NEURALGIA TRIGEMINAL
Disusun Oleh:
Sri Ratu Noveni
120100288
Pembimbing:
dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu) , Sp.S
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan
judul Neuralgia Trigeminal.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing, dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S, yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
paper selanjutnya. Semoga paper ini bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1
Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
1.3
Manfaat..................................................................................... 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Neuralgia trigeminal, yang dikenal juga sebagai tic douloureux, adalah
sindrom nyeri pada wajah khusus yang dapat terjadi secara berulang dan kronik.
Nyeri yang terjadi dikarakteristikkan sebagai nyeri yang terjadi secara unilateral
berdasarkan distribusi sensorik dari nervus kranialis V (secara tipikal merambat ke
area maksila atau mandibula pada 35% pasien) dan sering diikuti oleh spasme
wajah singkat atau tic.1
Neuralgia trigeminal adalah penyakit yang jarang.2 Namun demikian,
dilaporkan terdapat 150.000 orang terdiagnosis dengan neuralgia trigeminal setiap
tahunnya.3 Prevalensi lebih kurang 155 per 100.000 penduduk dan insidensi 40
per 1.000.000.4 Penyakit ini dapat muncul pertama pada semua tingkatan usia,
tetapi onset penyakit ini terjadi setelah usia 40 tahun pada lebih dari 90% kasus,
dan puncak usia dari onset adalah di antara usia 50 dan 60 tahun. 2 National
Institute of Neurological Disorders and Stroke mencatat bahwa neuralgia
trigeminal lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Selain itu, ada bukti
yang menyatakan bahwa kelainan ini menurun, mungkin sebagai akibat dari
pembentukan pembuluh darah yang diwariskan.3
Untuk Indonesia, angka prevalensi maupun insidensi belum pernah
dilaporkan . Bila insidensi dianggap sama dengan negara lain maka terdapat
8000 penderita baru per tahun. Akan tetapi mengingat harapan hidup orang
Indonesia makin tinggi maka diperkirakan prevalensi penderita neuralgia
trigeminal akan meningkat.4
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menguraikan teori-teori
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis
maupun pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih memahami tentang berbagai
penyakit neurologi yang umum terjadi, dan mampu melaksanakan diagnosis dan
pengobatan yang tepat terhadap penyakit tersebut sesuai dengan standar
kompetensi dokter Indonesia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Neuralgia trigeminal adalah nyeri yang terjadi secara unilateral yang
dicirikan sebagai nyeri yang singkat, seperti tersengat listrik, dengan onset yang
mendadak, dan terbatas pada distribusi satu atau lebih dari percabangan nervus
trigeminal.2
2.2.
Etiologi
Penyebab pasti dari neuralgia trigeminal belum sepenuhnya diketahui.
Anatomi
Nervus trigeminus adalah saraf campuran. Saraf ini memiliki serabut
sensorik untuk wajah dan serabut motorik untuk otot-otot pengunyah (mastikasi).
Ganglion trigeminale (gasserian) bersifat seperti ganglia radiks dorsalis medula
spinalis untuk persarafan sensorik wajah. Ganglion ini terletak di basis kranii di
atas apeks os. petrosus, tepat di lateral bagian posterolateral sinus kavernosus.
Ganglion ini membentuk tiga buah cabang nervus trigeminus ke area wajah yang
berbeda, yaitu nervus oftalmikus (V1), yang keluar dari tengkorak melalui fisura
orbitalis superior, nervus maksilaris (V2), yang keluar melalui foramen rotundum;
dan nevus mandibularis (V3), yang keluar melalui foramen ovale.6
2.4.
1.
2.
kembali.
Disamping nyeri terdapat juga anethesia/hipestesia atau kelumpuhan
saraf kranial, berupa gangguan autonom (Horners syndrome).
2.5.
Patofisiologi
Penyebab sesungguhnya dari neuralgia trigeminal belum diketahui.
Hipotesis yang umum adalah iritas kronis pada saraf oleh arteri memicu
perangsangan yang lebih besar daripada normal pada saraf. Hipereksitabilitas ini
2.6.
Lokasi, radiasi
secara bilateral, ada sedikit radiasi di luar area nervus trigeminus. Divisi
yang paling terkena adalah kedua dan ketiga.
Karakteristik
Intensitas
Durasi, periode
beberapa detik sampai 2 menit, tapi dapat secara cepat diikuti serangan
lain. Dapat terjadi sekitar 10-70 serangan dalam sehari. Biasanya terdapat
periode refrakter diantara serangan. Seiring dengan berkembangnya
penyakit, serangan dapat terjadi semakin lama. Remisi spontan juga dapat
terjadi, yang secara inisial dapat terjadi selama bulanan atau tahunan,
tetapi semakin lama, periode remisi semakin pendek. Pada kondisi yang
Diagnosis
1. Anamnesis
Karena neuralgia trigeminal adalah diagnosis klinis, anamnesis pasien
adalah hal yang penting dalam penegakannya. Pasien dengan neuralgia
trigeminal datang dengan keluhan utama nyeri unilateral pada wajah yang
terjadi berulang-ulang. Serangan dapat terjadi dalam beberapa detik dan
dapat terjadi sangat sering hingga ratusan kali per hari; jarang terjadi saat
tidur. Nyeri biasanya berat dan dideskripsikan sebagai nyeri ditampar,
tajam, seperti tersengat listrik pada distribusi satu atau lebih percabangan
nervus trigeminus.8
Berbicara, tersenyum, mengunyah, menggosok gigi, dan cukuran
sering disebut sebagai contoh pemicu dari nyeri. Bahkan sentuhan ringan
pada wajah dapat menyebabkan nyeri paroksismal pada pasien. Anamnesis
pasien juga penting untuk mencari penyebab lain dari nyeri wajah. Karena
hubungannya antara neuralgia trigeminal dan multipel sklerosis, pasien
harus ditanyakan mengenai gejala neurologis lain, terkhusus gejala yang
umum pada multipel sklerosis (mis: ataksia, pusing, kelemahan fokal,
perubahan penglihatan unilateral). Evaluasi terhadap diagnosis lain
3. Pemeriksaan Penunjang
Suatu studi terbaru mendemonstrasikan tes refleks trigeminal untuk
membedakan klasik dan simtomatik neuralgia trigeminal dengan
sensitvitas 96% dan spesifisitas 93%. Tes refleks trigeminal adalah
memberikan stimulasi listrik pada percabangan nervus trigeminus dan
Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
Terapi medis pada neuralgia trigeminal berdasarkan penggunaan obat
antiepileptik. Terapi first-line adalah carbamazepine (200-1200 mg/hari)
dan oxcabazepine (600-1800 mg/hari), berdasarkan guideline evidencebased. Terapi second-line berdasarkan bukti kecil dan termasuk dalam
terapi tambahan dengan lamotrigine (400 mg/hari) atau diganti menjadi
lamotrigine atau baclofen (40-80 mg/hari). Obat antiepileptik lain seperti
fenitoin, gabapentin, pregabalin, dan valproat juga dianggap memberi
keuntungan. Pada keadaan gawat darurat, pemberian fosfenitoin secara
intravena, juga dengan injeksi lidokain pada titik pemicu dapat berguna.2
2. Pembedahan
Pada kasus yang tidak mampu dengan pengobatan medis, intervensi
pembedahan dapat dipertimbangkan. Contohnya dengan pembedahan
terhadap cabang trigeminus yang terkena, diselesaikan dengan pisau
2.9.
Prognosis1
morbiditas
dari
nyeri
kronis
dan
rekuren
pada
wajah
dapat
dipertimbangkan jika tidak dikontrol dengan baik. Kondisi ini dapat berpengaruh
terhadap sindrom nyeri kronis, dan pasien mungkin dapat menjadi depresi dan
kehilangan fungsional sehari-harinya. Individu mungkin akan membatasi
aktivitasnya untuk mencegah terjadinya nyeri, contohnya mengunyah, yang
mungkin menyebabkan penurunan berat badan ekstrim.
2.11.
Edukasi
antikonvulsan, seperti sedasi dan ataksia, terutama pada pasien yang lebih tua.
Obat-obatan ini juga berisiko pada hati dan sistem hematologi. Pasien juga harus
tahu bahwa tidak ada pengobatan yang spesifik dan pasti menyembuhkan penyakit
ini. Selain itu, pasien juga harus menghindari hal-hal yang dapat memicu nyeri.
Pada pasien yang menjalani pembedahan, pasien harus mengerti efek samping
yang mungkin dapat terjadi seperti perubahan sensasi pada wajah dan
kemungkinan terjadi anesthesia dolorosa.1
11
BAB 3
KESIMPULAN
Neuralgia trigeminal adalah suatu keadaan nyeri yang sangat hebat dengan
ditandai serangan nyeri yang mendadak dan terus menerus seperti menusuk atau
seperti tersengat aliran listrik yang berlangsung singkat dan berakhir dalam
beberapa detik sampai beberapa menit. Neuralgia trigeminal kebanyakan bersifat
unilateral dan mengenai daerah yang disarafi nervus trigeminus. Ada dua macam
etiologi yang pertama adalah idiopatik atau disebut neuralgia trigeminal primer
dan yang kedua adalah simptomatik yang disebut neuralgia trigeminal sekunder
sedangkan patofisiologi sampai sekarang masih belum jelas dan sejauh ini belum
ada pemeriksaan spesifik baik secara klinis maupun laboratorium untuk
mendiagnosa neuralgia trigeminal. Pada saat sekarang pengobatan utama adalah
pemberian
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Singh MK. Trigeminal Neuralgia [Internet]. Philadelphia, PA: Medscape
Drugs and Diseases; 2015 [cited 2016 September 4 th]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1145144-overview#a2.
2. International Association for the Study of Pain [Internet]. Seattle, WA: Global
Year Against Orofacial Pain. Trigeminal Neuralgia; 2013 [cited 2016
4th].
September
Available
from:
http://www.iasp-
pain.org/files/Content/ContentFolders/GlobalYearAgainstPain2/20132014Orof
acialPain/FactSheets/Trigeminal_Neuralgia.pdf.
3. American Association of Neurological Surgeon [Internet]. Rolling Meadows,
IL: American Association of Neurological Surgeon. Trigeminal Neuralgia;
2012
August
[cited
2016
September
4th].
Available
from:
http://www.aans.org/patient%20information/conditions%20and
%20treatments/trigeminal%20neuralgia.aspx.
4. Sunaryo U [Internet]. Probolinggo: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia. Neuralgia Trigeminal; 2010 August 20th [cited 2016 September 4th].
Available from: http://www.perdossi.or.id.
5. National Organization for Rare Disorders [Internet]. Danbury, CT: National
Organization for Rare Disorders. Trigeminal Neuralgia; 2014 [cited 2016
September
4th].
Available
from:
http://rarediseases.org/rare-
diseases/trigeminal-neuralgia/
6. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS Edisi 4. Jakarta:
EGC; 2012. 142 p.
7. Campbell PG. Schaumburg, IL: Congress of Neurological Surgeons.
Trigeminal Neuralgia; [cited 2016 September 4th]. Available from:
http://w3.cns.org/pem/pamphlets/pdf/TrigeminalNeuralgia.pdf.
8. Krafft RM. Trigeminal Neuralgia. Am Fam Phys. 2008 May 1st;77(9):1291-96.
9. Green MW. CURRENT Diagnosis and Treatment 2 nd Edition. New York:
McGraw Hill; 2012. 73 p.
13