus dalam penyusunan kurikulum bagi anak
berkebutuhan khusus adalah
A. Hasil asesmen siswa
B. Hasil diskusi dengan orang tua
15
Tingkat Penguasaan=
sesuai
dengan
kondisi
sekolah
dan
karakteristik
siswa.
muatan
kurikulum
berorientasi
pada
ABK,
dalam
pengguna.
Terkait
dengan
model
Pembelajaran
dalam
terindividualisasikan
(Individualized
Instruction)
yang
disebut istilah PPI. Model ini lebih menjamin untuk memberikan pelayanan
bagi setiap ABK. Meskipun tidak menutup kemungkin bagi ABK dengan
kecerdasan normal dapat dikenai model pembelajaran yang biasa
digunakan untuk anak normal. Hal ini denganpertimbangan kondisi ABK
memiliki perbedaan yang sangat mencolok anatara satu anak dengan
anak yang lain meskipun dalam satu tipe kekhususan. Oleh karena itu
guru di SLB dalam memberikan pembelajarannya tidak memungkinkan
untuk memprediksi kemampuan ABK secara rata-rata.
Dengan diterapkannya KTSP selayaknya guru di SLB dapat mengambil
sebagai peluang untuk memberikan layanan pembelajaran yang efektif
17
dapat
menumbuhkan
aktivitas
belajar
menyenengkan,
rata-rata
Anak berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di bawah ratarata.
Melihat kategorisasi ini, pola pikir yang dipakai tidak jauh berbeda dengan
pola pikir kurikulum SLB tahun 1994, yaitu bahwa bagi anak berkelainan tanpa
disertai kemampuan intelektual di bawah rata-rata, tujuan pendidikan adalah
menyiapkan mereka mengikuti program pendidikan umum agar dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.. Anak berkelainan dengan kemampuan
intelektual normal , dalam batas-batas tertentu dimungkinkan dapat mengikuti
kurikulum standar meskipun harus dengan penyesuaian-penyesuaian. Mereka yang
berkeinginan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi sedapat mungkin didorong
untuk dapat mengikuti pendidikan secara inklusif pada pendidikan umum sejak
18
Sekolah Dasar (SD). Bagi anak yang tdak berkeinginan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi, mereka dapat melanjutkan pendidikan ke SLTPLB dan SMLB.
Untuk memberikan kesempatan kepada anak yang memerlukan pindah jalur
pendidikan antar satuan pendidikan yang setara sesuai dengan ketentuan pasal. 12
ayat (1).e Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, maka mekanisme pendidikan bagi anak melalui jalur formal dapat
digambarkan sebagai berikut :
19
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan,
bakat, dan minat, sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan / atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk ekstra kurikuler.
Berdasarkan
pendidikan
khusus
pertimbangan-pertimbangan
sesuai
dengan
tertentu,
Undang-undang
struktur
No.
22
kurikulum
Tahun
2006
untuk
anak
berkelainan
yang
tanpa
disertai
dengan
3)
SMALB: tunanetra,
tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras, kurikulum dirancang untuk anak yang
tidak memungkinkan dan/atau tidak berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4) Proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan
SMPLB: tunanetra,
kurikulum
satuan
pendidikan
SMALB:
tunanetra,
tunarungu,
5)
dan
tunalaras
mengacu
kepada
sekolah
reguler
yang
8)
b.
c.
d.
e.
f. Bina Diri dan Bina Gerak untuk anak Tunadaksa Sedang, dan
Tunaganda.
2) Muatan Kurikulum
22
Muatan kurikulum di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan Undangundang No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar. Kurikulum Kelompok I dapat digunakan bagi anak
berkebutuhan khusus tanpa disertai dengan intelektual dibawah rata-rata,
sedangkan kurikulum kelompok II bagi anak berkebutuhan khusus dengan
kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Secara garis besar, kelompok
kurikulum tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut
MUATAN KURIKULUM SLB
KELO
Pengemb
Materi Akademik Program
:
Bertujuan untuk
Sekulmpulan mata pelajaran,
sesuaimem
den
Pendidikan agama.
Bahasa Indonesia
Kewarganegaraan
Matematika
Ilmu pengetahuan alam,
Ilmu pengetahuan sosial
Program Akade
program pendidik
Materi Kompensatoris :
program layanan dan bimbingan sesuai kebutuhan
Braille
Orientasi mobilitas
Bahasa isyarat
Bina diri
Bina gerak
Materi Vokasional :
ditujukan agar siswa mempunyai kompetensi untuk bekerja se
bernalar,
(pendidikan
berlogika
agama,
kewarganegaraan),
(matematika),
dan
meningkatkan
tunarungu
menyebabkan
mereka
tidak
mampu
komunikasi
isyarat,
dan
lain
sebagainya.
Pendidikan
belajar,
pengembangan
kemampuan
kemampuan
mengurus
diri,
sosialisasi,
pengembangan
berdasarkan
hasil
asesmen.
Pelaksanaan
program
ini
24
anak
berkebutuhan
khusus,
layanan
kompensatoris
harus
akdemik,
adalah
program
pendidikan
yang
bertujuan
25
anak
yang
memounyai
kompetensi
unggul
harus
Anak
berkebutuhan
khusus
yang
memiliki
tingkat
pada
jenjang
SMALB. Sedangkan
materi
vokasional
harus
memiliki
sarana/prasara
pendidikan
Lebih lanjut, Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan tersebut dijelaskan pula Muatan isi Kurikulum SLB/SMPLB/SMALB
pada setiap mata pelajaran diatur sebagai berikut .
a. Muatan isi setiap mata pelajaran pada SDLB A,B,D,E pada dasarnya
sama dengan SD umum, tetapi karena kelainan dan kebutuhan
khususnya, maka diperlukan modifikasi dan/atau penyesuaian secara
terbatas
27
Berikut ini adalah muatan kurikulum SDLB, SMPLB dan SMALB yang tertuang
dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan:
TABEL 3.1 Muatan Kurikulum SDLB
KELAS / ALOKASI WAKTU
KOMPONEN / MATA PELAJARAN
I
II
III
IV
V
V
1. Pendidikan Agama
3
3
3
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
5
5
5
4. Matematika
5
5
5
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Pendekatan
4
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
tematik (29-30)
3
3
3
7. Seni Budaya dan Ketrampilan
4
4
4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan
4
4
4
9. Muatan Lokal
2
2
2
10. Program Khusus (sesuai jenis hambatan)
Orientasi dan Mobilitas, Bina komunikasi,
2
2
2
BKPBI, Bina Diri, Bina Gerak, Bina Pribadi
dan Sosial
11. Pengembangan Diri
2 *)
2*)
2*)
Jumlah
29
29
30
34
34
34
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
TABEL 3.2 Muatan Kurikulum SMPLB
KELAS / ALOKASI WAKTU
KOMPONEN / MATA PELAJARAN
VI
VII
VIII
1. Pendidikan Agama
2
3
3
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
2
5
5
4. Bahasa Inggris
2
2
2
5. Matematika
3
5
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
3
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
2
3
3
8. Seni Budaya
2
4
4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan
2
4
4
10. Ketrampilan Vokasional / Teknologi Informasi dan
10
10
10
Komunikasi *)
11. Muatan Lokal
2
2
2
29
rancangan
tergantung
pada
kurikulum
guru.
yang
Kurikulum
dimiliki,
yang
tetapi
sederhana
keberhasilannya
pun
apabila
sangat
gurunya
memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih
baik daripada desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat, dan
dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi
kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana prasarana,
30
dari
tujuan-tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
kurikulum. Kedua,
ini
adalah
diagnosis
kebutuhan
terutama
baik
berkenaan
pada
skala
dihadapi
dengan:
makro
dalam
(1)
implementasi
masih
lemahnya
yang
diharapkan;
(2)
pelajaran,
sampai
dengan
berkaitan.
anak
dalam
mengembangkan
potensi
dan
mengatasi
dan
orangtua
dalam
mengembangkan
program
layanan
khususnya
lebih
diarahkan
kepada
proses
kelainannya.
berkebutuhan
khusus
Dengan
mampu
modifikasi
mengikuti
diharapkan
pembelajaran
anak
dengan
kurikulum reguler.
3) Model Kurikulum PPI
Pada model kurikulum ini guru mempersiapkan program pendidikan
individual (PPI) yang dikembangkan bersama tim pengembang yang
melibatkan guru pembimbing khusus, kepala sekolah, orang tua, dan
tenaga ahli yang terkait.
Model ini diperuntukan pada anak yang mempunyai hambatan belajar
yang tidak memungkinkan untuk mengikuti proses belajar (sekalipun
telah dimodifikasi) berdasarkan kurikulum reguler dan atau anak
32
ini
dapat
dikembangkan
potensi
belajarnya
dengan
secara
teknik,
model
pengembangan
kurikulum
di
sekolah
d. Model Modifikasi
33
khusus
(guru
Pendidikan
Luar
Biasa)
yang
sudah
C. Rangkuman
1) Prinsip kebijakan kurikulum tingkat satuan pendidikan ini sebenarnya
menerapkan kurikulum berbasis sekolah. Kurikulum ini sangat sesuai
diterapkan
di
sekolah
luar
biasa
(SLB)
karena
kurikulum
dan
untuk
menerjemahkan
tujuan
lebih
spesifik,
dan (3)
khusus
kepada
kegiatan
pembelajaran.
34
D. Latihan
Untuk mengukur sejauh mana pemahaman anda terhadap materi yang telah
dipelajari pada bab ini, anda diminta untuk memberikan jawaban atas beberapa
pertanyaan berikut ini :
1) Kemukakan apa dampak dari implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus!
2) Kategorisasi kurikulum dibagi sesuai dengan tingkat intelektual siswa.
Jelaskan kategorisasi ini sesuai dengan struktur kurikulum bagi anak
berkebutuhan khusus!
3) Dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk menguasai beberapa
kompetensi. Jelaskan kompetensi tersebut dan apa dampak bagi implementasi
kurikulum apabila kompetensi tersebut tidak/kurang dikuasai oleh guru!
4) Berdasarkan apa yang telah anda pelajari, kemukakan pendapat anda
perbedaan implementasi kurikulum di SLB dan di sekolah penyelenggara inklusi
(inclusive school)!
E. Evaluasi Formatif 1
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling tepat, pada setiap item berikut ini;
1)
35
2)
3)
4)
5)
6)
36
7)
8)
Bagi
anak
berkebutuhan
khusus
dengan
layanan
10)
37
Tingkat Penguasaan=
38
BAB IV
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
dapat menguasai prosedur dalam perencanaan program pembelajaran individual
a. Konsep Dasar Program Pembelajaran Individual
Program Pembelajaran Individual (PPI) pada dasarnya merupakan dokumen tertulis
yang dikembangkan dalam suatu rencana pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus. Berkenaan dengan hal ini Mercer and Mercer (dalam Rochyadi dan Alimin,
2005) mengemukakan bahwa program individual menunjuk kepada suatu program
pengajaran dimana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi
dan motivasinya .Sejalan dengan pernyataan itu Lynch (dalam Rochyadi dan Alimin,
2005) menyatakan bahwa IEP merupakan suatu kurikulum atau merupakan suatu
program belajar yang didasarkan kepada gaya, kekuatan dan kebutuhan-kebutuhan
khusus anak dalam belajar Dengan demikian PPI pada prinsipnya adalah suatu
program pembelajaran yang didasarkan kepada kebutuhan setiap individu (anak).
Kedua pengertian tadi mengandung pengertian bahwa siswalah yang harus
mengendalikan program dan bukan program yang mengendalikan siswa. Para ahli
pendidikan sepakat bahwa salah satu pijakan dalam penyusunan program
hendaknya bertitik tolak dari kebutuhan anak, sebab anak adalah individu yang akan
dibelajarkan. Oleh karenanya masalah kebutuhan, perkembangan dan minat anak
menjadi orientasi di dalam mempertimbangkan penyusunan program.
Menurut Endang Rusyani (2009) PPI
membelajarkan
anak
berkebutuhan
khusus.
Tajamnya
perbedaan,
berkelanjutan
dan
yang
evaluasi.
mencakup
Pembelajaran
diagnosis,
individual
pelaksanaan
(individualized
perbedaan individu.
Pelaksanaan pembelajaran individual pada sekolah dengan siswa normal,
memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk mengelola cara belajarnya
40
dapat dijadikan bahan menyusun PPI. Asesmen untuk pendidikan ABK minimal
mencakup 4 (empat) bidang. Keempat bidang tersebut adalah: bidang akademik,
bidang
menolong
diri,
bidang
sensomotorik
dan
bidang
perilaku
adaptif.
Pelaksanaan asesmen anak retardasi mental dapat dilakukan melalui observasi dan
tes psikologis Ada dua bentuk observasi yaitu: 1) observasi secara realita kehidupan
anak, dan 2) observasi melalui kondisi yang sengaja diciptakan. Asesmen untuk
kepentingan program pembelajaran dapat dilakukan oleh guru.
Kedua, rumusan tujuan
jangka
kinerja/perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh anak dalam kurun waktu satu
tahun, satu semester atau satu bulan.. Tujuan jangka panjang bersifat luas dan
belum tampak jelas hubungannya dengan hasil asesmen. Dengan demikian dapat
dimaknai
bahwa
tujuan
jangka
panjang
dirumuskan
berdasarkan
prediksi
nyata, dan melalui berbagai permaianan. Setiap siswa dibantu untuk aktif melakukan
dan mencoba, barinteraksi dengan media pembelajaran yang disenangi anak.
Keenam, evaluasi kemajuan hasil belajar adalah cara dan prosedur penilaian
atau prosedur monitoring kemajuan belajar anak. Evaluasi pembelajaran ABK tidak
harus berupa tes tertulis, tetapi lebih bersifat observasi perilaku. Penilaian kemajuan
hasil belajar pada anak retardasi mental mencakup penilaian proses dan hasil. Cara
penilaian ini sesuai dengan autentic assesment, salah satunya melalui portofolio.
Evaluasi kemajuan hasil belajar dilakukan sepanjang proses pembelajaran,
menggunakan pengamatan dengan checklist.
C. Pelaksanaan program pembelajaran individual
Setelah program pembelajaran dibuat, selanjutnya adalah implementasinya dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mempertimbangkan
berbagai aspek dalam pelaksanaannya, yang memungkinkan program dapat
berjalan secara efektif. Menurut Vashit R.P (2004 dalam Haryanto 2010), guru perlu
mempersiapkan beberapa hal penting yang terkait dengan program, diantaranya:
a. Mencermati tujuan dan sasaran program yang akan dicapai, baik secara
umum ataupun khusus berkenaan dengan pembelajaran baik anak
berkebutuhan khusus di sekolah.
b. Materi dan lembar kegiatan, yang diperlukan selama pelaksanaan program
berlangsung di sekolah. Materi pembelajaran merupakan bagian penting yang
harus dipersiapkan, dengan memperhatikan kompetensi yang akan dicapai,
serta struktur dan ranah kurikulum yang dikembangkan.
c. Fasilitas dan sumber belajar, yaitu berupa media atau ruang sumber untuk
kegiatan pembelajaran. Media haruslah dapat dimanfaatkan secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan, dan harus dibuat secara kreatif sesuai
dengan
karakateristik kebutuhan
siswa,
misalnya
untuk penyandang
tunarungu media yang berwarna-warni akan lebih menarik bagi anak yang
mengandalkan persepsi visualnya. Sedang ruang sumber merupakan satu
kebutuhan pembelajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah
umum (SD), yang dapat dijadikan tempat layanan pendidikan khusus.
d. Kalender pembelajaran. Selain memperhatikan kalender pendidikan secara
umum secara nasional dan tingkat daerah, kalender pelaksanaan program
pembelajaran individual dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kondisi
lingkungan sekolah masing-masing. Kegiatan dapat dilakukan pada siang
43
penyesuaian
rancangan
atas
dasar
respon
siswa
terhadap
tindak
D. Rangkuman
1) Program Pembelajaran Individual (PPI) merupakan suatu kurikulum atau
merupakan suatu program belajar yang didasarkan kepada gaya, kekuatan dan
kebutuhan-kebutuhan khusus anak dalam belajar. Definisi ini mengandung
pengertian bahwa siswalah yang harus mengendalikan program dan bukan
program yang mengendalikan siswa.
2) Program pembelajaran individual merupakan komponen yang sangat penting
dalam layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus, dengan alasan 1) semua
ABK masih memiliki potensi untuk belajar; 2) semua ABK membutuhkan
pembelajaran keterampilan, yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan seharihari di rumah dan di masyarakat; 3) sekolah harus melaksanakan pembelajaran
keterampilan
fungsional,
sesuai
kebutuhan
individual;
4)
prinsip-prinsip
E. Latihan
45
Susunlah sebuah contoh PPI baik tentang materi akademik maupun non
F. Evaluasi Formatif 3
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling tepat, pada setiap item
berikut ini;
1. Pijakan awal dari adanya program pembelajaran individual adalah .
A. Bentuk ketidakpuasan atas kurikulum yang ada
B. Tuntutan orang tua
C. Kebijakan pendidikan nasional
D. Kebutuhan anak
2. Pendidikan yang memandang bahwa manusia adalah mahluk individu akan
berdampak pada
A. Proses pembelajaran yang bersifat individual
B. Proses pembelajaran yang memisahkan individu yang satu dengan individu
yang lainnya.
C. Proses pembelajaran yang klasikal
D. Proses pembelajaran partisipatif
3. Alas an pentingnya program pembelajaran individual menurut Snell (1983)
adalah seperti dibawah ini, kecuali
A.
B.
C.
D.
B. Learning Process
C. Individual Instructional Decision Making
D. Lesson plan
5. Tujuan dari dilakukannya upaya yang sistematis untuk mengetahui kemampuan
kesulitan belajar dan kebutuhan anak pada bidang tertentu adalah
A. Memperoleh masukan dari orang tua
B. Melengkapi persyaratan proses pembelajaran
C. Mengidentifikasi jenis ketunaan yang dialami
D. Mengumpulkan data awal sebagai dasar penyusunan program pembelajaran
6. Kegiatan pembelajaran dalam konteks PPI dapat dilakukan dalam 3 (tiga) tahap
dibawah ini, kecuali...
A. Kegiatan pembelajaran lintas kelas
B. kegiatan pembelajaran secara perorangan
C. kegiatan pembelajaran dalam kelompok besar
D. kegiatan pembelajaran dalam kelompok kecil
7. Evaluasi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus tidak harus dalam
bentuk tes tertulis, tetapi dapat juga dalam bentuk
A. Skala rating
B. Angket
C. Observasi perilaku
D. Skala minat
8. Langkah pertama yang perlu dipersiapkan guru dalam persiapan PPI adalah
dengan kegiatan dibawah ini, kecuali
A. Menyiapkan fasilitas dan sumber bahan
B. Melakukan pendekatan dengan siswa
C. Menyiapkan materi dan lembar kegiatan
D. Mencermati tujuan dan sasaran program yang akan dicapai.
9. Salah satu fasilitas belajar yang diperlukan dalam pelaksanaan PPI adalah
dengan disediakannya
A. Ruang khusus guru
47
B. Ruang praktek
C. Ruang sumber
D. Ruang free time
10. Pendekatan penerapan PPI dengan penggunaan peralatan pembelajaran
khusus, yang dilengkapi dengan perangkat lunak dan implementasinya
difasilitasi oleh guru adalah model pendekatan...
A. PPI bermodul
B. PPI transaksional
C. PPI pembelajaran perorangan dengan peralatan khusus
D. PPI tujuan instruksional khusus
Tingkat Penguasaan=
A. Kesimpulan
1. Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat strategis karena kurikulum disusun
untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Melalui kurikulum, sumber daya manusia
dapat diarahkan, dan kemajuan suatu bangsa akan ditentukan. Kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, sesuai kebutuhan
pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus sesuai berkembangan sesuai dengan
tuntutan zaman dimana kini anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus
permanen memiliki kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan di
sekolah regular bahkan sampai pada perguruan tinggi.
3. Dengan melaksanakan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan tekniktekniknya diharapkan layanan
seorang
guru
atau
sekolah
perlu
melakukan
pengembangan-
anak berkebutuhan khusus. Pada akhirnya hal ini akan dapat meningkatkan mutu
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus baik di Sekolah Luar Biasa
(SLB) maupun di sekolah penyelenggara inklusi (inclusive school).
1. C
2. A
3. D
4. A
5. D
6. B
7. C
8. D
9. A
10. D
KUNCI JAWABAN EVALUASI FORMATIF 3
1. D
2. A
3. B
4. C
5. D
6. A
7. C
8. B
9. C
10. C
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., 1995. Ortopedagogik Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti,
Proyek Pendidikan Guru.
Assjari, Musjafak .2010. Program Pembelajaran Individual. Jakarta: DITBIN SLB
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Kurikulum 2004 : Naskah Akademik.
Jakarta: Author.
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (2007). Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SDLB. Jakarta: Author.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
_____________. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja
Rosdakarya
51
52
53