MAKALAH
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Semester Ganjil
Mata Kuliah Rekayasa Pantai
Dosen Pengampu : Yanti Destiana, M.T.
Oleh
HOERUDIN
7011130016
KATA PENGANTAR
pembaca,
agar
kita
dapat
mengetahui
sebab
dan
baik
kualitas
isi
maupun
tulisan,
karena
Banjar, 15 November
2016
Penyusun,
1
Hoerudin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A.
B.
C.
B.
C.
D.
Mangrove.................................................................................................
5
Metode Penulisan.....................................................................................
7
B.
C.
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................
8
A.
Penyebab Abrasi.......................................................................................
8
B.
C.
D.
BAB V PENUTUP
.......................................................................................
14
A.
Kesimpulan
.......................................................................................
14
B.
Saran
.......................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia selain terkenal dengan negara agraris, juga terkenal
sebagai
negara
Indonesia
yang
maritim.
sebagian
Wilayah
besar
yang
mempesona,
terutama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut hasil dari google pengertian Lingkungan hidup/lingkungan
adalah istilah yang dapat mencangkup segala makhluk hidup dan tak hidup di
alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa
campur tangan manusia yang berlebihan.
B. Unsur-Unsur Lingkungan
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi
Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat
mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah,
air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta,
rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan alam setempat. Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat
serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
C. Pengertian Abrasi
Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai
oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang
mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Abrasi adalah pengikisan batuan oleh air, es, atau angin.
Menurut Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Muhammadiyah Pontianak, abrasi sebenarnya merupakan peristiwa
terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Pengikisan ini terjadi karena
permukaan
air
laut
mengalami
peningkatan.
bakau. Penggunaan istilah hutan bakau untuk hutan mangrove sebenarnya kurang
tepat dan rancu, karena bakau hanyalah nama lokal dari marga Rhizophora,
sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis
tumbuhan lainnya. Oleh karena itu, penyebutan hutan mangrove dengan hutan
bakau sebaiknya dihindari.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini ialah
teknik
eksplanasi
yaitu
menjelaskan
dampak
dari
abrasi
dan
cara
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penyebab Abrasi
Secara umum abrasi disebabkan oleh oleh dua faktor, yaitu faktor alam
dan faktor manusia. Faktor-faktor alam yang dapat menyebabkan abrasi adalah:
1) Adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga
lama-kelamaan mengikis tepian pantai.
2) Pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat,
sehingga membuat permukaan air di seluruh dunia meningkat dan kemudian
merendam daerah yang permukaannya rendah.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan abrasi oleh manuia adalah:
1) pengambilan batu karang dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan,
2) penebangan pohon-pohon pada hutan mangrove atau hutan pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh factor-faktor di
atas. Dari dua faktor penyebab abrasi itu, pembabatan hutan mangrove disekitar
pantai merupakan penyebab yang paling utama. Sedangkan pemanasan global itu
sendiri juga tidak terlepas dari ulah manusia. Seperti yang kita ketahui, pemanasan
globalterjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun gas
buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari
matahari yang dipantulkan ke bumi, sehingga panas tersebut akan terperangkap di
dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat.
Suhu kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es
itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan
dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan
hutan bakau.
Kerugian bagi para nelayan dan petani tambak yang menggantungkan
bagaimana
siapa pun yang melanggarnya. Jadi tindakan pencegahan dengan tidak merusak
lingkungan dan mengurangi pencemaran lingkungan adalah solusi yang paling
tepat dan ampuh untuk mengatasi masalah abrasi.
D. Manfaat Magrove dalam Penanggulangan Abrasi
Mengapa harus hutan mangrove? Karena mangrove yang ditanam di
pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat
terjadinya pengikisan pantai. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis
pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi lebih berbahaya.
Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut.
Hutan mangrove memberikan perlindungan kepada berbagai organisme
baik hewan darat maupun hewan air untuk hidup dan berkembang biak. Hutan
mangrove dipenuhi pula oleh kehidupan lain seperti mamalia, amfibi, reptil,
burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan
keanekaragaman hayati (biodiversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma
nutfah (geneticpool) dan menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya.
Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi
hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery
ground), tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung
yang aman bagi berbagai ikan-ikan kecil serta kerang (shellfish) dari predator.
Selain manfaat mangrove dalam penanggulangan abrasi, mangrove juga
memiliki manfaat lain, seperti:
1. Manfaat dari segi fisik
menjaga agar garis pantai tetap stabil,
melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi,
menahan badai/angin kencang dari laut,
menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan
10
makanan,
tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan
udang,
tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa
lain,
sumber plasma nutfah dan sumber genetik,
merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
3. Manfaat dari segi ekonomi
penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan,
penghasil bahan baku industri : pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan,
kosmetik,
penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting
tempat wisata, penelitian dan pendidikan.
Hutan mangrove merupakan salah satu bagian dari ekosistem pantai
(pesisir). Tipe hutan ini beserta tipe-tipe ekosistem lainnya (terumbu karang,
estuaria) saling berinteraksi dalam upaya memelihara produktivitas perairan
pantai dan kestabilan habitat atau lingkungan pantai. Untuk mengatasi persoalan
abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat seharusnya mempunyai komitmen
yang kuat untuk melakukan penghijauan
hutan mangrove dan upaya pelestariannya di
sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak.
2) Abrasi dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
3) Faktor manusia seperti penebangan hutan mangrove dan pencemaran udara
adalah faktor utama penyebab abrasi.
4) Abrasi berdampak sangat buruk terhadap lingkungan dan kehidupan manusia
maupun ekosistem laut dan hutan mangrove.
5) Usaha penanggulangan abrasi telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah
dengan penanaman kembali hutan bakau dan membangun alat pemecah
ombak namun tidak maksimal.
6) Hal yang terpenting adalah tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi abrasi.
Pencegahan selalu lebih baik daripada penanggulangan.
B. Saran
Saran-saran yang penulis sampaikan adalah :
1) Masyarakat harus mengetahui dan sadar tentang dampak yang diakibatkan
oleh abrasi yang mengancam kehidupan mereka.
2) Masyarakat perlu diberikan sosialisasi tentang abrasi dan pencemaran
lingkungan agar mereka benar-benar memahami arti pentingnya kelestarian
lingkungan agar tidak terjadi abrasi.
3) Masyarakat dan pemerintah harus tetap melanjutkan program penanaman
hutan mangrove di daerah-daerah yang terkena abrasi maupun yang belum
terkena dampak untuk pencegahan.
4) Pemerintah hendaknya mewujudkan program pembangunan alat pemecah
ombak agar abrasi tidak semakin meluas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14