Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

MOTOR-MOTOR LISTRIK DIATAS 150 KW

PENYUSUN :
CICILIA SOMBO (421 13 023)
AZMAN (421 13 024)
NURHIDAYAH (421 13 025)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama Penyusun : Cicilia Sombo


Azman
Nurhidayah
Kelas
Kelompok
Judul

: IIIA D4 Teknik Listrik


:
: Motor-Motor Listrik diatas 150 KW

Telah menyelesaikan Bahan Ajar yang berjudul Motor-Motor Listrik diatas


150 KW dari mata kuliah Pemilihan dan Penggunaan Motor Listrik di semester V
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Pengerjaan bahan ajar ini dilakukan secara
kelompok dan dimulai dari 27 Desember 31 Desember. Bahan ajar ini telah
disetujui oleh dosen.

Makassar, 6 Januari 2016


Dosen,

A.Wawan Indrawan,S.ST.,M.Eng
Nip: 197703062002121003

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun hantarkan kekhadirat Tuhan Yang Mahaesa atas
karunia, rahmat dan kesempatan yang diberikan, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan bahan ajar Motor-Motor Listrik diatas 150 KW ini
dengan baik.
Bahan ajar ini dimaksudkan sebagai pegangan pengajar dan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar mata kuliah Pemilihan dan Penggunaan Motor Listrik.
Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan
dengan baik dan mendorong mahasiswa belajar mandiri.
Dalam bahan ajar ini disajikan materi kuliah motor sinkron, motor tegangan
menengah, dan suplai tegangan menengah switchgear tegangan menengah.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada dosen,
teman-teman dan yang telah membantu dalam pengerjaan bahan ajar ini.
Akhirnya, semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan
kualiatas proses belajar mengajar di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Makassar, 31 Januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................

ii

KATA PENGANTAR............................................................................................ iii


DAFTAR ISI..........................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................

TINJAUAN MATA KULIAH...............................................................................

BAB I MOTOR SINKRON


1.1 Pengenalan Motor Sinkron.....................................................................

1.2 Prinsip Kerja Motor Sinkron..................................................................

1.3 Metode Starting......................................................................................

1.4 Kesimpulan............................................................................................

BAB II MOTOR TEGANGAN MENENGAH


2.1 Efisiensi dan Keuntungan Motor Tegangan Menengah.........................

2.2 Sistem Kontrol Motor Tegangan Menengah..........................................

2.3 Pendinginan Motor Tegangan Menengah..............................................

2.4 Sinkron dan Transfer Motor Tegangan Menengah.................................

2.5 Kesimpulan............................................................................................

BAB III SUPLAI TEGANGAN MENENGAH SWITCHGEAR


3.1 Pengenalan Switchgear.......................................................................... 10
3.2 Suplai Tegangan Menengah Switchgear................................................ 11
3.3 Karakteristik Perangkat MV Switchgear............................................... 12
3.4 Kesimpulan............................................................................................ 15

BAB IV PENENTUAN MOTOR-MOTOR TEGANGAN MENENGAH


4.1 Penentuan Motor-motor Tegangan Menengah....................................... 17
4.2 Kesimpulan............................................................................................ 18

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sinkronisasi Motor................................................................................

Tabel 3.1 Fuse Kontraktor..................................................................................... 11

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Motor Sinkron....................................................................................

Gambar 1.2 stator Dua Kutub (yaitu Ns dan Ss)...................................................

Gambar 2.1 Medium Voltage Motor Listrik..........................................................

Gambar 2.2 Sinkron Dan Transfer Pada 3 Motor..................................................

Gambar 3.1 Operasi Tegangan Menengah Pada Motor......................................... 12


Gambar 3.2 Waktu Fuse-Kurva Arus..................................................................... 14

TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah Pemilihan dan Penggunaan Motor Listrik termasuk mata kuliah
kelompok bidang keahlian (KBK) Sistem Tenaga Listrik. Mata kuliah ini disajikan
pada semester V pada Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
Bahan ajar ini menguraikan tentang pengertian, prinsip kerja, dan aplikasinya.
Bahan ajar ini terdiri dari tiga bab, yaitu bab I berisi tentang motor sinkron, bab II
berisi tentang motor tegangan menengah, dan bab III berisi switchgear tegangan
menengah.
Penyajian bahan ajar ini banyak dalam bentuk teori. Oleh karena itu
mahasiswa diharapkan mampu membaca secara seksama agar mudah dipahami.
Materi bahan ajar ini akan sangat membantu mahasiswa kelak dalam dunia kerja, baik
di industry maupun dalam bidang kelistrikan yang lebih luas. sinkron digunakan
secara luas di industri sebagai penggerak alat-alat produksi.

BAB I

MOTOR SINKRON
Sebuah motor sinkron secara umum identik dengan sebuah altenator atau
generator AC. Pada kenyataannya, sebuah mesin sinkron, berdasarkan teori yang ada,
berperan sebagai sebuah altenator, ketika digunakan secara mekanik, dan akan
berperan sebagai motor, ketika digunakan secara elektris, yang dikhususkan pada
kasus mesin DC.
1.1 Pengenalan Motor Sinkron
Hampir seluruh motor sinkron memiliki kapasitas daya antara 150 kW
hingga 15 MW dan memiliki taraf kecepatan anatara 150 hingga 1800 r.p.m.
Berikut beberapa ciri khas motor sinkron yaitu :
1. Pada awal berputar kecepatan motor menunjukkan kecepatan sinkron namun
disaat

pada

proses

perputaran

selanjutnya

kecepatan

motor

akan

konstan( karena Ns = 120 f/p).


2. Proses starting awal tidak secara mandiri, merupakan keharusan agar motor
berputar secara sinkron atau mendekati sinkron dengan berbagai cara, sebelum
disinkronkan dengan sumber arus listrik (supply).
3. Motor ini dapat dioperasikan dalam keadaan dibawah standar faktor kekuatan,
yaitu dengan proses lagging dan leading. Oleh karena itu, motor ini dapat
digunakan untuk tujuan pemeriksaan kekuatan, dengan

menambahkan

masukan torka dalam mengatur beban.

Gambar 1.1 Motor Sinkron


1.2 Prinsip Kerja Motor Sinkron
Ketika 3 fasa dihasilkan oleh sumber 3 fasa , maka dapat dihasilkan sebuah fluks
magnet yang besarnya konstan dengan perputaran secara sinkron.

Gambar 1.2 Stator Dua Kutub ( yaitu Ns dan Ss )


Berdasarkan gambar stator dua kutub yang diperlihatkan pada gambar 1.2, hal
tersebut menunjukkan stator dua kutub (yaitu Ns dan Ss) berputar secara sinkron searah
jarum jam. Posisi rotor yang diperlihatkan pada gambar, dimisalkan dengan kondisi pada
point A dan B. Dua kutub yang sama , N (pada rotor) dan Ns (pada stator) begitu pula
dengan S dan Ss akan bertolak belakang satu sama lain, dengan kesimpulan bahwa rotor
memiliki kecenderungan untuk berputar berlawanan arah jarum jam.
Tetapi setengah periode kemudian, kutub stator dalam keadaan berputar dan
bertukar posisi yaitu Ns terletak di titik B dan Ss terletak pada titik A. Dalam keadaan
seperti ini, Ns menarik S dan Ss menarik N. Oleh karena itu, rotor memiliki
kecenderungan untuk berputar searah jarum jam (yang ternyata berlawanan dengan
8

keadaan

awal).

Sehingga,

kita

dapat

menyimpulkan

bahwa

kesepadanan

dalam peputaran kutub stator yang cepat dan berkesinambungan, rotor akan menjadi
indikator sebagai sebuah torka yang dengan cepat bertolak belakang dengan urutan yang
pesat, rotor juga menjadi indikator sebagai torka yang memiliki kecenderungan
mengalami perpindahan pada saat awal dalam kondisi searah jarum jam dan
kemudian berlawanan arah jarum jam. Karena menghasilkan gejala inersia yang besar,
rotor tidak

dapat

secara

cepat

memberikan

tanggapan

sedemikian

hingga

berlawanandengan arah torka secara cepat , dengan hasil yang tersisa adalah sama.
1.3 Metode Starting

Rotor (yang belum tereksitasi) ditambah kekuatan menuju sinkronisasi


atau mendekati kecepatan sinkron dengan beberapa penyusunan dan kemudian
dikuatkan dengan sumber DC. Saat kecepatan motor yang mendekati sinkron
dikuatkan, hal ini secara magnetis terkunci ke dalam posisi stator seperti kutub
rotor melakukannya terhadap kutub stator dan keduanya berputar secara sinkron
pada arah yang sama. Hal ini disebabkan penyambungan antara kutub rotor dan
stator sehingga motor bergerak secara sinkron atau tidak kedua duanya.
Kecepatan sinkron tersebut dapat dituliskan dalam persamaan umum :

Bagaimanapun, hal ini penting untuk dipahami bahwa penyusunan atau


kaitan antara kutub stator dan rotor tidak selalu absolut pada salah satunya.
Seperti beban pada motor yang ditambah, rotor secara progresif memiliki
kecenderungan untuk jatuh kembali dalm fasa (tetapi tidak untuk kecepatan
seperti di dalam motor DC) dengan berbagai sudut pandang tetapi selalu secara
kontiniu untuk berputar secara sinkron. Nilai sudut beban tersebut atau sudut
kopel (begitu kita menyebutnya) didapat berdasarkan beban puncak yang akan
dialami oleh motor. Dengan kata lain, torka dihasilkan oleh motor pada sudutnya
yang disebut .

1.4 Kesimpulan
Motor sinkron memiliki ciri khas dimana pada perputaran awal
kecepatannya menunjukkan kecepatan sinkron namun disaat proses perputaran
selanjutnya kecepatan motor akan konstan, proses starting awal tidak secara
mandiri, dan dapat dioperasikan dibawah standar faktor kekuatan. Adapun
prinsip kerja dari motor sinkron yaitu memiliki kecenderungan berputar searah
jarum jam, rotor akan menjadi indikator sebagai sebuah torka yang dengan cepat
bertolak belakang dengan urutan yang pesat, rotor juga menjadi indikator sebagai
torka yang memiliki kecenderungan mengalami perpindahan pada awal dalam
kondisi searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum jam.

BAB II

10

MOTOR TEGANGAN MENENGAH


Motor listrik dengan kapasitas 150 KW keatas adalah motor Medium Voltage.
Penggunaan dengan tenaga kuda lebih tinggi kebutuhan dapat mengurangi
penggunaan energi dan meningkatkan proses kontrol pada motor dari 3000 - 8500 HP
(2240 untuk 6340 kW), pada 4160 untuk rating tegangan nominal pasokan 6900V.
Meningkatkan keandalan dengan sistem pendingin cairan loop tertutup dengan
cairan-toair atau opsi penukar panas gaya cair untuk cair dan sebuah pompa yang
integral Kabinet.

Gambar 2.1 Medium Voltage Motor Listrik


2.1 Efisiensi dan Keuntungan Motor Tegangan Menengah
Untuk semua aplikasi kontrol motor dari 200 hp - 34,000 hp (150 kW 25,400 kW). Motor tegangan menengah memungkinkan mulai dengan lembut
dan kecepatan variabel proses kontrol dengan daya tinggi sesuai tuntutan, untuk
mengurangi biaya energi, pemeliharaan dan pemakaian motor. Semikonduktor
pada motor tegangan menengah menyediakan sebuah drive yang memungkinkan
untuk meningkatkan keandalan pada komponen yang tersedia dalam motor.
Drive yang tersedia merupakan teknologi maju yang membantu perhitungan dari
yang terendah dari media drive tegangan yang tersedia.
11

Drive ini menggunakan strategi cerdas kontrol motoric, menggunakan


perangkat lunak komunikasi dan pemrograman untuk memantau dan mengontrol
proses, memberikan hampir sempurna bentuk gelombang arus dan tegangan
untuk memungkinkan penggunaan standar atau motor yang sudah ada dan kabel
motor.
2.2 Sistem Kontrol Motor Tegangan Menengah
Sistem kontrol untuk motor kapasitas 150KW keatas dengan berbagai
macam tegangan menengah untuk permulaan. Drive output pemula, Drive
masukan pemula, pemula tegangan penuh, dikurangi tegangan pemula dan solidstate mengurangi tegangan pemula, pemula dua kecepatan, dan permulaan
sinkron. Semua controller menyediakan pilihan pemantauan dan diagnostik untuk
lebih cepat, lebih pemecahan masalah yang akurat, perawatan perencanaan,
pengelolaan aset dan mengurangi downtime.
2.3 Pendinginan Motor Tegangan Menengah
Mengurangi penggunaan energi di motor 3000-8500 HP (2240 untuk
6340 kW), pada 4160 untuk 6900V nominal menyediakan rating tegangan.
Pendinginan motor tegangan menengah dilakukan dengan cara pendingin cairan
yang akan mengakibatkan lebih efisien transfer panas dari pendingin udara,
dengan sekitar 90% panas yang dihapus dari ruang kontrol melalui penukar
panas, jadi control pemanasan pada akan drastis berkurang. Sistem pendingin
cairan loop tertutup dengan cairan ke udara atau cair untuk cair gaya panas
Exchanger dan integral pompa kabinet dengan kemampuan pompa berlebihan
keandalan. Tidak ada tambahan pemanasan atau tegangan untuk stress motor
isolasi dibandingkan dengan kecepatan tetap.
Operasi Pola switching PWM mengurangi harmonik akan motor,
terutama pada frekuensi operasi yang lebih rendah. PWM pola bekerja dalam

12

kombinasi dengan kapasitor kecil integral untuk mengurangi besar memesan


harmonik di lebih tinggi frekuensi.
2.4 Sinkron dan Transfer Motor Tegangan Menengah
Untuk memulai dan melakukan sinkronisasi beberapa motor :
1. Transfer beban dari satu frekuensi variabel bus ke bus frekuensi tetap dengan
mencocokkan gelombang tegangan frekuensi, amplitudo dan fase hubungan
antara dua sumber.
2. Mencegah penurunan tegangan, masalah getaran dan proses gangguan.
3. Mengurangi arus penuh beban dan mengoptimalkan proses.
4. Ideal untuk minyak atau gas alam pipa booster stasiun atau aplikasi multi motor
memerlukan yang inovatif, solusi hemat biaya variabel kecepatan.

Gambar 2.2 Sinkron Dan Transfer Pada 3 Motor

13

Tabel 2.1 sinkronisasi motor


2.5 Kesimpulan
Motor listrik tegangan menengah adalah motor listrik dengan kapasitas
diatas 150 KW, motor ini memiliki tegangan efisiensi dan keuntungan berupa
adanya ketersediaan sebuah drive yang memungkinkan untuk meningkatkan
keandalan pada komponen yang tersedia dalam motor. Motor tegangan
menengah memiliki controller yang menyediakan pilihan pemantauan dan
diagnostik untuk lebih cepat, lebih akurat dalam pemecahan masalah, perawatan
perencanaan, dan pengelolaan asset dan mengurangi downtime. Sedangkan
pendinginan motor tegangan menengah dilakukan dengan cara pendingin cairan
yang lebih efisien dalam proses transfer panas dari pendingin udara.

14

BAB III
SUPLAI TEGANGAN MENENGAH SWITCHGEAR
Panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil
kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau
juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board). Pada
pelaksanaannya banyak pelaku dilapangan menggunakan istilah yang berbeda-beda,
kadang ada yang menyebut Distribution Board, Switchgear, MCC, Panel dan
sebagainya.
3.1 Pengenalan Switchgear
Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan
dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan
proteksi, dan control. Disebut cubcle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas
plat blok berbentuk almari dengan pintu didepan yang bisa di buka dan di tutup
menurut standar operasi yang diminta, Cubicle 20 kV atau Swichgear 20 kV ini
berisi peralatan-peralatan :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Bus bar
Circuit Breaker
Load Break Switch (. LBS )
Disconnecting Switch ( DS ) atau Switch ( S )
Earthing Switch ( ES )
Current Transformer (Trafo Arus ), ( CT )
Potential Transformer ( Trafo Tegangan ), ( PT' )
Peralatan Ukur ( Volt meter, ampere meter, dsb )
Rele proteksi
Interlocking ( kontrol )
Dikatakan

cubicle

20

KV

atau

Switchgear

20

kV,

karena

peralatan-peralatan tersebut bekerja pada tegangan nominal fasa-fasa 20 kV, vang


termasuk kategori tegangan menengah ( > I KV hingga 35 kV ).
15

Setelah melalui gardu induk PLN ,tegangan 20 KV tersebut memasuki


Switch Gear Panel .dimana didalam 20 KV Switch Gear Panel terdiri dari 3
macam bagian yaitu:
1. Incoming Switch Gear.
2. Matering Panel.
3. Load Break Switch
3.2 Suplai Tegangan Menengah Switchgear
Switchgear digunakan pada fuse kontaktor, kontaktor dan pemutus sirkuit
biasanya digunakan untuk operasi dan melindungi motor.
Menyatukan kontaktor digunakan untuk mengoperasikan motor ketika:
1. Tingkat operasi tinggi,
2. kekuatan rendah (P < 1.500 kW),
3. tegangan operasi lebih rendah dari atau sama dengan 11 kV.

Tabel 3.1 Fuse kontaktor


Fuse breaks hubungan arus pendek yang dihasilkan oleh jaringan hulu hubungan
arus pendek kekuasaan. Pemutus digunakan untuk mengoperasikan motor ketika:
1. Tingkat beroperasi rendah,
2. kekuatan tinggi (I > 315 A),
3. tegangan operasi lebih tinggi daripada 12 kV.

16

Gambar 3.1 Operasi Tegangan Menengah Pada Motor


3.3 Karakteristik Perangkat MV Switchgear
Kontrol dan perlindungan perangkat harus mampu:
1.
2.
3.
4.

Menahan dan mengoperasikan terus-menerus operasi sekarang,


memecahkan kesalahan saat ini,
menahan arus pendek kesalahan saat ini (Ik),
break currents selama mulai tanpa berlebihan overvoltage

Perangkat harus mampu untuk:


a. Menahan dan beroperasi
Perangkat harus dimensioned mampu menahan beban motor saat ini.
Ir saat ini dinilai diberikan dalam persamaan berikut:

= fase-fase tegangan di kV

cos

= faktor daya motor

= keluaran

17

Bila sebuah kontaktor menyatu digunakan sebagai perangkat kontrol,


kontaktor melanggar kapasitas harus kompatibel dengan kebutuhan yang timbul
dari koordinasi dengan sekring dan mekanisme pelindung yang berbeda. Sekring
yang melanggar kapasitas harus lebih tinggi dari atau sama dengan maksimum
hubungan arus pendek mungkin saat ini. Ketika pemutus atau sebuah kontaktor
sendirian digunakan sebagai perangkat kontrol, yang kapasitas melanggar harus
lebih tinggi dari maksimum hubungan arus pendek arus mungkin.
b. Perlindungan Sekring
Tipe spesifik dari tegangan yang harus menahan sekering diperoleh dari motor
yang harus melindungi dan jaringan pada lokasi tersebut.
Tegangan yang seharusnya pada motor
1. Arus rata-rata (Ir)
2. Arus starting Id (Id = 6 sampai 7 Ir untuk starting langsung)
3. Waktu starting td
td bergantung pada motor (nilai antara 1 dam 30 detik)
a. Nilai untuk starting secara berurutan
Tegangan yang seharusnya pada jaringan
b. Tegangan rata-rata (<11 kV). Hanya sekering dengan Ur 12 kV yang
digunakan
c. Kuat arus rangkaian pendek
Pemilihan karakteristik dari sekering

18

a. Jumlah arus starting yang ideal (Idm)


Kuat arus starting ideal Idm adalah rumus dari:
a. 2.4 Id jika ratio Id/Ir diberikan dari hasil suatu nilai potongan
b. 2 Id jika ratio Id/Ir diberikan dari hasil suatu nilai yang telah dipehitungkan
Nilai Idm ini merupakan jaminan dari dua start-ups berurutan atau enam start-ups
berurutan pada interval biasa setiap jam.
a. Untuk menghitung sekering rata-rata
1. Catat Idm dan nilai waktu starting pada waktu sekring-kurva arus seperti
yang ditunjukkan pada gambar 3.2
2. Pilih dengan cepat nilai yang lebih tinggi dibanding I dm dan td pada sudut
perpotongan bagian kanan
Pada gambar 3.2, rata-rata sekering ddiperoleh 250 A.
Ketika penghubung sekering diinstall pada cubicle, Idm harus meningkat 20%

Gambar 3.2 Waktu Fuse-Kurva Arus


c. Pemutus Sirkuit Perlindungan Motor Tegangan Menengah
Motor tegangan menengah dilindungi oleh perangkat perlindungan berikut:
1. Termal gambar terhadap overload,

19

2.
3.
4.
5.

arus lebih waktu independen untuk kemeja t-sirkuit,


bumi overcurrent untuk isolasi kesalahan,
invers komponen maksimum untuk ketidakseimbangan,
melawan lambat start-up dan mengunci rotor.
Motor harus dilindungi terhadap tegangan tetes dengan penundaan

waktu dibawah tegangan relay. Secara umum, relay tunggal diinstal pada bus
bar dan melaksanakan beban penumpahan untuk semua perangkat yang terkait.
d. Menahan kesalahan beralih arus (Ik)
Kontaktor atau pemutus membuat kapasitas harus lebih tinggi dari atau
sama dengan puncak hubungan arus pendek nilai saat ini. Sama dengan 2,5 Ik
Menurut IEC.
e. Arus break selama mulai tanpa berlebihan overvoltage
Motor sensitif terhadap overvoltage, untuk teknologi tidak terisolasi
dengan baik. Operasi switchgear menciptakan overvoltage untuk setiap start-up.
Berulang overvoltage menciptakan titik lemah dalam pergantian isolasi yang
menyebabkan itu untuk memakai bawah prematur, jika tidak menghancurkan.
Perangkat menggunakan teknik SF6 tidak menghasilkan berbahaya overvoltage
dan tidak perlu motor perlindungan perangkat. Memutar busur teknik harus
disimpan jika mereka bekerja dengan baik. Teknik Puffer perangkat cenderung
memprovokasi arus yang lebih tinggi daripada busur berputar dan oleh karena
itu lebih berbahaya overvoltage.
3.4 Kesimpulan
Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan
dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan
proteksi, dan control. Disebut cubcle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas
plat blok berbentuk almari dengan pintu didepan yang bisa di buka dan di tutup
menurut standar operasi yang diminta. Switchgear digunakan pada fuse
kontaktor, kontaktor dan pemutus sirkuit biasanya digunakan untuk operasi dan
melindungi motor. Motor harus dilindungi terhadap tegangan tetes dengan
20

penundaan waktu dibawah tegangan relay. Secara umum, relay tunggal diinstal
pada bus bar dan melaksanakan beban penumpahan untuk semua perangkat yang
terkait.

BAB IV
PENENTUAN MOTOR-MOTOR TEGANGAN MENENGAH
21

4.1 Penentuan Motor-motor Tegangan Menengah


Penentuan motor-motor tegangan menengah sangat berkaitan dengan arus
start pada motor. Pengendalian arus start pada motor sangat penting, karena arus
start yang tinggi akan menimbulkan drop tegangan yang tinggi juga dan akan
mempengaruhi kestabilan tegangan dari power supply dan beban-beban
didekatnya. Untuk menjalankan motor listrik pada saat start dibutuhkan daya
yang lebih besar dari daya operasi normalnya. Hal ini berbanding lurus dengan
besarnya arus pada saat start, walaupun terjadi dalam waktu yang singkat, tapi
untuk motor-motor besar hal ini bias mengganggu jaringan power supplai dan
motor itu sendiri. Untuk mengatasi dampak ini dapat dilakukan dengan pemilihan
system tegangan yang tepat, memperbesar ukuran kabel dan pemilihan sistem
start yang tepat.
Metode start yang umum pada motor listrik terdiri dari dua bagin yaitu:
1. Starting dengan tegangan penuh dari jaringan, starting ini menggunakan
tegangan penuh dari power supply yang langsung dihubungkan dengan terminal
motor. Metode starting ini sering disebut DOL starting. Sistem DOL ini
memiliki kelemahan dimana arus start nya antara ( 5-7) X arus beban penuh
motor. Sistem DOL cocok diterapkan pada motor-motor kecil antara 7.5 KW
hingga 22 KW, jika ingin diterapkan pada motor-motor yang lebih besar maka
perlu dipastikan bahwa arus startnya tidak mengganggu kestabilan jaringan
power supplai, karna arus startnya yg begitu tinggi.
2. Starting dengan penurunan tegangan.
Masalah pembagian motormotor menengah dan motor-motor rendah dan
juga tidak ada diatur masalah arus start pada motor, yang diatur adalah system
design dari motor yang dikaitkan dengan kondisi torque start pada motor dan
locked rotor apparent power ( daya yang timbul pada awal start). Torque start pada
motor dapat dibagi menjadi :
a. Rated torque (Tn) : torsi yang bekerja dalam kondisi beban normal
22

b. Locked rotor torque ( T1 ) : torsi yang timbul pertama kali, sewaktu motor
distart
c. Breakdown torque ( Tb) : torsi terbesar yang muncul pada saat start motor,
sebelum mencapai torsi normal
d. Pull up torque ( Tu) : torsi terendah yang muncul, antara periode rated torque ke
breakdown torque.
Dari kondisi torque start ini lah ditentukan design dari motor yaitu:
a. Design N (DOL start),normal start torque, dengan 2,4,6,8 kutub , kelas motor
0,4 KW ke 1600 KW
b. Design NY : sama dengan kelas N namun dengan system star/ delta start
c. Design H ( DOL start): start torque yang tinggi, dengan 4,6,8 kutub, kelas motor
0,4 KW ke 1600 KW tetapi pada frkuensi 60 HZ
d. Design HY: sama dengan design H, namun dengan star/delta start
Sistem start dengan start/ delta adalah salah satu jenis dari sistem start dengan
reduced voltage
4.2 Kesimpulan
Penentuan tegangan motor ditentukan berdasarkan metode start, metode
start yang umum yaiu start dengan tegangan penuh dari jaringan, dan start
dengan penurunan tegangan. Dari metode start itulah dapat dipilih design dari
motor.

23

Anda mungkin juga menyukai