Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pilihan bagi mayoritas pasien dengan
penyakit renal tahap akhir. Pasien memilih transplantasi ginjal dengan berbagai alasan, seperti
keinginan untuk menghindari dialisis atau untuk memperbaiki perasaan sejahtera, dan harapan
untuk hidup secara lebih normal. Selain itu biaya transplantasi ginjal yang sukses
dibandingkan dialisis adalah sepertiganya.
Transplantasi ginjal melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadafer
manusia ke resipien yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir. Ginjal transplan dari donor
hidup yang sesuai dan cocok bagi pasien (mereka dengan antigen ABO dan HLA yang cocok)
akan lebih baik dari pada tranplan yang berasal dari donor kadafer. Nefrektomi terhadap
ginjal asli pasien dilakukan untuk transplantasi. Ginjal transplan diletakkan di fosa iliaka
anterior sampai krista iliaka pasien. Ureter dari ginjal transplan ditanamkan ke kandung
kemih atau di anastomosiskan ke ureter resipian.

1.1.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transplantasi ginjal?
2. Apa etiologi transplantasi ginjal ?
3. Apa saja terminologi transplantasi ginjal ?
4. Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam keberhasilan transplantasi ginjal?
5. Persiapan apa saja sebelum operasi transplantasi ginjal?
6. Bagaimana proses transplantasi ginjal ?
7. Bagaimana Gizi dan diet pada pasien?
8. Bagaimana cara komunikasi teraupetik pada pasien?
9. Apa saja keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal ?

1.2.

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Untuk mengetahui definisi tentang transplantasi ginjal.


Untuk mengetahui etiologi transplantasi ginjal.
Untuk mengetahui terminologi tentang transplantasi ginjal.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transplantasi ginjal.
Untuk mengetahui persiapan operasi transplantasi ginjal.
Untuk mengetahui proses transplantasi ginjal.
Untuk mengetahui gizi dan diet pada pasien.
Untuk mengetahui komunikasi teraupetik pada pasien.
Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal.

BAB II
1

KONSEP DASAR
2.1.

Pengertian Transplantasi atau Cangkok Ginjal


Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup
sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak bisa berfungsi lagi
dengan baik.
Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara
memanfaatkan sebuah ginjal sehat( yang diperoleh melaui pendonoran) melalui prosedur
pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup ( donor hidup )
atau yang baru saja meninggal ( donor kadaver).
Menurut Brunner and Suddarth transplantasi ginjal adalah melibatkan
menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadaver manusia recepient yang mengalami
penyakit ginjal tahap akhir. Transplantasi ginjaldapat dilakukan secara cadaveric ( dari
seorang yang telah meninggal ) atau dari donor yang masih hidup ( biasanya anggota
keluarga ). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup,
termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum
transplantasidan ginjal tersebut cenderung mempunyai jangka hidup lebih panjang.

2.2 Etiologi
Yang menyebabkan seseorang harus dilakukan transplantasi ginjal adalah penyakit
gagal ginjal terminal atau biasa disebut dengan stadium akhir.

2.3 Terminologi transplantasi ginjal

1. Autograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berasal dari

individu yang sama.


2. Isograft adalah transplantassi dimana jaringan yang dicangkokan berasal dari saudara
kembar.
3. Allograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berasal dari individu
lain dalam satu spesies atau spesies yangsama.
4. Xenograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berassal dari
spesies yang berbeda. Misalnya ginjal binatang yang ditransplantasikan kepada
manusia.

2.4 Faktor-faktor yang berperan dalam keberhasilan transplantasi ginjal


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada transplantasi ginjal
terdiri dari faktor yang bersangkut paut dengan donor, resepien, faktor imunologis,
faktor pembedahan antara lain penanganan praoperatif dan post-operatif.
Donor ginjal dibagi menjadi dua yaitudonor hidup ( living donor ) dan donor
jenasah ( cadaver donor ). Donor hidup dapat berasal dari individu yang mempunyai
hubungan keluarga ( living related donor ) atau tidak ada hubungan keluarga (living
non related donor ).

Syarat untuk donor hidup, terutama untuk donbor keluarga yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Usia lebih dari 18 tahun dan kurang dari 65 tahun.


Motivasi yang tinggi untuk menjadi donor tanpa ada unsur paksaan.
Kedua ginjal normal.
Tidak mempunyai penyakit yang dapat menurunkan fungsi ginjal dalam
jangka waktu yang lama.
Kecocokan golongan darah, HLA dan tes silang darah (cross match).
Tidak mempunyai penyakit menular.
Sehat mental.
Toleransi operasi baik.

Pemeriksaan calon donor meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik lengkap, tes


fungsi ginjal, pemeriksaan golongan darah dan sistem HLA , infeksi virus ( hepatitis
B, hepatitis C, CMV, HIV ), foto dada, ekokardiografi, dan arteriografi ginjal.
Untuk donor jenasah biasanya berasal dari pasien yang mengalami mati batang
otak akibat kerusakan otak yang fatal, usia 10-60 tahun, tidak mempunyai penyakit
menular, fungsi ginjal harus baik saat menjelang ajal. Panjang hidup ginjal
transplantasi dari donor jenasah yang meninggal karenana strok, iskemia, tidak sebaik
meninggal karena perdarahan subarachnoid.
Pasien gagal ginjal terminal yang potensial menjalani transplantasi ginjal harus
dinilai oleh tim transplantasi. Setelah itu dilakukan evaluasi untuk melakukan
persiapan untuk transplantasi. Sebelum dilakukan transplantasi resepien akan
dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk mengetahui adanya hiperrtensi, penyakit
pembuluh darah perifer dan penyakit jantung koroner, ulkus peptikum dan keadaan
saluran kemih. Selain itru, juga dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap

termasuk tanda-tanda infeksi, foto dada, USG, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan gigi
geligi dan THT.
Syarat resepien transplantasi ginjal adalah :

1.
2.
3.
4.

Dewasa
Pasien yang kesulitan mengalami hemodialisis dan CAPD
Saluran kemih bawah harus normal bila ada kelainan koreksi terlebih dahulu.
Dapat menjalani imunosupresa dalam jangka waktu lama dan kepatuhan berobat
tinggi.

Kontra indikasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Infeksi akut : tuberkulosis, infeksi saluran kemih, hepatitis akut


Infeksi kronik, bronkiektasis
Aterotema yang berat
Ulkus peptikum yang aktif
Penyakit keganasan
Mal nutrisi

Imunologi transplantasi
Ginjal donorharus mempunyai kecocokan dengan ginjal resepien agar
transplantasi behasil baik. Golongan darah yang sama merupakan syarat yang utama.
Kesesuaian imunologis pada transplantasi ginjal dapat diperiksa melalui pola HLA.
Bila ginjal tidak cocok secara imunologis maka akan terjadi reaksi rejeksi. Reaksi ini
merupakan usaha tubuh resepien untuk menolak benda asing yang masuk ketubuhnya.
Ada tiga jenis reaksi rejeksi yaitu :

Reaksi hiperakut yaitu terjadiseegera dengan beberapa menit atau beberapa


jam setelah klem pembuluh darah dilepas. Dan disebabkan adanya
antibodyterhadap sistem golongan darah atau HLA yang tidak cocok. Rejeksi
hiperaktif tidak bisa diatasi harus dilaksanakan nefrektomi ginjal cangkok.
Reaksi hiperakut sekarang jarang terjadi karena dapat dihindarkan dengan
reaksi silang.
Rejeksi akut biasanya terjadi dalam waktu 3 bulan pasca transplantassi, dapat
dicetuskan
oleh
penghentian
atau
pengurangan
dosis
obat
imunosupresi.Manifestasi klinis: Demam, mialgia, malaise, nyeri pada ginjal
4

baru, produksi urine menurun, berat badan meningkat, tekanan darah


meningkat, kreatinin serum meningkat, histopatologi. Terapi rejeksi akut :
metil prednisolon 250 mg 1 gr IV/hari selama 3 hari, ALG ( Anti
Lymphocyte Globulin ), ATG ( Anti Thympocyte Globulin ) atau antibodi
monoklons sebagai terapi alternatif bila tidak teratasi.
Rejeksi kronik terjadi setelah berrbulan-bulan atau bertahun-tahun pasca
transplantasi. Pada rejeksi kronik terjadi penurunan fungsi ginjal cangkok.
Saat inibelum ada pengobatan yang spesifik untuk mengobati rejeksi kronik.

Keberhasilan transplantasi ginjal menurut harapan klinis


1. Lama hidup ginjal cangkok ( Graft Survival )

Lama hidup ginjal cangkok sangat dipengaruhi oleh kecocokan


antigen antara donor dan resepien. Waktuparuh ginjal cangkok paada
HLA ( Human Leukocyte Antigens ) identik 20-25 tahun, HLA yang
seebagian cocok ( one haplotype match ) 11 tahun dan pada donor
jenazah 7 tahun. Lama hidup ginjal cangkok pada pasien diabetes
mellitus lebih buruk daripada pasien non diabetes.
2. Lama hidup passien ( Patient Survival )
Sumber organ donor sangat mempengaruhi lama hidup pasien
dalam jangka panjang. Lama hidup pasien yang mendapat donor ginjal
hidup lebih baik dibanding donor jenasah, kemungkinan dikarenakan
pada donor jenasah lebih banyak obat imunosupresi.

2.5 Persiapan pembedahan ( pra-operatif dan pasca operatif )


Persiapan pra-operatif untuk calon resepien bertujuan untuk : menilai
kemampuan menjalani operasi besar, menilai kemampuan menerima obat
imunosupresi untuk jangka waktu yang lama, menilai status vaskular anastosmosis,
menilai traktus urinarius bagian bawah, menghilangkan semua sumber infeksi,
menilai dan mempersiapkan unsur psikis.
Persiapan pra-operatif untuk calon donor : menilai kerelaan ( tak ada unsur
paksaan atau jual beli ), menilai kemampuan untuk nefrektomi, menilai akibat jangka

panjang ginjaltunggal, menilai kemungkinaan anastosmosis,menilai kecocokan


golongan darah, HLA dan crossmatch.
Untuk mencegah terjadinya rejeksi kepada pasien yang mengalami
transplantasi ginjal diberikan obat-obat imunosupresi. Ada beberapa macam obat
imunosupresi yangtersedia pada umumnya dikelompokan menjadi :

Obat imunosupresi konvensional : siklosporin-A, kortikosteroid,


azatioprin,antibodi monoklonal OKT-3,antibodi poliklonal ALG ( anti
Lymphocte Globulin ), ATG ( Anti Thympocyte Globulin ).
Obat imunosupresi baru yaitu tacrolimus dan mycophenolate mofetil. Efek
samping tacrolimus hampir sama engan siklosporin, infeksi yang timbul
biasanya CMV ( cytomegali virus ), ATG ( anti thympocyte globulin ), ALG
( anti lympocyte globulin ), MMF( micophinolatemofetil ).

2.6 Proses transplantasi ginjal


Ginjal yang rusak diangkat. Kelenjar adrenal dibiarkan ditempatnya arteri dan
vena renal diikat. Ginjal transplan diletakan difosa iliaka. Arteri renal dari donor
dijahit ke arteri iliaka dan vena renal dijahit kevena iliaka. Ureter ginjal donor dijahit
ke kandung kemih atau vesika urinari. Setelah terhubung, ginjal akan dialiri darah
yang akan dibersihkan. Urine biasanya langsung diproduksi. Tetapi beberapa
keadaan, urine diproduksi bahkan setelah beberapa minggu.Ginjal lama akan
dibiarkan di tempatnya. Tetapi jika ginjal tersebut menyebabkan infeksi atau
menimbulkan penyakit darah tinggi, maka harus diangkat.
2.7 Gizi dan diet pasien transplantasi ginjal
Anjuran asuhan gizi dan Monev pada pasien pradialisis

Sebelum transplantasi (persiapan) waktu 60 menit


Fase akut ( pada 72 jam setelah transplantasi) waktu 45-60 menit
Setelah fase akut (sesuai kebutuhan) waktu 15-30 menit
Fase kronik (1-2 bulan setelah transplantasi) waktu 45-60 menit
Setelah fase kronik (6 bulan atau sesuai kebutuhan) waktu 30-45 menit

Anjuran diet pada pasien transplantasi


Energi : Individual sesuai dengan kebutuhan
30-35 kcal/kg BB
Protein : 1.3-1.5 g/kgBB pada bulan pertama,
selanjutnya 0.8-1 g/kgBB/hari
Lemak : <30%
KH : 50-60%
Na : individual (2-4 gr/hari)
K : individual (2-4 gr/hari bila hiperkalemi)
Ca : 800 mg
P : individual sesuai kebutuhan

2.8 KOMUNIKASI PADA KLIEN YANG MENJALANI OPERASI


Operasi atau pembedahan merupakan salah satu prosedur khusus medik yang dapat
atau harus dilakukan sebagai terapi terhadap penyakit atau cidera. Operasi berdasarkan besar
kecilnya, dapat di bedakan menjadi operasi mayor dan minor. Sedangkan tingkat
kedaruratannya dapat di bedakan menjadi operasi terencana(elektif),operasi urgen, dan operas
emergensi (cito). Berdasarkan manfaatnya dapat di bedakan menjadi : diagnosis, misalnya
biopsy, laporoskopi,bronkoskopi,ablatif (mengangkat sebagian tubuh), misalnya,
apendektomi, tiroidektomi, amputasi, reseksi kolon, rekontruktif, misalnya bedah plastic,
fiksasi interna pada fraktur, paliatif, contohnya kolostomi, transplantasi contohnya
transplantasi ginjal, hati. Kornea, sendi, konstruktif sontonya operasi celah bibir.
Terakhir berdasarkan setting operasi, situasi operasi dapat dibedakan menjadi 3
bagian yaitu : Pra operasi, operasi, dan pasca operasi. Ketiga bagian ini memiliki karakteristik
dan tujuan perawatan klien yang berbeda sehingga kegiatan yang dilakukan oleh klien dan
atau komunikasi yang diperluka pada fase ini berbeda satu sama lain. Situasi pra operasi
merupakan situasi yang terjadi pada masa sebelum operasi. Selama kurun waktu ini klien
dipersiapkan untuk menjalanioperasi yang akan dilaksanakan. Masa ini merupakan masa
penting untuk menyiapkan kondisi klien dan menurunkan resiko operasi Masa operasi (inytra
operasi) dimulai saat klien masuk dalam ruiang operasi sampai klien dipindah ke ruang
pemulihan. Pada situasi ini perawat tidak berperan dominan,tetapi bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan klien.masa pascaoperasi adalah situasi setelah klien kembali dari ruang
operasi kemudian di tempatkan dirung pemulihan /atau di kembalikan ke ruang perawat. Pada
tahap ini perawat berperan membantu klien memenuhi kebutuhan harian sekaligus
melanjutkan perawatan operasi(bila ada).
Situasi operasi merupakan situasi yang di warnawi suasana stress,baik bagui klien
maupun keluarganya, sehingga perawat dan tenaga kesehatan lain perlu member perhatian
pada upaya mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan resiko operasi yang dapat timbul
karena klien tidak kooperatif.
Operasi ,sebagai salah satu bentuk tindakan infasif hanya dapat di lakukan oleh tenaga
propesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya. Oleh
karena itu, komunikasi selama masa operasi (perioperatif) sangat di perlukan. Komunikasi
yang kurang antara petugas kesehatan dan klien dapat mengakibatkan kesalah pahaman,
7

pemahaman yang rendah tentang operasi, peningkatan kecemasan dan ketakutan,dan


partisipasi klien dan keluarga yang rendah pada situasi operasi.
Peran Perawat Selama Operasi
Masa praoperasi selama masa operasi, perawat berperan dalam mencapai tujuan
keperawatan ,yaitu:
a. Klien secara fisik siap di operasi
b. Klien secara psikologis siap menjalani operasi
c. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengambil posisi miring , batuk,nafas dalam ,
dan menjaga luka operasi
d. Klien mengatakan bahwa ia memahami tehnik mengontrol nyeri pasca operasi
e. Klien menjelaskan hal-hal yamg akan terjadi selama masa intra dan pasca operasi
f. Klien akan mempertahankan pemunahan nutrisi dan cairan
Berikut adalah tugas perawat untuk memenuhi berbagai kebutuhan diatas pada masa
praoperasi
Menegakkan data dasar dan membuat rencana keperawatan
Mengidentifikai kebutuhan klien dan keluarga tentang pengajaran
Mengidentifikasi factor resiko pada aspek fisik dan psikososial
Mengambil tindakan untuk memaksimalkan keamanan dan kenyamanan fisik
dan emosional.
Masa Operasi
Walaupun pada masa operatif peran perwat tidak dominan, tetapi perawat berperan :
Memantau respon psikologis pasien
Mengatur posisi klien untuk mencegah cidera atu pertumbuhan pada kulit,
pernafasan dan fungsi neuru muskuler
Mempertahankan teknik aseptik
Perawat dalam masa ini berperan sebagai perawat sirkuler, yang membantu
klien mengatur posisi tubuh, mempersiapkan alat pantau, dan menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan selama masa operasi.
Pada akhir operasi perawat bertugas menghitung jumlah instrument, benang,
dan kassa yang digunakan selama operasi untuk mencegah benda tertinggal
dalam tubuh
Masa Pascaoperasi
Peran perawat dalam masa ini adalah mencegah komplikasi operasi dan
anestasi (Dran & christoph, 1997). Pengkajian dilakukan secara continue dan
berkesinambungan. Pemantauan dilakukan terhadap fungsi pernafasan,
kardiovaskular, persyarafan, status luka dan cairan tubuh. Pemantauan dilakukan
hingga kondisi klien stabil dan selanjutnya dapat dilakukan perawatan harian dan
perawatan pascaoperasi (bila ada)
Komunikasi Pada Masa Operasi
Masa Praoperasi
Selama masa praoperasi perawat dapat melakukan komunikasi melalui
pendekatan berikut
a) Mempertahankan hubungan terapeutik untuk memungkinkan klien untuk
mengungkapkan (verbalisasi), rasa takut, rasa cemas dan kuatir klien tentang
rencana operasi
8

b) Menggunakan sentuhan seperlunya untuk menunjukan empati dan kepedulian


c) Menggunakan kemampuan mendengar aktif untuk mengidentifikasi dan
memvalidasi respon verbal dan non verbal yang mengindikasikan ketakutan dan
kecemasan
d) Mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang umum diajukan klien, seperti
Apakah nanti saya dalam keadaan sadar?, Berapa lama operasi akan
berlangsung?, Dimana keluarga saya berada saat itu?, Apakah setelah operasi
saya akn merasa nyeri?, Perlukah saya mendapat tranfusi darah?, Berapa luas
luka operasi nantinya?, Apakah saya boleh bekerja dan sebagainya ?.
Hal yang perlu di perhatikan dalam member dukungan adalah menghindari
kegunaan ungkapan yang member keterangan palsu seperti:tidak apa-apa, semua akan
baik-baik saja, dan sejenisnya karena hal ini merupakan bentuk pengikaran terhadap
kebutuhan emosional, memutus komunikasi terapeutik, dan mungkin saja ungkapan
tersebut tidak benar.
Bentuk komunikasi yang juga penting adalah penyuluhan karena klien dan
keluarganya perlu mengatahui situasi opersi nantinya, hal yang di rasakan klien,
tehnik mengurangi nyeri, dan tindakan fisik yang di perluka untuk menjegah
komplikasi dan mempercepat persembuhan.
Bentuk penyuluhan yang perlu di komunikasikan pada klien yang mendapat
klien tentang praoperasi antara lain
a. Aktivitas fisik
Nafas dalam
Batuk
Alih baring
Latihan ekstremitas
b. Managemen nyeri
Penggunaan obat obatan
Pengaturan waktu penggunaan obat
Pengaturan posisi
c. Persiapan fisik
Puasa
Penggunaan obat tidur
Pengisian check list
Pra operasi
d. Kunjungan anetesiolog
e. Pengunjung dan ruang tunggu
Gambaran tentrang posisi keluarga dan tindakan yang dapat mereka
lakukan
Masa Operasi
Pada masa operasi perawat berkomunikasi dengan klien sebagai upaya
melakukan pengecekan terhadap[ persiapan klien baik secara personal, juga terhadap
alat dan obat yang diperlukan (bila ada pada klien). Komunikasi juga dilakukan
dengan member dukungan pada klien dan mengurangi kecemasan yang mungkin
timbul selama masa operasi.
9

Pada masa ini komunikasi mungkin kurang intens, terutama bila klien
mendapat anestesi umum yang menurunkan kemampuan motorik dan sensorik klien.
Masa Pascaoperasi
Komunikasi pada masa ini dapat dilkukan segera setelah klien berada diruang
pulih sadar. Komunikasi verbal mulai dilkukan oleh perawat waalupun klien belum
sadar sepenuhnya. Teknik komunikasi non verbal, seperti menggunakan sentuhan,
penting artinya untuk meningkatkan kepercayaan diri klien. Komunikasi yang
dilakukan dapat berupa pemberian umpan balik positif dan pengajaran :
a. Keluhan dan respon fisiologi tubuh
b. Luka operasi dan penggantian balutan
c. Sensasi
d. Penggunaan obat obatan
e. Latihan gerak dan aktivitas fisik lain
f. Staf ruang pemulihan
g. Pemantauan oleh perawat
h. Penggunaan cairan intra vena dll.
2.8 Keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal
Pada transplantasi ginjal ada keuntungan dan kerugiannya terutama bagi resepien.
Adapun keuntungannya yaitu :

Ginjal baru akan bekerja sama halnya seperti ginjal normal.


Resepien akan merasa lebih sehat dan normal kembali.
Penderita tidak perlu melakukan dialisis.
Penderita mempunyai harapan hidup lebih besar.
Adapun kekurangan transplantasi ginjal yaitu :

Butuh proses pembedahan besar


Proses untuk mendapatkan ginjal lebih lama atau sulit.
Tubuh bisa menolak ginjal yang didonorkan.
Penderita harus rutin minum obat imunosupresan yang mempunyai banyak efek
samping.

10

Anda mungkin juga menyukai