Laporan Praktikum Genetika Dihibrida
Laporan Praktikum Genetika Dihibrida
Disusun oleh:
Arum Subekti
4401414044
Amalia Zaida
4401414011
Ratih Kurniyanti
4401414034
Rina Wahyuningsih
4401414037
Kelompok 2
Rombel 1 Pendidikan Biologi 2014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
KEGIATAN II
SIMULASI PERSILANGAN DIHIBRIDA
A. Tujuan
1. Menunjukkan adanya prinsip berpasangan secara bebas
2. Membuktikan perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 3 : 1
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika
Mendel
B. Landasan Teori
Hukum mendel II : pengelompokkan gen secara bebas. Dalam bahasa
inggris : Independent Assortment of ganes. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing
kutub ketika meosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada Dihibrid atau
Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih
karakter berbeda. Disebut juga Hukum Asortasi. (Yatim:2003)
Hukum mendel II disebut hukum pengelompokkan gen secara bebas
(dalam bahasa inggris: the law of independent Assortment of ganes).
Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara
bebas
ketika
berlangsung
pembelahan
reduksi(meiosis)
pada
waktu
untuk
kuantitatif
karakter.
Yang
pertama
adalah
untuk
D. Cara Kerja
Mengambil 4 macam warna kancing
masing-masing sebanyak 48 buah,
selanjutnya menentukan symbol gen dan
sifat yang diwakili oleh setiap warna
kancing.
Square.
fenotip.
E. Hasil Pengamatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Data kelompok
Kombinasi
warna kancing
Merah Hijau
Merah Hijau
Merah Hijau
Merah Hitam
Merah Hitam
Merah Hitam
Merah Hijau
Kuning Hijau
Merah Hijau
Kuning Hitam
Merah Hitam
Kuning Hitam
Kuning Hijau
Kuning Hijau
Kuning Hijau
Kuning Hitam
Kuning Hitam
Kuning Hitam
Fenotip
Tally
IIIII
III
Frekuensi
I
II
5
3
IIIIII
IIIII IIIII
10
III
III
IIII
II
IIIII IIIII
10
11
IIIII I
IIIII IIIII
I
III
III
IIIII
IIIII II
IIIII II
III
IIII
I
MMTT
MMTt
MMtt
MmTT
MmTt
Mmtt
mmTT
mmTt
mmtt
Manis
Tinggi
Manis
Tinggi
Manis
Pendek
Manis
Tingi
Manis
Tinggi
Manis
Pendek
Masam
Tinggi
Masam
Tinggi
Masam
Pendek
II
Data kelas
No Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Genotip
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Dominan
Dominan
45
52
53
52
53
60
54
369
DominanResesif
ResesifDominan
ResesifResesif
Perbandingan
frekuensi
22
15
17
19
18
13
15
119
20
22
19
19
18
14
22
134
9
7
7
6
7
9
5
50
Analisis Chi-Square
a. Data kelompok
Fenotip
Dominan - Dominan
Dominan - Resesif
Resesif - Domian
Resesif - Resesif
Fh
Fo
54
18
18
6
52
15
22
7
X2 hasil
|Fo-Fh|
|Fo-Fh|
2
3
4
1
4
9
16
1
x 2=
0 h 2
h
0,07
0,5
0,88
0,16
1,61
Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan antara Teori dengan Praktik
HI = Ada perbedaan antara Teori dengan Praktik
Db = n-1
Ketelitian 95%
= 4-1
X2 hitung = 1,61
=3
X2 tabel = 7,82
X2hitung < X2 tabel maka Ho diterima
b. Data kelas
Fenotip
Dominan - Dominan
Dominan - Resesif
Resesif - Domian
Resesif - Resesif
Fh
Fo
378
369
126
119
126
134
42
50
X2 hasil
|Fo-Fh|
|Fo-Fh|
9
7
8
8
81
49
64
64
x 2=
0 h
h
0,2
0,38
0,5
1,5
2,58
Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan antara praktik dan teori
HI = Ada perbedaan antara praktik dengan teori
Db = n-1
= 4-1
=3
Ketelitian 95%
X2 hitung = 2,58
X2 tabel = 7,82
X2hitung < X2 tabel maka Ho diterima
F. Pembahasan
Pada percobaan persilangan dihibrida ini bertujuan untuk membuktikan
adanya prinsip berpasangan secara bebas, membuktikan perbandingan fenotip F2 =
9 :3 : 3 : 1 berdasarkan percobaan Mendel, dan dapat menggunakan uji Chi-square
(khi kuadrat) dalam analisis genetika Mendel. Dalam simulasi persilangan
dihibrida, kami mencoba menyilangkan buah mangga (Mangivera indica) yang
melibatkan karakter rasa buah dan tinggi pohon. Rasa buah manis (M) diwakilkan
oleh kancing warna merah sedangkan rasa buah masam (m) diwakilkan oleh
kancing warna kuning. Dimana rasa buah manis (M) lebih dominan dibandingkan
dengan rasa buah masam (m). Dan sifat yang kedua yaitu tinggi pohon, dimana
sifat pohon yang tinggi diwakilkan oleh kancing yang berwarna hijau, sedangkan
pohon yang pendek diwakilkan oleh kancing yang berwarna hitam. Dan pohon
yang tinggi (T) lebih dominan terhadap pohon yang pendek (t).
Terjadinya prinsip berpasangan secara bebas dapat dijelaskan bahwa
bagian yang diharapkan pada genotip F2 ditentukan menggunakan metode papan
catur yang menunjukkan fenotip F2 dalam perbandingan 9 : 3 : 3: 1, hampir tepat
dengan penelitian Mendel. Dari bagian tersebut, Mendel mengusulkan sebuah
pembaruan kedua yang mana sekarang dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel
atau Law of Independent Assortment, yang menyatakan bahwa pasangan alel dari
gen-gen di locus yang berbeda bersegregasi secara bebas dari alel yang lain
sepanjang penyusunan gamet (Phillips, 1989).
Persilangan dihibrid membahas dua sifat secara bersamaan, yang masingmasing dispesifikasi oleh sepasang gen autosomal berbeda yang berpasangan
secara bebas (dengan kata lain, gen-gen pada kromosom-kromosom berbeda yang
bukan kromosom seks). Tipe persilangan ini menunjukkan hukum kedua Mendel,
yaitu hukum perpasangan bebas. Dalam persilangan dihibrid konvensional, dua
induk galur murni dikawinkan untuk menghasilkan generasi F1 . Hibrid F1
disilangkan untuk menghasilkan generasi F2 (Elrod and Stansfield, 2002).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, kami
percobaan yang setelah diuji menggunakan uji Chi-Square, dengan dua kali
pengulangan menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara teori dan praktik.
Dimana data dari yang dihasilkan oleh kelompok kami yaitu X 2 hitung < X2 tabel
= 1,61 < 7,82 dan data hasil pengamatan kelas yang sudah dihitung didapatkan
hasil bahwa X2 hitung < X2 tabel yaitu 2,58 < 7,82. Dengan begitu Ho diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara praktik dengan
teori (hukum Independent Assorment). Dan berikut merupakan diagram percobaan
hasil persilangan dihibrid yang dilakukan, dimana M = manis, m = masam, T =
tinggi, t = pendek.
P1
MMTT
(Manis Tinggi)
MT
F1
Mmtt
(Masam Pendek)
Mt
MmTt
(Manis tinggi)
P2
MmTt
(Manis Tinggi)
MT
Mt
Mt
Mt
MmTt
(Manis Tinggi)
MT
MT
Mt
Mt
mT
mT
mt
mt
MT
Mt
mT
mt
MMTT
MMTt
MmTT
MmTt
MMTt
MMtt
MmTt
Mmtt
MmTT
MmTt
mmTT
mmTt
MmTt
Mmtt
mmTt
mmtt
= Manis Pendek
= Masam Pendek
G. Kesimpulan
Prinsip berpasangan secara bebas dalam dihibrida yang dinyatakan oleh
Mendel, yaitu saat proses pembentukan gamet setiap pasangan gen akan
memisah, selanjutnya gen yang telah memisah tersebut akan
mengelompok dengan gen yang lain secara bebas.
Hukum Mendel secara teori dapat dibuktikan melalui simulasi percobaan
menggunakan kancing genetika. Dalam percobaan tersebut diperoleh
perbandingan ratio fenotip F2 yaitu 9:3:3:1 yang sesuai dengan
perbandingan hukum Mendel II.
Hasil data yang diperoleh dalam percobaan ini dihitung menggunakan
uji Chi Square dalam analisis genetika mendel dan hasil yang didapatkan
yaitu dari 2 pengulangan. Hasil percobaan data kelompok dan data satu
kelas menyatakan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan
hasil praktikum dengan teori.
H. Daftar Pustaka
Anil Kumar, Subbugan Ganesh, Mendelian Segregation in an
Interspecific Hybrid Population of Tetraploid X Diploid Coffea
Species-Part
1,
American
Journal
of
Bioscience
and
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Memilih
4
macam
warna
kancing
genetika,
yaitu
Merah
Kancing
Hasil penyilangan
modifikasi
modifikasi
I.
Merah-Hijau.
KuningKuning
Hijau
dan
Hitam.
Hijau.
LAMPIRAN
JAWABAN PERMASALAHAN
1. Prinsip berpasangan secara bebas terjadi ketika sepasang kancing yang
ditangkupkan sebagai gamet betina dipertemukan dengan sepasang kancing
sebagai gamet jantan, pada saat gamet-gamet berkombinasi pada persilangan
F1. Kombinasi antar gamet yang dihasilkan dari persilangan dihibrid dapat
menghasilkan 16 kombinasi kemungkinan dari gamet-gamet tersebut.
2. Diagram Persilangan
Dimana
M = manis, m = masam, T = tinggi, t = pendek
P1
MMTT
(Manis Tinggi)
MT
Mmtt
(Masam Pendek)
Mt
F1
MmTt
(Manis tinggi)
P2
MmTt
(Manis Tinggi)
MmTt
(Manis Tinggi)
MT
MT
Mt
Mt
mT
mT
mt
mt
MT
Mt
Mt
Mt
MT
MMTT
MMTt
MmTT
MmTt
Mt
MMTt
MMtt
MmTt
Mmtt
mT
MmTT
MmTt
mmTT
mmTt
mt
MmTt
Mmtt
mmTt
mmtt
= Manis Pendek
= Masam Pendek
3. Perbandingan fenotip
Perbandingan fenotip yang diperoleh oleh kelompok 2 yaitu
manis tinggi : manis pendek : masam tinggi : masam pendek
52
: 15
: 22
:7
(8,6
: 2,5
: 3,6
: 1,1. )
4. Hasil percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami menunjukkan bahwa
hasil yang didapatkan hamper mendekati dengan ratio perbandingan fenotip
F2 Mendel, yaitu 8,6 : 2,5 : 3,6 : 1,1. Untuk percobaan yang dilakukan oleh
kelompok lain di kelas juga menunjukkan hasil yang hamper mendekati ratio
fenotip F2 Mendel meskipun terdapat beberapa kelompok yang mendapatkan
hasil yang kurang sesuai dengan ratio fenotip F2 Mendel.
Fenotip
Fh
Dominan Dominan
Dominan Resesif
Resesif Domian
Resesif Resesif
Fo
|Fo-Fh|
|Fo-Fh|
2
3
4
1
4
9
16
1
54
18
18
6
52
15
22
7
X2 hasil
x 2=
0 h
h
0,07
0,5
0,88
0,16
1,61
Hipotesis
Ho = Tidak ada perbedaan antara Teori dengan Praktik
HI = Ada perbedaan antara Teori dengan Praktik
Db = n-1
= 4-1
=3
Ketelitian 95%
X2 hitung = 1,61
X2 tabel = 7,82
X2hitung < X2 tabel maka Ho diterima
6. Kesimpulan hasil kerja
Prinsip berpasangan secara bebas dalam dihibrida yang dinyatakan oleh
Mendel, yaitu saat proses pembentukan gamet setiap pasangan gen akan
memisah,
selanjutnya
gen
yang
telah
memisah
tersebut
akan