Anda di halaman 1dari 4

1 HASIL

DAN

ANALISIS

WAWANCARA

PADA

RESPONDEN

1:

PEROKOK AKTIF
a Tujuan wawancara : Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
informasi

dan

pendapat

dari

responden

mengenai

rokok

dan

bahayanya. Dengan adanya informasi tersebut kita sebagai calon SKM


dapat mengetahui alasan seorang individu untuk merokok sehingga
dapat direncanakan sebuah intervensi yang berupa solusi dengan cara
bekerjasama dengan stakeholder yang terkait untuk mengurangi
jumlah perokok khususnya di Indonesia.
b Dokumentasi :

c Biodata responden :
Responden
: Pak Wardi
Pekerjaan
: Satpam FKM Unair
Tempat: Pos Satpam FKM Unair
Hari
: Senin, 28 November 2016
Waktu
: 11.30 11.38 WIB
Pewawancara : Deviyanti Wahyu
d Alasan wawancara : Responden yang

diwawancarai

merupakan

seorang perokok aktif yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia.


Kami

mewawancarai

seorang

perokok

aktif

karena

kami

ingin

mengetahui alasan maupun motivasi yang membuat seorang individu


mulai merokok, padahal sudah jelas merokok dapat menimbulkan
masalah kesehatan bagi pengguna maupun orang disekitarnya. Selain
itu, kami juga ingin mengetahui seberapa efektif peran media,
pemerintah maupun tenaga kesehatan dalam menyampaikan informasi
tentang

bahaya

merokok

guna

menurunkan

angka

perokok

di

Indonesia.
e Analisis hasil wawancara (Isi/Konten) : Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, dapat diketahui bahwa responden merupakan seorang
perokok aktif sejak usia 9 tahun hingga usia belum saat ini yaitu 53
tahun. Responden mengungkapkan bahwa rokok selalu tersedia di
rumahnya

sehingga

meningkatkan

menurut

pengawasan

beliau

terhadap

para
anak

orang

tua

perlu

mereka

agar

tidak

menyentuh rokok. Selain itu, responden juga mengungkapkan bahwa


rokok sama sekali tidak berbahaya dan peran media tidak begitu
efektif dalam hal merubah perilaku masyarakat karena untuk perokok
sejak usia dini sulit untuk berhenti. Sebenarnya hal tersebut tidak
dibenarkan karena responden terkesan memihak dirinya sendiri dan
menganggap

apa

yang

beliau

lakukan

itu

benar.

Responden

seharusnya menjawab pertanyaan pewawancara dengan melihat fakta


yang terjadi di masyarakat bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan.
Kemudian terkait iklan dan sosialiasi yang marak dijumpai mengenai
bahaya merokok, responden berpendapat bahwa hal tersebut tidak
perlu dilakukan karena pada dasarnya setiap individu memiliki
pemikiran dan persepsi masing-masing mengenai rokok. Responden
juga berpesan diharapkan orang tua memberi perhatian dan edukasi
lebih kepada anak mereka mengenai bahaya merokok. Kami setuju
dengan

pesan

pemerintah

dan

yang

disampaikan

tenaga

kesehatan

oleh
juga

responden
harus

akan

tetap

tetapi

berupaya

membuat kebijakan serta program sosialisasi kepada masyarakat


karena hal tersebut sedikit demi sedikit akan membuat masyarakat

memiliki pengetahuan tentang kesehatan dirinya dan lingkungannya


f

sehingga dapat menurunkan angka perokok di Indonesia.


Analisis proses wawancara : Pewawancara dengan responden tidak
saling mengenal satu sama lain, hal tersebut cukup bagus sehingga
jawaban

dari

respon

tidak

subyektif.

Pewawancara

juga

telah

menerapkan etika wawancara yang baik seperti memperkenalkan diri,


menanyakan kesediaan responden untuk melakukan wawancara serta
kata-kata dan bahasa tubuh yang sopan dan mudah dipahami
sehingga tidak menyinggung perasaan responden. Beberapa kendala
maupun hambatan yang dihadapi yaitu seperti tempat wawancara
yang berdekatan dengan tempat parkir sepeda motor FKM Unair ramai
dan suara yang bising menyebabkan suasana wawancara menjadi
tidak kondusif, namun hal tersebut bukanlah suatu hambatan yang
berarti sehingga responden tetap melaksanakan sesi wawancara
dengan tenang, fokus dan kooperatif.
g Lampiran (Transkrip wawancara) :
Responden (W)
: Pak Wardi
Pewawancara (D)
: Deviyanti
D:

Apa yang Bapak ketahui tentang merokok?


Merokok, saya sejak umur 9 tahun ya, mulai kecil saya sudah

W:

merokok sampek sekarang belum pernah ada keluhan sakit atau

D:
W:

apapun.
Jadi sejak umur 9 tahun Bapak sudah merokok?
Iya umur 9 tahun.
Dulu Bapak tahu tentang merokok melalui koran atau spanduk

D:

begitu?
Enggak, langsung ya ambil gitu aja dirumah itu sudah ada punya

W:

orangtua. Gak lewat koran kalau dulu, ya cuma lihat orang dewasa

D:

merokok gitu aja dari kecil saya sampe keterusan.


Lalu menurut Bapak sebenarnya rokok itu bahaya atau tidak?
Kalo saya pribadi untuk saya sendiri engga karena belum ada

W:

keluhan seperti sesak dan batuk gitu nggak ada ya sampek sekarang

D:
W:

belum pernah masuk rumah sakit karena rokok.


Lalu untuk sehari-hari Bapak merokok berapa batang?
Saya duabelas dikali tiga, 36 batang. Ya 36.

D:

W:

D:

W:

D:
W:
D:
W:
D:

W:

Menurut Bapak sebenarnya merokok perlu dicegah apa tidak


dikalangan masyarakat?
Kalo untuk anak-anak ya harus dicegah, kalo yang sudah merokok
kaya saya ya nggak bisa, saya sendiri berusaha berhenti ya nggak
bisa kok. Kalo untuk anak sekolah sih sebaiknya dilarang ya.
Trus menurut Bapak media apa yang sekiranya sesuai untuk
mengkampanyekan bahaya merokok?
Saya kira sulit ya. Itu sudah dari jaman dulu sejak perang ekonomi
luar negeri yang mau menghancurkan ekonomi Indonesia, jadi nggak
bisa itu waktu saya kecil juga ada gambar-gambar larangan
merokok.
Berarti Bapak sudah kebal seperti itu ya?
Iya sudah kebal.
Menurut Bapak sendiri pemerintah maupun tenaga kesehatan perlu
atau tidak untuk menyosialisasikan tentang bahaya merokok?
Saya kira tidak perlu ya karena masyarakat bisa berpikir sendiri
nggak perlu dilarang.
Mungkin yang terakhir pesan dari Bapak kepada masyarakat?
Ya pesannya kalo masalah rokok itu klasik udah dari jaman dulu,
makanya kalo dihitung rokok Indonesia lebih mahal karena dilinting
pakai tangan bukan pakai mesin jadi intinya perang ekonomi saja,
saya kira nggak ada efeknya lah merokok atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai