Pendahuluan
Istilah Fermentasi
asal kata : fervere berarti mendidih
Penggunaan dalam bidang mikrobiologi
Sel mikroba
Sterilisasi
Penyiapan inokulum
Fermentasi
By product
Pemisahan
Penghancuran sel
Isolasi & purifikasi
Formulasi
Pengolahan
limbah
Mikroorganisme
Substrat
Produk
Kondisi fermentasi
Bioreaktor
Tahap Isolasi dan purifikasi
Pengolahan limbah
Mikroorganisme
Fisiologi
Morfologi
Pertumbuhan
Karakteristik pertumbuhan
Kebutuhan lingkungan
Pola produksi metabolit
Stabilitas genetik
Substrat
Komposisi
Sifat fisika dan kimia
Proses sterilisasi
Konversi
Rancangan formulasi media
Limbah post-fermentation process
Produk
Intrasel, ekstrasel
Proses panen
Perhitungan hasil
Sensitivitas terhadap degradasi
By-product
Kondisi fermentasi
Lingkungan fisik
Lingkungan kimia
DO2, pCO2
Mass transfer
Kadar nutrisi
Karakteristik mixing
Aerasi dan agitasi
Bioreaktor
Jenis bioreaktor
Komponen instrumen
Cara Sterilisasi
Parameter proses
Pengolahan limbah
Jenis limbah
Proses pengolahan
Parameter keamanan lingkungan
Jenis Fermentasi
Fermentasi padat (Solid Substrate
Fermentation)
Fermentasi cair /bawah permukaan (Submerged Fermentation)
Metabolisme
Katabolisme : proses degradasi nutrien menjadi
fragmen-fragmen yang lebih kecil. Proses
katabolisme menghasilkan ATP, proton motive
force, menurunkan tenaga dan pengambilan
nutrisi serta pembentukan rangka karbon dalam
jalur metabolisme inti
Jalur degradasi ini bisa pendek (misalnya
pembentukan asetat) atau bisa pula panjang
(misalnya pembentukan asam benzoat)
KH, Lemak,
Protein
NTP
ADP
ATP
Katabo
lisme
NADP
NADPH
Biosin
tesis
CO2
Kerangka
karbon
NDP
Tumbuh
Protein, lipid,
struktur sel
Regulasi metabolisme
Seluruh kegiatan metabolisme berlangsung
sangat cepat dan harus bekerja di dalam sel
Mikroorganisme memiliki potensi genetik untuk
memproduksi lebih dari 1000 enzim
Enzim ini harus dibentuk dalam jumlah yang tepat
dan dalam sistem yang terkoordinasi dengan baik
agar sel bekerja secara efisien
Mikroorganisme dapat dengan cepat
mengantisipasi perubahan lingkungan sehingga
dapat dengan segera memperbaiki sistem
metabolismenya
Regulasi untuk sistem yang demikian terjadi pada
level sintesis enzim atau pada level kerja enzim
Pemanfaatan mikroorganisme
Biomassa
Enzim
Metabolit primer
Metabolit sekunder
Biotransformasi
Bioinformatik
Kurva pertumbuhan
mikroorganisme (sistem batch)
c
Biomasa
(X)
e
x = dX/dt
=laju pertumbuhan
X=konsentrasi sel
t=waktu
a
Waktu (t)
Ket : a: fase lag ; b: fase log ; c:fase stasioner ; d:fase kriptik ; e:fase kematian
Batch
Fed-batch
Continuous
Medium pertumbuhan
Substrat organik dan non-organik
Kebutuhan hidup tergantung pada proses
metabolisme, kebutuhan akan oksigen,
suhu, dll
Menentukan jenis mikroba :
Mikroba aerob, an-aerob, obligat, fakultatif
Mikroba psikrofil, termofil
dll
Kebutuhan mikroorganisme
Untuk tumbuh, mikroorganisme
memerlukan nutrisi
Medium untuk pertumbuhan
mikroorganisme dapat berupa bahan alam
(sifatnya kompleks) atau bahan kimia
(sifatnya terukur)
% brt.krng
50
20
14
H
P
S
K
8
3
1
1
Na
Ca
Mg
Cl
0,5
0,5
0,5
Fungsi fisiologis
komponen sel organik
komponen sel organik,
Akseptor e- pd respirasi
utk protein, as.nukleat,
Ko-enzim
komponen sel organik
Fosfolipid, as.nukleat
as.amino, protein
kation dan kofaktor pd
reaksi enzimatis
kation dan membran
transpor
kation dan kofaktor
kation dan kofaktor
anion
%N
% Protein
% KH
%Lipid %As.
%Abu
Nukleat
Bakteri
48
12
55
23
Ragi
48
57
40
38
Kapang
48
56
32
49
Laju pertumbuhan
Laju pertumbuhan vs konsentrasi nutrisi
Koefisien hasil (yield coefficient)
Nilai metabolit (metabolic quotient)
Persamaan Monod
Persamaan Michaelis-Menten
Pembentukan produk (type I, II dan III)
Pendahuluan
Asam sitrat merupakan asam organik
Berguna dalam industri makanan, farmasi
dan tambahan dalam makanan ternak
Dapat diproduksi secara kimiawi, atau
secara fermentasi menggunakan
mikroorganisme
Piruvat
Asetil coA
oksaloasetat
Malat
Sitrat
Fumarat
Suksinat
IsoSitrat
Proses produksi
Penyiapan suspensi spora A.niger pada 25 C,
inkubasi selama 10-14 hari
Inokulum dibuat dengan 15% gula (misalnya
dari molase)
Ditambahkan ion sianida untuk menginduksi
pembentukan miselium dalam bentuk pelet
dengan ukuran 0,2-0,5 mm
Setelah 24 jam, pelet dapat digunakan untuk
produksi dalam fermentor
Sukrosa
160 200
NH4NO3
1,6 3,2
CaH2PO4
0,3 1,0
MgSO4.7 H20
0,2 0,5
ZnSO4
0,01 0,02
Ca heksasianoferat 0,4 2,0
Kondisi fermentasi
Suhu inkubasi 30 40 C
Ventilasi penting untuk pertukaran gas
karena produksi asam sitrat akan
berkurang bila CO2 di atmosfir meningkat
> 10%
pH diatur supaya asam
Perolehan kembali
(product recovery)
Jika asam oksalat terbentuk sebagai
produk samping (side product), maka
asam oksalat harus diendapkan dengan
Ca agar membentuk endapan Ca-oksalat
pada suasana asam. Asam sitrat akan
tetap tertinggal dalam larutan sebagai
mono-kalsium sitrat
Asam sitrat selanjutnya diendapkan pada
pH 7,2 dengan suhu 70 90 C