Anda di halaman 1dari 101

Sebuah

Skenario

Film

DOA
YANG
MENGANCAM
Dari Cerita Pendek
Doa yang Mengancam
karya Jujur Prananto

Skenario

JUJUR PRANANTO

SinemArt
2006 2008

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

DOA YANG MENGANCAM


Sinopsis
Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk, merasa dirinya
bernasib paling malang di dunia : terlibat banyak hutang,
ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan.
Ia curhat ke Kadir, temannya yang penjaga mushola. Kadir
mengatai Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim
rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di
mushola. Tapi nasibnya tak kunjung berubah.
Suatu hari seorang maling yang sedang dikejar-kejar penduduk
nyasar masuk mushola dan menyandera Kadir, mengancam akan
menusuk leher Kadir. Penduduk menyingkir. Si maling kabur.
Peristiwa ini menjadi inspirasi bagi Madrim. Dalam doanya dia
bukan hanya memohon tapi juga mengancam Tuhan. Ia memberi
tenggat waktu tiga hari. Kalau doanya tidak terkabul, ia akan
berpaling ke setan.
Madrim pun pergi berkelana. Pada hari ketiga, ia sampai di
sebuah padang ilalang. Petir menyambarnya dan ia jatuh pingsan
dan ditolong penduduk desa. Setelah mengalami koma beberapa
hari, ia sadar dan melihat foto anak Kepala Desa bernama Titin,
yang rupanya sudah lama minggat dari rumah. Hanya dengan
melihat foto itu, Madrim tiba-tiba saja bisa melihat sosok
Titin di suatu tempat di Jakarta.
Dan ternyata benar. Madrim berhasil menemukan Titin saat sedang
syuting di sebuah mal.
Kemampuan melihat ini lalu dimanfaatkan polisi untuk melacak
keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi
atas petunjuk Madrim.
Hal ini meresahkan TANTRA, seorang buron kerah putih yang
kaya raya. Ia pun menculik Madrim dan menahan di apartemennya
dengan memberinya gaji buta dan pengawalan ketat.
Madrim yang mendadak kaya bisa membayar semua hutangnya. Tapi
merasa tak bahagia sebab ia belum bisa menemukan istrinya.
Kadir menyarankan agar Madrim mengunjungi ibunya yang sudah
begitu lama ditinggalkannya di kampung. Madrim pun mendatangi
ibunya dan mengajaknya pindah ke Jakarta, tapi si ibu menolak.
Saat si ibu mandi, Madrim menemukan foto ibunya saat masih
muda. Sekonyong-konyong Madrim melihat gambaran masa-lalu
ibunya, yang ternyata dulunya adalah seorang pelacur bernama
Peni. Peni kemudian hamil tak jelas siapa ayahnya, dan
melahirkan anak yang kemudian diberi nama Madrim!
Madrim syok dan kembali ke Jakarta. Ia memohon dan lagi-lagi
mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari kemampuan lebih-nya

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

yang ternyata justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Kadir


menduga, jangan-jangan kemampuan lebih itu bukan pemberian
Tuhan, tapi pemberian setan. Maka Madrim pun menggugat setan,
minta agar ia dikembalikan jadi manusia biasa. Madrim melakukan
dialog ini dalam kondisi mabok, sampai secara tak sengaja ia
melakukan sesuatu yang membuatnya tersetrum listrik.
Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia bukannya
kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia
bukan saja bisa melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga
gambaran di masa mendatang!
Tantra gembira sekali Madrim memiliki kemampuan baru ini, dan
memanfaatkannya habis-habisan untuk bermain saham. Hanya dengan
melihat foto seorang penyiar televisi (yang menyiarkan berita
perkembangan saham), Madrim bisa melihat apa yang terucap si
penyiar sekian hari mendatang. Walhasil, kenaikan atau pun
penurunan harga saham bisa diprediksi secara sangat tepat.
Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak
kunjung bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan
istrinya sendiri. Ia pun memohon pada Tuhan agar dipertemukan
dengan istrinya.
Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif
memanggilkan seorang pelacur kelas atas ke apartemen Madrim.
Pelacur ini pun datang dan ternyata dia adalah Leha, istri
Madrim! Leha merasa sangat terpukul dan melarikan diri. Madrim
mengejarnya sampai lantai tertinggi apartemen. Madrim merayunya
agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu, tapi Leha
memilih bunuh diri.
Madrim merasa sangat terpukul dan memutuskan membuang semua
kekayaannya (menyerahkannya ke Kadir untuk dikelola) dan
memilih jadi orang biasa. Tapi muncul kemudian gambaran dirinya
di masa depan : Madrim yang sudah miskin masih juga ditodong
dan ditusuk penjahat karena tak bisa menyerahkan apa-apa.
Madrim panik dan memutuskan untuk pergi ke padang ilalang
tempat ia pertama kali mendapat kekuatan.
Di padang ilalang ini ia berteriak memanggil-manggil petir agar
datang dan menyambarnya, dan berharap agar dengan tersambar
petir kekuatannya akan hilang dan ia bisa kembali menjadi
manusia biasa. Tapi sang geledek tak kunjung datang.***

www.skenario.net

SC.1

EXT/INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PASAR INDUK DAN LINGKUNGAN

SIANG.

Snapshots MENGGAMBARKAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI SEBUAH


PASAR INDUK (MELATAR-BELAKANGI CREDIT TITLE) :
Sebuah truk berisi barang dagangan (Sayur? Buah-buahan?
Beras?) memasuki wilayah pasar. Sekian banyak kuli
angkut berlari-lari mengejar truk tersebut, berebut
naik ke atas bak truk untuk menawarkan bantuan jasa
angkut (alias memaksa!) ;
Kegiatan jual beli barang-barang grosiran ;
Pedagang asongan penjual makanan/minuman berjalan di
antara kios-kios pasar menawarkan dagangan ;
Di kios yang tidak terpakai (atau pedagangnya libur),
beberapa pria bermain kartu/judi ;
Seorang pria (sopir? Kuli?) tertidur kelelahan di atas
tumpukan karung-karung beras (atau lainnya);
........... dll.
Seorang pria berumur sekitar 27 tahun yang kita kenal
sebagai MADRIM, jongkok dekat gerobak penjual singkong
rebus, bajigur dll., lahap sekali menyantap sepotong
singkong rebus, sementara matanya yang terkesan haus
order terus melihat ke arah datangnya truk-truk ;
Sebuah truk penuh muatan memasuki areal pasar (seperti
shot awal);
Madrim menenggak bajigur-nya dan segera lari
meninggalkan tempatnya menuju truk yang baru saja
datang. Ikut naik bersama para kuli lain, sementara
truk terus berjalan, menjauh.
Lembaran-lembaran uang kertas ribuan dan limaribuan
yang lecek dan kumuh dihitung oleh tangan seseorang.
Jumlahnya kurang-lebih Rp. 20 ribu. Belakangan kita
lihat yang menghitung uang ini ialah Madrim. Dia duduk
tak jauh tumpukan sampah yang menjulang tinggi. Selesai
meng-hitung, ia memasukkan uang tersebut ke sakunya.
Wajahnya tidak menunjukkan ekpsresi yang istimewa.
Datar. Rutin.
CUT TO / INTERCUT
SC.2

INT.

RUMAH MADRIM (DI PEMUKIMAN KUMUH)

SIANG.

Seorang wanita dusun berwajah murung bernama LEHA, samasekali tak berdandan dan berpakaian seadanya tapi
kelihatan cantik secara alamiah, ialah istri Madrim,

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam tas besar yang


sudah usang. Juga barang-barang pribadi lain, seperti
sebuah sepatu dan kelengkapan rias yg sangat sederhana.
(CREDIT TITLE BERAKHIR. PENYEBUTAN NAMA SUTRADARA)
CUT TO :
SC.3

EXT.

PASAR INDUK / WARUNG NASI

SIANG.

Madrim memanggul sebuah karung, berjalan melintas depan


warung nasi. Langkahnya cenderung cepat khas kuli yang
sedang memanggul barang. Si PEMILIK WARUNG (merangkap
rentenir), pria bertampang okem, menegurnya. Sementara
pelayan perempuan berkulit gelap dan bertampang sangat
dusun (padahal sebetulnya manis), ialah keponakan si
Pemilik Warung bernama NARYATI, melayani para tamu
warung sambil sesekali memandang iba pada Madrim.
PEMILIK WARUNG
Madrim! Jangan pura-pura nggak liat
lo!
Madrim berhenti, agak repot menoleh ke Pemilik Warung.
MADRIM
Ntar!
PEMILIK WARUNG
Ntar, ntar! Udah tanggal berapa, nih?
MADRIM
Iye, iye.... gue inget.
PEMILIK WARUNG
Kalau inget bayar, dong!
MADRIM
Iye! Tanggung, nih. Ntar gue balik ke
mari!
PEMILIK WARUNG
Balik kemarinye kapan? Bulan depan?
Madrim dengan kesal menjatuhkan karung bawaannya ke
permukaan tanah, lalu menghampiri si Pemilik Warung
sambil mengambil uang dari sakunya dan memberikan uang
itu padanya.
MADRIM

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Lunas, ye.
PEMILIK WARUNG
Bayar bunga doang, nih?
MADRIM
Mesti berapa lagi sih yang harus gue
bayar? Heran, deh.
Si Pemilik Warung mengambil sebuah buku catatan kucel,
dengan cepat membuka halaman tertentu dan memperlihatkannya dekat-dekat wajah Madrim.
Wajah Madrim seketika berubah jadi tegang. Gusar.
CUT TO :
SC.4

EXT.

PASAR INDUK DAN LINGKUNGAN

SENJA.

Di tempat tertentu, sekelompok pria bermain kartu


dengan taruhan uang. Samar-samar terdengar suara adzan
Maghrib. Di latar belakang nampak MADRIM berjalan dengan
lesu. Seorang penjudi (berprofesi sama dengan Madrim),
melihat Madrim dan menegurnya dengan suara keras.
PENJUDI 1
Ayo Drim! Ikutan!
MADRIM
Nggak, ah. Pengin pulang!
PENJUDI 1
Kangen ama bini?
Madrim terus berjalan.
PENJUDI 2
Bini lo bukan kangen sama elonya,
tapi sama isi kantong lo, tau nggak.
PENJUAL 1
Percuma pulang nggak bawa duit.
Bini nggak bakalan ngasih.
PENJUAL 3
Palingan ngasih tonjok!
Semua penjudi pada tertawa.

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Madrim menahan langkahnya. Terpengaruh seloroh temantemannya ini.


PENJUDI 1
Udaaah.....kantong kosong nggak usah
pikirin. Goceng-goceng mah gue bisa
minjemin.
PENJUDI 2
Siapa tahu ntar lo pulang bisa bawa
seratus rebu.
PENJUDI 1
Bini di rumah senyum, dah!
PENJUDI 3
Tinggal tancap ampe pagi!
Lagi-lagi semua tertawa.
(CUT TO). Selembar limaribuan kumal ditaruh di tengah
arena judi, disatukan lembaran-lembaran uang lain yang
sudah ada di situ sebelumnya.
Belakangan kita lihat yang baru saja menaruh uang ini
adalah MADRIM, yang ternyata bergabung dengan para
penjudi lain, ikutan main kartu.
CUT TO :
SC.5

EXT.

PEMUKIMAN KUMUH / RUMAH MADRIM

MALAM.

Kita lihat pemandangan gang pemukiman yang relatif


sudah sepi. Dari jauh nampak MADRIM berjalan sendirian
dalam perjalanan pulang ke rumah.
Wajah Madrim begitu bermendung (karena kalah judi).
Saat berbelok hendak masuk rumah, ia tertegun.
Pintu rumahnya sedikit terbuka dan ruangan di dalam
gelap gulita.
Madrim merasa tidak enak dan membuka pintu rumahnya.
MADRIM
Leha!
Madrim terus ke dalam dan nampak ruang dalam jadi
terang karena lampunya baru saja dinyalakan Madrim.
CUT TO :

www.skenario.net

SC.6

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

RUMAH MADRIM

MALAM.

MADRIM masuk ke kamar, melihat lemari baju (lemari


plastik) pintu retsletingnya sebagian terbuka. Madrim
buru-buru membukanya lebar-lebar dan nampaklah sebagian
isi lemari sudah kosong!
MADRIM
Leha....?
Madrim melihat sekeliling kamar, mencari-cari sesuatu
yang bisa dijadikannya petunjuk, tapi tak ada selembar
surat pun tertinggal. Tidak lama kemudian terdengar
suara pria memanggil.
PEMILIK RUMAH (OS)
Madrim!
Madrim kaget dan keluar kamar.
CUT TO :
SC.7

EXT.

RUMAH MADRIM

MALAM.

Seorang laki-laki berumur 50an tahun, ialah PEMILIK


RUMAH kontrakan, berdiri di depan pintu rumah. Tidak
lama kemudian MADRIM muncul dari dalam, merasa makin
gusar melihat pria di hadapannya ini.
PEMILIK RUMAH
Kirain ikutan ngacir nyusul bini lo.
MADRIM
Memang istri saya kenapa...?
PEMILIK RUMAH
Kok jadi elo yang nanya gue?
Si Leha kan bini elo, bukan bini gue.
MADRIM
Iya, tapi saya nggak tahu istri saya
pergi ke mana.
PEMILIK RUMAH
Nah elo yang suaminya aja nggak tahu,
gimana gue.
Madrim terdiam kehilangan kata-kata. Pikirannya kalut.
Perasaannya kacau.

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PEMILIK RUMAH
Udah deh. Urusan bini lo minggat dari
rumah gue nggak mau ikut campur.
Gue cuma nagih janji lo mau bayar uang
kontrakan malam ini. Mana?
Madrim tak bisa segera menjawab. Mau bicara tapi sulit
keluar kata-kata.
PEMILIK RUMAH
Kenapa lagi? Mau ngarang alasan apa
lagi?
Madrim tak kunjung bisa menjawab.
PEMILIK RUMAH
Belum ada duit? Atau duit lo dibawa
kabur sama bini lo? Atau bini lo kabur
gara-gara lo nggak punya duit?
MADRIM
Saya.... (tak bisa meneruskan)
PEMILIK RUMAH
Udah-udah-udah... gue ikhlasin, dah.
Lo nggak bayar nggak apa-apa.
Kalau nyatanya (lo) nggak punya duit
mau gue paksa kayak apa tetep aja
nggak bisa bayar, kan? Bener nggak?
MADRIM
.....Iya. Makasih atas pengertiannya.
PEMILIK RUMAH
(Dengan tenang). Nah, sekarang
keluarin semua barang-barang lo,
elonya sendiri juga keluar dari rumah
ini dan jangan balik-balik lagi.
MADRIM
Ya, ampun..... masa sekarang???
PEMILIK RUMAH
Trus kapan? Tahun depan?
Madrim tak bisa berkata apa-apa lagi.
CUT TO :

www.skenario.net

SC.8

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MUSHOLA DI PEMUKIMAN KUMUH

MALAM.

Seorang penjaga mushola bernama KADIR tidur di atas


tikar mushola. Beberapa saat kemudian muncul MADRIM
melongokkan kepala ke dalam, dan belakangan kita lihat
ia membawa sebuah tas berukuran cukup besar (berisi
pakaian dan barang-barang yang bisa dia bawa).
MADRIM
Dir... Kadir.
Kadir menggeliat bangun. Mengucek mata dan kaget
melihat Madrim.
KADIR
Eh, Drim...
Sekilas Kadir melihat ke jam dinding murahan yang
tertempel di dinding mushola. Menunjuk pukul 00.40.
KADIR
.....Mau sholat tahajud, lo?
MADRIM
(Bergumam). Ngledek, lagi.
KADIR
Ngledek gimane? Tengah malem gini mau
ngapain dateng ke mushola kalau bukan
buat tahajud?
MADRIM
Numpang tidur sini, ye.
KADIR
Kenape? Diusir sama bini lo?
Madrim tak segera menjawab, dan menaruh begitu saja
bawaannya di lantai.
CUT TO :

10

www.skenario.net

SC.9

EXT/INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MUSHOLA DAN SEKITAR

SUBUH.

Sosok mushola berlatar-belakang langit gelap yang


sedikit kemerahan. Terdengar suara adzan subuh.
Adalah KADIR yang menyuarakan adzan ini...(camera
movement)...sementara MADRIM masih tertidur lelap di
atas tikar. Mendengar suara berisik adzan, ia
memiringkan badan hingga menghadap dinding lalu secara
setengah sadar meraih sebuah sajadah yang ada di
dekatnya untuk menutup telinganya.
KADIR
......Allahu akbar Allahu Akbar.
Laaa illaha Illolo......
Kadir lalu mengangkat kedua-tangannya menggumamkan
sebuah doa, dan menoleh ke Madrim.
KADIR
Bangun, hoe!!
Madrim kaget dan seketika terbangun sampai terduduk.
Nafasnya terengah.
MADRIM
Mana bini gue???....Mana dia???
CUT TO :
SC.10

INT/EXT.

WARUNG DEKAT MUSHOLA

PAGI.

Madrim makan dengan lahap, berdua dengan Kadir, sambil


berbincang.
KADIR
Elo sih, nyari bini kecakepan.
Masa lo nggak tahu, sih? Perempuan
kayak bini lo tuh nggak bisa diajak
hidup sengsara.
MADRIM
Tapi kenapa dia mau kawin ama gue?
KADIR
Nah lo dulu sebelum kawin sama dia
ngaku kerja apaan? Pasti lo nggak
ngaku kerja jadi kuli di pasar induk.
MADRIM

11

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Ah elo lagi. Kalo gue ngaku, mana mau


dia gue lamar.
KADIR
Nah itu dia! Rumah-tangga kalau
awalnya udah pake boong-boongan, sampe
ntar-ntarannya nggak bakalan bener.
MADRIM
Habis orang-orang dulu pada bilang,
Leha tuh tipe perempuan yang bisa bawa
hoki. Bisa bawa rezeki.
KADIR
Rezeki itu dari Allah, Drim. Bisa kita
dapet kalau kita kerja keras.
MADRIM
Gue tiap ari kerja mati-matian, tetep
aja rezeki datengnya seret.
KADIR
Lo sih, nggak pernah berdoa. Giliran
diusir dari kontrakan baru mau mampir
mushola.
MADRIM
Lo yakin kalau rajin berdoa rezeki
bakalan lancar?
KADIR
Jangan satu-satu, dong. Musti
barengan. Berdoa dan kerja-keras.
Madrim terdiam sesaat sampai berhenti mengunyah, lalu..
MADRIM
Kalau doa biar bini kita balik (ke
kita) lagi gimana, Dir?
KADIR
Ah, elo...
MADRIM
Gue serius, Dir. Gue nggak mau
kehilangan bini gue. Ke siapa gue
minta tolong kalau bukan ke elo.
Cuma elo sahabat gue yang paling baik.

12

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

KADIR
Ngomong lo.... Minta ke Allah mah bisa
apa aja, asal lo rajin berdoa.
Makanya... sholat!
Madrim tak bertanya-tanya lagi. Nampak serius berusaha
merenungkan ucapan Kadir...(track-in to BCU Madrim).
CUT TO :
SC.11

INT.

MUSHOLA

SIANG.

Dissolves beberapa shot berlatar-belakang musik


religius (yang membuat sua-sana berubah : jadi gaya
lenongan menjadi lebih serius dan religius) :
Air keran mengucur... sepasang tangan (Madrim) inframe,
basah oleh kucuran air ini...
Madrim membasuh muka dengan air (dalam rangka berwudlu)
Madrim mengangkat kedua tangan, mengucap Allahu Akbar
dst... Madrim bersembahyang...
Madrim bersila, mengangkat tangan, dalam hati berdoa...
MADRIM (V.O)
Ya Allah, jangan jauhkan aku jadi
rezekiMu....
Jangan jauhkan aku dari istriku....
Berilah istriku pikiran yang baik
supaya mau kembali kepadaku, ya Allah.
Amin, amin, ya robil alamin...
Madrim mengusap muka dengan kedua telapak tangan.
DISSLOVE TO :
SC.12

EXT.

PASAR INDUK

SIANG.

Madrim lari-lari mengejar truk yang datang...

Madrim memanggul
(atau lainnya)...

Madrim menerima upah...

Madrim makan ubi rebus...

karung

besar

berisi

buah-buahan

BERSELANG-SELING DENGAN :
SC.13

EXT/INT.

MUSHOLA

MALAM.

13

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Sosok mushola malam hari. Terdengar suara adzan


(Isya)

Madrim bersembahyang berjamaah...

Madrim erdoa dgn mengangkat dua tangan....Berdzikir.


FADE OUT.

SC.14

EXT.

MUSHOLA

PAGI.

KADIR berpakaian rapi membawa tas (berisi buku) berjalan


hendak mening-galkan mushola (hendak pergi mengajar),
tapi langkahnya tertahan begitu melihat MADRIM duduk
melamun di halaman mushola, berkerudung sarung.
KADIR
Heh! Pagi-pagi bengong.
Madrim cuma sekilas memandang Kadir, lalu kembali
melihat ke kejauhan.
KADIR
Ngapain sih lo?
MADRIM
(Bernada memelas)
Kapan doa gue dikabulin, ye?
KADIR
Usaha dong. Ikhtiar. Bedoa seribu kali
tapinya tanpa usaha sama juga boong.
MADRIM
Gue harus usaha gimana lagi? Kerja
udah mati-matian. Rezeki gitu-gitu
aja. Bini nggak pulang-pulang juga.
KADIR
Kalau urusan bini pulang ikhtiarnya ya
nyari. Bukannya bengong pagi-pagi.
MADRIM
Nyari ke manaaa? Kalau gue bisa tahu
dia di mana, namanya bukan minggat.
Tapinya pulang kampung.
KADIR

14

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Siapa tahu emang pulang kampung.


MADRIM
Kampungnya jauh banget, Dir.
Di Kalimantan Utara.
KADIR
Ya udah ke sana.
MADRIM
Ongkosnya mahal, tahu nggak.
Duit darimana???
KADIR
Yang pasti duit nggak bisa dateng
sendiri kalau lo jam segini aja masih
kayak uler kekenyangan.
MADRIM
Boro-boro uler kekenyangan.
Badan gue meriang.
Kadir menyentuh kening Madrim dan kaget karena
merasakan panas tinggi.
KADIR
Masya Allah! Udah minum obat?
MADRIM
Belum.
CUT TO :
SC.15

INT.

MUSHOLLA

MALAM.

Berawal dari segelas air putih dan satu saset obat


turun panas, kita lihat kemudian MADRIM berbaring
melingker di pojok mushola, menggigil kedinginan.
Sesaat kemudian KADIR muncul memasuki mushola membawa
tas kresek hitam (berisi nasi bungkus), menghampiri
Madrim dan jongkok di dekat Madrim. Menepuk-nepuk badan
Madrim.
KADIR
Drim.... Makan dulu.
MADRIM
Hmm...?

15

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

KADIR
Makan dulu! Kalau nggak mau makan ntar
lo tambah sakit.
MADRIM
(Seperti orang mengigau)
Nggak usah... biar mati aja sekalian.
KADIR
Nauzubillahminzalik... Nyebut, Drim!
Nyebut! Istighfar!
MADRIM
Lo bilang gue mesti rajin sholat....
rajin berdoa...... kerja lebih keras..
Bukannya gue tambah kaya...
Bukannya bini gue balik... Yang ada
malah sakit...
KADIR
Nggak boleh ngomong gitu lo.
Orang biar bertahun-tahun nggak pernah
putus sembahyang lima waktu tetep aja
bisa sakit, Drim.
MADRIM
Jadi ngapain rajin sembahyang kalau
buntutnya bisa sakit juga....kalau doa
kita nggak didengerin juga...
KADIR
Drim!
MADRIM
Bener, Dir..... Lo nggak usah
kebanyakan menghibur gue......
Gue tahu Allah sebenernya nggak pernah
ngedengerin doa gue.....
Segera setelah itu terdengarlah suara gaduh orang-orang
mengejar maling. Dari samar-samar sampai kemudian
berangsur mengeras. Perhatian Kadir beralih dan tidak
lagi memperhatikan Madrim.

16

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

ORANG-ORANG (OS)
Maling! Maling!!! Tangkap!!!
Tiba-tiba seorang MALING masuk mushola. Panik karena
merasa tak ada jalan lain untuk keluar dari tempat ini.
Begitu PARA PENGEJAR bermunculan, si Maling seketika
meraih lengan Kadir sementara tangan satu lagi mengeluarkan belati dari ikat pinggangnya, dan menekankan
belati itu di leher Kadir, menjadikan Kadir sandera.
MALING
Ada yang berani maju, leher orang ini
robek gue sembelih!!!
Para pengejar seketika berhenti mengejar.
MALING
Minggir semua!!! Minggir!!!
Si maling makin menekan leher Kadir dengan belatinya,
hingga Kadir mengaduh kesakitan dan ketakutan.
Sementara itu orang-orang pada menyingkir dan memberi
jalan si Maling dan Kadir keluar meninggalkan mushola.
Dari tempatnya, Madrim sangat antusias mengikuti Kadir
dengan pandangan matanya...(track-in to BCU)...sampai
kemudian ia menemukan inspirasi berdasarkan peristiwa
yang baru saja dilihatnya ini.
MADRIM
Kadir... Gue tahu gimana caranya
supaya doa gue dikabulkan....
CUT TO :
SC.16

INT.

MUSHOLA

MALAM.

Berawal dari deretan kaligrafi yang ada di dinding


mushola, lalu kita lihat MADRIM yang bersarung-berpeci,
duduk bersila, mengangkat kedua tangannya, berdoa...
MADRIM (V.O)
Ya Allah, berilah aku limpahan harta
agar bisa terbebas dari semua hutang
dan kemiskinan...Kembalikanlah
istriku, ya Allah, agar aku bisa
membayar hutang nafkah lahir-batin
yang selama ini tidak bisa aku berikan
padanya...

17

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Kamera mulai bergerak mendekat sampai CU/BCU Madrim yang


wajahnya berubah menjadi garang.
MADRIM (V.O)
Asal Kau tahu ya, Allah, aku sudah
lelah memohon dan berdoa...Dan doaku
ini adalah yang terakhir kalinya.
Kalau lewat tiga hari tiga malam
setelah detik ini Kau tidak juga
mengabulkan permohonanku, lebih baik
aku meninggalkan Mu dan mengabdi pada
setan...
CUT TO :
SC.17

EXT.

PEMUKIMAN KUMUH

MALAM.

Kilat membelah langit hitam. Petir menggelegar.


Hujan turun deras mengguyur jalan pemukiman yang sepi.
Nampak seseorang berjalan tertatih-tatih membawa tas
besar, meninggalkan pemukiman. Lamalama nampak jelas
bahwa orang ini adalah MADRIM...
SI PEMILIK RUMAH kontrakan yg kebetulan sedang berteduh
bersama beberapa orang lain di gardu siskamling heran
melihat Madrim dan berseru.
SI PEMILIK RUMAH
Heh! Mau ke mana, Drim?
MADRIM
Nyari duit buat bayar utang!
SI PEMILIK RUMAH
Emang mau kerjaan apaan?
ORANG LAIN
Ngojek payung?
Semua tertawa. Kecuali Madrim, yang terus berjalan
menjauhi orang-orang ini.
CUT / DISSOLVE TO

18

www.skenario.net

SC.18

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PASAR INDUK / WARUNG NASI

MALAM.

PEMILIK WARUNG sedang menutup warung saat MADRIM lewat.


Kegiatannya terhenti, heran melihat Marwan.
PEMILIK WARUNG
Madrim sudah gila kali, ya.
NARYATI melongok keluar. Memandang Madrim yang terus
berjalan menembus hujan deras. Menjauh dan menjauh.
CUT / DISSOLVE TO
SC.19

EXT.

JALANAN LUAR KOTA (I)

PAGI.

MADRIM terus berjalan lewat jalanan luar-kota...


CUT / DISSOLVE TO
SC.20

EXT.

JALANAN LUAR KOTA (II)

SIANG.

MADRIM terus berjalan....


CUT / DISSOLVE TO
SC.21

EXT.

JALANAN LUARKOTA (III)

MALAM.

MADRIM terus berjalan.....


CUT TO :
SC.22

EXT.

PADANG ILALANG

MALAM.

MADRIM terus berjalan, kali ini melintasi sebuah padang


ilalang. Tanpa ada hujan, kilat menyambar-nyambar dan
petir menggelegar, hingga berkali-kali Madrim memejamkan mata karena silaunya kilat yang menerangi wajahnya.
(Longshot). Sampai suatu ketika sebuah petir jatuh
persis mengenai kepala Madrim. Tubuh Madrim terlontar,
melambung dan terjatuh di permukaan tanah berilalang.
FADE OUT.

19

www.skenario.net

SC.23

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

RUMAH KEPALA DESA (KADES) / RUANG TAMU

PAGI.

Seorang wanita berumur sekitar 40 tahun (ISTRI KEPALA


DESA) duduk sendirian menatap sebuah foto berbingkai.
Dia nampak begitu berduka dan sekali mengusap pipinya
yang basah oleh tetesan airmata.
Ialah foto seorang gadis cantik, (bernama TITIN, anak
kepala desa).
Tak lama kemudian terdengar suara beberapa penduduk
berdatangan.
PENDUDUK (OS)
Assalamualaikum, pak Kades!
Assalamualaikum!
Istri Kades buru-buru menaruh foto anaknya dan
mengeringkan pipinya yang basah, sementara pak KADES
keluar dari ruang dalam, langsung ke halaman.
CUT TO :
SC.24

EXT.

RUMAH KADES

PAGI.

Pak KADES keluar dari rumah menemui BEBERAPA PENDUDUK


yang datang ke rumahnya. ISTRI KADES menyusul, ingin
tahu apa yang terjadi. Belum sempat bertanya, para
penduduk sudah lebih dulu bicara.
PENDUDUK
Mau lapor, pak Kades.
Ada mayat di tengah lapangan!
PAK KADES
Mayat???
CUT TO :
SC.25

EXT.

PADANG ILALANG

PAGI.

Tubuh MADRIM tergeletak di atas permukaan tanah


berilalang, dikelilingi PULUHAN PENDUDUK yang berebut
ingin menyaksikan. Tak lama kemudian PAK KADES dikawal
beberapa hansip menerobos kerumunan untuk mengamati
mayat Madrim, memegang keningnya, menggenggam
pergelangan tangannya, menempelkan telinga di dada
Madrim. Menghela nafas. Lalu bicara ke hansip.
PAK KADES

20

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Coba cari dompet di sakunya.


Cari KTP atau surat-surat lainnya.
Dua atau seorang hansip merogoh-rogoh saku-saku baju
dan celana Madrim tapi tidak ditemukan apa pun di sakusaku tersebut.
HANSIP
Tidak ada, pak.
PAK KADES
Kamu sekarang berangkat ke kota.
Lapor ke polisi.
HANSIP
Siap! (Lalu segera tinggalkan tempat)
PAK KADES
Yang lain bawa jenazah ini ke balai
desa.
Sisa hansip dan beberapa pria dengan sigap bersama-sama
mengangkat tubuh Madrim dan menggotongnya. Tapi baru
beberapa langkah...
... Madrim membuka mata, seperti orang baru bangun
tidur. Pada aiwalnya tak seorang pun yang melihatnya.
Namun begitu Madrim menoleh ke salah-satu penggotong,
orang ini melihat dan spontan melepaskan pegangannya.
PENGGOTONG
Mayatnya hiduuup!!!
Yang lain tentu saja ikutan kaget dan serentak
melepaskan pegangannya dan berlarian menjauh hingga
tubuh Madrim terjatuh di atas permukaan tanah. Suasana
kacau karena para penonton berebutan lari menjauh pula.
Tinggalah Madrim sendirian tergolek pingsan (kali ini
karena jatuh!).
FADE OUT - FADE IN

21

www.skenario.net

SC.26

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

RUMAH KADES

SIANG.

Awalnya kita lihat foto anak perempuan Kades yang


dipajang di suatu tempat... (camera movement)....
kemudian nampak MADRIM berbaring di ranjang yang ada di
situ. KADES dan dua-tiga aparat desa (termasuk hansip)
duduk mengamati Madrim sambil berbincang bisik-bisik.
KADES
Bener si Endin lihat orang ini
kesamber petir?
HANSIP
Bener, pak Kades. Petir gede pas jam
sebelas malam itu.
KADES
Tapi aneh. Kalau dia memang kesamber
petir segede itu pantesnya langsung
mati atau paling nggak tubuhnya
hangus. Nah ini luka-bakar sedikit aja
tidak ada.
Pembicaraan terhenti. Mereka kembali mengamati Madrim.
Madrim lalu embuka mata, memandang langit-langit,
menoleh bermaksud melihat sekeliling ruangan.
MADRIM
Dir....! Kadir.....!
Kades dan para aparat segera berdiri dan mendekati
Madrim. ISTRI KADES yang mendengar suara Madrim segera
keluar pula dari kamar, ingin tahu.
KADES
Gimana rasanya, pak?
MADRIM
Saya di mana?
KADES
Di dusun Cigundul, Banten Selatan.
Saya kepala desa di sini.
Bapak ini sebenarnya siapa?
MADRIM
Saya....?

22

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

KADES
Ya. Nama bapak siapa? Dari mana?
MADRIM
...Nama saya...? (Berpikir keras)
Kades berpandangan dengan yang lain.
Sementara Madrim terus berusaha mengingat-ingat sambil
mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, sampai
tertambat di foto anak Kades.
(POV Madrim). Foto anak Kades berangsur membesar dan
bersinar terang diikuti suara gemuruh.......
Madrim kaget dengan pandangannya sendiri sampai ia
terduduk dan terus terkesima menatap foto anak Kades.
KADES
Kenapa, pak?? Ada apa??
MADRIM
Itu...itu foto siapa...?
KADES
Anak saya. Dia minggat dari rumah
persis setahun yang lalu dan sampai
sekarang nggak pernah ada kabar
beritanya sama-sekali.
Madrim nampak intens mengamati foto itu.
KADES
Kenapa, pak? Bapak pernah lihat anak
saya? Pernah ketemu?
Madrim tak menjawab tapi makin intens mengamati foto
itu.
Di sekeliling frame foto memancar sinar terang. Dan
foto di dalamnya lama-lama berubah seperti layar
televisi yang menayangkan sebuah film. Stillfoto anak
Kades (Titin) berubah jadi hidup...
TRANSISI KHUSUS

23

www.skenario.net

SC.27

EXT/INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MAL PERBELANJAAN

SIANG.

TITIN berjalan mengenakan pakaian yang sangat trendy,


cantik sekali, menelpon seseorang via henfon di tangan.
TRANSISI KHUSUS
SC.28

INT.

RUMAH KADES

SIANG.

MADRIM tersadar dari film yang baru saja ditontonnya,


beberapa kali mememejamkan dan membuka mata, seperti
tak percaya dengan yang baru saja dilihatnya.
ISTRI KADES
Kenapa, pak?
MADRIM
Saya lihat dia....
KADES/ISTRI
Di mana??
MADRIM
Di mana, ya.....?
KADES
(Penasaran sekaligus curiga)
Kamu ini sebenarnya siapa (kok) bisa
kenal anak saya?
MADRIM
Saya nggak kenal, pak.
KADES
Gimana bisa tahu?
MADRIM
Saya sendiri juga bingung.....
Tapi.... (kembali intens menatap foto
Titin dan merasa silau oleh sinar
yang keluar dari foto tsb) ...dia di
Jakarta. Saya pernah lihat tempatnya..
KADES
Kapan kamu lihat dia?
MADRIM
Barusan.

24

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

KADES
Barusan...???
MADRIM
Iya.
Kades sesaat berpandangan dengan istrinya dan para
hansip. Semua mulai berprasangka Madrim orang yang
agak-agak sinting. Kades lalu mendekati Madrim, duduk
di sampingnya dan bicara dengan suara lebih dalam.
KADES
Sudah setahun saya dan istri saya
stres gara-gara kehilangan anak.
Saya tidak mau makin stres lagi garagara dipermainkan orang. Sekarang
tolong mengaku saja, nama kamu siapa
dan mau kamu apa datang ke desa ini
dengan cara pura-pura mati segala.
MADRIM
Saya nggak pura-pura mati, pak!
KADES
Satu-satu. Nama kamu dulu. Siapa.
MADRIM
...Madrim.
KADES
Oh....sudah ingat. Madrim. Maksud kamu
datang ke sini?
MADRIM
Saya cuma....berkelana aja, pak.
KADES
Terus pernah ketemu anak saya di mana?
Ada urusan apa dengan anak saya?
MADRIM
Saya nggak pernah ketemu anak bapak.
Sumpah, pak! Tapi saya lihat dia....
KADES
Di mana??? Kapan???
MADRIM

25

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Di...(bingung)...ya di foto itu.


KADES
Sudah, sudah! (Berdiri kesal).
Denger omongan orang gila, salah-salah
kita sendiri ikutan jadi gila.
(Ke Hansip) Bawa dia ke kantor polisi!
Biar ngaku maunya apa datang ke sini!
Para hansip segera bergerak sigap meringkus Madrim yang
meronta-ronta.
MADRIM
Jangan, pak! Saya bukan penjahat!
Bener saya lihat anak bapak!
Teriakan-teriakan Madrim tidak dipedulikan para hansip,
yang terus menggelandang Madrim untuk dibawa keluar
rumah. Sesampai menjelang pintu, secara kebetulan
Madrim melihat foto lain yang digantung di dinding.
Ialah foto anak kedua Kades, laki-laki siswa SMP
(bernama SUBUR).
MADRIM
Tunggu, pak!!!
Para hansip kaget dan spontan berhenti menyeret. Madrim
menatap foto Subur dengan saksama. Merasa silau dan...
MADRIM
Itu foto siapa, pak?
KADES
(Skeptis). Apa lagi?
MADRIM
Anak bapak, ya? Dia berantem, pak, di
sekolah. Dikeroyok lima orang!
KADES
Ngigau! Udah cepat bawa keluar!
Para hansip meneruskan tugasnya, membawa Madrim keluar.
MADRIM (OS)
Bener, pak! Sampai berdarah-darah
mukanya! (dst. kembangkan kemudian)

26

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Sepeninggal Madrim, Kades menghembuskan nafas keraskeras.


CUT TO :
SC.29

EXT.

RUMAH KADES

SIANG.

Para hansip terus menggelandang Madrim melintasi


halaman. Menjelang sampai jalan depan rumah, mereka
berpapasan dengan seorang GURU yang memacu sepedanya
memasuki halaman dan berhenti di depan pintu.
GURU
Assalamualaikum, pak Kades!
KADES (OS)
Walaikumsalam!
Kades muncul di pintu.
KADES
Oh, ada apa, pak guru?
GURU
Maaf, pak Kades. Putera bapak tadi
berkelahi di sekolah, dikeroyok temantemannya. Sekarang ada di Puskesmas
karena kepalanya terluka.
Kades tertegun sejenak. Langsung ingat dengan Madrim
dan tiba-tiba saja lari ke jalan, meninggalkan pak Guru
yang terheran-heran. Sesampai di jalan pak Kades
langsung berteriak memanggil.
KADES
Pak Madriiiim!!!
Madrim dan para hansip yang membawanya menoleh.
CUT TO :
SC.30

EXT/INT. JALANAN JAKARTA / DALAM MOBIL KADES

SIANG.

Di antara sedan-sedan yang melaju di jalan raya,


terdapat sebuah Toyota Kijang butut melata pelan di
jalur kanan. Klakson mobil-mobil di belakang Kijang
butut ini riuh bersahut-sahutan.

27

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Di dalam mobil, si HANSIP merangkap sopir tegang sekali


di belakang setir. MADRIM duduk di sampingnya, mendekap
foto anak Kades. Di belakang duduk KADES dan istrinya,
juga tegang sekaligus lelah.
SOPIR
Kita ke mana, pak?
MADRIM
Waduh.....ke mana, ya? Saya bingung
juga. Belum pernah lewat sini.
KADES
Jangan main-main, pak. Sudah hampir
enam jam kita di jalan, pak. Kalau pak
Madrim bingung, gimana saya.
Saya baru sekali ini ke Jakarta.
MADRIM
Sebentar, sebentar....
Madrim mengamati lagi foto anak Kades. Wajahnya
beberapa detik seperti terkena sinar terang. Setelah
itu ia memejamkan mata beberapa saat untuk memusatkan
pikiran. Lalu membuka matanya lebar-lebar. Terperangah.
MADRIM
Anak bapak dijahatin orang, pak!
Lagi dalam bahaya!
TRANSISI KHUSUS
SC.31

INT.

MAL PERBELANJAAN

SIANG.

TITIN dijadikan sandera oleh seorang penjahat. Di


tempat lain, seorang POLISI menodongkan pistolnya ke
arah kepala penjahat.
PENJAHAT
Ayo tembak kalau berani!
TITIN
Jangaaaan!!!
PENJAHAT
(Menyekap mulut Titin). Diam kamu!!!
CUT TO :

28

www.skenario.net

SC.32

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MAL PERBELANJAAN

SIANG.

Mobil Kades berbelok memasuki halaman mal. Semua kaca


jendela terbuka, dan melongoklah kepala-kepala KADES,
ISTRI KADES dan MADRIM, melihat-lihat situasi dengan
perasaan penuh kecemasan!
KADES
Itu! Itu! Di sana banyak orang!
Mungkin anak saya di sana!
MADRIM
Namanya juga mal, pak. Tiap hari juga
rame.
IBU KADES
Jadi Titin di manaaa???
CUT TO :
SC.33

INT.

MAL PERBELANJAAN

SIANG.

TITIN makin kencang dibekap mulutnya oleh PENJAHAT.


PENJAHAT
Saya hitung sampai lima! Satu...!
CUT TO / INTERCUT
Di tempat lain, MADRIM berjalan tergesa-gesa diikut
KADES, ISTRI KADES dan hansip/sopir.
PENJAHAT
Dua...!
Madrim dkk terus mencari.
PENJAHAT
Tiga...!
Istri Kades yang pertama melihat.
ISTRI KADES
Itu Titin!!!
Yang lain ikut menoleh ke arah yang dilihat oleh istri
Kades.

29

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Dan yang mereka lihat ternyata ialah kegiatan syuting


sebuah sinetron yang sedang membuat adegan penjahat
menyandera seorang wanita (Titin).
PENJAHAT
Empaaat!!!
Saat itulah Kades dan istrinya menghambur menembus
lokasi syuting.
KADES/ISTRI
Titin!!!
SUTRADARA
Cut! Cut! Cut!!!
Penjahat dan Titin sama-sama bengong. Kades menghampiri penjahat dan menonjoknya keras-keras hingga
terhuyung dan jatuh, sementara istri Kades memeluk
Titin erat-erat.
ISTRI KADES
Ya Allah, Titin anakku....
Sekilas kita lihat DUA WANITA berpakaian sportif sedang
minum teh dekat para kru film (yang akan kita kenal
sebagai dua polwan, salah-satunya bernama AIPDA MINARNI)
menaruh perhatian pada insiden ini.
Suasana kacau tak terelakkan. Asisten Sutradara (atau
kru lain) mati-matian mencegah Kades yg ingin menghajar
lagi si penjahat, sementara istri Kades dan Titin
terlibat dalam pembicaraan sendiri.
KADES
Heh!!! Yang jahat dia kenapa saya yang
ditangkap???
ASTRADA
Dia bukan penjahat beneran!
Ini syuting sinetron!
KADES
Masya Allah...!
(Lalu buru-buru menolong penjahat
bangun, dst. dialog on the spot).
ISTRI KADES
Kamu ini kenapa, Tin???

30

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Pamit pergi seminggu, sampai setahun


nggak pulang-pulang tanpa kabar.
TITIN
Maafin saya, bu.
Sutradara ingin bicara dengan Titin tapi sulit masuk
karena situasi ini.
ISTRI KADES
Kamu ini jadi apa? Kerja apa?
TITIN
Main sinetron, bu. Karena dari dulu
nggak boleh sama bapak, jadinya saya
takut pulang.
ISTRI KADES
Ya Allah...... sampai segitunya kalau
sudah punya kemauan.
TITIN
Terus gimana ibu bisa tahu saya ada di
sini?
Istri Kades menoleh ke Madrim yang sedari tadi masih
syok oleh situasi yang sangat tak terduga ini, dan
memanggilnya.
ISTRI KADES
Pak Madrim! Sini, pak! Ini anak saya!
Madrim mendekati Titin dan menyalami Titin.
ISTRI KADES
(Ke Titin) Pak Madrim ini orang hebat.
Cuma gara-gara lihat foto kamu dia
bisa tahu kamu ada di sini.
Aipda Minarni antusias mendengar percakapan di atas.
TITIN (OS)
Lihat foto gimana?
ISTRI KADES (OS)
Ya lihat foto. Terus foto lama-lama
dilihat sama pak Madrim seperti hidup.
Seperti benar-benar lihat kamu.

31

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Saat itu sutradara sudah tidak sabar lagi dan segera


memotong pembicaraan Titin dengan ibunya.
SUTRADARA
Maaf semuanya. Kita harus segera mulai
syuting lagi. Semua yang tidak
berkepentingan tolong keluar dari set!
Madrim segera menyingkir, menjauhi lokasi syuting.
Kades mendekatinya dan menepuk-nepuk punggungnya.
KADES
Terimakasih, pak Madrim, atas segala
bantuannya.
MADRIM
Ah, sama-sama. Saya terimakasih juga,
bapak udah nganterin saya balik ke
Jakarta.
KADES
Jadi nggak mau ikut balik lagi ke
rumah saya?
MADRIM
Makasih, pak Kades. Saya kangen sama
tetangga-tetangga. (Lalu, sambil
tertawa penuh arti)...Sudah kelamaan
saya pergi ninggalin utang.
KADES
Oh...
Kades tersentil himbauan Madrim lalu buru-buru
mengambil dompetnya, mengambil beberapa lembar
limapuluhan ribu dan diberikannya ke Madrim.
KADES
...dari rumah saya sudah bernadzar.
Kalau anak saya benar-benar ketemu,
saya akan ngasih ini ke pak Madrim.
MADRIM
Ya Allah....alhamdulillah....
Terimakasih banyak, pak Kades.
Terimakasih.
CUT TO :

32

www.skenario.net

SC.34

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MAL PERBELANJAAN

SIANG.

Di antara keramaian, kita lihat MADRIM keluar meninggalkan mal dengan wajah cerah. Tak lama kemudian AIPDA
MINARNI menyusul keluar, mengejar Madrim.
AIPDA MINARNI
Pak! Pak Madrim!
Madrim menoleh dan menghentikan langkah. Aipda Minarni
segera menyusul dan mengulurkan tangan mengajak
berkenalan. Madrim menerima jabat tangan orang ini tapi
agak heran karena merasa tak mengenalnya.
MADRIM
Siapa ya?
AIPDA MINARNI
Nama saya Minarni.
MADRIM
Kita pernah kenal di mana, ya?
AIPDA MINARNI
Belum pernah kenal.
MADRIM
Kok tahu nama saya?
AIPDA MINARNI
Barusan saya ada di tempat syuting.
Trus denger orang menyebut nama bapak.
MADRIM
(Tertawa). Oh...kirain. Udah geer aja.
AIPDA MINARNI
Boleh ngobrol sebentar?
MADRIM
Mmm...
AIPDA MINARNI
Nggak lagi buru-buru, kan?
MADRIM
Buru-buru ke mana?

33

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

AIPDA MINARNI
Ya mungkin mau ke kantor atau janjian
sama orang atau sudah mau pulang ke
rumah.
MADRIM
(Sambil tertawa). Saya nggak punya
kantor, nggak punya rumah, nggak punya
apa-apa, nggak punya siapa-siapa, jadi
ya nggak perlu buru-buru ke mana-mana.
AIPDA MINARNI
(Ikutan tertawa). Malah kebetulan.
MADRIM
Maksudnya?
AIPDA MINARNI
Saya ingin mengajak pak Madrim....
(sesaat mencari kata yang tepat)
...Bikin usaha.
MADRIM
Usaha apa? Barusan saya bilang saya
nggak punya apa-apa. Jadi nggak
mungkin kerja-sama bikin usaha. Buka
usaha kan perlu modal.
AIPDA MINARNI (CU)
(Tersenyum penuh arti)
Pak Madrim sudah punya modal yang
sangat berharga....
CUT TO :
SC.35

EXT.

(JALAN MENUJU) KANTOR POLISI

SIANG.

Mobil yang membawa Madrim meluncur di jalan raya.


Dan kemudian berbelok memasuki halaman kantor polisi.
Di dalam mobil, MADRIM kaget.
MADRIM
Lho? Kok ke kantor polisi?
AIPDA MINARNI
(Tersenyum). Ya ini kantor saya.

34

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Jadi ibu ini polisi?
AIPDA MINARNI
Ya.
MADRIM
(Panik, ketakutan). Saya mau diapain,
nih? Saya salah apa???
CUT TO :
SC.36

INT.

KANTOR POLISI / RUANG KERJA RESERSE

SIANG.

Sebuah foto seorang penjahat sebut saja bernama


KACRUT ditaruh (in-frame) di permukaan meja.
Belakangan kita lihat, yang baru saja menaruh foto
tersebut adalah AIPDA MINARNI yang duduk bersama seorang
rekan kerjanya, berhadapan dengan MADRIM yang diminta
mengamati foto tersebut.
AIPDA MINARNI
Anak buahnya memanggil dia dengan nama
Kacrut, pelaku perampokan berdarah
bank Dwimakarsa dua tahun yang lalu.
Dua satpam dia tembak sampai mati,
lima nasabah luka parah. Sampai detik
ini dia masih berstatus buron dan
belum ada petunjuk yang cukup berarti
untuk bisa menemukan tempat
persembunyiannya.
Madrim mengambil foto tsb. tersebut dan mengamatinya
secara saksama.
POV Madrim : beberapa saat kemudian foto tersebut
bersinar.
Membuat Madrim merasa silau, seperti yang sudah-sudah.
Berangsur foto tersebut berubah menjadi......
TRANSISI KHUSUS

35

www.skenario.net

SC.37

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

SEBUAH PEMUKIMAN / RUMAH KACRUT

SIANG.

KACRUT berjalan di sebuah gang....


(DISSOLVES/SUPERIMPOSED)
...sosok-sosok rumah kampung yang dilewati Kacrut...
Secara samar (dan sesekali nampak jelas meski hanya
sebentar) kita lihat nomor sebuah rumah khas kampung
Jakarta yang dilengkapi dengan nama kecamatan,
kelurahan, RT/RW dan nomor rumah....
(Gambar-gambar ini muncul sekilas-sekilas menyerupai
semacam kolase)
TRANSISI KHUSUS
SC.38

INT.

KANTOR POLISI / RUANG KERJA RESERSE

SIANG.

MADRIM memejamkan mata, berkonsentrasi, lalu membuka


mata dan bergumam.
MADRIM
Kampung Bandan......
AIPDA MINARNI
Ada petunjuk lain?
CUT TO :
SC.39

EXT.

PEMUKIMAN / TEMPAT TINGGAL KACRUT

MALAM.

Satu/beberapa mobil Sabhara berhenti. Personil-personil


Sabhara berloncatan turun dengan senjata siap tempur.
Beberapa personil muncul dari ujung gang yang sangat
sepi.
Para personil lain muncul dari ujung gang satu lagi.
Mereka melakukan pengepungan atas sebuah rumah yang
dicurigai sebagai tempat tinggal Kacrut.
Dua (?) personil mendekati rumah dan masuk halaman.
Salahsatu mengetuk pintu. Pintu terbuka, dibuka dari
dalam oleh seorang perempuan (PACAR KACRUT) yang
langsung menjerit dan menutup pintu lagi. Tapi si
sabhara lebih cepat mendorong daun pintu ini hingga
urung tertutup lagi.
CUT TO :

36

www.skenario.net

SC.40

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

TEMPAT TINGGAL KACRUT

MALAM.

KACRUT bangkit dari tempat tidur, bergegas meraih baju


dan membuka laci meja, mengambil sepucuk pistol yang
ada di situ. Segera setelah itu pintu kamar didobrak
dari luar dan dua anggota Sabhara (atau sesuaikan
prosedur standar) menodongkan senjata masing-masing.
SABHARA
Angkat tangan!!!
Adegan bisa dikembangkan lebih lanjut sampai dengan
Kacrut digelandang keluar kamar dengan tangan
terborgol. Adegan yang bersifat antiklimaks ini tampil
berbarengan dengan...
LONG DISSOLVE / SUPERIMPOSED
JUDUL BERITA BEBERAPA KORAN/MAJALAH : Kacrut, Buron
Otak Perampokan Bank Dwimakarsa Tertangkap... Perampok
Sadis Diringkus di rumah pacarnya... Ilmu Menghilang
Kacrut Kandas di ujung Senjata Polisi...
DISSOLVES / SUPERIMPOSED
SC.41

INT.

KANTOR POLISI / RUANG RESERSE

SIANG.

MADRIM disodori foto penjahat lain lagi (sebut saja


bernama Gepeng).
DISSOLVE / SUPERIMPOSED
SC.42

RANGKAIAN ADEGAN :
-

Adegan penyergapan atas diri Gepeng....

Berita-berita di koran : Pelarian Gepeng berakhir


Sudah! ...Si Belut Gepeng kalah licin sama Polisi!
...dll. dll.

Foto-foto para Buron silih berganti terhidang di


hadapan Madrim....

Madrim menanda-tangani kwitansi (terima honorarium);

Madrim berkonsentrasi.... memejamkan mata... silau


oleh sinar terang....

37

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

.....kaki-kaki anggota Sabhara berderap di atas


permukaan jalan...

Para anggota Sabhara bergerak gesit mengambil posisi


serang...

Pintu didobrak... pintu lain didobrak...

Berakhir dengan headline sebuah suratkabar : Puncak


Prestasi Polisi : 52 Buron Tertangkap dalam 2 Minggu!
TRANSISI KHUSUS

SC.43

INT.

APARTEMEN PAK TANTRA

MALAM.

Surat-kabar ber-headline tsb di atas ternyata dipegang


oleh seorang pria misterius yang duduk di kursi dalam
posisi membelakangi kamera hingga cuma nampak bagian
belakang kepala dan sebagian punggung dan tangan, menghadap dinding kaca apartemen yang menghadap ke luar.
Nampaknya ia baru saja selesai membaca isi berita dan
kemudian mengangkat telepon, menelpon seseorang. (Orang
ini kelak akan kita kenal sebagai pak TANTRA).
TANTRA
Sudah baca koran hari ini?...
Bener polisi pakai bantuan paranormal?
.....Sudah dapet info siapa orangnya?
CUT TO :
SC.44

EXT.

LOKASI PERDAGANGAN KAKI-LIMA

SIANG.

Point of view seseorang : MADRIM berjalan sambil


melihat-lihat dan memilih-milih pakaian yang dijajakan
di kaki-lima. Lama-lama Madrim mendekat dan terus
mendekat sampai langkahnya terhenti karena berhadapan
dengan orang yang sedari tadi mengamatinya. Madrim agak
kaget dan tersenyum (karena orang ini mengajaknya
tersenyum).
MADRIM
Ada apa, ya?
Namun senyum Madrim cepat memudar dan berubah jadi
tegang (karena melihat orang di hadapannya sedikit
memamerkan pistol yang dibawanya), sementara di
belakangnya bermunculan dua orang berkaca-mata hitam,
berjaga-jaga kalau Madrim lari.

38

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PENYERGAP (OS)
Tetap tenang. Jangan teriak.
Ikut saya.
Madrim menoleh kiri/kanan/belakang dan nyalinya ciut
melihat dirinya sudah terkepung.
CUT TO :
SC.45

INT.

APARTEMEN PAK TANTRA

SIANG.

Camera set-up sama dengan Sc.43. Bedanya kali ini siang


hari dan kursi dlm keadaan kosong. Terdengar dering
telepon. Sekali, dua kali... terdengar suara tombol
handsfree ditekan suara Tantra berikut si penelpon.
TANTRA (OS)
Halo.
PENELPON/PRIA (OS)
Pak Tantra?
TANTRA (OS)
Ya. Saya.
PENELPON (OS)
Berhasil, pak. Orangnya sudah di kita.
TANTRA (OS)
Bagus.
PENELPON (OS)
Terus kita apain, pak?
TANTRA (OS)
Habisin aja.
PENELPON (OS)
Siap, boss.
Jari tangan seseorang memencet tombol handsfree (atau
tombol lain) untuk memutuskan hubungan telepon. Kamera
bergerak (tilt-up) dan barulah kita lihat wajah si
pemilik apartemen bernama TANTRA ini, yang berwajah
bersih (tampang orang kaya) tapi menyimpan kebengisan
yang mendalam.

39

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.46

EXT/INT.

SEBUAH TEMPAT SEPI

SIANG.

Sebuah mobil berkaca gelap memasuki sebuah areal yang


sangat sepi.
Tiga pria bertampang garang mengeluarkan MADRIM dari
dalam mobil. Saat itu mulut Madrim dalam kondisi
tertutup lakban hitam dan tangan terikat ke belakang.
Rontaan-rontaan Madrim tak banyak berarti sebab priapria yang menggelandangnya jauh lebih perkasa. Dan
segera menempatkannya di posisi untuk siap dieksekusi.
Salah-seorang pria mengambil pistol.
Madrim membelalakkan mata.
Si pria memasang peredam suara di ujung pistol.
Madrim tiba-tiba memejamkan mata...(track-in to BCU)
...Dalam hati ia berdoa.
MADRIM (V.O)
Ya Allah... jangan biarkan orang-orang
jahat ini membunuhku. Jangan dulu
cabut nyawaku, ya Allah. Aku masih
punya banyak hutang. Istriku belum
ketemu.
Si pria membidikkan pistolnya lurus-lurus ke arah
kepala Madrim.
Madrim membuka mata dan lebih membelalak lagi.
MADRIM (V.O)
Oh...jangan! Jangan biarkan dia
menembakku! Tolong dengarkan doaku, ya
Allah. Tolong kabulkan permintaanku!
Kalau Kaubiarkan juga aku mati
tertembak, akan akan....
Belum selesai Madrim bicara (dalam hati), terdengar
suara henfon salahsatu penjahat.
Si pria yang siap membidikkan pistolnya jadi urung
menembak dan menoleh ke si penerima henfon.
Madrim berharap-harap cemas doanya dikabulkan.
PRIA PENYERGAP
Ya, boss?

40

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

INTERCUT
SC.47

INT.

APARTEMEN TANTRA

SIANG.

TANTRA bicara dengan si penyergap via telepon di tangan.


Wajahnya nampak begitu tegang dan penuh kecemasan.
Buru-buru ngasih instruksi.
TANTRA
Jangan dihabisin dulu!
PENYERGAP
(Kaget, heran). Batal....???
TANTRA
Ya. Bawa ke sini aja. Membunuh orang
macam dia terlalu besar risikonya.
Lebih baik kita pelihara, siapa tahu
nanti bermanfaat buat kita.
Si penyergap memberi kode si eksekutor agar membatalkan
penembakan.
Madrim merasa sangat terharu dan bersyukur.
CUT TO :
SC.48

EXT.

APARTEMEN TANTRA

SIANG.

Mobil berkaca-gelap yang membawa Madrim meluncur,


berbelok memasuki halaman apartemen. Berhenti di pintu
lobi utama. DUA PRIA PENYERGAP ke luar lebih dulu,
membukakan pintu belakang. MADRIM keluar dengan perasaan takut-takut sekaligus takjub melihat kemewahan
lobi di depannya. Lalu dia masuk lobi bersama (mantan)
para penyergap.
CUT TO :
SC.49

INT.

APARTEMEN TANTRA

SIANG.

Seorang bodyguard sedang duduk santai menonton televisi


di ruang tamu ketika terdengar bel pintu berbunyi. Ia
pun berdiri, mengintip ke luar (atau lewat monitor?)
dan membukakan pintu. Di luar pintu berdiri MADRIM yang
dikawal mantan para penyergap.
PENYERGAP

41

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Tamu boss.
Di ruang lain, TANTRA sendirian menyantap makan siang
(makanan Jepang yang serba mungil?). Tak lama kemudian
bodyguard muncul mengantar Madrim menghadap Tantra.
BODYGUARD
Boss...
Tantra menoleh dan seketika senyumnya merekah lebar
sekali.
TANTRA
Aaah! Pak Madrim? (Berdiri menyambut)
MADRIM
Saya.
TANTRA
Silakan, silakan. (Menyalami Madrim).
Saya Tantra. Tantra Nuryahya.
MADRIM
Oh...(Terima salam Tantra) Madrim.
TANTRA
Mari, mari. Sudah saya siapkan makan
siang buat pak Madrim.
MADRIM
Terimakasih. Saya baru makan.
TANTRA
(Sodorkan buah-buahan). Kalau begitu
buah-buahannya saja.
Madrim duduk kikuk semeja dengan Tantra yang menyuap
makanannya.
TANTRA
Betul selama ini pak Madrim membantu
polisi menemukan para buron?
Seketika senyum Madrim melenyap. Ia tak bisa segera
menjawab.
TANTRA

42

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Nggak usah takut. Saya bukan polisi


dan ini bukan kantor polisi. Jadi
tidak ada yang perlu ditutup-tutupi
atau dirahasiakan. (Menyeruput
minuman). Jadi betul (pak Madrim
membantu polisi)?
MADRIM
Ya.
TANTRA
Boleh tahu oleh polisi pak Madrim
dibayar berapa?
Lagi-lagi Madrim tak siap menjawab.
TANTRA
Maaf kalau saya terlalu terus-terang
bicara. Saya cuma merasa sayang saja
orang berbakat khusus sehebat pak
Madrim terpaksa bekerja untuk polisi,
yang tentunya tidak mempunyai cukup
dana untuk memberi imbalan yang
memadai buat pak Madrim. Bener, kan?
MADRIM
Mmm...tapi...maksud bapak sebenarnya
apa, ya, menangkap saya?
TANTRA
Oke. Sebaiknya saya bicara langsung ke
persoalan. Saya membuka usaha yang
nantinya akan sangat memerlukan
bantuan pak Madrim. Untuk itu saya
ingin pak Madrim bekerja untuk saya.
Syaratnya : pak Madrim harus putushubungan sama polisi. Dan polisi tidak
perlu tahu pak Madrim sekarang ada di
mana.
MADRIM
Kenapa harus begitu?
TANTRA
Karena itulah syaratnya. Kecuali pak
Madrim mau kehilangan kesempatan memperoleh gaji sepuluh juta per bulan.
MADRIM

43

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Sepuluh juta...??? Kerja saya apa


digaji segitu gede??
TANTRA
Sepuluh itu baru gaji pokok.
Saat ini pak Madrim belum perlu
bekerja apa-apa. Kalau nantinya sudah
ada proyek yang harus dilakukan, akan
ada tambahan lagi.
MADRIM
(Seperti bicara ke diri sendiri)
Kalau dapet sepuluh juta sebulan saya
bisa nyari kontrakan rumah yang
bagusan...
TANTRA
Nggak usah nyari. Pak Madrim saya
kasih tempat tinggal di apartemen ini.
Dan gaji pertama akan saya bayarkan di
muka, begitu pak Madrim menyatakan
bersedia menerima tawaran saya.
Gimana, pak?
Madrim tak bisa segera menjawab. Perasaanya kacaubalau.
CUT TO :
Kwitansi pembayaran sebesar Rp.10.000.000,- ditandatangani Madrim, berikut nama Madrim dengan tulisan
cakar-ayam.
Selesai tanda-tangan, TANTRA menyodorkan amplop (berisi
uang) ke hadapan Madrim.
TANTRA
Tolong dihitung dulu, pak.
Dengan perasaan berdebar Madrim membuka amplop (dan
sekilas nampak sepuluh gepok uang Rp.10.000,-an!),
terperangah, dan buru-buru menutupnya lagi. Serasa tak
percaya dengan pengelihatannya.
TANTRA
Ada masalah?
MADRIM

44

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Saya minta ijin ketemu temen-temen


saya....sama tetangga-tetangga saya...
buat bayar hutang.
CUT TO :
SC.50

EXT.

PASAR INDUK / WARUNG NASI

SIANG.

Sekilas suasana pasar. MADRIM yang mengenakan pakaian


rapi serba baru, berikut topi dan kaca-mata hitam
berjalan dikawal oleh salah-satu BODYGUARD Tantra.
Madrim lalu berbelok dan mampir warung nasi tempat dia
suka berhutang. NARYATI kalang-kabut membenahi meja.
Si PEMILIK WARUNG langsung menegurnya.
PEMILIK WARUNG
Makan, bos?
MADRIM
Bos-bos-bos. Emang gue bos elo?
Pemilik warung kaget. Madrim lalu membuka kaca-matanya
dan tersenyum lebar.
NARYATI
(Bergumam, terkesima). Bang Madrim..!?
MADRIM
Mau bayar utang! Berape semuanye?
Pemilik warung makin kaget lagi dan kali ini sampai
terkesima.
MADRIM
Nggak mau dibayar? Ya udah.
PEMILIK WARUNG
Ya-ya-ya, ntar-ntar.
Si pemilik warung terpanik-panik mencari-cari buku
catatan piutang, tapi tidak ketemu-ketemu.
MADRIM
Nyari apaan? Buku catatan? Nggak usah.
Nih. (Serahkan uang kira-kira sejuta
ke Pemilik warung).
Kalau kurang ntar gue tambah.
Kalau lebih, (lebihnya) ambil aja.

45

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Pemilik Warung menerima uang itu dalam ketersimaan.


Naryati melongo dan takut memandang Madrim.
CUT TO :
SC.51

INT.

MUSHOLA DI PEMUKIMAN KUMUH

SIANG.

KADIR mengumandangkan bagian akhir adzan...


KADIR
Allahu akbar Alloooohu Akbar.
Lailaha ilAllah...
Kadir lalu mengangkat kedua tangan untuk membisikkan
sebuah doa.
MADRIM (OS)
Assalamualaikum.
KADIR
Walaikumsalam.
Kadir menoleh dan kaget melihat...
...MADRIM tersenyum lebar di pintu mushola.
KADIR
SubhanAllah... Madrim!!?
Kadir buru-buru menghampiri Madrim dan keduanya pun
berpelukan.
MADRIM
Doa gue dikabulin, Dir!
Gue udah bisa bayar semua hutang gue!
Gue udah nggak miskin lagi!
CUT TO :
SC.52

EXT/INT.

MUSHOLA

SIANG.

Sekilas kita lihat si bodyguard Tantra duduk depan


mushola. Merokok.
Sementara itu di dalam mushola, KADIR dan MADRIM
berbincang serius dgn suara cenderung berbisik (takut
terdengar si bodyguard).
KADIR

46

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Digaji sepuluh juta sebulan nggak usah


kerja apa-apa???
MADRIM
Kalo dia maunya gitu masa gue tolak.
KADIR
Emang lo nggak curiga dia punya maksud
nggak bener?
MADRIM
Naa...begini nih penyakit orang
miskin. Ngeliat orang lain kebanjiran
rezeki, bawaannya suudzon. Curiga aja.
KADIR
Biar gue orang kaya, Drim, tetep aja
gue bakalan curiga. Mana ada orang
ngasih gaji gede di muka, padahal
kerjaannya belum jelas.
MADRIM
Buktinya ada.
Kadir makin mendekatkan mukanya ke muka Madrim dan
bicara dgn suara makin berbisik.
KADIR
Terus-terang tadi gue sempet nggak
percaya lo sekarang bisa ngebaca nasib
orang cuma pake ngeliat fotonya. Tapi
setelah lo cerita kerja buat polisi,
habis itu diculik dan dikasih gaji
gede sama orang kaya, gue percaya.
MADRIM
Emang lo harus percaya.
KADIR
Bukan. Orang kaya yang ngegaji elo itu
pasti pasti buron yang takut ketangkep
sama polisi. Jadi sebelum polisi
berhasil menemukan dia atas bantuan
elo, dia ngeduluin nyulik elo.
Madrim terdiam. Terpengaruh ucapan Kadir dan merenungkannya. Di satu sisi ia membenarkan perkiraan Kadir, di
sisi lain ia merasa sayang meninggalkan kenyamanan yang
terlanjur dirasakannya.

47

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

KADIR
Bener, nggak?
Madrim masih saja terdiam, tapi perasaannya makin
bergolak.
CUT TO :
SC.53

EXT.

PEMUKIMAN / (EX) TEMPAT TINGGAL MADRIM

SIANG.

Point of view seseorang : Orang ini berjalan menyusuri


gang sampai akhirnya berhenti di depan rumah kontrakan
yang dulu ditempati Madrim.
Orang ini tak lain adalah MADRIM (mengenakan topi dan
kaca-mata hitam), memandang rumahnya dengan rasa haru.
CUT TO :
SC.54

INT.

(EX) TEMPAT TINGGAL MADRIM

SIANG.

Handel pintu bergerak-gerak. Pintu terbuka. Adalah


MADRIM yang membukanya, lalu masuk ke dalam sambil
membuka kaca-mata, mengamati sekeliling ruangan yang
kosong.
Lalu masuk kamar. Membuka almari. Mencari-cari sesuatu
(foto) di antara sisa-sisa barang yang ada di dalam
maupun di sekitar almari itu.
Sampai akhirnya dia temukan foto Leha (istrinya)
berukuran kecil dan tidak begitu jelas karena sebagian
permukaannya mengelupas atau terkena jamur. Madrim
mengamati secara saksama, berkonsentrasi, memejamkan
mata, lalu membuka mata lebar-lebar, tapi ternyata ia
gagal memperoleh gambaran apa pun tentang keberadaan
istrinya sekarang.
Ia pun terduduk lemas di permukaan lantai sambil masih
tetap mengamati foto istrinya. Terkenang masa lalunya.
TRANSISI KE FLASHBACK

48

www.skenario.net

SC.55

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PERSAWAHAN DI DESA

SIANG.

MADRIM naik sepeda memboncengkan LEHA (kelak jadi


istrinya), melintasi jalanan sepi yang memotong
persawahan (atau kebun tebu), tertawa-tawa... Lalu
berhenti di tempat rindang di bawah sebuah pohon besar.
Saling berpandangan, tersenyum mesra.
MADRIM
Leha....nanti....kalau kita sudah
nikah, mau kan ikut aku pulang kampung
ke Jawa? Habis itu aku mau kerja di
Jakarta.
LEHA
Jauh amat ke Jawa. Naik kapal terbang?
MADRIM
Enakan kapal laut. Sekalian bulan
madu.
LEHA
Memang kang Madrim kerja apa di sana?
MADRIM
Dagang. Di Pasar.
Leha tersenyum malu.
MADRIM
Mau, kan?
Leha mengangguk malu-malu... Madrim tersenyum bahagia.
CUT TO :
SC.56

EXT.

PEMUKIMAN KUMUH / TEMPAT TINGGAL MADRIM -

SIANG.

Sebuah bajaj melata pelan melewati gang, dengan mesin


menderu. Sebuah tas berikut kotak-kotak karton ditumpuk
dan diikat di atapnya. Bajaj berhenti depan tempat
tinggal MADRIM keluar lebih dulu, disusul LEHA, yang
merasa gerah berada di lingkungan seperti ini.
LEHA
Ini rumah siapa?
MADRIM

49

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Ya rumahku... Rumah kita.


Leha diam terpaku di tempatnya. Memandang sosok rumah
di hadapannya dengan perasaan amat kecewa yang berusaha
dipendamnya...
DISSOLVE TO
SC.57

INT.

(EX) TEMPAT TINGGAL MADRIM

SIANG.

MADRIM masih duduk di lantai kamar, merasa terharu oleh


kenangannya sendiri. Namun segera setelah itu ia
dikagetkan suara orang masuk. Madrim buru-buru
menyimpan foto Leha di saku dan mengenakan kaca-mata
hitamnya. Si PEMILIK RUMAH muncul, kaget melihat orang
asing di kamar rumah kontrakannya.
PEMILIK RUMAH
Siapa, kamu?
MADRIM
Kamu (sendiri) siapa?
PEMILIK RUMAH
Yang punya rumah ini.
Madrim berdiri sambil mengeluarkan sejumlah uang dari
sakunya dan menyerahkannya ke si pemilik rumah.
MADRIM
Nih, buat bayar utang. Lunas, ye.
Pemilik rumah terbengong-bengong menerima uang dari
Madrim, sementara Madrim begitu saja ngeloyor keluar.
PEMILIK RUMAH
Madrim...? Lo...? Banyak amat, nih?
MADRIM
Sekalian buat renovasi.
PEMILIK RUMAH
(Mengejar Madrim keluar)
Lo udah jadi orang hebat ya, Drim?
CUT TO :
SC.58

EXT.

(EX) TEMPAT TINGGAL MADRIM

SIANG.

50

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM bergegas ke luar rumah. Si PEMILIK RUMAH yang


mengejar keluar tak digubrisnya.
Bodyguard Tantra yang menunggu di suatu tempat segera
beranjak menyertai Madrim. Si pemilik rumah kaget
melihat Madrim dikawal, spontan menahan langkahnya.
(Ujung gang). Sebuah sedan Eropa parkir di ujung gang.
Sopirnya yang berbadan tegap dan mengenakan kaca-mata
hitam, berdiri bersandar kap mesin. Sesaat kemudian ia
beringsut dari tempatnya untuk membuka pintu belakang.
Madrim mendekat dikawal si bodyguard, sementara di
belakang-nya lagi nampak si PEMILIK RUMAH yang kian
terkesima melihat kehebatan Madrim. Madrim segera masuk
ke dalam mobil bersama si bodyguard. Mobil segera
melaju, tapi lalu melambat lagi (dan akhirnya berhenti)
setelah menyalip KADIR yang berjalan di pinggir jalan.
Madrim membuka kaca jendela...
MADRIM
Mau ke mana, Dir?
KADIR
(Kaget). SubhanAllah...!!
MADRIM
Gue anter, yuk?
KADIR
Nggak usah, Drim. Sendal gue kotor.
Sayang ntar ngotorin mobil elo.
MADRIM
Jangan gitu, loo...
Kadir tertawa.
MADRIM
Doain gue ya, Dir, biar bisa cepet
ketemu bini gue lagi.
KADIR
Nggak salah, nih?
MADRIM
Emang kenapa?
KADIR

51

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Lo sendiri bilang Allah udah takut ama


lo gara-gara lo ancem. Ngapain juga
minta tolong gue berdoa kalo udah
kebukti doa lo lebih manjur?
MADRIM
Gue serius, Dir.
KADIR
(Tertawa). Kalo lo pengin didoain, ada
orang (lain) yang doanya dijamin lebih
canggih dibanding doa gue.
MADRIM
Siape?
KADIR
Emak lo.
Madrim tertegun ingat pada ibunya. (Aksentuasi musik).
KADIR
Percuma lo udah jadi orang kalau
ngelupain emak sendiri. (Sambil
kemudian tangan dan meneruskan
langkahnya). Assalamualaikum!
Madrim bengong melihat kepergian Kadir. Sampai lupa
meminta sopir agar jalan lagi.
MADRIM
(Bergumam). Emak...?
CUT TO :
SC.59

EXT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

Seorang perempuan tua, ialah IBU MADRIM, berjalan


terbungkuk-bungkuk di halaman rumah, mengambili kayu
bakar yang dijemur di halaman dan hendak membawanya
masuk ke dalam rumah. Namun belum sempat masuk ke dalam
rumah berdinding bambu yang lebih menyerupai gubuk ini,
langkahnya terhenti oleh terdengarnya suara klakson
mobil. Ia pun menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
Dari jauh nampak sedan yang ditumpangi Madrim berjalan
mendekat dan terus mendekat. Sampai kemudian berhenti

52

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

dan MADRIM keluar dari mobil, lari mendekat, menghampiri


ibunya.
MADRIM
Mak! Aku pulang, mak!
Ibu Madrim mengerutkan keningnya yang sudah berkerut.
MADRIM
Ini Madrim.
IBU MADRIM
Ya, Allah...
Madrim memeluk ibunya erat-erat.
MADRIM
Ikut aku ke Jakarta yuk, mak.
Mak nggak boleh hidup susah lagi.
Mak nggak boleh hidup sengsara lagi.
Ibu Madrim tiba-tiba melepaskan pelukan anaknya.
IBU MADRIM
Ke Jakarta?
MADRIM
Iya, mak.
IBU MADRIM
Memang kamu sekarang sudah kaya?
MADRIM
Mak lihat sendiri.
IBU MADRIM
Kamu pikir mak nggak tau Jakarta itu
seperti apa? Cuma orang-orang yang
kerja nggak bener yang bisa kaya
mendadak.
MADRIM
(Agak kecewa). Jangan gitu, mak...

IBU MADRIM

53

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Ya udah. Mak ikut seneng kamu sudah


jadi orang kaya. Tapi mak tetep di
sini saja.
MADRIM
Nggak, mak. Mak harus ikut aku!
CUT TO :
SC.60

INT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

MADRIM membongkar isi lemari yang berisi pakaian-pakaian


kumuh ibunya, dan membuang-nya di atas dipan.
MADRIM
Ini nggak usah dibawa....
Ini juga nggak usah...
Kita beli yang baru di Jakarta....
IBU MADRIM terbengong-bengong melihat kelakukan anaknya.
Madrim terus menguras habis isi lemari, sampai akhirnya
menemukan sebuah foto hitam putih berukuran kecil
terselip di dasar lemari. Madrim mengambil foto itu dan
mengamatinya.
Ialah foto seorang gadis dusun yang cantik.
MADRIM
Foto siapa ini, mak?
IBU MADRIM
Oh... itu emak.
MADRIM
Ah? Emak cantik banget waktu muda.
IBU MADRIM
Udah, udah! Buang aja.
MADRIM
Kok dibuang? Sayang, mak.
Buat kenang-kenangan.
IBU MADRIM
Sini, sini. Mana fotonya.
MADRIM
(Buru-buru memasukkan foto ke saku)

54

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Udaaah, mak buruan mandi. Ntar keburu


sore. Aku nggak mau berangkat malemmalem.
Ibu Madrim merasa sedikit gusar dan meninggalkan
anaknya, ke luar.
CUT TO :
SC.61

EXT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

IBU MADRIM keluar rumah, mengambil sebuah ember (?) dan


berjalan menjauhi rumahnya. (Pergi ke kali).
CUT TO :
SC.62

INT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

Madrim mengambil lagi foto tadi dan mengamatinya.


Tersenyum geli.
Tak lama kemudian foto itu bercahaya, ber-penjar2.
Madrim kaget sekaligus antusias. Mengamati foto itu
secara saksama.
Foto itu berangsur membesar memenuhi layar, kemudian...
TRANSISI KHUSUS
SC.63

EXT.

JALAN RAYA SEBUAH KOTA KECIL / LOSMEN

MALAM.

...berubah jadi gambar hidup : Gadis dusun yang


cantik (kita sebut saja bernama PENI, kelak jadi ibu
Madrim) berdandan cenderung tebal, duduk di sebuah
becak yang berjalan.
Becak menyusuri jalan raya yang sepi (menunjukkan malam
sudah larut), dan kemudian berhenti di depan sebuah
hotel kecil atau losmen. Peni turun dari becak,
memberikan sejumlah uang ke tukang becak dan berjalan
masuk ke dalam losmen.
CUT TO :

55

www.skenario.net

SC.64

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

LOSMEN

MALAM.

PENI menyusuri koridor losmen, mengetuk sebuah pintu


kamar. Pintu dibuka dari dalam kamar oleh seroang pria
bertelanjang dada, tersenyum mesum memandang Peni dan
dibalas senyum genit oleh Peni.
TRANSISI KHUSUS
SC.65

INT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

MADRIM terperangah melihat film tentang masa muda


ibunya, dan buru-buru menyimpan lagi foto ibunya di
saku. Ia takut dan khawatir kenyataan yang dilihatnya
adalah yang sebenarnya pernah terjadi. Perasaannya
kacau. Jantungnya berdegup keras.
MADRIM (V.O)
Bukan.... ini pasti salah. Ini bukan
foto emak. Ini bukan emak.
Meski begitu ia merasa penasaran dan ingin melihat
lanjutan film yang muncul dari foto tsb. Maka hatihati ia pun mengambil foto itu lagi, dan takut-takut
mengintip-nya. Sinar terang terpancar dari foto itu,
menerangi wajahnya. Madrim memejamkan mata. Takut
sekaligus penasaran.
TRANSISI KHUSUS
SC.66

INT.

RUMAH SUAMI PENI

MALAM.

PENI tidur di ranjang, kelihatan lelah sekali. Tiba-tiba


terdengar suara keras seorang pria, ialah suami Peni.
SUAMI PENI
Heh!! Bangun!!!
Peni seketika terjaga dan bangkit duduk.
Seorang pria sangar bertattoo berdiri berkacak pinggang
menendang tepian ranjang, berteriak galak ke Peni.
SUAMI PENI
Jam segini malah tidur! Ayo, kerja!
PENI
Perutku mual, kang...

56

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

SUAMI PENI
Mual kenapa? Hamil kamu???
Peni tak menjawab. Takut. Si suami mendekati Peni dan
mencengkeram bahunya, mengguncang-guncang tubuhnya.
SUAMI PENI
Bener kamu hamil??? Ha???
Peni tak menjawab. Makin ketakutan. Si suami kalap
dan menampar Peni keras-keras (off-screen!!! ) hingga
tubuhnya terguling-guling jatuh ke lantai.
TRANSISI KHUSUS
SC.67

INT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

MADRIM memejamkan mata sekaligus menutup muka dengan


kedua tangannya, berusaha mengusir gambaran-gambaran
buruk itu, tapi gagal.
MADRIM (V.O)
Nggak!! Ini bukan emak ! Bukan emak!!!
TRANSISI KHUSUS
SC.68

INT.

RUMAH DUKUN BERANAK

SIANG.

PENI mengerang kesakitan...Belakangan kita lihat


ternyata ia hendak melahirkan bayinya, ditolong oleh
seorang DUKUN BERANAK, yang terus-menerus memberi
dorongan semangat sampai bayi lahir.
CUT / DISSOLVE

TO

Bayi yang sudah selesai dimandikan digendong si dukun,


memamerkannya ke Peni yang masih lemah.
DUKUN BERANAK
Sudah punya nama buat si orok?
PENI
Belum, mak. Nggak sempet mikir.
DUKUN BERANAK
Saya kasih mau, nggak?
PENI

57

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Boleh aja, mak.


DUKUN BERANAK
Emak punya tokoh idola. Namanya Prabu
Anglingdarmo.
PENI
Ah! Kebagusan, mak.
DUKUN
Atau nama patihnya : Batik Madrim.
PENI
Madrim...? Bagus juga.
TRANSISI KHUSUS
SC.69

INT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

MADRIM
Ya, Allooooh...!!!
CUT TO :
SC.70

EXT.

KALI TEMPAT MANDI

SIANG.

IBU MADRIM yang baru saja mentas dari kali tertegun


mendengar suara anaknya. Lalu berjalan lagi dengan
langkah lebih tergesa.
CUT TO :
SC.71

EXT.

RUMAH IBU MADRIM

SIANG.

(Longshot). MADRIM lari keluar rumah, masuk mobil. Dan


segera setelah itu mobil berjalan dan melaju.
IBU MADRIM yang semula berjalan tergesa menghampiri
rumahnya, tertegun melihat ke arah kepergian mobil
anaknya.
Mobil yang membawa Madrim makin menjauh dan menjauh.
Dan ibu Madrim masih saja terpaku diam. Antara sedih
dan heran.
FADE OUT FADE IN
SC.72

EXT/INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

58

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Eksterior = establishing shot apartemen malam hari.


Di dalam, MADRIM duduk bersila di atas sajadah,
mengangkat kedua tangan. Dalam hari berdoa.
MADRIM (V.O)
Ya Allah..........
Tolong kembalikanlah aku jadi manusia
biasa. Yang memiliki kemampuan
secukupnya dan rezeki secukupnya.
Kelebihan yang Kau berikan ternyata
justru membuatku menderita, ya Allah..
Madrim selesai berdoa dan mengusap muka dengan kedua
tangan. Setelah itu ia menghela nafas panjang dan
melihat sekeliling ruangan, mencari-cari sesuatu (foto,
gambar). Ia lalu berdiri dan mengambil sebuah majalah
yang ada tak jauh dari tempat itu.
Dengan perasaan berdebar ia membuka-buka majalah itu
dan berhenti di salah-satu halaman yang terdapat foto
seorang artis sinetron (misal : Ririn). Madrim
mengamati foto itu dan... memancarlah sinar terang!
CUT TO :
SC.73

EXT/INT.

LOKASI SYUTING

SIANG/MALAM.

Sekilas kegiatan syuting RIRIN. (Bisa diambil dari


dokumentasi syuting).
CUT TO :
SC.74

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

Madrim buru-buru menutup majalah itu. Kesal. Geram.


Lalu kembali ke tempat semula ia berdoa. Duduk.
Mengangkat tangan.
MADRIM (V.O)
Ya Allah, kenapa tak Kaudengar doaku?
Kalau setelah ini permohonanku menjadi
manusia biasa tak juga terwujud, aku
akan berpaling dariMu, ya Allah.....!
Madrim selesai berdoa. Kembali ke tempat majalah dan
hati-hatiiii sekali membuka halaman yang memuat foto
Ririn. Dan begitu ia mengamati foto tersebut, tetap

59

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

saja sinar terang terpancar dari foto tersebut. Madrim


kesal sekali dan melempar majalah itu jauh-jauh.
CUT TO :
SC.75

INT.

APARTEMEN MADRIM / TERAS ATAS

SIANG.

MADRIM berdiri di teras berdua dengan KADIR, berbincang


sambil melihat ke pemandangan di bawah/kejauhan. Madrim
nampak sangat galau, sementara Kadir begitu santai.
KADIR
Elo, sih, yang nggak-nggak aja.
Tuhan diancam-ancam. Terang aja marah.
MADRIM
Memang Tuhan bisa marah? Dia kan maha
pengasih?
KADIR
Maha pengasih bukan berarti nggak bisa
marah, kali.
MADRIM
Tapi yang gue heran, kenapa dulu doa
gue dikabulin, sekarang nggak?
KADIR
Jangan nanya gue. Cuma Dia (menunjuk
ke atas) yang tahu.
MADRIM
Ah...
KADIR
Lagian yakin banget, lo, kalo doa lo
dulu dikabulin sama Allah?
Madrim antusias mendengar pertanyaan terakhir Kadir.
MADRIM
Maksud lo?
KADIR
(Bicara santai). Siapa tahu waktu dulu
lo berdoa pake ngancem-ngancem segala
sebenernya bukan Allah yg ngedengerin.
MADRIM

60

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Terus siapa, dong?


KADIR
(Seperti sambil lalu). Setan, kali.
MADRIM
Ah...?? Yang bener, lo?
KADIR
Kali, Drim. Kali ajaaa. Kite sebagai
manusia mana bisa ngepastiin.
Habis kalo dibilang doa lo dikabulin,
dengan cara lo dikasih mukjizat sama
Allah (kayak lo bilang), masa kekuatan
yang lo dapet malahan bikin batin lo
sengsara. Bukannya bahagia.
Madrim terdiam. Merenungkan ucapan Kadir. Dan mulai
membenarkannya.
CUT TO :
SC.76

INT.

APARTEMEN MADRIM / KAMAR MANDI

MALAM.

Air keran mengucur, membasahi kedua telapak tangan


MADRIM yang rupanya sedang mulai berwudlu. Namun di
tengah-tengah membasuh muka, KADIR melongok.
KADIR
Ngapain lo?
MADRIM
Kali aja lo bener, Dir. (Bernada
geram). Gue pengin ngomong ama setan,
minta supaya gue jangan diracunin
kekuatan macem-macem yang bikin gue
justru tersiksa!
KADIR
Ngomong ama setan pake wudlu segala?
Madrim tertegun sesaat. Dalam hati ia berucap, Sialan.
Bener juga Kadir!
MADRIM
Jadi gimana, dong, caranya?
Kadir cuma tertawa geli dan ngeloyor pergi.

61

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.77

INT.

APARTEMEN MADRIM / KAMAR

MALAM.

Botol minuman keras (isinya tinggal separo) dituang


isinya ke dalam sebuah gelas. Gelas diambil dan baru
kemudian kita lihat yang mengambilnya adalah MADRIM. Ia
menenggak minuman itu sampai habis. Lalu mengambil/
menuang lagi dan menenggaknya lagi sampai habis.
Matanya yang sejak awal sudah nampak teler kian teler.
MADRIM
Heh, setan! Jangan coba-coba ngerjain
gue, ya. Kalo emang elo yang ngasih
gue kekuatan, sekarang juga gue minta
lo balikin gue jadi manusia biasa.
Gara-gara elo gue jadi tersiksa, tau
nggak??! Kalo sampai besok pagi gue
belum juga balik lagi jadi manusia
biasa, gue sumpah bakalan balik lagi
menyembah Allah!
Segera setelah itu Madrim merasa perutnya mual.
Terhuyung-huyung ia berjalan ke kamar mandi yang gelap.
KADIR yang muncul kemudian di kamar ini prihatin melihat
tingkah-laku Madrim. Ia pun membereskan gelas-gelas dan
botol, membuangnya ke tempat sampah.
CUT TO :
SC.78

INT.

APARTEMEN MADRIM / KAMAR-MANDI

MALAM.

MADRIM masuk kamar-mandi, muntah di wastafel. Lalu


menghidupkan keran air. Air mengucur deras dan bak
wastafel cepat penuh karena lubangnya mampat oleh
muntahan Madrim. Air pun meluap membasahi lantai.
Madrim kisruh dan mencari-cari saklar lampu. Setelah
ketemu, ia memencet-mencetnya, tapi lampu tak kunjung
menyala. Perhatiannya lalu beralih ke bolam, memutarmutarnya, bermaksud membukanya untuk melihat apakah
filamen-nya putus atau tidak. Tapi karena tangannya
agak gemetar (karena teler), ia justru menyentuh bagian
yang beraliran listrik hingga tersentrum. Beberapa saat
badannya terguncang-guncang hebat, lalu terpeleset
jatuh. Kepalanya persis menghantam kloset duduk. Madrim
langsung pingsan.

62

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.79

INT.

RUMAH SAKIT / RUANG PERAWATAN (ICU?)

SIANG.

Muncul tulisan : 10 HARI KEMUDIAN.


MADRIM berbaring telentang dengan mata terpejam dalam
kondisi tak sadar. Berbagai pipa atau pun kabel alat
bantu kehidupan bermuara di tubuhnya. Beberapa saat
kemudian kepalanya sedikit bergerak. Disusul mulutnya
yang bergerak-gerak pula, seperti hendak bicara.
MADRIM
(Tak jelas). Dir....Kadir....
Perawat (bernama ERNIS, tertulis di bads di atas saku)
muncul menghampiri Madrim. Lalu mendekatkan muka ke
dekat telinga Madrim dan berbisik.
ERNIS
Pak Madrim.... Denger suara saya, pak?
MADRIM
Mmmm?..... Kadir.....?
CUT TO :
SC.80

EXT.

RUMAH-SAKIT

SIANG.

Sedan Madrim yang disopiri oleh si BODYGUARD berhenti di


pintu utama. KADIR keluar dari mobil dan bergegas masuk
ke dalam rumah-sakit.
CUT TO :
SC.81

INT.

RUMAH-SAKIT

SIANG.

KADIR bergegas berjalan lewat koridor. Mencari-cari


kamar Madrim. Dan berbelok masuk sebuah pintu kamar.
CUT TO :
SC.82

EXT.

RUMAH-SAKIT / KAMAR PERAWATAN

SIANG.

KADIR masuk ke dalam, kaget melihat...


KADIR
SubhanAllah...

63

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

...MADRIM berbaring santai dalam posisi sandaran


ditegakkan (hingga seperti orang duduk), dan sudah
terbebas dari segala macam alat bantu.
KADIR
Lo udah sembuh...?
MADRIM
Emang bener, kata perawat, gue udah
lama di sini?
KADIR
Bener, Drim. Sepuluh hari lo koma.
Dari mulai lo kesetrum, lo pingsan
nggak bangun-bangun.
MADRIM
Kesetrum....?
KADIR
Iye.
Madrim terdiam beberapa saat, merenung, lalu bergumam
seperti ke diri sendiri.
MADRIM
Mudah-mudahan berhasil...
KADIR
Berhasil apanya?
Madrim lalu melihat sekeliling, mencari-cari sesuatu
dan menunjuk ke foto Presiden SBY dan Wapres Yusuf
Kalla yang dipajang di situ.
MADRIM
Ambilin itu, Dir!
KADIR
Apaan?
MADRIM
Itu. Foto presiden. Dulu gue dapet
kekuatan setelah kena petir. Mudahmudahan gue bisa terbebas dari
kekuatan ini setelah kena setrum.

64

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Kadir menyerahkan foto SBY ke Madrim. Madrim menerimanya dalam posisi terbalik, karena tidak berani langsung
memandang foto itu.
Setelah menghela nafas panjang, Madrim membalikkan foto
itu, dan.... sinar terang terpancar dari foto itu.
Madrim segera membalikkannya lagi dan badannya lemas.
MADRIM
Gue masih bisa ngeliat, Dir....
KADIR
Emang lo ngeliat presiden lagi
ngapain?
MADRIM
Lagi.... duduk di istana.
KADIR
Ah. Itu sih nggak usah elo.
Semua orang juga tahu sehari-hari
presiden duduk di istana.
Pembicaraan mereka terhenti oleh munculnya TANTRA,
dikawal bodyguard.
TANTRA
Pak Madrim...!
Tantra menghampiri Madrim dan menggenggam tangan Madrim
erat-erat.
TANTRA
Selamat, pak. Selamat. Kita layak
bersyukur pak Madrim ternyata bisa
pulih seperti sedia kala tanpa kurang
suatu apa.
MADRIM
Sebetulnya saya lebih senang balik
kayak dulu lagi, pak.
TANTRA
Maksudnya jadi miskin seperti dulu?
Jangan, pak. Pak Madrim sendiri pernah
cerita, istri pak Madrim minggat
karena pak Madrim nggak bisa ngasih
nafkah. Apa pengalaman pahit itu harus

65

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

terulang umpama pak Madrim mau nikah


lagi?
Madrim terdiam. Beberapa saat diam menatap Tantra.
Seperti ingin mengetahui isi hatinya yang paling dalam.
TANTRA
Bener kan, pak?
MADRIM
Bapak ini sebenernya siapa sih, pak?
Tantra nampak kaget. Wajah cerahnya sempat sesaat jadi
keruh, tapi lalu cepat pulih, kembali seperti biasa.
Kadir juga kaget, tak menyangka Madrim bertanya begitu.
TANTRA
Kenapa tiba-tiba pak Madrim nanya
begitu?
MADRIM
Aneh aja ada orang ngasih saya gaji
gede, padahal belum ada yang harus
saya kerjain.
Tantra mendekati Madrim dan menepuk-nepuk pundaknya.
TANTRA
Pak Madrim. Orang yang punya keahlian,
apalagi keahlian yang bersifat
istimewa, jumlahnya amat sedikit alias
langka. Di antaranya ialah pak Madrim.
Dalam dunia bisnis, apa pun yg sangat
dibutuhkan tetapi langka, harganya
pasti tinggi. Nah, saya sebagai
bisnismen, tidak akan membiarkan
manusia langka seperti pak Madrim
dimiliki orang lain, karena pak Madrim
adalah aset yang sangat berharga.
Madrim sama-sekali tidak tertarik atas penjelasan
Tantra, lalu begitu saja bertanya dengan nada lugas.
MADRIM
Bapak buron polisi, ya?
Bapak takut ketangkep sama polisi,
terus duluan nangkep saya? Gitu ya,
pak?

66

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Tantra seketika kehilangan senyumnya. Si bodyguard


bersikap siaga.
CUT TO :
SC.83

EXT.

RUMAH-SAKIT / TEMPAT PARKIR

SIANG.

Mobil Tantra parkir, nampak di latar-depan sementara di


latar-belakang kita lihat TANTRA dan bodyguardnya muncul
dari pintu lobby (?), dan berjalan dengan perasaan
gusar menuju mobil.
TANTRA
Mestinya aku nggak usah pelihara itu
orang. Dia ternyata tidak sebodoh yang
aku kira.
BODYGUARD
Jadi gimana, bos? Kita habisin?
TANTRA
Ya. Kita cari waktu yang tepat.
Mereka pun masuk mobil.
CUT TO :
SC.84

INT.

RUMAH-SAKIT / KAMAR PERAWATAN

SIANG.

ERNIS membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Menemui


MADRIM yang saat itu masih bersama KADIR.
MADRIM
Ada apa, mbak?
ERNIS
Mau periksa tensi.
Ernis menghampiri Madrim dan bercakap-cakap sambil
mempersiapkan tensimeter dan melakukan pengukuran.
MADRIM
Kata dokter kapan saya boleh pulang,
nih, mbak?
ERNIS
Kenapa sih nanya gitu? Bosan ya ketemu
terus sama Ernis?

67

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Bukan gitu...
ERNIS
Lamaan aja, deh, di sini. Banyak
temen-temen yang mau konsultasi sama
pak Madrim.
MADRIM
Konsultasi apaan?
ERNIS
Kata temen bapak ini (maksudnya
Kadir), pak Madrim bisa nyari orang
hilang pake fotonya aja.
MADRIM
Ah...
ERNIS
Saya sendiri sebenernya juga mau
konsultasi sama bapak.
KADIR
Kenapa? Punya saudara yang hilang?
ERNIS
(Malu-malu). Bukan saudara.
MADRIM
Siapa?
ERNIS
...Suami.
KADIR/MADRIM
Masya Allah !
ERNIS
(Berubah jadi serius). Bener. Suami
saya sudah seminggu lebih menghilang.
MADRIM
Hilang di mana?
KADIR

68

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Kalau tahu hilangnya di mana namanya


bukan hilang, atuh!
MADRIM
Maksudnya....?
ERNIS
Hilang.....pergi dari rumah nggak
pulang-pulang.
MADRIM
(Asal nyeplos). Punya pacar lagi,
tuuh.
ERNIS
Memang.
MADRIM
(Spontan menutup mulutnya). Yah.!
Salah deh, ngomong.
ERNIS
(Lama2 jadi emosional, mau menangis)
Nggak apa-apa. Nyatanya memang gitu.
Cuma saya pengin tahu pastinya aja,
sebenarnya sekarang suami saya itu ada
di mana... Kalau memang sudah nikah ya
sudahlah, tapi paling nggak saya ingin
mengajak dia bicara. Ingin dengar
kepastian aja dari dia...
MADRIM
Waduh, jadi wanita jangan pasrah gitu
dong, mbak. Kalau saya nih, biar sedih
kayak apa, tapi bisa memaklumi kenapa
istri saya pergi ninggalin saya.
ERNIS
(Memotong). Istri pak Madrim ninggalin
bapak...??
MADRIM
Tapi saya ngertiin, karena saya memang
nggak pernah ngasih dia nafkah.
(Bicara penuh semangat)
Tapi kalau suami ninggalin istri garagara ada cewek lagi, saya sebagai
laki-laki tahu banget, itu pasti
karena lakinya emang celamitan.

69

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

ERNIS
Nggak, ah! Suami saya sebetulnya lakilaki yang baik.
MADRIM
(Bergumam). Yah, salah lagi, deh.
ERNIS
Dia cuma nggak kuat aja denger omongan
keluarganya. Setiap saat selalu
ditanya Kapan punya anak.
(Terhenti sejenak, menangis isak
tangis). Sudah tujuh tahun saya nikah
...belum juga dikaruniai anak....
Madrim dan Kadir terdiam. Sesaat saling berpandangan,
sama-sama merasa tidak enak. Ernis lalu sibuk
menghapusi air-matanya yang membasahi pipi.
Lalu Madrim diam menatapnya....makin lama makin
intensif...
(Point of view Madrim)... dan sekonyong-konyong sinar
terpancar dari sekeliling wajah Ernis.
Madrim kaget dan spontan memejamkan mata karena
silau..... (track-in to BCU)....dan merasa melihat
sesuatu dalam bayangannya.
TRANSISI KHUSUS
SC.85

INT.

RUMAH-SAKIT / TOILET

SIANG.

ERNIS masuk toilet dengan tampang lusuh karena perasaan


mual. Ia buru-buru ke wastafel dan muntah-muntah.
TRANSISI KHUSUS
SC.86

INT.

RUMAH-SAKIT /

KAMAR PERAWATAN

SIANG.

MADRIM membuka matanya. Nafasnya terengah-engah.


Ernis kaget melihat tingkah Madrim dan seketika
melupakan kesedihannya. Ia bangkit menghampiri Madrim.
ERNIS
Kenapa, pak? Pusingnya kerasa lagi?
Madrim membuka matanya lagi. Merasa tegang sendiri.

70

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

ERNIS
Sebentar saya cek tensinya.
MADRIM
Nggak, nggak usah. Saya cuma....
Tiba-tiba aja ngeliat sesuatu.....
KADIR
Ngeliat apaan, Drim?
Madrim tak segera menjawab, dan kembali menatap Ernis,
membuat Ernis merasa tak enak. Tapi kemudian Madrim
tersenyum dan sok bercanda.
MADRIM
Gara-gara denger cerita mbak Ernis,
saya jadi kayak ngeliat mbak Ernis
lagi hamil gede.
ERNIS
Ah! Jangan bikin saya ge-er dong, pak.
MADRIM
Maaf, maaf. Becanda.
ERNIS
Ya udah saya tinggal dulu ya, pak.
MADRIM
Eh, jadi kapan saya boleh pulang?
ERNIS
Lihat hasil lab siang ini, pak.
Ernis meninggalkan kamar. Madrim yang semula senyumsenyum seketika berubah jadi serius lagi. Kadir curiga
dan bertanya.
KADIR
Sebenarnya lo liat apa, Drim?
CUT TO :
SC.87

INT.

RUMAH-SAKIT / KORIDOR

SIANG.

ERNIS berjalan menuju ruang perawat, tapi menjelang


sampai, tiba-tiba dia merasa mual. Ia pun berjalan
terus (atau berbalik) ke toilet. Dan masuk ke dalam.

71

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.88

INT.

RUMAH SAKIT / TOILET

SIANG.

ERNIS masuk ke dalam. Merasa tak tahan dengan rasa mualnya. Ia bergegas ke wastafel dan muntah-muntah di situ.
CUT TO :
SC.89

EXT.

RUMAH SAKIT

SIANG.

Establishing shot sosok rumah-sakit.


(Muncul tulisan :

LIMA HARI KEMUDIAN).

MADRIM bersama KADIR keluar dari lobi, berjalan menuju


sedan yang siap menunggu kedatangan Madrim.
Si BODYGUARD berdiri di samping pintu belakang yang
sudah dibuka.
Sementara itu di dalam sedan lain yang parkir beberapa
meter dari mobil yang akan ditumpangi Madrim, TANTRA
duduk dengan wajah tegang, mengamati Madrim dan Kadir
yang berjalan menuju mobil, di luar sana. Ia lalu
bicara dengan seseorang via headset.
TANTRA
Sapi barusan keluar kandang.
Dalam perjalanan ke kandang baru.
SUARA HT
Kandang baru siap menampung!
Madrim dan Kadir terus mendekat. Saat itu ERNIS setengah
berlari keluar dari lobi mengejar dan memanggil Madrim.
ERNIS
Pak Madrim! Pak Madrim!
Lihat ini, pak!
Ernis memperlihatkan dan menyodorkan sesuatu ke Madrim.
Madrim menerimanya, mengamatinya.
MADRIM
Apaan, nih?
ERNIS
Yang dilihat sama pak Madrim ternyata
bener! Saya hamil!

72

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Madrim terpaku diam menatap Ernis. Lalu mengamati lagi


barang yang tadi diberikan oleh Ernis.
Ialah test-pack yang menunjukkan tanda positif.
Madrim terbengong-bengong.
ERNIS
Berarti pak Madrim makin hebat!
Bukan cuma bisa ngeliat yang sudah
terjadi, tapi bisa juga ngeliat yang
bakalan terjadi!
Dalam mobilnya Tantra antusias mendengar omongan Ernis.
ERNIS
Pak Madrim bisa jadi peramal yang
hebat! Paranormal yang lain-lain
bakalan nggak laku!
Madrim masih saja bengong. Bingung, haruskah ia
bersyukur atau menyesal.
Sementara Tantra buru-buru bicara via headset.
TANTRA
Rencana batal! Rencana batal!
Sedan yang ditumpangi Tantra lalu berjalan dan melaju
mendahului Madrim yang nampak dipeluk Ernis yg excited.
CUT TO :
SC.90

EXT/INT.

APARTEMEN MADRIM / LOBI

SIANG.

Sedan berhenti. Si BODYGUARD (merangkap sopir) lebih


dulu keluar mobil untuk membukakan pintu belakang.
MADRIM pun keluar.
TANTRA yang sepertinya sudah menunggu dari tadi keluar
dari lobby, menyambut kedatangan Madrim.
TANTRA
Pak Madriiiim...
Selamat datang, selamat datang.
Tantra menyalami Madrim dan mengguncang-guncang tangan
Madrim keraskeras, seperti bertemu sahabat akrab yang
sudah lama tak jumpa. Sementara itu Madrim masih belum

73

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

terbebas dari sisa-sisa keterbengongannya atas


kenyataan baru yang baru saja dihadapinya.
TANTRA
Saya ikut gembira mendengar kabar
(kalau) pak Madrim punya kemampuan
baru, yang pasti akan bermanfaat untuk
bisnis kita di masa mendatang!
Selamat, pak! Selamat!
CUT TO :
SC.91

INT.

APARTEMEN MADRIM

SIANG.

Madrim duduk dengan wajah tegang, menatap...


...TANTRA duduk di hadapannya dengan wajah tegang pula.
TANTRA
Coba, pak. Konsentrasi. Lihat wajah
saya baik-baik.
Madrim makin tegang, tapi tak kunjung berucap apa pun.
TANTRA
Pak Madrim...tidak melihat apa-apa?
MADRIM
(Memejamkan mata, berkonsentrasi..)
Saya melihat.....saya melihat pak
Tantra.
TANTRA
Lagi ngapain, pak? Saya lagi ngapain?
MADRIM
Pak Tantra lagi...
Tantra makin tegang, makin penasaran dan tidak sabar
menunggu.
MADRIM
Lagi...lagi bicara sama saya.
TANTRA
Lho...itu kan yang sekarang ini.
Maksud saya, yang kira-kira akan
terjadi di masa yang akan datang.

74

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Madrim membuka matanya. Menatap Tantra lagi... (trackin to BCU). Madrim merasa silau....
MADRIM
Pak Tantra duduk di restoran mewah....
didatangi bapak-bapak....
TANTRA (OS)
Siapa?
TRANSISI KHUSUS
SC.92

INT.

RESTORAN MEWAH (?)

MALAM.

Seorang pria berumur 50-an, berbadan gemuk, bertampang


korup, ialah PAK JAKSA, berjalan mendatangi TANTRA yang
berdiri menyambut dengan senyum lebar.
TANTRA
Apakabar, pak Jaksa.
JAKSA
Baik-baik aja.
TANTRA
Baik buat siapa, pak?
JAKSA
Baik buat semuanya. Terutama buat pak
Tantra. Dalam beberapa hari ini sudah
pasti akan keluar SP3 buat Anda.
KEMBALI KE MASA KINI :
SC.93

INT.

APARTEMEN MADRIM

SIANG.

TANTRA terperangah (baru saja) mendengar penjelasan


dari Madrim tentang adegan yang baru saja dilihatnya.
TANTRA
Es-pe tiga??....Saya akan dibebaskan
dari segala tuntutan???
MADRIM
Kedengarannya sih begitu.

75

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Tantra sesaat diam terkesima. Antara tak percaya dan


sangat berharap. Lalu dia ingat akan sesuatu. Mengambil
ponsel dan men-dial sebuah nomor.
TANTRA
Coba kita tes, pak. Saya mau hubungi
salah-satu staf pak jaksa yang saya
kenal.
Madrim tak memahami maksud Tantra, sementara Tantra
tegang menunggu tersambungnya hubungan telepon. Sampai
terdengar suara di telepon.
STAF JAKSA (OS)
Halo?
TANTRA
Dengan pak Sasmita?
STAF JAKSA (OS)
Saya sendiri.
TANTRA
(Agak takut-takut). Tantra ini, pak.
Tantra berjalan menjauhi Madrim.
TANTRA
Oh ya? Ada urusan apa?
(Excited). Oh, ya???....Kapan?.....
Baik, baik. Terimakasih. Saya tunggu
konfirmasinya.
Madrim bengong melihat Tantra yang selesai menelpon.
Tantra sendiri segera menghampiri Madrim, mencengkeram
kedua bahu Madrim dan mengguncang-guncangnya.
TANTRA
Saya memang buron, pak. Tapi nggak
lama lagi saya akan kembali jadi orang
bebas!
Pak Madrim harus tetap ikut saya.
Semua kebutuhan bapak tetap saya
tanggung. Kalau bapak merasa apartemen
ini kurang nyaman, saya bisa carikan
yang lebih baik. Kalau gaji bulanan
yang bapak terima terasa kurang, saya
akan tambah berapa pun pak Madrim mau.

76

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Madrim cuma bisa berbengong-bengong. Dan Tantra memeluk


Madrim erat-erat.
CUT TO :
SC.94

INT.

RUMAH MEWAH MADRIM / SEBUAH RUANGAN

MALAM.

Televisi ukuran besar menyiarkan saluran berita yang


melaporkan perkem-bangan perdagangan di bursa efek.
Volumenya sengaja disetel kecil, hingga suaranya nyaris
tak terdengar.
Belakangan nampak MADRIM duduk menghadapi sebuah meja
bundar besar, memejamkan mata untuk memusatkan
konsentrasi. Di permukaan meja ini terdapat foto
beberapa presenter/penyiar televisi, salah-satunya
ialah foto penyiar yang kini sedang tampil di televisi.
Dan foto si penyiar ini yang nampaknya sedang menjadi
pusat perhatian Madrim.
TANTRA berdiri tegang menatap Madrim, menanti sabda
yang akan diucapkannya. Di dekatnya ada pesawat telepon
dalam posisi siap pakai. Beberapa saat kemudian...
MADRIM
Buana Persada... tanggal limabelas...
limaribu tigaratus duapuluh.
TANTRA
(Langsung bicara ke telepon)
Borong habis saham Buana persada!
Tanggal 25 bakal naik duapuluh point!
...(Si penerima telepon hendak menginterupsi tapi langsung dipotong lagi)
Udah, udah, udah, nggak usah banyak
teori, nggak usah spekulasi, pokoknya
borong habis!!!
TRANSISI KHUSUS
SC.95

SIARAN TELEVISI / LAPORAN PERDAGANGAN BURSA EFEK :


PENYIAR TELEVISI 2
Tanggal limabelas Agustus perdagangan
di bursa efek mengundang kepanikan di

Misal : efek gambar berputar-putar seperti dalam film Citizen Kane.


2 Yang fotonya sedang diamati oleh Madrim.

77

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

antara para pelaku pasar. Menyusul


kegoncangan di Wallstreet setelah
repatriasi modal para konglomerat Arab
Saudi, hampir semua saham yang
diperdagangkan mengalami kemerosotan
tajam di samping empat saham stagnan.
Hanya dua yang mengalami kenaikan,
yaitu saham PT Semen Bangkalan naik
tipis sebesar tiga point, dan saham
Buana Persada yang secara sangat
signifikan melonjak duapuluh lima
point.
CUT TO :
SC.96

INT.

KANTOR TANTRA

SIANG.

Televisi yang tengah menyiarkan siaran di atas ditonton


oleh TANTRA dan BEBERAPA STAF berdasi. Begitu penyiar
berucap, ...secara sangat signifikan melonjak duapuluh
lima point, semua berseru gembira, bertepuk tangan dan
saling melakukan tos.
CUT TO :
SC.97

MONTAGES

Musik dinamis mengiringi rangkaian adegan pendek


berikut :
-

INT. APARTEMEN MADRIM. Madrim menatap foto penyiar


televisi, memejamkan mata, mengucapkan sesuatu
(angka-angka). Tantra dan para staf (?) sibuk
mencatat, menelpon...

INT. BURSA EFEK JAKARTA. Seseorang menerima telepon,


seolah-olah berkomunikasi dengan Tantra.

(BEJ). Layar-layar monitor menayangkan perubahanperubahan index harga;

(BEJ). Para pialang pada tegang, sibuk, menelpon


sana-sini;

INT. RUMAH MEWAH MADRIM. Telepon berdering, Tantra


mengangkat. (Menerima telepon dari BEJ). Lalu berseru
Yes!!! dan memeluk Madrim.

Layar televisi menayangkan siaran laporan dari bursa


efek;

78

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

INT. BANK. (Stock-shots). Mesin penghitung uang


berputar kencang menghitung ratusan ribu...tumpukan
uang ditaruh di suatu tempat...
CUT TO :

SC.98

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

Tumpukan duit ratusan ribu ada di permukaan meja,


berikut macam-macam nota dan bukti-bukti pembayaran,
bukti tranfer, laporan rekening koran dll. Belakangan
kita lihat MADRIM tertidur dengan kepala ditaruh di
permukaan meja yang sama...(track-in to BCU)...
CUT TO :
SC.99

INT.

MAL PERBELANJAAN

SIANG/MALAM.

(Adegan mimpi). Madrim berjalan berdua LEHA (istrinya),


memasuki sebuah counter barang-barang eksklusif (macam
Etienne Aigner).
Leha memilih-milih tas, sepatu, dll. dan langsung
diserahkannya ke waiter. Madrim ke kasir, mengambil
berlembar-lembar uang ratusan ribu dari dompet dan
membayarkannya ke kasir.
CUT TO :
Madrim dan Leha berjalan di koridor mal membawa tas-tas
belanjaan. Wajah mereka begitu cerah, tertawa-tawa.
CUT TO :
SC.100

INT.

APARTEMEN / KAMAR

MALAM.

Macam-macam kelengkapan make-up wanita bermerek ditata


berjajar di meja rias. Ada pula dompet dan tas bermerek
tergeletak di situ. Belakangan kita lihat LEHA,
mengenakan baju tidur, sedang membersihkan muka.
Madrim muncul dan memeluk Leha dari belakang. Leha
menolak manja dan malah lari meninggalkan Madrim,
meloncat ke ranjang. Memeluk guling dan menghadapkan
muka ke tembok. (MASIH ADEGAN MIMPI).
Madrim tersenyum senang, ikutan naik ke ranjang dan
lagi-lagi memeluk istrinya dari belakang dan membelaibelai rambutnya. Tapi Leha bergeming. Madrim penasaran
dan menggoyang-goyang lengan Leha.

79

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Ayo, dong....
Leha tak kunjung bergerak. Madrim mulai merasa
dipermainkan.
MADRIM
Leha. Jangan gitu, dong...
Tapi Leha sama-sekali diam. Madrim menggelitik-gelitik
pinggang Leha. Menepuk-nepuk pantatnya. Tetap tak
bergerak. Madrim kesal dan dengan agak kasar membalik/
menggulingkan tubuh Leha, hingga mukanya ikut terguling
menghadap atas. Ternyata muka Leha begitu pucat seperti
mayat dan dari mulut dan hidungnya keluar darah!!!
CUT TO :
SC.101

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM terjaga dari mimpi-buruknya! Bangkit duduk


dengan nafas terengah. Lalu mengambil sesuatu dari
laci, ialah foto Leha (yang dulu diambil dari rumah
kontrakan). Madrim mengamati foto itu secara saksama.
Sampai membelalak.
Tapi foto itu tak kunjung bersinar.
Madrim memejamkan mata. Berkonsentrasi. Membuka mata
lagi. Memelototi lagi foto itu.
Foto Leha tetap bergeming.
Madrim melempar foto itu ke permukaan tempat tidur
karena kesal. Lalu sejenak memandang tumpukan duit yang
ada di dekatnya. Menghela nafas.
CUT TO :

80

www.skenario.net

SC.102

EXT/INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

(Eksterior = establishing shot sosok apartemen, malam).


MADRIM berdiri di teras luar, memandang ke kejauhan.
Merasa kesepian. Beberapa saat kemudian terdengar suara
Tantra menyapanya.
TANTRA (OS)
Selamat malam, pak Madrim.
Madrim kaget dan menoleh. TANTRA muncul dari dalam,
heran melihat Madrim yang lesu.
Madrim tiba-tiba terpaku menatap Tantra.
POV Madrim : (CU) Tantra bersinar....
TRANSISI KHUSUS :
SC.103

INT.

RUMAH TAHANAN

SIANG. (Flashes)

Kilasan-kilasan shot menggambarkan langkah-langkah


orang kejaksaan menggelandang seorang tersangka....
Dan belakangan kita lihat si tersangka yang diapit
kiri-kanan para pertugas ini adalah TANTRA!
Tantra dimasukkan ke ruang-tahanan. Pintu ditutup.
Digembok. Krak!!!
KEMBALI KE MASA KINI :
SC.104

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM terperangah menatap Tantra.


TANTRA
Kenapa, pak...??
MADRIM
Nggak.... nggak apa-apa.
TANTRA
Pak Madrim ngeliat sesuatu ya?
MADRIM
Ya... saya cuma ngeliat pak Tantra...
masuk hotel mewah. Udah biasa kan,
pak?

81

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

TANTRA
(Tertawa). Mestinya pak Madrim yang
pergi ke hotel mewah.
MADRIM
Ah. Buat apa...
TANTRA
Habis saya lihat pak Madrim kelihatan
lesu sekali.
MADRIM
Kecapekan, kali.
TANTRA
Tapi senang kan, tinggal di sini?
MADRIM
Seneng, sih. Cuma... sepi aja.
TANTRA
Aaaa...jadi pak Madrim merasa lesu
karena kesepian?
MADRIM
Namanya juga sendirian.
TANTRA
Gampang, gampang. Bisa saya carikan
teman buat pak Madrim.
Pak Madrim suka yang seperti apa?
Madrim bengong, tak siap menjawab.
CUT TO :
SC.105

EXT.

JALAN MENUJU APARTEMEN

MALAM.

Sebuah taksi Silver Bird (atau sejenis) meluncur di


jalan menuju apartemen.
Point of view penumpang di dalam taksi : Nampak jalanan
yang sepi. SOPIR menoleh ke belakang, bertanya ke
penumpang di belakang.
SOPIR
Ke mana kita?

82

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PENUMPANG/WANITA (OS)
Apartemen Kedoya.
CUT TO :
SC.106

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM duduk di atas sajadah, mengangkat tangan, berdoa.


MADRIM (V.O)
Ya, Allah... Aku bisa menolong orangorang lain buat menemukan yang mereka
cari.... Tapi kenapa aku nggak bisa
menolong diriku sendiri buat menemukan
istriku?..... Pertemukanlah aku dengan
istriku, ya Allah. Pertemukanlah aku
sama Leha. Buat apa aku mendapatkan
semua ini kalau yang selama ini aku
cari malah nggak ketemu-ketemu....
CUT TO :
SC.107

EXT.

APARTEMEN / LOBBY

MALAM.

Taksi Silver Bird meluncur dan berhenti di depan pintu


lobby. Sopir keluar untuk membukakan pintu belakang.
Kaki mulus seorang wanita, bersepatu hak tinggi, keluar
dari taksi.
(Nampak dari belakang). Wanita yang berpakaian anggun
sekaligus seksi ini berjalan meninggalkan taksi,
memasuki lobby.
CUT TO :
SC.108

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM masih duduk bersila di atas sajadah. Mulutnya


berkomat-kamit.
MADRIM (V.O)
Jauhkanlah istriku dari penderitaan
lahir dan batin, ya Allah.
Berilah kesadaran padanya untuk
kembali pada suaminya...padaku... agar
kami bisa bisa kembali bersama-sama
membina rumah-tangga saqinah seperti
yang Kau kehendaki.

83

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.109

INT.

KORIDOR APARTEMEN

MALAM.

Sepasang kaki wanita yang tadi berjalan meninggalkan


pintu lift, berjalan di atas permukaan lantai koridor
(menuju kamar).
CUT TO :
SC.110

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM selesai berdoa. Mengusap muka dengan kedua


telapak tangan. Dan segera setelah itu terdengar suara
bel pintu. Madrim bangkit berdiri dan ber jalan ke
pintu. Mengintip keluar. (Atau ada layar monitor?).
Nampak seorang wanita berdiri dalam posisi cenderung
memunggungi pintu, tengah mendandani dandanan wajahnya.
Madrim seketika berdebar. Siapa gerangan perempuan
itu? pikirnya. Inikah yang dimaksud pak Tantra
sebagai teman buat pak Madrim?.
Maka hati-hati dibukanya pintu.
MADRIM
Mau nyari siapa, neng?
Wanita ini menoleh ke Madrim. Ternyata dia adalah LEHA,
istri Madrim!
Senyum menjualnya seketika lenyap begitu ia melihat
Madrim dan berubah jadi kepanikan. Ia sempat tak
percaya bahwa pria di hadapannya ini benar-benar
Madrim suaminya.
Dan Madrim kaget setengah mati melihat sosok Leha di
hadapannya.
MADRIM
Leha???
Begitu Madrim menyebut namanya dan yakin bahwa pria ini
benar-benar Madrim, Leha segera lari meninggalkan
Madrim. Madrim mengejar.
MADRIM
Leha!!!

84

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Leha berbelok menuju pintu lift tepat pada saat pintu


lift sedang menutup. Ia memencet tombol tapi pintu tak
segera membuka. Madrim keburu tiba di tempat ini. Leha
panik dan lari ke pintu darurat. Membukanya dan masuk
ke tangga darurat. Madrim mengejarnya.
CUT TO :
SC.111

INT.

TANGGA DARURAT APARTEMEN

MALAM.

LEHA lari menuruni tangga. Tapi persis di bawahnya ada


beberapa orang mengangkat sebuah sofa (atau lemari).
Leha berbalik, lari ke atas.
Leha berusaha membuka pintu darurat lantai atasnya
lagi, tapi gagal (karena dikunci). Saat itu MADRIM
sudah muncul, melihat ke bawah, ke atas, dan mengejar
Leha. Urung membuka pintu darurat, Leha lari ke tas.
Madrim terus mengejar.
Leha kerepotan dengan sepatu hak-tingginya. Melepasnya
dan melempar ke bawah. Mengenai kepala Madrim. Thueng!
Leha terus lari ke atas. Kejar-kejaran berlanjut.
CUT TO :
SC.112

EXT.

TOP ROOF APARTEMEN

MALAM.

LEHA muncul di lantai teratas. Bingung mau ngapain.


Bergerak ke tepian, melihat ke bawah. Ngeri.
MADRIM menyusul muncul.
MADRIM
Leha!
Leha berpaling dan memutar badan, menghadap Madrim.
LEHA
Jangan deket-deket!
MADRIM
Ini aku, Leha! Madrim. Suamimu.
Kenapa kamu lari...??
Leha menggeleng-geleng, sulit menjawab. Menahan tangis.

85

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Leha... selama ini aku berkelana ke
mana-mana sampai jadinya begini ini
kamu pikir buat apa? Buat nyari kamu.
Tiap hari aku berdoa sama Allah,
kamu pikir apa yang selalu aku minta?
Supaya bisa ketemu lagi sama kamu.
Nah sekarang kita sudah ketemu,
kenapa kamu malah lari?
Kenapa malah nyuruh aku pergi?
LEHA
(Mulai menangis). Aku....bukan istrimu
lagi...
MADRIM
Kita kan belum cerai, Ha. Kita kan
masih suami istri.
LEHA
Bukan itu...
Leha menggeleng-geleng, menangis.... Madrim hati-hati
(makin) mendekati Leha.
LEHA
Jangan deket-deket!
MADRIM
Kenapa? Aku kangen sama kamu, Ha.
Aku masih cinta sama kamu. Nggak
peduli sekarang kamu jadi apa.
Leha makin sulit membendung tangisnya.
MADRIM
Aku minta maaf selama ini ngecewain
kamu. Nggak pernah bisa bikin kamu
bahagia......Tapi sekarang keadaan
sudah berubah. Kita bisa tinggal di
rumah yang lebih pantes, Leha.
Leha menggeleng-geleng sambil terus sesenggukan.
MADRIM
Kamu kecewa selama ini aku bohongin?
Leha masih saja menggeleng-geleng....

86

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Terus apa? Apa kamu nggak bisa maafin
aku karena kebohongan itu?
Leha makin sesunggukan.
MADRIM
Ngomong, Leha. Ngomong. Bilang aku
harus gimana. Harus ngapain.
Supaya kamu bisa balik lagi. Supaya
kita bisa ngumpul lagi kayak dulu.
LEHA
Nggak bisa, mas.... Nggak bisa lagi.
MADRIM
Kenapa? Aku janji nggak akan
mengungkit-ungkit apa aja yang kamu
lakukan selama ini. Aku janji akan
menerima kamu apa adanya.
LEHA
Aku capek, mas.... Capek.
MADRIM
Capek kenapa??
Leha cuma menjawab dengan tangisan. Madrim mulai tak
sabar. Ia sebentar mondar-mandir, lalu bicara dengan
nada tegas ke Leha.
MADRIM
Gini aja, deh. Sekarang aku kasih
pilihan : kita lupain yang kemarinkemarin, trus kita hidup berdua kayak
dulu lagi, atau kamu pilih terus hidup
seperti sekarang, yang aku yakin nggak
bikin kamu bahagia. Kalau kamu pilih
yang pertama, ikut aku sekarang. Kalau
pilih yang kedua, mending kamu loncat
aja bunuh diri.
Madrim berbalik meninggalkan Leha. Lenyap di balik
pintu menuju tangga darurat.
CUT TO :
SC.113

INT.

TANGGA DARURAT APARTEMEN

MALAM.

87

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM menuruni tangga. Tapi lalu terhenti. Menoleh ke


atas. Berharap Leha muncul mengejarnya.
MADRIM
(Bergumam). Kok nggak ngejar...?
(Cemas sendiri). Jangan-jangan....
Madrim balik ke atas.
CUT TO :
SC.114

EXT.

TOP ROOF APARTEMEN

MALAM.

MADRIM muncul dan melihat ke arah posisi Lela.


Tapi tak ada siapa-siapa di sana.
Madrim curiga. Berdebar.
MADRIM
Leha...?
Samar-samar terdengar suara sirene. Madrim makin curiga
lalu lari ke pinggir lantai (slow motion?).
MADRIM
Lehaaaa....!!!!
Madrim sampai di pinggiran dan melihat ke bawah. Mata
membelalak.
MADRIM
Ya, Allah...!
CUT TO :
SC.115

EXT.

HALAMAN PARKIR APARTEMEN

MALAM.

Wajah LEHA membeku. Matanya membuka tapi tatapannya


kosong. Tangan seseorang menutup matanya hingga
terpejam, dan menutupkan kain putih ke wajah leha.
Beberapa petugas mengangkat kereta dorong, memasukkan
jenasah Leha ke dalam ambulans yang sudah standby.
Banyak orang berkerumun. Ambulans meninggalkan halaman
parkir dengan sirene meraung-raung.
MADRIM lari keluar dari gerbang apartemen. Mengejar
ambulans...
MADRIM

88

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Lehaaaa.....!!!
Tapi ambulans sudah meluncur jauh.
Madrim terjatuh. Pingsan.
FADE OUT.
SC.116

EXT.

TEMPAT PEMAKAMAN UMUM

SENJA.

Berawal dari sebuah tanah berhias taburan bunga,


berikut nama Nur Leha binti Suhaimi.
Madrim jongkok di depan makam baru ini. Membisu. Di
belakangnya berdiri Kadir, dan di belakangnya lagi
nampak sosok si bodyguard berdiri bersandar kap mesin
sedan yang parkir di situ.
Kadir merasa sangat prihatin, lalu mendekati Madrim,
menepuk pundaknya.
KADIR
Drim. Udah, Drim.
Pulang, yuk. Bentar lagi magrib.
Madrim bergeming. Tak beranjak dari tempatnya.
KADIR
Ikhlasin aja, Drim. Kalau nggak, sama
juga lo nyiksa bini lo di alam kubur.
Madrim meledakkan tangis. Kadir merangkulnya.
(Longshot). Tangis Madrim terdengar makin menyayat,
meski samar-samar. Dan kemudian berbaur dengan suara
adzan magrib.
MUAZIN (OS)
Allahu Akbar, Alloooohu akbar!
DISSOLVE TO

89

www.skenario.net

SC.117

EXT/INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

(Ext). Sosok apartemen malam hari....


(Int). MADRIM membuka lemari besi yang berisi tumpukan
uang, mengambili uang itu dan melempar-lemparnya ke
tempat tidur. KADIR (yang belakangan kita lihat ada di
kamar ini pula) tercengang.
KADIR
Ngapain lo, Drim? Lo udah gila?
MADRIM
Ambil, Dir. Semuanya aja sekalian.
Gue nggak butuh. Banyak duit nggak
bikin gue bahagia.
KADIR
Karena lo bodo! Nggak tahu gimana
caranya make uang yang bener. Kalo lo
pinter lo bisa bikin usaha. Ngediriin
sekolah murah, kek, ngebangun pabrik,
kek. Biar anak-anak miskin bisa pada
sekolah. Biar orang-orang nganggur
bisa pada kerja.
MADRIM
Kalo gitu lo aja yang bikin. Pake tuh
duit. Yang masih di bank mau gue ambil
juga. Gue kasihin elo semuanya.
Terserah lo mau bikin usaha apa.
KADIR
Ngaco, lo.
MADRIM
Gue serius. Gue nyadar gue nggak
pinter kayak elo, jadi mendingan gue
balik jadi orang biasa-biasa aja.
Kadir bengong memandang Madrim. Madrim lalu masuk
kamar-mandi.
CUT TO :

90

www.skenario.net

SC.118

INT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

APARTEMEN / KAMAR MANDI

MALAM.

MADRIM masuk kamar mandi. Ke wastafel, membasuh muka


dengan air dari keran, dan kemudian beberapa saat
mengamati wajahnya sendiri di cermin secara saksama.
Merenungi nasibnya yang bahagia. Sampai suatu ketika
ia dikagetkan oleh munculnya sinar memancar di sekitar
wajahnya di cermin. Madrim silau dan spontan memejamkan
mata...
TRANSISI KHUSUS
SC.119

EXT.

JALANAN SEPI

MALAM.

MADRIM berjalan sendirian, berbaju sederhana, bersandal,


seperti orang yang mati angin, bingung mau ke mana.
Sampai di sebuah tempat yang gelap. Muncul dua PENODONG
muncul dari ujung sebuah gang. Salah-satu menarik
lengan Madrim sekaligus mengalungkan celurit ke leher
Madrim, memaksanya masuk ke gang yang gelap dan sempit.
Sampai di tempat itu penodong satunya menempelkan
belati ke perut Madrim.
PENODONG
Mana dompet kamu?
MADRIM
Buat apa?
PENODONG
Serahkan semua duit kamu! Sama ATM!
MADRIM
(Ambil dompet dan serahkan ke si
penodong) Cuma delapan ribu perak.
Ambil gih. Tapi KTPnya tolong balikin.
Si penodong membongkar isi dompet Madrim, dan ternyata
isinya memang cuma beberapa lembar ribuan dan KTP. Si
penodong kecewa berat. Lalu menekankan ujung belatinya
lebih kuat ke perut Madrim.
PENODONG
Kamu simpan di mana duit kamu yang
lain?? Mana ATM-nya???

91

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

MADRIM
Kan sudah saya bilang. Duit saya cuma
segitu. Nggak ada yang lain.
PENODONG
Alaaaa, tampang kayak kamu nggak
mungkin nggak punya duit. Giliran
ditodong aja pura-pura miskin!
MADRIM
Uang saya sudah saya kasihin ke orang
lain. Saya sekarang sudah nggak punya
apa-apa lagi.
PENODONG
Jangan main-main!!!
MADRIM
Saya berani sumpah, saya sudah nggak
punya apa2 lagi. Kalau nggak percaya
ayo datang ke rumah kontrakan saya.
Para penjahat pada diam. Sesaat saling pandang.
PENODONG
Gimana? Kita lepas saja?
PENODONG (2)
Jangan. Dia udah ngenalin tampang
kita.
PENODONG
Jadi?
Keduanya terdiam, sesaat saling berpandangan, lalu
sama-sama menatap Madrim. Madrim merasa tak enak. Dan
tiba-tiba saja si penodong menghu-jamkan belati-nya ke
perut Madrim. Berkali-kali.
MADRIM
Aaaaaakh!!!
TRANSISI KHUSUS
SC.120

INT.

APARTEMEN MADRIM / KAMAR-MANDI

MALAM.

MADRIM terjaga dari khayalan-nya. Panik. Nafasnya


terengah. Ketakutan. Lalu bergegas keluar.

92

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

CUT TO :
SC.121

INT.

APARTEMEN MADRIM

MALAM.

MADRIM keluar kamar-mandi, ketakutan


MADRIM
(Bergegas ke pintu). Gue bakalan mati
konyol, Dir! Batalan mati konyol! .
KADIR
Mau ke mana lo?
MADRIM
Lo urus tuh duit. Gue mau pergi jauh.
KADIR
Ke mana??
Madrim tak peduli dan lari keluar kamar. Kadir mengejar
tapi terhempas oleh daun pintu yang ditutup kuat-kuat
oleh Madrim hingga jatuh ke lantai.
CUT TO :
SC.122

INT.

APARTEMEN / KORIDOR

MALAM.

MADRIM lari menuju lift. Memencet-mencet tombol. Tak


kunjung terbuka. Lari lagi ke pintu darurat. Membukanya
dan masuk ke ruang tangga darurat. Pintu menutup lagi.
CUT TO :
SC.123

INT.

APARTEMEN / KAMAR

MALAM.

KADIR berdiri menatap tumpukan uang di hadapannya.


Menghela nafas dalam-dalam. Memejamkan mata. Bergumam.
KADIR
Astaghfirullahaladziiim......
CUT TO :

93

www.skenario.net

SC.124

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

APARTEMEN

MALAM.

MADRIM lari meninggalkan apartemen. Sebuah taksi yang


baru saja menurunkan penumpang dan berjalan lagi
dipanggilnya.
MADRIM
Taksi!!!
Taksi berhenti lagi. Madrim langsung meloncat masuk.
(INT. TAKSI).
MADRIM
Buruan jalan!
SOPIR TAKSI
Ke mana, pak?
MADRIM
Ke dusun Cigundul, Banten Selatan!
SOPIR TAKSI
Buset! Kenapa nggak ke Lampung aja
sekalian?
Madrim mengambil seikat ratusan ribu dan dilemparkannya
ke jok samping pengemudi. Si sopir melotot.
MADRIM
Jalan!
(EXT). Taksi langsung melesat meninggalkan apartemen.
Menjauh..... Lenyap di kegelapan.
CUT / DISSOLVE TO :
SC.125

EXT.

PADANG ILALANG

PAGI SEKALI.

Padang ilalang membentang luas.....


MADRIM berjalan mondar-mandir sambil berteriak-teriak.
MADRIM
Petiiiir!!!! Geledeeeek!!! Mana lo!!
Dateng dong, lo..... Samber gueeee!!!
CUT / DISSOLVE TO :

94

www.skenario.net

SC.126

EXT.

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

PADANG ILALANG

SIANG.

Matahari bersinar terang....


(Top angle shot). Madrim masih saja berteriak-teriak
memanggil-manggil geledek.
Sampai ia kemudian terduduk dan terbatuk-batuk.
DISSOLVE TO :
SC.127

EXT.

PADANG ILALANG

MALAM.

MADRIM duduk memeluk lutut, memandang langit.


Terlihat bulan di langit hitam/biru gelap.
MADRIM
Cerah amat, ya? Nggak ada mendung
sedikit juga.... Ya, ampun....
DISSOLVE TO :
SC.128

EXT.

PADANG ILALANG

PAGI.

Madrim tidur. Lalu terbangun karena hangatnya sinar


pagi. Kaget dan terduduk. Mengusap-usap tangannya.
MADRIM
Kebakar dikit juga enggak. Yang ada
gatel digigit nyamuk...
Ia lalu menoleh ke arah matahari. Menatap matahari.
Matahari bersinar terang.....
WASH OUT / FADE IN :
SC.129

EXT.

PADANG ILALANG

SIANG.

Beberapa saat layar putih terang.....lalu berangsur


muncul sosok MADRIM yang kondisi kondisi fisiknya
sudah menurun. Kulitnya terbakar matahari. Bibirnya
kering pecah-pecah. Matanya antara memejam dan terbuka.
MADRIM
(Mengigau). Geledeeek.... Geledeek....
Samber gue doooong.
Gue dapet kekuatan dari elo....
sekarang gue pengin lo ambil lagi
kekuatan yang udah lo kasih....

95

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Gambar berangsur terfokus ke wajah Madrim (track-in to


BCU).... Mata Madrim perlahan membuka. Lebar...
Madrim (CU) bangkit duduk, terperangah melihat...
....sosok-sosok penjahat3 (yang pernah muncul dalam
pikirannya) berdatangan dengan belati terhunus, berlari
(slow-motion) mendekati Madrim.
Madrim memaksakan diri bangkit berdiri dan berlari.
MADRIM
Geledeeeek!!! Tolongin gueeeee!!!
Madrim berlari, sampai kehabisan tenaga dan jatuh
pingsan...
FADE OUT / IN.
SC.130

INT.

RUMAH KADES

SIANG.

POV Madrim : Dari layar gelap berangsur nampak samar


sosok orang-orang yang sedang berdzikir. Lama-lama
nampak jelas (focus) pak KADES dan KADIR ada di antara
mereka. Kadir secara tak sengaja memandang ke arah
Madrim (ke arah kamera) dan kaget.
KADIR
Madrim siuman!
Orang-orang berhenti berdzikir. Semua memandang Madrim.
MADRIM yang dibaringkan di tengah ruangan (seperti
orang yang mau meninggal), membuka matanya dan perlahan
bangkit duduk.
MADRIM
Pak Kades..... Kadir... Kenapa lo bisa
ada di sini?
KADIR
Gue tahulah kira-kira lo pergi ke
mana.
MADRIM
Tapi gue masih hidup kan?
KADIR
3

Mungkin beberapa orang berwajah sama (seperti di Matrix).

96

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Masih. Cuma hobi banget sih lo pingsan


lama-lama. Udah hampir sebulan lo
nggak sadar.
MADRIM
Hampir sebulan...?
PAK KADES
Iya. Duapuluh lima hari di rumahsakit. Diinfus, dikasih obat macemmacem, tapinya nggak sadar-sadar juga.
Sampai semua dokter angkat tangan. Ya
udah. Saya minta dipulangkan saja ke
rumah saya.
MADRIM
Jadi....bapak-bapak sekalian lagi
ngedoain supaya saya cepet mati ya?
KADIR
Bukan. Kita semua berdoa, semoga Allah
memberikan yang terbaik buat lo, Drim.
Kalau memang udah saatnya lo dipanggil
sama Yang Di Atas, kita semua berdoa
agar dipermudah jalannya. Kalau belum
ya percepatlah kesembuhannya.
Madrim merasa sangat terharu dan menangis.
MADRIM
Saya iri sama Bapak-bapak sekalian.
PAK KADES
Iri kenapa, pak Madrim?
MADRIM
Masih pada berani berdoa.
PAK KADES
Memang pak Madrim takut berdoa?

MADRIM
Saya nggak tak tahu lagi kepada siapa
saya harus berdoa... kepada siapa saya
harus memohon.... kepada siapa harus
bersyukur... kepada siapa harus

97

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

mengadu....Sebab jangan-jangan Allah


dan setan sudah sama-sama marah sama
saya karena terlalu sering saya ancam.
KADIR
(Memeluk Madrim erat-erat)
Jangan gitu, Drim. Kalo lo emang
berniat berdoa dan tawakal, nggak ada
yang perlu lo takutin.
Madrim menangis sesunggukan. Kadir memeluknya erat.
FADE OUT-IN / LONG DISSOLVE TO :
SC.131

EXT/INT.

LINGKUNGAN PASAR INDUK / WARUNG BARU - SIANG.

Pemandangan sehari-hari pasar induk (tempat dulu Madrim


bekerja), termasuk kuli-kuli yang mengejar truk pembawa
barang yang memasuki lingkungan pasar.
(MUNCUL TULISAN : TIGA BULAN KEMUDIAN)
Lalu kita lihat sebuah warung nasi baru (lebih besar
dan lebih bagus dibanding kepunyaan si rentenir). KADIR
berdiri duduk di meja kasir, bicara dengan dua-tiga
PEMUDA MASJID, membahas isi buku/lembaran laporan
keuangan yang ada di meja.
PEMUDA MASJID
Ini pengeluaran bulan, lalu. Terus ini
pengajuan anggaran buat bulan depan.
KADIR
Kata pemborongnya masih berapa lama
lagi bisa serah-terima sama kita?
PEMUDA MASJID
Sebulanan lagi, katanya. Tapi kalau
mau lantai bawah udah bisa dipakai.
Bangku-bangku sama kursi udah dipesen.
Udah banyak calon murid ngedaftar.
Guru-guru juga udah siap ngajar.
Sementara pembicaraan terus berlangsung kamera beralih
ke pintu yang menghubungkan ruang dalam. MADRIM keluar
dari situ membawa baskom besar berisi sayur. Seorang
PEMBANTU LELAKI buru-buru menghampiri Madrim bermaksud
mengambil alih bawaan Madrim.
PEMBANTU LELAKI

98

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Biar saya, bang. Masa bos bawa-bawa


beginian.
MADRIM
Maklum. Mantan kuli. Kalo sehari aja
nggak ngangkat barang badan jadi
pegel. (Sambil kemudian menaruh baskom
tsb di tempatnya).
Segera setelah itu IBU MADRIM keluar dari dapur membawa
panci cukup besar berisi sayur, (hendak) menaruhnya di
tempat yang pajangan. Madrim kaget dan buru-buru
berusaha mengambil alih panci itu dari tangan ibunya.
MADRIM
Eh, mak-mak-mak! Jangan, mak!
IBU MADRIM
(Tak mau serahkan panci ke Madrim)
Memang kenapa?
MADRIM
Aku kan sudah bilang, mak di sini
nggak usah kerja. Santai aja. Senengseneng aja.
IBU MADRIM
Kalau nggak boleh kerja mendingan aku
pulang kampung. (Menggerutu). Orang
hidup kok nggak boleh kerja.
Ibu Madrim menaruh panci dan masuk lagi ke dapur.
Madrim cuma bisa menghela nafas, mengikuti si ibu
dengan pandangan matanya. Setelah kembali berpaling ke
depan, pandangannya lalu nyangkut ke arah luar warung.
Dan antusias memandang ke arah....
(Ext). ....NARYATI yang berjalan membawa tas (berisi
pakaian) dengan dandanan dan gaya khas pemudik lebaran.
MADRIM
Heh, Naryati! Mau ke mana?
Naryati menghentikan langkahnya.
NARYATI
Pulang kampung, bang.
MADRIM
Ngapain mudik? Lebaran masih jauh.

99

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

NARYATI
Belum dapet kerjaan lagi. Warung uak
Karta kan tutup. Bangkrut, bang.
MADRIM
Hah? Segitu banyak duit bisa bangkrut?
NARYATI
Tauk, tuh. Ayuk bang.
Naryati berjalan lagi, tapi tertahan lagi karena Madrim
bicara lagi sambil berjalan mendekati Naryati.
MADRIM
Heh! Lo kerja sini aja!
NARYATI
Ah...
MADRIM
Eh, bener. Gue belon punya pembantu
perempuan nih.
NARYATI
Kalo boleh sih makasih banget.
MADRIM
Gue yang makasih kalo lo mau.
Kamera perlahan menjauh (crane-up) sementara Madrim
mengambil alih barang bawaan Naryati. Suara mereka
terdengar makin lirih, berbarengan dengan musik
pengiring rolling title yang mulai terdengar dan makin
mengeras.
MADRIM
Udah, langsung aja kerja.
NARYATI
Nggak pakai ngelamar nih?
MADRIM
Kalau lo ngelamar kerjaan gue nggak
mau terima. Tapi kalau ngelamar yang
punya warung, langsung gue terima.
NARYATI

100

www.skenario.net

DOA YANG MENGANCAM (draft-5)

Enak aja. Nggak pantes atuh perempuan


ngelamar laki.
MADRIM
Jadi gue yang harus ngelamar lo?
NARYATI
Ngomong apaan, sih?
MADRIM
Mau nggak?
NARYATI
Orang mau kerja kenapa jadi ngomongin
yang lain ya.
MADRIM
Jadi nggak nolak nih.
NARYATI
Tauk ah, gelap.
MADRIM
Pakai lampu dong, biar nggak gelap...
....sampai kemudian terlihat pemandangan pasar induk
dengan kesibukan dan kesemrawutannya.....
(Melatar-belakangi munculnya ROLLING TITLE).

Jakarta, 3 Mei 2006 (skenario draft-1)


Jakarta, 11 Januari 2007 (skenario draft-2)
Jakarta, 1 Maret 2008 (skenario draft-3)
Jakarta, 6 Maret 2008 (skenario draft-4)
Jakarta, 9 Maret 2008 (skenario draft-5/6)
JUJUR PRANANTO
penulis skenario

101

Anda mungkin juga menyukai