Anda di halaman 1dari 18

TKS IT ASSALAFUSH SHOLIH

Rabu, 10 Juni 2015


CONTOH LAPORAN ANALISIS
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM HAL
PENGENALAN
TATA TERTIB BERLALU LINTAS MELALUI METODE BERCERITA
DI KELOMPOK BERMAIN TK ISLAM NURUL IMAN

Diajukan Untuk Melengkapi salah satu persyaratan mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD 4504

DISUSUN OLEH :
Nama
NIM
Semester
UPBJJ-UT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2015

: Ratiwi
: 822677348
: IX
: Bogor

_____________________________________________________________________

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .........................................................................................

Kata Pengantar .................................................................................................

ii

Daftar isi ...........................................................................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................

B. Fokus Penelitian ................................................................................

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

D. Manfaat Penelitian ............................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI


A. Pengertian Tata Tertib Berlalu Lintas ...............................................
B. Cara Penanaman Tata Tertib Berlalu Lintas pada Anak Usia Dini....

4
5

C. Pengertian Metode Bercerita .............................................................

D. Media Gambar ...................................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian ..............................................................................

11

B. Waktu Pelaksanaan ............................................................................

11

C. Jadwal Pelaksanaan Analisis Penelitian ............................................

11

D. Metode Penelitian ..............................................................................

12

E. Instrumen Penelitian ...........................................................................

12

F. Langkah-langkah Kegiatan .................................................................

12

BAB IV. ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data ...................................................................................

13

B. Analisis Kritis ..................................................................................

14

BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran-saran .......................................................................................

16
16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak-anak memiliki berbagai potensi mencakup perilaku dan kemampuan
dasar yang perlu dikembangkan. Pengembangan potensi ini merupakan pondasi
bagi anak untuk menempuh kehidupan selanjutnya, karena usia yang masih belia
anak memerlukan bantuan orang dewasa atau lingkungan sekitar.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Penyelenggaraan PAUD formal berbentuk TK dan RA, sedangkan PAUD non
formal salah satunya adalah Kelompok Bermain (KB) yang menyelenggarakan

program pendidikan sekaligus pengasuhan bagi anak usia dini dengan prioritas usia
2-4 tahun.
Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman merupakan salah satu TK yang
beralamat di Jl. Pahlawan no. 50 Rt 03/04 Karang Asem Timur, Citeureup, Bogor
16810, yang didirikan pada tahun 1996. Pendirian Kelompok Bermain TK Islam Nurul
Iman merupakan realisasi dari program Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini yang
menggalakkan KB sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan Anak Usia Dini
pada masyarakat.
Kegiatan pembelajaran Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman mengacu
pada Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini
dengan metode yang dapat mengoptimalkan lingkup perkembangan Nilai-nilai
Agama dan Moral, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif dan Fisik Motorik. Salah satu
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional adalah kegiatan
pengenalan tata tertib berlalu lintas melalui metode bercerita menggunakan media
gambar suasana di jalan raya.
Tahun pelajaran 2014-2015 ini KB TK Islam Nurul Iman memiliki jumlah siswa
10 anak dengan waktu kegiatan 3 kali seminggu yaitu hari senin, rabu dan jumat.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi
tenaga pendidik PAUD yang profesional yang dapat mengembangkan inovasiinovasi dalam mengelola pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan anak
usia dini. Dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah tersebut telah
dilakukan penelitian di Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman.

B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok Bermain TK
Islam Nurul Iman, maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak
yaitu mendengarkan cerita tentang tata tertib berlalu lintas.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai kegiatan pengembangan kemampuan sosial
emosional dalam hal pengenalan tata tertib berlalu lintas melalui metode bercerita
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan pengembangan kemampuan sosial
emosional
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut

c. Manfaat dan kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut


d. Mengetahui tingkat perkembangan anak di Kelompok Bermain TK Islam Nurul
Iman Citeureup
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan pengembangan kemampuan
sosial emosional dalam hal pengenalan tata tertib berlalu lintas melalui metode
bercerita

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Manfaat bagi sekolah :
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok
Bermain TK Islam Nurul Iman
b. Memberi masukan tentang penggunaan media dalam pembelajaran
2. Manfaat bagi guru :
a. Dapat saling tukar pengalaman dalam membuat program pembelajaran
untuk Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman
b. Menambah wawasan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif,
kreatif dan menyenangkan
3. Manfaat bagi mahasiswa
a. Melatih mahasiswa dalam penelitian kelas
b. Menambah wawasan mahasiswa dalam membuat program pembelajaran
yang menyenangkan
c. Mengembangakan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
di lembaga PAUD

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Tata Tertib Berlalu Lintas

Manusia adalah makhluk sosial dan pasti butuh berhubungan dengan orang
lain. Hubungan antar manusia bisa dikemukakan bahwa manusia berinteraksi
dengan manusia lain. Didalam berinteraksi manusia tentu berpindah tempat dari
satu tempat ke tempat yang lain. Kemudian muncullah istilah Transportasi yaitu
perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan manusia atau mesin. Seiring
perkembangan zaman manusia dapat menciptakan kendaraan bermotor untuk
memudahkan manusia dalam bertransportasi.
Dalam bertransportasi kemudian dikenal istilah Lalu Lintas. Menurut UndangUndang No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan
orang di ruang lalu lintas jalan.
Tata tertib berlalu lintas menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 yaitu
suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak
dan kewajiban setiap pengguna jalan. Adapun tujuan dibuat tata tertib berlalu lintas
antara lain :
1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan
dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
2.

Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3.

Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman dan
terpadu apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan hak
dan kewajiban pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.
Tanpa adanya tata tertib berlalu lintas, maka pengemudi akan mengemudi
seenaknya tanpa mempedulikan keselamatan orang lain, sehingga rawan terjadi
kecelakaan, serta akan terjadi kemacetan parah.

B. Cara Penanaman Tata Tertib Berlalu Lintas pada Anak Usia Dini
Kita semua tentu mengetahui bahwa sektor transportasi merupakan sektor yang
memegang peranan vital dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Melalui
sektor transportasi, manusia melakukan interaksi dan komunikasi dengan manusia
yang lain dan lingkungan sekitarnya.
Beragam perilaku buruk pengemudi kendaraan sering kita temui ketika kita berada
di jalan raya. Mulai dari mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm,

kebut-kebutan atau menyetir kendaraan secara zig-zag tanpa memperhatikan


kondisi lalu lintas, mengabaikan keberadaan pejalan kaki yang seharusnya
didahulukan hak-haknya, melanggar lampu merah dan rambu lalu lintas, menyetir
melawan arus serta tindakan-tindakan lain yang cenderung membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Masyarakat kita masih kurang menyadari pentingnya tertib berlalu lintas. Kita
sering melihat anak-anak dibawah umur yang mengendarai sepeda motor bahkan
sampai berboncengan tiga orang padahal mereka pasti belum memiliki SIM. Begitu
pula orang tua dengan mudahnya meminjamkan atau membelikan sepeda motor
bagi anak-anaknya namun melupakan untuk menanamkan tertib berlalu lintas.
Perilaku mengemudi kendaraan bermotor di kalangan orang dewasapun juga tidak
lebih baik. Ketika sudah dibelakang kemudi, yang terbayang dibenaknya hanyalah
bagaimana caranya sampai dengan cepat ke tempat tujuan. Toleransi kepada
sesama pengguna jalan dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas yang ada hanya
jika sempat saja.
Fenomena ini tentu saja meresahkan, karena tidak saja menyangkut keselamatan
diri sendiri tapi juga keselamatan anggota keluarga dan orang lain.
Upaya penanaman kesadaran berlalu lintas semestinya merupakan upaya yang
kontinue dan menjangkau hingga ke pelosok karena merupakan upaya untuk
merubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat dari segala strata usia, pendidikan
dan status sosial. Point yang paling penting dari upaya ini adalah pencegahan
terjadinya kecelakaan di jalan raya yang membuat jalan raya sebagai tempat yang
aman dan nyaman untuk menunjang produktivitas masyarakat di segala bidang.
Penanaman kesadaran berlalu lintas sebaiknya dilakukan sejak dini dan dapat
diintegrasikan sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini), karena masa kanak-kanak merupakan fase awal dalam kehidupan
manusia untuk memulai sosialisasi eksternal di luar lingkungan keluarga dan pada
fase ini mereka cenderung lebih mudah untuk menyerap nilai-nilai termasuk
pengetahuan berlalu lintas. Pada gilirannya, ketika mereka memasuki usia sekolah,
remaja dan dewasa mereka akan selalu berinteraksi dengan sistem lalu lintas dan
jalan raya dalam menjalankan aktivitasnya, mereka telah memiliki dasar-dasar
pengetahuan tertib berlalu lintas.
Disini sangat diperlukan adanya kerjasama lintas sektoral yang saling terkait antara
institusi pendidikan, kepolisian, pemerintah daerah dan kelompok kepentingan
lainnya dalam menyusun kurikulum dan melaksanakan pengajaran mengenai
pentingnya kesadaran berlalu lintas pada anak-anak. Apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan di jalan raya, bagaimana menghormati sesama pemakai jalan,
pengenalan rambu-rambu lalu lintas dan bagaimana menyeberang jalan dengan
aman adalah materi-materi dasar lalu lintas untuk tingkatan anak usia dini yang
dapat dikemas dalam metode pengajaran yang menarik bagi mereka sehingga lebih

mudah untuk tertanam dalam benak pikirannya dan mampu memberi nilai tambah
bagi PAUD itu sendiri.
Institusi vital lainnya yang juga berperan penting dalam mendukung upaya
menanamkan kesadaran berlalu lintas pada usia dini adalah keluarga dan media
massa. Keluarga adalah institusi yang pertama dan utama bagi setiap individu
untuk wahana sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Pada masa usia dini, frekuensi
kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua masih sangat tinggi sehingga
orang tualah yang harus menjadi guru bagi anak-anaknya dengan
mensosialisasikan nilai-nilai hidup yang positif.
Pada masa ini dengan kondisi lalu lintas yang makin rumit dan menuntut anak-anak
untuk mulai banyak beraktivitas di luar rumah, terutama untuk kepentingan
pendidikan, seharusnya disikapi secara adaptif oleh kalangan orang tua dengan
mulai mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana seharusnya bersikap dan
bertingkah laku di jalan raya demi keselamatan dirinya sendiri. Terlebih karena tidak
mungkin bagi orang tua untuk terus menerus mendampingi anak-anaknya dalam
beraktivitas di luar rumah sehingga penting anak-anak diajarkan sejak usia dini
mengenai kesadaran berlalu lintas.
Ketika ada kesempatan untuk pergi bersama keluarga, orang tua juga dapat
memberi teladan dengan mengemudi kendaraan secara baik dan santun serta
mematuhi rambu lalu lintas yang ada sehingga menjadi wahana pembelajaran yang
efektif bagi anak di lingkungan keluarga untuk memiliki kesadaran berlalu lintas
sejak dini.
Peranan media massa dalam mengkampanyekan kesadaran berlalu lintas dan
keselamatan jalan tidak sebatas sebagai partner pemerintah saja mengingat
kebutuhan masyarakat modern akan informasi sangatlah besar dan peluang inilah
yang dapat dimanfaatkan oleh media massa untuk menyebarluaskan isu kesadaran
berlalu lintas. Tema mengenai kesadaran berlalu lintas sebaiknya harus rutin
diangkat oleh media massa setiap waktu demi efektivitas kampanye sadar berlalu
lintas, agar apa yang telah terpublikasikan tidak begitu saja dilupakan dan mampu
menambah pengetahuan masyarakat, terutama para orang tua untuk selanjutnya
diajarkan pada anak-anaknya.
* Disarikan dari tulisan Yorri Kusuma Nugraha, SIP. (Alumnus Fisipol UGM program
Administrasi Publik dan staf Dinas Perhubungan Provinsi DIY,
Birokrasi.Kompasiana.com/Kompas.com, tanggal 30 November 2011 pukul 16.25,
Berjudul Menanamkan Kesadaran Berlalu lintas Sejak Dini.

C.

Pengertian Metode Bercerita

Salah satu cara mengenalkan tata tertib berlalu lintas kepada anak
kelompok bermain adalah dengan metode bercerita.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain dengan alat maupun tanpa alat, disampaikan dalam bentuk
pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita
yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Menurut Nurgiyantoro (2009:288-289) bercerita merupakan salah satu tugas
kemampuan atau kegiatan berbicara yang dapat mengungkapkan kemampuan
berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Ketepatan, kelancaran dan kejelasan cerita
akan menunjukan kemampuan berbicara siswa, maka keterampilan bercerita siswa
perlu ditingkatkan dengan latihan yang teratur, sistematis dan berkesinambungan.
Menurut Moeslichatun (1996:194) bercerita adalah menuturkan sesuatu
yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara
lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
Anak-anak senang bercerita tentang banyak hal, kapanpun dan dimanapun
mereka berada tanpa alur, dan tanpa jeda. Orang dewasa harus mampu
mengarahkan alur cerita yang anak-anak buat sehingga rangsangan terhadap
otaknya dapat dimaksimalkan.
Cerita adalah buah pikiran dan rasa yang disampaikan dengan gaya bahasa yang
bervariasi. Lebih baik anak distimulus untuk melanjutkan cerita orang dewasa,
sehingga otak anak akan berpikir kreatif dan hubungan antar jaringan otak
tersambung dengan baik.
Menurut tim penyusun pusat bahasa (2007:210) cerita adalah tuturan yang
membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal, karangan yang menuturkan
perbuatan, pengalaman, kejadian yang nyata, atau rekaan.
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bercerita adalah
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain yang
menjelaskan terjadinya suatu hal, peristiwa dan kejadian yang dialami sendiri
ataupun orang lain, karangan dari kejadian nyata atau rekaan.
Di Kelompok Bermain bercerita adalah salah satu metode pengembangan bahasa
yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
Tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama,
bertanya apabila tidak faham, menjawab pertanyaan, selanjutnya ia dapat
menceritakan dan mengekspresikan apa yang didengar sehingga hikmah dari isi
cerita dapat diceritakan kembali dan dipahami.

Bercerita mempunyai banyak manfaat diantaranya melatih daya serap, daya


tangkap, daya pikir, daya konsentrasi, daya imajinasi dan membantu
perkembangan bahasa siswa dalam berkomunikasi.
Pembelajaran bercerita merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
keterampilan berbicara, tidak dapat diajarkan melalui uraian dan penjelasan guru
saja, akan tetapi siswa harus dihadapkan pada kegiatan nyata atau praktek
langsung.
Menurut Arsyad, Maidar G. dan Mukti (1988:17) faktor penunjung bercerita ada dua
yaitu faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi
ketepatan ucapan, penempatan tekanan, pilihan kata dan ketepatan sasaran
pembicara. Faktor non kebahasaan meliputi sikap yang wajar, pandangan diarahkan
kepada pendengar, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara,
kelancaran berbicara dan penguasaan topik.
Selain dua faktor diatas (faktor kebahasaan dan non kebahasaan) ada lagi yang
tidak kalah penting yaitu media pembelajaran yang menarik sehingga kegiatan
bercerita di kelas lebih menyenangkan. Salah satu media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan bercerita adalah media gambar seri.
Adapun manfaat metode bercerita bagi anak usia dini antara lain :
1.

Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK

2.

Melatih daya fikir anak

3.

Melatih daya konsentrasi anak TK

4.

Mengembangkan daya imajenasi anak

5.
Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasan
hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembanganya
6.
Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif
dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

D. Media Gambar
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik apabila menggunakan media.
Suryaman (2009:103) menjelaskan pengertian media secara bahasa dan
terminolagi. Secara bahasa media diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Secara terminologi, media pembelajaran dapat diartikan sebagai seluruh perantara
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Martin dan Briggs (Wena, 2009 : 9) media adalah semua sumber
yang diperlukan untuk komunikasi dengan siswa. Sedangkan menurut Degang
(melalui Wena, 2009 : 9) media yaitu komponen strategis penyampaian yang dapat
dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat
ataupun bahan.
Jadi pengertian media adalah semua alat dan bahan yang dipakai dalam
kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai perantara dari guru kepada siswa
dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media gambar adalah media yang berisi gambar-gambar yang memiliki alur
cerita, sehingga memudahkan siswa untuk menangkap ide dalam kegiatan
bercerita.
Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah media visual
dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu
kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad
(1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa atau
kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, katakata,
simbol-simbol, maupun gambaran.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak-anak Kelompok Bermain, Pendidik, dan
Pemimpin Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman yang berada di Jl. Pahlawan no.
50 Gg Mesjid, Karang Asem, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, yang
berjumlah 10 anak.

B. Waktu Pelaksanaan
Observasi di Kelompok Bermain Nurul Iman dilaksanakan pada hari senin
tanggal 27 April 2015 mulai jam 07.30 WIB sampai 11.30 WIB.

C. Jadwal Pelaksanaan Observasi


Berikut adalah jadwal pelaksanaan observasi di Kelompok Bermain TK Islam
Nurul Iman :
1. Pukul 07.30-08.00 WIB, mengamati kegiatan anak berbaris di halaman,
kegiatan membaca ikrar, bernyanyi, masuk kelas
2. Pukul 08.00-09.00 WIB, mengamati kegiatan pembukaan. Kegiatan diawali
dengan membaca doa, bernyanyi, absensi. Dilanjutkan dengan mendengarkan
cerita dari guru yang dilanjutkan dengan bercakap-cakap tentang cerita yang baru
didengar dari guru. Dan mendokumentasikannya dalam bentuk foto.
3. Pukul 09.00-09.30 WIB, mengamati kegiatan inti anak-anak mengikuti
pembelajaran guru.
4. Pukul 09.30-10.00 WIB mengamati kegiatan anak makan bersama dilanjutkan
bermain bebas diluar kelas
5. Pukul 10.00-10.30 WIB, mengamati kegiatan penutup yaitu evaluasi
pembelajaran selama 1 hari kemudian doa penutup
6. Pukul 10.30-11.30 WIB, melakukan wawancara dengan pimpinan dan pendidik
Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan
fokus penelitian
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian
3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai penelitian

F. Langkah-langkah kegiatan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Mencari tempat untuk dijadikan teempat observasi
2. Menyusun perencanaan tentang pelaksanaan observasi
3. Membuat tabulasi data hasil wawancara dengan pendidik dan pimpinan
Kelompok Bermain
4. Membuat Analisis
5. Membuat Laporan Analisis kegiatan pengembangan PAUD

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk mempermudah anlisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi data sebagai berikut :
OBSERVASI
WAWANCARA DENGAN GURU
WAWANCARA DENGAN PIMPINAN KB
DOKUMENTASI
- Diawali kegia-tan guru meng-ajak anak ber-doa dengan membaca doa harian,
surat pendek, dan hadits
- Dalam kegiatan bercerita, guru bercerita ten-tang suasana di jalan raya, anak
antusias men-dengarkan ce-rita guru
- Anak antusias dalam kegiatan bercakap-cakap tentang cerita yang baru didengarnya. Anak-anak menceri-takan pengala-man bepergian dengan orang tuanya,
ada yang naik mo-tor, ada yang naik angkot.
- Dalam kegiatan bercakap-cakap anak mengeta-hui fungsi ram-bu-rambu lalu
lintas yang ada dijalan raya.
- Anak yang ber-kembang sa-ngat baik men-dapat reward

- Dinding kelas ditempeli aneka macam hiasan buatan guru


- Di KB Nurul Iman setiap hari diajarkan doa harian, surat pendek, dan hadits
- Kegiatan berce-rita dengan gambar mena-rik bagi anak, sehingga pesan dari isi
cerita mudah dicerna anak
- Kegiatan berca-kap-cakap sete- lah bercerita dapat memacu anak untuk men
ceritakan penga lamannya
- Anak-anak di KB Nurul Iman umumnya berusia 3-4 th
- Alat penilaian khususnya pada kegiatan bercerita menggunakan observasi,
namun untuk kegiatan lain menggunakan alat penilaian observasi, un-juk kerja,
hasil karya dan catat- an anekdot
- Pada kegiatan bercakap-cakap setelah cerita guru memberi reward kepada anak
dengan ajungan jempol
- Tujuan KB Nurul Iman diantaranya membangun landas an bagi berkem-bangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan ber- taqwa kepada Tu-han
YME, ber-akhlak mulia, ber-kepribadian luhur, sehat, berilmu, ca-kap, kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga ne-gara yang demo-kratis dan
bertang-gung jawab.
- Melalui kegiatan bercerita di pem-bukaan diharap-kan, pesan yang ingin
disampaikan guru dapat dite-rima dengan baik oleh anak.
- Model pembelajar-an yang digunakan di KB Nurul Iman adalah klasikal dan
kelompok
- Sesuai Visi KB yaitu menciptakan tunas bangsa yang beriman dan ber-taqwa,
maka pem-belajaran diintegra-sikan dengan kegi-atan keagamaan seperti praktek
sholat, wudhu, membaca surat pen dek, doa harian, dan hadits
- Pendidik di KB Nurul Iman ada 1 dengan jumlah siswa 10 anak masuk setiap hari
senin, rabu dan jumat
- Dalam renca- na kegiatan harian tertulis kegiatan bercerita tata tertib berlalu
lintas
- Dalam tujuan pembelajaran tertulis anak dapat mengetahui tata tertib berlalu
lintas
- Hasil perca-kapan setelah kegiatan ber-cerita dirang-kum dan di-simpulkan guru
yang disampaikan kepada anak

2. Analisis Kritis
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita di KB
TK Nurul Iman merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan sosial emosional dalam hal pengenalan tata tertib berlalu lintas di jalan
raya. Kegiatan bercerita juga dapat memacu keinginan anak menceritakan
pengalamannya ketika bepergian bersama orang tuanya.
Pengembangan kemampuan sosial emosional merupakan kegiatan yang
harus dilakukan oleh setiap pendidik. Kemampuan sosial emosional anak ini
menjadikan anak dapat berdisiplin, mengingatkan orang tua untuk berhati-hati
dijalan dan selalu memperhatikan rambu-rambu lalu lintas.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman
dan terpadu apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan
hak dan kewajiban pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.
Menurut Yorri Kusuma Nugraha (2011), Penanaman kesadaran berlalu lintas
sebaiknya dilakukan sejak dini dan dapat diintegrasikan sebagai salah satu muatan
wajib dalam kurikulum PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), karena masa kanak-kanak
merupakan fase awal dalam kehidupan manusia untuk memulai sosialisasi eksternal
di luar lingkungan keluarga dan pada fase ini mereka cenderung lebih mudah untuk
menyerap nilai-nilai termasuk pengetahuan berlalu lintas. Pada gilirannya, ketika
mereka memasuki usia sekolah, remaja dan dewasa mereka akan selalu
berinteraksi dengan sistem lalu lintas dan jalan raya dalam menjalankan
aktivitasnya, mereka telah memiliki dasar-dasar pengetahuan tertib berlalu lintas.
Pengembangan sosial emosional khususnya kemampuan memahami tata
tertib dapat dilihat dari antusiasnya anak-anak menceritakan pengalamannya di
jalan raya, mereka bercerita melihat banyaknya rambu-rambu dijalan, menunjukkan
bahwa anak telah menyerap pesan guru yang terkandung didalam cerita.
Secara umun KB Nurul Iman adalah KB yang telah mempunyai kegiatan
yang sangat baik dan sesuai dengan visi dan misi. Kegiatan tersebut salah satunya
menunjang kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di jalan raya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil tabulasi data diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Kelompok Bermain Nurul Iman mempunyai program untuk mengembangkan
kemampuan anak yaitu pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral, Pengembangan
Sosial Emosional, Pengembangan Bahasa, Pengembangan Kognitif, dan
Pengembangan Fisik Motorik
2. Pengembangan kemampuan anak salah satunya pengenalan tata tertib berlalu
lintas dijalan raya melalui kegiatan bercerita dengan media gambar suasana di jalan
raya dilanjutkan bercakap-cakap isi cerita.
3. Tenaga pendidik di KB Nurul Iman adalah tenaga pendidik yang profesional dan
sesuai dengan bidang kemampuannya dibuktikan dengan sudah memiliki sertifikasi
guru TK

B. Saran saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di KB
Nurul Iman ini dapat diperkuat dengan pengalaman langsung seperti misalnya
mengadakan fieldtripp ke taman lalu lintas.
2. Penguatan materi kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di KB Nurul
Iman ini bisa juga dilakukan dengan mengunjungi kantor kepolisian setempat,
karena pengalaman langsung menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
3. Pengembangan kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas ini juga dapat
dilakukan dengan cara mengundang polisi sebagai tamu model.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G. dan Mukti . (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa


Indonesia. Jakarta : Erlangga
http://archive.org/stream/Undang-undangNomor22tahun2009LaluLintasdan
AngkutanJalan/UU_Nomor_22_tahun_2009_LLAJ_djvu.txt
http://eprints.uny.ac.id Lumbung Pustaka UNY/Pengembangan Media Gambar
http://innekeputra.wordpress.com/Etika Berlalu Lintas/posting 8 Juli 2012
http://kompas.com/birokrasi.kompasiana.com/Yorri_Kusuma_Nugraha / Menanamkan Kesadaran Berlalu Lintas Sejak Dini / posting 30 November 2011, 16.25

http://melyloelhabox.blogsport.com/Metode bercerita anak usia dini/posting 29 Mei


2013
Moeslichatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
Depdikbud Dirjen-Dikti, P2TK
Nugraha, Ali, (2014), Cetakan ke-14, Cetakan ke-1 tahun 2008, Program Pelibatan
orang tua dalam masyarakat, Tangerang Selatan, Universitas Terbuka
Nugraha, Yorri Kusuma.(2011). Menanamkan Kesadaran Berlalu Lintas Sejak Dini,
DIY : Birokrasi.Kompasiana.com
Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta :
BPFE Yogyakarta
Saadah, Siti, (2013), Analisis kegiatan pengembangan kemampuan berbicara
melalui metode bercakap-cakap di Kelompok Bermain TK Islam Tegar Beriman,,
Laporan Penelitian dan Analisis, Jurusan S1 PG PAUD, FKIP, UT
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Yufianti, (2013), Cetakan ke-12, Cetakan ke-1 tahun 2008, Profesionalisme Guru
PAUD, Tangerang Selatan, Universitas Terbuka

Ratiwi Wignjosudarmo di 12.00


Berbagi

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya
Foto saya
Ratiwi Wignjosudarmo

Lihat profil lengkapku


Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai