LITERATUR UTAMA
1. Pendahuluan
METODE PEMISAHAN LANJUT
Klasik
Modern
Kimia Analitik
Pemisahan
Metode Pemisahan
Distilasi
Ekstraksi
Kromatografi
Eletrometri
Instrumen
Pretritmen
Pengukuran
Tritmen
Pemisahan
Metoda
Pemisahan
uap (gas)
zat cair
Pendinginan
penguapan
pengembunan
Uap (air)
Ketel uap
Bahan
Cengkeh
Kayu manis
Sereh
Minyak atsiri
Tempat bahan
Minyak atsiri
Gambar 7. Distilasi uap minyak atseri dengan ketel uap dari dandang penanak nasi
Tutup penanak nasi dilubangi untuk tempat pipa uap, lubang dirapatkan dengan
disolder/dikeling
10
10
11
b. VR = volume retensi
c. tR
= waktu retensi
d. Cs
tm
.. (2) dimana,
R =
ts
m
VM
Jarak yang ditempuh zat terlarut
Rf = Jarak yang ditempuh fasa gerak (3) =
VM K D VS
g. VM = volum fasa gerak
CM = konsentrasi molekul dl fasa gerak
VS = volum fasa diam
CS
4.2 Prosedur
Untuk melaksanakan pemisahan secara kromatografi (kolom) ada tiga cara
yang dapat dilakukan, yaitu :
11
12
a. Analisis frontal
b. Analisis elusi
c. Pergeseran
a. Analisis Frontal
Larutan contoh dilewatkan secara kontinu melalui absorban. Pusat-pusat
aktif mengabsropasi akan diduduki oleh komponen-komponen yang lebih kuat
terabsorpsi, sedang yang lebih lemah terabsorpsi terakumulasi pada fasa gerak.
Kemudian komponen yang paling lemah terabsorpsi, akan keluar kolom lebih
dulu, lalu diikuti oleh komponen-komponen lain dengan daya terabsorpsinya lebih
kuat. Bila % E terhadap volum efluen (eluen) diflotkan (dialurkan) akan diperoleh
kurva berbentuk tangga.
12
13
13
14
: hasil penarikan
14
15
(X)2 dimana
distribusi, berlaku :
distribusi tercapai,
Pers. (1) yang menyatakan HK. Nernst, kurang eksak karena secara
termodimika yang konstan adalah :
(aX)2 / (aX)1 = KDA ........ (2)
dimana : (aX)2 = aktivitas X dl pel. 2
(aX)1 = aktivitas X dl pel. 2
15
16
KDA
= koefisien
distribusi
aktivitas,
suatu
tetapan
16
17
yang berlaku dl
HA
ka
H+ + A-
HA o
HA a (7)
HA air
H air
......... (8)
HA o
HAo
D=
D
atau
K D , HA
........................ (10)
1 Ka/CH Ja
17
18
EKSTRAKSI LOGAM
1. Ion logam Mn+ dalam fasa air, dapat diekstraksi ke dalam fasa organik yang
tak polar, dengan cara menjadikan ion Mn+ menjadi molekul tak bermuatan.
Biasanya ion logam itu dikompleksikan dengan suatu ligand sehingga
terbentuk molekul netral (ingat azas like disolves like).
2. Ada 2 jenis kompleks logam tak bermuatan, yaitu :
a. Kompleks asosiasi ion
b. Kompleks sepit (chelating complex)
3. a. Komplek asosiasi ion
Mn+ + bB
ligan
MB nb
MB nb + nX-
( MB b + nX- )
anion
MX an a anion kompleks
MX an a + ay+
(ay+, MX an a )
kation pembentuk
pasangan ion
METODE PEMISAHAN LANJUT
19
Contoh :
(1) { H+, Fe Cl4- }
(2) { (C6H5)4 As+, RoO4-}tetrafenil arsonium peronat
{ H+, Fe Cl4- } >>> penting pada ekstraksi besi dalam cuplikan yang
mengandung besi.
Komplek asosiasi ion bisa pula terbentuk langsung dengan pelarut,
misalnya eter, keton, senyawa-senywa alcohol, yakni senyawa
mengandung O yang bisa membentuk kompleks koordinasi dengan in
logam.
Dimana : Mn+ = ion logam bervalensi n dan R- = anion suatu zat, atau ligan
pembentuk kompleks tersebut.
Senyawa kompleks sepit tak bermuatan itu sering disebut senyawa
kompleks dalam atau inner complex.
Beberapa contoh kompleks sepit :
a. 8-hidroksi kuinolin, oxine
Dengan ion logam (seperti Cu2+) membentuk kompleks sepit netral, yang :
larut baik dl pelarut organik non polar seperti CHCl3 dan CCl4.
19
20
Ion logam (Cu2+, Al+3, dll) dalam fasa air dimasukkan ke dalam corong
pemisah
Kocok selama 2-3 menit, biarkan setimbang fasa organik oxin yang sudah
mengikat ion logam akan berada pada bagian bawah.
FeCl3
Fe (CN)3
20
21
Ion/logam
asam
Org lemah
kompleks
Dari persamaan (12) ini terlihat bahwa [H+] atau pH akan mempengaruhi
pembentukan MRn.
MRn akan terekstraksi ke dalam fasa organik, dari (12) pH akan pengaruhi
% terekstraksinya MRn.
Akana dibuktikan :
D=
[ J total M dalam fasa air
K DR [H ]an
Dimana :
KDx
= tetapan
Ki
KDR
Ki
H+ + R-
(HR)a
Kf
(MRn)a
KDx
KDR
(MRn)o + (HR)o
Setelah tercapai
21
22
(a) H+ + R-
HR; Ki (Kionisasi) =
MRn ; Kf =
[MR n ]a
............................. (14)
[M n ]a [R ] an
(HR)o ; KDR =
[HR]o
....................................... (15)
[HR]a
[H ]a [R ]a
......................... (13)
[HR]a
CM o
CM a
[MR n ]o
...................................... (16)
[MR n ]a
D=
[MR n ]o
[M ]a [MR n ]a
n
............................................... (20)
Harus diingat bahwa dalam persamaan (19) adanya kompleks yang lebih
rendah dari MRn seperti MRn-1, HRn-2, dsb di dalam fasa air, diabaikan.
Pengabaian ini akan berlaku semakin baik, bila [HR] yang ditambahkan dl
keadaan berlebihan sebagian besar kompleks yang terbentuk adalah MRn.
Ingatlah bahwa : [MRn]o >>> [MRn]a [MRn]a <<<<
Oleh karena [MRn]a <<<< [Mn+]a persamaan (20) dapat diulis sebagai
berikut :
D=
[MR n ]o
............................................................... (21)
[M n ]a
Dari persamaan (16) (MRn)o = KDx [MRn]a dan bila harga ini disubstitusi ke
persamaan (21), diperoleh :
22
23
D=
K Dx [MR n ]a
............................................ (22)
[M n ]a
[MR n ]a
............................ (23)
K f [R ] an
n
Dari persaaan (13) : [R ]a
K i [HR n ]a
.......................... (24)
[H ]an
K [MR ]
K Dx [MR n ]a
K Dx K f K f [HR]an
D = Dx n n a
[M ]a
[MR n ]a[H ]an
[H ]an
...... (26)
[ HR] n
....................................................... (27)
K DR
K Dx K f K f [HR]on
....................................................... (28)
K D R [H ]an
Persamaan (28) ini memberikan hubungan antara :
Angka banding distribusi D untuk ekstrasi ion Mn+ dengan :
(a) KDx, Kf, Ki dan KDR
(b) [H+]a dan [HR]o
5. Kekst atau Kkeset untuk reaksi : Mn+ + nHR
Bila persamaan (28) :
K Dx .K f .K i
n
KDR
MRn + nH+
23
24
K ekst .[HR]on
D=
[H ]an
[HR]on
D = Kekst.
[H ]an
......................................... (29)
............. (30)
Berdasarkan persamaan (30) ini, bila log D dialurkan (diplot) terhadap pH,
akan diperoleh kurva lurus (linier) dengan slope = n dan akan memotong log
D pada titik (log Kekst. + n log [HR]o)
7. Perhatikan sekarang persamaan (30)
(a) Pada persamaan untuk D tidak lagi ada [Mn+]
Ini berarti bahwa persamaan (30) berlaku untuk penentuan (ekstraksi) ion
logam M dl jumlah renik atau mikro.
(b) Untuk 2 logam yang berbeda (M dan N), nilai :
Kf dan KDx nya juga akan berbeda
D untuk M D untuk N.
(c) D kedua logam (M, N) dapat diubah dengan mengubah pH inilah dasar
pemisahan 2 logam.
(d) Kurva yang menyatakan hubungan antara :
% E dengan pH fasa air sangat penting untuk pemisahan logam-logam
dengan menggunakan rumus : sistem ekstraksi sepit.
D=
E
Va
.
K ekst .[HR]on .[H ]a n K * .[H ]a n jadi
MO E Vo
konst konst
D=
konstant
E
Va
.
K * .[H ]a n
100 E Vo
24
25
D.100
(D Va/Vo
..................................................... (32)
%E=
[A]o.Vo
x100 ................................................ (33)
[A]oVo [A]a.Va
[A]o / [A]a = D
%E=
D
.100
D Va/Vo
D
x100
{D 1}
9. Tadi (36) : % E =
D=
........................................................ (37)
D
x100 maka:
D Va/Vo
Va
%E
.
Vo 100 %E
.................................................... (38)
Bila Va = Vo maka :
METODE PEMISAHAN LANJUT
25
26
D=
%E
100 %E
.................................................... (38)
E=
D
{D Va/Vo)
E=
D
{D 1)
D=
Va
E
E
.
...................... (43), Va = Vo D =
......... (44)
Vo (1 E)
(1 E)
D
.100 ................... (45)
D (Va/Vo)
D
.100 ................................ (46)
D 1
26
27
i = 100
D
......................................... (47)
D (Va/Vo)
D
...................................................... (48)
D 1
[X]o
(Xo X 1 )/Vo /(X1 /Va )
[X]a
X o Va
(DVo Va )
Va
(DVo Va
Sesudah dua kali ekstraksi, dengan Vo mL fasa organik maka dl fasa air Va
mL, akan atinggal X2 g zat X
[X]a =
X2
dan [X]o = (X1-X2)/Va
Va
D = {(X1-X2)/Vo}/(X2/Va) =
Va
X2 = X1
DVo Va
X1 X 2 Va
X 2 Vo
Tadi X1 = Xo
Va
DVo Va
Va
Va
Va
X2 = X1
Xo
DVo
Va
Dvo
Va
DVo
Va
Va
DVo
Va
Xn = Xo
27
28
Contoh :
40 mg I2 dilarutkan dl 100 mL air, kemudian diekstraksi dengan pelarut CS 2
pada suhu dimana
DI2 antara CS2 dan air = 400
Ditanyakan : berapa g I2 tinggal dl air estela
(a) diekstraksi 1x dengan 50 mL CS2
(b) diekstraksi 2x dengan masing-masing 25 mL CS2
Jawab :
Va
Xn = Xo
DVo Va
100
100
0,20 mg
X1= 40
20x100
(400x50) 100
100
(400x250)
100
X2= 40
X1 = 0,20 mg
100
40.
100
x100
0,004 mg
X2 = 0,004 mg
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa ekstraksi akan lebih kuantitatif
(sempurna) bila ekstraksi dilakukan berkali-kali dibandingkan ekstraksi
dilakukan hanya 1x, meskipun volum pengekstraksi (V o) yang digunakan
sama mL nya.
Va
Xn = X o
DVo Va
................................. (50)
28
29
V
E
. a logK * npH , bila Va = Vo
100 E Vo
V
E
. a logK * npH , K* =
log
100 E Vo
K Dx K f K i
KDR
.[HR ]on
E
= log K* + n pH
100 E
Gambar 1. Kurva ekstraksi teoritis untuk berbagai logam M1, M2, M3, ... yang
bervalensi sama (misal: n = 2)
29
30
Gambar 2
%E
K * [H ] n
100 %E
...................... (51)
.............................. (52)
30
31
31
32
Sesudah dikocok dengan fasa air, tetesan-tetesan pelarut organik itu harus
menggumpal dengan cepat dan berkumpul merupakan lapisan tersendiri
dari fasa air. Untuk itu pelarut organik tersebut harus punya spesific
gravity (density pelarut/air) harus > 1 atau < 1. Harus dihindarkan
terjadinya emulsi. Kadang-kadang diperlukan pelarut campuran (mixed
soluents).
6. Pelarut organik yang sering dipakai
(1) Kloroforom, CHCl3 (sp. grav. 1,49)
(2) Benzen, C6H6 (sp. grav. 0,88) dan etileter (C2H5)2O (sp. grav. 0,71)
(3) Metil Iso Butil Keton (MIBK), CH3CO. CH2CH (CH3)2 (sp. grav. 0,80)
(4) Tributil fosfat (sp. grav. 0,98), (C4H9)3 PO4
Walaupun sp. grav. 0,98 mendekati air, tapi banyak juga dipakai, terutama
ekstraksi ion-ion logam berupa kompleks asosiation. Kadang-kadang
dicampur dengan benzen atau kerosen.
Fe (H2O)53+ + Cl + H2O
Fe (H2O)53+ + Cl-
32
33
33
34
34
35
35
36
Alat untuk ekstraksi countercurrent craig ini biasanya dalam jumlah besar
(kadang-kadang 100 buah atau lebih) tabung-tabung pengekstraksi yang
identik. Tiap tabung befungsi sebagai corong pemisah.
Seperti terlihat pada gambar diatas, tabung ekstraksi itu diberi nomor dari 0
(nol) dan seterusnya dan nomor tabung itu secara umum dinyatakan dengan
huruf r.
Setelah dicapai
iu lalu terdistribusi dl fasa atas dan fasa bawah dari tabung 0 dan tabung 1,
menurut baris n = 1 pada gambar 4 diatas.
(3) Tahap berikutnya, n = 2 s/d 4
Proses pemindahan dan penyetimbangan (pengocokan) ini diulangi pada
tahap berikutnya, dengan tiap kali menambahkan juga pelarut organik baru
ke dalam tabung 0 sesudah tiap pemindahan.
36
37
37
38
38
39
dimana : (1). X =
D
1
, D r ............................................... (54)
39
40
fn,r =
2
r
max r
exp
D
1 D
2n
2rn
D 1 2
D 1 D 1
..................... (55)
D
.................. (55a)
D 1
fn,rmax =
D
2
(D 1)
2rn
............................................................. (56)
Contoh :
Berapa rmax pada ekstraksi cc zat terlarut X yang mempunyai D = 5,00?
Va = Vo; n = 50
Hitung juga frnmax dan fn,(rmax-2)
Jawab :
Berdasarkan persamaan (55a) = rmax = 41,7 42
Berdasarkan persamaan (56) = fn,rmax = f50,42 = 0,153
Berdasarkan persamaan (56) = fn,(rmax-2) = f50,40 = 0,115
5. Alat untuk ekstraksi kontinu
(1) Counter-Current Craig
(2) Sokslet
40
41
Keterangan :
(a), (b) dan (c) : gambar alat Counter-Current Craig
(d) : alat sokslet
6. Penggunaan ekstraksi Counter current
Banyak digunakan di bidang biokimia, untuk memisahkan senyawa yang
sifatnya hampir besamaan. Misalnya untuk memisahkan campuran : 10 asamasam amino meskipun dengan selisih KD kurang dari 0,1.
Craig telah membuktikan secara eksperimental bahwa kurva distribusi untuk
komponen campuran ini sangat mendekati kurva teoritid.
Campuran rumit asam lemak, polipeptida, nukleotida, aminaromatik,
antibiotik dan banyak senyawa organik lainnya telah dapat dipisahkan dengan
cara ini.
7. Contoh-contoh soal
(1) Diketahui: Larutan FeCl3 dalam air yang mengandung HCl dikocok
dengan eter yang mengandung HCl. Jika Vo = 2Va, maka 99 %
Fe akan terekstraksi.
Ditanya : Berapa harga D?
Jawab :
%E=
D.100
D (Va/Vo)
41
42
99 =
D.100
1
D( )
2
(a).
X=
1
(D 1)
X = 1/2
D
(D 1)
Y=
D=1
Y = 1/2
n!
1
!
!
r (n r) D 1
fn,r =
4!
1
!
!
3 (4 r) 2
, Dr
,13 = 4/16 =
Terbukti !
8. Senyawa X terlarutdalam 200 mL air. Diekstraksi 3 x berturut-turut tiap kali
dengan 50 mL kloroform. Ternyata 97% terekstraksi ke fasa kloroform.
Ditanya :
a. Nilai koefisien distribusi
b. Berapa % senyawa X terekstraksi ke dalam kloroform bila ekstraksi 1 kali
dengan 150 mL.
c. Yang mana lebih efisien antara ekstraksi 150 mL sekaligus atau 3 kali
berturut-turut dengan tiap kali 50 mL.
METODE PEMISAHAN LANJUT
42
43
Jawab
a). Xn = Xo
Va
DVo Va
Xo Xn
Xn
1
Xo
Xo
%E=
Va
Xn/Xo =
DVo
Va
D 4
0,97 = 1
200
50D
200
D 4
D
4
0,03
4
3 0,03 =0,3107 4 = 0,3107 D + 1,2429
D4
D = 8,8732
b). Va = 200 mL Vo = 150 mL
8,8732 x 100
D.100
200
c). Xn = Xo
200
13,06
153098
Xn = 100
0,111 x 100
D.100
95 = 0,111 Va/1
D Va/Vo
95 Va = 0,555 L
Va = 5,84 x 10-3 L
Xn = Xo
DVo Va
Xn =
50
5
0,111
x
25
50
43
44
50
52,775
Xn =
5(0,9474) 5 5(0,774)
Xn = 3,869 g
Jadi setelah 5 kali ekstraksi berturut-turut dengan 25 mL air, formaldehid yang
tertinggal dalam 50 mL eter = 3,869 g
4. Lima kali ekstraksi berturut-turut, tiap kali dengan 100 mL eter, akan
mengekstraksi 90% zat terlarut dari larutannya dalam air. Berapa % E zat
tersebut, bila dilakukan 10 kali ekstraksi berturut-turut tiap kali dengan 100
mL eter?
Catatan : karena volum fasa air tidak diketahui dianggap sama dengan volum
fasa organik.
Jawab :
n
Xn = Xo
Vo
DVo
Va
100
D100 100
10 = 100
1011
5
(100 D 100)
1 =
;
5
Xn = 10 % ; n =5 ; Xo = 100 %
10 2
100D 100
1 = 10
Vo = 100 mL;
100
10
Xn = 100
Xn =
10 21
158,49 10
D = 0,5849
10 21
58,49 100 10
logaritmakan!
44
45
Soal Latihan
1. Berapa nilai minimum KD yang akan memungkinkan 99,9 % dari zat X dari 50
mL, sesudah 5 kali ekstraksi berturut-turut tiap kali 50 mL eter?
2. 100 mL larutan mengandung 0,100 F (0,100 M) dari asam lemah HA
diekstraksi dengan 25 mL eter. Sesudah dilakukan ekstraksi 25,0 mL fasa air
dititrasi dengan NaOH 0,050 M sebanyak 20,0 mL.
Hitung angka banding D dari HA!
3. Dua asam lemah HA KD = 5 dan HB, KD = 50
HA
H+ + A- Ka = 1 x 10-4
HB
H+ + B- Ka = 1 x 10-8
Fasa air H + A
(HA)a
(MA2)a
(HA)o (MA2)o
45
46
Setelah tercapai
(a) H+ + A-
(HA)a
Ki =
[H ][A ]
............. (a)
[HA]a
(MA2)a
Kf =
[MA 2 ]a
.......... (b)
[M 2 ][A - ] 2
(HA)o
(MA2)o
KDR =
[HA]o
........... (c)
[HA]a
KDx =
[MA 2 ]o
........ (d)
[MA 2 ]a
[H ] 2 .[MA 2 ]o
[M 2 ]a[HA]o 2
Reaksi : H+ + A-
2H+ + 2A-
(2HA)a
agar stoikiometris
(MA2-)a
K i [HA]a
................. (e)
[A ]
[MA 2 ]o
................ (f)
K f [A ] 2
Kkes =
Kkes =
(2) % E =
K i [ HA]a
[ A ]
.K Dx .[ MA2 ]a
[ MA2 ]o
2
. K DR .[ HA]a
2
K f [ A ]
K i 2 .K Dx .K f
K DR 2
K kes
D.100
D Va/Vo
46
47
D.100
D 10 /10
D + 1 = 100 D D = 1/99
47