Tanggal Praktikum
: 17 November 2016
Kelompok
:2
Asisten
Ai Masitoh
260110160052
I.
Tujuan
1. Mengenal proses halogenasi ( iodisasi )
2. Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut tunggal
II.
Prinsip
1.
Iodisasi
Subtitusi atom-atom hidrogen yang terikat dalam karbon dengan
iodine (Steven, 2001)
2. Rekristalisasi
Menggunakan perbedaan kelarutan untuk mendapat senyawa
murni (Underwood, 1996)
3. Titik leleh
Menggunakan perbedaan kelarutan untuk menguji kemurnian
senyawa (Lachman, 1994)
4. Adisi
Menstabilkan senyawa untuk menstabilkan atom (Irwandi, 2014)
5. Eliminasi
Memutus gugus atau atom untuk membentuk senyawa baru
(Irwandi, 2014)
III.
Reaksi
(Raksahadiprojo,1976).
IV.
Teori Dasar
Rekristalisasi merupakan salah satu metode yang penting dalam
pemurnian komponen larutan organic (Williamson, 1999).
Rekristalisasi diimplementasikan pada proses permurnian garam
NaCl yang mana pelarut yang digunakan berupa air dengan prinsip
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan
zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang telah terbentuk
dipisahkan satu sama lain, lalu zat (sampel) yang ingin dikristalkan
dilakukan dengan tahap penjenuhan ( mencapai kondisi supersaturasi
atau larutan lewat jenuh). (Rositawati, 2013).
Faktor utama dalam proses rekristalisasi adalah penentuan pelarut,
syarat dalam pemilihan pelarut yaitu sebagai berikut:
1. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan
2. Partikel zat terlarut tidak larut pada pelarut dingin tetapi larut
dalam pelarut panas
3. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan
tidak melarutkan zat pencemarnya
4. Titik didih pelarut harus rendah, hal ini akan mempermudah
proses pengeringan krital yang terbentuk
5. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh zat yang
akan dimurnikan agar zat yang dilarutkan tidak terurai saat
pemanasan berlangsung. (Pinalia,2011).
Reaksi Haloform adalah reaksi dari suatu senyawa keton yang memilki gugus
metil keton dapat mengalami halogenasi dalam suatu basa (katalisator) ion
karboksilat dan haloform ( CHCl3 ) akan diberikan 3 proton-proton dari metil
keton yaitu Fluoroform ( CHF3 ), Bromoform (CHBr3 ) dan Iodoform ( CHI3 ).
(Sastrohamidjojo, 2011).
CH3COCl3
NaOH
(Daintith,1994).
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung
sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan
ukuran-ukuran kristalnya. (Svehla, 1985).
Tahap-Tahap Rekristalisasi sebagi berikut :
1. Pelarutan zat pengotor yang menempel pada kristal
2. Memisahkan atau menyaring zat pengotor dari larutan kristal yang
murni
3. Memanaskan larutan kristal yang bertujuan untuk menguapkan dan
menghilangkan pelarut dari kristal
4. Mendinginkan kristal dengan tujuan mengkristalisikan kembali
kristal yang lebih murni (Underwood,2002).
V.
Alat
Oven
Penangas Air
Pipet Tetes
Spatula
Timbangan Analitik
Cawan Butcher
Cawan Pemanas
Erlenmeyer
Kertas Saring
V.1.11.
V.2.
Bahan
V.2.4. Iodium
V.2.5. Naoh
V.2.6.
V.3.
Gambar Alat
V.3.1. a.Cawan Petri
b.
Buchner
V.3.2.
V.3.3.
c. Corong Pemanas
d. Erlenmeyer
Corong
V.3.4.
f. Oven
V.3.6.
V.3.7.
V.3.8.
V.3.9.
V.3.10. g. Penangas Air
tetes
h. Pipet
V.3.11.
V.3.12.
i.
Spatula
j .Timbangan Analitik
V.3.13.
V.3.14.
VI.
Prosedur
VI.1.
Iodisasi
VI.2.
Rekristalisasi
Hasil Pengamatan
VII.1.1.
VII.1.2.
VII.1.6.
VII.1.7.
VII.1.3.
VII.1.4.
Perlak
Persia
VII.1.9.
01pan Bahan
6, 3 ml
5 gr
diukur
Aquadest
VII.1.12.
5
ml
diukur
VII.1.13.
quadest sebanyak 5
Iodi sebanyak 5 gr
diukur
ml
VII.1.14.
VII.1.8.
odi sebanyak 5 gr
ditutup agar tidak
NaOH
sebanyak
16 gr ditimbang
menguap
VII.1.15.
Fot
o
VII.1.16.
VII.1.17.
sebanyak
VII.1.5.
Iodisa
VII.1.21.
02si
VII.1.32.
VII.1.33.
Aseton
dan VII.1.22.
Aquadest
arut
dicampurkan
VII.1.23.
VII.1.25.
Erlenmeyer
idak
17
ml
NaOH
kedalam
larutan sempurna,
T
terlarut
larutan
masih
VII.1.34.
hitam
kuning.
VII.1.20. VII.1.27.
VII.1.28.
125 ml Aquadest VII.1.29.
arutan
dimasukkan
L
menjadi
kedalam
bening
dengan
campuran
endapan
kuning
VII.1.35.
VII.1.36.
VII.1.37.
Rekri
03stalisasi
VII.1.38.
VII.1.63.
VII.1.39.
Endapan
hasil
dimasukkan
VII.1.41.
kedalam
VII.1.42.
Erlenmeyer
VII.1.43.
VII.1.44.
Etanol
dihangatkan
Etanol
hasil VII.1.46.
disaring VII.1.47.
ndapan kuning
menggunakan
iodisasi
VII.1.64.
VII.1.50.
VII.1.51.
VII.1.52.
VII.1.53.
E
kuning
idapatkan
berat
kritalnya 0,1 gr
VII.1.65.
VII.1.66.
VIII. Perhitungan
Membuat larutan NaOH 2 N 200 ml (untuk 1 shift)
VIII.1.1.
Mol =
40 200 2
1000
IX.
gr
Mr
1000
ml
gr
= 16 gr
Pembahasan
IX.1.1. Senyawa organoiodi dengan rumus CHI3 meniliki warna
kuning pucat, kristal, mudah menguap, berbau menembus dan analog
dengan kloroform juga memiliki sifat fisika berupa titik leleh 121
, titik lebur 119
mudah menyublim pada suhu kamar, akan terurai oleh pengaruh panas
cahaya dan udara membentuk CO 2, CO, I2, H2O dan sukar larut dalam
air namun mudah larut dalam alcohol dalah pemerian dari Iodoform.
IX.1.2. Iodoform terbentuk melalui suatu proses iodisasi yaitu
suaru reaksi senyawa yang mengandung ion I- dengan suatu garam
sehingga terbentuk garam beriodium. Praktikum kali ini bertujuan
untuk
mengetahui
proses
halogenasi
(iodisasi)
karena
yang
maka
cairan
sehingga
pergerakan
aliran
cepat
hanya
adalah
penentuan
pelarut,
dikarenakan
tingkat
2. Partikel zat terlarut tidak larut pada pelarut dingin tetapi larut dalam
pelarut panas
3. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak
melarutkan zat pencemarnya
4. Titik didih pelarut harus rendah, hal ini akan mempermudah proses
pengeringan krital yang terbentuk
5. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan
dimurnikan agar zat yang dilarutkan tidak terurai saat pemanasan
berlangsung. (Pinalia,2011).
IX.1.4.
alkhohol
berupa
etanol
dengan
prinsip
struktur maka reaksi dirubah eksoterm yang mana hasil dari penyaringan
merupakan iodoform yang masih kotor dan belum murni maka
ditambahkan aquadest sebanyak 12,5 ml pada hasil penyaringan yang
masih terbentuk larutan kuning susu yang berutujuan sebagai proses
pencucian sehingga iodoform yang didapat lebih murni yang kemudian
dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan corong Buchner , hasil
penyaringan berupa kristal iodoform basah sebelum dikeringkan timbang
terlebih dahulu kristal basah itu dengan cara menara terlebih dahulu cawan
petri kemudian menimbang kristal dalam keadaan basah. ditaruh diatas
cawan petri dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 60
, pada
Kesimpulan
X.1.1. Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa proses
halogenasi iodisasinya dapat diketahui dengan terbentuknya endapan
kuning terang kristal iodoform hasil dari reaksi dengan aseton dan
iodium dan proses rekristalisasi pelarut tunggal pada iodoform yang
menggunakan pelarut etanol menghasilkan kristal iodoform 0,005 gram.
XI.
Daftar Pustaka
XI.1.1. Daintith John.1994.Kamus Lengkap Kimia.Jakarta: Erlangga
XI.1.2. Irwandi,
Dedi.2014.Experiments
of
chemistry.Jakarta:P.IPA-FITK Press
XI.1.3. Lachman,leon.1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri.Jakarta: UI press
origins