Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistol. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring. 8
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. 8
Kenaikan tekanan arteri pada usia tua biasanya dihubungkan dengan
timbulnya arteriosklerosis. Pada penyakit ini, tekanan arteri yang terutama
meningkat; pada kira-kira sepersepuluh dari semua orang tua akhirnya
meinngkat di atas 200mmHg. 9
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal.
Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah
tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut
menderita tekanan darah rendah/hipotensi. 7
Tekanan Darah
Sisitolik
Tekanan Darah
Diastolik
Normal
< 80 mmHg
Pre-Hipertensi
80 89 mmHg
Stadium 1
90 99 mmHg
Stadium 2
Sistolik
Diastolik
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
Normal Tinggi
130 - 139
85 89
140 - 159
90 99
160 - 179
100 109
180
110
Hipertensi Stage 1
(Mild)
Hipertensi Stage 2
(Moderate)
Hipertensi Stage 3
(Severe)
II.2.3 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa > 18 tahun menurut
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High blood Pressure / JNC VI, dapat dilihat pada tabel
2.3: 10
Tabel 2.3
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa > 18 tahun Menurut Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of
High Blood Pressure / JNC VI.
Kategori
Optimal
Normal
Normal Tinggi
Hipertensi
Derajat 1 (Ringan)
Derajat 2 (Sedang)
Derajat 3 (Berat)
Hipertensi Sistolik
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
< 120
< 130
130 - 139
Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)
< 80
< 85
85 89
140 - 159
160 - 179
180
140
90 99
100 109
110
< 90
Terisolasi
II.2.4 Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure / JNC VII tahun 2003, pada orang berusia 18
tahun ke atas yang dapat dilihat pada Tabel 2.4: 10
Tabel 2.4
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa > 18 tahun Menurut
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure / JNC VII.
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
120
< 80
Prehypertension
120 - 139
85 89
Derajat 1
140 - 159
90 99
Derajat 2
Hipertensi Sistolik
Terisolasi
160
100
140
< 90
10
patokan;
Tahap / Fase II, suara menjadi lebih lembut dan lebih lama;
Tahap / Fase III, suara menjadi lebih tajam dan keras;
Tahap / Fase IV, suara menjadi teredam dan lebih lembut,
Tahap / Fase V, suara hilang sepenuhnya. Tahap kelima
dengan demikian tercatat sebagai suara terakhir yang dapat
didengar.
12
auskultasi
sering
dapat
dihilangkan
dengan
13
perangkat lain, dan salah satu fitur unik adalah bahwa kesederhanaan
desain berarti bahwa ada perbedaan dalam akurasi dari merek yang
berbeda, yang tentunya tidak berlaku untuk setiap jenis dari
manometer. 11
14
Namun, hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk berpuas diri. Salah
satu survei rumah sakit menemukan bahwa 21% dari perangkat memiliki
masalah teknis yang akan membatasi akurasi, sedangkan yang lain
ditemukan> 50% rusak. Sphygmomanometer nol acak dirancang untuk
menghilangkan bias pengamat tapi tidak lagi tersedia. 11
C. Sphygmomanometer Aneroid 11
Pada alat ini, tekanan terekam oleh sistem mekanis yang merekam
hembusan pada logam yang bergerak seiring dengan meningkatnya
tekanan manset dan serangkaian tuas yang merekam tekanan pada skala
melingkar. Sistem jenis ini tidak mempunyai stabilitas yang tetap dari
waktu ke waktu, terutama jika ditangani dengan kasar. Oleh karena itu
system
ini
secara
inheren
kurang
akurat
dibandingkan
Perangkat
ini
telah
dikembangkan
dengan
menggabungkan
16
17
18
lebih
murah
Oscillometric
dipasaran
juga
untuk
sekarang
digunakan
tersedia
di
untuk
rumah. Perangkat
pengukuran
dalam
penggunaan di klinik. 11
F. Metode Manset Jari Penaz / Penaz Finger Cuff 11
gelombang
tekanan
intra-arteri
di
sebagian
besar
19
Portapres memungkinkan
pembacaan yang akan diambil lebih dari 24 jam meskipun subyek dalam
keadaan rawat jalan, meskipun agak rumit. 11
Metode ini dalam bentuknya yang sekarang tidak cocok untuk
penggunaan klinis karena biaya, ketidaknyamanan, dan ketidaktelitian
relatif untuk mengukur tingkat absolut tekanan darah. Nilai terbesarnya
adalah untuk studi penelitian menilai perubahan jangka pendek tekanan
darah dan variabilitasnya. Monitor tekanan darah jari yang tersedia di
toko obat tidak menggunakan metode ini. 11
G. Teknik Ultrasonografi 11
Perangkat yang menggabungkan teknik ini menggunakan pemancar
dan penerima ultrasonik ditempatkan di atas arteri brakialis di bawah
manset sphygmomanometer. Ketika manset mengempis, pergerakan
dinding arteri pada tekanan sistolik menyebabkan pergeseran fase
Doppler pada ultrasound yang dipantulkan, dan tekanan diastolik dicatat
sebagai titik di mana penurunan gerak arteri terjadi. Variasi lain dari
metode ini mendeteksi onset aliran darah, yang telah ditemukan yang
kemudian menjadi nilai khusus untuk mengukur tekanan sistolik pada
bayi dan anak. 11
Pada pasien dengan suara Korotkoff sangat samar (misalnya orangorang dengan atrofi otot), penempatan probe Doppler di atas arteri
brakialis dapat membantu untuk mendeteksi tekanan sistolik, dan teknik
yang sama dapat digunakan untuk mengukur indeks pada pergelangan
kaki-lengan, di mana tekanan sistolik pada arteri brakialis dan arteri
20
kejadian
jantung
lebih
erat
dari
tekanan
arteri
21
yang
cukup
antara
nilai
estimasi
dan
dan
nilai
22
11
11
23
diastolik
dapat
meningkat
hingga
mm
11
24
25
saja tidak jelas sampai sejauh mana perbedaan yang konsisten, berkebalikan
dengan hasil dari variabilitas tekanan darah yang melekat. 11
Namun demikian, dianjurkan bahwa tekanan darah harus diperiksa pada
kedua lengan pada pemeriksaan pertama. Hal ini mungkin membantu dalam
mendeteksi coarctation dari aorta dan obstruksi arteri ekstremitas
atas. Ketika ada perbedaan antar lengan yang konsisten, lengan dengan
tekanan yang lebih tinggi harus digunakan. Pada wanita yang memiliki
mastektomi, tekanan darah bisa diukur di kedua lengan kecuali ada
lymphedema. 11
D. Penempatan Manset dan Stetoskop 11
Penempatan manset harus didahului dengan pemilihan ukuran manset
yang tepat untuk lingkar lengan subjek. Pengamat harus terlebih dahulu
melakukan palpasi arteri brakialis di fossa antecubital dan menempatkan
garis tengah bagian tengah manset (biasanya ditandai pada manset oleh
produsen) sehingga berada di atas pulsasi arteri di atas lengan pasien. 11
Lengan tidak boleh dilipat sedemikian rupa sehingga memiliki efek
tourniquet di atas manset tekanan darah. Ujung bawah manset harus 2
sampai 3 cm di atas fossa antecubital untuk memungkinkan ruang untuk
penempatan stetoskop.Namun, jika manset yang melingkupi ruang tersebut
memiliki panjang bladder yang tidak cukup mengelilingi lengan (setidaknya
80%), manset yang lebih besar harus digunakan, dengan pertimbangan
bahwa jika manset menyentuh stetoskop, kebisingan artifaktual akan
terjadi. 11
26
27
Deflasi dengan nilai > 2 mm per detik dapat menyebabkan hasil yang
secara signifikan lebih rendah pada tekanan sistolik dan terlalu tinggi pada
tekanan diastolik. Perangkat otomatis dengan tingkat deflasi linear mungkin
telah meningkatkan akurasi atas keadaan lebih sering terjadi pada perangkat
otomatis yang memiliki deflasi bertahap. Disarankan bahwa tingkat deflasi
sebesar 2 sampai 3 mm Hg per detik (atau per denyut ketika denyut jantung
sangat lambat).
11
11
28
pengamat
adalah
keterbatasan
utama
dari
metode
29
auskultasi,
yang
diperlukan
untuk
mengurangi
kesalahan
30
pengamat. Penggunaannya
masih
memerlukan
evaluasi
kehati-hatian
31
32
33
34
35
Dengan kata lain semakin banyak makan semakin berat tugas jantung,
ginjal dan mekanisme sirkulasi. 14
L. Kekuatan memompa jantung 7
Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol
dan pengendoran atau diastol. Kontraksi dari kedua atrium terdiri
serentak dan disebut sistol atrial, pengendorannya adalah diastol atrial.
Serupa dengan itu kontraksi dan pengendoran ventrikel disebut juga
sistol dan diastol ventrikel. 7
Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel
lebih lama dan lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang
terkuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. 7
Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah yang
sama, tetapi tugasnya hanya mengirimkannya ke sekitar paru-paru
dimana tekanannya jauh lebih rendah. 7
M. Viskositas (kekentalan) darah 7
Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel
darah yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua
faktor ini akan merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang
ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding tabung yang dilaluinya,
berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat cairan
36
tekanan darah akan turun, oleh karena itu panas akan menurukan
tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, sel-sel otak menjadi kurang
37
aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup oksigen dan glukose
yang biasanya tersedia. 7
Q. Panjang pembuluh Darah
15
38
bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh
bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah
dan rahang. Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa
rasa sakit satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap
jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan
sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa mendatang. 16
Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sangat komplek yang
melibatkan struktur tulang, jaringan lunak dalam rongga mulut serta
keselurahan
bagian
tubuh.
Pada
tindakan
pencabutan
gigi
perlu
dilaksanakan prinsip-prinsip keadaan suci hama (asepsis) dan prinsipprinsip pembedahan (surgery). Untuk pencabutan lebih dari satu gigi secara
bersamaan tergantung pada keadaan umum penderita serta keadaan infeksi
yang ada ataupun yang mungkin akan terjadi. 17
Ekstraksi gigi adalah suatu tindakan bedah pencabutan gigi dari socket
gigi dengan alat-alat ekstraksi (forceps). Kesatuan dari jaringan lunak dan
jaringan keras gigi dalam cavum oris dapat mengalami kerusakan yang
menyebabkan adanya jalur terbuka untuk terjadinya infeksi yang
menyebabkan komplikasi dalam penyembuhan dari luka ekstraksi. Oleh
karena itu tindakan aseptic merupakan aturan perintah dalam bedah mulut.18
Selalu diingat bahwa gigi bukanlah ditarik melainkan dicabut dengan
hati-hati. Hal ini merupakan prosedur pembedahan dan etika bedah yang
harus diikuti guna mencegah komplikasi serius (fraktur tulang/gigi,
perdarahan, infeksi). Gigi geligi memang banyak namun masing-masing
39
40
tulang alveolar. Bila akar telah berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan
kea rah buko-lingual atau buko-palatal dengan maksud menggerakkan gigi
dari socketnya. Gerakan rotasi kemudian dilakukan setelah dirasakan gigi
agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan
terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari. 23,24
Tekanan terkontrol adalah kunci dari penggunaan elevator dan tang.
Menggunakan tekanan yang berlebihan atau tidak terkontrol akan
mengakibatkan pencabutan yang eksplosif yang merupakan resiko terkecil
dan fraktur akar atau cedera serius lainnya, yang merupakan konsekuensi
terburuk. 22
Penggunaan tekanan yang terkontrol tergantung pada urutan tindakan.
Posisi pasien terhadap operator harus benar. Siku operator terletak di
samping dengan telapak tangan ke bawah untuk mencabut gigi-gigi bawah,
dan telapak tangan ke atas untuk gigi-gigi atas. 22
Harus digunakan grasp atau pegangan yang benar, baik pinch grasp
maksila atau sling grasp mandibula. Yang terpenting adalah adanya sensai
taktil dari besar tekanan yang diaplikasikan dan perubahan mobilitas gigi.
Aplikasi tekanan yang terkontrol akan menjamin keamanan pencabutan dan
mengurangi terjadinya komplikasi. 22
B. Pencabutan Dengan Pembedahan / Pencabutan Trans Alveolar 25,26,16
41
Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans alveolar harus dibuat
secermat mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan.
Masing-masing kasus membutuhkan perencanaan yang berbeda yang
disesuaikan dengan keadaan dari setiap kasus.
Walaupun klasifikasi dari impaksi molar ketiga nampaknya mempunyai
manfaat terbatas, namun melengkapi dasar untuk menentukan kesukaran
pencabutan gigi dan sebagai pedoman untuk melakukan perencanaan
tindakan bedah. 22
Kesalahan pembedahan yang umum adalah tidak memadainya jalan
masuk karena kurang besarnya flap. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
42
mendesain flap adalah penting dan perlu diperhatikan dengan baik. Dengan
jalan masuk yang adekuat, pemisahan/pemotongan terkontrol dari gigi
merupakan rute yang pasti untuk mendapatkan arah pengeluaran tanpa
halangan dengan mengorbankan tulang sesedikit mungkin. 22
Keterampilan dalam melakukan pembedahan gigi dicapai melalui
pengalaman klinik yang lama. Beberapa pengalaman terbaik diperoleh
melalui kemampuan memecahkan masalah pada situasi yang tidak
terlupakan. Dengan pengalaman, banyak dari situasi yang tak diinginkan
bias dihindari melalui pemikiran dan perencanaan yang hati-hati. 22
II.5.3 Indikasi Pencabutan / Ekstraksi Gigi
Gigi mungkin perlu di cabut untuk berbagai alasan, misalnya karena
sakit gigi itu sendiri, sakit pada gigi yang mempengaruhi jaringan di
sekitarnya, atau letak gigi yang salah. Di bawah ini adalah beberapa contoh
indikasi dari pencabutan gigi: 25
43
B. Nekrosis pulpa 26
Sebagai dasar pemikiran, yang ke-dua ini berkaitan erat dengan
pencabutan gigi adalah adanya nekrosis pulpa atau pulpa irreversibel yang
tidak diindikasikan untuk perawatan endodontik. Mungkin dikarenakan
jumlah pasien yang menurun atau perawatan endodontik saluran akar yang
berliku-liku, kalsifikasi dan tidak dapat diobati dengan tekhnik endodontik
standar. Dengan kondisi ini, perawatan endodontik yang telah dilakukan
ternyata gagal untuk menghilangkan rasa sakit sehingga diindikasikan untuk
pencabutan.
C. Penyakit periodontal yang parah 26
Alasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya penyakit
periodontal yang parah. Jika periodontitis dewasa yang parah telah ada
selama beberapa waktu, maka akan nampak kehilangan tulang yang
berlebihan dan mobilitas gigi yang irreversibel. Dalam situasi seperti ini,
gigi yang mengalami mobilitas yang tinggi harus dicabut.
D. Alasan orthodontik 26
Pasien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering membutuhkan
pencabutan gigi untuk memberikan ruang untuk keselarasan gigi. Gigi yang
paling sering diekstraksi adalah premolar satu rahang atas dan bawah, tapi
44
G. Ekstraksi Pra-prostetik 26
Kadang-kadang, gigi mengganggu desain dan penempatan yang tepat
dari peralatan prostetik seperti gigitiruan penuh, gigitiruan sebagian lepasan
atau gigitiruan cekat. Ketika hal ini terjadi, pencabutan sangat diperlukan.
45
H. Gigi impaksi 26
Gigi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan.
Jika terdapat sebagian gigi yang impaksi maka oklusi fungsional tidak akan
optimal karena ruang yang tidak memadai, maka harus dilakukan bedah
pengangkatan gigi impaksi tersebut. Namun, jika dalam mengeluarkan gigi
yang impaksi terdapat kontraindikasi seperti pada kasus kompromi medis,
impaksi tulang penuh pada pasien yang berusia diatas 35 tahun atau pada
pasien dengan usia lanjut, maka gigi impaksi tersebut dapat dibiarkan.
I. Gigi Supernumerary 26
Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan gigi impaksi
yang harus dicabut. Gigi supernumary dapat mengganggu erupsi gigi dan
memiliki potensi untuk menyebabkan resorpsi gigi tersebut.
J. Gigi yang terkait dengan lesi patologis 26
Gigi yang terkait dengan lesi patologis mungkin memerlukan
pencabutan. Dalam beberapa situasi, gigi dapat dipertahankan dan terapi
terapi endodontik dapat dilakukan. Namun, jika mempertahankan gigi
dengan operasi lengkap pengangkatan lesi, gigi tersebut harus dicabut.
K. Terapi pra-radiasi 26
46
Pasien yang menerima terapi radiasi untuk berbagai tumor oral harus
memiliki pertimbangan yang serius terhadap gigi untuk dilakukan
pencabutan.
L. Gigi yang mengalami fraktur rahang 26
Pasien yang mempertahankan fraktur mandibula atau proses alveolar
kadang-kadang harus merelakan giginya untuk dicabut. Dalam sebagian
besar kondisi gigi yang terlibat dalam garis fraktur dapat dipertahankan,
tetapi jika gigi terluka maka pencabutan mungkin diperlukan untuk
mencegah infeksi.
M. Estetik 26
Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk alasan estetik.
Contoh kondisi seperti ini adalah yang berwarna karena tetracycline atau
fluorosis, atau mungkin malposisi yang berlebihan sangat menonjol.
Meskipun ada tekhnik lain seperti bonding yang dapat meringankan masalah
pewarnaan dan prosedur ortodonsi atau osteotomy dapat digunakan untuk
memperbaiki tonjolan yang parah, namun pasien lebih memilih untuk
rekonstruksi ekstraksi dan prostetik.
N. Ekonomis 26
Indikasi terakhir untuk pencabutan gigi adalah faktor ekonomi. Semua
indikasi untuk ekstraksi yang telah disebutkan diatas dapat menjadi kuat jika
pasien tidak mau atau tidak mampu secara finansial untuk mendukung
47
terjadinya
komplikasi
sebelum
pencabutan,
saat
1. Diabetes Mellitus 27
Malfungsi utama dari diabetes melitus adalah penurunan absolut
atau relative kadar insulin yang mengakibatkan kegagalan metabolisme
glukosa. Penderita diabetes melitus digolongkan menjadi: 27
a. Diabetes Melitus ketergantungan insulin (IDDM, tipe 1,
juvenile,ketotik, britlle). 27
48
49
pengaturan
meningkatnya
dan
kebutuhan
pengontrolan
insulin.
diabetes,
Pasien
dengan
misalnya
riwayat
hipoglikemia
menunjukkan
tanda-tanda
pucat,
50
atau
ekstraksi,
sebaiknya
dirujuk
dulu
untuk
akut
lainnya
seperti
abses,dll)
bukanlah
suatu
51
52
53
54
sehingga
terjadi
perdarahan
pasca
ekstraksi.
55
hemorhage
yaitu
perdarahan
yang
terjadi
56
57
bertemu
dengan
baik,
tanpa
terdapat
teganagan.
58
11. Hipersensitivitas 27
Bagi pasien dengan alergi pada beberapa jenis obat, dapat
mengakibatkan shock anafilaksis apabila diberi obat-obatan
pemicu alergi tersebut. Oleh karena itu, seorang dokter gigi perlu
melakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan dan
menghindari obat-obatan pemicu alergi. 27
12. Toxic Goiter 27
Ciri-ciri pasien tersebut adalah tremor, emosi tidak stabil,
tachycardia dan palpitasi , keringat keluar berlebihan, glandula
tiroidea membesar secara difus (kadang tidak ada), exophthalmos
(bola mata melotot), berat badan susut, rata-rata basal metabolic
naik, kenaikan pada tekanan pulsus, gangguan menstruasi (pada
wanita), nafsu makan berlebih. 27
Tindakan bedah mulut, termasuk mencabut gigi, dapat
mengakibatkan krisis tiroid, tanda-tandanya yaitu setengah sadar,
sangat gelisah ,tidak terkontrol meskipun telah diberi obat
penenang. 27
Pada penderita toxic goiter jangan dilakukan tindakan bedah
mulut, termasuk tindakan eksodonsi, karena dapat menyababkan
krisis tiroid dan kegagalan jantung. 27
B. Kontraindikasi Lokal 27
1. Infeksi gingival akut 27
Infeksi gingival akut biasa juga disebut dengan acute necrotizing
ulcerative gingivitis (ANUG) atau fusospirochetal gingivitis.
59
60
61
63