Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MENULIS

Disusun Oleh :
EVI MAYA SAFITRI
43214110072
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Jurusan Akuntansi

Dosen :
IBU SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd, MM
BAHASA INDONESIA

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diberikan oleh Ibu Sri Rahayu Handayani, S.Pd. M.M. selaku dosen Pengampu Bahasa Indonesia.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang bersangkutan agar
memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan
makalah. Makalah ini berjudul Mengasah Keterampilan Menulis.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari berbagai macam buku dan
juga melalui media internet. Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia
sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya. Dan tak lupa juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Ibu Sri Rahayu Handayani, S.pd, MM yang
senantiasa dengan sabar selalu membimbing.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dalam segi
penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan pada makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi tambahan bagi masyarakat dan bisa bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya dalam mengembangkan keterampilan
dalam menulis dengan benar dan sesuai dengan EYD..

Jakarta, 18 November 2016

Penulis

2 | Page

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Hakikat Menulis......................................................................2
2.2 Menulis sebagai suatu Proses...........................................................................4
2.3 Tujuan dan Manfaat Menulis...........................................................................5
2.4 Prinsip Menulis................................................................................................7
2.5 Aspek Menulis Karangan ................................................................................8
BAB III MENGASAH KETERAMPILAN MENULIS
3.1 Pengertian keterampilan Menulis...................................................................11
3.2 Cara Mengasah Keterampilan Menulis..........................................................11
3.3 Faktor Penghambat Keterampilan Menulis....................................................13
3.4 Link Dropbox Video......................................................................................13
3.5 Link Dropbox Makalah Powerpoint...............................................................13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................14
4.2 Saran..............................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................iv

3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1

Latar Belakang Masalah


Banyak orang yang sebenarnya mampu menulis dengan baik, namun terkadang mereka

disibukkan dengan pekerjaan yang dihadapinya sehingga tidak memiliki waktu untuk menulis.
Sebenarnya, semua orang adalah penulis, karena disetiap diri manusia ada jiwa unik berbakat yang
mendapatkan kepuasan mendalam karena menceritakan suatu kisah, menerangkan bagaimana
melakukan sesuatu atau sekedar berbagi rasa dan pikiran.
Keterampilan menulis sangat penting untuk dikuasai peserta didik. Keterampilan menulis
akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupan yang serba maju sekarang ini. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dapat menuangkan isi pikiran, gagasan atau pendapat,
ide maupun 2 perasaan seseorang Dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan
untuk berbicara. Namun, untuk menciptakan suatu tulisan yang memiliki sebuah nilai (karya
ilmiah) dibutuhkan sebuah pemikiran yang cukup.
Untuk itu, pada bab ini akan dibahas tentang peningkatan ketrampilan menulis dengan
harapan kita dapat membudayakan sikap cinta menulis, lebih memahami materi mengenai
keterampilan menulis dan dapat mengaplikasikannya didalam kehidupan nyata.
1. 2

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

1.3

Apa yang dimaksud dengan menulis dan hakikatnya?


Bagaimana tahapan atau proses yang baik dalam penulisan?
Apa saja tujuan dan manfaat dalam menulis?
Apa saja prinsip menulis?
Apa saja aspek menulis karangan?

Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.

Agar kita lebih memahami materi mengenai keterampilan menulis.


Agar kita mampu menyusun sebuah tulisan dengan baik dan benar.
Agar kita mampu menangani hambatan ketika akan menyusun suatu tulisan.
Agar kita dapat membedakan jenis-jenis tulisan yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian dan Hakikat Menulis

1 | Page

Pengertian

menulis

sebenarnya

sangat

beragam

tergantung

dari

sisi

mana

seseorang

mendefinisikannya. Akan tetapi pengertian menulis sesungguhnya tepat jika memuat beberapa unsur
diantaranya adalah melewati proses berpikir atau menggunakan pikirannya untukmenulis. Jadi
menulis itu dapat juga dimaknakan sebagai penyampaian ide dan pikiran melalui media tulisan.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis
adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil,
cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil,
cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tulisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan,
keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada
orang lain (Syafiie,1998:45).

Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan
bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf
yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis
juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada
pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk menghasilkan tulisan yang
baik. Syafiie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (3) kemampuan
menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai
tulisan, dan (6) kemampuan memeriksa tulisan.
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah
bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang disampaikan
kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai
dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan
kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang
2 | Page

digunakan, makin mudah orang menangkap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena
itu, keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah
dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna,
jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan,
dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis
seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis,


kepekaan terhadap kondisi pembaca,
kemampuan menyusun perencanaan penelitian,
kemampuan menggunakan bahasa Indonesia,
kemampuan memulai menulis, dan
kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila
ditunjang dengan kegiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.

Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu
yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan
seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS
Poerwodarminto (1987:105) secara leksikal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran
atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi
penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud penulis.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi.
Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan,
sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah
diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis
apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam
bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa.

2.2

Menulis sebagai suatu Proses

3 | Page

Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah

mengisyaratkan kepada guru untuk

memberikan bimbingan nyata dan terarah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal
ini dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
(pramenulis, menulis, pascamenulis), dan evaluasi.
Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis
sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis dkk. (1989)
menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pramenulis, pengedrafan, perbaikan, penyuntingan, dan
publikasi.
(a) Pada pramenulis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis,
dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan ditulis dan sistematika tulisan,
siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber
lainnya untuk memudahkan dalam penulisan.
(b) Pada pengedrafan, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam
bentuk draf kasar.
(c) Pada tahap perbaikan, siswa merevisi draf yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan
guru maupun teman sekelas untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang
dikemukakan.
(d) Pada tahap penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik (ejaan, tanda baca,
pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki karangan sendiri maupun teman sekelas.
(e) Pada tahap publikasi, siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta
masukan dari guru dan teman sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan
menjadi sempurna.
Siswa menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pramenulis, pengedrafan,
perbaikan, dan penyuntingan sehingga siswa memahami betul apa yang ditulisnya. Ketika
menentukan topik yang akan ditulis, di benak siswa tergambar sejumlah informasi yang akan ditulis.
Informasi yang tersimpan di benak siswa dituangkan dalam sebuah tulisan dengan bantuan guru dan
teman sekelas. Ketika menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan cara menghubungkan
kalimat secara utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta menuangkannya pada tulisan. Siswa
menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan
teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang jelas.
2.3

Tujuan dan Manfaat Menulis

4 | Page

Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk
mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk
menghasilkan karya tulis.
Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut:
1. Narasi

yakni

karangan/tulisan

ekspositoris

maupun

imajinatif

yang

secara

spesifik

menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
waktu.
2. Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi
dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaian dilakukan secara
objektif, apa adanya, dan terperinci.
3. Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu
hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi
bertambah.
4. Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan
mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
5. Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal
(faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi,
meyakinkan, dan mengajak
Manfaat Menulis
Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa:
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan
kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan tentang
topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih,
yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras
dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu
memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata
dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai
evaluasi.
5 | Page

2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas


Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala
sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus
diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus
ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk pemikiran,
perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, dia harus siap dan
mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat
positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya
perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu
dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat menyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa
memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya. Kecuali,
kalau memang apa yang disampaikannya hanya sekedarnya.
Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi yang
diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi,
berwawancara. Bagi penulis, pemerolehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan
mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis.
Implikasinya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan
mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu
dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan
mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan informasi serta strategi yang
ditempuhnya.
Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah,
karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha
belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubunghubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4)
akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis memungkinkan
6 | Page

untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan
membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
2.4

Prinsip Menulis

Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa bahwa ia bukan
buta aksara. Pelatihan menulis menyibukan para siswa belajar bahasa. Semua ulangan selalu
dinyatakan dalam bentuk tulis. Walaupun demikian, para guru masih mengeluhkan bahwa masih ada
siswa tidak mempunyai keterampilan menulis.
Menurut Parera dan Tasai (1995:14) mengemukakan bahwa untuk dapat menetralisir keluhan para
guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta. Fakta yang pertama banyak sekali orang
pandai sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang
dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah. Walaupun demikian
keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan perhatikan dalam
pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran membaca.
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam
bentuk tertulis. Keterampilan menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara,
membaca.
Menurut Parera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah:
1) menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran
menulis dan membaca terjadi secara serempak,
2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa,
3) pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa
Indonesia, dan
4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan
menulis ilmiah.
Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka FableFative pembelajaran
menulis adalah sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

menyalin,
menyadur,
membuat ikhtisar,
menulis laporan,
menyusun pertanyaan angket dan wawancara,
membuat catatan,
menulis notulen,

7 | Page

(8) menulis hasil seminar, pidato, dan laporan,


(9) menulis surat yang berupa : ucapan selamat, undangan, pribadi, dinas, perjanjian, kuasa,
dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo, dan kawat (telegram),
(10) menulis poster dan iklan,
(11) menulis berita,
(12) melanjutkan tulisan,
(13) mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan ,
(14) mengisi formulir yang terdiri dari: wesel dan cek,
(15) menulis kuitansi,
(16) menulis riwayat hidup,
(17) menulis lamaran kerja,
(18) menulis memorandum,
(19) menulis proposal/usul penelitian,
(20) menulis rancangan kegiatan,
(21) menulis pidato/sambutan,
(22) menulis naskah,
(23) menyusun formulir,
(24) membentuk bagan, denah, grafik, dan able
(25) menulis karya ilmiah.
2.5

Aspek Menulis Karangan

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa. Sebab
dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan.
Jenis-jenis Mengarang menurut Moeljono (1976:89)
(1) Mengarang Surat
Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan
percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima
secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada
bahasa percakapan biasa.
Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan
(2) surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada
keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak
terlalu terikat oleh pedoman yang tertentu.. sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari
dan kepada jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas
biasanya terikat oleh pedoman dan tatatulis tertentu.
(2) Mengarang Cerita Non Fiksi
Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguhsungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di
8 | Page

sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang


cerita non fiksi ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang
dialami.
(3) Mengarang Cerita Fiksi
Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan atas buah rekaan
atau angan-angan saja. Cerita ini akan berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau sekedar lamunan
mengarang saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat mempunyai
nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2)
menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.
(4) Mengarang Lukisan Keadaan
Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggambarkan suatu situasi
secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah
membiasakan untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata
secara tepat. Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Karean sebagai suatu
lukisan, maka kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu
menyentuh perasaan sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan
mengarah kepada gaya bahasa puisi atau prosa liris.
(5) Menulis Berita Aktual
Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan cara
menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran. Jadi
berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang
banyak secara tertulis.
Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang
penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat
kewartawanan.
(6) Mengarang Puisi
Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat. Manfaat mengarang puisi ialah (1)
menyalurkan dorongan melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat pada diri
masing-masing, (2) memberika latihan mengungkapkan perasan dengan lambang-lambang kata
yang tepat, yang berarti melatih kemampuan berbahasa, (3) mengajar memberi kesibukan yang
berguan untuk mengisi waktu senggang dengan kepandaiannya, (4) mencoba secara tidak langsung
9 | Page

memahami keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan
yang dihadapi, dan (5) membantu memperkembangkan bakat.
(7) Mengarang Esai
Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik
perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat,
kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah membiasakan untuk
mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian orang.
(8) Mengarang Naskah Pidato
Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada seseorang,
sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri. Suatu piadato yang resmi memerlukan persiapan.
Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah pidato
perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato
dibedakan antara lain: (1) pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato
keilmuan.

BAB III
MENGASAH KETERAMPILAN MENULIS
3.1 Pengertian keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas
(2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus
didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Ahmad Rofiuddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159) keterampilan menulis merupakan
10 | P a g e

suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap
suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.Menurut
Henry Guntur Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa
yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan
tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne(Haryadi dan Zamzani, 1996:
77) keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam
bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
3.2 Cara Mengasah Keterampilan Menulis
1. Biasakan Menulis Kegiatanmu dalam Catatan Harian
Dengan terbiasa menulis buku catatan harian, kemampuan menulismu akan meningkat secara
bertahap. Mulailah menulis hal-hal dari yang sepele sampai hal atau peristiwa penting yang kamu
alami. Dengan terbiasa membuat catatan harian, kamu akan lebih peka terhadap lingkungan dan diri
sendiri. Kamu akan dapat menulis dan menemukan gaya bahasamu sendiri. Secara tidak langsung,
membuat catatan harian membantumu mengenali jati dirimu.
2. Perbanyak Membaca dan Mencoba Hal Baru

Membaca

Membaca adalah sumber ilmu, jadi dengan membaca kamu bisa melihat dan mendapatkan informasi
tentang gaya bahasa yang dipakai penulis, bagaimana cara penulis menerangkannya, bagaimana
dengan penulisannya, tanda bacanya, bahasanya komunikatif atau tidak. dan lain lain. Siapa tahu,
kamu bisa mengadaptasi gaya bahasa si penulis kemudian mengembangkannya.

Mencoba Hal Baru

Dengan mencoba hal baru seperti menulis artikel baru yang belum kamu kuasai dapat menambah
pengalaman dan wawasan dalam menulis sehingga seiring berjalannya waktu, kemampuan
menulismu akan meningkat dengan sendirinya. Jadi, jangan takut sebelum mencoba karena
ketakutanmu itulah yang menghambat kesuksesanmu.
3. Belajar Dari Pakar atau Mengikuti Kursus Menulis
Ini kalau anda merasa benar-benar merasa sangat kurang dalam hal tulis-menulis. Jika anda ragu
dengan tulisan anda, konsultasikanlah pada pakar yang benar-benar ahli dan ikutilah kursus menulis
11 | P a g e

untuk meningkatkan kemampuan menulismu. Jika kamu mau yang gratisan, kamu bisa bertanya ke
forum forum online seperti Kaskus.co.id atau Republika Forum kalian pilih thread yang membahas
seputar dunia tulis seperti Jurnalistik, Puisi, Cerpen atau yang lainnya.
4. Mintalah Penilaian dari Teman atau Keluarga
Tanyakan pada sahabat, keluarga, atau kenalan untuk menilai karya tulismu. Kamu harus siap untuk
menerima kritik maupun saran dan segeralah perbaiki kemampuan menulismu. Dengan begitu
kemampuan menulismu akan semakin meningkat dan lebih bernilai dimata pembaca.
5. Gunakan Cara Menulis Yang Nyaman Menurutmu
Jika semua cara di atas telah kamu lakukan, tapi kemampuan menulismu belum juga meningkat
mungkin ada yang salah dengan caramu menulis. Cobalah kamu sesuaikan sendiri cara yang
menurutmu bisa membuat dirimu nyaman dalam menulis seperti menggunakan pensil atau pulpen,
sambil dengarkan musik atau lebih suka keheningan, pokoknya sesuaikan dengan gayamu sendiri
saja ya..
6. Perbanyak Menulis Untuk Pertahankan Kemampuanmu
Jika semua tahap dan cara di atas telah kamu lewati dan kemampuan menulismu telah meningkat,
pertahankanlah kemampuanmu itu dengan perbanyak menulis. Asal anda tahu mempertahankan itu
jauh lebih sulit dibandingkan meningkatkannya, jadi jika anda ingin kemampuan menulismu terus
dan terus meningkat, maka sering-seringlah membuat karya tulis atau artikel baru.
3.3 Faktor Penghambat Keterampilan Menulis
Bagi seorang, untuk memulai menulis tentunya akan mengalami beberapa hambatan. Hambatan
yang dialami tiap orang untuk memulai menulis tersebut berbeda-beda. Menurut Wardhana dan
Ardianto (dikutip Kuncoro, 2010: 6 7), ada dua penyebab utama yang menjadi faktor penghambat
kegiatan menulis. Petama, faktor internal yaitu faktor penghambat yang berasal dari dalam diri
sendiri. Kedua, faktor eksternal, yaitu faktor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap
individu
Faktor internal yang pertama adalah seorang individu tersebut belum memiliki kebiasaan membaca
buku. Kebiasaan membaca buku akan berdampak pada kemajuan suatu bangsa. Kebiasaan membaca
buku seharusnya dimulai sejak usia dini, atau palin tidak sejak duduk dibangku SMA. Kegiatan
membaca buku sangat erat kaitannya dengan kegiatan menulis. Dengan membaca buku, ilmu
12 | P a g e

pengetahuan dan referensi untuk menulis akan semakin banyak. Kedua, belum memiliki
kemampuan berbahasa yang baik sangat diperlukan untuk dapat membuat sebuah karya tulis karena
menulis adalah kegiatan berbahasa secara tidak langsung. Ketiga, belum adanya minat dan
keinginan untuk menulis.
Faktor eksternal yang mengahambat seseorang untuk menulis adalah: pertama, sulit mencari topik
ataupun tema untuk bahan tulisan. Orang yang sulit mendapatkan tema biasanya adalah orang yang
malas dan belum ada kemauan untuk membaca. Kedua, kesulitan dalam menyusun kalimat baku.
Membuat kalimat baku atau kalimat efektif memiliki arti yang sangat penting karena dengan kalimat
efektif cukup kalimat tunggal bukan kalimat kompleks.

3.4 Link Dropbox Video


https://www.dropbox.com/s/7ycamgrvyiuinit/EVI%20MAYA%20SAFITRI%20%2043214110072%20-%20VIDEO%20BAHASA%20INDONESIA.mp4?dl=0
3.5 Link Dropbox Makalah slide presentasi
https://www.dropbox.com/s/fxgod8oqxx8p6va/EVI%20MAYA%20SAFITRI%20%2043214110072%20-%20MENULIS.ppt?dl=0

13 | P a g e

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa, untuk meningkatkan keterampilan, kualitas, dan
produktivitas dalam menulis membutuhkan latihan secara terus-menerus. Seorang akan dapat terus
menulis jika ia memiliki motivasi dalam menulis. Hal yang perlu kita sadari dengan menulis suatu
karya yang ilmiah yang berarti kita telah menyebarkan ilmu, menyebarkan ilmu merupakan ibadah.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah
1. Untuk mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari

penyusunan makalah agar dapat menyusun makalah yang sistematis


Agar mempelajari lebih lanjut mengenai keterampilan menulis praktis dan penerapannya

dalam penulisan karya tulis lain.


2. Untuk umum
Agar

lebih

memperhatikan

menerapkannya sejak dini.

14 | P a g e

dan

mendalami

keterampilan

menulis

sehingga

dapat

Daftar Pustaka
Tarigan, Hendri, Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Hasani, Aceng. 2013. Ihwal Menulis. Yogyakarta: Framepublishing
Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Dikti
Keraf, G. 1997. Komposisi. Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama
Widya.
Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana
Indonesia.
Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa
Penerbit
Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990. Creating Writers. London: Longman.
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: DepdiknasUT
Syafiie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
2013 Yusuf, S. Pd.,M.Pd,dkk. 2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia. Palembang : Polsri
4 | Page

Suhardi, Achmad Agus .2011. Tahapan Menulis ,(online),


(http://indonesiaindonesia.com/f/12246-tahapan-menulis/ , diakses 09 November 2016)

Soekarto, Muhammad . 2000 . Menulis, (online),


(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_053597_chapter2.pdf , diakses 10 November
2016)

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika
Pressindo:Jakarta.

Ambar apin sifilia, Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia dikalangan Pelajar.
Diakses pada tanggal 03 April 2014 dari:http:/ /bahan ketrampilan menulis/Ambar Apin Sifilia
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA DIKALANGAN
PELAJAR.htm

5 | Page

Anda mungkin juga menyukai