Diajukan Untuk Melengkapi salah satu persyaratan mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD 4504
DISUSUN OLEH :
Nama
NIM
Semester
UPBJJ-UT
TAHUN 2015
: Ratiwi
: 822677348
: IX
: Bogor
_____________________________________________________________________
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .........................................................................................
ii
iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
4
5
11
11
11
12
12
12
13
14
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran-saran .......................................................................................
16
16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak memiliki berbagai potensi mencakup perilaku dan kemampuan
dasar yang perlu dikembangkan. Pengembangan potensi ini merupakan pondasi
bagi anak untuk menempuh kehidupan selanjutnya, karena usia yang masih belia
anak memerlukan bantuan orang dewasa atau lingkungan sekitar.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Penyelenggaraan PAUD formal berbentuk TK dan RA, sedangkan PAUD non
formal salah satunya adalah Kelompok Bermain (KB) yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus pengasuhan bagi anak usia dini dengan prioritas usia
2-4 tahun.
Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman merupakan salah satu TK yang
beralamat di Jl. Pahlawan no. 50 Rt 03/04 Karang Asem Timur, Citeureup, Bogor
16810, yang didirikan pada tahun 1996. Pendirian Kelompok Bermain TK Islam Nurul
Iman merupakan realisasi dari program Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini yang
menggalakkan KB sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan Anak Usia Dini
pada masyarakat.
Kegiatan pembelajaran Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman mengacu
pada Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini
dengan metode yang dapat mengoptimalkan lingkup perkembangan Nilai-nilai
Agama dan Moral, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif dan Fisik Motorik. Salah satu
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional adalah kegiatan
pengenalan tata tertib berlalu lintas melalui metode bercerita menggunakan media
gambar suasana di jalan raya.
Tahun pelajaran 2014-2015 ini KB TK Islam Nurul Iman memiliki jumlah siswa
10 anak dengan waktu kegiatan 3 kali seminggu yaitu hari senin, rabu dan jumat.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi
tenaga pendidik PAUD yang profesional yang dapat mengembangkan inovasiinovasi dalam mengelola pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan anak
usia dini. Dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah tersebut telah
dilakukan penelitian di Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman.
B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok Bermain TK
Islam Nurul Iman, maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak
yaitu mendengarkan cerita tentang tata tertib berlalu lintas.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai kegiatan pengembangan kemampuan sosial
emosional dalam hal pengenalan tata tertib berlalu lintas melalui metode bercerita
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan pengembangan kemampuan sosial
emosional
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Manfaat bagi sekolah :
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok
Bermain TK Islam Nurul Iman
b. Memberi masukan tentang penggunaan media dalam pembelajaran
2. Manfaat bagi guru :
a. Dapat saling tukar pengalaman dalam membuat program pembelajaran
untuk Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman
b. Menambah wawasan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif,
kreatif dan menyenangkan
3. Manfaat bagi mahasiswa
a. Melatih mahasiswa dalam penelitian kelas
b. Menambah wawasan mahasiswa dalam membuat program pembelajaran
yang menyenangkan
c. Mengembangakan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
di lembaga PAUD
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Manusia adalah makhluk sosial dan pasti butuh berhubungan dengan orang
lain. Hubungan antar manusia bisa dikemukakan bahwa manusia berinteraksi
dengan manusia lain. Didalam berinteraksi manusia tentu berpindah tempat dari
satu tempat ke tempat yang lain. Kemudian muncullah istilah Transportasi yaitu
perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan manusia atau mesin. Seiring
perkembangan zaman manusia dapat menciptakan kendaraan bermotor untuk
memudahkan manusia dalam bertransportasi.
Dalam bertransportasi kemudian dikenal istilah Lalu Lintas. Menurut UndangUndang No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan
orang di ruang lalu lintas jalan.
Tata tertib berlalu lintas menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 yaitu
suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak
dan kewajiban setiap pengguna jalan. Adapun tujuan dibuat tata tertib berlalu lintas
antara lain :
1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan
dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
2.
3.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman dan
terpadu apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan hak
dan kewajiban pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.
Tanpa adanya tata tertib berlalu lintas, maka pengemudi akan mengemudi
seenaknya tanpa mempedulikan keselamatan orang lain, sehingga rawan terjadi
kecelakaan, serta akan terjadi kemacetan parah.
B. Cara Penanaman Tata Tertib Berlalu Lintas pada Anak Usia Dini
Kita semua tentu mengetahui bahwa sektor transportasi merupakan sektor yang
memegang peranan vital dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Melalui
sektor transportasi, manusia melakukan interaksi dan komunikasi dengan manusia
yang lain dan lingkungan sekitarnya.
Beragam perilaku buruk pengemudi kendaraan sering kita temui ketika kita berada
di jalan raya. Mulai dari mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm,
mudah untuk tertanam dalam benak pikirannya dan mampu memberi nilai tambah
bagi PAUD itu sendiri.
Institusi vital lainnya yang juga berperan penting dalam mendukung upaya
menanamkan kesadaran berlalu lintas pada usia dini adalah keluarga dan media
massa. Keluarga adalah institusi yang pertama dan utama bagi setiap individu
untuk wahana sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Pada masa usia dini, frekuensi
kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua masih sangat tinggi sehingga
orang tualah yang harus menjadi guru bagi anak-anaknya dengan
mensosialisasikan nilai-nilai hidup yang positif.
Pada masa ini dengan kondisi lalu lintas yang makin rumit dan menuntut anak-anak
untuk mulai banyak beraktivitas di luar rumah, terutama untuk kepentingan
pendidikan, seharusnya disikapi secara adaptif oleh kalangan orang tua dengan
mulai mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana seharusnya bersikap dan
bertingkah laku di jalan raya demi keselamatan dirinya sendiri. Terlebih karena tidak
mungkin bagi orang tua untuk terus menerus mendampingi anak-anaknya dalam
beraktivitas di luar rumah sehingga penting anak-anak diajarkan sejak usia dini
mengenai kesadaran berlalu lintas.
Ketika ada kesempatan untuk pergi bersama keluarga, orang tua juga dapat
memberi teladan dengan mengemudi kendaraan secara baik dan santun serta
mematuhi rambu lalu lintas yang ada sehingga menjadi wahana pembelajaran yang
efektif bagi anak di lingkungan keluarga untuk memiliki kesadaran berlalu lintas
sejak dini.
Peranan media massa dalam mengkampanyekan kesadaran berlalu lintas dan
keselamatan jalan tidak sebatas sebagai partner pemerintah saja mengingat
kebutuhan masyarakat modern akan informasi sangatlah besar dan peluang inilah
yang dapat dimanfaatkan oleh media massa untuk menyebarluaskan isu kesadaran
berlalu lintas. Tema mengenai kesadaran berlalu lintas sebaiknya harus rutin
diangkat oleh media massa setiap waktu demi efektivitas kampanye sadar berlalu
lintas, agar apa yang telah terpublikasikan tidak begitu saja dilupakan dan mampu
menambah pengetahuan masyarakat, terutama para orang tua untuk selanjutnya
diajarkan pada anak-anaknya.
* Disarikan dari tulisan Yorri Kusuma Nugraha, SIP. (Alumnus Fisipol UGM program
Administrasi Publik dan staf Dinas Perhubungan Provinsi DIY,
Birokrasi.Kompasiana.com/Kompas.com, tanggal 30 November 2011 pukul 16.25,
Berjudul Menanamkan Kesadaran Berlalu lintas Sejak Dini.
C.
Salah satu cara mengenalkan tata tertib berlalu lintas kepada anak
kelompok bermain adalah dengan metode bercerita.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain dengan alat maupun tanpa alat, disampaikan dalam bentuk
pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita
yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Menurut Nurgiyantoro (2009:288-289) bercerita merupakan salah satu tugas
kemampuan atau kegiatan berbicara yang dapat mengungkapkan kemampuan
berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Ketepatan, kelancaran dan kejelasan cerita
akan menunjukan kemampuan berbicara siswa, maka keterampilan bercerita siswa
perlu ditingkatkan dengan latihan yang teratur, sistematis dan berkesinambungan.
Menurut Moeslichatun (1996:194) bercerita adalah menuturkan sesuatu
yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara
lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
Anak-anak senang bercerita tentang banyak hal, kapanpun dan dimanapun
mereka berada tanpa alur, dan tanpa jeda. Orang dewasa harus mampu
mengarahkan alur cerita yang anak-anak buat sehingga rangsangan terhadap
otaknya dapat dimaksimalkan.
Cerita adalah buah pikiran dan rasa yang disampaikan dengan gaya bahasa yang
bervariasi. Lebih baik anak distimulus untuk melanjutkan cerita orang dewasa,
sehingga otak anak akan berpikir kreatif dan hubungan antar jaringan otak
tersambung dengan baik.
Menurut tim penyusun pusat bahasa (2007:210) cerita adalah tuturan yang
membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal, karangan yang menuturkan
perbuatan, pengalaman, kejadian yang nyata, atau rekaan.
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bercerita adalah
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain yang
menjelaskan terjadinya suatu hal, peristiwa dan kejadian yang dialami sendiri
ataupun orang lain, karangan dari kejadian nyata atau rekaan.
Di Kelompok Bermain bercerita adalah salah satu metode pengembangan bahasa
yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
Tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama,
bertanya apabila tidak faham, menjawab pertanyaan, selanjutnya ia dapat
menceritakan dan mengekspresikan apa yang didengar sehingga hikmah dari isi
cerita dapat diceritakan kembali dan dipahami.
2.
3.
4.
5.
Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasan
hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembanganya
6.
Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif
dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
D. Media Gambar
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik apabila menggunakan media.
Suryaman (2009:103) menjelaskan pengertian media secara bahasa dan
terminolagi. Secara bahasa media diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Secara terminologi, media pembelajaran dapat diartikan sebagai seluruh perantara
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Martin dan Briggs (Wena, 2009 : 9) media adalah semua sumber
yang diperlukan untuk komunikasi dengan siswa. Sedangkan menurut Degang
(melalui Wena, 2009 : 9) media yaitu komponen strategis penyampaian yang dapat
dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat
ataupun bahan.
Jadi pengertian media adalah semua alat dan bahan yang dipakai dalam
kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai perantara dari guru kepada siswa
dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media gambar adalah media yang berisi gambar-gambar yang memiliki alur
cerita, sehingga memudahkan siswa untuk menangkap ide dalam kegiatan
bercerita.
Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah media visual
dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu
kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad
(1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa atau
kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, katakata,
simbol-simbol, maupun gambaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak-anak Kelompok Bermain, Pendidik, dan
Pemimpin Kelompok Bermain TK Islam Nurul Iman yang berada di Jl. Pahlawan no.
50 Gg Mesjid, Karang Asem, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, yang
berjumlah 10 anak.
B. Waktu Pelaksanaan
Observasi di Kelompok Bermain Nurul Iman dilaksanakan pada hari senin
tanggal 27 April 2015 mulai jam 07.30 WIB sampai 11.30 WIB.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan
fokus penelitian
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian
3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas
mengenai penelitian
F. Langkah-langkah kegiatan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Mencari tempat untuk dijadikan teempat observasi
2. Menyusun perencanaan tentang pelaksanaan observasi
3. Membuat tabulasi data hasil wawancara dengan pendidik dan pimpinan
Kelompok Bermain
4. Membuat Analisis
5. Membuat Laporan Analisis kegiatan pengembangan PAUD
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk mempermudah anlisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi data sebagai berikut :
OBSERVASI
WAWANCARA DENGAN GURU
WAWANCARA DENGAN PIMPINAN KB
DOKUMENTASI
- Diawali kegia-tan guru meng-ajak anak ber-doa dengan membaca doa harian,
surat pendek, dan hadits
- Dalam kegiatan bercerita, guru bercerita ten-tang suasana di jalan raya, anak
antusias men-dengarkan ce-rita guru
- Anak antusias dalam kegiatan bercakap-cakap tentang cerita yang baru didengarnya. Anak-anak menceri-takan pengala-man bepergian dengan orang tuanya,
ada yang naik mo-tor, ada yang naik angkot.
- Dalam kegiatan bercakap-cakap anak mengeta-hui fungsi ram-bu-rambu lalu
lintas yang ada dijalan raya.
- Anak yang ber-kembang sa-ngat baik men-dapat reward
2. Analisis Kritis
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita di KB
TK Nurul Iman merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan sosial emosional dalam hal pengenalan tata tertib berlalu lintas di jalan
raya. Kegiatan bercerita juga dapat memacu keinginan anak menceritakan
pengalamannya ketika bepergian bersama orang tuanya.
Pengembangan kemampuan sosial emosional merupakan kegiatan yang
harus dilakukan oleh setiap pendidik. Kemampuan sosial emosional anak ini
menjadikan anak dapat berdisiplin, mengingatkan orang tua untuk berhati-hati
dijalan dan selalu memperhatikan rambu-rambu lalu lintas.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman
dan terpadu apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan
hak dan kewajiban pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.
Menurut Yorri Kusuma Nugraha (2011), Penanaman kesadaran berlalu lintas
sebaiknya dilakukan sejak dini dan dapat diintegrasikan sebagai salah satu muatan
wajib dalam kurikulum PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), karena masa kanak-kanak
merupakan fase awal dalam kehidupan manusia untuk memulai sosialisasi eksternal
di luar lingkungan keluarga dan pada fase ini mereka cenderung lebih mudah untuk
menyerap nilai-nilai termasuk pengetahuan berlalu lintas. Pada gilirannya, ketika
mereka memasuki usia sekolah, remaja dan dewasa mereka akan selalu
berinteraksi dengan sistem lalu lintas dan jalan raya dalam menjalankan
aktivitasnya, mereka telah memiliki dasar-dasar pengetahuan tertib berlalu lintas.
Pengembangan sosial emosional khususnya kemampuan memahami tata
tertib dapat dilihat dari antusiasnya anak-anak menceritakan pengalamannya di
jalan raya, mereka bercerita melihat banyaknya rambu-rambu dijalan, menunjukkan
bahwa anak telah menyerap pesan guru yang terkandung didalam cerita.
Secara umun KB Nurul Iman adalah KB yang telah mempunyai kegiatan
yang sangat baik dan sesuai dengan visi dan misi. Kegiatan tersebut salah satunya
menunjang kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di jalan raya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil tabulasi data diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Kelompok Bermain Nurul Iman mempunyai program untuk mengembangkan
kemampuan anak yaitu pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral, Pengembangan
Sosial Emosional, Pengembangan Bahasa, Pengembangan Kognitif, dan
Pengembangan Fisik Motorik
2. Pengembangan kemampuan anak salah satunya pengenalan tata tertib berlalu
lintas dijalan raya melalui kegiatan bercerita dengan media gambar suasana di jalan
raya dilanjutkan bercakap-cakap isi cerita.
3. Tenaga pendidik di KB Nurul Iman adalah tenaga pendidik yang profesional dan
sesuai dengan bidang kemampuannya dibuktikan dengan sudah memiliki sertifikasi
guru TK
B. Saran saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di KB
Nurul Iman ini dapat diperkuat dengan pengalaman langsung seperti misalnya
mengadakan fieldtripp ke taman lalu lintas.
2. Penguatan materi kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas di KB Nurul
Iman ini bisa juga dilakukan dengan mengunjungi kantor kepolisian setempat,
karena pengalaman langsung menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
3. Pengembangan kemampuan memahami tata tertib berlalu lintas ini juga dapat
dilakukan dengan cara mengundang polisi sebagai tamu model.
DAFTAR PUSTAKA