Anda di halaman 1dari 4

INDIKASI, KONTRAINDIKASI DAN

INTERAKSI OBAT

INDIKASI OBAT
Indikasi obat adalah suatu khasiat atau kegunaan dari suatu obat
tertentu.
KONTRAINDIKASI
Kontra indikasi adalah tidak boleh diberikan pada keadaan tertentu.
Contoh :
1. Paracetamol
Indikasi

: analgetik dan antipiretik

Kontrindikasi

: Gangguan fungsi hati

2. Misoprostol
Indikasi
obat

: tukak lambung, tukak duodenum dan tukak karena


Antiinflamasi Non Steroid (AINS)

Kontraindikasi : kehamilan atau merencanakan kehamilan


3. Garam Magnesium (Garam Inggris)
Indikasi

: konstipasi

Kontraindikasi : penyakit saluran cerna akut


4. Metildopa
Indikasi

: hipertensi

Kontraindikasi : depresi dan gangguan fungsi hati


5. Diazepam
Indikasi

: insomnia, antiepilepsi dan kejang demam

Kontraindikasi : depresi pernafasan dan gangguan fungsi hati

INTERAKSI OBAT
Interaksi obat adalah peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi oleh obat
lain yang diberikan
bersamaan atau hampir bersamaan.
Efek obat dapat bertambah kuat atau berkurang akibat dari interaksi obat.
Mekanisme interaksi obat ada 3, yaitu
1. Interaksi Farmasetik
Terjadi jika antara 2 obat yang diberikan bersamaan dapat terjadi reaksi
langsung yang
biasanya di luar tubuh, sehingga terjadi perubahan atau hilangnya efek
farmakologik dari
obat yang diberikanpat terjadi reaksi langsung yang biasanya di luar
tubuh, sehingga
terjadi perubahan atau hilangnya efek farmakologik dari obat yang
diberikan.
Contoh : Penicillin dicampur dengan Aminoglutetimida menyebabkan
hilangnya efek
farmakologik yang diharapkan.
2. Interaksi Farmakokinetik
Terjadi jika perubahan efek obat terjadi dalam proses absorbsi,
distribusi, metabolisme
dan eksresi. Contoh :
a. Absorbsi :Tetrasiklin diberikan bersama kalsium, zat besi, magnesium
dan aluminium dapat menyebabkan absorbsi tetrasiklin berkurang.
b. Distribusi : Warfarin, Tolbutamid, dan Klorpropamid diberikan
bersama fenilbutazon, sulfa dan asetosal menyebabkan kadar obat
meningkat dalam darah, sehingga menimbulkan efek toksik.
c. Metabolisme : Rifampicin diberikan bersama kontrasepsi hormonal
menyebabkan kegagalan tujuan dari kontrasepsi, karena menurunnya
kadar hormon dalam darah.
d. Ekskresi : penisillin diberikan bersama probenesid menyebabkan
meningkatnya kadar penisillin dalam darah.

3. Interaksi Farmakodinamik
Terjadi ditingkat reseptor dan mengakibatkan perubahan efek salah
satu obat yang
bersifat sinergis bila efeknya menguatkan dan antagonis bila efeknya
saling mengurangi.
Contoh : menungkatnya efek toksik glikosida jantung pada keadaan
hipokalemia.

Proses terjadinya interaksi obat :


1. Interaksi kimiawi
Contoh : peningkatan Fenitoin oleh Kalsium
2. Kompetisi oleh protein plasma
Contoh : Salisilat, Fenilbutazon, Indometasin dan Kinidin mendesak
obat lain dari
ikatannya pada protein, sehingga dapat memperkuat
khasiatnya.
3. Induksi enzim
Contoh : obat hipnotik (Barbital ) memperlancar biotransformasi
antidepresan (
Imipramin dan Amitriptilin ).
4. Inhibisi Enzim
Contoh : Alkohol dapat memperkuat kerja obat lain.

Interaksi obat dengan makanan :


1. Absorbsi
Obat dapat dikat oleh makanan, sehingga absorpsinya di usus dapat
diperlambat atau
dikurangi dan efeknya akan menurun.
Contoh : Antikoagulan dengan sayuran tinggi vitamin K ( Bayam, Brokoli
dan Kol kecil ) bila

makan terlalu banyak akan mengurangi efek koagulannya.


2. Perombakan obat dapat dirintangi, sehingga kadarnya meningkat dan
menimbulkan efek
toksik.
Contoh : interaksi MAO-Blocker dengan keju dan coklat. Enzim MAO
bertanggungjawab
atas pengurangan semua katekolamin di dalam tubuh,
contohnya Adrenalin,
Serotonin dan Dopamin.

4. Ekskresi
Diet ketat dapat meningkatkan PH urin (alkalis) dan memperlancar
ekskresi obat yang
bersifat asam lemah, contohnya vitamin C dan AINS, buah-buahan,
sayuran dan susu.
Dan Diet kaya protein (daging, ikan keju, coklat, telur) dapat
menurunkan PH urin.

Anda mungkin juga menyukai